You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
JURNALISME WARGA 3<br />
SABTU, <strong>29</strong> <strong>DESEMBER</strong> <strong>2018</strong><br />
ANDA MENULIS KAMI PUBLIKASIKAN<br />
Perspektif Hukum Terhadap<br />
Divestasi Freeport<br />
PENINGKATAN saham<br />
pemerintah Republik Indonesia<br />
melalui PT Inalum (Persero)<br />
(“I nalum”) di PT Freeport Indonesia<br />
(“PTFI”) dari 9,36<br />
per sen menjadi 51 persen<br />
me nimbulkan tanda tanya<br />
besar di mata publik.<br />
Betapa tidak, proses tersebut<br />
melibatkan pembayaran sebesar<br />
USD 3,85miliar atau Rp. 55 triliun<br />
yang dibiayai dengan penerbitan<br />
obligasi global sebesar USD<br />
4miliar dengan bunga rata-rata<br />
5,230% sampai dengan 6,767%<br />
selama 30 tahun. Cicilan pertama<br />
dan kedua sebesar masingmasing<br />
USD 1miliar dan USD<br />
1,250miliar harus lunas pada<br />
tahun 2021 dan 2023.<br />
Selanjutnya, sebagai pemegang<br />
saham PTFI, maka Inalum harus<br />
menanggung semua kewajiban<br />
PTFI sebesar nilai penyerta annya,<br />
termasuk hutang kepada<br />
pihak lain, dan kerusakan lingku<br />
ngan dan ekosistem akibat<br />
kegiatan PTFI yang merugikan<br />
keuangan negara sebesar Rp185<br />
triliun sesuai rilis Badan Pe meriksaan<br />
Keuangan (BPK) pada hari<br />
Senin, 19 Maret <strong>2018</strong> yang lalu.<br />
Artinya, biaya atau cost yang<br />
harus dikeluarkan pemerintah<br />
untuk meningkatkan saham pada<br />
PTFI jauh lebih besar daripada<br />
USD 3,85 miliar.<br />
Pembelaan pihak pemerintah<br />
dan orang-orang yang membela<br />
pemerintah adalah karena<br />
dalam Kontrak Karya (contract<br />
of works) antara Pemerintah<br />
RI dengan PT FI terdapat klausula<br />
yang memberikan hak<br />
kepada PTFI untuk memperoleh<br />
perpanjangan Kontrak Karya<br />
(KK) selama dua kali perpanjangan,<br />
masing-masing 10<br />
tahun. Karena KK berakhir pada<br />
tahun 2021, maka secara<br />
kontrak, pihak PTFI berhak<br />
dapat perpanjangan sampai<br />
2041 tanpa pemerintah RI boleh<br />
menolak bila tidak memiliki<br />
alasan yang sah.<br />
Selain itu, masih menurut para<br />
pembela divestasi ini, pada akhir<br />
KK, pemerintah tetap wajib<br />
membeli seluruh aset PTFI.<br />
Mereka memberi contoh bagaimana<br />
seorang pemilik lahan<br />
harus membeli bangunan yang<br />
didirikan penyewa di atas lahannya<br />
pada saat berakhirnya perjan<br />
jian sewa, serta menya takan<br />
bahwa KK di bidang pertambangan<br />
berbeda dengan Production<br />
Sharing Contract (PSC) di bidang<br />
migas yang menye rahkan semua<br />
aset kontraktor bagi hasil migas<br />
kepada pemerintah pada saat<br />
PSC berakhir.<br />
Tulisan ini mencoba melakukan<br />
analisa terhadap transaksi<br />
PTFI dan pembelaan terhadapnya<br />
menggunakan kacamata<br />
hukum.<br />
A.Ketentuan KK Terkait<br />
Perpanjangan Operasi Pasca<br />
2021 Dan UU Minerba<br />
Pada saat KK dengan PTFI<br />
pertama kali ditandatangani<br />
pada tanggal 7 April 1967,<br />
In donesia belum memiliki<br />
perangkat hukum yang lengkap<br />
di bidang hukum pertambangan.<br />
Maka berdasarkan<br />
ketentuan Pasal 10 ayat (1)<br />
Undang-undang No. 11 Tahun<br />
