30.01.2017 Views

Bisnis Surabaya edisi 297

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

8 <strong>Bisnis</strong> Pantura<br />

EDISI <strong>297</strong>/TAHUN 06, 30 JANUARI - 5 FEBRUARI 2017<br />

Dinas Perpusatakaan Gresik Buat Terobosan Baru<br />

Sediakan Buku Bacaan di Halte<br />

Dinas Perpustakaan dan<br />

Kearsipan Kabupaten<br />

Gresik membuat terobosan<br />

baru. Yaitu menyediakan<br />

fasilitas perpustakaan mini di<br />

beberapa halte (tempat tunggu)<br />

kendaraan.<br />

Bahkan tidak hanya di halte<br />

tapi juga di ruang tunggu lain<br />

yang berhubungan dengan publik.<br />

Seperti di ruang tunggu bezuk tahanan,<br />

rumah sakit.<br />

Menurut Kepala Dinas Perpustakaan<br />

dan Kearsipan Gresik<br />

Siti Jaiyaroh terobosan ini tak lain<br />

untuk meningkatkan minat baca<br />

masyarakat. Sehingga dapat memperoleh<br />

pengetahuan dan ilmu<br />

baru dari buku yang dibacanya.<br />

“Hilang gak apa-apa mas,”<br />

ujar Jaiyaroh usai acara peresmian<br />

perpustakaan mini di halte Jl. Veteran<br />

depan SMA Semen Gresik,<br />

Kamis (26/1). Memang resiko<br />

hilang buku itu dikhawatirkan<br />

banyak kalangan. Mengingat halte<br />

merupakan tempat umum.<br />

Tapi untuk mengantisipasi agar<br />

tidak terjadi kehilangan, ada salah<br />

satu cara yang dilakukan. Yaitu<br />

dengan dipampangkan sebuah tulisan<br />

dekat rak “Habis Dibaca Tata<br />

Saat ini sudah dibangun pabrik pengolah pakan ternak<br />

di pantura Lamongan. Dan belum lagi banyak pihak<br />

yang sudah memberikan garansi bisa menampung berapapun<br />

jagung Lamongan. Kekhawatiran petani sulit<br />

menjual jagungnya ketika produksinya melimpah bisa<br />

ditepis.<br />

Muhammad Cholil Mahfud, peneliti utama pada<br />

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa<br />

Timur menyebut kawasan jagung modern itu mustahil<br />

sukses tanpa adanya perhatian penuh dari Fadeli.<br />

“Pak Bupati Fadeli selama kawasan ini terbentuk,<br />

sudah 18 kali kesini, hanya untuk memastikan semuanya<br />

berjalan lancar, “ kata Cholil yang selama ini menjadi<br />

pendamping di kawasan jagung modern itu, di Banyubang<br />

Solokuro, Selasa (24/1)<br />

Sementara terkait banyaknya pemenuhan kebutuhan<br />

benih Hibrida di kawasan jagung modern 10 ribu hektar,<br />

Kementerian Pertanian menjamin bisa memenuhi berapapun<br />

benih Hibrida yang dibutuhkan Lamongan.<br />

Kembali”.<br />

Paling tidak tulisan ini diharap<br />

mampu menekan raibnya bukubuku<br />

itu. Memang tidak boleh<br />

langsung divonis buku itu hilang.<br />

Barangkali orang tersebut belum<br />

selesai membacanya. Ada batas<br />

toleransi 3 hari untuk dipinjam<br />

dan dihimbau agar dikembalikan.<br />

Bagaimana kalau bukunya hilang<br />

sungguhan ?. Ibu yang sebelumnya<br />

menjabat Kepala Bidang<br />

(Kabid) Peningkatan Mutu di<br />

Dinas Pendidikan ini menjelaskan<br />

ya dianggap shodaqoh.<br />

“Kalau memang benar-benar<br />

hilang ya kita niatkan shodaqoh<br />

mas,” papar Jaiyaroh. Dan tentang<br />

resiko ini sudah dipahami oleh<br />

Bupati Gresik Sambari. Bupati<br />

siap mengganti buku-buku yang<br />

