KOMMUNZINE VOL. 11 - MUTASI RUANG OLEH KAMPUS URBAN
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
14
Apa yang melatari FFFAAARRR dan Gema Semesta
dalam mengkonsep “occupying > modernism”?
FFFAAARRR: Proses mengkonsepkan presentasi visual
dari konten pameran ini kental dengan diskusi bersama
gemasemesta.co dengan arahan dari tim kurator. Poin
terpenting sebenarnya terletak di titel “occupying >
modernism”, dimana pengaruh occupying dinotasikan
memiliki nilai dan pengaruh yang lebih besar. Ada cerita
tentang disruption yang tidak merespon order arsitektur
modern. Kemudian hal ini kami translasikan bersama lebih
jauh menjadi tata ruang, tata pamer objek, dan atribut
pelengkap lainnya.
Gema Semesta: Sama dengan FFFAAARRR, prosesnya
diawali dengan diskusi, brainstorming, dan sebenarnya
yang membuat lebih menarik, kita tidak tahu bentuk
pamerannya akan seperti apa. Kita tidak tahu akan
mengkolaborasikan desain yang kita pelajari dengan
informal design. Proses desainnya pun cukup seru. Kita
keliling Jakarta untuk mendapatkan feel yang mau dicapai,
ke tempat fotokopi dan sekitar, juga berdiskusi dengan
masyarakat luar.
Apa pengaruh terbesar menurut FFFAAARRR dan
Gema terhadap terjadinya fenomena occupying?
F: Kebiasaan dan budaya setempat yang sudah turun
menurun. Sebenarnya cara menduduki ruang ini pastinya
erat juga kaitannya dengan kelas ekonomi, asal tempat,
tingkat pendidikan, dan seterusnya. Tidak ada satu
model occupancy yang pasti. Namun kami merasa model
menduduki yang kami tampilkan di pameran ini adalah
model yang paling bisa relate dengan semua kelas di
Indonesia karena hadir kasat mata di keseharian kita.
G: Pengaruh terbesar sepertinya karena budaya,
kebiasaan, dan sifat dasar masyarakat Indonesia.
01 Panel mengenai kwasan Hotel Indonesia
02 Kursi plastik biru sebagai elemen kuat pameran
03 Instalasi berbagai macam kertas seperti kuitansi