You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
connect<br />
WORLD SUBUD ASSOCIATION Edisi kedua 2017<br />
6 PERINGATAN<br />
70 TAHUN SUBUD<br />
INDONESIA<br />
LIPUTAN<br />
BASARA<br />
MEMASUKI<br />
ZONA-ZONA<br />
RUANG-RUANG<br />
SUBUD<br />
Mengenang<br />
Sebuah Gathering<br />
Pemuda Subud<br />
6 11 36 38 berdirinya Asosiasi<br />
Yang Tiada<br />
di Eropa<br />
Subud kita<br />
Duanya<br />
mulai berkarya<br />
sukses<br />
Berbagai kelompok di 3<br />
benua berbagi cerita
APA ITU WSA ?<br />
“WSA adalah organisasi yang menaungi komunitas<br />
Subud di seluruh dunia dengan 54 negara anggota.<br />
WSA dibentuk untuk melayani pelaksanaan latihan<br />
serta seluruh kegiatan yang timbul sebagai buah<br />
dari hasil latihan. “Tanggung jawab seorang ketua<br />
WSA adalah untuk memastikan terlaksananya<br />
tujuan dan misi WSA serta resolusi kongres. Ia juga<br />
mewakili keberadaan Subud ditengah masyarakat<br />
dan memperhatikan segala kebutuhan anggotanya.<br />
Wakil WSA bertugas untuk mendukung keseluruhan<br />
misi. Tim Eksekutif bertugas sebagai pelaksana<br />
harian WSA dan penyelenggara kongres. Dalam<br />
menjalankan tugasnya WSA dibantu oleh sebuah<br />
tim administrasi.<br />
APA ITU WORLD SUBUD COUNCIL ?<br />
World Subud Council adalah sebuah dewan yang<br />
terdiri dari: ketua WSA, ketua tim eksekutif WSA,<br />
perwakilan zona-zona, pembantu pelatih internasional<br />
dan ketua / koordinator yayasan, afiliasi dan<br />
wings. Setiap anggota Subud terwakili di World<br />
Subud Council oleh ketua pengurus nasional negara<br />
masing-masing melalui perwakilan zona nya.<br />
WSC berkoordinasi dengan perwakilan zona dan<br />
kelompok kerja di zona masing-masing. Diskusi<br />
tentang hal-hal yang menjadi perhatian dunia disampaikan<br />
sebagai resolusi dan dilakukan pengambilan<br />
suara pada saat dilakukan rapat-rapat<br />
World Subud Council.<br />
TIM WSA<br />
Elias Coragem Dumit, Ketua, Brazil<br />
Lucia Bohm, Wakil Ketua, Jerman<br />
Ismanah Schulze-Vorberg, Ketua Pelaksana, Jerman<br />
Anwar Ziesel, Wakil Ketua Pelaksana,Jerman<br />
Hilaria Dette, Bendahara, Jerman<br />
Salamah D. LeClaire, Sekretaris, AS<br />
Elwyn Waugh, Akuntan, Inggris<br />
TIM CONNECT’ WSA<br />
Peter Jenkins,<br />
Salamah D. LeClaire,<br />
Mardiyah Alexandra Miller,<br />
Suzanna Dayne<br />
Penterjemah<br />
Paloma de la Vina<br />
Arnaud Delune<br />
Dahman Bennani<br />
Mardiana Situmeang<br />
Marsiya Alla Belinskaya<br />
Fotografi:<br />
Uttama Pranaya, Heriyanto Ridwan, Viktor<br />
Boehm, Rashida Pope, M. Bachrun Bustillo,<br />
M Mustafa Syafrudin, Bjorn Vaughn serta ucapan<br />
terimakasih pada seluruh anggota yang berkontribusi.<br />
Terimakasih pada tim dokumentasi dan seluruh<br />
panitia Basara dan Kongres Nasional ke 28.<br />
TAJUK RENCANA<br />
SAUDARA-SAUDARA:<br />
Kami mohon maaf karena baru<br />
sekarang bisa mempublikasikan<br />
<strong>Connect</strong>. Ternyata sulit sekali dan<br />
membutuhkan waktu lebih dari yang<br />
kami antisipasikan untuk membuat<br />
majalah ini sebagai proyek yang berkesinambungan.<br />
Rasanya sekarang kami sudah memiliki fondasi yang<br />
kuat, sehingga bisa lebih efisien dan efektif dalam<br />
membuat edisi-edisi berikutnya. Selamat menikmati<br />
edisi kali ini yang berfokus pada generasi penerus<br />
Subud.<br />
Tahun ini ada tiga acara besar yang membuat<br />
keluarga Subud berkumpul di tiga bagian dunia<br />
yang berbeda. Acara pertama diadakan di Polandia<br />
yaitu gathering dua Zona Eropa (Zona 3 & 4). Di<br />
Zona 4, lebih dari 400 orang datang dan sebuah<br />
tim baru yang terdiri dari perwakilan-perwakilan<br />
pemuda mulai bekerja untuk mengumpulkan<br />
dana untuk biaya perjalanan pemuda dan<br />
mendukung WSA. Mereka sangat efektif dan<br />
berhasil mengumpulkan dana yang cukup untuk<br />
mengirimkan banyak pemuda ke Basara.<br />
Acara kedua adalah gathering Amerika di<br />
Cali. Sekali lagi energi anak-anak muda dan<br />
perwakilannya sangat terasa, dan kami melihat<br />
banyak kehadiran para pemuda atas upaya<br />
perwakilan mereka, Arif Rivero dan Konrad Munos.<br />
Upaya-upaya yang sudah dilakukan para pemuda<br />
menjadi terlihat jelas dengan suksesnya kemping<br />
“Basara” di Kalimantan Desember lalu. Gatheringgathering<br />
seperti ini memperlihatkan betapa siapnya<br />
generasi mendatang untuk mendukung kegiatan<br />
Subud dan betapa pentingnya bagi para senior<br />
yang mengenal YM Bapak untuk memastikan<br />
bahwa jalan untuk masa depan Subud sudah<br />
dipersiapkan sedemikian rupa sehingga menjunjung<br />
tinggi visi dan misi YM Bapak untuk kita semua.<br />
Sekarang tiba saatnya untuk kita mempersiapkan<br />
Kongres Dunia berikutnya yaitu di Freiburg,<br />
Jerman pada tahun 2018. Ini adalah saat yang<br />
sangat ditunggu-tunggu dan juga merupakan saat<br />
yang sangat penting bagi kita semua untuk tidak<br />
hanya secara lahiriah mempersiapkan tempat<br />
penyelenggaraan acara; pekerjaan yang sedang<br />
dipersiapkan oleh tim penyelenggara Kongres<br />
Dunia kita yang sangat mahir, tapi juga untuk kita<br />
secara batiniah mempersiapkan diri supaya dapat<br />
memahami isi dari kongres ini, agar kongres ini<br />
menjadi istimewa dan dapat membawa Subud<br />
selangkah lebih maju lagi. Sekarang waktunya untuk<br />
memberi perhatian khusus pada perkembangan<br />
mekanisme yang akan memberikan stabilitas dan<br />
keberlangsungan proyek-proyek jangka panjang<br />
Subud dan mematuhi pedoman yang telah dibuat<br />
oleh YM Bapak untuk generasi penerus.<br />
Seperti yang akan Anda baca dalam edisi<br />
<strong>Connect</strong> kali ini, generasi penerus Subud amat<br />
kompeten dalam melakukan tugasnya dan energetik<br />
serta antusias dalam melakukan pekerjaan untuk<br />
Subud. Mereka tergerak oleh hubungan batin<br />
antara satu sama lain melalui latihan dan bersedia<br />
untuk bekerja secara harmonis dalam memecahkan<br />
masalah dan perbedaan sebagaimana yang mereka<br />
terima melalui latihan.<br />
Catatan akhir tentang majalah ini. Memang sudah<br />
lama sekali semenjak edisi pertama diluncurkan,<br />
kami berusaha membuat majalah ini menjadi proyek<br />
berkelanjutan yang akan mengunjungi Anda secara<br />
teratur. Jika ada masukan mohon kirimkan ke<br />
sekretaris kami, Salamah di salamah.wsa@gmail.<br />
com dengan subjek: <strong>Connect</strong> comments.<br />
Dengan rasa hormat dan kasih,<br />
Tim WSA<br />
Tahukah Anda bahwa <strong>Connect</strong> tersedia<br />
dalam bahasa Inggris, <strong>Indonesia</strong>, Perancis,<br />
dan Spanyol? Jika Anda mengetahui<br />
ada yang ingin dimasukkan dalam daftar<br />
pengiriman, silahkan kirim email ke<br />
sekretaris WSA Salamah D. Le Claire di<br />
salamah.wsa@gmail.com dengan subjek:<br />
<strong>Connect</strong> Mailing List dan bahasa yang<br />
diinginkan.<br />
SILAKAN KIRIM EMAIL KE ALAMAT<br />
DIBAWAH JIKA BERMINAT UNTUK TETAP<br />
TERHUBUNG DAN MASUK DALAM<br />
DAFTAR DISTRIBUSI KAMI :<br />
connect@subud.org
CONTENTS<br />
MAJALAH CONNECT MARET 2017<br />
Maka Bapak pandang perlu juga,<br />
apabila dalam persaudaraan kita<br />
Subud ini – lebih-lebih sekarang<br />
sudah merata ke dunia – diadakan<br />
macam majalah yang komplit dengan<br />
isinya pendapat dari saudarasaudara<br />
yang perlu dimasukkan ke<br />
situ, agar dapat dilihatnya saudarasaudara<br />
lainnya, dan perlu juga terisi<br />
perkabaran di mana-mana telah<br />
didirikan cabang dan sebagainya.<br />
Dan saudara-saudara yang pegang<br />
pimpinan dalam comité dan sebagai<br />
pembantu pelatih perlu juga diisi<br />
dalam situ, agar dapat diketahui oleh<br />
saudara-saudaranya yang jauh dan<br />
lainnya dan memudahkan, apabila<br />
mereka hendak bertemu dan saling<br />
bertemu atau hendak datang di<br />
tempat mana yang dituju.<br />
- Bapak Muhammad Subuh Sumohadiwidjojo,<br />
kongres Subud dunia pertama, Coombe Springs,<br />
Bapak’s Talk 59 CSP 8, terjemahan final,<br />
Volume 5, halaman 84.<br />
Bapak dan Ibu Siti Sumari di Coombe Springs,<br />
1957. Koleksi Arsip WSA<br />
DAFTAR ISI<br />
06 11 36<br />
Mengenang berdirinya Asosiasi Subud kita<br />
PERINGATAN 70<br />
TAHUN PPK SUBUD<br />
INDONESIA<br />
Sebuah Gathering yang tiada duanya<br />
Mengenang berdirinya<br />
Selama Pagi<br />
06 28 38<br />
Asosiasi Subud kita<br />
LIPUTAN BASARA<br />
BERITA IH<br />
Kosta Rika!<br />
Sebuah Gathering<br />
Harlinah Longcroft menulis<br />
11 Yang Tiada 29 sejarah Subud untuk 46<br />
Duanya<br />
PROYEK SEJARAH<br />
SUBUD<br />
generasi penerus<br />
Pemuda Subud di Eropa mulai bekerja<br />
RUANG-RUANG SUBUD<br />
Berbagai kelompok di<br />
3 bneua berbagi cerita<br />
sukses<br />
KEHIDUPAN<br />
‘Fast Forward’ karya<br />
pemahat Lorraine Arden<br />
MUHAMMAD SUBUH<br />
FOUNDATION<br />
MSF memberikan hibah<br />
26 30<br />
di 5 negara<br />
ARSIP<br />
Menjalankan Rancangan<br />
Bapak untuk Kearsipan<br />
PENGGALANGAN<br />
48<br />
Bekerjasama<br />
PHOTO HALAMAN DEPAN<br />
Pemuda Subud memulai persahabatan di Basara<br />
ZONING IN<br />
36<br />
Pemuda Subud di Eropa<br />
mulai berkarya<br />
ACARA-ACARA<br />
50<br />
Viva l’Italia!<br />
4 5
SUBUD INDONESIA’S 70’TH ANNIVERSARY<br />
MAJALAH CONNECT MARET 2017<br />
PERINGATAN<br />
th<br />
“ Ibu Siti Rahayu mengajak kita semua untuk mengucap<br />
syukur dan berdoa sesuai kepercayaan masing-masing<br />
karena Tuhan Yang Maha Esa telah memberkati kita<br />
selama 70 tahun sejak didirikannya Subud...<br />
Subud <strong>Indonesia</strong><br />
Di tahun 1947, Subud secara resmi<br />
didaftarkan di Yogyakarta yang ketika<br />
itu merupakan masa awal kemerdekaan<br />
Republik <strong>Indonesia</strong>. Subud <strong>Indonesia</strong><br />
memperingatinya dengan acara<br />
kebudayaan dan mengenang karunia<br />
yang telah YM Bapak Muhammad Subuh<br />
Sumohadiwidjojo berikan kepada seluruh<br />
anggota Subud.<br />
Putri YM Bapak, Ibu Siti Rahayu,<br />
mengucapkan beberapa patah kata<br />
sambutan sebelum memotong nasi<br />
kuning yang menggunung yang biasa<br />
disebut ‘tumpeng’. Ia mengajak kita<br />
semua untuk mengucap syukur dan<br />
berdoa sesuai kepercayaan masingmasing<br />
karena Tuhan Yang Maha Esa<br />
telah memberkati kita selama 70 tahun<br />
sejak didirikannya Subud, ini merupakan<br />
sesuatu yang harus selalu kita ingat dan<br />
syukuri.<br />
Ketua Subud <strong>Indonesia</strong>, Iwan<br />
Syamsudin, dan ketua WSA Elias Dumit,<br />
memberikan kata-kata sambutan pada<br />
pembukaan acara malam itu yang diisi<br />
dengan berbagai tarian tradisional dari<br />
<strong>Indonesia</strong> dan sebuah film sejarah Subud.<br />
Iwan menuturkan bahwa 10 tahun<br />
setelah Subud <strong>Indonesia</strong> berdiri, YM<br />
Bapak menerima bahwa beliau akan<br />
berkeliling dunia dan perjalanannya<br />
dimulai dengan kunjungan ke Inggris<br />
pada tahun 1957.<br />
“Semenjak itu, Subud telah menyebar<br />
ke sekitar 82 negara. Sejak wafatnya<br />
YM Bapak pada tahun 1987 sampai<br />
sekarang, Subud terus berkembang.<br />
Hal ini dikarenakan YM Bapak telah<br />
mempersiapkan segalanya untuk kita<br />
sebelum beliau berpulang dengan<br />
adanya ceramah, nasehat, dan pedomanpedoman,”<br />
kata Iwan.<br />
“Ini adalah tugas kita di Subud<br />
<strong>Indonesia</strong>, untuk terus melestarikan<br />
apa yang YM Bapak wariskan kepada<br />
kita, dan tidak mengubah apa yang<br />
sudah Bapak gariskan untuk kita,” ia<br />
menambahkan.<br />
6 7
SUBUD INDONESIA’S 70’TH ANNIVERSARY<br />
MAJALAH CONNECT MARET 2017<br />
Pameran dengan tema: “Bapak ada diantara kita’<br />
KONGRES NASIONAL<br />
INDONESIA<br />
Kongres nasional Subud <strong>Indonesia</strong> diadakan dua<br />
