#Test# Koran Kaltara - Selasa, 8 Januari 2019
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
ulungan<br />
10 <strong>Koran</strong> <strong>Kaltara</strong> www.korankaltara.com<br />
Email: redaksi.korankaltara@gmail.com<br />
Kembangkan Ternak,<br />
Dinas Pertanian akan<br />
Gelar Kontes Sapi<br />
TANJUNG SELOR – Untuk kesekian<br />
kalinya, Dinas Pertanian Bulungan berencana<br />
melaksanakan kontes sapi. Kali<br />
ini bakal digelar di Kecamatan Tanjung<br />
Palas. Dengan dua kategori kontes, yaitu<br />
inseminasi buatan (IB) dan sapi lokal.<br />
“Kuota peserta tidak dibatasi. Termasuk<br />
jumlah sapi yang diikutkan. Rencananya,<br />
tim penilai kami datangkan dari Samarinda<br />
dan Malang,” ujar Kepala Dinas<br />
Pertanian Bulungan, Ahmad Yani.<br />
Digelarnya kontes sapi tersebut, kata<br />
Ahmad Yani, bertujuan untuk memotivasi<br />
masyarakat yang memiliki ternak sapi.<br />
Salah satunya, pengembangan ternak<br />
sapi melalui metode IB. Dengan demikian,<br />
produksi sapi di Bulungan diharapkan bisa<br />
mengalami peningkatan setiap tahun. Sehingga<br />
peternak sapi tidak lagi mengambil<br />
sapi dari luar daerah seperti pulau Jawa<br />
dan Sulawesi untuk diternak .<br />
Selama ini, diakuinya, sapi hasil ternak<br />
masyarakat Bulungan tidak hanya untuk<br />
memenuhi kebutuhan daging dalam<br />
daerah. Namun, dijual ke kabupaten tetangga<br />
seperti Malinau dan Tana Tidung.<br />
Terutama ketika memasuki perayaan hari<br />
besar keagamaan.<br />
“Adanya sapi lokal pun, membantu<br />
apabila terjadi lonjakan harga. Dari pada<br />
harus mendatangkan sapi luar daerah,<br />
lebih baik yang ada di dalam daerah ini<br />
kita kembangkan,” ujarnya kepada <strong>Koran</strong><br />
<strong>Kaltara</strong>.<br />
Dijelaskan, ada beberapa manfaat<br />
dari pengembangan ternak sapi melalui<br />
metode IB. Yakni, meningkatkan mutu<br />
genetik sapi lokal, mengatasi masalah<br />
kekurangan pejantan unggul, mengatur<br />
jarak kebuntingan ternak, mengurangi<br />
penyebaran penyakit kelamin dan juga<br />
peternak bisa memilih jenis keturunan<br />
yang baik.<br />
“Untuk itu kami mengadakan kontes<br />
sapi dengan katagori IB yang mana ini<br />
bisa memperkenalkan agar dapat dikembangkan,”<br />
ucapnya. (ike815)<br />
TANJUNG SELOR – Asisten I<br />
bidang Pemerintahan dan Kesra<br />
Setprov <strong>Kaltara</strong> Sanusi menerima<br />
aduan dari masyarakat, perihal<br />
proses Pemilihan Kepala Desa<br />
(Pilkades) Pejalin, Kecamatan<br />
Tanjung Palas, Bulungan, Senin<br />
(7/1). Sebanyak dua orang warga<br />
membawakan laporan, terkait dengan<br />
tahapan Pilkades yang dinilai<br />
terdapat kekeliruan.<br />
Sebagaimana yang disampaikan<br />
kepada Sanusi dan awak media,<br />
hal yang dilaporkan soal pengguguran<br />
salah satu calon Kades<br />
Pejalin, yang maju dalam pemilihan.<br />
Menurut laporan tersebut, satu dari<br />
tiga calon yang notabene merupakan<br />
kepala desa sebelumnya<br />
dinyatakan gugur karena terdapat<br />
berkas yang tidak sesuai waktu<br />
pengajuannya.<br />
Menanggapi hal itu, Sanusi mengaku<br />
akan mempelajari kembali.<br />
Sebagai perwakilan pemerintah<br />
pusat, Pemprov menyarankan agar<br />
hal tersebut diselesaikan terlebih<br />
dahulu dirana kabupaten. “Kami sudah<br />
menerima laporannya dan perlu<br />
dipelajari kembali,” ucapnya saat<br />
ditemui di ruang kerjanya kemarin.<br />
Diterangkan, dalam Pilkades,<br />
kewenangan ada di Kabupaten<br />
Bulungan melalui dinas terkait. Dari<br />
berkas-berkas yang disampaikan<br />
perwakilan calon Kades, memang<br />