raib.<br />

Di Gresik saat ini telah memiliki<br />

perpustakaan di halte<br />

sebanyak 2 unit. Yaitu di halte<br />

Randuagung dekat pintu masuk<br />

ke Randuagung. Dan kedua di Jl.<br />

Veteran Gresik ini. (sam)<br />

Tak Perlu Kuatir Produksi Jagung Melimpah<br />

Dibangun Pabrik Pakan di Lamongan<br />

Perpustakaan mini di halte Jl. Veteran Gresik<br />

Hal itu disampaikan Direktur Serealia pada Dirjen<br />

Tanaman Pangan Kementerian RI Nandang Sunandar<br />

saat Sarasehan Pertanian di lokasi yang sama. Menurut<br />

dia, ada stok benih untuk alokasi 750 ribu hektar yang<br />

bisa dimanfaatkan Lamongan.<br />

“Kami memberi apresiasi pada Pak Bupati Fadeli<br />

yang sukses dengan kawasan jagung modernnya. Ini<br />

bisa menjadi contoh untuk daerah lainnya, “ ujar Nandang.<br />

Sarasehan itu<br />

juga menghadirkan<br />

Bachtiar MS dari<br />

Direktorat Tanaman<br />

Pangan Kementerian<br />

Pertanian, Bambang<br />

Purwantara dari<br />

Komisi Keamanan<br />

Hayati Produk Rekayasa<br />

Genetika,<br />

Ketua Kontak Tani<br />

Nelayan Andalan<br />

Winarno Tohir, Staf<br />

Ahli Wantimpres<br />

Erna Maria Lakollo,<br />

Rektor Universitas<br />

Jember Muhammad<br />

Hasan, Ketua Asosiasi<br />

Petani Jagung<br />

Indonesia Sholahuddin<br />

dan perwakilan<br />

Gabungan Perusahaan Makanan Ternak Komisariat<br />

Jawa Timur Heri Setiawan.<br />

Dalam sarasehan yang dimoderatori mantan Atase<br />

Pertanian RI di Amerika Serikat Achmad Rahman itulah,<br />

Heri Setiawan menjanjikan GPMT Jawa Timur sanggup<br />

membeli berapapun jagung dari Lamongan.<br />

Dia menyebut kebutuhan jagung untuk pembuatan<br />

pakan ternak mencapai 3 juta ton pertahun, atau setara<br />

500 ribu ton setiap bulannya. “Kami lebih senang menggunakan<br />

jagung lokal, karena menghasilkan pakan yang<br />

lebih bermutu, “ katanya. (sam)<br />

Desa Wedi Dijadikan Ikon Salak<br />

Destinasi Baru di Bojonegoro<br />

Gunungan berisi 10<br />

ribu buah salak menandai<br />

digelarnya Festival salak di<br />

Desa Wedi Kecamatan Kapas,<br />

Bojonegoro. Pemerintah<br />

Kabupaten (Pemkab)<br />

Bojonegoro mengagendakan<br />

Desa Wedi, jadi pusat<br />

agroindustri khususnya<br />

buah salak di kabupaten ini.<br />

Total sebanyak 45 ribu<br />

buah salak dibagi-bagikan<br />

gratis para pengunjung<br />

yang memadati Desa Wedi.<br />

Rinciannya, ada 35 ribu<br />

buah salak dibagi-bagi di<br />

pinggir jalan dan sisanya 10<br />

ribu buah salak dibuat gunungan.<br />

Warga menikmati<br />

makan gratis buah salak sepanjang festival berlangsung selama<br />

setengah hari.<br />

Dijadwalkan festival ini akan digelar pada puncak musim panen,<br />

yaitu antara bulan Januari dan Februari. Sedangkan tahun depan,<br />

Festival Salak kedua, akan digelar lebih meriah dan jadi agenda wisata<br />

tahunan.<br />

Nantinya, tidak hanya desa Wedi, tetapi juga daerah sekitarnya.<br />

Seperti Desa Kalianyar, Desa Tapelan dan Tanjungharjo, Kecamatan<br />

Kapas, Bojonegoro. “Ini akan jadi agenda tahunan,” ujar Amir Syahid<br />

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bojonegoro di lokasi festival,<br />