hari kemudian. Lebih dari 900 orang anggota Subud<br />
<strong>Indonesia</strong> dan lebih dari 100 anggota dari seluruh<br />
dunia hadir pada acara yang dibuka oleh Gubernur<br />
Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X.<br />
Keesokan harinya, Ibu Siti Rahayu berkenan untuk<br />
memberikan ceramah selama satu jam dan kemudian<br />
dilanjutkan dengan testing untuk pria dan wanita.<br />
Kegiatan kongres berlangsung selama tiga hari,<br />
dan Iwan Syamsudin di test sebagai ketua untuk<br />
periode berikutnya.<br />
Walaupun ada banyak aktivitas di lokasi acara,<br />
beberapa anggota sempat menyelinap keluar dan<br />
menikmati budaya lokal dengan mengunjungi istana<br />
Sultan, Candi Borobudur dan musium.<br />
“Sebuah pengalaman yang sangat menakjubkan,<br />
seperti kongres dunia mini yang dihadiri orang-orang<br />
dari berbagai penjuru. Kita sangat beruntung dengan<br />
adanya Ibu Rahayu yang memberikan begitu banyak<br />
melalui ceramah dan juga testing” kata salah seorang<br />
anggota dari Inggris.<br />
“Sebuah pengalaman yang sangat menakjubkan,<br />
seperti kongres dunia mini yang dihadiri orang-orang<br />
dari berbagai penjuru. Kita sangat beruntung dengan<br />
adanya Ibu Rahayu yang memberikan begitu banyak<br />
melalui ceramah dan juga testing”...<br />
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta<br />
secara resmi membuka kongres<br />
nasional ke 28<br />
Sekitar 1,000 orang anggota Subud,<br />
termasuk 100 orang dari luar negeri<br />
hadir pada acara ini.<br />
Anak-anak dari Rungan<br />
Sari menarikan tarian<br />
Dayak<br />
KE SEMARANG<br />
Beberapa orang anggota Subud menyempatkan diri untuk berkunjung<br />
ke rumah YM Bapak di Semarang, kota dimana beliau bekerja dan<br />
belajar selama bertahun-tahun.<br />
Banyak yang belum pernah melihat rumah YM Bapak. Dengan melewati<br />
desa-desa, dan sawah, mereka berkendara dengan bus selama<br />
beberapa jam untuk mencapai kota Semarang.<br />
Di kota Semarang inilah YM Bapak melewati beberapa pengalaman<br />
kejiwaan yang kemudian disebut sebagai latihan kejiwaan.<br />
“Saya sangat terharu karena bisa berada di tempat YM Bapak<br />
menerima latihan, yaitu anugerah yang mempersatukan kita semua.<br />
Ada banyak orang dari berbagai negara disini, dan semua merasakan<br />
hal yang sama” kata Viktor Boehm dari Jerman.<br />
Ibu Siti Rahayu juga hadir di sana menyambut kita semua, sebuah<br />
kejutan yang menyenangkan bagi semua anggota.<br />
“Para anggota mengucapkan terima kasih akan dedikasi dan kerja<br />
keras Ibu untuk Subud. Saya merasa beruntung bisa berada di rumah<br />
Bapak lagi. Terakhir saya ke sana di tahun 1971, setelah Kongres Dunia.<br />
Saya merasakan latihannya dan sejarah Subud di sana” kata Viktor<br />
Setelah makan siang, para anggota wanita melakukan latihan,<br />
kemudian menyusul anggota pria di ruangan yang ditata dengan indah.<br />
Penuh dengan rasa syukur, kami kembali ke bis dan menuju Yogyakarta<br />
untuk mengikuti acara Kongres Nasional <strong>Indonesia</strong>.<br />
Viktor Boehm menulis untuk artikel ini<br />
8 9
Subud <strong>Indonesia</strong>’s 70th Anniversary<br />
MAJALAH CONNECT MARET 2017<br />
Sebuah Gathering<br />
Yang Tiada Duanya<br />
Basara adalah sebuah kolaborasi<br />
seluruh aspek Subud, dan pemuda<br />
<strong>Indonesia</strong> menjadi inti dari upaya<br />
ini dalam mengkoordinir dan<br />
mengembangkan program. Hasilnya,<br />
150 pemuda dari 19 negara hadir di<br />
Rungan Sari - Kalimantan Pusat untuk<br />
ikut serta.<br />
10 11
BASARA SEBUAH GATHERING YANG TIADA DUANYA<br />
MAJALAH CONNECT MARET 2017<br />
YM Bapak menginjakkan kaki pertama kali<br />
di Kalimantan 36 tahun yang lalu, dan di<br />
tahun 1998 didirikan sebuah rumah untuk Ibu<br />
Siti Rahayu. Sekarang beberapa komunitas<br />
internasional yang terdiri dari beberapa puluh<br />
orang tinggal dan bekerja di kompleks Subud<br />
yang terpencil ini.<br />
Di tempat ini 150 anggota pemuda<br />
Subud dari 19 negara datang<br />
di akhir bulan Desember untuk<br />
ikut serta dalam acara sepuluh<br />
hari yang unik yang disebut<br />
‘Basara’ - dalam bahasa Dayak ‘Basara’<br />
berarti ‘berkumpul’.<br />
Awal mula ide Basara dimulai dari<br />
Kongres Dunia di Mexico pada<br />
tahun 2014 dan setahun kemudian<br />
dimatangkan pada pertemuan<br />
WSC di Chile, ide Basara menjadi<br />
kenyataan.<br />
Di cetuskan oleh pemuda Subud, acara<br />
ini merupakan sebuah acara Subud yang sangat<br />
berbeda karena melibatkan semua aspek Subud<br />
dalam program yang terintegrasi. Dan lebih dari itu.<br />
Basara memberi kesempatan pada pemuda Subud<br />
untuk mengalami arti dari Kalimantan.<br />
“Kami bersyukur meski para pemuda tidak<br />
berkesempatan untuk bertemu YM Bapak secara<br />
langsung, namun Tuhan Yang Maha Kuasa<br />
mampukan kami untuk menyaksikan kenyataan dari<br />
kata-kata YM Bapak yang menemani kami dalam<br />
perjalanan ini,” ujar Tauhid Pandji, ketua panitia<br />
Basara.<br />
Basara didesain oleh Yes Quest Team<br />
dan di dukung oleh empat wings, World<br />
Subud Association, Subud Youth, dan<br />
International Helpers.<br />
“Tujuannya adalah untuk memberi<br />
pengalaman yang koheren agar<br />
para pemuda dapt belajar tentang<br />
visi Bapak untuk Kalimantan, apa yang<br />
sudah dicapai, dan bagaimana cara mereka<br />
berkontribusi untuk lebih maju,” kata Peter Jenkins,<br />
pendiri Yes Quest.<br />
YM Bapak dan rombongan mengunjungi Kalimantan Tengah di tahun 1980. Saatnya untuk memulai<br />
“ Dan itu sebenarnya sudah lama Bapak beritahukan. Tentunya<br />
kalau ada saudara-saudara yang dari Coombe Springs, mulai dari<br />
Coombe Springs Bapak sudah cerita itu, sudah cerita tentang<br />
Kalimantan. Iya. Jadi, cerita tentang kalimantan ini sudah Bapak<br />
ucapkan, sampai sekarang sudah kira-kira… lima puluh tujuh,<br />
sekarang ini delapan puluh, jadi, dua puluh tiga tahun. Dua puluh<br />
tiga tahun. Baru sekarang Bapak laksanakan. Apa sebab? Karena<br />
Bapak menunggu, menunggu sesuatu background seperti ini, agar<br />
orang… kepercayaan orang tidak hampa. Karena biasanya orang<br />
bisa mengatakan begini, begini, begini, tapi kenyataan tidak ada.<br />
Ini, jangan sampai ini begitu. Jadi, supaya orang lantas percaya<br />
kenyataan, ini harus kita mengadakan kenyataan yang benarbenar<br />
sebagai landasan kepercayaan dari orang, seorang. Ini.”<br />
Transkrip Ceramah YM Bapak Muhammad Subuh Sumohadiwidjojo, 81 JKT 1<br />
12 13
BASARA SEBUAH GATHERING YANG TIADA DUANYA<br />
MAJALAH CONNECT MARET 2017<br />
WINGS LEPAS<br />
LANDAS<br />
“Setelah mengikuti<br />
lokakarya ‘My<br />
Life’, ada kejelasan<br />
bagaimana cara<br />
wings bekerja dalam<br />
kehidupan kita sebagai<br />
bagian dari diri kita...<br />
Basara memberikan kesempatan kepada para<br />
pemuda untuk mengenal wings lebih jauh dan<br />
mencari tahu bagaimana mereka bisa menjadi bagian<br />
dari salah satu atau lebih dari empat wings Subud<br />
yang merepresentasikan karya-karya dibidang<br />
kemanusiaan, budaya, kesehatan dan pelayanan<br />
enterprise, *SDIA, SICA, SIHA, dan SESI.<br />
Lokakarya pertama dari rangkaian tiga lokakarya<br />
utama adalah ‘My Basara’. ‘My Basara’ adalah<br />
lokakarya yang memberi kesempatan bagi peserta<br />
untuk membuat rencana bagaimana mereka dapat<br />
mengambil manfaat yang maksimal bagi diri mereka<br />
dan bagi Subud. Lokakarya yang kedua adalah ‘My<br />
Subud’, yang memberikan kesempatan bagi peserta<br />
untuk mengeksplorasi hubungan mereka dengan<br />
YM Bapak, Subud, dan Kalimantan, serta untuk<br />
merasakan bagian diri mereka yang sesuai dengan<br />
kegiatan di tiap wing.<br />
Lokakarya terakhir adalah ‘My Life’, yaitu lokakarya<br />
yang memperkenankan para pemuda untuk<br />
menyatakan apa yang ingin mereka capai serta<br />
membuat rancangan dan langkah apa yang harus<br />
dilakukan untuk mencapainya.<br />
“Setelah mengikuti lokakarya ‘My Life’, ada<br />
kejelasan bagaimana cara wings bekerja dalam<br />
kehidupan kita sebagai bagian dari diri kita,” ucap<br />
ketua SICA, Sebastian Flynn.<br />
“dengan mengunjungi proyek-proyek ini membuat<br />
saya lebih mudah memahami apa yang<br />
bisa dilakukan untuk membantu mereka yang<br />
berlatar belakang berbeda dengan saya...<br />
r<br />
14 15
BASARA SEBUAH GATHERING YANG TIADA DUANYA<br />
MAJALAH CONNECT MARET 2017<br />
Kreatifitas tanpa batas bagi<br />
para pemuda di Basara<br />
Penggemar sepak bola Basara mendapat kesempatan<br />
untuk membuka tahun yang baru dengan anak-anak dari<br />
Borneo Football International Academy<br />
Pemuda Basara menjadi ‘kreatif’<br />
dengan anak-anak dari YUM<br />
Di siang hari, para pemuda berpartisipasi<br />
pada lokakarya wing. SICA mengadakan<br />
berbagai macam kelas dari seni dan pahatan<br />
sampai membentuk paduan suara Basara<br />
dan sesi yang berfokus untuk menemukan<br />
kreativitas diri dan mengembangkan<br />
pemahaman pribadi akan budayanya. SIHA<br />
menyediakan kelas pijat untuk siswa dan ber<br />
posko di pos pertolongan pertama Basara.<br />
Selama Hari Susila Darma Wing, pemuda<br />
Basara mendapatkan kesempatan untuk<br />
melihat secara langsung lima proyek sosial<br />
Subud, yaitu:<br />
Yayasan Usaha Mulia (YUM), yang sudah<br />
membangun pusat latihan baru serta kebun<br />
sayur desa, perpustakaan dan proyek<br />
pendidikan, kesehatan dan pengembangan<br />
komunitas.<br />
Yayasan Tambuhak Sinta (YTS), saat ini<br />
sedang mengembangkan penetasan ikan<br />
untuk mendukung peternak lokal.<br />
Yayasan Permakultur Kalimantan<br />
(YPK), mendukung komunitas agrikultur<br />
berkesinambungan.<br />
Borneo Football International Academy,<br />
menyediakan pelatihan sepak bola,<br />
peningkatan kesehatan, mendukung kegiatan<br />
sekolah dan pelajaran bahasa inggris untuk<br />
anak-anak dan pemuda.<br />
Bina Cita Utama (BCU), yang kini menjadi<br />
sekolah yang berkembang dan memiliki lebih<br />
dari 120 siswa dari kelas satu sampai kelas<br />
dua belas.<br />
“dengan mengunjungi proyek-proyek ini<br />
membuat saya lebih mudah memahami apa<br />
yang bisa dilakukan untuk membantu mereka<br />
yang berlatar belakang berbeda dengan saya,”<br />
kata salah satu peserta.<br />
Para pemuda juga mendapatkan presentasi<br />
mengenai berbagai enterprise Subud yang<br />
ada di Kalimantan, lengkap dengan sesi tanya<br />
jawab. Ada presentasi dari beberapa enterprise<br />
mapan dan juga enterprise baru yang sedang<br />
berkembang di Kalimantan dengan bidang<br />
yang berbeda-beda, dari real estate dan<br />
konstruksi sampai penelitian lingkungan,<br />
pertambangan, turisme, produksi film, dan<br />
komunikasi sosial.<br />
*SDIA - Susila Dharma International Association, SICA - Subud<br />
International Cultural Association, SIHA - Subud International Health<br />
Association dan SESI - Subud Enterprise Service International<br />
16 17
BASARA SEBUAH GATHERING YANG TIADA DUANYA<br />
MAJALAH CONNECT MARET 2017<br />
DAN PEMENANGNYA<br />
ADALAH:<br />
RAYAKAN!<br />
ENTERPRISING<br />
YOUTH<br />
SESI memeriahkan Basara dengan memberi dana<br />
bantuan sebesar 10,000 USD untuk membantu pemuda<br />
Subud mewujudkan ide atau sebuah enterprise. Donatur<br />
dan Koordinator SESI, Hadrian Fraval mengatakan bahwa<br />
tujuan dari pemberian ini adalah untuk menginspirasi para<br />
pemuda agar mereka merasakan apa yang didapatkan<br />
dari apa yang dilakukan - dari usaha dan kerja keras diri<br />
sendiri.<br />
Lebih dari selusin proyek - dari yang teknis sampai<br />
kreatif dan inovatif - dipresentasikan pada ‘Pameran<br />
Enterprise’ dan banyak yang mendapat penghargaan.<br />
“Dari hal kecil, hal besar bisa tumbuh, oleh karena itu kita<br />
berikan penghargaan pada hal kecil dengan harapan kalian<br />
