24.04.2013 Views

ultimagz-april

ultimagz-april

ultimagz-april

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

EDITORIAL<br />

Kesadaran<br />

Pembangunan<br />

Nasional<br />

Tahukah kamu apa itu Tri Dharma Perguruan<br />

Tinggi? Tri Dharma Perguruan Tinggi adalah,<br />

tiga prinsip yang diimplementasikan kepada<br />

mahasiswa sebagai upaya pembangunan nasional<br />

yakni pembangunan manusia Indonesia seutuhnya<br />

dan pembangunan masyarakat Indonesia. Dengan<br />

mempehatikan perkembangan dunia yang begitu<br />

pesat, maka pembentukan masyarakat Indonesia yang<br />

modern menjadi tujuan utama dari pembangunan<br />

nasional Indonesia yang memprioritaskan nilai-nilai<br />

Pancasila.<br />

Lantas, apa saja isi dari Tri Dharma Perguruan<br />

Tinggi tersebut?<br />

1. Pendidikan dan pengajaran<br />

2. Penelitian dan pengembangan<br />

3. Pengabdian pada masyarakat<br />

Foto<br />

Mario Putra<br />

Model<br />

Mey Diana Sari<br />

Lokasi<br />

UMN Gedung C lt. 12<br />

Nah, apa benang merah antara Tri Dharma<br />

Perguruan Tinggi dengan KKN serta Magang? Tunggu<br />

dulu, jangan dikira KKN itu Korupsi, Kolusi, dan<br />

Nepotisme ya. KKN yang dimaksud ini adalah Kuliah<br />

Kerja Nyata. Apa itu Kuliah Kerja Nyata?<br />

Pada edisi kali inilah Ultimagz mencoba<br />

mengupas lebih detail tentang perbedaan KKN dan<br />

Magang. Tak bisa dipungkiri bahwa sebagian besar<br />

dari kita merasa asing akan KKN itu sendiri.<br />

Sebagai langkah awal, sambutan dari tim<br />

redaksi kepada pembaca; marilah membangun<br />

kesadaran sebagai peserta didik dengan motivasi<br />

untuk meningkatkan pembangunan nasional. Minimal<br />

dimulai dengan memahami Tri Dharma Perguruan<br />

Tinggi dan tiga pasal yang menjadi asupan pokok bagi<br />

sivitas akademika. Selamat Membaca!<br />

04 • KKN VS MAGANG • MMXIII<br />

Gloria Fransisca Katharina<br />

Pemimpin Redaksi<br />

Pelindung Ninok Leksono Dewan Redaksi Hira Meidia, Andrey Andoko, Bertha Sri Eko, Ambang Priyonggo Pembimbing Indiwan Seto<br />

Wahyu Wibowo, Mohammad Rizaldy Pemimpin Umum Zidny Ilman Nafian Pemimpin Redaksi Gloria Fransisca Katharina Redaktur<br />

Pelaksana Inasshabihah Sekretaris Redaksi Santika Indri Editor Natasha Erika, Dona Handayani, Sintia Astarina, Maria Rosa Adiningsih,<br />

Pascalina Pasurnay, Krisma Hutama Reporter Kevin Ivander, Mochammad Faisal Al Kahfi, Maria Advenita Gita Elmada, Anastasia Arvirianty,<br />

Mario Oktavianus, Clara Alverina, Siti Hardiyanti, Arnoldus Krisna, Yulius Triatmoko, Aulia Wafiq, Evans Edgar, Oktyfany Sembiring,<br />

Katrine Gabby Kusuma, Mahesa Lintang, Erika Anindita, Joshua Gunadhi, Fransisca Melinda, Stefanie Octora, Desy Hartini, Eldo C. Rafael,<br />

Monika Tanaya Fotografer Felix Jody (Editor), Deska Kusuma Wahyu Widodo, Martinus Tito, Mario Putra, Monica Tjenardi Desain Visual<br />

Ady Aribowo (Ketua), Akhmad Ramadhan, M. Kamal, Mikael Bima, Cyntia, Anastasia Sonia, Lusiana Udjaja, Albert Dinata Pemimpin<br />

Perusahaan Clara Judijanto Pemasaran dan Iklan Tyo Satrio, Mentari Desiani, Kristasia Pangalila, Berliana Veronika, Amelia Keuangan<br />

