You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
12345678901234567890123456789012<br />
12345678901234567890123456789012<br />
12345678901234567890123456789012<br />
12345678901234567890123456789012<br />
PENGAMANAN REKA ULANG<br />
200 Polisi Kawal Andi Lala Cs<br />
MEDAN-M24<br />
200 personil gabungan dari Sabhara dan<br />
Brimob Polda Sumut, disiagakan untuk<br />
mengawal jalannya rekonstruksi<br />
pembunuhan satu keluarga yang dilakukan<br />
oleh Andi Lala Cs.<br />
Rekonstruksi akan dilakukan di tempat<br />
kejadian perkara di Jln Kayu Putih, Ling. XI,<br />
Kel. Mabar, Kec. Medan Deli, Kamis (4/5) hari<br />
ini. "Pasti nanti waktu pelaksanaan rekon,<br />
warga banyak yang nonton. Makanya kita<br />
siapkan 200 personel untuk melakukan<br />
pengawalan," ungkap Kasubdit III/Jatanras<br />
Ditreskrimum Poldasu AKBP Faisal Napitupulu,<br />
Rabu (3/5).<br />
Tindakan itu dilakukan sebagai upaya<br />
untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak<br />
diinginkan selama jalannya rekonstruksi.<br />
Tempat Kejadian Perkara (TKP) yang<br />
menjadi lokasi rekonstruksi juga harus<br />
benar-benar steril dari masyarakat.<br />
"Kita mau antisipasi warga mana tahu<br />
terpancing emosinya liat Andi Lala Cs.<br />
Mana tau ada warga yang melemparlempar,"<br />
ujar Faisal.<br />
Sebelumnya, Direktur Reskrimum Polda<br />
Sumut Kombes Pol Nurfallah menyebutkan<br />
rekonstruksi pembunuhan akan dilakoni<br />
langsung oleh para tersangka yaitu Andi<br />
Matalata alias Andi Lala, Roni dan Andi<br />
Sahputra.<br />
"Nanti para pelaku akan kita hadirkan.<br />
Walaupun saat rekonstruksi nanti mereka<br />
belum sembuh karena masih mengalami luka<br />
tembak, maka akan kita pakaikan kursi roda,"<br />
katanya beberapa waktu lalu. (ahmad)<br />
Petugas Dishub saat merazia truk<br />
KISARAN-M24<br />
Truk-truk yang memiliki roda enam ke atas yang masuk ke<br />
inti kota Kisaran, dirazia oleh petugas Dinas Perhubungan<br />
(Dishub) Asahan, Rabu (3/5). Razia ini dilakukan karena truk<br />
dianggap penyebab kemacetan dan perusak jalan.<br />
Razia digelar di seputaran Jln Mahdong Lubis, Kel Mutiara<br />
Kisaran Timur menuju Jln Sei Hasan, Kisaran Barat. Tak<br />
jarang, petugas Dishub melakukan penilangan di tempat<br />
terhadap supir yang nekat melintas di lokasi itu.<br />
Kasi Operasional Dishub Asahan Suwanto menjelaskan,<br />
sejumlah warga mengeluhkan kemacetan di inti kota Kisaran<br />
karena truk-truk itu melintas bahkan berhenti seenaknya.<br />
"Hari ini sudah 12 surat tilang kita keluarkan," tegasnya.<br />
Parman warga Air Joman, salahs seorang supir truk yang<br />
terjaring razia mengaku tidak tahu adanya larangan truk roda<br />
6 ke atas melintas di inti kota.<br />
"Selama ini aman-aman aja, gak ada masalah. Hampir tiap<br />
hari aku lewat dari sini. Paling habis ini aku melapor ke bos<br />
ku," bebernya. (indra)<br />
Road<br />
to Polsek<br />
Pada ajang fashion bergengsi, Met<br />
Gala 2017, Kendall Jenner memancing<br />
perhatian orang dengan gaun yang ia<br />
kenakan. Saat itu Kendall Jenner<br />
memakai gaun hitam transparan,<br />
koleksi haute couture dari La Perla,<br />
seperti diwartakan People.com, Selasa<br />
(2/5).<br />
Tidak saja tembus pandang, gaun<br />
yang dikenakan Kendall memancing<br />
perhatian karena memamerkan<br />
kemolekan tubuh perempuan 21 tahun<br />