1967 tentang Ketentuan-Ketentuan<br />
Umum Pertam bangan,<br />
akhirnya Bob Duke dari<br />
Freeport Amerika menyusun<br />
konsep KK yang digunakan<br />
oleh Indonesia dan PTFI serta<br />
menjadi model bagi KK<br />
pertambangan dengan pihak<br />
lain. KK dengan PTFI ini kemudian<br />
diperpanjang pada<br />
tanggal 30 Desember 1991.<br />
Terkait divestasi PTFI, maka<br />
acuan yang digunakan pembela<br />
divestasi untuk mengatakan<br />
pemerintah wajib memperpanjang<br />
KK hingga 2041 adalah<br />
Pasal 31 ayat (2) KK yang ditandatangani<br />
pada 30 Desember<br />
1991 yang berbunyi sebagai<br />
berikut:<br />
Article 31<br />
2. Subject to the provisions<br />
herein contained, this Agreement<br />
shall have an initial term of 30<br />
years from the date of the signing<br />
of this Agreement; provided that<br />
the Company shall be entitled<br />
to apply for two succe ssive ten<br />
year extensions of such term,<br />
subject to Government approval.<br />
The Government will not<br />
unreasonably withhold or delay<br />
such approval. Such appli cation<br />
by the Company may be made<br />
at any time during the term of<br />
this Agreement, in cluding any<br />
prior ex tension.”<br />
Terjemahan Bahasa<br />
Indonesia:<br />
Pasal 31<br />
2. Sesuai dengan ketentuanketentuan<br />
yang tercantum,<br />
Persetujuan ini akan mempunyai<br />
jangka waktu 30 (tiga puluh)<br />
tahun sejak tanggal penandatanganan<br />
Persetujuan ini;<br />
dengan ketentuan bahwa Perusahaan<br />
akan diberi hak untuk<br />
memohon dua kali perpanjangan<br />
masing-masing 10 (sepuluh)<br />
tahun atas jangka waktu tersebut<br />
secara berturut-turut, dengan<br />
syarat disetujui Pemerintah.<br />
Pemerintah tidak akan menahan<br />
atau menunda Persetujuan<br />
tersebut secara tidak wajar.<br />
Permohonan tersebut dari<br />
Perusahaan dapat diajukan<br />
setiap saat selama jangka waktu<br />
Persetujuan ini, termasuk setiap<br />
perpanjangan sebelumnya.”<br />
Apabila kita membaca isinya,<br />
maka cukup jelas bahwa klausula<br />
di atas memang memberikan<br />
hak kepada PTFI sebagai<br />
kontraktor untuk mengajukan<br />
permohonan perpanjangan<br />
sebanyak dua kali perpanjangan<br />
masing-masing 10 tahun, namun<br />
sama sekali tidak membatasi<br />
pemerintah Republik Indonesia<br />
untuk menolak, menunda atau<br />
menahan sepanjang terdapat<br />
alasan yang wajar.<br />
Sehubungan dengan permasalahan<br />
ini, KK pertambangan<br />
sebenarnya sudah dihapus<br />
berdasarkan Undang-undang<br />
No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan<br />
Mineral dan Batubara<br />
(UU Minerba) dan diganti oleh<br />
izin usaha pertam bangan (IUP).<br />
Sebagai ketentuan peralihan,<br />
maka Pasal 169 UU Minerba<br />
mengatur bahwa KK yang telah<br />
ada sebelum berlakunya undangundang<br />
tetap berlaku sampai<br />
jangka waktu berakhirnya kontrak<br />
atau perjanjian.<br />
Menolak perpanjangan KK<br />
hingga 2041 karena KK pertambangan<br />
sudah dihapus dan<br />
digan ti dengan IUP merupakan<br />
alasan yang sah dan wajar. Ini<br />
adalah alasan yang sangat kuat.<br />
Apalagi berdasarkan Pasal 21<br />
ayat (1) dan ayat (3) KK, disebutkan<br />