akan membesarkannya,” kata Hadrian.<br />
US$2,000<br />
Robiyanto Sumohadiwijoyo dan teman-teman -<br />
Subud IT Service & Congress<br />
Untuk mendukung berbagai kegiatan Subud dengan<br />
layanan IT dan Infrastruktur, sambil berkembang<br />
sebagai perusahaan bisnis terbuka dengan tujuan<br />
menjadi organisasi yang independen dan mandiri.<br />
Pierce Vaughn & BPI - Kaliwood Media Training<br />
Untuk menyediakan komputer di studio BPI agar<br />
para pemuda lokal dapat mengembangkan keterampilan<br />
dalam membuat film.<br />
US$ 1,000<br />
Anwar Lowther – Just Fruit Clothing<br />
Untuk meluncurkan penjualan kaos melalui online.<br />
Martha Kibti - Kibti furniture<br />
Untuk mengirim pemuda Jawa Tengah ke berbagai<br />
acara terkait. Ini adalah dana pinjaman dan akan<br />
di bayar kembali untuk mendukung Pertunjukan<br />
Kongres Dunia.<br />
Bachtiar Bustillo - Kesadaran Keselamatan Dijalan<br />
Dengan banyaknya laporan kecelakaan di sekitar<br />
Rungan Sari akibat tidak menggunakan helm dan<br />
melanggar peraturan berlalulintas<br />
Osanne Delcourt - Pertunjukan pada Kongres<br />
Dunia<br />
Untuk membuat pertunjukan yang akan dipentaskan<br />
di awal Kongres Dunia 2018<br />
US$500<br />
Rhyana Blakeley – Buku Memasak Anak-anak<br />
Internasional Untuk memulai produksi pembuatan<br />
buku memasak untuk anak-anak sebagai sarana<br />
penggalanan dana Kongres Dunia<br />
Basara dipenuhi berbagai perayaan, dari upacara<br />
pembukaan sampai malam tahun baru dan acara<br />
perpisahan yang memberi kesempatan pada seluruh<br />
peserta untuk merasakan kebudayaan Kalimantan dan<br />
berkenalan satu sama lain.<br />
Acara pembukaan diisi dengan sambutan oleh pejabat<br />
lokal, ketua WSA; Elias Dumit dan ketua Subud<br />
<strong>Indonesia</strong>; Iwan Syamsudin, yang kemudian dilanjutkan<br />
dengan pertunjukan lokal, musik tradisional, dan<br />
peragaan busana pemuda. Upacara tradisional Dayak<br />
menyambut seluruh peserta ke Kalimantan Tengah.<br />
Upacara ini bertujuan untuk membuat “jiwa kita<br />
bertemu dengan jiwa Kalimantan Tengah”. Seperti<br />
kita sedang “mengetuk pintu” Kalimantan Tengah dan<br />
untuk meminta izin masuk.<br />
Malam tahun baru menampilkan DJ Guillaume<br />
Sanchez, makanan lokal dan semua ikut menari.<br />
Ditutup dengan menyalakan kembang api. Beberapa<br />
peserta Basara ada juga yang naik ke atas bukit untuk<br />
melihat matahari pertama yang terbit di tahun baru.<br />
Acara penutupan diadakan di Muhammad Subuh<br />
Center yang menampilkan malam penuh musik dan<br />
menari. SICA mempersembahkan berbagai macam<br />
pertunjukan menarik termasuk band musik dunia<br />
Dayak ‘Bella Acoustic’, the Madden Family Band<br />
dengan Sebastian Medina, grup tari tradisional YUM,<br />
Meera Shanker dari Chennai dengan tarian klasik india<br />
dan paduan suara BASARA.<br />
Ada banyak pelukan, janji untuk bertemu lagi,<br />
dan banyak ucapan terima kasih kepada tim<br />
penyelenggara, WSA, warga Rungan Sari yang<br />
membantu program ini dan semua yang ikut serta<br />
dalam pengalaman tiada duanya ini. Walau Basara<br />
sudah usai, bisa jadi ini hanyalah awal – karena<br />
banyak yang ingin agar pertemuan pemuda ini menjadi<br />
acara tetap.<br />
Hadrian (ujung kiri) dan tim pengulas enterprise pemuda<br />
Rosalia Lonegran (Audrey) – Menyanyi<br />
Funds for completion of locale in Tasmania<br />
Agnes McKingley – Penulisan lagu<br />
Untuk menyelesaikan kursus penulisan lagu dengan<br />
tema sosial<br />
Elias McKingley – Borneo Football Camp<br />
Untuk memulai proyek yang membawa rombongan<br />
siswa dari Jakarta ke Rungan Sari untuk Camp<br />
Sepak Bola selama dua minggu.<br />
Guillaume Sanchez - Tarian Seputar Dunia<br />
Untuk mempromosikan film yang ia buat tentang<br />
tarian tradisional<br />
Catarina Graciana Mauretti and others – Subud<br />
Storytelling Cafe<br />
Untuk berkumpul dan menulis cerita pengalaman<br />
Subud dari para anggota yang ada di tiap area serta<br />
mempresentasikan proyek ini di Storytelling Café di<br />
Kongres 2018.<br />
A Basara New Year complete with music,<br />
fireworks and dancing.<br />
18 19
INSIDE WSA<br />
MAJALAH CONNECT MARET 2017<br />
Basara adalah reuni keluarga untuk sepupu Elias dan Orissa<br />
“Bagi saya, Basara benar-benar seperti hadiah dari Tuhan. Ini adalah<br />
saat dimana benih Subud dan Kalimantan di ‘tanam’ pada setiap<br />
pemuda yang hadir. Insya Allah, kita akan segera melihat buah dari<br />
hasil kerja setiap orang yang terlibat dalam Basara, dan kasih karunia<br />
yang telah kami terima selama acara ini benar-benar luar biasa. Elias,<br />
Australia.<br />
“Sekarang saya ingin membantu banyak orang, saya ingin membantu<br />
orang tua saya dan kakek-nenek saya. Banyak orang menggunakan<br />
Basara untuk mengenal diri sendiri dan untuk terhubung ... orang tua<br />
saya telah memberi saya rasa percaya diri, dan sekarang saya bisa<br />
membantu orang lain.”Orissa, Selandia Baru.<br />
Menyusuri sungai dengan WOW Borneo.<br />
“Saya sudah belajar untuk tidak mengharapkan apapun dari<br />
pertemuan Subud tapi saya mendapatkan dua hadiah tak terduga<br />
dari Basara - sebuah hubungan yang berbeda dengan diri saya<br />
sendiri, dan kemampuan memecahkan masalah pribadi.” Osanne<br />
dari Perancis<br />
Rungan Safari – dalam perjalanan untuk berenang di lubuk.<br />
Menyambut Tahun Baru di s ‘Bukit Batu’<br />
Saya ingin menjelajahi Kalimantan and<br />
menikmati pulau ini,’ kata seorang anggota<br />
dari Spanyol<br />
Bersepeda melalui hutan yang<br />
diselenggarakan oleh warga Rungan Sari.<br />
Peserta Basara menikmati tarian tradisionil Dayak<br />
“Tak kusangka bakal seperti ini. Ini lebih dari apa<br />
yang kuharapkan - keterhubungan dengan YM Bapak,<br />
persahabatan terbentuk, petualangan, keterhubungan<br />
dengan <strong>Indonesia</strong>, melihat alam dan binatang-binatang<br />
WOW,” anggota dari Australia.<br />
“Kami telah memutuskan untuk dibuka sepulangnya<br />
dari sini. Benar-benar sebuah pengalaman yang<br />
mengesankan,”ucap dua peserta muda dari Selandia<br />
Baru dan Amerika Serikat.<br />
20 21
BASARA SEBUAH GATHERING YANG TIADA DUANYA<br />
MAJALAH CONNECT MARET 2017<br />
BASARA IMPRESSIONS<br />
Tauhid Pandji<br />
Ketua Panitia Penyelenggara<br />
Peter Jenkins<br />
Pendiri YES Quest<br />
Dari awal saya merasa Basara akan menjadi<br />
sesuatu yang dibutuhkan untuk masa depan,<br />
dan untuk saat ini, bagi persatuan Pemuda<br />
Subud seluruh dunia dan untuk menjalankan<br />
visi YM Bapak di Kalimantan.<br />
Bekerja bersama secara harmonis, dengan<br />
rasa sukacita dan penuh kasih serta<br />
persaudaraan dengan banyak anggota<br />
Subud, sesuatu yang berpuncak pada<br />
Basara, adalah salah satu anugerah terbesar<br />
dalam penyelenggaraan acara ini.<br />
Banyak benih ditabur selama Basara yang<br />
kemungkinan akan berbuah dengan berbagai<br />
cara di masa depan. Salah satunya adalah<br />
pembahasan untuk membuat Basara sebagai<br />
acara tetap. Apapun itu, semoga rasa<br />
perhatian dan cinta pada organisasi Subud<br />
selalu ada dalam diri kita yang siap untuk<br />
membawa benih-benih ini ke masa depan.<br />
Tim Pemuda punya visi yang jelas tentang<br />
Basara - pemuda Subud dari seluruh dunia<br />
datang berkumpul dan bersama-sama<br />
belajar tentang Kalimantan dan visi YM<br />
Bapak untuk Kalimantan serta bagaimana<br />
mereka bisa memberikan kontribusi untuk<br />
masa depan. Selepas acara mereka akan<br />
merasa lebih percaya diri juga pada Subud<br />
dan wings nya; bagaimana mereka bisa<br />
membantu Subud dan bagaimana Subud<br />
bisa membantu mereka.<br />
Memang pada akhirnya Basara<br />
tidak berkembang seperti yang kita<br />
perkirakan, tapi melihat hasilnya,<br />
Basara adalah sebuah sukses besar,<br />
sebuah pengalaman besar dengan<br />
hasil yang fantastis. Ada begitu banyak<br />
insentif dan para peserta menghadapi<br />
tantangan dengan cara mereka sendiri.<br />
Memang itu yang kita inginkan, agar<br />
mereka benar-benar dapat melihat ke<br />
diri sendiri dengan lebih dalam dan<br />
mengintegrasikan seluruh bagian dari<br />
diri mereka.<br />
Guillaume Sanchez<br />
Quest Team<br />
Rhyana Blakeley<br />
YES Quest Team<br />
Para pemuda mulai memahami bahwa Subud<br />
adalah tentang YM Bapak dan para sesepuh;<br />
dan latihan adalah merupakan kekuatan<br />
pendorong di Subud. Para peserta mewakili<br />
generasi penerus ... bebas untuk melakukan<br />
berbagai hal dengan pikiran terbuka yang<br />
merupakan bagian dari sebagai anak muda.<br />
Sungguh menyenangkan bekerjasama<br />
dengan mereka.<br />
Menurut saya lokakarya Yes Quest banyak<br />
memberi isi dan struktur keseluruhan pada<br />
gathering ini. Contohnya, pada lokakarya<br />
“My Subud” peserta bisa menyatakan dan<br />
memperjelas pemahaman dan pengalaman<br />
mereka dengan tiap wing.<br />
Ketika melihat tim ini saya merasa lebih<br />
optimis tentang masa depan Subud. Ada<br />
rasa kebangkitan... Sebagian dari visi<br />
Basara adalah untuk melihat Kalimantan<br />
secara langsung dan saya terinspirasi oleh<br />
dukungan para warga dan semua proyek<br />
disini yang begitu menakjubkan. Mereka<br />
benar-benar menjalankan latihan dalam<br />
kehidupan sehari-hari<br />
Marlena Basser<br />
Koordinator YES Quest<br />
Sebastian Flynn<br />
SICA Chair<br />
Kami ingin melatih para pemuda agar mereka<br />
mendapat ilmu yang bermanfaat dari kegiatan<br />
Yes Quest. Agar dikemudian hari mereka<br />
dapat menyelenggarakan lokakarya seperti ini<br />
pada gathering lainnya.<br />
Tiap orang memiliki cara-cara tersendiri<br />
sebagai ungkapan rasa terhubung terhadap<br />
Basara. Masing-masing memiliki respon<br />
berbeda tergantung keminatan mereka, apa<br />
yang dirasakan, ada yang minat kegiatan<br />
olahraga, atau kegiatan “My Basara”, dan<br />
presentasi lainnya ... dan bagi sebagian<br />
lainnya ada yang menyukai kegiatan<br />
pengembangan kepercayaan diri, ada juga<br />
yang ingin membangun persahabatan dengan<br />
para pemuda dari di seluruh dunia atau jalanjalan<br />
naik perahu dan menjelajahi Kalimantan.<br />
Kesan yang saya tangkap selama Basara<br />
adalah kompetensi dan ketulusan para<br />
Pemuda <strong>Indonesia</strong> sebagai penyelenggara.<br />
Kita semua merasa mereka telah mampu<br />
menyelenggarakan sebuah kongres jika<br />
diminta. Saya belajar banyak dari mereka<br />
tentang niat baik, cinta dan kepedulian.<br />
Yes Quest membantu untuk membimbing<br />
dan mengarahkan mereka agar bertumbuh<br />
sebagai sebuah tim yang kompak. Marlene<br />
memberi mereka ruang yang dibutuhkan<br />
untuk berkembang dan pada saat yang<br />
bersamaan juga membantu agar mereka<br />
tetap terarah dengan mengadakan<br />
pertemuan setiap hari.<br />
22 23
MAJALAH CONNECT MARET 2017<br />
Anggota Basara tim, peserta dan pendukung<br />
Mashudi Sumohadiwidjojo<br />
Koordinator pendaftaran<br />
Secara keseluruhan Basara memberi pengalaman yang<br />
luar biasa bagi saya. Rasa persatuan yang dirasakan<br />
sepanjang berlangsungnya acara adalah sesuatu yang<br />
belum pernah saya rasakan pada acara lain. Saya benarbenar<br />
hargai upaya para peserta untuk hadir disini ...<br />
mereka datang dari tempat-tempat yang begitu jauh dari<br />
Kalimantan.<br />
Wuryanti Soesetyo<br />
Relawan Rungan Sari<br />
Saya merasa senang bisa menjadi bagian dari panitia<br />
penyelenggara Basara. Benar-benar menyentuh. Hal paling<br />
sulit selama Basara adalah menemukan diri sendiri. Bagian<br />
yang paling membahagiakan adalah berkontribusi. Bagian<br />
yang paling mudah adalah mensyukuri dan mencintai<br />
keberadaan setiap orang.<br />
Herry Apridyanto<br />
Koordinator Perjalanan<br />
