You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
2 SAMBUNGAN<br />
KAMIS 4 MEI 2017<br />
..............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................<br />
Surya Ngamuk, Saragih Kritis Dibacok<br />
HAMPARAN PERAK-M24<br />
Panit Polsekta Hamparan Perak, Iptu B Pohan SH menerangkan,<br />
penangkapan tersangka berdasarkan laporan polisi<br />
(LP) nomor: LP/35/IV/2017/Perak tanggal 30 April 2017 dengan<br />
pelapor Kusmiati (istri korban).<br />
Dalam laporan disebut, melalui keponakannya, korban Saragih<br />
warga Dusun XII Desa Kelambir V Kebun, Kec Hamparan<br />
Perak menggadaikan satu unit kreta Honda Scopy kepada<br />
Surya warga Dusun IX Blok M, Desa Kelambir V Kebun, Kec<br />
Hamparan Perak sebesar Rp1,8 juta, Desember 2016 lalu.<br />
Korban berjanji akan mengembalikan uang tersangka di bulan<br />
berikutnya sebesar Rp2 juta. Namun, 2 minggu kemudian,<br />
tersangka yang memerlukan uang menggadaikan kreta korban<br />
ke Desa Kota Datar sebesar Rp2 juta.<br />
"Sebulan kemudian, korban menemui tersangka dengan<br />
Para Korban Kebakaran<br />
LABUHAN-M24<br />
Isak tangis keluarga mengiringi pemakaman jenazah<br />
Raisa boru Manihuruk (2) di TPU Jln Martubung, Kec Medan<br />
Labuhan, Rabu (3/5) sekitar pukul 16.00 WIB. Balita<br />
perempuan itu tewas terpanggang menyusul kebakaran<br />
yang meluluhlantakkan kediaman orangtuanya, Selasa (2/5)<br />
malam.<br />
Sementara itu, kondisi Friska Purba (30), istri Ropen<br />
Disman Manihuruk (42), berangsur membaik. Begitupun<br />
wanita yang sedang hamul 7 bulan itu masih syok dengan<br />
nasib putrinya Raisa yang tewas terpanggang.<br />
Sebelum proses pemakaman berlangsung, keluarga,<br />
kerabat dan warga sekitar berdatangan untuk melayat. Tak<br />
sedikit pelayat larut dengan kesedihan menyaksikan<br />
jenazah Raisa.<br />
"Ya Tuhan, anakku... Tempatkanlah ia disisiMu, karena dia<br />
anak yang tak berdosa," lirih Friska sembari meneteskan air<br />
mata. Beberapa kerabat coba menyabarkan Friska.<br />
Kebakaran yang menghanguskan kediaman Ropen<br />
Manihuruk tak cuma menewaskan Raisa. Sedikitnya 4 unit<br />
rumah yang bersebelahan dengan rumah Ropen turut<br />
hangus dilalap jago merah. Peristiwa kebakaran itu sebdiri<br />
terjadi di Jln Mangngaan, Link 17, Kel Mabar, Kec Medan<br />
Deli.<br />
Selain Ropen Manihuruk, korban lainnya adalah<br />
Sugiran(73),Parti (40), Suriani(30) dan dua anak kos Erman<br />
(33) serta Bowo (27), kini terancam tak memiliki tempat<br />
berlindung. Bahkan seluruh harta benda mereka ludes tak<br />
tersisa. "Habis semuanya bang, uang aku Rp1 juta, HP<br />
android 3, serta BPKB juga turut terbakar. Kami sangat<br />
bermohon kepada pemerintah setempat agar sudi memberi<br />
bantuan kepada kami. Kami butuh pakaian dan tempat<br />
tinggal," ucap Bowo perantau asal Banda Aceh, kepada<br />
M24. Amatan M24, hingga kini para korban kebakaran<br />
memang belum mendapat bantuan, baik dari pihak<br />
kelurahan maupun kecamatan setempat.<br />
Sugiran, salah satu korban, kini hanya bisa menumpang<br />
di rumah saudaranya, tak jauh dri rumahnya yang terbakar.<br />
"Saya numpang di rumah adik saya. Cemanalah, barangbarang<br />
kami gak ada yang tersisa, semuanya ludes," keluh<br />
Sugiran. Kepling 17, Kel Mabar, Ponirin (66) yang ditemui<br />
M24, menyarakankan kepada para korban, membuat surat<br />
keterangan bencana agar segera mendapat bantuan dari<br />
BPBD. Terpisah, Kanit Reskrim Polsek Medan Labuhan, AKP<br />
Ponijo ketika dikonfirmasi mengatakan, masih melakukan<br />
pemeriksaan terkait kebakaran. (sigit/faqih)<br />
Bisnis Berdarah<br />
Lalu, kemana barang panas itu biasa mereka serahkan<br />
agar mendapat sejumlah uang untuk digunakan membeli<br />
sabu, jenis narkoba yang sedang naik daun, ataupun<br />
menikmati kesenangan lainnya?<br />
Dari salah seorang pelaku begal yang tertangkap di<br />
kawasan Medan Utara, sebut saja Joni, ada dua cara yang<br />
kerap mereka lakukan terhadap hasil rampasan. Ada yang<br />
menjual utuh kepada penadah, cara yang mudah meskipun<br />
hasilnya terkadang tidak memuaskan.<br />
Cara kedua, kreta hasil rampasan mereka cincang jadi<br />
potongan- potongan onderdil. Kalau sudah mengetahui<br />
