12.04.2013 Views

Pemuliaan Tanaman 2

Pemuliaan Tanaman 2

Pemuliaan Tanaman 2

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

6.1. Pendahuluan<br />

VI. PENGGUNAAN METODE STATISTIKA<br />

DALAM PEMULIAAN TANAMAN<br />

Ir. Wayan Sudarka, M.P.<br />

<strong>Pemuliaan</strong> tanaman memerlukan bantuan statistika untuk menduga ragam dalam<br />

populasi awal ataupun populasi setelah selekasi, serta digunakan untuk menghitung<br />

kemajuan genetik Statistika melengkapi kita dengan alat agar kita dapat menggunakan<br />

prosedur resmi dan baku dalam menarik kesimpulan terbaik atas suatu himpunan data.<br />

Sebaliknya agar proses statistika yang kita gunakan adalah benar, maka kita harus<br />

menyusun rencana percobaan dengan tepat.<br />

Tujuan utama statistika adalah membantu kita melakukan pengukuran dan<br />

penilaian terhadap kajian suatu gejala yang sedang kita lakukan. Oleh karena itu apabila<br />

kita menggunakan suatu proses statistik, maka kita harus mampu mengetengahkan<br />

kajian-kajian berikut ini:<br />

1). Perbandingan antar parameter, yang dapat berarti perbedaan atau persamaan.<br />

2). Penyimpulan sifat populasi dengan tepat meski hanya mempelajari contohnya saja,<br />

yang tentunya harus dipilih dengan tepat.<br />

3). Menentukan ukuran contoh terbaik dalam suatu studi kasus<br />

4). Memastikan bahwa suatu contoh tertentu benar-benar berasal atau tidak berasal.<br />

dari suatu populasi tertentu.<br />

Sifat-sifat statistik suatu besaran yang dilihat haruslah: dapat diukur, mudah<br />

dikenal , sederhana (hanya satu sifat saja yang dipelajari), atau kompleks terdiri dari<br />

beberapa sifat). Populasi adalah: a). biasanya terdiri atas beberapa kelompok besar<br />

individu-individu (atau data) yang hendak dipelajari. b). namun seringkali suatu populasi<br />

ternyata jauh lebih besar untuk dapat diterangkan secara sederhana atau untuk dilakukan<br />

pendekatan secara lengkap dan menyeluruh. Contoh (sample) adalah terdiri atas populasi<br />

yang dipelajari, sebagai hasil percobaan (sampling). Peubah (variable) adalah: a). suatu<br />

parameter yang dipelajari, termaktub dalam suatu interval, b). atau memiliki nilai-nilai<br />

1


yang terpisah-pisah (peubah diskontiyu), dan c). atau nilai manapun pada selang tersebut<br />

(apabila peubah tersebut kontinyu).<br />

Ragam /varian, heritabilitas, dan kemajuan genetik merupakan komponen penting<br />

dalam pemuliaan tanaman, sehingga dalam Bab ini akan dibahas lebih mendalam.<br />

6.2. Ragam dan Komponen Ragam<br />

Bila suatu populasi tanaman kita perhatikan dan dicermati , akan dilihat bahwa<br />

setiap individu tanaman akan memiliki perbedaan antara tanaman yang satu dan<br />

tanaman lainnya berdasarkan sifat yang dimiliki. Keragaman sifat individu setiap<br />

populasi tanaman tersebut dinamakan variabilitas. Manfaat variabilitas dalam pemuliaan<br />

tanaman adalah akan menentukan keberhasilan program pemuliaan tanaman. Sebagai<br />

contoh bila kita hendak mengadakan pemuliaan tanaman untuk mendapatkan suatu<br />

varietas baru berproduksi tinggi, maka sebagai populasi dasar (populasi awal) haruslah<br />

mempunyai variabilitas besar dengan rata-rata produksi yang relatif tinggi pula.<br />

Keragaman dalam spesies tanaman dapat dibedakan menjadi dua, yaitu keragaman<br />

yang disebabkan faktor lingkungan dan keragaman yang disebabkan oleh faktor genetik.<br />