Menjadi bagian dari tim penyelenggara Basara adalah<br />
hal yang paling menyenangkan dalam hidup saya. Timbul<br />
rasa saling pengertian dalam bekerjasama dengan para<br />
anggota Subud dari berbagai latar belakang dan profesi.<br />
Pengalaman ini sungguh melatih saya untuk belajar<br />
menerima kelebihan dan kekurangan orang lain dan kami<br />
bisa bekerjasama secara harmonis dan itulah realitas<br />
latihan itu sendiri.<br />
Hengky Soesilo<br />
Transportasi<br />
Saya merasa bersyukur telah ikut terlibat dalam Basara.<br />
Semua dapat terlaksana meski penuh tantangan karena<br />
semua orang selalu tersenyum dan siap untuk membantu.<br />
Kami bekerja sangat keras agar acara ini menjadi<br />
pengalaman yang menyenangkan bagi semua peserta.<br />
Chandra Intan<br />
Konsumsi dan Akomodasi<br />
Keluarga besar Basara bagi saya bukan hanya para<br />
pemuda akan tetapi juga mereka yang bekerja di balik layar<br />
seperti para koki di dapur dan pegawai hotel. Bukan hal<br />
yang mudah mengurus 150 orang. Tapi saya mendapat<br />
banyak bantuan. Saya diadopsi oleh banyak ‘ibu’ selama<br />
Basara. Senangnya punya banyak orang tua. Mereka<br />
semua luar biasa.<br />
Kharisnantyo Adi<br />
Koordinator Toko Cenderamata<br />
Saya merasa senang dan ringan bekerja di toko<br />
cenderamata. Selalu merasa segar dan tidak pernah<br />
kenal lelah. Perkenalan yang terjadi benar-benar hangat,<br />
ramah, kooperatif dan penuh sukacita. Belum pernah saya<br />
rasakan hubungan seperti ini dalam kehidupan pribadi,<br />
pekerjaan ataupun selama karir saya. Benar-benar sebuah<br />
pengalaman baru bagi saya.<br />
Yudistira Tribudiman<br />
Pembuatan video<br />
Saya belum pernah menghadiri kongres manapun,<br />
termasuk kongres nasional. Di Basara, saya tercengang<br />
melihat potensi yang dimiliki komunitas Subud.<br />
Pengalaman sepuluh hari bersama tim panitia serasa 1<br />
atau 2 tahun dengan sahabat-sahabat saya di Jakarta.<br />
Besarnya ketulusan, integritas dan cinta kasih yang<br />
ditumpahkan untuk mewujudkan acara ini benar-benar luar<br />
biasa.<br />
Muhammad Budiyanto<br />
Desain grafis<br />
Bagian yang paling menyenangkan adalah dapat<br />
bertemu dengan pemuda Subud dari berbagai negara,<br />
kesempatan yang langka bagi saya karena saya berasal<br />
dari Kalimantan. Saya benar-benar merasakan bagaimana<br />
rasanya bekerjasama dengan para pemuda Subud dan<br />
dapat membina hubungan yang langgeng.<br />
Amaliyah Lerrigo<br />
Tim Rungan Sari<br />
Waktu ketua pemuda Subud <strong>Indonesia</strong> dan timnya tiba,<br />
kami mengadakan selamatan untuk menandai acara<br />
khusus ini dan, sebagai anak-anak YM Bapak, kami<br />
meminta bimbingan Allah. Ini adalah pertama kalinya<br />
pemuda Subud <strong>Indonesia</strong> menjadi penyelenggara sebuah<br />
acara besar. Banyak anggota senior Subud telah bekerja<br />
keras dan berdedikasi tinggi untuk Subud dan YM Bapak.<br />
Tak lama lagi kita akan menyerahkan tugas mulia ini<br />
kepada para pemuda. Saya akui mereka telah bekerja<br />
dengan baik dan meyakinkan kita, insya Allah, Subud<br />
berkembang dengan baik ditangan mereka.<br />
24 25
BASARA SEBUAH GATHERING YANG TIADA DUANYA<br />
MAJALAH CONNECT MARET 2017<br />
JAKARTA DAN<br />
SEKITARNYA<br />
KEGIATAN “DAYA<br />
MANUSIA” DI<br />
KALIMANTAN<br />
Melihat orangutan sambil menyusuri sungai, berenang di kali,<br />
nonton tarian Dayak, menganyam keranjang dan berkunjung ke<br />
kampung-kampung. Bertemu kawan baru, menjadi bagian dari<br />
sebuah keluarga, bersenang-senang, mencicipi makanan yang<br />
enak-enak. Oh, dan juga merasakan sukacita atas pencapaian<br />
hasil kerja. Kesemuanya ini terjadi saat mengikuti program<br />
ke enam kemping “Daya Manusia” yang diadakan di Yayasan<br />
Permakultur Kalimantan (YPK) sebelum Basara berlangsung.<br />
“Daya Manusia”, sebelumnya adalah program kegiatan SDIA dan<br />
sekarang langsung diayomi oleh Asosiasi Subud Dunia (WSA) ,<br />
mengadakan dan memfasilitasi kegiatan belajar singkat tapi padat<br />
dan memberi pengalaman kerja untuk para Pemuda Subud di<br />
berbagai proyek Susila Dharma di seluruh dunia.<br />
Kemping 10 hari ini berpusat pada kegiatan permakultur<br />
dan kultur,lingkungan dan komunitas. Yayasan Permakultur<br />
Kalimantan (YPK) berhubungan langsung dengan komunitas lokal,<br />
membangkitkan kehidupan tradisional mereka dan meningkatkan<br />
kesadaran untuk bercocok-tanam yang lebih berkesinambungan,<br />
terutama di komunitas-komunitas yang sering dipengaruhi untuk<br />
menjual tanahnya kepada perusahaan minyak sawit – yang<br />
berujung ke degradasi lingkungan berskala besar.<br />
14 relawan dari dalam dan luar negeri, bersama dengan YPK<br />
membangun taman sayuran untuk sekolah BinaCitaUtama (BCU),<br />
belajar cara menghadapi tantangan dari komunitas lokal dan<br />
lingkungan serta mengambil langkah positif sebagai jawaban.<br />
Baik peserta, tuan rumah maupun penyelenggara menyatakan<br />
bahwa ‘ ini kemping yang terbaik’.<br />
Kalau Anda berminat untuk ikut serta kegiatan kemping “Daya<br />
Manusia” di YPK, hubungi hellohumanforce@gmail.com untuk<br />
pendaftaran dan mendapatkan berita terbaru!<br />
Solen Lees, Komunikasi SDIA<br />
Kepergian Yang Tak Terduga<br />
Ziarah ke makam YM Bapak di Suka Mulia.<br />
Peserta meninggalkan Kalimantan dengan<br />
berjuta kenangan tapi ternyata tidak hanya itu.<br />
Semua berangkat ke Jakarta dan berkunjung ke<br />
Pamulang, tempat tinggal Ibu Siti Rahayu dan<br />
beberapa orang keluarga dekatnya. Disini pula<br />
YM Bapak tinggal hingga akhir hayatnya. Ibu<br />
berkenan untuk memberikan ceramah pendek<br />
yang kemudian disusul dengan latihan dan<br />
diakhiri makan malam bersama.<br />
Keesokan harinya semua ke SukaMulia yang<br />
terletak di pegunungan dekat Cipanas. Disini YM<br />
Bapak dimakamkan. Kunjungan ini mengakhiri<br />
seluruh rangkaian kegiatan Basara – yang<br />
diawali dengan napak tilas visi YM Bapak untuk<br />
Kalimantan, berkunjung ke Ibu Rahayu dan<br />
diakhiri dengan ziarah ke makam YM Bapak.<br />
Koordinator Pemuda International dari Kanada, George Demers,<br />
meninggal dunia pada tanggal 7 Januari di Kalimantan<br />
Tengah – sehari setelah penutupan Basara.<br />
Pasangannya, Camille dan para saudara Subud<br />
menemani disaat-saat terakhirnya. George berpulang<br />
di usia 65 tahun.<br />
Dibuka pada awal tahun 1990an. Selain sebagai<br />
seorang pembantu pelatih, ia pernah menjabat<br />
sebagai ketua Subud Kanada, ketua pertemuan zonal<br />
di Vancouver, dan sebagai salah seorang yang berperan<br />
serta dalam mengadakan berbagai Gathering Amerika.<br />
Pada kongres di Puebla ia di test untuk menjadi Koordinator Pemuda<br />
Internasional, yang menurutnya adalah,” jabatan yang terbaik di<br />
Subud.”<br />
George resminya beragama Katolik akan tetapi kepergiannya juga<br />
diiringi dengan doa-doa secara Islam dan kremasi Hindu Bali.<br />
Sebelum upacara dimulai, para anggota Subud berkumpul<br />
di hall Rungan Sari untuk mengenangnya bersama<br />
dengan anak-anaknya yang baru saja tiba dari Kanada.<br />
Banyak yang menyatakan George telah memberi kesan<br />
baik pada para pemuda dan ia benar-benar perhatian<br />
pada para pemuda. Dan Camille bertutur tentang<br />
cinta nya pada George dan merasa beruntung berada<br />
diantara para saudara Subud.<br />
Beberapa hari sebelum kepergiannya ia mengatakan tentang<br />
apa arti Basara bagi dirinya.<br />
“Yang pertama dan terutama dari Basara adalah tentang tempat dan<br />
waktu dimana tiap individu dapat terhubung dengan diri pribadinya<br />
dan terhubung dengan kekuasaan Tuhan dan perkembangannya<br />
masing-masing serta menyatukan dan menyatakannya dalam<br />
kehidupan sehari-hari,” ujar nya.<br />
“Ia sangat mencintai pekerjaan ini, bekerja dengan dan untuk para<br />
pemuda. Dan para pemuda … baik yang tua maupun muda…<br />
mencintai George,” kata Camille.<br />
Enterprise terakhirnya adalah membeli sebuah bangunan apartemen<br />
dan merenovasi nya agar orang-orang penyandang disabilitas dapat<br />
26<br />
memiliki tempat tinggal yang indah.<br />
27
OUR SUBUD WORLD<br />
MAJALAH CONNECT MARET 2017<br />
MUHAMMAD SUBUH<br />
FOUNDATION<br />
Dengan bangga Muhammad Subuh Foundation (MSF) mengumumkan bahwa dengan<br />
disetujuinya enam buah hibah dibawah ini maka total hibah yang diberikan selama<br />
tahun 2016 adalah $74,251. Keseluruhan dana yang diberikan pada tahun 2016, hibah +<br />
pinjaman, adalah USD $114,251.<br />
Foundation amat bersyukur karena telah menerima dua buah hibah warisan dalam<br />
jumlah besar pada beberapa tahun lalu, jika tidak – tidak mungkin dapat memberikan dana<br />
sebesar itu di tahun 2016.<br />
Penerima di bulan November 2016<br />
Subud Italy<br />
Yayasan Subud <strong>Indonesia</strong><br />
Subud Colombia/Cali 20,000 grant,<br />
Subud Jaramuza (Orgiva)<br />
Subud Amanecer kelompok lokal<br />
Subud Portugal/Lisbon<br />
USD<br />
2,500 hibah<br />
8,800 hibah<br />
40,000 hibah 40,000 pinjaman<br />
2,650 hibah<br />
5,000 hibah<br />
10,000 hibah<br />
Penerima dibulan May 2016<br />
Kulon Progo, <strong>Indonesia</strong><br />
Popayan, Colombia<br />
13,462 hibah<br />
11,839 hibah<br />
Total hibah & pinjaman 114,251<br />
“Foundation amat bersyukur karena<br />
telah menerima dua buah hibah<br />
warisan dalam jumlah besar, jika tidak<br />
– tidak mungkin dapat memberikan<br />
dana sebesar itu di tahun 2016.<br />
MSF tidak menggalang dana secara tradisional; itu tugas WSA. Akan tetapi, setiap<br />
anggota Subud dihimbau untuk meninggalkan wasiat atau surat perjanjian yang akan<br />
digunakan untuk melanjutkan pekerjaan MSF.<br />
Memperingati 25 tahun berdirinya, Foundation telah memberikan lebih dari 1 juta<br />
USD untuk pembangunan wisma-wisma Subud dan perbaikan wisma yang ada.<br />
Jumlah yang sama juga disalurkan untuk berbagai sumbangan.<br />
28 29
BERITA KEGIATAN PEMBANTU PELATIH INTERNASIONAL<br />
PROYEK SEJARAH SUBUD<br />
MAJALAH CONNECT MARET 2017<br />
SELAMAT PAGI<br />
KOSTA RIKA<br />
PROYEK SEJARAH<br />
SUBUD<br />
Berwisata ke<br />
kawah gunung<br />
berapi.<br />
Pembantu Pelatih Internasional Area<br />
3, Myriam Ramsey dan HoanToanPhan,<br />
mengunjungi Kosta Rika – Amerika Tengah<br />
tahun ini. Kelompok ini terbentuk di akhir<br />
tahun 70an dan sekarang ada 15 orang<br />
anggota.<br />
Mereka mengawali pertemuan dengan<br />
sarapan bersama di Wisma Subud kemudian<br />
para anggota menceritakan berbagai kendala<br />
yang dihadapi serta harapan dengan adanya<br />
kunjungan ini.<br />
Sudah lama kelompok ini tidak dikunjungi<br />
oleh PP Internasional maka mereka merasa<br />
terputus hubungan dengan keluarga besar<br />
Subud. Mereka merasa butuh bantuan<br />
karena Subud tidak berkembang di Kosta<br />
Rika.<br />
“Terkadang bantuan datang ketika benarbenar<br />
dibutuhkan – dan saya yakin ini yang<br />
terjadi pada kelompok Kosta Rika. Meski<br />
kami sudah mencoba untuk mengatur<br />
kedatangan para PP Internasional sejak dua<br />
tahun lalu, sepertinya memang sekarang lah<br />
saat yang tepat dimana kami juga dalam<br />
keadaan siap menerima,” kata Hamid Kaber,<br />
Pembantu Pelatih, Kosta Rika.<br />
Para PP Internasional menengarai adanya<br />
masalah dengan kehadiran untuk latihan<br />
dan harmoni antara pembantu pelatih dan<br />
anggota. Meskipun Kosta Rika hanya sedikit<br />
anggotanya akan tetapi memiliki masalah<br />
yang sama dengan seluruh Area 3, demikian<br />
laporan dari para PP Internasional.<br />
“Para anggota ingin menjalankan latihan<br />
namun terkendala dengan masalah harmoni,<br />
latihan tidak ada perkembangan, hanya<br />
sedikit kandidat anggota dan setelah dibuka<br />
malah tidak pernah datang lagi untuk latihan<br />