kiatnya, hanya butuh 5 menit untuk melepas bagian demi<br />
bagian kreta. Selanjutnya dijual ke warung onderdil bekas<br />
yang menjamur di Kota Medan. Hasilnya diakui lebih bila<br />
dibanding menjual utuh ke penadah. Dari penjualan bagian<br />
onderdil satu unit kreta bebek yang dirampas, mereka bisa<br />
menghasilkan uang sebesar Rp4 juta-Rp5 juta. Sementara<br />
bila menjual utuh, penadah hanya bersedia membayar<br />
Rp1,5 juta ke Rp2 juta untuk kreta bebek. Warung onderdil<br />
bekas mana yang menjadi paforit para pelaku begal ini?<br />
“Kalau dulu kami buangnya ke Jln Tirtura. Tapi sekarang kan<br />
sudah banyak. Ke Marelan juga banyak yang jual,” pungkas<br />
Joni.<br />
Penasaran, penulis pun mencari tahu kebenaran dari<br />
pengakuan Joni ke kawasan Jln Tritura, Kel Suka Maju,<br />
Medan. Para pedagang yang disinggahi langsung menyapa<br />
dengan bersahabat. Setelah melihat-lihat sekilas, wawancara<br />
tersembunyi pun dilakukan. “Terima motor cincang,<br />
Bang?” tanya penulis. “Motor apa? Ada STNK-nya nggak?<br />
Kalau tak ada, kami nggak berani. Ada penjual yang pernah<br />
dijebak polisi,” bebernya.Melihat tatapan curiga si pedagang,<br />
penggalian informasi pun beralih sasaran.<br />
Tak jauh dari traffic light simpang Jln STM, tampak pria<br />
setengah tua tengah menyusun barang dagangannya.<br />
Dengan alasan ingin membuka kios, penulis berhasil<br />
menggali beberapa informasi penting.<br />
Menurut pria asal Tapanuli itu, para pedagang onderdil<br />
bekas mendapat ‘barang’ dari kawasan Marelan meskipun<br />
ada juga yang dibeli secara eceran dari orang perorang.<br />
Seperti kreditur yang bermasalah. Daripada mengembalikan<br />
ke leasing, mereka lebih memilih mencincang kretanya dan<br />
dijual ke warung onderdil bekas ini.<br />
“Satu barang bisa untung dua kali lipat. Apalagi kalau<br />
kondisinya masih tergolong sangat bagus. Bisa-bisa lebih,”<br />
jelasnya.<br />
Tak heran bisnis ini menjamur. Selain di Marelan, warung<br />
onderdil kokang ini bisa ditemui di daerah Pasar III<br />
Tembung. Ada juga sejumlah kios dadakan di daerah Jln<br />
Menteng (di bawah jalan layang) dan areal Ringroad di<br />
Pondok Kelapa. Belakangan muncul pula penjaja barang<br />
serupa di Jln Gaperta dengan memanfaatkan becak motor.<br />
Nah tinggal menunggu ketegasan pihak kepolisian<br />
memutus salah satu benang merah dari kejahatan begal ini.<br />
Meskipun semua itu tak lepas dari peran pemerintah, dalam<br />
hal ini Pemerintah Kota Medan melalui Dinas Pertamanannya.<br />
Pasalnya dari penelusuran<br />
penulis, untuk edisi berikutnya,<br />
kejahatan begal terjadi di lokasi<br />
dengan penerangan yang<br />
kurang. (bersambung)<br />
NONTON TV<br />
USAI nonton acara tinju antara Manny Pacquiao dan<br />
Floyd Mayweather Jr di MGM Casino Las Vegas, Wak Lokot<br />
yang bukan petinju dan bukan pula pengamat tinju sangat<br />
kecewa dengan keputusan juri pada hasil pertandingan<br />
tersebut. “Benar-benar negeri uang, mulai dari tiket, tempat<br />
juri dan hasil pertandingan pun dapat dibayar.!” gerutunya<br />
dalam hati. Dengan kesal ia pidahkan ke chanel lain.<br />
Kebetulan ia duduk di depan TV yang letaknya tidak jauh<br />
dari Mak Bedah. Kemudian, pandangan mata Wak Lokot<br />
tertuju pada siaran TV muda-mudi yang sedang asik<br />
bercengkrama. Wak Lokot: “Hehehe...” (sambil melihat<br />
siaran TV sepasang kekasih yang berjalan)<br />
Mak Bedah : “Heh!!! Kenapa kamu senyum-senyum<br />
sendiri? Lihat apaan sih ?” (Mak Bedah menoleh ke arah TV)<br />
Wak Lokot : “Itu...ceweknya gede banget badannya,<br />
terus si cowoknya kecil…” Mak Bedah: “Terus, kenapa kamu<br />
senyum-senyum mesum begitu ?”<br />
Wak Lokot : “Kalau mereka sedang ML (making love), apa<br />
nggak kesulitan mencari itunya si cewek… ?”<br />
Mak Bedah: “Ngapain juga susah-susah mencarinya,<br />
celupin aja ke dalam bak berisi air terus diputar-putar. Kalau<br />
keluar gelembung udaranya, ya itu dah ketemu lubangnya.<br />
Beres kan !” Wak Lokot : “Wakakaka.... Pantas pejabatpejabat<br />
kita suka diberi gelar dan penghargaan besar,<br />
mungkin pada kepingin dicelupin ke air ya Dah..!?” kata Wak<br />
Lokot dengan polos.<br />
maksud menebus kreta yang digadaikannya.<br />
Karena telah kembali digadaikan di<br />