bahwa sengketa akan<br />
diselesaikan melalui arbitrase<br />
menggunakan mekanisme aturan<br />
UNCITRAL dan ber tempat di<br />
Jakarta (seats of arbitration).<br />
Karena seats of arbitration<br />
atau tempat kedudukan arbitrase<br />
adalah di Indonesia, secara<br />
hukum berarti apabila pemerintah<br />
Indonesia tidak puas<br />
atas putusan atau awards yang<br />
dikeluarkan oleh majelis arbitrase<br />
terkait sengketa KK PTFI,<br />
maka pemerintah dapat<br />
mengajukan pembatalan atas<br />
putusan arbitrase ke pengadilan<br />
di negara di mana putusan<br />
terse but dijatuhkan (country<br />
of origin), atau dalam hal ini di<br />
pengadilan Indonesia, sesuai<br />
mekanisme dalam Undangundang<br />
No. 30 Tahun 1999<br />
tentang Arbitrase dan Alternatif<br />
Penyelesaian Sengketa (UU<br />
APS) dan UNCITRAL dan<br />
Konvensi New York 1958.<br />
Selain pembatalan putusan<br />
arbitrase, Pasal 61, Pasal 62 dan<br />
Pasal 66 UU APS mengatur bahwa<br />
eksekusi putusan ar bitrase<br />
dilaksanakan berda sarkan<br />
perintah Ketua Peng adilan Negeri,<br />
dan boleh ditolak apabila melanggar<br />
kesusilaan dan ketertiban<br />
umum. Terkait dengan hal ini,<br />
ahli hukum terkemuka Indonesia,<br />
Yahya Harahap menyatakan<br />
bahwa melanggar ketertiban<br />
umum dapat ditafsirkan sebagai<br />
bertentangan dengan hukum<br />
positif Indonesia.<br />
Di sini terlihat bahwa, apabila<br />
arbitrase nantinya membenarkan<br />
dalil PTFI agar pemerintah<br />
memperpanjang KK hingga<br />
2041 pasca berakhir pada tahun<br />
2021 padahal UU Minerba<br />
sudah menghapus aturan<br />
demikian, maka sama saja putusan<br />
arbitrase itu telah melanggar<br />
ketertiban umum.<br />
Sejalan dengan masalah kontrak<br />
dan perubahan undang-undang,<br />
Mahkamah Agung melalui Putusan<br />
No. 30 P/HUM/2011 telah<br />
menolak gugatan dari Indonesia<br />
Petrol eum Association (IPA)<br />
yang menguji Peraturan Pemerintah<br />
No.79 Tahun 2010 tentang<br />
Biaya Operasi Yang Dapat Dikembalikan<br />
Dan Perlakuan Pajak Di<br />
Bidang Usaha Hulu Minyak dan<br />
Gas Bumi sebab isi per aturan<br />
ter sebut telah mengu bah ketentuan<br />
biaya operasi yang dapat<br />
dikembalikan (cost reco very)<br />
dan berbeda dari kontrak.<br />
Ini baru satu aspek, karena<br />
pemerintah juga dapat mengajukan<br />
dalil bahwa PTFI telah<br />
melanggar KK dan peraturan<br />
perundang-undangan di<br />
Indonesia seperti pelanggaran<br />
atas Pasal 26 KK yang mewajibkan<br />
mereka menjaga lingkungan<br />
hidup di sekitar wilayah<br />
operasi. Ini bisa merujuk pada<br />
temuan BPK mengenai kerusakan<br />
lingkungan dan ekosistem<br />
akibat kegiatan PTFI yang<br />
merugikan keuangan negara<br />
sebesar Rp.185trilyun.<br />
Jadi, dalam hal apapun<br />
kedudukan Indonesia melawan<br />
PTFI ini sangat kuat. Bila pe merintah<br />
menolak memperpanj ang<br />
kontrak karya PTFI sampai 2041<br />
dengan alasan keberadaan<br />
kontrak karya sudah dihapus<br />
dari khazanah hukum Indonesia,<br />
dan kemudian PTFI membawa<br />
masalah itu ke arbitrase, maka<br />
dapat dikatakan Indonesia akan<br />
bertanding di kandang sendiri.<br />
