#Test# Koran Kaltara - Selasa, 8 Januari 2019
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
politik<br />
9 <strong>Koran</strong> <strong>Kaltara</strong> www.korankaltara.com<br />
Email: redaksi.korankaltara@gmail.com<br />
selasa, 8 <strong>Januari</strong> <strong>2019</strong>, Edisi 1398 Tahun V<br />
Visi Misi Capres<br />
Batal, KPU Dinilai<br />
Turunkan Kualitas<br />
Demokrasi<br />
JAKARTA – Koordinator Juru<br />
Bicara Badan Pemenangan Nasional<br />
(BPN) Prabowo-Sandi,<br />
Dahnil Anzar Simanjuntak, mengatakan<br />
keputusan KPU RI yang<br />
membatalkan pemaparan visi-misi<br />
capres-cawapres yang sedianya<br />
akan digelar pada 9 <strong>Januari</strong> <strong>2019</strong><br />
mendatang, menimbulkan kerugian<br />
bagi proses demokrasi di<br />
Tanah Air.<br />
Dahnil mengatakan, sebenarnya<br />
melalui penyampaian visi-misi<br />
tersebut, dapat meningkatkan<br />
kualitas demokrasi jika disampaikan<br />
secara langsung oleh kandidat<br />
capres-cawapres. Sebab,<br />
masyarakat dalam mengeksplorasi<br />
secara langsung dan mendalami<br />
visi-misi dari capres-cawapresnya.<br />
“Jadi menurut saya, ini tidak<br />
hanya merugikan kami, tetapi juga<br />
merugikan bagi kualitas demokrasi<br />
kita,” kata Dahnil di Jalan Sriwijaya,<br />
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan,<br />
Senin (7/1).<br />
Menurut Dahnil, dari BPN<br />
Prabowo-Sandi semestinya tidak<br />
ada masalah jika penyampaian<br />
visi-misi itu langsung disampaikan<br />
oleh capres-cawapres. Baik<br />
Prabowo ataupun Sandi sudah siap<br />
menyampaikan visi misi secara<br />
langsung.<br />
Bahkan, kata Dahnil, Prabowo<br />
sangat siap menyampaikan visimisi<br />
untuk menjawab tudingan yang<br />
selama ini dialamatkan kepadanya<br />
yang disebut banyak gimmick dan<br />
melemparkan pernyataan sensasional.<br />
“Jadi yang terbayang dari Pak<br />
Prabowo dan Bang Sandi, satu<br />
forum di mana ada panelis dari<br />
universitas yang punya kompetensi<br />
dan keadilan terus bisa menggali,<br />
bahkan bisa membantah,<br />
bisa mengkritik seluruh visi dan<br />
misi yang disampaikan oleh Pak<br />
Prabowo dan Bang Sandi selama<br />
2 jam itu. Itu yang terbayang,”<br />
tuturnya.<br />
Dari penyampaian visi-misi<br />
tersebut bisa menjadi kesempatan<br />
bagi publik yang ingin mengetahui<br />
secara detail visi misi Prabowo-<br />
Sandi.<br />
“Pak Prabowo merasa tertantang,<br />
ini lebih seru. Nah, ini ada<br />
kesempatan publik, media itu melihat<br />
kompetensi dan harapan yang<br />
ditawarkan oleh calon ya. Itulah<br />
kenapa kemudian ada temanteman<br />
berikutnya Mas Priyo dan<br />
kawan-kawan itu menyampaikan<br />
sebaiknya memang visi misi ini<br />
disampaikan langsung oleh capres<br />
dan cawapres. Nah kemudian<br />
teman-teman TKN menolak terkait<br />
hal itu,” ujarnya.<br />
Komisi Pemilihan Umum akhirnya<br />
membatalkan acara khusus<br />
menyampaikan visi dan misi capres<br />
cawapres peserta Pemilu Presiden<br />
