B.H. Siwi M.Sc
B.H. Siwi M.Sc
B.H. Siwi M.Sc
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
PENGARUH RADIASI SINAR GAMMA (Co-GO) TERHADAP<br />
BEBERAPA VARITAS PADI DIINDONESIA *)<br />
PENDAHULUAN<br />
Oleh<br />
S.H. SIWI M.<strong>Sc</strong>. H)<br />
Radiasi dengan sinar_sinar radioaktip dapat menimbulkan perobahan sifat pada ta_<br />
naman. Kenyataan ini telah dipergunakan didalam ilmu pemuliaan tanaman sebagai<br />
salah satu cora untuk memperbesar variabilitas sifat_sifat keturunan, hal mana sangat<br />
diperlukan untuk mempertinggi kemungkinan diperolehnya suatu jenis tanaman dengan<br />
sifat_sifat yang lebih baik. Cora konvensionil untuk mempertinggi variabilitas sifat_<br />
sifat keturunan ialah dengan hibridisasi yang mengakibatkan rekombinasi gen...gen.<br />
Dalam hal_hal tertentu cora untuk mendapatkan sesuatu sifat yang diinginkan dengan<br />
cora hibridisasi mempunyai batas_batas tertentu. Misalnya apabila sifat yang diinginkan<br />
itu bergandengan erat dengan sifat lain yang tidak diinginkan (complete linkage). Untuk<br />
memisahka~ kedua sifat ini sangat sulit dengan mengadakan hibridisasi. Radiasi dengan<br />
sinar-sinar radioaktip atau perawatan dengan bahan_bahan mutagen lainnya memungkin_<br />
kan tanaman untuk memisahkan duo sifat yang bergandengan erat itu sehingga timbul<br />
bentuk yang baru dengan sifat yang dikehendaki.<br />
Penel itian radiasi dengan sinor_sinor radioaktip pada tanaman padi -padian menun_<br />
jukkan, bahwa perobahan sifat_sifat yang terjadi kebanyakan adalah negatip, terutama<br />
dengan timbulnya sterilitas yang sangat tinggi (BEACHELL, 1957. PARTHASARATHY<br />
1958). Dipihak lain telah diperoleh pula bentuk_bentuk yang positip, yaitu tanaman_<br />
tanaman mutant yang lebih baik sifat-sifatnya dari pada tanaman asalnya, misalnya<br />
tanaman yang lebih pendek don malai yang lebih lebat (MASHIMA don KAWAI, 1958).<br />
Di Indonesia penggunaan radiasi sinor X untuk menimbulkan mutasi pada tanaman<br />
padi telah dimulai poda tahun 1957 ( PARTHASARATHY 1958). Walaupun hasil yang<br />
positip belum diketemukan pada waktu itu, namun penelitian pendahuluan tersebut telah<br />
membuka halaman baru bagi pemuliaan padi di Indonesia untuk merintis jolon kearah<br />
pemuliaan dengan menimbulkan mutasi (mutation breeding). Pada akhir tahun 1959<br />
Lembaga Penelitian Padi di Bogor telah mengirimkan benih dari 5 varitas padi kepada<br />
"National Institute of Agricultural <strong>Sc</strong>iences" di Jepang untuk diradiasi dengan sinor<br />
*) Progress Report dikemukokon sebogoi perosaron podo Symposium Rodioisatop, Badon Tenogo<br />
Atom Nasional, tonggol 1 _ 2 Agustus 1966 di Bandung.<br />
**) Ahli Pertonion Lembogo Pusat Penelition Tonomon Pongon, Bogor.<br />
226
gamma. Benih yang telah diradiasi itu dikirimkan kembali ke Indonesia untuk diadakan<br />
penelitian selanjutnya.<br />
Didalam prasaran ini beberapa catatan don hasil sementara dari radiasi 5 varitas<br />