dan ini terjadi hampir disemua kelompok,”<br />
ujar Myriam.<br />
Para PP Internasional menceritakan<br />
pengalaman mereka mengunjungi kelompokkelompok<br />
lain dan membacakan cuplikan<br />
ceramah YM Bapak dan Ibu Rahayu yang<br />
berkaitan dengan masalah yang mereka<br />
hadapi. Semua merasa senang dapat<br />
saling berbagi seperti ini dan terungkap lah<br />
apa yang harus dibahas pada pertemuan<br />
pembantu pelatih di hari Minggu.<br />
“Pertemuan pertama berjalan alot, tetapi<br />
setelah sesi testing PP Pria, seluruh rasa<br />
perasaan kami, termasuk mereka yang<br />
tadinya bersikeras, mulai mencair dan<br />
akhirnya lebur terbasuh air mata, tawa dan<br />
saling peluk,” kata Hamid.<br />
“Saya jadi ingat kata-kata YM Bapak<br />
tentang kekuasaan Tuhan yang mampu<br />
merubah hal-hal yang tidak mungkin<br />
dirubah,” katanya.<br />
Myriam dan HoanToan mengatakan mereka<br />
menjadi erat satu sama lain dan bersyukur<br />
pada Tuhan atas anugerah latihan dan<br />
ketulusan para anggota Subud di Kosta Rika.<br />
Myriam, HoanToan dan Hamid<br />
berkontribusi untuk artikel ini<br />
.... Bapak tidak yakin buku Harlinah akan menarik bagi orangorang<br />
di luar Subud ... Buku Harlinah adalah sebuah proyek besar<br />
dan untuk jangka panjang ..<br />
Di tahun 1979 pada saat<br />
memberikan ceramah, YM Bapak<br />
memanggil Harlinah (Longcroft)<br />
untuk di test di depan YM Bapak.<br />
YM Bapak kemudian mengatakan<br />
bahwa bakatnya adalah sebagai<br />
sejarahwan. Maka ia harus menulis<br />
buku sejarah.<br />
Di awal 1983, YM Bapak<br />
bertanya mengapa belum ada<br />
yang menuliskan sejarah Subud.<br />
Antara tahun 1979 dan 1983,<br />
ketika berbincang dengan anggota<br />
keluarga, YM Bapak berkali-kali<br />
menyatakan bahwa Harlinah harus<br />
menulis buku sejarah Subud,<br />
maka ia segera meminta waktu<br />
untuk melakukan wawancara<br />
dengan YM Bapak. Disaat<br />
melakukan wawancara, YM Bapak<br />
mengatakan bahwa Harlinah<br />
tidak perlu membentuk panitia<br />
untuk membantunya, dan beliau<br />
menjelaskan cara penulisan buku<br />
sejarah tersebut. Tidak perlu berisi<br />
teori, hanya berdasarkan seluruh<br />
kejadian yang terdokumentasi, dan<br />
berisi pengalaman latihan hanya<br />
jika ada buktinya di dunia ini.<br />
Di tahun 1983 hanya sedikit<br />
materi arsip yang terkumpul.<br />
Arsip-arsip internasional hanya<br />
menyimpan surat-surat YM<br />
Bapak dan transkripsi ceramah<br />
serta beberapa foto, hanya itu.<br />
Sepuluh tahun pertama dalam<br />
mengerjakan proyek ini Harlinah<br />
mengumpulkan berbagai dokumen<br />
dan mewawancarai para anggota<br />
Subud senior, berkeliling dunia<br />
sekitar enam atau tujuh kali untuk<br />
mendapatkannya. Dokumendokumen<br />
serta seluruh hasil<br />
wawancara menjadi bahan<br />
dasar Koleksi Sejarah Subud<br />
pada Arsip WSA. Saat ini hasil<br />
wawancara yang berdurasi lebih<br />
dari limaratus sedang di digitalisasi<br />
dan jika sudah ada dananya akan<br />
dilaksanakan secara profesional.<br />
Hingga saat ini sudah ada<br />
dua buah buku yang diterbitkan<br />
dari seri Sejarah Subud. Saat ini<br />
Harlinah sedang mengerjakan seri<br />
ketiga. Buku yang ia tulis menjadi<br />
hak milik WSA - yang membiayai<br />
seluruh proyek ini - dan atas<br />
permintaannya sendiri ia tidak<br />
menerima gaji atau honor atau pun<br />
royalti atas buku-buku ini.<br />
Sebagai penutup dari rangkuman<br />
proyek Buku Sejarah , inilah yang<br />
jawaban YM Bapak seperti yang<br />
dikutip oleh Sharif Horthy pada<br />
sesi tanya jawab dengan para wali<br />
S.B.I.F pada saat pertemuan di<br />
rumah beliau tanggal 7 Juli 1984.<br />
YM Bapak membandingkan<br />
Sejarah Subud dengan buku<br />
lainnya yang diusulkan untuk<br />
diterbitkan juga saat itu.<br />
“Buku Sejarah Subud yang<br />
dikerjakan oleh Harlinah Longcroft.<br />
Bisa dikatakan apa yang Harlinah<br />
kerjakan benar-benar berhubungan<br />
dengan kejiwaan - penyebaran<br />
Subud sebagai organisasi kejiwaan<br />
.... Bapak tidak yakin buku Harlinah<br />
akan menarik bagi orang-orang di<br />
luar Subud ... Buku Harlinah adalah<br />
sebuah proyek besar dan untuk<br />
jangka panjang”<br />
30 31
OUR SUBUD WORLD<br />
MAJALAH CONNECT MARET 2017<br />
MENJALANKAN<br />
RANCANGAN<br />
YM Bapak<br />
UNTUK<br />
KEARSIPAN<br />
Arsip Subud dimulai pada tahun 1960<br />
ketika YM Bapak membentuk Sekretariat<br />
Internasional di Wisma Subud. YM<br />
Bapak menghendaki semua ceramah dan<br />
korespondensi dengan para anggota, serta<br />
seluruh laporan kami kepada YM Bapak,<br />
baik dari sisi organisasi maupun kejiwaan,<br />
disimpan dengan rapih. 2 Arsip internasional di<br />
Cilandak juga menyimpan berbagai catatan,<br />
ceramah serta korespondensi Ibu Rahayu<br />
dengan para anggota.<br />
Salah satu catatan paling awal yang kita<br />
miliki tentang arsip adalah dari Richard<br />
Engels 3 dalam sebuah laporan tentang<br />
Kongres Dunia 1971 di <strong>Indonesia</strong>: “Kami<br />
sedang duduk di Arsip Internasional untuk<br />
menunggu dan menunggu dan menunggu...<br />
tanpa hasil! Sungguh amat sulit mengajak<br />
saudara-saudara Subud untuk bermurah<br />
hati menyumbangkanapa yang mereka miliki<br />
untuk kepentingan seluruh persaudaraan.<br />
Mungkin baru akan terjadi setelah Tjilandak4<br />
dan kita berharap arsip dapat berkembang<br />
dengan pesat.” Richard melanjutkan dengan<br />
mengatakan: “Di Tokyo telah diputuskan,<br />
dengan izin YM Bapak, untuk mempersiapkan<br />
Arsip Subud untuk generasi sekarang dan<br />
masa depan.”<br />
Kongres Dunia di Tokyo diadakan pada<br />
tahun 1967, berarti 50 tahun yang lalu dan<br />
sekarang kita masih berkutat dengan masalah<br />
pengumpulan dan pelestarian materi untuk<br />
arsip.<br />
Kami belum menemukan catatan hasil rapat<br />
yang membahas soal arsip pada Kongres<br />
Dunia Tokyo. Yang kami miliki hanyalah<br />
sebuah foto yang diambil oleh Rachman<br />
Cantrell5 pada Kongres Dunia Tokyo yang<br />
menunjukkan YM Bapak duduk di depan<br />
sebuah papan tulis bertuliskan “Archives”<br />
(Tapes, dll) sebagai agenda rapat.<br />
Para IH melakukan testing dengan kelompok-kelompok Subud tentang pentingnya arsip dan apa artinya untuk<br />
masa depan Subud. Beberapa penerimaan mengindikasikan bahwa dengan adanya arsip akan memperkuat<br />
Subud dan memfasilitasi agar Subud yang kita kenal sekarang akan tetap ada untuk generasi mendatang. Ibu<br />
Rahayu telah mengutarakannya dalam beberapa ceramah pada beberapa tahun terakhir ini. Berikut adalah<br />
salah satu kutipannya:<br />
Jadi, rupanya di sini ini pengertian orang lebih menjurus ke kejiwaan. Oleh karena itu,<br />
saya terangkan, bahwa arsip itu adalah sumber dari Subud. Dilestarikan sampai kapan<br />
pun, kalau ada arsip dan semuanya itu dipegang oleh arsip yang memang profesional,<br />
maka Subud tidak akan kehilangan sumbernya.” 1 1. Keterangan Ibu Rahayu pada rapat Proyek Perlindungan Warisan Wisma Subud, Cilandak, 30 Juli 2013, rekaman 13 CDK 2.<br />
Kongres Dunia ke 3 – YM Bapak dan pak Usman dengan agenda Kongres<br />
tertulis dipapan tulis. Foto: Rachman Cantrell, 1967.<br />
2. Beberapa bagian dari koleksi awal telah rusak dimakan ngengat dan kelembaban dan ada juga dokumen yang dipinjam tidak dikembalikan.<br />
Koleksi ini disusun dan dilestarikan sepanjang tahun 1988-1993 dengan dana dari Tim Penggalangan Dana Arsip Internasional yang hingga kini<br />
masih berlangsung.<br />
3. Richard Engels bertanggung jawab untuk pengarsipan dari tahun 1963-1971 sebagai wakil ketua, bersama Varindra Vittachi, yang mengetuai SIS<br />
(Subud International Services) kemudian sebagai wakil ketua ISC (International Subud Committee). Sejak jauh hari ia mengetahui betapa pentingnya<br />
arsip untuk masa kini dan masa depan organisasi.<br />
4. Tjilandak adalah ejaan lama Cilandak dan tempat diadakannya Kongres Dunia Subud ke 4.<br />
5. 5. Anggota Subud senior dari Pacific Northwest di Greater Seattle, AS, yang mendokumentasikan foto-foto dari Kongres Dunia, Subud AS,<br />
Kongres Nasional dan memberikan foto-foto nya pada Arsip WSA<br />
32 33
OUR SUBUD WORLD<br />
MAJALAH CONNECT MARET 2017<br />
Pada Kongres Dunia 1971,dibuatlah<br />
rekomendasi untuk pelestarian arsip. 6 Laporan<br />
lainnya disampaikan pada Kongres Dunia<br />
1975 di Wolfsburg dengan rekomendasi dan<br />
proposal.7<br />
Pada tahun 1976, YM Bapak mengirim surat<br />
kepada Varindra Vittachi, Dewan PP, ISC, dan<br />
semua Pengurus Nasional Subud dari seluruh<br />
dunia. Surat ini berisi sembilan daftar tugas<br />
dan tanggung jawab International Subud<br />
Committee (ISC) dan empat tambahan tugas<br />
Dewan IH. 8<br />
Tugas nomor 6 mengatakan: “untuk<br />
mengatur pelestarian arsip dan materi historis<br />
yang berkaitan dengan perkembangan<br />
Persaudaraan Kejiwaan Subud.” Ada<br />
beberapa tanggung jawab lain yang YM<br />
Bapak cantumkan juga pada surat itu<br />
yang berkaitan dengan tugas kearsipan.<br />
Contohnya,<br />
Nomor 1 dalam daftar itu adalah mencatat<br />
daftar anggota Subud.<br />
Nomor 3 adalah meminta dan menerima<br />
laporan dari semua pengurus nasional<br />
setidaknya sekali setiap<br />
tiga bulan. Nomor 5 adalah mengurus<br />
penerbitan ceramah YM Bapak.<br />
Di tahun 1977 YM Bapak menjawab surat<br />
dari Mary Thomson, seorang anggota Subud<br />
Inggris - penanggung jawab kearsipan di<br />
Inggris, yang menanyakan apakah perlu<br />
didirikan pusat-pusat arsip lain selain yang<br />
berada di Wisma Subud. Sharif Horthy<br />
menuliskan pada balasan: “Saya sampaikan<br />
pertanyaan Anda kepada YM Bapak tentang<br />
adanya keinginan untuk membuat duplikat<br />
arsip dilain tempat.<br />
Menurut YM Bapak memang perlu untuk<br />
membuat beberapa salinan dari materimateri<br />
penting, dan YM Bapak juga merasa<br />
dua eksemplar saja tidak cukup. YM Bapak<br />
menyarankan agar digandakan tiga kali dan<br />
disimpan masing-masing di Jepang (Tokyo),<br />
Australia (Sydney), dan California (Los<br />
Angeles) selain arsip yang saat ini Anda kelola<br />
bersama Vincent (Faisal Sillem) bisa tetap<br />
berada di Eropa.” 9<br />
Pada laporan Kongres Dunia ke 6 tahun<br />
1979 di Toronto, Kanada, Kelompok<br />
Kerja bagian Komunikasi (termasuk<br />
Arsip) yang diketuai oleh Latip Hutchings,<br />
merekomendasikan agar semua ceramah<br />
dan surat YM Bapak disimpan dalam bentuk<br />
mikrofilm untuk pelestarian.<br />
Dari koleksi arsip WSA foto<br />
Wisma Subud, tempat<br />
penyelenggaraan<br />
Kongres Dunia Subud 1971.<br />
“Saya sampaikan pertanyaan Anda kepada YM Bapak tentang adanya keinginan untuk<br />
membuat duplikat arsip dilain tempat. Menurut YM Bapak memang perlu untuk membuat<br />
beberapa salinan dari materi-materi penting, dan YM Bapak juga merasa dua eksemplar<br />
saja tidak cukup…..”<br />
6. Kongres Dunia ke 4, Laporan Kelompok Kerja dan Rekomendasi Pengurus untuk Arsip Subud Internasional oleh Rainier Gebers.<br />
7. Laporan Pengurus ISC pada Kongres Dunia ke 5 oleh para wakil ketua Rashid Ball dan Austen Hamilton yang memberikan rekomendasi pada<br />
Kongres Dunia ke 4 dengan perbaikan pada Kongres Dunia ke 5.<br />
8. Ini adalah jawaban YM Bapak atas beberapa laporan dari ISC. Dimaksudkan sebagai sebuah pengumuman untuk semua pihak; meski ditujukan<br />
kepada Varindra Vittachi, Dewan IH, Ketua ISC Chair, dan semua Pengurus Nasional Subud seluruh dunia; tertanggal 16 November 1976.<br />
9. Surat untuk Mary Thomson tersimpan dalam koleksi arsip Faisal Sillem di Achel, Belgium. Duplikatnya ada pada semua arsip-arsip WSA.<br />
Surat dari YM Bapak<br />
berisi uraian tugas dan<br />
tanggung ISC, 1976.<br />
34 35
OUR SUBUD WORLD<br />
MAJALAH CONNECT MARET 2017<br />
