19.03.2020 Views

Tektonik_Lempeng (1)

Geology

Geology

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Tektonik Lempeng 2014

puncak gunung-berapi, tetapi kadang-kadang juga terjadi pada bagian lereng. Dan apabila ini yang

terjadi, maka gejala tersebut dinamakan “flank” atau “lateral eruption”.

Adapula erupsi gunung-berapi terjadi pada pada bagian kaki gunung-berapi, maka erupsi

seperti itu dinamakan erupsi eksentrik atau erupsi parasitik. Erupsi yang berlangsung pada bagian

puncak dinamakan juga erupsi terminal, sedangkan yang terjadi pada bagian lereng disebut subterminal.

Keduanya selalu dianggap sebagai erupsi puncak, dimana yang sub-terminal merupakan

pemisahan saja dari erupsi terminal. Erupsi puncak tidak akan menyebabkan penurunan terhadap

kedudukan dari dapur magma, sedangkan erupsi eksentrik justru akan menyebabkan peningkatan

kegiatan gas dibagian puncaknya.

4.4.2 Gerak dari Bahan Bahan Piroklastika

Bahan piroklastika yang dikeluarkan saat terjadinya erupsi gunung-berapi, selanjutnya dapat

dialirkan dari pusatnya kewilayah sekitar gunung-berapi dengan media gas yang keluar bersama

piroklastik, atau melalui media air meteorik. Dengan bantuan media gas : Awan panas atau

“glowing avalance” atau “nu’ee ardente”. Sifat-sifat fisik dan karakteristik dari awan panas ini

dipelajari dari erupsi gunungapi Mt.Pele’e di Kepulauan Martinique yang terjadi pada bulan Mei

1902, yang telah menghancurkan kota pantai St.Pierre dan menewaskan hampir 30.000

penduduknya. Karena bentuk awannya yang saat itu sangat menonjol, maka fenomena tersebut

diberi nama “awan pijar”, yang sebenarnya adalah teridiri dari fragmen-fragmen pijar yang

mengalir dengan kecepatan tinggi melalui lembah sebagaimana halnya aliran lava atau air.

Awan yang terlihat sebenarnya adalah hanya debu yang naik keudara dari aliran tersebut.

Karena itu istilah awan akhir-akhir ini cenderung untuk dirubah menjadi “glowing avalance”.

Kecepatan laju awan panas yang menghampiri kota St.Pierre, diperkirakan mencapai 150 Km per

jam. Di Indonesia gunung-berapi yang juga dilaporkan menyemburkan awan panas adalah G.

Merapi di Jawa-Tengah. Disini awan panas karena warnanya yang putih dan turun mengikuti lereng,

dinamakan “wedus gembel”. Berdasarkan penelitian-penelitian yang dilakukan setelah kejadian

tersebut, yang juga melibatkan gunung-gunungapi lainnya yang memperlihatkan erupsi seperti itu.

Letusan dari Gunung-berapi Soufriere yang terletak berdekatan dengan Pulau St.Vincent, juga

memperlihatkan fenomena yang sama seperti di Mt.Pele’e. Kemudian Neumann van Padang (1933)

juga melaporkan kejadian yang sama pada letusan Gunung Merapi di P.Jawa tahun 1930.

Berdasarkan penelitian terhadap bahan yang diendapkan oleh awan panas, ternyata sebagian

besar fragmen-fragmennya ternyata terdiri dari batuan yang baru membeku dari magma. Hanya

89 Copyright@2014 by Djauhari Noor

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!