padi tersebut diatas akan dilaporkan. Waktu don tenaga tidak mengizinkan untuk mengadakan<br />
catatan_catatan yang lebih lengkap. Namun demikian prasaran yang serba se_<br />
derhana ini dapatlah kiranya memberikan gambaran tentang perkembangan penelitian<br />
padi di Indonesia khususnya untuk mendapatkan varitas_varitas padi unggul dalam usaha<br />
meningkatkan produksi bahan makanan.<br />
BAHAN-BAHAN DAN TATALAKSANA PENELITIAN<br />
Varitas_varitas padi yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Bengawan, Si_<br />
gadis, Remaja, No.221/BC3/4715 don Genjah Beton. Varitas_varitas Bengawan, Sigadis<br />
don Remaja termasuk golongan indica don merupakan varitas_varitas unggul yang memiliki<br />
daya hasil yang tinggi. No.221/BC3/4715 adalah zuriat (progeny) perkawinan<br />
kembali (back_cross) antara varitas Bengawan don Sigadis don juga termasuk golongan<br />
indica, sedangkan Genjah Beton adalah varitCJs gundil (subjaponica) yang memiliki daya<br />
hasil relatip tinggi don rasa nasi yang enak. Disamping sifat_sifatnya yang unggul<br />
masing_masing varitas itu memiliki sifat_sifat yang kurang memuaskan. Varitas Bengawan,<br />
misalnya, memiliki umur yang relatip panjang don tidak tahan rebah. Varitas Sigadis<br />
don Remaja mempunyai rasa nasi yang kurang enak. Zuriat No.221/BC3/47/5 masih<br />
didalam taraf penelitian don belum memiliki daya hasil yang diharapkan, sedangkan<br />
varitas Genjah Beton memiliki daya bertunas yang kurang. Maksud utama dari peneli_<br />
tian ini ialah untuk memperbaiki sifat_sifat dari masing_masing varitas itu.<br />
Radiasi dilakukan terhadap benih berupa gabah kering. Alat yang dipakai untuk<br />
sinor gamma adalah Co_60 125 Curie. Benih yang akan disinari dimasukkan kedalam<br />
amplop-amplop kertas don diatur pada lingkaran yang bergaris tengah 80 cm. Titik<br />
pusat lingkaran<br />
pusat menyinari lingkaran benih<br />
terletak tegaklurus dibawah<br />
dengan ialah "Radocon sumber sinor Model gamma 575<br />
sumber sinor gamma. Jarak antara titik<br />
adalah A" buatan 42 cm. Victoreer Pada Co. titik U.S.A. pusat lingkaran sumber~<br />
ini dosis penyinaran adalah 6.2 r/menit.<br />
Benih dari tiap_tiap varitas dibagi menjadi 3 kelompok, masing_masing se'jumlah<br />
dosis penyinarannya adalah 10.000 r. Kelompok kedua disinari terus menerus selama<br />
53 jam 46 menit don jumlah dosis penyinarannya adalah 20.000 r. Kelompok ketiga<br />
disinari terus menerus selama 80 jam 39 menit dengan jumlah dosis penyinaran 30.000r.<br />
Lima 20 gram. belas Kelompok gram dari pertama tiap_tiap disinari varitas terus tidak menerus diradiasi selama untuk 26 dipergunakan jam 53 menit sebagai don jumlah bahan<br />
perbandingan.<br />
~<br />
Penelitian daya kecambah diadakan untuk mengetahui pengaruh penyinaran terhadap<br />
perkecambahan benih. Untuk maksud ini dipergunakan 100 butir gabah dari kelompok_<br />
kelompok benih yang telah diradiasi don yang tidak diradiasi. Perhitungan jumlah benih<br />
yang berkecambah dimulai pada hari yang kelima don diakhiri pada hari yang ketujuh<br />