Katrine Gabby Kusuma Produksi Mario Mediantoro Distribusi Lapangan Tirza Wijaya<br />

Penerbit<br />

Alamat Redaksi dan Perusahaan<br />

Scientia Garden, Jl. Boulevard Gading Serpong,<br />

Tangerang – Banten<br />

: redaksi@<strong>ultimagz</strong>-online.com<br />

: @<strong>ultimagz</strong><br />

: <strong>ultimagz</strong><br />

: www.<strong>ultimagz</strong>-online.com<br />

01


CONTENT<br />

24<br />

11 INFO INDONESIA<br />

TEKNOLOGI<br />

01 EDITORIAL<br />

02 DAFTAR ISI<br />

03 CALENDAR EVENTS<br />

04 SURAT PEMBACA<br />

05 OPINI<br />

35 KULINER<br />

31 KOLOM<br />

07<br />

25<br />

COVER<br />

STORY<br />

43 EVENTS<br />

46 CERPEN<br />

50 REVIEW<br />

55 SUSIS<br />

56 POJOK LENSA<br />

58 SNAPSHOT<br />

60 WHAT’S NEXT ?<br />

WISATA<br />

18<br />

37<br />

OTOMOTIF<br />

SOSOK<br />

Miss Banten<br />

FASHION<br />

46 27<br />

04 • KKN VS MAGANG • MMXIII<br />

OLAHRAGA<br />

02


CALENDAR EVENTS<br />

APRIL2013<br />

1 3 4 6 7<br />

8 9 16 17 18<br />

19 21 22<br />

24<br />

HARI BANK SEDUNIA<br />

MARK SPENCER<br />

PEKAN KOMUNIKASI UI<br />

CLOSING<br />

HARI SOLIDARITAS<br />

ASIA-AFRIKA<br />

AMANDA BYNES<br />

HARI TNI AU<br />

HARI KARTINI<br />

HARI ANGKUTAN<br />

NASIONAL<br />

MAYA ANGELOU<br />

PEKAN KOMUNIKASI UI<br />

OPENING<br />

HARI BUMI<br />

23<br />

26 27 28<br />

CHANNING TATUM<br />

HARI NELAYAN<br />

INDONESIA<br />

VICTORIA BECKHAM<br />

RICARDO KAKA’<br />

HARI LEMBAGA<br />

PERMASYARAKATAN<br />

INDONESIA<br />

HARI KESEHATAN<br />

SEDUNIA<br />

HARI PERINGATAN<br />

KONFERENSI ASIA-AFRIKA<br />

DI BANDUNG<br />

HARI BUKU SEDUNIA<br />

JESSICA ALBA<br />

04 • KKN VS MAGANG • MMXIII<br />

03


SURAT PEMBACA<br />

Menjadi suatu<br />

kebanggaan<br />

bagi saya<br />

pribadi untuk Ultimagz<br />

sebagai majalah<br />

kampus Universitas<br />

Multimedia Nusantara<br />

selama 5 tahun ini.<br />

Setiap edisi yang<br />

terbit menunjukkan<br />

perkembangan yang<br />

signifikan dan sangat<br />

positif. Mulai dari segi<br />

konten artikel dan berita,<br />

hingga desain sampul yang atraktif serta kaya akan<br />

makna pesan.<br />

Sayangnya, beberapa waktu lalu, saya sempat<br />

mendengar berita yang kurang nyaman terdengar<br />

di telinga, terkait statement yang dikeluarkan oleh<br />

admin akun twitter @Ultimagz, dalam merespon<br />

tweet dari salah satu follower yang (katanya) hendak<br />

menanyakan informasi terkait lomba 5 tahun. Saya<br />

membaca timeline Ultimagz, dan ternyata memang<br />

benar, ada statement yang mengatakan bahwa admin<br />

tidak menjawab pertanyaan yang bersifat retoris.<br />

Yang saya dengar pula dari berita yang beredar,<br />

admin meminta penanya tersebut untuk membaca<br />

saja di majalah Ultimagz. (dan tidak semua mahasiswa<br />

memiliki majalah tersebut, bukan? Banyak faktor<br />

yang mempengaruhi perilaku membeli mahasiswa) .<br />

Sebagai mahasiswa komunikasi yang<br />

sama-sama masih belajar, satu hal yang ingin saya<br />

sampaikan bahwa sebuah organisasi wajib memiliki<br />

SOP, dalam hal tata cara dan etika menggunakan<br />

social media. Organisasi dalam skala apapun.<br />

Apakah soal menjawab pertanyaan retoris sudah<br />