<strong>2019</strong>.<br />
Disebutkan, tim sukses paslon<br />
nomor urut 01, Joko Widodo dan<br />
Ma’ruf Amien, menginginkan agar<br />
penyampaian visi tak hanya diberikan<br />
oleh calon, namun juga tim<br />
sukses atau TKN Jokowi-Ma’ruf.<br />
Namun, pasangan nomor urut 02,<br />
Prabowo-Sandiaga Uno menginginkan<br />
agar visi misi disampaikan<br />
langsung oleh paslon. (vco)<br />
Istana Cium Ada<br />
Upaya Bikin Publik<br />
Tidak Percaya KPU<br />
JAKARTA - Wakil Sekretaris Jenderal<br />
Partai Demokrat, Andi Arief,<br />
kembali mencuit di akun twitternya<br />
@AndiArief. Ia menilai ada keanehan<br />
sistematis dalam pemilu. Ia<br />
mengusulkan pada Prabowo agar<br />
bertanya pada rakyat apakah harus<br />
terus mengikuti pilpres ini.<br />
“Usul saya buat Pak Prabowo untuk<br />
berpidato di hadapan rakyat dan<br />
bertanya: Apakah saya harus terus<br />
mengikuti pilpres dengan keanehan<br />
yang tersistimatis ini?” cuit Andi,<br />
Senin (7/1).<br />
Ia mempertanyakan apakah Jokowi<br />
bisa menang bila Prabowo memboikot<br />
pemilu. Sebab, ia merasakan<br />
ada keanehan sistematis dalam<br />
pemilu.<br />
“Kalau Pak Prabowo menggunakan<br />
hak boikot pemilu dengan<br />
alasan keanehan yang tersistematis,<br />
memangnya Pak Jokowi bisa menjadi<br />
presiden untuk kedua kalinya?”<br />
katanya.<br />
Ia menilai, kalah pilpres karena<br />
keanehan yang sistematis tentu menyakitkan.<br />
Pasalnya, ia menganggap<br />
TKN: Di Rapat KPU,<br />
Kubu Prabowo Minta<br />
Tak Ada Debat Capres<br />
JAKARTA - Juru Bicara Tim Kampanye<br />
Nasional (TKN) Joko Widodo-<br />
Ma’ruf Amin, Arya Sinulingga, gerah<br />
dengan isu jagoannya takut menyampaikan<br />
visi misi. Arya mengungkap<br />
isi rapat dua kubu di KPU, yang<br />
menurutnya ada keengganan kubu<br />
Prabowo-Sandiaga untuk mengikuti<br />
debat.<br />
“Saya agak kesal dengan isu-isu<br />
di luar yang mengatakan Pak Jokowi<br />
takut menyampaikan visi-misi. Sebe-<br />
Andi Arief Sarankan<br />
Prabowo Boikot Pilpres<br />
narnya ini nggak usah dibuka karena<br />
ada etika kita rapat tertutup di KPU,<br />
ada kedua tim ternyata malah dipelintir,<br />
dibuka yang enggak-enggak, kita<br />
posisinya jadi negatif, dikira kita takut<br />
menyampaikan visi-misi,” kata Arya<br />
kepada wartawan di Posko Cemara,<br />
Menteng, Jakarta Pusat, Senin (7/1).<br />
“Kami sampaikan justru pihak 02<br />
(Prabowo-Sandi) yang takut debat.<br />
Debat itu artinya ada dua arah, perdebatan,<br />
mereka maunya hanya satu<br />
Salam 2 Jari, Bawaslu Cecar<br />
Anies Baswedan dengan 27 Pertanyaan<br />
JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta<br />
Anies Rasyid Baswedan memenuhi<br />
panggilan Badan Pengawas Pemilu<br />
(Bawaslu) Kabupaten Bogor di Bawaslu<br />
pusat di Thamrin, Jakarta Pusat.<br />
Dia mengaku telah ditanyai sebanyak<br />
27 pertanyaan terkait dengan kegiatan<br />
di Sentul beberapa waktu lalu.<br />
“Ada 27 pertanyaan yang tadi<br />
