12.04.2013 Views

Pemuliaan Tanaman 2

Pemuliaan Tanaman 2

Pemuliaan Tanaman 2

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

2). Ukuran plot, dapat besar atau kecil tergantung jumlah geotipe yang diuji dan biaya<br />

yang tersedia. Ukuran plot kecil sekitar 1,5 m x 5,5 m dengan tiga baris tanaman,<br />

dan ukuran plot besar 40- 50 m 2 untuk pengujian jumlah kecil genotipe.<br />

3). Ulangan (blok), berfungsi untuk meningkatkan ketelitian dan juga untuk menghitung<br />

experimental error (kesalahan yang menyebabkan dua perlakuan berbeda. Bila<br />

hetrogenitas lahan diketahui, maka pembuatan blok sebaiknya seragam (uniform).<br />

Bila heterogenitas lahan tidak diketahui, maka blok dapat dibuat berbebtuk bujur<br />

sangkar.<br />

4). Jarak tanam, sebaiknya digunakan jarak tanam yang biasa digunakan oleh petani.<br />

<strong>Tanaman</strong> pinggir sebaiknya tidak diikutkan dalam pengamatan, sebab kemungkinan<br />

mendapatkan unsur hara dan sinar lebih banyak karena mendapat ruang lebih luas.<br />

5). Keragaman tanaman dalam plot, hal ini dapat dihindari dengan melakukan pengujian<br />

daya kecambah sebelum ditanam, dan stiap lobang jumlah tanamannya sama.<br />

6). Virietas kontrol, sebagai kontrol sebaiknya digunakan varietas yang biasa ditanam<br />

oleh petani.<br />

Jadi jelas bahwa fenotipe sangat tergantung pda faktor genetik dan pengaruh<br />

lingkungan. Pernyataan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut: P = G + E, dimana<br />

P = fenotipe, G = genotipe, dan E = lingkungan.<br />

Pengaruh atau efek yang disebabkan oleh faktor genetik dibedakan menjadi tiga<br />

macam, yaitu: pengaruh aditif (A), pengaruh dominan (D), dan pengaruh epistasis (I).<br />

A1A1 A1A2 A2A2<br />

._______________________________.<br />

< d ><br />

< > < ><br />

- a + a<br />

Bila A1A2 merupakan nilai rerata dari A1A1 dan A2A2, maka pengaruhnya adalah<br />

aditif. Bila A1A2 bergeser kearah A1A1 atau A2A2 maka pengaruhnya adalah dominan.<br />

Jika pengaruh dominan bergeser dengan nilai d, dinamakan dominan sebagian (partial<br />

atau incomplete dominance). Bila A1A2 mempunyai nilai sama dengan A2A2 dikatakan<br />

pengaruhnya adalah dominan sempurna (complete dominan). Bila A1A2 mempunyai nilai<br />

lebih besar dari A2A2 atau lebih besar dari + a maka pengaruhnya dominan lebih<br />

(over dominance).<br />

4

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!