Kota Datar, tersangka tak bisa mengembalikan<br />
kreta tersebut," ucap Iptu B Pohan<br />
SH.<br />
Korban kembali mendatangi tersangka<br />
di rumah orangtuanya (TKP), Minggu<br />
(30/4) sekitar pukul 18:00 WIB. Tanpa<br />
tanya, korban langsung meninju wajah<br />
tersangka sebanyak 1 kali. Tersangka<br />
yang emosi masuk ke rumah mengambil<br />
sebilah parang dan mengejar korban.<br />
Senjata tajam dengan panjang sekitar<br />
30 cm itu dibacokkan sebanyak lima<br />
kali ke tubuh korban. Kedua tangan korban<br />
dan jari yang mencoba menangkis<br />
ayunan parang terluka parah. Korban<br />
bahkan harus dirawat inap di Klinik Pratama<br />
Rawa Kelambir V Kampung.<br />
"Tersangka dan barang bukti sebilah<br />
parang bergagang besi dengan panjang<br />
kurang lebih 30 cm kita boyong ke komando<br />
untuk proses lidik selanjutnya.<br />
Akibat dari kejadian tersebut korban<br />
mengalami luka bacok pada lengan dan<br />
jari korban. Saat ini tersangka ditahan di<br />
Sel Polsek Hamparan Perak," tambahnya.<br />
Tersangka terancam Pasal 351 KU-<br />
HPidana Pasal 351 (1). Dimana penganiayaan<br />
dihukum dengan hukuman penjara<br />
selama-lamanya dua tahun delapan<br />
bulan atau denda sebanyak-banyaknya<br />
Rp4.500. (sigit)<br />
Legislator: “Kapolda Harus Sterilkan Anggotanya”<br />
MEDAN-M24<br />
Kasus pidana yang menyeret oknum<br />
polisi Polres KPPP Belawan Edward Efendi<br />
Hasibuan alias Edo terhadap aparat<br />
Polsek Medan Kota Bripka Jenli Hendra<br />
Damanik, beberapa waktu lalu, menuai<br />
kritik keras dari Wakil Ketua Komisi A Dewan<br />
Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera<br />
Utara (DPRDSU) H Syamsul Qodri Marpaung<br />
Lc.<br />
Sebab, selain pelaku dan korban samasama<br />
berstatus anggota Polri, peristiwa<br />
itu juga menunjukkan betapa kurang terpujinya<br />
mental aparat selaku pengayom<br />
rakyat.<br />
Kepada M24, Rabu (3/5) siang di gedung<br />
dewan Jln Imam Bonjol Medan,<br />
Syamsul Qodri Marpaung mengatakan,<br />
apa yang terjadi sangat mengagetkan<br />
publik. Apalagi pelaku Edo disebut-sebut<br />
disersi, jarang masuk kantor dan masuk<br />
DPO kasus lain sejak beberapa bulan silam.<br />
“Harusnya oknum polisi begituan<br />
sudah terpantau radar internal/Propam<br />
Poldasu. Kita khawatir selama ini ada kesan<br />
pembiaran atau ditutup-tutupi. Sehingga<br />
dia bebas berkeliaran membawabawa<br />
institusi kepolisian untuk melakukan<br />
kejahatan,” duganya.<br />
Syamsul Qodri pun mensinyalir kejahatan<br />
pembiusan di kamar hotel dengan<br />
memakai umpan perempuan, diikuti pencurian<br />
senjata api dan mobil milik Bripka<br />
Jenli, bisa jadi titik awal pembuka tabir<br />
kejahatan-kejahatan sebelumnya.<br />
Sebaliknya, prilaku korban Bripka Jenli<br />
5 Jadi Tersangka, 1 Positif Narkoba<br />
MEDAN-M24<br />
Proses hukum pascabentrok mahasiswa<br />
dengan polisi di Jln Djamin Ginting<br />
persimpangan Jln dr Mansyur, Selasa (2/<br />
5) kemarin, berlanjut.<br />
“Dalam kasus bentrokan, ada lima orang<br />
ditetapkan sebagai tersangka,” ungkap<br />
Kapolrestabes Medan Kombes Pol<br />
Sandi Nugroho, Rabu (3/5) sore.<br />
Mereka adalah Rizky Halim, Fakultas<br />
Ilmu Budaya USU, Fikri Arif, Fakultas Tekhnik<br />
Sipil Institut Tekhnologi Medan (ITM),<br />
Abdul Aziz Panjaitan, Fakultas Ekonomi<br />
USU, Fadel Muhammad Harahap, Fakultas<br />
Tekhnik Sipil ITM, Juprianto, Fakultas<br />
Ilmu Sosial Politik Universitas Darma<br />
Agung, dan seorang sipil, Erlangga Kurniawan<br />
(23), penduduk Komplek Soewondo<br />
Nomor H - 42 Medan.<br />
Kelima mahasiswa itu, jelasnya, terbukti<br />
sebagai provotakor. Salah seorang<br />
mahasiswa juga positif menggunakan<br />
narkoba. “Polrestabes Medan akan memberikan<br />
rekomendasi kepada masingmasing<br />
rektor untuk diajukan pemecatan.<br />
Satu mahasiswa juga positif narkoba,”<br />
tukasnya.<br />
Penetapan status tersangka itu menuai<br />
protes keras. Massa yang tergabung<br />
dalam Solidaritas Mahasiswa Medan<br />
(Solmed) memblokir pintu masuk Polretabes<br />
Medan di Jln HM Said. Mereka menuntut<br />
kelima mahasiswa yang ditahan segera<br />
dibebaskan. Menanggapi hal itu Kabag<br />
Ops Polrestabes Medan AKBP Doni<br />