untuk semua varitas, kecuali untuk varitas Genjah Beton yang perhitungannya diakhiri<br />
pada hari yang kesembilan, karena perkecambahannya kelihatan agak lambat.<br />
Persemaian bibit diselenggarakan dirumah kaca. Benih disemaikan didalam pot_pot<br />
tembikar berukuran 34 x 19 x 10 cm. yang diisi dengan tanah gembur. Bibit dipindah_<br />
kan kesawah pada umur 30 hari don ditanam sedapur sebatang den9an jarak tanam<br />
25 x 25 cm.<br />
Penelitian mengenai sterilitas dilakukan pada generasi pertama terhadap tanaman_<br />
menjadi 3 golongan, yaitu :~ ---<br />
tanaman l-;-tanaman_tanaman sebelum dipanen. yang fertil Untuk ialah maksudtanaman_tanaman ini tanaman_tanaman yang hasil memperl pe.!!xinaran ihatkan kurang dibagi J<br />
dari 30% gabah yang hampa dalam tiap malai,<br />
227
2. tanaman _ tanaman yang semi _steril, ialah tanaman - tanaman yang memperlihatkan<br />
~. tanaman_tanaman yang memiliki sterilitas yang tinggi, ialah tanaman_tanaman<br />
memperlihatkan 30 - 60% gabah lebih yang dari hampa 60% dalam gabahtiapyang malai, hampa dondalam tiap malai.<br />
yang<br />
1<br />
Tanaman_tanaman mutant yang memperlihatkan perobahan_perobahan sifat morfologis<br />
dan fisiologis pada generasi pertama diketam terpisah_pisah. Metode seleksi yang di_<br />
turut adalah metoda pedigree, dimana benih dari tiap tanaman yang terpilih pada<br />
generasi pertama ditanam 1 sampai 3 baris masing_masing ca.20 tanaman pada generasi<br />
kedua. Kemudian tanaman-tanaman yang terpilih pada generasi kedua ditanam dalam<br />
tiga baris pada generasi ketiga, dan generasi _generasi berikutnya, sehi ngga tercapai<br />
keseragaman sifat_sifat pada masing_masing zuriat tanaman mutant.<br />
Up daya hasil dimulai pada generasi keempat.<br />
HASIL-HASIL PENELITIAN<br />
Pada umumnya kel ihatan, bahwa radiasi sinar gamma dengan dosis-dosis 10 .000 r,<br />
20.000 r dan 30.000 r menimbulkan banyak mutasi sifat _ sifat pada tanaman padi.<br />
Sangat menyesal kebanyakan dari tanaman_tanaman mutant yang diperoleh tidak dapat<br />
langsung dipergunakan dan terpaksa dibuang oleh karena perobahan sifat yang terjadi<br />
adalah kearah yang negatip. Kalaupun ada perobahan sifat yang positip, sifat yang<br />
baik itu biasanya diikuti oleh sifat yang tidak diinginkan. Salah satu zuriat mutant<br />
dari varitas Remaja memiliki umur ca.15 hari lebih pendek dari pada varitas Remaja<br />
yang tidak disinari, akan tetapi daya hasilnya adalah sangat kurang. Demikian pula<br />
hal nya dengan beberapa mutant varitas Bengawan yang rendah tanamannya dan Iebih<br />
tahan rebah, akan tetapi dibarengi dengan steril itas yang sangat tinggi. Tidak satupun<br />
mutant dari varitas Bengawan dan No.221/BC3/47/5 yang dapat diteruskan untuk pengujian<br />
daya hasil, karena terpaksa diskrin pada seleksi-seleksi pendahuluan. Hanya be_<br />
berapa zuriat mutant dari varitas Sigadis dan Genjah Beton dan satu zuriat mutant<br />
varitas Remaja yang dapat diuji dalam percobaan daya hasil.<br />