Ragam lingkungan dapat diketahui, dengan menumbuhkan tanaman yang memiliki<br />

genetik sama, pada lingkungan berbeda. Ragam genetik disebabkan karena diantara<br />

tanaman memiliki sifat genetik yang berbeda. Ragam genetik dapat diamati dengan<br />

menanam galur atau vaerietas berbeda pada lingkungan yang sama.<br />

Keragaman genetik dari tanaman dapat disebabkan oleh rekombinasi gen setelah<br />

hibridisasi, mutasi dan poliploidi. Proses tersebut dapat berlangsung secara alami selama<br />

fase pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Peningkatan keragaman genetik pada<br />

populasi dasar disamping ditentukan oleh genotipe penyusunnya, juga ditentukan oleh<br />

sifat perkawinan setiap individu anggota populasi dasar itu.<br />

Keragaman sifat juga dibedakan atas sifat kualitatif dan sifat kuantitatif. Sifat<br />

kualitatif yaitu variasi yang langsung dapat diamati (dilihat), misalnya: a). perbedaan<br />

warna bunga (merah, hijau, kuning, putih, oranya, ungu), dan b). perbedaan bentuk<br />

bunga,buah, biji (bulat, oval, lonjong, bergerigi dan lain-lain). Sifat kuantitatif yaitu<br />

variasi yang memerlukan pengamatan dengan pengukuran, misalnya tinggi tanaman<br />

2


(cm), produksi (kg), jumlah anakan (batang), luas daun dan lain-lain. Perbedaan sifat<br />

kuantitatif dengan kualitatif disajikan pada Tabel berikut.<br />

Tabel 1. Perbedaan sifat kualitatif dan kuantitatif pada mahluk hidup<br />

Kriteria Kualitatif Kuantitatif<br />

1. Bentuk sebaran<br />

2. Penilaian<br />

3. Gen pengendali<br />

4. Pengaruh lingkungan<br />

5. Cara pemilihan<br />

Tegas (Discrete)<br />

Pengamatan visual<br />

Satu atau dua<br />

Sedikit<br />

Secara visual<br />

Berlanjut (continue)<br />

Pengamatan pengukuran<br />

Banyak (polygenic)<br />

Mudah terpengaruh<br />

Berdasarkan analisis data<br />

Pewarisan sifat kepada keturunannya dapat merupakan sifat kualitatif dan<br />

kuantitatif. Pengelompokan berdasarkan sifat kualitatif atau kuantitatif. Pengelompokan<br />

berdasarkan sifat kualitatif lebih mudah karena sebarannya discrete dan dapat dilakukan<br />

dengan melihat apa yang tampak. Sebaliknya untuk sifat kuantitatif dengan sebaran<br />

continue, pengelompokannya relatif lebih sulit karena dengan kisaran-kisaran tetentu.<br />

Pengujian untuk sifat kualitatif dilakukan dengan menggunakan Chi-Square Test,<br />

sedangkan untuk sifat kuantitatif dilakukan dengan analisis varian dan modifikasinya.<br />

Pengujian untuk sifat kualitatif atau di antara sifat kualitatif nyata atau tidak nyata<br />

digunakan rumus berikut:<br />

X 2 = [ (O – E) 2 ]<br />

E<br />

Dimana: X 2 = Chi-Square, O = data hasil pengamatan (observation) dan E = nilai<br />

dugaan (expected). Selanjutnya hasil perhitungan (X 2 hitung) dibandingkan dengan<br />

(X 2 tabel) nyata atau tidak.<br />

Dalam pemuliaan tanaman, penilaian secara visual ataupun dengan pengukuran<br />

semuanya didasarkan apa yang dilihat atau tampak. Perwujudan yang tampak disebut<br />

fenotipe yang merupakan penampilan genotipe pada suatu lingkungan tertentu dimana<br />

tanaman tersebut tumbuh. Jadi fenotipe merupakan interaksi genotipe dengan<br />

lingkungan, oleh karena itu untuk memproleh tanaman yang genotipenya baik, pemulia<br />

harus berusaha memperkecil faktor luar (lingkungan) tersebut, seperti:<br />

1). Keseragaman areal penanaman, areal untuk percobaan sebaiknya homogen. Bila<br />

lahan yang digunakan kurang homogen maka sebaiknya diolah dengan baik sehingga<br />

menjadi homogen.<br />

3


2). Ukuran plot, dapat besar atau kecil tergantung jumlah geotipe yang diuji dan biaya<br />

yang tersedia. Ukuran plot kecil sekitar 1,5 m x 5,5 m dengan tiga baris tanaman,<br />

dan ukuran plot besar 40- 50 m 2 untuk pengujian jumlah kecil genotipe.<br />

3). Ulangan (blok), berfungsi untuk meningkatkan ketelitian dan juga untuk menghitung<br />

experimental error (kesalahan yang menyebabkan dua perlakuan berbeda. Bila<br />

hetrogenitas lahan diketahui, maka pembuatan blok sebaiknya seragam (uniform).<br />

