07.05.2021 Views

Buku Kenangan 50 Thn Kesi

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Saudara-saudari yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus,

Marilah kita melambungkan puji syukur ke hadirat Tuhan

Pencipta langit dan bumi atas hidup dan kesempatan untuk

merayakan setengah abad hierarki Gereja Katolik di

Keuskupan Sintang. Selamat kepada kita sekalian yang

mengenang momentum historis ini sambil menatap ke masa

depan. Perayaan iman ini mengundang kita untuk

meneropong perjalanan sejarah dan menyiapkan langkah

menuju ke masa depan.

Sejak menapakkan kaki di bumi Borneo, para misionaris awal SJ (Societas Jesu) dan

OFMCap (Ordo Fratrum Minorum Cappuccinorum) telah menoleh ke kawasan

pedalaman Kalimantan, seperti Sejiram. Pada tanggal 29 Juli 1890, P. H. Looijmans, SJ

mulai bekerja dari pangkalan Semitau. Pada waktu itu, P. Stool, SJ dari Singkawang

menghantar P. Looijmans, SJ ke Kapuas Hulu. Kawasan Sei Seberuang dan Nanga-

Sejiram menjadi sasaran pewartaan Kabar Baik. Setelah ditinggalkan misionaris SJ

(1898), datanglah Prefek Pacificus Bos, OFMCap ke Sejiram pada tanggal 7 Mei 1906.

Sisa-sisa stasi ditemukan. Gedung Gereja tidak ada lagi. Pastoran tak dapat ditempati

lagi. P. Carmillus, OFMCap pada tahun 1906 pernah menulis: “Ada sebuah gedung di

atas tiang-tiang dekat sungai; sudah lama rusak dan sebagian dimakan rayap, dinding

dibuat dari kulit pohon dan tiang-tiang tak pernah diketam. Ada juga beberapa tiang

yang ditancap dalam tanah, yakni sisa-sisa gereja dan sekolah.” 1

Berdasarkan persetujuan Propaganda Fide (Kongregasi Suci untuk Penyebaran Iman),

Mgr. van Velenberg menyerahkan secara bertahap bagian timur dari Vikariat Apostolik

Pontianak (wilayah Keresidenan Sintang) kepada misionaris Montfortan (SMM). Pada

tanggal 7 April 1939, tibalah P. Harry L’Ortye, SMM di Pontianak, yang memilih Bika

Nazareth sebagai basis wilayah karyanya.

Dari catatan sejarah ini tampak bahwa benih yang disemaikan pada awal memang kecil

dan lambat-laun berkembang terus hingga seperti sekarang. Pada waktu kunjungan

tahun 1906 Prefek Apostolik menemukan sekitar 50 orang Dayak sudah

dipermandikan. Wilayah pelayanan terus melebar. Daerah-daerah lain, seperti Silat,

1 Bart Janssens, OFMCap, Kuntum Coklat di Tengah Belantara Borneo: Cukilan Cerita 100 Tahun

Kapusin (Ed. William Chang, OFMCap), Pontianak, 2005, hal. 14-15.

Kenangan & Syukur † 50 Tahun Gereja Katolik Keuskupan Sintang

║ hal. xxiii

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!