11.12.2012 Views

Berbagi Kisah & Harapan - Perpustakaan Online - Kementerian ...

Berbagi Kisah & Harapan - Perpustakaan Online - Kementerian ...

Berbagi Kisah & Harapan - Perpustakaan Online - Kementerian ...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

jadi�masalah,�kita�bersama�sama�menghadapi�pasti�akan�terasa�ringan,”�kata�<br />

istri�coba�menenangkanku.��<br />

Hikmah� lain� berkarya� di� kantor� pajak� modern� saat� itu� adalah� istriku�<br />

memutuskan�berjualan�baju�muslimah.��<br />

“Ayah,� saya� sudah� beli� tiket� buat� nanti� ayah� berangkat,� karena�<br />

kemarin� ada� seorang� ibu� yang� memborong� dagangan� yang� nilainya� bisa�<br />

untuk�beli�tiket�pesawat,”�kata�istriku�saat�aku�akan�berangkat�ke�Gorontalo.�<br />

Kupeluk�dan�kuciumi�seluruh�wajah�istriku.�“Terima�kasih�cinta,�Bunda�baik�<br />

sekali� sama� ayah,� Bunda� sudah� bersusah� payah� mendidik� anak�anak,�<br />

sekarang� bersusah� payah� membelikan� tiket� dengan� uang� keringat� Bunda�<br />

sendiri,�tidak�ada�kewajiban�membantu�cari�nafkah�buat�suami!”�<br />

�������� Aku� terpaksa� sendiri� tanpa� didampingi� istri� dan� anak�anak,� karena� di�<br />

tempat� tugas� yang� baru� tidak� ada� sekolah� dan� tempat� terapi� untuk� anak�<br />

sulungku� yang� berkebutuhan� khusus.� Karena� itulah� untuk� sementara� kami�<br />

berpisah,� dan� hanya� sebulan� sekali� kami� bisa� berkumpul.� Sungguh� berat�<br />

keputusan�ini�kami�ambil,�tapi�semua�ini�semata�mata�demi�pengobatan�dan�<br />

kebaikan� si� sulung.� Sebuah� keluarga� sebaiknya� memang� harus� berkumpul�<br />

bersama� untuk� saling� asih,� asah� dan� asuh� agar� anak�anak� bisa� mempunyai�<br />

figure� seorang� bapak� dan� seorang� ibu,� tapi� kadang� kondisi� keadaan� yang�<br />

memaksa�untuk�tidak�selalu�demikian.��<br />

Hari� itu,� setelah� berangkat� dari� Cengkareng� pukul� 06.00� WIB� ,�<br />

pesawat� mendarat� di� Bandara� Djalaluddin� sekitar� pukul� 10.30� WIT.�<br />

Perjalanan� melintasi� sungai,� gunung,� laut,� pulau� bahkan� melintasi� waktu.�<br />

Dari�Bandara�Djalaluddin�ke�tempat�tinggalku�di�rantau�yang�berupa�sebuah�<br />

kamar� kost� sederhana,� aku� naik� taxi� bandara� yang� � berupa� mobil� Avanza�<br />

berplat�nomor�warna�hitam.��<br />

�� Kembali�kumenatap�langit�langit�yang�penuh�gambar�perjalanan�hidup�<br />

diriku,�kini�terasa�semakin�tampak�jelas�wajah�istriku�dan�wajah�anak�anakku.�<br />

Malam� ini� malam� Minggu,� malam� yang� biasanya� merupakan� saat� yang�<br />

membahagiakan�bagi�kami�untuk�bercengkrama�dan�berbagi�kasih,�tapi�kali�<br />

ini�aku�hanya�tersendiri�dalam�sepi�di�kamar�kost.�Kuambil�telepon�genggam�<br />

untuk�menelpon�istriku�tapi�rasa�ragu�timbul�karena�sekarang�sudah�pukul�<br />

02.00� WITA� yang� berarti� pukul� 01.00� WIB.� Aku� takut� mengganggu� tidur�<br />

istriku.�Rasa�rindu�mendalam�mendorongku�untuk�tetap�menelpon�istriku.��<br />

”Maaf�cinta,�aku�menelepon�di�malam�selarut�ini,�aku�tidak�bisa�tidur�<br />

karena�kangeeen�sekali.”��<br />

“Tidak�apa�apa�sayang,�aku�dan�anak�anak�juga�kangen”,�sahut�istriku.��<br />

Direktorat Jenderal Pajak - <strong>Berbagi</strong> <strong>Kisah</strong> & <strong>Harapan</strong><br />

71�

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!