Penyelesaian akhir dari putusan<br />
arbitrase bagi para pihak, baik<br />
pembatalan maupun proses<br />
eksekusi juga akan diselesaikan<br />
melalui pengadilan Indo nesia.<br />
Ini berbeda dari perkara antara<br />
Pertamina dengan Karaha<br />
Bodas yang seats of arbitration<br />
atau tempat kedudukan<br />
arbitrase dilaksanakan di<br />
Jenewa, Swiss. Sehingga ketika<br />
itu Mahkamah Agung Republik<br />
Indonesia menolak pembatalan<br />
atas putusan arbitrase yang<br />
diajukan oleh Pertamina (lihat<br />
Putusan Mahkamah Agung No.<br />
444 PK/Pdt/2007 tanggal 9<br />
September 2008).<br />
B.Aset PTFI Pasca<br />
Berakhirnya KK<br />
Keuntungan lain yang dapat<br />
diperoleh bila pemerintah tidak<br />
memperpanjang KK adalah<br />
Indonesia dapat memperoleh<br />
semua aset PTFI tanpa perlu<br />
membayar kompensasi apapun<br />
dan juga tidak perlu ikut menang<br />
gung hutang atau kewajiban<br />
PTFI kepada pihak lain.<br />
Hal ini karena Pasal 22 ayat (2)<br />
KK mengatur bahwa dalam hal<br />
berakhirnya kontrak, dalam 90<br />
hari sejak berakhirnya KK, Indonesia<br />
boleh mengajukan penawaran<br />
guna membeli aset PTFI.<br />
Bila Indonesia menolak menawar<br />
atau tidak mengajukan<br />
tawaran dalam tenggang waktu<br />
tersebut, maka PTFI boleh menjual<br />
aset-aset miliknya kepada<br />
pihak lain dalam dua belas<br />
bulan sejak berakhirnya periode<br />
penawaran Indonesia.<br />
Seandainya setelah dua belas<br />
bulan tersebut masih terdapat<br />
aset yang tersisa, atau bahkan<br />
bila tidak ada yang terjual,<br />
maka pemerintah Indonesia<br />
boleh memiliki semua aset<br />
PTFI tanpa perlu membayar<br />
kompensasi apapun.<br />
Article 22<br />
2.Upon termination of this<br />
Agreement pursuant to this<br />
Article 22 or termination of this<br />
Agreement by reason of the<br />
expiration of the term of this<br />
Agreement, all Contract<br />
Properties, movable and immovable,<br />
of the Company within<br />
the Project Areas and Mining<br />
shall be offered for sale to the<br />
government at cost or market<br />
value, whichever is the lower,<br />
but in no event lower than the<br />
depreciated book value. The<br />
Government shall have an option,<br />
valid for thirty days from the<br />
date of such offer, to buy, within<br />
ninety days after acceptance<br />
by the Government of such offer,<br />
all such property at the agreed<br />
value payable in United States<br />
Dollars and through a bank to<br />
be agreed upon by both Parties.<br />
If the Government does not<br />
accept such offer within the said<br />
thirty-day period, the Company<br />
may sell, remove or otherwise<br />
dispose of any or all of such<br />
property during a period of twelve<br />
months after the expiration of<br />
such offer. The Government<br />
will use its best efforts to facilitate<br />
the disposition by the Company<br />
of any of such Contract Properties<br />
that the Company desires to<br />
dispose of. Any of such Contract<br />
Pro perties not so sold, removed<br />
or otherwise disposed of shall<br />
become the property of the<br />
Gover nment without any compensation<br />
to the Company.”<br />
Terjemahan Bahasa<br />