tersebut. Gaun tersebut juga dihiasi<br />
dengan kristal dan terbuka di bagian<br />
dada serta punggungnya.<br />
Kendall melengkapi gaun yang serba<br />
terbuka ini dengan mengenakan<br />
celana dalam warna hitam yang<br />
menampakkan sebagian besar<br />
bokongnya.<br />
Kendall yang berdandan serba<br />
hitam semakin menawan karena<br />
membiarkan rambut hitam legamnya<br />
tergerai. Sementara bibirnya yang<br />
dipulas dengan lipstik merah langsung<br />
menarik mata orang untuk tertuju<br />
padanya. (net)<br />
Polres Adakan Pelatihan<br />
Penanganan Laka Lantas<br />
BELAWAN-M24<br />
Untuk mempercepat penanganan korban<br />
kecelakaan (laka) lalu lintas (lantas), Polres<br />
Pelabuhan Belawan menggelar latihan<br />
penanganan laka lantas terpadu, Rabu (3/<br />
5).<br />
Kegiatan ini dilaksanakan di Polres<br />
Pelabuhan Belawan. Latihan ini turut<br />
melibatkan Jasa Raharja, PMI dan RS Prima<br />
Husada Cipta Medan (PHCM).<br />
Kasat Lantas Polres Pelabuhan Belawan<br />
AKP Edwart Simamora mengatakan latihan<br />
ini dimaksudkan penyelarasan dari masingmasing<br />
instansi dalam penanganan korban<br />
laka lantas. Sehingga korban dapat segera<br />
mendapat pertolongan.<br />
"Kami berharap, penanganan korban laka<br />
lantas dapat dilakukan dengan lebih cepat.<br />
Sehingga mampu meningkatkan<br />
kemungkinan tertolong nyawanya," tandas<br />
Edwart. (fagih)<br />
SIDANG SENGKETA LAHAN ROYAL SUMATERA<br />
KEJATISU-M24<br />
Penyidik Pidana Khusus (Pidsus)<br />
Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara<br />
(Kejatisu) akan melakukan<br />
pemeriksaan terhadap Kepala<br />
Dinas Pendidikan (Kadisdik) dan<br />
mantan Kadisdik sejumlah<br />
Kabupaten/Kota se-Sumatera<br />
Utara. Pemeriksaan ini terkait<br />
kasus dugaan korupsi pengelolaan<br />
program perluasan akses dan<br />
peningkatan mutu Sekolah<br />
Menengah Pertama (SMP).<br />
K<br />
asi Penkum Kejatisu,<br />
Sumanggar Siagian, Rabu<br />
(3/5) menjelaskan,<br />
pemanggilan sudah<br />
dimulai dari Selasa (2/5)<br />
dan berakhir pada dua<br />
pekan ke depan.<br />
Dia melanjutkan,<br />
pihaknya akan memintai keterangan dimulai<br />
dari mantan Kadisdik Deliserdang, Sofyan<br />
Kasi Penkum Kejatisu, Sumanggar Siagian<br />
Marpaung. Kemudian, pemeriksaan dilakukan<br />
terhadap sejumlah saksi sebanyak 21 orang.<br />
Termasuk akan memeriksa Kadisdik Kota<br />
Medan, Hasan Basri dan mantan Kadisdik<br />
Sumut seperti Syaiful Syafri dan M Zein.<br />
"Kalau untuk Pak Hasan Basri akan kita<br />
jadwalkan pekan depan pemanggilannya.<br />
Semua yang kita panggil statusnya masih<br />
sebagai saksi. Untuk hasil pemeriksaannya<br />
akan kita ekspose nanti setelah semua<br />
Ricuh!! Gugatan Ditolak, Meja Hakim Dipukul<br />
MEDAN-M24<br />
Sidang sengketa lahan antara Antonius<br />
Tinambunan melawan tergugat PT Victor<br />
Jaya Raya (VJR) pengelola Royal Sumatera,<br />
Mr Wong berakhir ricuh, Rabu (3/5).<br />
Pasalnya majelis hakim menolak gugatan<br />
penggugat secara keseluruhan. Keluarga<br />
penggugat meluapkan emosi dengan<br />
memukul meja hakim.<br />
Sidang putusan itu diketuai majelis hakim<br />
Mian Munthe. Atas putusan itu, penggugat<br />
akan mengajukan upaya banding ke<br />
Pengadilan Tinggi (PT) Medan.<br />
Mereka juga berencana<br />
melaporkan oknum di<br />
Badan Pertanahan<br />
Nasional (BPN), terkait menerbitkan<br />