Satria Sembiring bersama sejumlah personel<br />
Provost meminta massa tidak terprovokasi.<br />
“Bila terbukti tidak bersalah<br />
kami pulangkan, 1x24 jam kami punya<br />
hak memeriksa, jadi rekan-rekan jangan<br />
terprovokasi,” imbaunya. Massa akhirnya<br />
membubarkan diri setelah puluhan personel<br />
Sabhara mengendarai kreta Trail<br />
datang. Seperti diberitakan, peringatan<br />
Hardiknas diwarnai bentrok mahasiswa<br />
yang tergabung dalam Gema Prodem<br />
dinilai Syamsul Qodri tergolong ganjil.<br />
Karena terlalu mudah dipancing umpan<br />
cewek melalui facebook. “Hingga akhirnya<br />
korban dinyatakan kena bius saat<br />
berduaan di hotel bersama wanita yang<br />
mengajaknya sewa kamar. Masak gampang<br />
kali polisi kita diperdaya? Berarti<br />
selama jadi polisi, mental, moral dan etikanya<br />
kurang terpuji,” heran Syamsul<br />
Qodri. Untuk itu, politisi PKS ini mengimbau<br />
Kapolda Sumut segera mensterilkan<br />
institusinya dari prilaku anggota yang tak<br />
terpuji. “Pak Kapoldasu, tolong sterilkan<br />
dong institusi Poldasu dari polisi-polisi<br />
yang tidak terpuji. Kasihan rakyat kita<br />
yang butuh pelayanan, perlindungan dan<br />
pengayoman,” pungkasnya. (budiman)<br />
(Gerakan Mahasiswa Pro Demokrasi)<br />
dengan petugas kepolisian di Simpang<br />
Kampus Jln dr Mansyur Medan, Selasa<br />
(2/5) malam.<br />
Menjelang malam, petugas dari Polrestabes<br />
Medan berpakaian dinas dan<br />
preman mencoba membubarkan aksi,<br />
dan memadamkan api. Mahasiswa memindahkan<br />
aksinya ke Jln dr Mansyur<br />
Medan tepatnya di depan pintu satu<br />
masuk USU dan kembali membakar ban<br />
bekas sehingga mengganggu aktifitas<br />
masyarakat. Karena imbauan tak dihiraukan,<br />
warga mengejar mahasiswa hingga<br />
ke kampus dan saling lempar batu.<br />
Dilengkapi tameng, petugas bersama<br />
warga melakukan penyisiran ke dalam<br />
kampus sambil melepaskan tembakan gas<br />
air mata. Belasan mahasiswa pun diamankan.<br />
Dari TKP, petugas menemukan<br />
senjata tajam, batu dan beberapa<br />
barang bukti lainnya untuk menyerang<br />
polisi. (ardi)<br />
Avanza Seruduk Pengendara Kreta & Warung Kopi<br />
SUNGGAL-M24<br />
Tanpa sebab yang jelas, sebuah minibus<br />
Toyota Avanza BK 1553 SP menyeruduk<br />
pengendara kreta (sepedamotor)<br />
dan warung kopi di Jln Setia Budi Ujung,<br />
Kec Medan Selayang, Rabu (3/5) sekira<br />
pukul 05.00 WIB.<br />
Akibatnya, pengendara kreta, Silvia<br />
alias Neneng boru Gurning (40) warga<br />
Jln Bunga Mawar, Kel PB Selayang, luka<br />
patah di bagian lengan. Korban juga<br />
mengalami pendarahan di alat vital sehingga<br />
harus di rawat intensif di RSU Santa<br />
Elisabeth Medan.<br />
Disebutkan, awalnya Silvia melintas dari<br />
arah Simpang Selayang menuju simpang<br />
Pemda Jln Setia Budi mengendarai Honda<br />
Supra X 125 BK 5593 GA. Silvia hendak<br />
memutar menuju SPBU Selayang. Tibatiba<br />
dari arah belakang kiri Avanza warna<br />
hitam melaju dengan kecepatan tinggi.<br />
Pria Bersafari Ini Peras Ketua Koptan<br />
BERINGIN-M24<br />
Macam-macam cara orang untuk<br />
mendapatkan uang. Seperti dilakukan<br />
Jamaluddin alias Jamal, warga Matapao,<br />
Kab Serdang Bedagai (Sergai) ini. Jamal<br />
nekat mengaku-ngaku sebagai aparat<br />
penegak hingga menakut-nakuti masyarakat<br />
di Desa Sidodadi Ramunia Kecamatan<br />
Beringin, Rabu (3/5). Ujungnya,<br />
dia pun melakukan pemerasan.<br />
Sial, aksi Jamal tak mulus hingga terpaksa<br />
berurusan dengan polisi. Pria yang<br />
mengaku dari LSM Lembaga Pemantau<br />
Penyelenggara Negara RI (LPPN RI) bahkan<br />
juga mengaku anggota KPK, itu memeras<br />
pengurus Kelompok Tani (Koptan)<br />
dengan modus melakukan audit.<br />
Adalah Sugiantoro (53), warga Jln<br />
Galang Kel Cemara, Kec Lubukpakam,<br />
yang nyaris jadi korban. Awalnya bapak<br />
3 anak yang sudah tiga tahun menjadi<br />
Penyuluh Pertanian di Desa Sidodadi Ramunia<br />
Kecamatan Beringin mendapat<br />
telpon dari Koptan pada Selasa (2/5)<br />
sekira pukul 11.30. Disebutkan, ada dua<br />
oknum datang ke Koptan dengan tujuan<br />
Waduh... Polisi Salah Target<br />
Cabuli Siswi SMP<br />
BINJAI-M24<br />
Ridho Ramadhan Lubis (18) tak menyangka<br />
jika tindakan tak senonohnya<br />