tertulis dalam SOP Ultimagz? Jika belum, maka hal<br />

ini perlu dijadikan evaluasi. Dalam hal ini, admin<br />

bertindak atas nama Ultimagz, bukan atas nama<br />

pribadi. Saya rasa hal kecil seperti ini perlu menjadi<br />

perhatian bagi Ultimagz. Menurut saya, statement<br />

tersebut memberikan kesan yang arogan. Social<br />

media menuntut two-way communication. Dialog,<br />

dan bukan monolog. Social media menjadi sarana<br />

bagi organisasi untuk menjalin hubungan yang<br />

baik dengan publik nya. Apabila kita tidak mampu<br />

memanfaatkan social media ini dengan baik, kita<br />

tidak perlu heran apabila di waktu yang akan datang,<br />

social media ini menjadi bumerang bagi kita.<br />

Terkait merujuk penanya untuk membaca<br />

majalah, saya ingin mengonfirmasi, apakah hal ini<br />

benar? Apabila ya, apakah tujuannya? Menurut<br />

saya pribadi, bukanlah suatu hal yang sulit untuk<br />

menjawab lewat Twitter, gratis pula. Saya sempat<br />

Kritik dan saran kirim ke:<br />

redaksi.<strong>ultimagz</strong>@gmail.com<br />

berpikir, ini merupakan salah satu taktik Ultimagz<br />

untuk meningkatkan penjualan majalah. Jika<br />

benar demikian, ini bukanlah cara yang persuasif<br />

untuk menciptakan pelanggan yang loyal. Saya<br />

mengkhawatirkan hal ini akan berimbas pada<br />

penjualan majalah Ultimagz edisi berikutnya.<br />

Saya harap saran ini dapat diterima dengan<br />

pikiran yang terbuka dan kerendahan hati seluruh<br />

staf redaksi. Semoga di tahun-tahun berikutnya,<br />

Ultimagz selalu menjadi media yang terdepan dalam<br />

mendidik generasi-generasi bangsa. :)<br />

Thank you and Best Regards,<br />

Edwina Tjahja – Ilmu Komunikasi 2010<br />

Hai Edwina,<br />

Terima Kasih atas dukungannya kepada<br />

Ultimagz serta atas upaya klarifikasi terkait beberapa<br />

pernyataan dari redaksi yang muncul melalui akun<br />

twitter Ultimagz beberapa waktu yang lalu.<br />

Terkait masalah SOP (Standart Operating<br />

Procedure) pasal untuk tidak menjawab pertanyaan<br />

retoris memang telah disepakati bersama dalam<br />

redaksi. Oleh sebab itu, redaksi tidak akan<br />

memberikan informasi pengulangan atas apa yang<br />

sudah disampaikan sebelumnya melalui akun<br />

social media. Tujuan dari pasal dalam SOP bahwa<br />

tidak akan menjawab pertanyaan retoris tersebut<br />

agar membiasakan diri membaca terlebih dahulu<br />

informasi yang sudah diberikan sebelum bertanya.<br />

Selain itu juga redaksi berniat melancarkan regulasi<br />

informasi agar tidak terdistorsi dengan pertanyaanpertanyaan<br />

retoris.<br />

Ultimagz pun tidak membuat SOP tersebut<br />

untuk meningkatkan penjualan, namun hendak<br />

meningkatkan minat baca di kalangan mahasiswa.<br />

Redaksi Ultimagz juga telah meneliti<br />

persoalan yang terjadi dan tidak menemukan unsur<br />

kesengajaan untuk memicu persoalan tersebut. Atas<br />

kesimpulan ini, Pemimpin Redaksi, Gloria Fransisca,<br />

telah memberikan pembinaan lebih lanjut kepada<br />

admin social media dan menyesal atas terjadinya<br />

kesalahpahaman tersebut.<br />

Pengawasan internal akan terus dilakukan<br />

untuk memelihara mutu jurnalistik dan Ultimagz<br />