diberikan. Prosesnya mulai pukul<br />
13.00 WIB selesai pukul 14 seperempat,<br />
dan sesudah itu lebih banyak<br />
mengecek penulisan berita acara<br />
klarifikasi jadi tadi disebutnya adalah<br />
permintaan klarifikasi,” jelas Anies di<br />
Bawaslu pusat, Jakarta Pusat, Senin<br />
(7/1).<br />
Sebanyak 27 pertanyaan itu, menurut<br />
Anies adalah seputar kegiatan<br />
Konferensi Nasional Partai Gerindra<br />
di Sentul, Kabupaten Bogor, pada 17<br />
Desember lalu. Dia menyebut, pada<br />
Foto: ist/ net<br />
Bakal calon Presiden Prabowo Subianto (tengah) berpelukan dengan Wakil<br />
Sekjen Partai Demokrat Andi Arief (kiri) disaksikan petinggi Partai Demokrat usai<br />
melakukan pertemuan di rumah SBY.<br />
tak ada celah bagi yang dicurangi<br />
menjadi presiden.<br />
“Kalah pilpres karena keanehan<br />
yang sistematis cukup menyakitkan.<br />
Meski bisa muncul people power atau<br />
protes hasil dan legitimasi pemilu,<br />
namun tidak ada celah bagi yang<br />
dicurangi untuk otomatis menjadi<br />
presiden,” kata Andi.<br />
Wakil Ketua TKN yang juga Kepala<br />
Staf Presiden, Jenderal TNI (Purn)<br />
waktu itu, dia memberikan sambutan<br />
yang kemudian beredar video yang<br />
merekam sambutannya. Bawaslu,<br />
kata dia, menyampaikan video tersebut<br />
dan bertanya seputar itu.<br />
“Dan saya jelaskan seperti apa<br />
yang ada di video itu, saya sampaikan<br />
bahwa tidak lebih dan tidak kurang<br />
sehingga tidak perlu saya menambahkan.<br />
Karena apa yang terucap<br />
disitu jelas kalimatnya bisa di-review<br />
dan Bawaslu bisa menilainya,” jelas<br />
Anies.<br />
Dia menjelaskan, sebelumnya<br />
pihaknya dipanggil oleh Bawaslu<br />
Kabupaten Bogor untuk pemeriksaan<br />
klarifikasi pada 3 <strong>Januari</strong> lalu. Sebab,<br />
dia tengah berada di Lombok, maka<br />
pihaknya meminta untuk menjadwalkan<br />
ulang menjadi Senin ini.<br />
“Alhamdulillah, mereka bersedia<br />
untuk melakukannya di Jakarta<br />
Moeldoko, menilai narasi-narasi keberpihakan<br />
oleh lembaga independen<br />
KPU ke petahana, sengaja dikembangkan<br />
untuk membuat masyarakat<br />
tidak percaya pada penyelenggara<br />
pemilu.<br />
“Memang ada sebuah upaya sistematis<br />
untuk memobilisasi yang<br />
ujung-ujungnya adalah memunculkan<br />
ketidakpercayaan publik terhadap<br />
pemerintah atau penyelenggara<br />
sehingga secara transportasi memudahkan<br />
karena banyaknya kesibukan<br />
di Jakarta,” kata Anies.<br />
Sebelumnya, Garda Nasional untuk<br />
Rakyat (GNR), melaporkan Gubernur<br />
DKI Jakarta, Anies Baswedan kepada<br />
Bawaslu. Anies diduga melakukan<br />
pelanggaran kampanye di hari kerja<br />
saat hadir dalam Konferensi Nasional<br />
pemilu. Ini sudah jelas itu,” kata Moeldoko,<br />
di Istana Negara, Jakarta,<br />
Senin (7/1).<br />
Banyak indikasi yang menurut Moeldoko,<br />
pihaknya melihat ada upaya<br />
membangun ketidakpercayaan publik<br />
akan penyelenggaraan pemilu <strong>2019</strong><br />