berujung penjara. Pemuda warga Jln<br />
Samanhudi Semi 1, Kel Berngam, Kec Binjai<br />
Kota, ini dijemput petugas Sat Reskrim<br />
Polres Binjai, Rabu (3/5) siang dari kediamannya.<br />
Penangkapan Ridho menyusul laporan<br />
pengaduan orangtua NA (15), jalan T<br />
Imam Bonjol, Kec Binjai Kota, yang tak<br />
terima putri mereka dicabuli pelaku Ridho.<br />
Dua kali Ridho mencabuli korban yang<br />
masih kelas 3 SMP itu. Penangkapan Ridho<br />
dipimpin Kanit Pidum Ipda Tono Listianto<br />
STK.<br />
PANTAI LABU-M24<br />
Warga Dusun III Desa Kelambir, Kec<br />
Pantai Labu mendadak heboh. Sejumlah<br />
anggota yang mengaku dari Ditnarkoba<br />
Poldasu menggeledah rumah Zuhri Hasbullah<br />
(57), Rabu (3/5) sekitar pukul 05:45<br />
WIB. Belakangan, petugas keluar rumah<br />
dan meminta maaf.<br />
Ceritanya, ketika itu Zuhri sedang mandi<br />
karena mau berangkat kerja. Mendadak<br />
listrik di rumahnya mati. Mengira meteran<br />
listrik turun, Zuhri pun keluar. Namun<br />
saat berada di depan pintu, Zuhri terkejut<br />
melihat sejumlah pria berpakaian preman<br />
di depan pintu dan sekitar rumahnya yang<br />
dikelilingi pagar itu.<br />
“Ada 2 mobil dan tiga sepedamotor<br />
berhenti di depan rumah,” sebut wanita<br />
bertubuh gemuk yang mengaku anak<br />
sulung Zuhri.<br />
Ayah empat anak itu pun teringat saat<br />
mobil Toyota Rush yang dikendarai Zuhri<br />
dirampok saat parkir di depan rumah<br />
makan di Desa Bakaran Batu, Kec Lubukpakam,<br />
3 April 2017 lalu. Uang dana BOS<br />
Rp36 juta ikut raib.<br />
Tanpa pikir panjang, Zuhri masuk ke<br />
dalam dan menutup pintu depan rumah<br />
yang terbuat dari besi. Orang yang mengaku<br />
polisi itu berhasil menjebol paksa pintu<br />
depan. Warga lain yang mengetahui hal<br />
itu dilarang mendekat. “Awalnya mereka<br />
tidak didampingi oleh aparat desa. Tapi<br />
tak lama aparat desa datang mendampingi<br />
penggeledahan,” tambahnya.<br />
Istri Zuhri, Farida Hanum (52) yang juga<br />
Kepala Sekolah (Kasek) SDN Desa Rantau<br />
Panjang, Kec Pantai Labu sempat<br />
meminta surat tugas. Namun para pelaku<br />
tidak menunjukkannya dan terus<br />
menggeledah rumah. Mereka menyebut<br />
Fahmi, anak Zuhri dan Farida sebagai<br />
bandara narkoba. Sementara Fahmi<br />
merupakan dosen dan sedang menyelesaikan<br />
S2. Hingga penggeladahan berakhir<br />
pukul 08:00 WIB, para pelaku tak<br />
menemukan apapun di rumah Zuhri. Belakangan<br />
mereka menyadari telah salah<br />
sasaran.<br />
“Mereka melihat foto adikku Fahmi dan<br />
beda fotonya. Mereka memang meminta<br />
mau memperbaiki engsel pintu yang rusak.<br />
Selama penggeledahan kami punya<br />
videonya,” tukasnya.<br />
Akibat penggeledahan, Farida terpaksa<br />
dilarikan ke Rumah Sakit Patar Asih di<br />
Beringin. Ia disebut syok mendengar tudingan<br />
para pelaku. (yanfebri)<br />
Saat diinterogasi, Ridho memgakui<br />
perbuatannya. Aksi cabul pertama kali<br />
dilakukan Ridho pada 3 oktober 2016 di<br />
‘Bamboo Resto’ Jln Samanhudi, Kel Tanah<br />
Merah, Binjai Selatan.<br />
Sedangkan, aksi cabul kedua pada<br />
bulan Februari 2017 di rumah makan ‘Mas<br />
Totok’ Jln Gatot Subroto, Kel Limau Mungkur,<br />
Binjai Barat.<br />
“Berbekal laporan orangtua korban,<br />
kita langsung mengamankan tersangka,”<br />
ucap Tono Listianto.<br />
Kini tersangka diproses di Mapolres Binjai.<br />
Ridho pun terpaksa ‘tengkurep’ alias<br />
tidur di sel tahanan untuk mempertanggungjawabkan<br />
perbuatannya. (sopian)<br />
Mobil langsung menabrak Silvia hingga<br />
korban terlempar ke sisi kanan jalan.<br />
Usai menabrak korban, pengemudi<br />
Avanza bukannya berhenti. Sebaliknya<br />
tancap gas hingga kehilangan kendali.<br />
Avanza kemudian menyeruduk plang dan<br />
tembok SPBU sebelum akhirnya menabrak<br />
sebuah warung kopi milik Barsim<br />
Sembiring (45). Diduga takut dimassa,<br />
sopir dan 2 penumpang Avanza langsung<br />
melarikan diri meninggalkan mobilnya di<br />
lokasi.“Mobil itu sebelumnya menabrak ibuibu<br />
yang sedang melintas dan ingin membeli<br />
minyak. Ibu itu terjatuh minta-minta<br />
tolong. Kami lihat sudah berdarah dan<br />
kami kira dia kritis. Jadi langsung dibawa<br />
ke rumah sakit,” ungkap Situmorang di<br />
