11.03.2017 Views

communiphoria

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Sultan Hasanuddin<br />

Siapa yang tak kenal dengan<br />

tokoh yang satu ini? Beliau<br />

sangatlah terkenal dan merupakan<br />

tokoh yang sangat penting<br />

dalam perjuangan Makassar yang<br />

dulunya Kerajaan Gowa melawan<br />

Belanda.<br />

Sultan Hasanuddin lahir di<br />

Makassar, Sulawesi Selatan pada<br />

12 Januari 1631. Beliau merupakan<br />

putera kedua dari Sultan Malikussaid,<br />

Raja Gowa ke-15. Nama<br />

asli Sultan Hasanuddin adalah I<br />

Mallombasi Muhammad Bakir<br />

Daeng Mattawang Karaeng Bonto<br />

Mangepe. Setelah memeluk<br />

agama Islam, ia mendapat tambahan<br />

gelar Sultan Hasanuddin<br />

Tumenanga Ri Balla Pangkana,<br />

hanya saja beliau lebih dikenal<br />

dengan Sultan Hasanuddin saja.<br />

Pada usia 24 tahun, ia menjadi<br />

Raja Gowa yang ke 16.<br />

Sultan Hasanuddin diberikan<br />

julukan “ayam jantan dari<br />

timur/de Haav van de Oesten”<br />

karena keberaniannya melawan<br />

Belanda yang saat itu berusaha<br />

menguasai perdagangan rempah-rempah<br />

di wilayah Gowa.<br />

Kerajaan Gowa terletak di bagian<br />

timur Indonesia dan menguasai<br />

jalur perdagangan , oleh karena<br />

itulah Belanda menarget perdagangan<br />

rempah-rempah di Kerajaan<br />

Gowa.<br />

Sultan Hasanuddin yang<br />

tidak ingin perdagangan dikuasai<br />

Belanda pun mulai mengumpulkan<br />

kekuatan-kekuatan kecil<br />

di daerah Indonesia Timur untuk<br />

melawan Belanda. Belanda yang<br />

kesal karena tidak bisa menundukkan<br />

Kerajaan Gowa pun berseteru<br />

dengan Sultan Hasanuddin.<br />

Pada tahun 1660 , pecahlah<br />

perang antara Kerajaan Gowa<br />

yang dipimpin Sultan Hasanuddin<br />

dengan Belanda.<br />

Kala itu, Kerajaan Bone<br />

yang telah ditaklukkan oleh Kerajaan<br />

Gowa turut membantu Belansa<br />

untuk membalas Kerajaan<br />

Gowa. Walaupun demikian, Sultan<br />

Hasanuddin tetap melawan<br />

Belanda dengan berani. Perang<br />

tersebut kemudian berakhir dengan<br />

perdamaian.<br />

Tetapi, perdamaian tersebut tak<br />

berlangsung lama karena walaupun<br />

disebut perdamaian, Belanda<br />

tetap saja merugikan Kerajaan<br />

Gowa. Sultan Hasanuddin yang<br />

merasa dirugikan pun kembali<br />

menyerang Belanda dan merampok<br />

2 kapal Belanda yang bernama<br />

Leeuwin dan de Walvis. Hal<br />

ini tentu saja kembali menyulut<br />

kemarahan Belanda.<br />

Maka untuk kedua kalinya,<br />

perang terjadi. Tetapi, kali ini Belanda<br />

mengumpulkan kekuatan<br />

lebih banyak sehingga Sultan<br />

Hasanuddin kesulitan menghadapinya.<br />

Pada akhirnya, Sultan<br />

Hasanuddin terdesak sehingga<br />

terpaksa untuk menandatangani<br />

perjanjiian perdamaian Bungaya<br />

di Bungaya pada 18 November<br />

1667..<br />

28

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!