Bila heterogenitas lahan tidak diketahui, maka blok dapat dibuat berbebtuk bujur<br />

sangkar.<br />

4). Jarak tanam, sebaiknya digunakan jarak tanam yang biasa digunakan oleh petani.<br />

<strong>Tanaman</strong> pinggir sebaiknya tidak diikutkan dalam pengamatan, sebab kemungkinan<br />

mendapatkan unsur hara dan sinar lebih banyak karena mendapat ruang lebih luas.<br />

5). Keragaman tanaman dalam plot, hal ini dapat dihindari dengan melakukan pengujian<br />

daya kecambah sebelum ditanam, dan stiap lobang jumlah tanamannya sama.<br />

6). Virietas kontrol, sebagai kontrol sebaiknya digunakan varietas yang biasa ditanam<br />

oleh petani.<br />

Jadi jelas bahwa fenotipe sangat tergantung pda faktor genetik dan pengaruh<br />

lingkungan. Pernyataan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut: P = G + E, dimana<br />

P = fenotipe, G = genotipe, dan E = lingkungan.<br />

Pengaruh atau efek yang disebabkan oleh faktor genetik dibedakan menjadi tiga<br />

macam, yaitu: pengaruh aditif (A), pengaruh dominan (D), dan pengaruh epistasis (I).<br />

A1A1 A1A2 A2A2<br />

._______________________________.<br />

< d ><br />

< > < ><br />

- a + a<br />

Bila A1A2 merupakan nilai rerata dari A1A1 dan A2A2, maka pengaruhnya adalah<br />

aditif. Bila A1A2 bergeser kearah A1A1 atau A2A2 maka pengaruhnya adalah dominan.<br />

Jika pengaruh dominan bergeser dengan nilai d, dinamakan dominan sebagian (partial<br />

atau incomplete dominance). Bila A1A2 mempunyai nilai sama dengan A2A2 dikatakan<br />

pengaruhnya adalah dominan sempurna (complete dominan). Bila A1A2 mempunyai nilai<br />

lebih besar dari A2A2 atau lebih besar dari + a maka pengaruhnya dominan lebih<br />

(over dominance).<br />

4


Pengaruh epistasis adalah pengaruh gen pada suatu lokus yang menutupi gen pada<br />

lokus yang lain. Jadi ada interaksi antara gen-gen pada dua lokus atau lebih. Misalnya<br />

pasangan gen A1A2 akan menampakkan pengaruh aditif bila ada B1B1, tetapi<br />

menunjukkan pengaruh dominan bila ada B2B2.<br />

Dalam penghitungan ukuran ragam (variasi) dinyatakan dengan ragam (σ 2 ) yang<br />

berdasarkan efek bahwa P = G + E, sehingga σ 2 P = σ 2 G + σ 2 E, dalam hal ini 2σ 2 GE = 0.<br />

Perlu diketahui bahwa 2σ 2 GE tidak sama dengan σ2GE. Ragam genetik terdiri atas<br />

ragam aditif (σ 2 A), ragam dominan (σ 2 D), dan ragam epistasis (σ 2 I). σ 2 G = σ 2 A + σ 2 D +<br />

σ 2 I , dan σ 2 P = σ 2 A + σ 2 D + σ 2 I + σ 2 E, dan σ 2 E merupakan ragam lingkungan.<br />

6.3. Heritabilitas<br />

Besar kecilnya peranan faktor genetik terhadap fenotipe dinyatakan dengan<br />

heritabilitas (heritability) atau sering disebut dengan daya waris. Heritabilitas<br />

merupakan perbandingan atau proporsi ragam genetik terhadap ragam total (varian<br />

fenotipe), yang biasanya dinyatakan dengan persen (%). Pendugaan heritabilitas dapat<br />

dilakukan dengan dua cara yaitu : 1). perhitungan dengan ragam keturunan, dan<br />