harus ada yang disinkronkan. Untuk<br />
sementara dari berkas yang<br />
dipelajari, calon kades digugurkan<br />
oleh panitia Pilkades. Menurutnya,<br />
jangan sampai panitia Pilkades<br />
melampaui kewenangan dalam<br />
penentuam calon.<br />
Sempat membuka regulasi, terdapat<br />
pada Peraturan Bupati Bulungan<br />
Nomor 62 Tahun 2015 tentang<br />
Petunjuk Teknis Pemilihan Kepala<br />
Desa. Disebutkan bahwa kewajiban<br />
kepala desa bagi yang maju lagi<br />
(petahana), melampirkan laporan<br />
pertanggungjawaban pemerintah<br />
desa. “Tapi hal ini tidak dalam kami<br />
konteks menilai sudah sesuai atau<br />
tidak. Karena ini merupakan kewenangan<br />
bupati,” jelasnya.<br />
Baja Ringan Dominasi Kegiatan Konstruksi<br />
TANJUNG SELOR – Baja ringan<br />
menjadi item penunjang kebutuhan<br />
konstruksi yang saat ini banyak digunakan<br />
untuk kegiatan konstruksi.<br />
Hal ini dikarenakan, baja ringan<br />
dinilai lebih efisien dan efektif dalam<br />
menggantikan kayu untuk rangka<br />
bangunan. Demikian dikonfirmasi<br />
salah satu pemilik Jasa Konstruksi<br />
di Tanjung Selor, Sudawam.<br />
Ia menguraikan, semenjak menjual<br />
sekitar empat tahun lalu, saat ini<br />
pesanan tetap stabil dan cenderung<br />
meningkat. Sehingga ia menilai,<br />
baja ringan ini lambat laun bisa<br />
menggeser posisi kayu yang selama<br />
ini digunakan untuk rangka atap<br />
bangunan yang dimaksud.<br />
“Bangunan modern saat ini juga<br />
menggunakan baja ringan. Dari<br />
segi keuntungan, memang terletak<br />
dari biaya yang lebih murah<br />
dibanding yang lain. Kalau masalah<br />
harga, antara Rp275.000 sampai<br />
Rp400.000 untuk hitungan meter<br />
dan rata-rata Rp20.000 untuk satuan<br />
kilogram,” katanya, Senin (7/1).<br />
Terpisah, salah satu masyarakat<br />
yang menggunakan baja ringan<br />
untuk keperluan pembangunan<br />
rumahnya, Purnama menjelaskan,<br />
menggunakan karena harga yang<br />
cenderung miring. Sehingga ia dapat<br />
sedikit menekan ongkos biaya<br />
pembangunan rumah.<br />
“Saya juga awalnya di beri infor-<br />
masi sama teman. Karena saya lihat<br />
juga di sini sekarang banyak, jadi<br />
saya ikutan. Meskipun ini juga saya<br />
beli nya nyicil per meter, namun memang<br />
sedikit bisa lebih bernapas lah<br />
dibanding kalau pakai kayu,” imbuh<br />
Purnama.<br />
Dari sisi perdagangan, Kepala<br />
Dinas Perindustrian, Perdagangan,<br />
Koperasi dan UMKM (Disperindagkop)<br />
<strong>Kaltara</strong>, Hartono berkomentar,<br />
Pasalnya, kata Sanusi, untuk<br />
laporan pertanggungjawaban<br />
kepala desa melapornya kepada<br />
Bupati melalui Dinas Pemberdayaan<br />
Masyarakat Desa (DPMD)<br />
Bulungan. Tidak kepada Panitia<br />
Pilkades, sebagaimana yang<br />
dipersoalkan. Namun ia kembali<br />
menegaskan, pihaknya hanya sebatas<br />
memfasilitasi dan akan<br />
berkoordinasi dengan Pemkab<br />
Bulungan. “Mereka minta kepada<br />
panitia Pilkades untuk mempertimbangkan<br />
dan lakukan verifikasi<br />
ulang, perihal digugurkannya salah<br />
satu calon,” ungkapnya.<br />
selasa, 8 <strong>Januari</strong> <strong>2019</strong>, Edisi 1398 Tahun V<br />
Anggap Keliru, Pilkades<br />
Pejalin Diadukan ke Pemprov<br />
Asisten I <strong>Kaltara</strong><br />
Minta Harus<br />
Diselesaikan<br />
Foto : Agung/<strong>Koran</strong> <strong>Kaltara</strong><br />
KONSTRUKSI – Pembuatan kerangka bangunan saat ini banyak menggunakan<br />
komponen baja ringan<br />
Foto : RIZQY/KORAN KALTARA<br />
PILKADES - Asisten I bidang Pemerintahan dan Kesra Setprov <strong>Kaltara</strong>, Sanusi saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (7/1).<br />