sendiri, termasuk dalam mengawasi kinerja segenap<br />

staff Ultimagz.<br />

Kata orang bijak, kebenaran maupun<br />

ketidakbenaran bisa hadir di tempat-tempat yang<br />

tak terduga. Prinsip keberhati-hatian kami terapkan,<br />

guna menghindari terulangnya kesalahan yang sama.<br />

Hormat kami,<br />

Salam Deadline!<br />

04 • KKN VS MAGANG • MMXIII<br />

- Redaksi<br />

04


OPINI<br />

Mencari yang Lebih Nendang:<br />

KKN atau Magang?<br />

Di manapun Anda berada, pastikan kehadiran Anda<br />

bermanfaat bagi orang lain.<br />

Tulisan ini saya buat di Kupang, di sela mengisi workshop jurnalistik tentang<br />

“Peran Jurnalis dalam Kampanye Ketahanan Pangan”. Saya teringat, kali terakhir<br />

singgah di Nusa Tenggara Timur sebelas tahun silam. Pertengahan 2002, saya<br />

bersama belasan kawan dari berbagai gereja di Indonesia, mendapat undangan<br />

untuk mengikuti acara “East Timor Youth Program”, kerja bareng dengan sebuah lembaga<br />

pelayanan dari Korea.<br />

Selama sebulan penuh, kami dipencar di berbagai desa di Distrik Lautem, berbaur<br />

dengan penduduk lokal Timor, ikut dalam kegiatan pertanian sehari-hari, mengajar anak<br />

sekolah di pagi hari, dan berolah raga bersama menjelang matahari terbenam. Misi awal<br />

dari acara itu, untuk mendekatkan hubungan emosional antarpemuda kedua negara.<br />

Maksud lainnya pula untuk menjalin rekonsiliasi pasca lepasnya Timor Leste dari Indonesia<br />

pada 1999. Belakangan kami sadar, tak perlu ada rekonsiliasi, karena masalah sebenarnya<br />

justru pada hubungan antara warga Timor Timur dan<br />

04 • KKN VS MAGANG • MMXIII<br />

05


Timur Barat, yang berbeda pilihan politik saat menentukan keputusan pro-integrasi<br />

atau pro-independen.<br />

Di situ saya merasa, apa yang kami perbuat selama berada di Timor Leste, tak<br />

ubahnya seperti praktek Kuliah Kerja Nyata (KKN), bedanya kini kami melakukannya di<br />

luar batas teritori negara. Nyaris persis seperti saat menjadi mahasiswa S-1 di Universitas<br />

Airlangga, saya dan tujuh kawan selama tiga pekan tinggal di rumah kepala desa di<br />

Benjeng, Kabupaten Gresik. Kami menjadi guru sekolah dasar dadakan, dan akhirnya<br />

membuat proposal tentang pembangunan masjid di kampung itu, lalu, menjajakannya ke<br />

perusahaan-perusahaan besar di kota industri satelit Surabaya.<br />

Jadi, ketika sekarang timbul pertanyaan, apakah KKN masih berguna? Jawabannya,<br />

tergantung seberapa berguna mahasiswa ada di sana. Apakah ia hanya memanfaatkan<br />

waktu untuk sejenak beristirahat dari kehidupan kota, atau benar-benar mengaplikasikan<br />

dirinya sebagai “penghuni menara gading” yang turun ke bumi.<br />

Magang Lapangan, bukan sekadar cari pengalaman<br />

Begitu pula dalam semester akhir, saat mahasiswa diwajibkan mengikuti mata<br />

kuliah magang dalam waktu 1-3 bulan. Mahasiswa Ilmu Komunikasi, diharapkan dapat<br />

menyerap ilmu dalam dunia kerja nyata saat ia merasakan suasana langsung dalam dunia<br />

penyiaran, jurnalistik, kehumasan, atau periklanan.<br />

Saat berada di kantor newsroom media, workshop iklan, studio siaran, atau bertemu<br />

langsung klien, mahasiswa harus menunjukkan kelasnya, bahwa ia hadir bukan untuk<br />