2). perhitungan dengan analisis ragam.<br />

a. Pendugaan heritabilitas dengan perhitungan ragam keturunan<br />

Bila kita mempunyai model persilangan sebagai berikut:<br />

P1 x P2<br />

F1<br />

x<br />

F2<br />

5


Hasil pengamatan tanaman induk dan turunan dapat dihitung:<br />

∑ X ∑ (X – X.) 2<br />

Rerata pengamatan X. = -------- Ragam (σ 2 ) = -----------------<br />

n n-1<br />

∑ (X – X.) 2<br />

Standar deviasi (σ) = √ ----------------<br />

n -1<br />

σ<br />

Coefisien variabilitas (C.V.) = -------- x 100 %<br />

X.<br />

σ 2 P = σ 2 G + σ 2 E<br />

σ 2 P1 + σ 2 P2 σ 2 P1 + σ 2 P2 + σ 2 F1<br />

σ 2 EF1 = ----------------- atau σ 2 E F2 = ---------------------------<br />

2 3<br />

Heritabilitas dituliskan dengan huruf H atau h 2 , dibedakan menjadi: heritabilitas<br />

dalam arti luas (broad sense heritability) dan heritabilitas dalam arti sempit (narrow sense<br />

hertitabiliy).<br />

Heritabilitas dalam arti luas merupakan perbandingan antara ragam genetik total<br />

dengan ragam fenotipe, dengan rumus sebagai berikut.<br />

σ 2 G σ 2 G<br />

H atau h 2 = -------- = ---------------<br />

σ 2 P σ 2 EG + σ 2 E<br />

Heritabilitas dalam arti sempit merupakan perbandingan antara ragam aditif<br />

dengan ragam fenotipe, dengan rumus sebagai berikut.<br />

σ 2 A σ 2 A<br />

H atau h 2 = ------ = ---------------------------<br />

σ 2 P σ 2 A + σ 2 D + σ 2 I + σ 2 E<br />

6


. Pendugaan heritabilitas dengan analisis ragam<br />

Metode pendugaan ragam genetik dengan analisis ragam dilakukan dengan<br />

melihat komponen Kuadrat Tengah Harapan atau Expected Mean Square (EMS).<br />

1). Rancangan percobaan dengan satu faktor<br />

Bila beberapa galur tanaman diuji dalam satu lokasi dan satu musim, dengan<br />

rancangan lingkungan Rancangan Acak Kelompok (RAK), maka analisis sidik ragamnya<br />

sebagai berikut:<br />

Tabel 2. Analisis ragam beberapa variabel yang diamati dari beberapa varietas<br />

(genotipe) dalam satu lokasi dan satu musim tanam.<br />

Sumber Keragaman<br />

(KT)<br />

Ulangan (block)<br />

Genotipe (g)<br />

Sesatan (e)<br />

Drajat<br />

Bebas<br />

(db)<br />

r – 1<br />

g -1<br />

(g –1)(r-1)<br />

Kuadrat<br />

Tengah<br />

(KT)<br />

M3<br />

M2<br />

M1<br />

Ekspetasi Kuadrat<br />

Tengah<br />

(EKT)<br />

2 e + r 2 g + g 2 r<br />

2 e + r 2 g<br />

2 e<br />

Total (gr – 1)<br />

Keterangan:<br />

1) σ 2 e adalah keragaman karena adanya kesalahan percobaan<br />

2) σ 2 r adalah keragaman karena adanya perbedaan blok<br />

3) σ 2 g adalah keragaman karena adanya perbedaan galur atau varietas.<br />

Dari analisis ragam tersebut dapat dihitung σ 2 e, σ 2 g, σ 2 p<br />

σ 2 e = M1<br />

σ 2 g = (M2 – M1)/ r<br />

σ 2 p = σ 2 g + σ 2 e<br />

Karena dalam percobaan setiap galur diulang beberapa kali, maka perhitungan untuk<br />

ragam fenotipenya menjadi: σ 2 p = σ 2 g + (σ 2 e / r)<br />

σ 2 g<br />

Perhitungan heritabilitas menjadi: H = -----<br />

σ 2 p<br />

7


2). Rancangan percobaan dengan dua faktor<br />

Bila beberapa galur tanaman diuji pada beberapa lokasi dengan rancangan<br />

lingkungan Rancangan Acak Kelompok (RAK), maka analisis sidik ragamnya sebagai<br />

berikut:<br />

Tabel 3. Analisis ragam beberapa variabel yang diamati dari beberapa varietas<br />