baja ringan memang menjadi produk<br />
yang tergolong potensial dan profit<br />
dari sisi perdagangan. Karena mulai<br />
banyak yang menggunakan,<br />
membuat tingkat permintaan terus<br />
meningkat.<br />
“Pasar nya juga dipengaruhi<br />
kegiatan pembangunan. Saat ini<br />
kan penduduk juga bertambah<br />
terus, jadi permintaan bisa terus<br />
tumbuh,” ujar Hartono.(ag)<br />
Dorong Peran<br />
Puspaga<br />
Menuju<br />
Bulungan<br />
sebagai KLA<br />
TANJUNG SELOR – Setelah dibentuk<br />
dan diresmikan beberapa waktu<br />
lalu, peran Pusat Pembelajaran Keluarga<br />
(Puspaga) Bulungan terus<br />
digalakkan. Puspaga diyakini ke depan<br />
dapat mendorong upaya Pemkab Bulungan<br />
untuk mewujudkan Kabupaten<br />
Layak Anak (KLA).<br />
Sejauh ini Dinas Pemberdayaan<br />
Perempuan, Perlindungan Anak,<br />
Pengendalian Penduduk dan Keluarga<br />
Berencana (D3AP2KB) Bulungan,<br />
diketahui juga melakukan berbagai<br />
upaya memenuhi indikator guna<br />
mewujudkan (KLA).<br />
Bupati Bulungan H Sudjati mengatakan,<br />
setidaknya ada sejumlah indikator<br />
yang harus dipenuhi oleh kabupaten<br />
kota untuk mendapat status KLA.<br />
Dan ditegaskannya untuk mencapai<br />
indikator-indikator tersebut tidak hanya<br />
menjadi tugas DP3AP2KB saja, tetapi<br />
juga seluruh stakeholder terkait. Termasuk<br />
organisasi perangkat daerah<br />
atau OPD-OPD di lingkup Pemkab<br />
Bulungan.<br />
“Semua harus berperan, agar bisa<br />
Apabila sesuai jadwal, pada bulan<br />
ini sudah memasuki tahapan<br />
kampanye bagi calon Kades. Sanusi<br />
menegaskan, persoalan ini<br />
harus menjadi perhatian bersama.<br />
Jika permasalahan ini tidak kunjung<br />
terselesaikan, agar dinas<br />
terkait bisa mengambil sikap. Untuk<br />
langkah selanjutnya, agar panitia<br />
Pilkades, para calon dan pihak<br />
kecamatan agar diselesaikan satu<br />
meja. Berkaitan pelaksanaan teknis<br />
dalam Pilkades ini, sepenuhnya<br />
ranah kabupaten. Dia mengharapkan,<br />
bisa melaksanakan sesuai<br />
ketentuan yang berlaku. (zz)<br />
mencapai status Kabupaten Layak<br />
Anak, OPD-OPD terkait di Pemkab Bulungan<br />
serta para stakeholders, harus<br />
bersinergi, apalagi ada banyak indikator<br />
yang harus dipenuhi,” ujarnya.<br />
Beberapa indikator yang harus dipenuhi,<br />
terang bupati, antara lain adanya<br />
desa atau kelurahan layak anak, kecamatan<br />
layak anak, data profil anak<br />
yang terbarui hingga termasuk juga<br />
harus ada alokasi anggaran kebijakan<br />
program pembangunan yang memenuhi<br />
hak-hak anak. Dalam hal ini bisa<br />
dilakukan dan dialokasikan melalui<br />
OPD terkait.<br />
“Mencapai KLA juga membutuhkan<br />
keterlibatan stakeholders atau pemangku<br />
kepentingan lainnya. Yaitu<br />
lembaga masyarakat, perguruan tinggi<br />
hingga media masa dan lain sebagainya,<br />
begitupiun pihak swasta,” katanya<br />
Informasi dihimpun, Indonesia telah<br />
meratifikasi atau turut mengesahkan<br />
Konvensi Hak Anak (KHA), sejak 25<br />
Agustus 1990. Melalui Keputusan<br />
Presiden Nomor 36 tahun 1990 dan<br />
konsekuensi bagi negara yang telah<br />
meratifikasi KHA adalah kewajiban<br />
untuk mengakui dan memenuhi hak<br />
anak sebagaimana yang tertuang<br />
dalam KHA.<br />
“Dengan begitu, artinya pemerintah<br />
telah berkomitmen, berjanji untuk<br />
mengakui dan memenuhi serta mewujudkan<br />
hak anak. utamanya untuk<br />
membebaskan maupun melindungi<br />
anak-anak dari bentuk-bentuk pekerjaan<br />
serta kekerasan terhadap anak,”<br />
pungkasnya. (an)