‘membuat repot’ tempat di mana ia menjalani magang.<br />

Persoalan utama yang sering timbul ketika mahasiswa magang adalah perasaan<br />

minder, canggung dan nervous. Mahasiswa menjadi rendah diri, karena kaget melihat<br />

situasi dunia kerja ternyata berbeda dengan yang dijalaninya. Deadline, pekerjaan tak<br />

kenal waktu, tekanan dari kiri-kanan, cacian dan makian yang dirasa tak pada tempatnya,<br />

tapi itulah dinamika yang harus dinikmati. Menjalani magang atau praktek kerja lapangan<br />

menjadi kesempatan untuk berinteraksi dengan dunia nyata, yang akan menjadi<br />

keniscayaan pascamahasiswa menempuh bangku kuliah. Bukan sekadar menimba<br />

pengalaman, namun memastikan kehadirannya, sebagaimana mereka juga yang<br />

mengikuti KKN, benar-benar berfaedah bagi sesama!<br />

Penulis: Jojo Raharjo, Pengajar Fakultas Ilmu Komunikasi, Produser di Kompas TV<br />

Editor: Inasshabihah<br />

04 • KKN VS MAGANG • MMXIII<br />

06


COVER STORY<br />

Tahukah kamu apa itu KKN? KKN<br />

yang akan dibahas kali ini adalah<br />

Kuliah Kerja Nyata. Apa itu Kuliah<br />

Kerja Nyata? Istilah ini mungkin<br />

terasa asing bagi beberapa<br />

mahasiswa, khususnya mahasiswa yang tidak<br />

dilengkapi dengan SKS Kuliah Kerja Nyata ini<br />

di kampus mereka.<br />

Kuliah Kerja Nyata atau yang biasa<br />

disingkat KKN, adalah mata kuliah lanjutan<br />

semester enam yang digunakan untuk<br />

mengimplementasikan ilmunya langsung ke<br />

masyarakat. Kuliah Kerja Nyata ini terbilang<br />

serupa dengan Magang.<br />

Benarkah KKN sama dengan Magang?<br />

Jawabannya, tidak. Keduanya memiliki<br />

karakteristik tersendiri, meskipun keduanya<br />

merupakan mata kuliah yang harus diambil<br />

oleh peserta didik universitas demi meraih<br />

gelar sarjana.<br />

Tanda Tanya<br />

untuk<br />

Tri Dharma<br />

Kuliah Kerja Nyata tidak sama degan<br />

magang. Secara garis besar, Kuliah Kerja Nyata<br />

menuntut mahasiswa untuk mengabdikan<br />

dirinya kepada masyarakat secara langsung.<br />

Bagaimana caranya? Dengan menempatkan<br />

mahasiswa dan mahasiswi tersebut ke daerahdaerah<br />

pedesaan untuk mengabdikan diri<br />

sesuai bidang pendidikan masing-masing<br />

demi menyelesaikan problem sosial di<br />

kawasan tersebut.<br />

Dari segi penempatan jelas<br />

berbeda dengan Magang. PKL (Praktek<br />

Kerja Lapangan), atau Magang adalah<br />

mata kuliah yang menuntut mahasiswa<br />

untuk mengabdikan dirinya kepada<br />

perusahaan.<br />

02 04 • EROSI KKN VS KREDIBILITAS MAGANG • MMXIII<br />

• MMXIII<br />

08 07


Seluk Beluk KKN<br />

KKN merupakan bentuk implementasi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi poin<br />

ke tiga, yakni, pengabdian pada masyarakat. Kuliah Kerja Nyata ini juga bentuk respon<br />

mahasiswa yang seharusnya menjadi agent of change terhadap kuatnya tekanan<br />

ekonomi yang mengglobal menggerogoti setiap lapisan masyarakat di Indonesia,<br />

hingga masyarakat yang terbilang masih dalam tingkat ekonomi lemah.<br />

Tujuan dari mata kuliah KKN yang masih dipertahankan di beberapa<br />

perguruan tinggi di Indonesia, khususnya perguruan tinggi negeri (ambil saja<br />

contoh Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta) adalah demi mengembangkan sisi<br />

kepemimpinan dari mahasiswa peserta KKN. Dengan demikian, kaum intelektual<br />

muda tersebut mempunyai rasa empati yang tinggi serta rasa kepedulian yang tinggi<br />

terhadap masyarakat ekonomi lemah. Alhasil, berbekal ilmu yang mereka emban,<br />

mereka berusaha menopang kehidupan masyarakat tersebut serta memberdayakan<br />

masyarakat setempat agar mampu meningkatkan taraf kehidupan mereka sendiri.<br />