Pengaruh radiasi terhadap daya kecambah benih dan pertumbuhan dipesemaian<br />
Hasil penelitian daya kecambah menunjukkan, bahwa perawatan benih dengan dosis_<br />
dosis 10.000 r, 20.000 r don 30.000 r tidak mempengaruhi perkecambahan benih<br />
(daftar 1 ).<br />
Hal ini berlaku untuk semua varitas, kecuali untuk varitas Genjah Beton, dimana<br />
perawatan dengan 10.000 r menunjukkan daya kecambah yang agak kurang. Mungkin<br />
sekali hal ini disebabkan, karena sumber benih varitas Genjah Beton pada mulanya<br />
. memang telah mempunyai daya kecambah yang rendah, yaitu rata_rata 85% sedangkan<br />
pada varitas_varitas yang lain adalah 97% atau lebih.<br />
Daftar 1 PENGARUH RADIASI SINAR GAMMA TERHADAP DAYA KECAMBAH BENIH PADI<br />
228<br />
Varitas<br />
Tidak disinari<br />
Tidak 20.000 30.000 10.000 10.000disinari r<br />
r<br />
Bengawan<br />
Sigadis<br />
-<br />
Perawatan Daya kecambah 98 99 98 99 99 rata_rata<br />
(%)
Tidak 30.000 20.000 30.000 20.000 10.000 10.000 30.000 disinari<br />
r<br />
r<br />
r<br />
r<br />
Remaja<br />
No.221/BC3/47/5<br />
Genjah Beton<br />
20.000 r • 79 98 99 85 87 96 98 97 96<br />
85 99 97<br />
Pertumbuhan bibit dipersemaian menunjukkan perbedaan yang nyata antara bibit_<br />
bibit yang diradiasi dan yang tidak diradiasi. Bibit_bibit yang diradiasi dengan dosis<br />
10.000 r dan 20.000 r kelihatan lebih cepat pertumbuhannya, sedangkan bibit_bibit<br />
yang diradiasi<br />
diradiasi.<br />
dengan 30.000 r pertumbuhannya lebih lambot dari pad a bib it yang tidak<br />
Jelas pula kelihatan, bahwa radiasi dengan dosis 30.0JO r mengakibatkan pertumbuhan<br />
bibit yang kerdil terutama sekali pada varitas Genjah Beton (Gambar 1) •<br />
Satu tanaman albi no diketemukan pada persemaian vari tas Remaia yang diradiasi<br />
dengan dosis 20.000 r. Pertumbuhan tanaman i ni adalah sangat kerdi I kemudian mati<br />
sebelum bibit dipindahkan kesawah.<br />
Pengaruh radiasi terhadap sifat-sifat morfo1ogis dan fjsio1ogis<br />
Mutasi_mutasi sifat_sifat morfologis yang terjadi meliputi bentuk daun yang sempit<br />
don halus, seperti halnya pada salah satu tanaman mutant Sigadis (Gambar 2). Pada<br />
mutant ini perobahan bentuk daun yang sempit dan halus itu dibarengi dengan umur<br />
yang lebih panjang (Gambar3) dan malai yang lebih pendek dan kurang lebat (Gambar4).<br />
Pada beberapa mutant varitas Genjah Beton terjadi perobahan bentuk gabah,<br />
yai tu terbentuknya bul u yang panjang pada ujung gabah (Gambar 5) • Salah satu mutant<br />
Geniah<br />
(Gambar6<br />
Beton yang<br />
dan 7) •<br />
disinari dengan dosis 20.000 r tanamannya menjadi lebih pendek<br />
Beberapa bentuk mutant yang cebol didapatkan pada varitas Genjah Beton yang disinari<br />
dengan dosis 20.000 r dan 30.000 r. Tanaman_tanaman cebol ini mempunyai daya ber_<br />
tunas yang sang at<br />
tuk buah (Gambar<br />
ban yak,<br />
8) •<br />
batang dan daunnya ked I halus, akon tetapi tidak memben_<br />
Perobahan sifat_sifat fisiologis yang timbul antara lain meliputi umur tanaman,<br />
