31.08.2017 Views

Sriwijaya Magazine September 2017

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

82<br />

HISTORIA<br />

Aura Keabadian<br />

di Candi Gunung Kawi<br />

Teks & Foto: Faustinus Handi<br />

Di antara suara gemercik aliran Tukad Pakerisan dan angin sepoi-sepoi, tampak di hadapan<br />

saya, dinaungi hijau pepohonan dan tanaman rambat, tepat di seberang timur sungai,<br />

terpapar pahatan bebatuan di tebing gunung. Itulah Candi Gunung Kawi, yang ‘bertengger’<br />

di tebing batu wilayah Desa Penaka, Kecamatan Tampak Siring, Gianyar.<br />

candi Gunung Kawi merupakan<br />

candi Hindu sebagai tempat pemujaan<br />

terhadap roh suci (Dewa Pitara) salah<br />

satu raja terbesar Bali yakni Raja Udayana<br />

(989-1011 M) dan keturunannya yakni Raja<br />

Marakata dan Anak Wungsu. Maka tak heran,<br />

candi ini menyatu dengan Pura yang masih<br />

satu kompleks sehingga sering dijuluki<br />

sebagai Candi Pura Gunung Kawi. Candi<br />

Gunung Kawi berada di lembah yang dibentuk<br />

oleh sungai purba ribuan tahun lalu. ’Kawi’<br />

berarti mengukir atau memahat, dan gunung<br />

lebih dimaksudkan sebagai tebing sungai yang<br />

menjulang tinggi.<br />

Tepat di ujung jalan sebelum memasuki<br />

candi, ada lorong dimana kita mesti<br />

memercikkan air di tempayan. Selain<br />

sebagai lambang ketenangan dan<br />

kesucian, di banyak kepercayaan air juga<br />

dianggap medium paling tepat sebagai<br />

penghantar ke alam spiritual. Ritual ini<br />

untuk memantaskan diri memasuki tempat<br />

sakral, membersihkan hati dan pikiran.<br />

Mirip dengan ketentuan yang saya temui di<br />

gerbang masuk, yakni diharuskan memakai<br />

kain seperti sarung untuk menutupi tubuh<br />

bagian bawah dan kaki, sebagai syarat<br />

kepantasan berada di situ.<br />

A<br />

Wujud Kesetiaan<br />

Menurut informasi dari seorang guide,<br />

saya mendengar kisah Kebo Iwa sebagai<br />

sang maestro pendirian candi. Sejarah<br />

mengungkap kalau ia adalah punggawa<br />

dan ahli bangunan kerajaan yang bijak dan<br />

berilmu tinggi. Ia hidup pada awal abad ke-<br />

14 Masehi.<br />

EDISI 79 | SEPTEMBER <strong>2017</strong> |

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!