Pada Kongres Dunia ke 8 tahun 1989<br />
di Sydney, Australia, telah disahkan<br />
sebuah resolusi yang menyatakan Arsip<br />
Subud Internasional ada di lima lokasi,<br />
masing-masing bertanggung jawab untuk<br />
menyimpan dan melestarikan materi arsip.<br />
Berdasarkan resolusi ini semua arsip YM<br />
Bapak dilestarikan dalam bentuk mikrofilm<br />
dan disimpan dalam tempat yang aman<br />
dengan suhu terkendali diempat pusat<br />
arsip internasional di luar <strong>Indonesia</strong> sebagai<br />
penunjang jika arsip aslinya rusak. Sudah<br />
barang tentu ini merupakan perjuangan<br />
tersendiri bagi lima pusat arsip internasional<br />
ini untuk mengadakan pendanaan untuk<br />
menyimpan arsip-arsip tersebut, belum lagi<br />
untuk menemukan arsiparis yang bertugas<br />
mengumpulkan dan memproses materi<br />
koleksi arsip. Tugas terpenting arsip adalah<br />
untuk melestarikan dan mengumpulkan<br />
ceramah-ceramah YM Bapak dan Ibu<br />
Rahayu untuk generasi mendatang dalam<br />
bentuk aslinya sebagai bukti keaslian<br />
untuk generasi mendatang dan juga untuk<br />
mengumpulkan, melestarikan, dan memberi<br />
akses pada sejarah dan perkembangan<br />
Subud didunia.<br />
Pada Kongres Dunia ke 14 di Puebla,<br />
Mexico, sebuah resolusi telah disahkan<br />
untuk pemantapan arsip. 13<br />
Dengan bimbingan tim pelaksana WSA<br />
(dahulu disebut sebagai ISC), IH, dan WSC,<br />
semua pihak ingin membuat arsip agar<br />
berfungsi sebagaimana mestinya.<br />
Tim Pelaksana WSA mengundang empat<br />
orang IH dan para arsiparis internasional<br />
untuk bertemu di Wolfsburg tahun 2015.<br />
Terbentuklah Dewan Arsiparis; mereka<br />
berusaha untuk membuat Kesepakatan<br />
Kerja pada Kongres Dunia 2018 yang<br />
menentukan hubungan kerja dengan<br />
Pelaksana WSA,prosedur manual, rencana<br />
pendanaan yang stabil serta database dari<br />
apa yang ada dalam Arsip WSA. Semua ini<br />
sebagai pelengkap penyelesaian Proyek<br />
Pelestarian digitalisasi ceramah YM Bapak.<br />
Ya, meski perlahan tapi tetap ada<br />
kemajuan, dan itu patut kita syukuri.<br />
Sampai jumpa pada laporan Kongres Dunia<br />
berikutnya di tahun 2018.<br />
Koleksi yang kita miliki lumayan banyak;<br />
ada dokumen, rekaman kaset, video,<br />
film,foto, buku, dan pewarta, kebanyakan<br />
dalam format elektronik, berada di lima arsip<br />
internasional, sekarang disebut Arsip WSA.<br />
Kita baru saja mulai untuk membuat katalog<br />
dari keseluruhan koleksi dalam database<br />
Subud yang disebut Atom (Accessuntuk<br />
Memory), sebuah aplikasi terbuka yang<br />
dikembangkan untuk UNECO dan LSM<br />
lainnya.<br />
Ternyata ada kesenjangan dalam sejarah<br />
kita. Ada beberapa kejadian bersejarah tidak<br />
ter-rekam dalam pita maupun foto. Kita<br />
berharap agar para anggota senior yang<br />
merupakan pelopor dapat berbagi cerita.<br />
Mereka adalah orang-orang yang ketika<br />
di masa awal berdirinya Subud menjabat<br />
sebagai ketua pengurus, baik di tingkat<br />
internasional maupun nasional, regional dan<br />
pembantu pelatih lokal, atau pengurus zona<br />
dan konsilor kejiwaan, atau orang-orang<br />
yang bekerja pada berbagai enterprise,<br />
proyek-proyek sosial dan budaya, dan<br />
kelompok pemuda. Mereka pasti punya<br />
cerita yang luar biasa.<br />
Kami juga mengumpulkan berbagai<br />
cerita pengalaman tentang bagaimana<br />
latihan kejiwaan mempengaruhi kehidupan<br />
para anggota dalam kesehariannya dan<br />
perkembangan kelompok Subud nya -<br />
semua ini adalah bagian dari pertumbuhan<br />
kejiwaan serta sejarah kita.<br />
Tugas mengatur bahan arsip yang telah<br />
kita memiliki dan pengumpulan bahan<br />
dokumentasi sejarah Subud memerlukan<br />
atensi dan dedikasi tinggi. Masih banyak<br />
tugas pengumpulan, pelestarian, dan<br />
pembuatan katalog yang harus diselesaikan.<br />
Jika ada anggota yang memiliki dokumen<br />
bersejarah Subud, mungkin mereka tidak<br />
tahu apa yang harus dilakukan atau harus<br />
dikirim kemana. Anda dapat membantu<br />
dengan cara melayangkan surat ke<br />
Arsiparis WSA di wilayah Anda dan beritahu<br />
bahan arsip yang Anda miliki dan akan<br />
disumbangkan.Sebelum mengirim materi<br />
ke arsip, hubungi arsiparis di wilayah Anda<br />
untuk membahas kesesuaian material, cara<br />
pengiriman terbaik, dan dikirim ke lokasi<br />
arsip yang mana<br />
Berikut adalah nama-nama para Arsiparis WSA di lima lokasi:<br />
“Pada Kongres Dunia ke 14 di Puebla, Mexico, sebuah resolusi telah disahkan untuk<br />
pemantapan arsip. 13 Dengan bimbingan tim pelaksana WSA (dahulu disebut sebagai<br />
ISC), IH, dan WSC, semua pihak ingin membuat arsip agar berfungsi sebagaimana<br />
mestinya.<br />
Amalijah Thompson, Australia<br />
Farlan Williams, <strong>Indonesia</strong><br />
Ichiro Nakamura, Japan<br />
Solihin Garrard, England<br />
Daniela Moneta, North & South America<br />
amalijah_wsaarchives@subud.org<br />
farlan_wsaarchives@subud.org<br />
ichiro_wsaarchives@subud.org<br />
solihin_wsaarchives@subud.org<br />
daniela_wsaarchives@subud.org<br />
10. Kelompok Kerja Komunikasi pada Kongres Dunia Subud ke 6, sebuah laporan enam halaman tentang publikasi, pencetakan terjemahan, arsip<br />
dan kaset. .<br />
11. Mikrofilm perak halida diperkirakan dapat bertahan 500 tahun jika disimpan dalam suhu yang tepat.<br />
12. Laporan resmi Kongres Dunia Subud ke 8 di Sydney, Australia, 16-30 Januari, 1989. Resolusi tentang arsip ada di halaman 60-62. Resolusi<br />
untuk arsip YM Bapak di <strong>Indonesia</strong> termasuk bangunan yang aman dengan suhu terkendali, pelestariannya, pensortirannya dan pemberian index.<br />
Diputuskan juga untuk mulai menerbitkan ceramah YM Bapak dalam serangkaian volume, dan kepemilikan hak cipta dari semua kata-kata YM Bapak<br />
baik dalam bentuk ucapan maupun tertulis dipegang oleh WSA. Kongres juga memutuskan bahwa arsip-arsip nasional menjadi bagian dari sistem<br />
arsip internasional..<br />
13. Untuk rangkuman keseluruhan proposal dan rekomendasi Kongres Dunia Subud ke 14, klik http://www.subudworldnews.com/wsa/report/1_<br />
Summary.Props.Res-VotedPassed.ENG.pdf, page 5 and 6. For a summary of the 14th Subud World Congress proposals and recommendations, go to<br />
http://www.subudworldnews.com/wsa/report/1_Summary.Props.Res-VotedPassed.ENG.pdf, page 5 and 6.<br />
Jika Anda ingin bekerja, atau sebagai relawan, atau belajar menjadi arsiparis lokal, nasional, maupun<br />
internasional,silahkan hubungi kantor arsip terdekat untuk informasi lanjut. Jika ingin menyumbangkan<br />
dana untuk kelanjutan proyek Arsip WSA, sila klik link berikut: http://tinyurl.com/DonateToArchives<br />
Ditulis oleh Daniela Moneta, Arsiparis WSA, Wilayah III: Zona 7, 8, dan 9. Daniela adalah seorang<br />
arsiparis profesional, sudah lama di Subud dan tinggal di Phoenix, Arizona, di mana arsip-arsip wilayah<br />
III disimpan dan diolah. Terima kasih kepada Osanna Waclik, Arsiparis Subud Austria, yang sudah<br />
berkenan meng-edit dengan indah artikel “pertanyaan Anda tentang adanya keinginan untuk membuat<br />
duplikat arsip dilain tempat..<br />
36 37
ZONING IN<br />
MAJALAH CONNECT MARET 2017<br />
ZONING<br />
Subud youth in Europe get down<br />
to business<br />
Tim Pemuda Zona 3 &4<br />
Pada pertemuan Zona 3 dan 4 di Polandia, para<br />
pemuda memutuskan untuk memiliki sebuah<br />
tim perwakilan pemuda karena kalau hanya satu<br />
orang menangani seluruh area menjadi tidak<br />
efektif. Tujuannya adalah setiap anggota tim akan<br />
mengerahkan seluruh kemampuannya sendiri untuk<br />
menyelesaikan tugas-tugas yang ada dihadapan<br />
masing-masing.<br />
“Kami ingin meringankan beban yang ada jika<br />
hanya memiliki satu atau dua orang mewakili seluruh<br />
wilayah,” kata Rosella Vaughn, Perwakilan Pemuda.<br />
“Kami mengerahkan seluruh bakat dan kemampuan<br />
yang muncul dari kerjasama beberapa orang yang<br />
berkumpul. Akan lebih ringan jika beban itu diusung<br />
oleh sebuah tim yang siap melakukan apa yang<br />
mereka mampu lakukan,”tambahnya.<br />
Sejak itu tim berfokus pada tiga hal:penggalangan<br />
dana untuk Basara, pewarta dan struktur tim<br />
(bendahara, penggalangan dana, komunikasi dll).<br />
Dengan bangga mereka melaporkan bahwa mereka<br />
telah membantu lebih dari 10 orang pemuda pergi ke<br />
Kalimantan. Pewarta pemuda terbit bulan November<br />
lalu dan telah diterima dengan sangat baik.<br />
Perspektif Pemuda<br />
Kami mengerahkan seluruh bakat dan<br />
kemampuan yang muncul dari kerjasama<br />
beberapa orang yang berkumpul. Akan<br />
lebih ringan jika beban itu diusung oleh<br />
sebuah tim yang siap melakukan apa<br />
yang mereka mampu lakukan<br />
Banyak anggota muda yang<br />
ingin lebih terlibat di Subud dan<br />
suaranya didengar. Rodrigo Rogers<br />
mengatakan ada tema yang<br />
berulang pada para pemuda yaitu<br />
adanya kebutuhan untuk dapat<br />
mengekspresikan diri dalam Subud.<br />
“Pemuda membutuhkan “ruang<br />
terbuka”. Sama seperti pada situasi<br />
lainnya dimana ada beberapa<br />
pemuda yang lebih dewasa<br />
daripada yang lain maka penting<br />
adanya ruang untuk semua tingkat<br />
kematangan. Mereka akan meraih<br />
hal yang lebih tinggi jika ruang itu<br />
ada,”kata Rodrigo.<br />
Mereka juga melihat kebutuhan<br />
nyata dimana anggota senior dapat<br />
bekerja sama dengan anggota<br />
yang lebih muda untuk kemudian<br />
para pemuda dapat mengambil<br />
tanggung jawab lebih besar dalam<br />
organisasi Subud.<br />
“Para pemuda harus diberi peran<br />
yang lebih besar pada Kongres<br />
Dunia. Jika kita serius dan ingin<br />
Subud berada di dunia, maka kita<br />
harus beradaptasi dengan waktu<br />
dan kondisi saat ini. Jika kita ingin<br />
berkembang maka para pemuda<br />
harus lebih cepat dilibatkan dalam<br />
keorganisasian tanpa terikat<br />
dogma, memfasilitasi latihan dan<br />
beradaptasi dengan jaman,”kata<br />
Rosella.<br />
Dan pada pertemuan WSC,<br />
perwakilan Zona 3, Matthew Weiss<br />
melaporkan betapa efisiennya cara<br />
kerja para pemuda. “Sementara<br />
kita para orang tua berdebat<br />
soal bagaimana sesuatu harus<br />
dilakukan, dan apakah itu harus<br />
atau tidak dilakukan, mereka telah<br />
berhasil melakukannya!.” katanya.<br />
Latimah Leguizamo Bustillo dari<br />
Norwegia berkontribusi untuk<br />
artikel ini.<br />
38 39
Ruang – ruang Subud<br />
MAJALAH CONNECT MARET 2017<br />
Subud California -<br />
Sebuah Kisah Dua Pusat Enterprise<br />
Ruang – ruang<br />
Subud<br />
Memiliki hall latihan sendiri merupakan impian<br />
semua kelompok Subud tetapi pengadaan dana<br />
untuk membeli dan memelihara tempat tersebut<br />
tidaklah mudah. Dua kelompok di Subud<br />
California punya solusi bagus untuk masalah ini<br />
Los Angeles<br />
… maka di tiap-tiap tempat di mana Subud<br />
ada tentu ada hall atau tempat latihan, setidaktidaknya<br />
itu, dan tempat untuk menampung<br />
saudara yang mendatangi tempat itu atau<br />
tempatnya.<br />
Inilah, saudara sekalian, yang Bapak<br />
gambarkan, yang Bapak bayangkan, agar segala<br />
sesuatunya dapat saudara alami dengan puas,<br />
karena cukup dalam segala halnya.<br />
[Bapak’s Talks 72 TYO 2, terjemahan final<br />
oleh Raymond Lee]<br />
Ini adalah kisah sukses tentang<br />
sebuah kelompok Subud yang telah<br />
menyaksikan empat perubahan<br />
besar sepanjang dua tahun terakhir.<br />
Disebut “centerprise” karena kelompok ini<br />
menggunakan pendekatan kewirausahaan.<br />
Dua tahun lalu Subud Los Angeles<br />
harus berjuang keras untuk membiayai<br />
pemeliharaan gedung latihan hall nya.<br />
Lantai dasar disewakan kepada kelompok<br />
Alcoholics Anonymous. Karena tidak ada<br />
enterprise di Subud LA maka sebagian<br />