ini. Salah satunya, kata Moeldoko,<br />
adalah saat ramai kasus KTP elektronik<br />
yang tercecer.<br />
Moeldoko mewanti-wanti agar cara<br />
seperti ini tidak dimainkan. Namun<br />
kalau terus digunakan, ia mengaku<br />
juga punya jurus untuk melawan pola<br />
seperti itu.<br />
“Kita sudah punya catatan, jangan<br />
main-main ya. Makanya kemarin saya<br />
bilang, lanjutkan permainan itu. Saya<br />
akan mainkan juga,” kata Moeldoko.<br />
Diketahui, belakangan ini kritikan<br />
keras terhadap KPU begitu masif<br />
digulirkan. Bahkan muncul tudingan,<br />
lembaga penyelenggara pemilu itu<br />
sudah tidak adil dan berat sebelah<br />
ke kubu patahana.<br />
Mulai dari soal kotak suara dari<br />
kardus, isu 7 kontainer surat suara<br />
yang disebut telah dicoblos untuk<br />
pasangan Jokowi-Ma’ruf, batalnya<br />
pemaparan visi misi karena Tim<br />
Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf<br />
menolak kalau pasangan calon yang<br />
memaparkan, hingga terkait bocoran<br />
soal. (vco/mdc)<br />
arah (yaitu pembacaan) visi-misi,”<br />
sambungnya.<br />
Tim Prabowo, kata Arya, saat rapat<br />
bersama KPU tidak setuju ada debat<br />
capres dan mengusulkan hanya<br />
membaca visi-misi. Kubu Prabowo<br />
disebut takut ada perdebatan.<br />
“Biar teman-teman tahu yang sebenarnya.<br />
Visi misi itu sebenarnya<br />
satu arah, sebenarnya adalah mereka<br />
minta tidak ada debat yang ada hanya<br />
penyampaian visi misi itu di dalam<br />
rapat loh ini. Kita nggak mau buka<br />
sebenarnya,” ungkap Arya.<br />
“Kan gini, visi-misi kan apalagi<br />
visi-misi dua segmen penyampaian<br />
abis itu nggak ada lagi debat nah kita<br />
nggak mau. Debat harus ada, jadi<br />
saya katakan pihak mereka takut debat,<br />
pihak kosong dua itu takut debat,<br />
tidak mau ada debat. Jadi yang ada<br />
hanya penyampaian visi-misi satu<br />
arah,” pungkas Arya.<br />
Senada dengan Arya, jubir TKN Abdul<br />
Kadir Karding juga mengungkap<br />
hal serupa. Dia mengatakan kubu<br />
Prabowo tak mau ada debat capres<br />
saat rapat dengan KPU. Karding<br />
meminta kubu Prabowo-Sandiaga tak<br />
memelintir fakta.<br />
“Kalau kita buka semua (isi rapat di<br />
KPU-red) nanti teman-teman sebelah<br />
sana malu. Jadi menurut saya cari lah<br />
isu yang berupa kebijakan, program,<br />
visi-misi yang lebih produktif, jangan<br />
main hal-hal membuka sesuatu yang<br />
sebenarnya sudah menjadi kesepakatan,”<br />
ujar Karding. (dtc)<br />
Gubernur DKI<br />
Jakarta Anies Rasyid<br />
Baswedan memberikan<br />
keterangan<br />
kepada wartawan<br />
usai diperiksa Bawaslu,<br />
di Jakarta, Senin<br />
(7/1).<br />
Foto: Suara<br />
Partai Gerindra baru-baru ini.<br />
Juru Bicara GNR, Agung Wibowo<br />
Hadi, mengatakan kehadirannya ke<br />
Bawaslu untuk melaporkan Anies<br />
karena diduga berkampanye dengan<br />
mengacungkan dua jari yang merupakan<br />
simbol bagi pasangan caprescawapres<br />
nomor urut 02, Prabowo<br />
Subianto-Sandiaga Uno. (rol)