Indonesia:<br />
Pasal 22<br />
2.Sesudah pengakhiran<br />
Persetujuan berdasarkan Pasal<br />
22 ini atau pengakhiran Persetujuan<br />
ini karena alasan berakhirnya<br />
jangka waktu Persetujuan<br />
ini, semua Kekayaan Kontrak<br />
Karya milik Perusahaan, yang<br />
bergerak atau tidak bergerak,<br />
yang terdapat di dalam Wilayahwilayah<br />
Proyek dan Pertambangan<br />
harus ditawarkan untuk<br />
dijual kepada Pemerintah de ngan<br />
harga atau nilai pasar, yang mana<br />
yang lebih rendah, tetapi tidak<br />
lebih rendah dari nilai buku.<br />
Pemerintah akan mempunyai<br />
kesempatan, berlaku untuk 30<br />
(tiga puluh) hari sejak tanggal<br />
penawaran tersebut, untuk<br />
membeli, dalam waktu 90<br />
(sembilan puluh) hari setelah<br />
diterimanya penawaran tersebut<br />
oleh Pemerintah, semua kekayaan<br />
tersebut dengan harga<br />
yang disetujui dibayar dalam<br />
Dollar Amerika dan melalui<br />
suatu bank yang disetujui oleh<br />
kedua belah pihak. Apabila<br />
Pemerintah, dalam waktu 30<br />
(tiga puluh) hari tersebut,<br />
menolak penawaran itu, maka<br />
Perusahaan boleh menjual,<br />
memindahkan atau dengan<br />
PADAT SEBELAH<br />
Beginilah kondisi<br />
kendaraan yang<br />
padat sebelah<br />
di Jalan M<br />
Hasibuan,<br />
Bekasi Selatan.<br />
Sementara di sisi<br />
lainnya, kondisi<br />
jalan terlihat sepi<br />
atau lengang. Hal<br />
itu terjadi pada<br />
jam-jam sibuk.<br />
cara lain menyingkirkan setiap<br />
atau semua harta kekayaan<br />
tersebut dalam waktu 12 (dua<br />
belas) bulan setelah berakhirnya<br />
penawaran tersebut.<br />
Pemerintah akan menggunakan<br />
usahanya yang terbaik<br />
untuk membantu pemindahan<br />
oleh Perusahaan semua kekayaan<br />
Kontrak Karya tersebut<br />
apabila Perusahaan berkeinginan<br />
untuk menying kirkannya.<br />
Semua harta kekayaan<br />
yang tidak terjual, dipindahkan<br />
atau dengan cara lain disingkirkan,<br />
akan menjadi milik<br />
Pemerintah tanpa suatu kompensasi<br />
kepada Perusahaan.<br />
Ketentuan Pasal 22 ayat (2)<br />
KK di atas memang tidak<br />
berlaku di industri migas. Di<br />
sana, semua aset kontraktor<br />
PSC menjadi milik pemerintah<br />
RI ketika masa kontrak sudah<br />
berakhir karena semua dana<br />
yang dikeluarkan kontraktor<br />
PSC untuk membeli aset sudah<br />
diganti pemerintah melalui<br />
mekanisme cost recovery.<br />
Bahkan dalam hal kontrak<br />
berakhir dan masih ada biaya<br />
tertanam (sunk cost) dari<br />
kontraktor yang belum diganti<br />
pemerintah, maka kontraktor<br />
baru wajib menanggung sunk<br />
cost tersebut.<br />
Dari logika hukum ini, kita dapat<br />
menyatakan bahwa analogi<br />
tentang tanah sewaan dan<br />
bangunan di atasnya harus diganti<br />
pemilik tanah adalah salah. Asas<br />
pemisahan horizon tal memang<br />
memungkinan pemilik bangunan<br />
dan tanah adalah dua orang<br />
berbeda. Na mun dalam hal hak<br />
atas bangu nan sudah habis (baik<br />
karena sewa, hak pakai, dan hak<br />
guna bangunan) maka pemilik<br />
lahan berhak meminta penyewa<br />
untuk atas biaya sendiri<br />
menghancurkan bangu nan<br />
miliknya serta memulihkan tanah<br />
seperti sebelum disewa.<br />