besar beban keuangan dibebankan pada<br />
anggota.<br />
Cat dinding luar gedung hall latihan sudah<br />
mengelupas, jendela berkarat semua dan<br />
setiap kali hujan terjadi kebocoran parah.<br />
Tapi gedung ini terletak di lokasi paling<br />
diminati di kota ini, yaitu di seberang La<br />
Brea Tar Pits dan Los Angeles County<br />
Museum of Art (LACMA), jajaran gedung<br />
antik yang menjadi salah satu tujuan wisata<br />
di daerah “Barisan Museum” di Miracle<br />
Mile. Ini adalah lokasi yang bergengsi, tapi<br />
tidak ada penanda bahwa gedung kami ini<br />
adalah pusat Subud lokal.<br />
40 41
RUANG – RUANG SUBUD<br />
MAJALAH CONNECT MARET 2017<br />
Ketika Luqman Katz terpilih menjadi<br />
ketua, ia bersama para pengurus mulai<br />
mencari penyewa ruangan untuk lantai<br />
dasar gedung. Semuanya dilaporkan<br />
kepada kelompok. Tak lama kemudian<br />
Luqman mendapati sebuah perusahaan<br />
baru yang ingin menyewa lantai dasar.<br />
Setelah dilakukan negosiasi dan renovasi<br />
ruangan serta segala persiapannya selama<br />
setahun, masuklah penyewa baru.<br />
Atap yang bocor segera diperbaiki dan<br />
plang penanda baru dipasang di luar<br />
gedung. Dirancang oleh Aswan Karapedian,<br />
sumbangan dari Henrietta Music. Dengan<br />
adanya penyewa, hasil pendapatan dari<br />
penyewa itu membuahkan kepercayaan diri<br />
dan citra diri yang tinggi pada para anggota<br />
kelompok. Sukses menghasilkan sukses.<br />
“ Kondisi keuangan tahun ini menjadi stabil<br />
dan kelompok dapat berkembang berkat<br />
inisiatif ini. Empat tahun lalu nilai bangunan<br />
sekitar $2.8 juta.<br />
Sacramento<br />
Beberapa tahun yang lalu, Ketua Nasional<br />
kami tercinta, Melinda Pleshe, mengirimkan<br />
uang sebesar $ 25 kepada kelompok<br />
Sacramento dengan secarik surat pendek,<br />
“Lakukan sesuatu dengan uang ini!” Meskipun<br />
kita tidak dapat berbuat banyak dengan uang<br />
itu, namun surat itu memicu sebuah diskusi<br />
serius tentang apa yang diinginkan oleh<br />
kelompok - Rumah Subud. Sebagai sebuah<br />
kelompok kecil, kami mereka menyadari<br />
satu-satunya cara untuk membeli rumah<br />
adalah dengan memiliki penyewa yang dapat<br />
membayar hipoteknya. Sebuah perhitungan<br />
bisnis disiapkan, dan proposal dibuat untuk<br />
mendapatkan pinjaman pada Subud California,<br />
dan permohonan itu disetujui.<br />
Dan proyek-proyek lain yang akan datang<br />
akan memungkinkan kami untuk melakukan<br />
restorasi keseluruhan bangunan. Dalam<br />
kurang lebih dua tahun, kereta metroline<br />
yang sudah lama ditunggu-tunggu akan<br />
segera beroperasi, melayani LACMA<br />
dan pusat kota. Hal ini secara dramatis<br />
akan mempengaruhi nilai properti. Berkat<br />
inisiatif usaha ini maka kondisi keuangan<br />
tahun ini menjadi stabil dan kelompok<br />
dapat berkembang. Empat tahun lalu<br />
nilai bangunan sekitar $ 2,8 juta. Siapa<br />
tahu, pada tahun 2018 nilainya mungkin<br />
akan meningkat menjadi $ 5 juta karena<br />
berkembangnya wilayah ini.<br />
Hanafi Fraval, Subud LA<br />
Selama lebih dari setahun kelompok ini<br />
mencoba untuk mencari rumah yang cocok.<br />
Akhirnya semua sepakat untuk membeli<br />
sebuah bangunan sekolah yang masih<br />
berfungsi, Montessori School. Rumusnya<br />
sederhana: Sekolah dapat tetap menggunakan<br />
gedung selama jam sekolah dan kelompok<br />
akan mempergunakannya diluar itu. Sekolah<br />
itu kosong pada akhir pekan, maka seluruh<br />
kegiatan Subud, seperti latihan, barbeque,<br />
potlucks, dan retret dapat dilaksanakan tanpa<br />
halangan.<br />
Perhitungannya dalam 20 tahun,<br />
kelompok ini telah memiliki dua penyewa,<br />
yang saat ini ada sudah lebih dari dua<br />
tahun. Keuangan kelompok selalu bagus,<br />
bangunan juga dikomentari oleh petugas<br />
inspeksi sebagai sekolah terbaik di wilayah<br />
ini dan perbaikan serta renovasi dapat<br />
dilaksanakan menggunakan uang dari hasil<br />
sewa sekolah.<br />
Meskipun hasil sewa dari sekolah cukup<br />
banyak, 92% dari anggota kelompok<br />
juga berkontribusi secara teratur. Alhasil,<br />
kelompok Sacramento menjadi kelompok<br />
yang stabil secara finansial dan secara<br />
konsisten memenuhi komitmen kewajiban<br />
keuangannya.<br />
Subud Perth<br />
Dari perbaikan ke<br />
peremajaan<br />
Ini adalah cerita bagaimana perbaikan hall<br />
latihan merubah sebuah kelompok Subud,<br />
menjadikannya segar kembali dan banyak<br />
menarik anggota baru.<br />
Kota Perth di Australia Barat secara<br />
geografis terisolasi, 2,000 kilometer dari<br />
kelompok Subud terdekat. Isolasi ini<br />
membuahkan semangat kemandirian. Maka<br />
ketika kami memutuskan untuk memperbaiki<br />
gedung latihan kami, tidak terbesit untuk<br />
mendapatkan bantuan dari manapun. Kami<br />
berfokus pada melakukannya sendiri.<br />
Hall latihan pertama kami beli pada tahun<br />
1978 dan ada beberapa kali perbaikan yang<br />
dilakukan diawal 1990-an. Sudah itu saja;<br />
maka hall menjadi tampak usang.<br />
Banyak anggota yang ingin pindah dan<br />
ini menyebabkan adanya konflik. Tapi harga<br />
properti telah meningkat secara drastis, dan<br />
ada kesenjangan antara keuangan yang akan<br />
didapat dari hasil penjualan hall dan jumlah<br />
yang diperlukan untuk membeli yang baru.<br />
Akhirnya mereka berhenti berkontribusi<br />
secara finansial karena merasa uang<br />
tidak dipergunakan untuk apapun. Kami<br />
terperangkap dalam kebuntuan selama 20<br />
tahun, dan secara perlahan tapi pasti hall<br />
menjadi rusak.<br />
Kemudian, Andrew Blake, yang menjadi<br />
ketua pada saat pembelian hall, terpilih<br />
kembali menjadi ketua, bergegas melakukan<br />
perbaikan pada hall. Segera terasa angin<br />
segar membawa perubahan.<br />
42 43
RUANG – RUANG SUBUD<br />
MAJALAH CONNECT MARET 2017<br />
“ Energi positif dari kelompok menjadi<br />
faktor pendorong datangnya anggota baru<br />
Sekarang kami memiliki sekitar 50 anggota<br />
aktif, banyak anggota muda yang duduk<br />
dalam kepengurusan, pembantu pelatih<br />
dan berbagai peran tambahan.<br />
Bekerjasama adalah<br />
kunci sukses dari proyek<br />
ini<br />
Andrew mendekati para anggota dan<br />
berbicara secara informal untuk mengetahui<br />
apa yang mereka inginkan dan apa yang<br />
siap mereka lakukan untuk hall. Segera<br />
terbentuklah sebuah panitia. K onsep<br />
awalnya dibuat oleh seorang mahasiswa<br />
arsitektur dalam bentuk 3D.<br />
Kami hanya memiliki sekitar setengah<br />
dari dana yang dibutuhkan untuk perbaikan<br />
tapi kami memutuskan untuk tetap<br />
melakukannya karena merasa akan ada<br />
uang masuk. Pendekatan ini memang<br />
tampak radikal untuk sebuah kelompok<br />
yang biasanya amat konservatif dalam hal<br />
keuangan.<br />
para anggota melihat perbaikan yang<br />
terjadi, mereka merasa gembira dan mulai<br />
menyumbang lagi.<br />
Kemudian orang-orang baru mulai<br />
berdatangan. Alasannya beragam; anak<br />
dari orang tua Subud yang sudah mencapai<br />
usia untuk bisa dibuka; pelajar dari Jakarta<br />
yang akan kuliah di Perth; orang yang<br />
datang untuk bekerja; orang menikah<br />
dan membawa pasangan mereka; orangorang<br />
yang baru saja mendengar tentang<br />
Subud dari teman; dan bahkan anggota<br />
Subud datang dari belahan dunia lain<br />
yang mendengar bahwa Perth sedang<br />
‘happening’.<br />
Perbaikan belum selesai. Kami masih<br />
harus membuat area sosial yang mengarah<br />
ke taman, memberikan ruang bagi orang tua<br />
yang memiliki anak kecil.<br />
Berbeda dengan masa lalu, kini<br />
anggota dengan senang hati memberikan<br />
sumbangan. Ketika perbaikan dimulai<br />
hanya 35% dari mereka yang memberikan<br />
sumbangan dan sekarang mencapai 93%.<br />
Dengan mengatasi kekurangan kami<br />
sendiri, yang telah membuat kami terjebak<br />
selama lebih dari 20 tahun, kami telah<br />
mampu melakukan perbaikan hall tanpa<br />
hutang, dan yang lebih penting kami telah<br />
berhasil untuk membangkitkan komunitas<br />
Subud. Jumlah kami bukannya berkurang<br />
seperti kekhawatiran pada awalnya;<br />
sekarang kami berkembang lebih besar,<br />
kuat dan lebih bahagia. Dan ada banyak<br />
kesempatan untuk ‘membawa latihan<br />
ke dalam kehidupan kita sehari-hari’,<br />
sambil kami bersama-sama menghadapi<br />
tantangan, memecahkan masalah, dan<br />
memahami kekuatan serta kekurangan<br />
kami.<br />
Maka jika Anda prihatin tentang masa<br />
depan Subud, adakah ada proyek yang<br />
dapat dikerjakan bersama dengan seluruh<br />
anggota kelompok agar komunitas Anda<br />
menjadi “hidup kembali”? Kami berharap<br />
Anda, seperti yang kami alami, dapat<br />
menuai begitu banyak manfaat spiritual dan<br />
material dari kegiatan itu.<br />
Vivienne Blake, Subud Perth<br />
Kami putuskan untuk membuat satu<br />
ruang latihan besar dengan dinding sekat<br />
yang dapat dengan mudah di bongkar<br />
pasang sesuai kebutuhan, memperbaiki<br />
plafon, mengganti lampu-lampu dan<br />
merombak dapur dan kamar mandi. Setelah<br />
Energi positif dari kelompok menjadi faktor<br />
pendorong untuk datangnya anggota baru.<br />
Sekarang kami memiliki sekitar 50 anggota<br />
aktif, banyak anggota muda yang duduk<br />
dalam kepengurusan, pembantu pelatih dan<br />
berbagai peran tambahan.<br />
44 45
RUANG – RUANG SUBUD<br />
MAJALAH CONNECT MARET 2017<br />
Gaya baru untuk Subud Paris<br />
SEBELUM<br />
SESUDAH<br />
Perbaikan rumah Subud<br />
di Paris berlangsung selama<br />
dua tahun dengan dukungan<br />
keuangan dari seluruh<br />
anggota. Diawali dengan<br />
sebuah sumbangan yang<br />
cukup besar untuk memulai<br />
seluruh proses kemudia<br />
anggota yang lain ikut<br />
memberikan sumbangan dan<br />
diakhiri dengan kontribusi<br />
dari Pengurus Nasional untuk<br />
penyelesaian proyek.<br />
“Para anggota berkumpul<br />
secara rutin untuk membantu<br />
seorang anggota yang juga<br />
arsitek, dengan sebuah tim<br />
kecil yang terdiri dari para<br />
ahli - yang menjadi otak dari<br />
proyek ini. Hal ini membuat<br />
para anggota merasa lebih<br />
dekat dan membangun<br />
ikatan yang lebih erat<br />
diantara mereka ”kata<br />
Trisnani Yvoire, ketua Subud<br />
Paris.<br />
Meskipun agak dini<br />
untuk menilai dampak dari<br />
perbaikan ini pada kelompok,<br />
namun banyak anggota yang<br />
menyatakan bahwa latihan<br />
mereka telah berbeda dan<br />
terasa lebih kuat sejak adanya<br />
perbaikan. Anggota merasa<br />
sangat senang dengan<br />
adanya perubahan ini..<br />
Trisnani Yvoire berkontribusi<br />
untuk artikel ini.<br />
(Atas) Anggota Subud<br />
di Paris menikmati hall<br />
baru. (Kanan) Anggota<br />
dari berbagai penjuru<br />
hadir pada acara<br />
peresmian Orgiva.<br />
Ruang baru untuk Spanyol<br />
Pusat Subud baru di<br />
Orgiva dibuka dengan<br />
dihadiri sekitar 120<br />
anggota dari WSC, para<br />
IH, MSF dan lain-lain.<br />
Sumbangan yang didapat<br />
dari anggota dan MSF<br />
sebesar € 334.000, namun<br />
kami masih membutuhkan<br />
sekitar € 40.000 lagi untuk<br />
menyelesaikan proyek<br />
ini. Kompleks Subud ini<br />
dilengkapi dengan hall<br />
Latihan, kolam renang dan 8<br />
kamar penginapan.<br />
Orgiva adalah kelompok<br />
multinasional, ada sepuluh<br />
10 bahasa yang digunakan<br />
di kelompok ini. Orgiva telah<br />
menjadi pusat pertemuan<br />
Subud dan banyak<br />
digunakan para anggota<br />
untuk berlibur atau “mengisi<br />
ulang”; dan dengan fasilitas<br />
baru ini diharapkan dapat<br />
lebih berkembang. Jika<br />
Anda ingin mendukung sila<br />
baca tentang penggalangan<br />
dana kami Crowdfunding<br />
Appeal di : https://<br />
subudalpujarra.com/donate/<br />
Andrew Bromley, Ketua<br />
Kelompok Orgiva<br />
46 47
KEHIDUPAN SEORANG SENIMAN<br />
MAJALAH CONNECT MARET 2017<br />