Sertifikat Hak Milik (SHM) tergugat yang<br />
diduga tanpa memiliki Warkah HGB ke<br />
Mabes Polri.<br />
"Majelis hakim yang menangani perkara<br />
ini, akan kami laporkan ke Komisi Yudisial<br />
(KY) serta Bagian Pengawasan Hakim di<br />
Mahkamah Agung (MA)," ucap Antonius.<br />
Kemarahan ahli waris yang datang<br />
mengikuti sidang perdata dengan<br />
No.353/Pdt.G/2016/PN MDN di ruang<br />
Cakra V Pengadilan Negeri (PN) Medan<br />
itu, membuat perhatian pengunjung<br />
sidang lainnya.<br />
"Dari tahun 60-an kami sudah tinggal di<br />
tanah itu, tapi kok bisa kami dikalahkan oleh<br />
pengadilan. Putusan apa itu? Padahal, dasar<br />
kepemilikan tanah kami sudah jelas dan<br />
lengkap. Tempat tinggal kami direbut begitu<br />
saja. Kenapa hakim menolak gugatan kami,"<br />
teriak Antonius kepada majelis hakim.<br />
Melihat suasana semakin ricuh, petugas<br />
keamanan mengamankan ketiga majelis<br />
hakim untuk keluar dari ruang sidang. Kuasa<br />
hukum tergugat PT VJR menghilang dari<br />
keramaian massa.<br />
Ada sekitar 30 menit, pihak keluarga<br />
penggugat meluapkan kekesalannya. Di<br />
tengah keramaian massa, Antonius mengaku<br />
kecewa dengan putusan hakim yang tidak<br />
memperhatikan bukti-bukti saat diajukan<br />
selama persidangan.<br />
Salah satu pertimbangan majelis dalam<br />
putusannya yang menyebutkan, bahwa alas<br />
hak atas kepemilikan lahan sesuai Akta<br />
Pemindahan Hak No.313/KDT/1969 tentang<br />
menerima surat keterangan pengalihan hak<br />
dari Mino seluas 1 hektar pada 24 Desember<br />
1969 disaksikan asisten Wedana Kecamatan<br />
Deli Tua penggugat bersifat di bawah<br />
tangan. Penggugat makin heran atas<br />
pertimbangan lainnya, bahwa sejak<br />
ayahnya meninggal di tahun 90-an, anakanak<br />
Lebanus berada di luar kota. Sehingga<br />
mereka tidak menguasai lahan seluas 1<br />
hekter (10.000 meter persegi) di Jln Jamin<br />
Ginting KM 8,5 Kel Kwala Bekala, Kec Medan<br />
Johor.<br />
"Tidak benar itu pertimbangan hakim. Dua<br />
minggu lalu pohon-pohon pisang yang kami<br />
tanam di atas lahan itu ditebangi oleh<br />
tergugat. Sejak dulu kami sudah menguasai<br />
lahan itu," ucapnya lagi dengan nada kesal.<br />
Dijelaskannya, dulu lahan tersebut<br />
bukanlah komplek perumahan yang dikelola<br />
Royal Sumatera. Masih sawah dan ladangladang.<br />
Dikarenakan pembangunan<br />
perumahan elit, makanya ia menduga lahan<br />
tempat tinggal mereka diserobot. "Apalagi,<br />
lokasinya strategis. Apa karena kami orang<br />
miskin, harus kalah melawan orang banyak<br />
uang," tandasnya. (adlan)<br />
iklan<br />
selesai diperiksa," tandasnya.<br />
Untuk diketahui, kasus dugaan korupsi di<br />
Disdik Sumut ini, masih berstatus<br />
penyelidikan berdasarkan surat perintah<br />
penyelidikan Kepala Kejaksaan Tinggi<br />
Sumatera Utara no: print-38/N.2 FD.1/12/<br />
2016 tanggal 21 Desember 2016.<br />
Pemeriksaan para pejabat itu terkait<br />
pendalaman kasus dugaan korupsi<br />
pengelolaan program perluasan akses dan<br />
peningkatan mutu Sekolah Menengah<br />
Pertama (SMP) pada Kementerian Pendidikan<br />
tahun anggaran 2010-2011 melalui Dinas<br />
Pendidikan Sumut. Dengan pengadaan<br />
komputer ke sekolah-sekolah yang ada di<br />
Sumut. (ansah)<br />
MAYJEN TNI CUCU SOMANTRI<br />
PANGLIMA KODAM I BUKIT BARISAN<br />
“Tolong Sumut<br />
dijaga bersama<br />