(genotipe) yang ditanam pada lokasi berbeda<br />

Umber<br />

Keragaman<br />

(KT)<br />

Lokasi (l)<br />

Ulangan/lokasi<br />

(r/l)<br />

Genotipe (g)<br />

G x L<br />

Sesatan (e)<br />

Drajat<br />

Bebas<br />

(db)<br />

l - 1<br />

l(r-1)<br />

g-1<br />

(g-1)(l-1)<br />

(gl-1)(r-1)<br />

Kuadrat<br />

Tengah<br />

(KT)<br />

M3<br />

M2<br />

M1<br />

Ekspetasi Kuadrat<br />

Tengah<br />

(EKT)<br />

2 e + r 2 gl +rl 2 g<br />

2 e + r 2 gl<br />

2 e<br />

Total (glr – 1)<br />

Keterangan: G x L = merupakan interaksi genotipe dengan lokasi<br />

Dari analisis ragam tersebut dapat dihitung 2 e, 2 gl, 2 g , 2 g dan h 2 sebagai berikut:<br />

2 e = M 1, 2 gl = (M2 - M1/ r, dan 2 g = (M3 - M2/ rl<br />

Karena pada setiap lokasi setiap galur diulang beberapa kali, maka penghitungan ragam<br />

fenotipe sebagai berikut. 2 p = 2 g + 2 gl/ l + 2 e/ rl<br />

Heritabilitas = H = 2 g / 2 p<br />

8


3). Rancangan percobaan dengan tiga faktor<br />

Bila beberapa galur tanaman diuji pada beberapa lokasi dan musim berbeda<br />

dengan rancangan lingkungan Rancangan Acak Kelompok (RAK), maka analisis sidik<br />

ragamnya sebagai berikut:<br />

Tabel 4. Analisis ragam beberapa variabel yang diamati dari beberapa varietas<br />

(genotipe) yang ditanam pada lokasi dan musim berbeda<br />

Sumber<br />

Keragaman<br />

(KT)<br />

Musim (M)<br />

Lokasi (L)<br />

M x L<br />

R/M/K<br />

Genotipe (G)<br />

GxM<br />

G x L<br />

GxMxL<br />

Sesatan (e)<br />

Drajat<br />

Bebas<br />

(db)<br />

m-1<br />

l - 1<br />

(m-1)(l-1)<br />

ml(r-1)<br />

g-1<br />

(g-1)(m-1)<br />

(g-1)(l-1)<br />

(g-1)(m-1)(l-1)<br />

(gml-1)(r-1)<br />

Kuadrat<br />

Tengah<br />

(KT)<br />

M5<br />

M4<br />

M3<br />

M2<br />

M1<br />

Ekspetasi Kuadrat<br />

Tengah<br />

(EKT)<br />

2 e + r 2 gml +rm 2 gl + rlσ 2 gm + rlm 2 g<br />

2 e + r 2 gml + rl 2 gm<br />

2 e + r 2 gml +rm 2 gl<br />

2 e + r 2 gml<br />

2 e<br />

Total (glr – 1)<br />

Keterangan :<br />

Gxm = merupakan interaksi genotipe dengan lokasi<br />

G x L = merupakan interaksi genotipe dengan lokasi<br />

GxMxL = merupakan interaksi genotipe dengan musim dan lokasi<br />

Dari analisis ragam tersebut dapat dihitung 2 e, 2 gl, 2 gm, 2 gml, 2 g, 2 P dan h 2<br />

sebagai berikut:<br />

2 e = M1, 2 gml = (M2 - M1/ r, 2 gl = (M3 - M2/ rm, dan<br />

2 gm = (M4 - M2/ rl<br />

M5 - M2 – M3 – M4<br />

2 g = --------------------------<br />

rml<br />

Karena setiap galur diulang beberapa kali pada setiap lokasi dan setiap musim, maka<br />

penghitungan ragam fenotipe sebagai berikut.<br />

2 p = 2 g + 2 gl/ l + 2 gm/m + 2 gml/ ml + 2 e/ rml<br />

Heritabilitas = H = 2 g / 2 p<br />

9


Nilai heritabilitas dibedakan menjadi:<br />

1). Heritabilitas tinggi bila nilai H > 50 %<br />

2). Heritabilitas sedang bila nilai H terletak antara 20 % - 50 %<br />

3). Hertabilitas rendah bila nilai H < 20 %<br />

Ragam genetik ( 2 g) yang dicari untuk pendugaan nilai heritabilitas. Dengan<br />

melihat Kuadrat Tengah (KT) dan Ekspetasi Kuadrat Tengah (EKT), 2 g dapat dihitung.<br />