perobahan pigmentasi antosian (warna ungu) pada pangkal batang dan ti mbul nya sterili_<br />
tas pada gabah. Beberapa tanaman mutant mempunyai umur yang lebih pendek dari pada<br />
varitas yang tidak disinari. Hampir semua tanaman mutant yang berumur pendek itu<br />
tidak diteruskan untuk seleksi selanjutnya karena memiliki sterilitas yang tinggi ataupun<br />
sifat lain yang tidak dikehendaki.<br />
Satu_satunya mutant varitas Remaja berumur pendek yang dilanjutkan dalam pengujian<br />
daya hasil memberikan hasil yang sangat rendah sehingga tidak memberikan harapan<br />
229
yek<br />
untuk dapat dipergunakan secara langsung (lihat daftar 3). Diantara tanaman_tanaman<br />
mutant varitas Sigadis terdapat satu zuriat yang berumur pendek (Gambar 9). Zuriat<br />
inipun tidak dilanjutkan dalam pengujian daya hasil karena memiliki malai yang pendek<br />
don tidak lebat.<br />
Pengaruh radiasi terhadap sterWtas<br />
Pada pertanaman generasi pertama tidak terdapat serangan hama/penyakit ataupun<br />
burung. Oleh karena itu tanaman_tanaman yang semi_steril don tanaman_tanaman yang<br />
memperlihatkan sterilitas yang tinggi napat dianggap sebagai akibat dari radiasi sinor<br />
gamma. Daftar 2 menunjukkan, bahwa pada dosis penyinaran 10.000 r persentase ta_<br />
naman_tanaman yang steril don semi-steril berkisar antara 65_81%, sedangkan pada dosis<br />
penyinaran 30.000 r persentase ini meningkat menjadi 92_98%. Hal ini menyatakan<br />
bahwa dengan meningkatnya dosis penyinaran.<br />
Daftar 2. PENGARUH RADIASI SINAR GAMMA TERHADAP STERILITAS.<br />
PERSENTASE TANAMAN_TANAMAN STERIL DAN SEMI_STERIL.<br />
Vari tas 70,26 77,49 65,82 67,24 20.000 94,99 83,23 94,47 97,24 95,78 98,48 89,66 65,04 92,01 30.000 10.000 r r<br />
95,48<br />
Pengujian dayahasil<br />
Zuriat_zuriat mutant yang terpilih selama beberapa generasi don telah mempunyai<br />
keseragaman sifat_sifat telah dicoba dalam pengujian daya hasil dalam bentuk percobaan<br />
berblok. Pengujian pendahuluan disel enggarakan dikebun percobaan Cikeumeuh pada<br />
musim penghujan 1963/1964.<br />
Tujuh mutant Sigadis don 1 mutant Remaja diuji dalam satu percobaan ( daftar 3).<br />
Daftar 3. PENGUJIAN Sig. DAYA<br />
Hasil<br />
HASIL<br />
kw./ha<br />
Sig. Sig. Remaja Sig, Sig. Zuriat 30 20 30 20 10 30 Kv/b/30/1 Kv/a/l0/l Kv/a/9/1 Kv/b/20/2 Kv/a/2/2 Kv/a/4/4 Kv/b/11/1 mutant/varitas<br />
Kv/a/l/3 _ _ _ 4,86<br />
4,79 ZURIAT_ZURIAT MUTANT SIGADIS<br />
Perbedaan<br />
4,86 1,67 1,11 8,40 7,22 1,04 * 23,54 29,72 17,64 14,10 * ** 21,39 ** 24,17 17,64 17,71<br />
hasil')<br />
CIKEUMEUH, M.P. 1963/1964
yek<br />
1 * = Significant = Sigadis Remaja 5,46 level ** = 0.05 1,741) Signifi 24,24 22,50 cant level 0.01<br />
Hasil yang diperoleh menunjukkan, bahwa hanya satu mutant Sigadis, yaitu Sig.<br />
20 Kv/b/11/1 memberikan hasil yang lebih tinggi dari pada varitas Sigadis yang tidak<br />
diradiasi. Mutant_mutant Sigadis lainnya memberikan hasil yang Iebih rendah ataupun<br />