KEHIDUPAN Seorang Seniman<br />
“Proyek saya selanjutnya adalah<br />
menulis buku tentang pengalaman<br />
saya sebagai anggota Subud dengan<br />
dihiasi foto karya-karya saya ”<br />
Sejak kecil Lorraine Salamah<br />
Arden sudah tertarik pada seni.<br />
Setelah ia dibuka di Subud<br />
tahun 1963 pada Kongres Dunia<br />
di Briarcliff, New York, ia merasa ingin<br />
berhenti melukis dan ganti haluan menjadi<br />
pematung.<br />
“Pada tahun 1968 saya melakukan<br />
latihan di rumah dengan dua orang<br />
sahabat dari Subud. Dalam latihan kami<br />
menerima untuk masa depan saya, saya<br />
harus belajar tentang pembuatan patung<br />
terutama dari perunggu,” kata Lorraine<br />
Ia mengatakan bagian terpenting dari<br />
penerimaan itu adalah jenis kegiatan yang<br />
akan ia lakukan di masa tuanya.<br />
“Yang kami terima, saat tua nanti<br />
saya akan membuat serangkaian<br />
patung ‘perempuan kudus’. Kita semua<br />
menyebutkan nama-nama mereka: Maria<br />
dengan bayi Yesus; Fatima, putri Nabi<br />
Muhammad; Ibu Sumari, istri YM Bapak,<br />
Rochanawati, putri Ibu Sumari dan kita<br />
semua menyebut ‘Rahayu.’ Tapi kami<br />
semua belum pernah mendengar nama<br />
itu karena beliau masih sangat muda saat<br />
itu,”katanya.<br />
Di tahun 2014, saat ia berusia 79 tahun,<br />
Lorraine mulai membuat patung-patung<br />
ini. Seri ‘Perempuan Kudus’ selesai pada<br />
tahun 2016. Ia kemudian membuat seri<br />
pria suci juga. “Maka saya buat patung<br />
Abraham, Musa, Yesus, Muhammad dan<br />
YM Bapak.” Ia berharap punya uang yang<br />
cukup untuk membuat patung orangorang<br />
Subud dari perunggu.<br />
“Proyek saya selanjutnya adalah<br />
menulis buku tentang pengalaman saya<br />
sebagai anggota SUbud dengan dihiasi<br />
foto karya-karya saya,” tambahnya.<br />
Ucapan terimakasih tak terhingga<br />
kepada Lorraine untuk kesediaannya<br />
menjadi agen resmi WSA selama<br />
bertahun-tahun. Ia tinggal di tempat yang<br />
tepat pada saat yang tepat - Washington<br />
DC.<br />
48 49
PENGGALANGAN DANA<br />
MAJALAH CONNECT MARET 2017<br />
SELURUH ENTITAS SUBUD BEKERJA<br />
SEBAGAI SATU TUBUH<br />
Anggaran 2017 memperkirakan sekitar USD 105,800<br />
untuk pos pembiayaan “kegiatan manusia” yang meliputi<br />
kegiatan Pemuda, Dukungan Kepedulian dan hibah untuk<br />
zona-zona. Aggaran di bidang ini telah ditingkatkan untuk<br />
mengadakan dua kali pertemuan zonal di Afrika.<br />
Saudara-saudara,<br />
GDengan adanya sumbangan dari<br />
seorang pengusaha dermawan<br />
yang dengan murah hati menyamai<br />
jumlah sumbangan yang terkumpul<br />
dari individu, kelompok, negara dan zona maka<br />
tercapailah angka USD 95,000dan dengan itu<br />
tertutuplah semua kebutuhan anggaran 2016. Terima<br />
kasih yang tak terhingga kami ucapkan untuk Anda<br />
semua.<br />
World Subud Association menggunakan<br />
sumbangan dari Anda untuk apa saja?<br />
Saya awali dengan Gathering Basara di Rungan<br />
Sari, <strong>Indonesia</strong> untuk menggambarkan apa saja<br />
yang kita biayai menggunakan kontribusi Anda.<br />
Pada pertemuan World Subud Council di<br />
ChileSeptember 2015 lalu, George Demers,<br />
Koordinator Pemuda, mencetuskan ide gathering<br />
gabungan antara Pemuda dan seluruh wing Subud<br />
di Rungan Sari pada bulan Desember 2016 / Januari<br />
2017.<br />
Oleh karena itu kita telah meningkatkan anggaran<br />
untuk kegiatan Pemuda di tahun 2016. Pertemuan<br />
yang dihadiri sekitar 200 orang peserta initernyata<br />
sangat sukses. Banyak anggota yang menyumbang<br />
untuk biaya perjalanan para Pemuda untuk hadiri<br />
Basara. Di Eropa Pemuda dari Zona 3 dan 4<br />
mengadakan upaya penggalangan dana khusus<br />
untuk Basara.<br />
Dipenghujung Basara, Elias Dumit berkomentar<br />
“suasana kekeluargaan yang sangat menyenangkan,<br />
sebuah hasil kerjasamayang sangat baik dari tim<br />
penyelenggara, dimana wing-wing Subud semakin<br />
erat (mengarahkan jalan untuk masa depan kita) dan<br />
merupakan langkah pertama yang sukses dalam<br />
upaya kita untuk mendekatkan proyek Yes Quest<br />
pada Subud “.<br />
Dalam surat balasan, saya menyebut ini<br />
sebagai sebuah contohdari entitas Subud bekerja<br />
bersama sebagai satu tubuh seperti dijabarkan<br />
pada pohon Subud, dengan menambahkan:<br />
untuk terselenggaranya pertemuan ini, dana akan<br />
menemukan jalannya sendiri ke Subud.<br />
Dalam email terakhir yang saya terima dari<br />
George ia menjawab: “Ya Hilaria, memang, betul<br />
dana akan berdatangan sendiri! Dengan rasa<br />
sayang dan pelukhangat, George “. Seperti yang<br />
Anda ketahui, George meninggal secara tiba-tiba<br />
karena gagal jantung sesaat setelah penutupan<br />
Basara. Kita semua tahu betapa besar kontribusi<br />
George dalam mendukung persiapan gathering ini<br />
dan ia juga membantu penggalangan dana. Salah<br />
seorang Pemuda peserta berkata: Pertemuan ini<br />
telahmengubah hidup saya.<br />
Anggaran 2017 memperkirakan sekitar USD<br />
105,800 untuk pos pembiayaan “kegiatan manusia”<br />
yang meliputi kegiatan Pemuda, Dukungan<br />
Kepedulian dan hibah untuk zona-zona. Aggaran di<br />
bidang ini telah ditingkatkan untuk mengadakan dua<br />
pertemuan zonal di Afrika<br />
Tahun ini WSA berfokus pada Afrika. Direncanakan<br />
untuk menghadirkankan para delegasi dari negaranegara<br />
zonal dan pembantu pelatih internasional,<br />
serta perwakilan dari World Subud Association dan<br />
wings.<br />
Biaya perjalananuntuk para pembantu pelatih<br />
internasional adalah satu pos pembiayaan utama<br />
dalam anggaran. Mereka melakukan perjalanan ke<br />
kongres nasional di seluruh duniadimana mereka<br />
harus melakukan pertemuan dan testing dengan<br />
para pembantu pelatih nasional dan lokal untuk<br />
mendukung pendalaman latihan. Untuk 2017 kami<br />
menganggarkan sekitar USD 150,000 di bidang ini.<br />
Angka ini meningkat - setelah kami telah menerima<br />
sumbangan khusus yang diperuntukkan untuk<br />
biaya perjalanan pembantu pelatih internasional –<br />
dengan memperhitungkan bahwa pembantu pelatih<br />
internasional memang akan mendukung lebih banyak<br />
pertemuan zonal dibanding tahun lalu.<br />
Untuk “Unit Media” yang meliputi penterjemahan<br />
dan publikasi ceramah YM Bapak dan Arsip WSA<br />
telah dianggarkan sekitar USD 100,000 sama seperti<br />
tahun lalu.<br />
Satu lagi pos pembiayaan dalam anggaran<br />
kitaadalah biaya perjalanan para ketua, perwakilan<br />
zonal dan biaya pertemuan World Subud Council.<br />
Kami menganggarkan USD 56,000 untuk ini. Biaya<br />
perjalanan untukeksekutif, administrator, akuntan<br />
dan ketua eksekutif, biaya audit, perbedaan mata<br />
uang dapat menjadikan total anggaran sebesar USD<br />
97,500 yang kurang lebih sama dengan tahun lalu.<br />
Untuk memelihara pertumbuhan pohon kami<br />
mengandalkan kontribusi dari negara-negara<br />
anggota, hibah dan sumbangan dari pengusaha dan<br />
anggota perorangan. Muhammad Subuh Foundation,<br />
menurunkan angka hibah tahunannya sebesar 30<br />
persen. Itu berarti kita mengandalkan negara-negara<br />
dan anggota individu. Kami berharap pengusaha<br />
dermawan yang memberikan sumbangantahun lalu<br />
dengan cara menyamai sumbangan yang masuk dari<br />
sumber lain hingga USD 100,000 berkenan untuk<br />
menyumbang lagi di tahun 2017.<br />
Untuk menggaris-bawahi pentingnya bekerjasama,<br />
Yayasan Muhammad Subuh (Yayasan<br />
<strong>Indonesia</strong>) memberikan sumbangan sebesar<br />
USD 3,000 untuk World Subud Association. Dana<br />
diserahkan kepada Ismanah Schulze-Vorberg, ketua<br />
eksekutif WSA pada bulan Februari lalu ketika ia<br />
menghadiri pertemuan dengan YMS dan Ibu Rahayu<br />
di Cilandak, <strong>Indonesia</strong>. WSA sangat berterimakasih<br />
dan hal ini menunjukkan bahwa kita berada di jalur<br />
yang benar dalam bekerja bersama sebagai satu<br />
tubuh.<br />
Dengan penuh kasih dan hormat,<br />
Hilaria Dette, Bendahara WSA.<br />
50 51
ACARA MENDATANG<br />
MAJALAH CONNECT MARET 2017<br />
ACARA MENDATANG<br />
Viva l’Italia!<br />
Acara Zona 3 yang akan datang diadakan di<br />
dekat kota Pisa yang indah ilCenacolo. Acara ini<br />
terbuka untuk semua kalangan, 300 m dari pantai,<br />
30 menit dari Menara Miring. Keluarga dan mereka<br />
yang belum dibuka boleh hadir. Kamar yang<br />
tersedia terbatas maka lakukan pemesanan segera<br />
karena sudah ada 40 orang yang mendaftar. Kami<br />
berharap banyak pemuda Eropa yang hadir karena<br />
acara ini diprioritaskan untuk Zona 3 dan beberapa<br />
proyek yang sedang berjalan.<br />
Diharapkan Kongres Dunia 2018 akan memberi<br />
pengalaman baru dan dengan semangat itu Zona 3<br />
juga mencoba sesuatu yang baru.<br />
Kami ingin bereksperimen, bereksplorasi, dan<br />
berinspirasi tentang bagaimana kita melakukan<br />
hal-hal baru tidak hanya mengikuti apa yang sudah<br />
ada.<br />
Alih-alih mengadakan hari kejiwaan, lokakarya<br />
dan rapat pleno yang memisahkan kita<br />
berdasarkan kepentingan, kami ingin menjadi<br />
lebih inklusif dari semua orang. Dengan semangat<br />
Roma, kami akan mengadakan forum (bukan<br />
lokakarya) tentang kreatifitas, Subud dan dunia<br />
luar, kesehatan dan penyembuhan. Akan ada<br />
kegiatan Kejiwaan berfokus pada pemuda,<br />
enterprise, pertumbuhan Subud, harmoni dan<br />
Kongres Dunia dan pada Sabtu malam kami akan<br />
merayakan “50 Tahun Subud di Italia”.<br />
Hadiri. Sila klik Booking form disini atau<br />
hubungi Zone 3 di subud.org. Jadilah bagian<br />
dari petualangan kami!<br />
Maret<br />
24-26 US East Coast Helpers’ Gathering<br />
Amani Center, Subud Washington DC<br />
Daftar (sila copas tautan ini)<br />
https://subudus.z2systems.com/np/clients/<br />
subudus/event.jsp?event=537<br />
April<br />
26 – May 1st Zone 3 Meeting<br />
Cenacola, Pisa, Italy<br />
Formulir Pendaftaran Matthew Weiss: ireland@subud.org<br />
Juni<br />
30 – July 4, 2017 Subud USA Budhi to Budhi Member<br />
Gathering<br />
Pearlstone Retreat Center, MD<br />
Hubungi Rifka Several rifkaseveral@gmail.com<br />
31 – August 6 Subud Germany National Congress and<br />
Family Holiday<br />
Haus Nordhelle, West Germany<br />
Hubungi subudgermany@t-online.de<br />
Juli<br />
6 – 16 Zone 4 Meeting<br />
Halkidiki, Greece<br />
Hubungi Farah farah@rhc.at<br />
or<br />
https://www.subud-zone4.org/zone-meeting-and-gathering/<br />
Agustus<br />
6-13 Subud Britain Family gathering and Congress<br />
Culford School, Culford Bury St. Edmunds.<br />
Hubungi congress.organisers@subud.org.uk<br />
2018<br />
26 July Pembukaan Kongres Dunia Subud ke 15<br />
Freiburg, Germany<br />
Latihan Dunia<br />
April 2017<br />
01<br />
20:00 (Los Angeles)<br />
21:00 (Mexico City)<br />
22:00 (Bogota)<br />
23:00 (New York/Santiago de Chile)<br />
02<br />
3:00 (GMT)<br />
4:00 (London)<br />
5:00 (Paris)<br />
10:00 (Jakarta)<br />
13:00 (Sydney)<br />
15:00 (New Zealand)<br />
Mei 2017<br />
07<br />
03:00 (Los Angeles)<br />
05:00 (Bogota/Mexico City)<br />
06:00 (New York/Santiago de Chile)<br />
10:00 (GMT)<br />
11:00 (London)<br />
12:00 (Paris)<br />
17:00 (Jakarta)<br />
20:00 (Sydney)<br />
22:00 (New Zealand)<br />
Juni 2017<br />
03<br />
13:00 (Los Angeles)<br />
15:00 (Bogota/Mexico City)<br />
16:00 (New York/Santiago de Chile)<br />
20:00 (GMT)<br />
21:00 (London)<br />
22:00 (Paris)<br />
04<br />
03:00 (Jakarta)<br />
06:00 (Sydney)<br />
08:00 (New Zealand)<br />
52 53
World Subud Association<br />
Bringing together Subud members around the world<br />
Subud and the seven circles<br />
symbol are registered marks of the<br />
World Subud Association.<br />
Copyright 2017 World Subud<br />
Association. All rights reserved.<br />
Many thanks to all the photographers<br />
who contributed to this magazine.