lokasi kejadian. Menurut Situmorang, 2<br />
orang yang berada di dalam mobil ketakutan<br />
dan kabur. Sementara dari dalam<br />
mobil, polisi yang datang ke TKP menemukan<br />
banyak mancis. Dari situ dugaan<br />
pun muncul jika penumpang mobil diduga<br />
membawa sabu-sabu.<br />
“Ada 3 orang, 2 cowok dan 1 cewek di<br />
mobil itu. Diduga ada sabu di dalam, karena<br />
banyak mancis ditemukan. Mobilnya<br />
langsung dibawa petugas ke Polsek<br />
Sunggal,” imbuh Situmorang.<br />
Insiden tabrakan tersebut sempat<br />
menjadi tontonan warga dan pengendara<br />
yang melintas. Akibatnya jalanan<br />
pun macet. Setelah polisi mengevakuasi<br />
mobil, barulah lalulinta normal kembali.<br />
Kapolsek Sunggal Kompol Daniel<br />
Marunduri saat dikonfirmasi membenarkan<br />
kejadian tersebut. “Masih kita selidiki<br />
siapa pengemudi mobil. Dari dalam<br />
mobil ditemukan beberapa buah mancis.<br />
Mobilnya sudah kita amankan ke Polsek<br />
Sunggal guna pemeriksaan lebih lanjut,”<br />
tegas Daniel. (tiopan)<br />
melakukan audit.<br />
“Dia (Jamal) mendatangi Ketua Koptan<br />
Banjarnegoro, B Sutiman, dengan<br />
berpakaian safari lengkap dengan embel-embel<br />
pada bajunya. Dia mengaku<br />
anggota tim audit dari pusat dan bertanya<br />
soal bantuan ke Koptan yang dipimpin<br />
Sutiman serta uang kas,” beber Sugiantoro.<br />
Sutiman pun dengan enteng menjawab<br />
jika uang kas ada dan sedang dipinjam<br />
anggota Koptan. Setelah tanya ini<br />
itu dan tetap diladeni, Jamal lalu pun pamitan<br />
pulang, namun sebelumnya ia minta<br />
uang, tapi Sutiman tidak memberi.<br />
Gagal ‘mengolah’ Sutiman, anggota<br />
KPK gadungan itu menjumpai Sogol (57),<br />
Ketua Koptan Sejahtera Dusun Tani B<br />
Desa Sidodadi. Lagi-lagi dengan lagaknya<br />
ia tanya-tanya soal dana bantuan<br />
yang diterima Koptan. “Dia nanyak soal<br />
bantuan jetor, treser dan mesin babat,”<br />
lanjut Sugiantoro.<br />
Walau dicecar pertanyaan, Sogol ternyata<br />
tak gentar. Ia pun menjawab jika<br />
semua bantuan itu masih ada. Karena<br />
pertanyaan yang disodorkannya bisa dijawab<br />
oleh Sogol, maka Jamal mencari<br />
akal. Bahkan ia sempat ‘menggertak’<br />
akan bertanya langsung ke warga, lagilagi<br />
Sogol mempersilahkannya.<br />
Namun saat pamit pulang, Jamal<br />
melancarkan jurus pamungkas. minta<br />
uang kepada Sogol. Entah kenapa, Sogol<br />
malah memberikan uang sebesar<br />
Rp400 ribu sambil mengatakan jika uang<br />
itu bukan dari Koptan tapi dari pribadinya.<br />
Berhasil mengelabui Sogol, ternyata<br />
Jalam belum berhenti beraksi. Hingga<br />
helagatnya itu membuat warga curiga.<br />
Jamal langsung diamankan. “Saat diinterogasi<br />
dia tak bisa menunjukkan KTP ataupun<br />
identitas lainnya. Ya udah langsung<br />
ajalah digiring ke kantor desa diteruskan<br />
ke Polsek Beringin,” bilang Sugiantoro.<br />
Di hadapan polisi, belakangan Jamal<br />
menunjukkan surat tugas yang diteken<br />
oleh Ketua Umum DPN LPPNRI, Ir Eko<br />
Soetikno dan Sekjend Pramudji Winrolo<br />
N tertanggal 20 Mei 2015. Namun wilayah<br />
tugasnya di Pekanbaru, Propinsi Riau<br />
bukan di Sumut. Weleh... (yan febri)<br />
iklan<br />
Listrik Padam, Rumah Dilahap<br />
SIBOLANGIT-M24<br />
Rumah di Dusun II Rumah Gerat,<br />
Desa Batu Mbelin, Kecamatan Sibolangit,<br />
Deliserdang, Rabu (3/5) dilahap<br />
jago merah. Kebakaran terjadi<br />
karena aliran listrik padam di desa<br />
tersebut. Informasi dihimpun, dini<br />
hari itu Rusli Tarigan (50) menyalakan<br />
lilin karena listrik padam di desanya.<br />
Selanjutnya istrinya Bunga<br />
br Ginting memasak air di dapur menggunakan<br />
kayu bakar.<br />
Kemudian pasangan suami istri<br />
(Pasutri) ini beranjak ke ruang tengah<br />
rumah untuk beristirahat, karena<br />
malam telah larut.<br />
Tiba-tiba Aslina br Barus teriak ada<br />
api. Api berasal dari arah dapur rumah<br />
yang ditempati Rusli Tarigan.<br />
Mendengar terikan Aslina yang<br />
“Pulanglah, Nak”<br />
2 Jamaah Umroh Wafat<br />
KUALANAMU-M24<br />
Jamaah umroh Jamilah (61) warga<br />
Titipapan, Medan Deli tak sempat<br />
bertemu dengan keluarganya. Ia<br />
menghembuskan nafas terakhir di<br />
Bandara Kualanamu, Rabu (3/5) sekitar<br />