sarna dengan varitas asal yang tidak diradiasi.<br />
Mutant Remaja, yaitu Remaja 30 Kv/a/1/3 yang diuji dalam percobaan ini memberikan<br />
hasil yang jauh lebih rendah dari pada varitas Remaja yang tidak diradiasi.<br />
Dalam percobaan berblok lainnya telah diuji daya hasil mutant_mutant varitas<br />
Genjah Beton (daftar 4). Dari 8 Zuriat mutant yang diuji, 6 mutant memberikan hasil<br />
yang Iebih tinggi, sedangkan 2 mutant lainnya memberikan hasil yang dapat dianggap<br />
sarna dengan varitas Genjah Beton yang tidak diradiasi.<br />
Perbedaan<br />
Daftar 4. PENGUJIAN DAYA<br />
Hasil<br />
HASIL<br />
kw/ha hasil<br />
* = Significant G.Beton G.Beton G G.Beton Remaja Sigadis • Beton Zuriat 20 30 20 level 10mutant/varitas Kv/a/9/1 Kv/a/3/2/321,60<br />
Kv/6/3/1 Kv/ Kv/a/22/2/20,63<br />
Kv/ Kv/a/7/1 Kv/a/22/2/18,13<br />
0.05 12,46 0;22 4,54 0,03 3,78 a/3/2/118,89 a/22/2/314,38 7,25 5,93 7,80 6,90 6,28 1) 26,81 20,28 22,15 21,25 14,03 * 14,35 **<br />
** * = ZURIAT_ZURIAT Significant 1) level MUTANT 0.01 GENJAH BETON.<br />
CIKEUMEUH, M.P. 1963/1964.<br />
Sesuatu kesimpulan yang tepat mengenai daya hasil mutant - mutant yang diuji,<br />
belum dapat diambil berdasarkan hasil pengujian daya hasil pada tahun 1963/1964.<br />
Untuk ini masih diperlukan penelitian yang lebih teliti. Pada waktu prasaran ini di_<br />
siapkan pengujian daya hasil yang kedua masih sed:mg dalam pelaksanaan.<br />
231
PEMBICARAAN DAN SARAN-SARAN<br />
Per~oolon bera~ masih tetap meniadi masalah yang pelit bag; bangsa Indonesia.<br />
Setiap usaha perlu dikerahkcn untuk dapat meningkatkan produksi bahan makanan pokok<br />
ini.<br />
Penggunaan radiasi dengan sinor_sinar radioaktip untuk pemuliaan tanaman padi di<br />
Indonesia masih merupakan bidang penelitian yang baru. Masih banyak segi_segi yang<br />
perlu diteliti untuk menjadikan bidang penelitian ini betul_betul bermanfaat bagi rakyat<br />
Indonesia pada khususnya dan bagi umat manusia pada umumnya guna mewujutkan peng_<br />
gunaan enersi atom untuk maksud_maksud damai. Apa yang diutarakan dalam prasaran<br />
ini hanyalah merupakan catatan_catatan yang masih memerlukan penilaian dan penelitian<br />
yang lebih lanjut.<br />
Dari hasil_hasil penelitian yang diperoleh dapat ditarik dua kesimpulan secara umum.<br />
Pertama, ditinjau dari sudut ilmiah, penelitian ini dapat dikatakan berhasil, yaitu<br />
dengan terbentuknya type-type tanaman yang baru.<br />
Kedua, ditinjau dari sudut praktis, yaitu terbentuknya suatu varitas baru yang secara<br />
langsung dapat dipergunakan, penelitian ini belum dapat dikatakan berhasil.<br />
Dalam bidang pemuliaan padi di Indonesia masih banyak hal_hal yang perlu diteliti<br />
lebih mendalam. Beberapa hal dapat disebutkan sebagai contoh, dimana cara pemuliaan<br />
dengan menimbulkan mutasi dapat dipergunakan. Setiap tahun produksi padi di Indonesia<br />
mengalami kemerosotan sebagai akibat serangan homa sundep dan bel uk. Pemberantasan<br />
dengan insektisida memerlukan biaya yang tidak sedikit. Penanaman jenis padi yang<br />