Dalam praktek, perjanjian sewa<br />
biasanya akan memasukan klausula<br />
bahwa bila pemilik bangunan<br />
tidak memulihkan tanah, pemilik<br />
lahan berhak melakukan sendiri<br />
dan biayanya akan ditanggung<br />
oleh pemilik bangunan.<br />
C.Penutup<br />
Dari segi apapun sudah cukup<br />
jelas bahwa divestasi saham PTFI<br />
yang dilakukan pemerintah RI<br />
ini adalah kesalahan besar. Bukan<br />
saja pemerintah telah membeli<br />
saham PTFI di harga premium<br />
yang berarti juga menanggung<br />
semua kewajiban PTFI, tetapi<br />
juga kehilangan kesempatan<br />
untuk memperoleh aset PTFI<br />
secara gratis.<br />
Hal ini karena pemerintah<br />
telah menerbitkan IUP untuk<br />
PTFI, yang berarti ketentuan<br />
dalam KK khususnya Pasal 22<br />
ayat (2) seperti dikutip di atas<br />
sudah tidak berlaku. Jadi PTFI<br />
berhak menyimpan asetnya<br />
ketika IUP mereka berakhir<br />
jangka waktunya.<br />
Untuk mencegah kerugian<br />
lebih lanjut, maka penulis berharap<br />
agar ada elemen masyarakat<br />
sipil di Indonesia yang mendaftarkan<br />
gugatan citizen lawsuit<br />
agar pengadilan membatalkan<br />
kesepakatan antara PTFI dan<br />
pemerintah itu.<br />
Selain itu, mereka juga dapat<br />
mengajukan pembatalan atas<br />
IUP PTFI ke pengadilan tata<br />
usaha negara. Kita tentu ingat<br />
bahwa pengadilan Indonesia<br />
sebelumnya telah memenangkan<br />
gugatan masyarakat sipil yang<br />
menolak swastanisasi air dengan<br />
membatalkan perjanjianj konsesi<br />
air antara pemerintah dengan<br />
Aetra dan Palyja.<br />
*) Pemerhati<br />
Kebijakan Publik<br />
Layangkan unek-unek dan keluhan Anda terkait berbagai<br />
persoalan, layanan publik, lingkungan, kinerja aparat baik<br />
pemerintahan maupun kepolisian, serta pelayanan umum<br />
lainnya. Kirim langsung ke :<br />
radar bekasi<br />
Hubungi RUMAH ZAKAT <strong>BEKASI</strong><br />
(021) 88397001 | 0817 214843 | 0817 0998267<br />
Polresta Bekasi dan Polsek jajaran<br />
Polresta Bekasi (021) 89113533<br />
Polsek Tambun (021) 8802738/97660935<br />
Polsek Cikarang Barat (021) 88323550<br />
Polsek Cikarang (021) 89106141/8901217<br />
Polsek Cikarang Timur 021 89141940<br />
Polsek Kedung Waringin (021) 89140153/89142579<br />
Polsek Pebayuran (021) 89150110<br />
Polsek Cikarang Selatan (021) 89901756/89901544<br />
Polsek Cikarang Pusat (021) 89970020<br />
Polsek Serang Baru (021) 89952376 / 89954516<br />
Polsek Cibarusah (021) 89952516<br />
Polsek Setu (021) 8250532<br />
Polsek Sukatani (021) 89160765<br />
Polsek Tambelang (021) 89170755 / 89171110<br />
Polsek Babelan (021) 8920012<br />
Polsek Tarumajaya (021) 88990277<br />
Polsek Cabang Bungin (021) 89180203 / 94600096<br />
Polsek Muara Gembong (021) 89190074<br />
Sentra Komunikasi<br />
(Senkom) Tol Cikampek 822-6666<br />
Senkom Tol Dalam Kota 801-1735<br />
Senkom Tol Janger 919-9999<br />
Senkom Tol Jagorawi 917-7777<br />
Senkom Tol TB Simatupang 920-1111<br />
Senkom Tol Cipularang (022) 2021-666<br />
Senkom Tol Wiyoto Wiyono 651-8350<br />
Tol Palimanan-Kanci 0231-484268<br />
Tol Purwakarta - Bandung (022) 2021666,<br />
(022) 91196666<br />
Tol Semarang 024-7607777<br />
Tol Surabaya-Gempol 031-5624444<br />
PJR Tol Cikampek 849-71122<br />