Kamis (26/1).<br />

Di acara ini, nampak sejumlah pejabat dari Dinas Kebudayaan<br />

dari Pariwisata, juga Ketua DPRD Bojonegoro, Mitroatin. Para pejabat<br />

dan masyarakat melebur ikut pesta salak. Tak hanya salak saja yang<br />

dibagikan gratis ke masyarakat. Tetapi ada juga asinan salak, kolak<br />

salak juga dodol salak.”Kita olah sedemikian rupa makanan dari<br />

salak,” ujar Sardan, warga Desa Wedi.<br />

Sesuai sejarah, desa ini terkenal dengan kebun salak yang telah<br />

dikembangkan sekitar 60 tahun silam oleh KH Basyir Mjtaba. Salak<br />

Wedi, dikenal berbeda dengan jenis lainnya. Rasanya manis dan<br />

asam dan juga masir. (sum)<br />

Bojonegoro Kembangkan<br />

Sapi Brahman Bantuan Australia<br />

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro kini tengah mengembangkan<br />

sapi jenis Brahman Cross bantuan Pemerintah Australia. Selain<br />

tahan penyakit, sapi Australia dikenal cocok dengan iklim Indonesia.<br />

Bantuan 103 ekor sapi, datang sejak 24 Januari 2017 lalu. Rinciannya<br />

sebanyak 100 ekor berjenis betina dan 3 diantaranya pejantan. Sapi tersebut<br />

kini sudah berada di Sekolah Peternakan Rakyat, Dusun Ngantru, Desa<br />

Tambakromo Kecamatan Kasiman, Bojonegoro.<br />

“Sudah di lokasi,” ujar Dara, Konsultan Indonesia Australia Commercial<br />

Cattle Breeding Program, pekan lalu.<br />

Menurutnya, sapi yang dikirim itu berjenis Brahman Cross. Sapi unggulan<br />

ini, mampu beradaptasi<br />

dengan iklim tropis<br />

di Indonesia. Sebab, memiliki<br />

ketahanan penyakit<br />

yang relatif bagus dan<br />

kuat.<br />

Kondisi seperti itu,<br />

diharapkan dapat berkembang<br />

biak dan mampu<br />

melahirkan bibit sapi<br />

Brahman Cross di Bojonegoro.<br />

Apalagi, sapi<br />

ini termasuk punya ketahanan<br />

fisik bagus, tidak<br />

mudah sakit dan relatif<br />

cepat adaptasi terhadap iklim tropis.<br />

Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Bojonegoro Ardiono mengatakan,<br />

sebelum masuk ke Indonesia sapi bantuan dari Australia ini sudah<br />

diperiksa terlebih dahulu. Yaitu, sapi dikirim dari Pelabuhan Australia Barat<br />

dan masuk ke Indonesia melalui Pelabuhan Tanjung Perak <strong>Surabaya</strong>. Selanjutnya,<br />

sapi diwajibkan masuk karantina hewan Tanjung Perak selama<br />

kurang lebih dua pekan. “Prosesnya ketat,” ujarnya.<br />

Selain itu, pemeriksaan juga melibatkan tenaga ahli dari Laboratorium<br />

Balai Besar Veteriner, Wates Yogyakarta, juga dari Balai Besar Peternakan<br />

Songgoriti, Batu, Malang . Sapi impor ini juga diawasi ahli dari Institut Pertanian<br />

Bogor.<br />

Ardiono mengatakan, jika pertumbuhannya normal sapi jenis Brahman<br />

ini, mampu mencapai bobot hingga 800 kilogram. Dengan potensi indukan<br />

seperti itu, diharapkan bisa melahirkan benih berkwalitas. Bantuan sapi<br />

ini diberikan kepada warga dan peternak pemula yang masih belajar soal<br />

peternakan.”Kita optimalkan di Bojonegoro,” pungkasnya. (sum)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!