pukul 13:15 WIB.<br />
Informasi yang dihimpun, Jamilah<br />
merupakan jamaah umroh dari Armina<br />
Travel. Siang itu ia baru tiba dari<br />
Jeddah, Arab Saudi dengan pesawat<br />
Saudi Arabian nomor penerbangan<br />
SV 2054. Ia lalu didorong petugas<br />
dengan kursi roda ke terminal<br />
kedatangan internasional.<br />
Saat mengantri cap paspor di area<br />
imigrasi, petugas yang membawa<br />
Jamilah melihat ada yang mencurigakan.<br />
Petugas pun membawa Jamilah<br />
ke Kantor Kesehatan Pelabuhan<br />
(KKP) Bandara Kualanamu. Oleh tim<br />
juga Kepala Dusun di situ, warga sekitar<br />
dan korban bangun. Warga berupaya<br />
memadamkan api yang mulai<br />
membesar dengan alat seadanya.<br />
Tapi, upaya itu gagal. Rumah korban<br />
rata dengan tanah dilahap jago merah.<br />
Beruntung, tak ada korban jiwa<br />
mau pun luka. Tetapi Rusli Tarigan<br />
kehilangan harta benda dan hanya<br />
menyisakan pakian yang mereka kenakan.<br />
Menurut sejumlah warga, sebelum<br />
terjadi kebakaran di rumah Rusli<br />
Tarigan, di desa mereka terjadi pemadaman<br />
listrik.<br />
Kapolsek Pancurbatu Kompol Frido<br />
Gultom melalui Kanit Reskrim Iptu<br />
Sehat Tarigan saat dikonfirmasi menjelaskan,<br />
masih menyelidiki asal api.<br />
“Dalam peristiwa itu, tak ada korban<br />
jiwa mau pun luka,” ujar Sehat. (ali)<br />
DELITUA-M24<br />
Idamawati beru Tarigan (52) warga<br />
Dusun 2 Desa Silebolebo, Kec<br />
Kutalimbaru mendatangi Polsek Delitua,<br />
Rabu (3/5) sekitar pukul 13:00<br />
WIB. Ia melaporkan putrinya yang<br />
sudah satu malam tak pulang ke kosnya.<br />
Didampingi keluarganya, Idamawati<br />
mengatakan, putrinya Junita<br />
Sara beru Keliat merupakan pelajar<br />
Kelas 2 SMK BM Yapim Sei Glugur diketahui<br />
mengikuti Praktek Kerja Lapangan<br />
(PKL) pada salah satu perkantoran<br />
di kawasan Jln AH Nasution Medan.<br />
Selama itu, sang putri pun indekos<br />
di sekitar tempatnya PKL.<br />
Selasa (2/5) malam, dirinya dihubungi<br />
pemilik kos yang mengatakan<br />
putrinya sudah satu malam tak<br />
pulang. Ia pun langsung mendatangi<br />
kosan tersebut.<br />
“Menurut pemilik kos itu, anak saya<br />
Junita tidak kembali ke tempat kosnya<br />
setelah si Fatma alias Rizal membawa<br />
barang serta kopernya. Dari<br />
keterangan yang saya dapat, Rizal<br />
itu bukan laki-laki, tapi perempuan.<br />
Orang itu dikabarkan dekat dengan<br />
anak saya,” bebernya.<br />
Rizal sendiri diketahui baru seminggu<br />
tinggal di kosan tersebut. Disebut-sebut,<br />
cewek tomboi tinggal di<br />
Sergai. Karena tak punya alamat jelas,<br />
pencarian yang dilakukan sia-sia. Keluarga<br />
berharap petugas dapat menemukan<br />
Junita.<br />
“Nak Junita, pulanglah. Kami sangat<br />
mengkhawatirkanmu. Kasihan<br />
melihat mamak, Nak. Saya gak bisa<br />
makan dan tidur memikirkanmu,” ucap<br />
Idamawati berlinang air mata.<br />
Kapolsek Delitua Kompol Wira<br />
Prayatna mengaku sudah menerima<br />
laporan korban. “Ada, orangtua Junita<br />
mendatangi Polsek Delitua melaporkan<br />
anaknya dibawa seseorang,”<br />
jelasnya. (mehuli)<br />
medis, Jamillah dinyatakan sudah<br />
meninggal. “Saat dibawa ke KKP sempat<br />
dilakukan penanganan medis,<br />
namun tidak tertolong lagi. Dari riwayat<br />
medis korban dan keterangan<br />
beberapa temannya, sebelumnya<br />
korban tidak ada menderita penyakit.<br />
Jadi penyebab meninggal diduga<br />
karena serangan jantung,” kata Kepala<br />
KKP Bandara Kualanamu dr Maruli.<br />
Di hari yang sama, jemaah umroh<br />
wafat memaksa pesawat Garuda Indonesia<br />
mendarat di Bandara Kualanamu.<br />
Ia adalah Sukarmi (44) warga<br />
Desa Gedang Kulut, Kec Cerme, Kab<br />
Gresik, Jawa Timur.<br />
Setelah menurunkan jenazah<br />
Sukarmi, pilot kembali menerbangkan<br />
pesawat ke Jeddah, Arab Saudi. Sementara<br />
jenazah Sukarmi dibawa ke<br />
kampung halamannya. (yanfebri)<br />
Siswa Kelas 3 SMA Curi Cincin<br />
LABUHAN-M24<br />
Dinginnya lantai sel tahanan Polres<br />
Pelabuhan Belawan harus dirasakan<br />
Nanda Tanjung (19). Siswa kelas<br />
3 SMA ini ditangkap karena mencuri<br />
kalung emas seberat 3 gram dan 2<br />
cincin emas seberat 20 gram yang<br />
tak lain adalah milik Ronal Hasudungan<br />