PJR Tol Janger 591-3648<br />
PJR Tol Jagorawi I 877-93621<br />
Derek 884 -1110<br />
PEMADAM KEBAKARAN 113<br />
Sudin Kota Bekasi 889-57805<br />
Sudin Kabupaten Bekasi 883-36732<br />
TERMINAL BIS<br />
Kampung Rambutan (Dalam Kota) 840-0062<br />
Kampung Rambutan (Antar Kota) 840-0063<br />
Pulogadung (Dalam Kota) 489-7748<br />
Pulogadung (Antar Kota) 488-3742<br />
Kalideres 544-5348<br />
Lebakbulus 750-9773<br />
Rawamangun 489-7455<br />
Cibinong 879-00894<br />
Tangerang-Cikokol 557-61265<br />
Bekasi 884-1901<br />
STASIUN KERETA API<br />
Gambir 386-2361<br />
Jatinegara 819-2318<br />
Pasar Senen 421-0164<br />
Tanahabang 384-0048<br />
Jakarta Kota 692-8515<br />
Manggarai 8<strong>29</strong>-2458<br />
Tanjungpriok 439-31978<br />
RUMAH SAKIT<br />
RS JATIMULYA (Bekasi Timur):<br />
Jl. Jatimulya Raya no.14 Bekasi, Telp (021) 82435001<br />
RS Karya Medika 1 :<br />
Jl. Raya Imam Bonjol No. 9B, Cikarang Barat,<br />
Telp. (021) 8903003,<br />
(021) 8900190, (021) 890019<br />
RS Karya Medika II:<br />
Jl. Hasanudin No.63, Tambun, Telp (021) 88361980-<br />
(021) 88327514- (021) 70207483<br />
RS Jati Rahayu :<br />
Jl. Hankam Pondokgede, Telp. (021) 8462566<br />
RS Permata Bekasi :<br />
Jl. Legenda Raya No. 9, Telp. (021) 8254748<br />
RS Mekarsari :<br />
Jl. Mekar Sari No. 1, Telp. (021) 8801891<br />
RS Amanda I:<br />
Jl. Raya Serang No.83, Cikarang Selatan,<br />
Telp (021) 8971643<br />
RS Amanda II:<br />
Jl Raya Industri No.36, Cikarang Utara,<br />
Telp (021) 8900277<br />
RS Ananda :<br />
Jl. Sultan Agung No.173, Medansatria, Bekasi Barat,<br />
Telp (021) 8854338<br />
RS Annisa:<br />
Jl Cikarang Baru No.31, Cikarang Utara,<br />
Telp (021) 8904165<br />
RS Bhakti Husada:<br />
Jl RE Martadinata Cikarang, Telp (021) 8900531<br />
RS Bhakti Kartini:<br />
Jl RA Kartini, No. 11, Margahayu,<br />
Tep (021) 8801954<br />
RS Budi Lestari:<br />
Jl Raya Kalimalang Depan Perum II,<br />
Telp (021) 8842336<br />
RS Graha Juanda :<br />
Jl. Ir H Juanda No. 326, Bekasi Timur,<br />
Telp (021) 8811832 , (021) 88346880<br />
RS Hermina Bekasi:<br />
Jl. Kemakmuran No.39,<br />
Margajaya Bekasi,<br />
Telp (021) 8842121<br />
RS Ibu Soedibyo:<br />
Jl. KH Agus Salim 100,<br />
Telp (021) 8802435<br />
RS Medirossa:<br />
Jl. Industri Tegalgede,<br />
Cikarang Selatan,<br />
Telp (021) 8937867<br />
RS Mekarsari Bekasi:<br />
Jl. Raya Mekarsari No. 1,<br />
Telp (021) 8802641)<br />
RS Mitra Keluarga Bekasi:<br />
Jl. Jend A. Yani, Bekasi,<br />
Telp (021) 8853333<br />
RS Mitra Keluarga Bekasi Timur:<br />
Jl. Pengasinan, Rawasemut,<br />
Telp (021) 8817777<br />
RS Anna:<br />
Jl. Pekayon Raya No.36,<br />
Bekasi Selatan, Telp (021) 82432211<br />
RS Global Awal Bros:<br />
Jl. KH Noer Alie, Kav. 17-18,<br />
Kalimalang, Bekasi,<br />
Telp (021) 8868888-(021) 88855210<br />
RSIA Bella:<br />
Jl. Ir. H Juanda, No. 141,<br />
Telp (021) 880175-(021) 88342438<br />
@radarbekasi |<br />
ariesant.radar@gmail.com<br />
radarbekasi@gmail.com<br />
bismanradarbekasi@gmail.com<br />
RS Islam Bani Saleh:<br />
Jl. RA Kartini 66, Telp (021) 8803386<br />
@gobekasi<br />
085710036461<br />
081319221797<br />
MOBIL AMBULANS DAN MOBIL JENAZAH<br />
NOMOR TELEPON PENTING