menjelang dan selama<br />
Pilkada 2018. Jaga<br />
kebhinekaan. Jaga<br />
toleransi. Jangan menilai<br />
orang yang berbeda<br />
pendapat itu musuh.<br />
Perbedaan itu wajar.<br />
Kawal demokrasi sesuai<br />
koridornya<br />
”<br />
Mengotori<br />
Langit<br />
SUATU hari seorang lelaki pemarah<br />
menemui seorang kakek. Dia<br />
mendamprat kakek dengan kata-kata<br />
kasar. Si kakek mendengarkannya<br />
dengan sabar, tenang, dan tidak<br />
berkata sepatah pun.<br />
Akhirnya lelaki itu berhenti memaki.<br />
Setelah itu, Kakek bertanya<br />
kepadanya, ”Jika seseorang<br />
memberimu sesuatu tapi kamu tidak<br />
menerimanya, lalu menjadi milik<br />
siapakah pemberian itu?”.<br />
“Tentu saja menjadi milik si pemberi,”<br />
jawab orang itu.<br />
”Begitu pula dengan kata-kata<br />
kasarmu,” timpal Kakek .”Aku tidak mau<br />
menerimanya, jadi itu adalah milikmu.<br />
Kamu harus menyimpannya sendiri.<br />
Aku mengkhawatirkan kalau nanti kamu<br />
harus menanggung akibatnya, karena<br />
kata-kata kasar hanya akan<br />
membuahkan penderitaan. Sama<br />
seperti orang yang ingin mengotori<br />
langit dengan meludahinya. Ludahnya<br />
hanya akan jatuh mengotori wajahnya<br />
sendiri".<br />
Lelaki itu mendengarkan si kakek dan<br />
merasa malu. Ia meminta maaf dan<br />
kemudian pergi.<br />
Kita tidak bisa mengotori langit<br />
(Meludah ke langit). (**)<br />
DITUNTUT 2 TAHUN PENJARA<br />
Eks Prajurit Tertunduk, Matanya Berkaca-kaca<br />
MEDAN-M24<br />
Nanang Rubianto (43) dituntut 2<br />
tahun penjara. Mendengar<br />
tuntutan tersebut, eks prajurit ini<br />
langsung tertunduk. Matanya<br />
terlihat berkaca-kaca.<br />
Pria cepak yang tinggal di Jln Jermal 15,<br />
Medan Denai, ini dituntut oleh Jaksa<br />
Penuntut Umum (JPU) Lamria saat sidang<br />
berlangsung di Ruang Cakra V, Pengadilan<br />
Negeri (PN) Medan, Rabu (3/5) sore. Nanang<br />
diduga melakukan kawin halangan.<br />
JPU Lamria menerangkan, kasus ini<br />
berawal saat saksi korban Nurhaida yang tak<br />
lain adalah istri pertama terdakwa,<br />
melaporkan Nanang ke Polrestabes Medan<br />
pada 2015.<br />
Dalam laporannya mengatakan jika<br />
Terdakwa Nanang saat duduk di kursi<br />
pesakitan PN Medan.<br />
terdakwa menikah lagi dengan perempuan<br />
lain bernama Dewi. Padahal Nanang belum<br />
secara sah menceraikannya. Atas dasar itu<br />
Nurhaida yang merupakan Pegawai Negeri<br />
Sipil (PNS) di Kodam I/BB melaporkannya ke<br />
Polrestabes Medan.<br />
"Terdakwa dijerat dengan pasal 279 ayat 1<br />
ke-1 KUHPidana atau pasal 280," tukas JPU<br />
Lamria di hadapan Ketua Majelis Hakim,<br />
Janverson Sinaga.<br />
Terpisah, Muhammad Diko Syahputra Lubis<br />
selaku Penasehat Hukum (PH) terdakwa<br />
mengatakan kliennya sebenarnya dalam<br />
perkara ini adalah korban calo di Pengadilan<br />
Agama Lubuk Pakam. Dia juga tidak<br />
menyangkal kalau kliennya memang mantan<br />
prajurit di Lanud Soewondo dengan pensiun<br />
muda dan pangkat terakhir Kapten. "Dia<br />
sudah mengurus surat cerai melalui calo yang<br />
bernama Syamsiah dan Jainudin. Dana yang<br />
dikeluarkannya sebesar Rp10 juta. Tautaunya<br />
pas diselidiki oleh istri pertamanya,<br />
ternyata surat cerai itu tidak terdaftar dan<br />
diteruskan ke polisi. Tapi yang menjadi tanda<br />
tanya sama kami, kenapa calonya tidak<br />
ditangkap sama polisinya," tandasnya.<br />
(ansah)