tahan terhadap hama ini adalah cara yang murah untuk mengurangi risiko kemerosotan<br />
hasil. Varitas padi yang tahan serangan hama sundep dan hama beluk hingga dewasa<br />
ini belum diketemukan. Untuk mengadakan hibridisasi kearah ini belum dapat dilaksa_<br />
nakan karena sumber genitornya belum diperoleh. Menimbulkan mutasi dengan sinar_<br />
sinar radioaktip membuka kemungkinan untuk mendapatkan tanaman mutant yang memiliki<br />
sifat ketahan terhadap hama sundep dan bel uk. Tanaman mutant ini tidak perlu memiliki<br />
daya hasil yang tinggi, karena dalam hal ini yang lebih dipentingkan ialah sifat resisten<br />
terhadap hama. Tanaman mutant yang demikian dapat dipakai sebagai genitor dalam<br />
rencana hibridisasi untuk memindahkan sifat ketahanan terhadap hama itu kedalam ben_<br />
tuk voritas yang unggul. Demikian pula dapat dilakukan untuk mendapatkan tanaman<br />
mutant y::mg memiliki sifat tahan terhadap kekurangan air atau sifat_sifat lain yang<br />
sukar diperol eh.<br />
Suatu faktor yang menentukan untuk mendapatkan tanaman mutant yang dikehendaki<br />
ialah ketrampilan sipeneliti dalam membedakan sifat_sifat mutant yang sedang dicari.<br />
Pada umumnya justru sifat_sifat yang kurang baik yang dapat dil ihat dengan mudah<br />
karena biasanya pada tanaman padi_padian sifat_sifat yang demikian itu adalah dominan.<br />
Waktu, tenaga, biaya penelitian dan metoda seleksi yang dipergunakan adalah faktor_<br />
faktor yang perl u dipenuhi untuk mendapatkan hasil yang memuaskan.<br />
Radiasi benih secara berulang selama beberapa generasi berturut_turut dapat menim_<br />
bulkan mutasi kearah yang positip (1vIATSUO, 1962). Perawatan benih dengan bahan_<br />
bahan kimia sebelum diradiasi dengan sinar X pada tanaman barley dapat mengurangi<br />
ti mbul nya steri Ii tas tanpa mengurang i frek wensi terbentuknya tanaman- tanaman mutasi<br />
(KAPLAN, 1951). Pengalaman_pengalaman ini mungkin dapat dipergunakan juga di<br />
Indonesia untuk memberikan arah yang positip kepada sifat_sifat yang terbentuk akibat<br />
radiasi.<br />
DAFT AR PUST AKA<br />
BEACHELL, H.M. 1957. The use of X_ray and thermal neutrons inproducing mutations<br />
in rice. Intern. Rice Comm. Newsletter, Vol. VI, No.1.<br />
ELLIOTT, F.C. 1958. Plant Breedjng and Cytogenetics. McGraw_Hili Book Co., Inc.<br />
232
MASIMA, I., and KAWAI, T. 1958. Mutations of rice induced by radioisotope p32.<br />
Proc. Second UN Intern. Conf. on the Peaceful Uses of Atomic Energy,<br />
Geneva.<br />
MA TSUO, T. 1962, Revi ew of research on use of radiation_i nduced mutations in crop<br />
breeding with special reference to rice in Japan. Intern. Journ, of Applied<br />
Radiation and Isotopes, Vol. 13.<br />
NAYAR, N.M. 1965. Radiation Genetical Research in Rice _ A review. Intern, Rice<br />
Comm, Newsl etter, Vol. XIV, No.1,<br />
PARTHASARATHY, N. 1958. Report to the Government of Indonesia on Rice Improvement.<br />
Expanded Technical Assistence Program. FAO Report No. 874,<br />
233