Dengan rancangan yang telah diuraikan, heritabilitas yang dapat dihitung adalah<br />

heritabilitas dalam arti luas, sedangkan untuk menghitung heritabilitas dalam arti sempit<br />

diperlukan rancangan perkawinan (mating design) tertentu untuk dapat menduga<br />

besarnya 2 A, 2 D dan 2 I.<br />

6.4. Kemajuan genetik<br />

Bila suatu populasi tanaman tetentu dengan sejumlah m individu digunakan<br />

sebagai populasi dasar / awal (initial population) dengan rerata hasil(fenotipe) P1.<br />

Rerata hasil /fenotipe P1. dapat dianggap merupakan penampilan rerata genotipe G1.<br />

Bila dari populasi dasar tadi dilakukan seleksi sejumlah n individu dengan rerata hasil S.,<br />

maka selisih nilai rerata S. - P1. disebut selection differential (∆P).<br />

<strong>Tanaman</strong> terpilih dengan rerata S.. ditanam dan mengalami perkawinan acak<br />

dengan rerata hasil P2. yang diasumsikan merupakan penampilan rerata genotipenya<br />

(G2.). Penampilan rerata G2. ini dianggap sebagai penampilan rerata fenotipe S. dan<br />

Genotipe S. . Perbedaan hasil antara populasi tanaman terpilih dengan populasi awal<br />

disebut kemajuan seleksi. Perbandingan antara kemajuan seleksi dengan selection<br />

differential disebut heritabilitas nyata (relealized heritability) yaitu H =(∆G)/ (∆P).<br />

Besarnya kenaikan hasil yang akan diperoleh dapat diperkirakan dengan menghitung<br />

kemajuan genetiknya. Nilai heritabilitas dapat digunakan untuk menduga kemajuan<br />

seleksi (genetic gains) dalam suatu program pemuliaan tanaman. Kemajujan genetik<br />

(∆G) dirumuskan:: ∆G = ( k) ( (σP) (H) = (k) ( (σP) ( 2 g / 2 p), dimana: k =<br />

intensitas seleksi, σP = simpangan baku fenotipe populasi dasar, dan H = nilai<br />

heritabilitas populasi tersebut.<br />

Besarnya intensitas seleksi (k) sangat tergantung pada individu terpilih (n) dari<br />

populasi dasar (m), nilai rerata fenotipe dan simpangan baku fenotipe (σP) dari populasi<br />

10


dasar. Misalnya populasi dasar tanaman (m) mengikuti sebaran normal. Rerata tanaman<br />

terpilih (Xs.) tergantung dari besarnya populasi tanaman terpilih (n), sehingga akan<br />

mempengaruhi besarnya nilai (n/m) dan perbandingan antara daerah ordinat dan absis<br />

daerah yang di arsir. Besarnya (n/m) dinamakan tekanan seleksi ( t ). Bila tekanan<br />

seleksi 1 %, nilai k adalah 2,64 dan seterusnya. Besarnya nilai k akan menurun seiring<br />

dengan meningkatnya tekanan seleksi.seperti berikut.<br />

t (%) : 1 2 5 20 30<br />

k : 2,64 2,42 2,06 1,76 1,16<br />

DAFTAR PUSTAKA<br />

Allard, R.W. 1960. Principles of Plant Breeding. John Willey& Sons, Inc. New York,<br />

London, Sydney.<br />

Haluer, A. R. and J.B. Miranda. Quantitative Genetics in Maize Breeding, Second<br />

Edition. Iowa State University Press/ Ames. 462 p.<br />

Mangoendijdojo, W. 2003. Dasar-Dasar <strong>Pemuliaan</strong> <strong>Tanaman</strong>. Penerbit Kanisius<br />

(Anggota IKAPI), Yogyakarta. 182 h.<br />

Poehlman, J.M. 1977. Breeding Field Crops. The AVI Publishing Company, Inc.<br />

Westport Connecticut, USA.<br />

Singh, R.K. and B.D. Chaudary. 1977. Biometrical Methods in Quantitative Genetic<br />

Analysis. Kalyani Publishers, Ludhiana, New Delhi. 3004 p.<br />

Soetarso, 1991. Ilmu <strong>Pemuliaan</strong> <strong>Tanaman</strong>. Jurusan Budidaya Pertanian, Fak. Pertanian,<br />

Univ. Gadjah Mada, Yogyakarta. 164 h.<br />

11

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!