(52), orangtuanya sendiri.<br />
Ceritanya, pencurian terjadi di<br />
kediamannya, Link. 6, Kel Tangkahan,<br />
Kec Medan Labuhan, Selasa (2/<br />
5). Ketika itu Nanda masuk ke kamar<br />
orangtuanya dan mengambil perhiasan<br />
emas di bawah tempat tidur.<br />
Emas curian itu kemudian dijual<br />
Nanda dengan meminta tolong kedua<br />
tetangganya, Rizky dan Admansyah.<br />
Dari penjualan emas itu, Nanda<br />
memperoleh uang Rp10 juta lebih.<br />
Sementara Ronal yang kehilangan<br />
Nggak Kenal<br />
SAAT didapuk menjadi bintang<br />
tamu dalam salah satu tayangan,<br />
Ayu Ting Ting ditunjukan foto Enji,<br />
mantan suaminya. Reaksinya?<br />
“Dia siapa ya? nggak kenal,” jawabnya<br />
langsung, Rabu (3/5/2017).<br />
“Masa sih nggak kenal,” ujar rekan<br />
Ayu yang juga ada dalam program<br />
tersebut.<br />
barang berharganya melaporkan kejadian<br />
itu ke Polres Pelabuhan Belawan.<br />
Dari olah TKP, petugas mencurigai<br />
anak korban. Polisi pun berhasil<br />
mengamankan Nanda bersama<br />
dua temannya, Admansyah dan Rizky.<br />
Untuk mempertanggungjawabkan<br />
perbuatannya, ketiga pelajar<br />
SMA itu langsung diboyong ke Polres<br />
Pelabuhan Belawan. “Ketiga pelajar<br />
ini kita amankan karena telah mencuri<br />
perhiasan emas orangtua dari salah<br />
satu pelaku. Untuk proses selanjutnya,<br />
ketiganya kita tahan,” kata Kanit<br />
Resum Polres Pelabuhan Belawan,<br />
Ipda AR Riza. Riza menambahkan,<br />
pihaknya masih mengembangkan<br />
penadah tempat toko barang bukti<br />
dijual oleh pelaku. “Dalam perkara ini,<br />
pelaku kita jerat Pasal 363 tentang<br />
pencurian,” tambah Riza. (sigit)<br />
“Dia bukannya laki lo, kok nggak<br />
kenal? jangan begitu nggak boleh,”<br />
ujar komedian Bolot.<br />
“Dia mantan bukan laki, ya pokoknya<br />
dia nggak usah lagi deh ganggu<br />
hidup saya,” jelas Ayu Ting Ting.<br />
Beberapa waktu sebelumnya, Ayu<br />
juga sempat tidak mau berkomentar<br />
soal Enji. (dth)<br />
CARA HE-BAT MENGATASI GANGGUAN DIABET &PROSTAT<br />
Msaleh (63 th) merasa sangat beruntung dan<br />
bersyukur setelah lepas dari gangguan penyakit<br />
Prostat yang menderanya. Keberuntungan itu<br />
dimulai setelah seorang kerabat memberinya He-Bat untuk<br />
mengatasi penyakitnya. Sebelumnya warga Desa Taraban,<br />
Paguyangan Brebes ini telah berikhtiyar untuk kesembuhan<br />
berbagai keluhannya yang bukan saja gangguan Prostat,<br />
tapi juga Diabetes dan Asam Urat, namun usahanya itu<br />
belum mendapatkan hasil seperti yang diinginkan.” Setelah<br />
setiap pagi dan sore rutin minum He-Bat kurang lebih dua bulan, alhamdulillah<br />
buang air kecil semakin lancar, gula darah turun dari 300 menjadi 140, serta<br />
nyeri sendi kaki akibat asam urat berlahan mereda”. He-Bat mengandung Fiber<br />
dan Magnesium yang mampu mencegah Diabetes dengan cara menormalisir<br />
kadar gula darah. Chromium pada He-Bat memperlancar metabolisme gula<br />
darah dan mengatur kepekaan sel terhadap insulin. Selain itu dengan indek<br />
Glisemik yang sangat rendah (35) He-Bat mampu menjaga dan merawat<br />
Pankreas yang mengalami kerusakan. Kandungan Linoleic Acid, Ascorbid<br />
Acid dan Thymohydroquinone mencegah radang (inflamasi) pada sendi dan<br />
tulang. He-Bat juga menambah daya tahan tubuh dan meningkatkan vitalitas<br />
seksual secara alami, terlebih setelah gangguan prostat tidak terasa lagi. Hebat<br />
ramuan alami yang terbukti berkhasiat, rasanya nikmat cocok untuk<br />
mereka yang susah makan obat. Tersedia Di Siantar : Apt Shinta Farma Jln<br />
Sutomo, Tebing :Apt Sempurna , Perbaungan :Apt Sejahtra, Pakam :Apt. Oke<br />
Jl. Imam Bonjol. To. Leo Jl. Serdang, Binjai : To. Anugrah Jl. Sudirman Apt.<br />
Restu Jl. Sudirman, Langkat : Apt. Diana Parma Brandan. Apt. Budi Murni Tj.<br />
Pura.Apt.Aisyah Stabat.<br />
He-Bat tersedia di Apotik dan Toko Obat Terkemuka di kota Anda.<br />
Untuk informasi lebih lanjut klik: www.herbalberkhasiat.com info &<br />
konsultasi gratis He-Bat: 0823 1677 7787 – 0878 6744 0119.<br />
Cara He-Bat Mengatasi Asam lambung Kronis,<br />
Ya Minum He-Bat yang Manis<br />
Diproduksi oleh: PD.PUSAKA NUSANTARA - JAWA BARAT INDONESIA<br />
Distributor: PT. JOYO WONGSO ABADI – INDONESIA<br />
DepKes. RI P-IRT No. 5133205010527-20