Masyarakat pun didorong untuk bisa menjalankan solusi terbaik untuk mengatasi<br />

kasus-kasus sosial, politik, dan ekonomi di tempatnya.<br />

KKN mampu meningkatkan kecerdasan emosional, tenggang rasa terhadap<br />

perbedaan, serta keberanian dalam berinovasi dan mengambil keputusan. KKN<br />

pun dianggap mampu meningkatkan rasa sosial mahasiswa terhadap orang-orang<br />

sekitarnya. Mereka pun turut mampu hidup bersama warga dengan tetap menjaga<br />

nama baik almamater.<br />

Seluk Beluk Magang<br />

Magang, atau Praktek Kerja Lapangan (PKL) sesungguhnya muncul setelah<br />

penghapusan kebijakan untuk mengadakan KKN di beberapa universitas. Berjalannya<br />

waktu diiringi ganasnya persaingan dalam dunia kerja dan pendidikan seolah<br />

membuat pihak kampus mengurungkan niatnya untuk memberlakukan KKN sebagai<br />

mata kuliah. Batu penghalang utamanya tentu akibat masalah dana KKN bagi<br />

mahasiswa. Beruntungnya perguruan tinggi di bawah asuhan negara adalah karena<br />

memiliki anggaran yang memungkinkan untuk melakukan KKN secara konsisten.<br />

Alhasil perguruan tinggi swasta umumnya, menggantikan posisi KKN dengan Magang<br />

demi menjawab persaingan calon pekerja yang merupakan peserta didik mereka.<br />

Tak heran, mahasiswa dan mahasiswa dilepas mencari sendiri institusi yang<br />

akan dipilih dan memilihnya untuk ‘uji coba’ kerja di lapangan pekerjaan secara<br />

langsung. Kaum intelektual tersebut akan dituntut untuk mengabdikan diri kepada<br />

perusahaan-perusahaan selama tenggang waktu tertentu.<br />

Berkat magang, mahasiswa bisa mengenali hawa dunia kerja yang<br />

sesungguhnya. Mereka belajar bagaimana menyesuaikan diri hidup ditengah-tengah<br />

nuansa kerja, karyawan, atasan, tekanan, klien, dan disiplin yang tinggi. Keuntungan<br />

magang lainnya adalah lebih mudah dalam menerapkan apa yang selama ini menjadi<br />

teori di bangku kuliah untuk diterapkan di dunia kerja.<br />

Dimana Implementasi Tri Dharma?<br />

Semenjak dihapusnya KKN (Kuliah Kerja Nyata) menjadi<br />

Magang muncul sebuah pertanyaan tentang penerapan Tri<br />

Dharma Perguruan Tinggi di beberapa perguruan tinggi. Hal ini<br />

tentu terkait dengan pengabdian pada masyarakat.<br />

04 • KKN VS MAGANG • MMXIII<br />

08


Sekedar mengulas kembali tentang Tri Dharma Perguruan Tinggi, masih ingatkah<br />

pembaca apa saja isi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi?<br />

Seperti yang diungkapkan dalam editorial oleh Pemimpin Redaksi Ultimagz,<br />

bahwa hakikat dari tri dharma perguruan tinggi demi melanggengkan upaya<br />

pembangunan nasional Indonesia.<br />

Pembangunan nasional tak lepas dari pembangunan karakter manusia sejak<br />

usia dini. Manusia yang terbilang mampu menghadapi tantangan zaman dan menjadi<br />

inovator adalah sosok yang mampu menyesuaikan diri terhadap berbagai situasi<br />

dan kondisi, ahli dalam menyatakan pendapat, memiliki rasa tanggung jawab, punya<br />

strategi orientasi yang tepat ke masa depan, kesadaran mengenai mahalnya waktu yang<br />

dihabiskan melalui organisasi, pengolahan teknologi, dan ilmu pengetahuan.<br />

Oleh sebab itu, terangkailah tiga dalam satu ini yang terbungkus sebagai Tri<br />

Dharma Perguruan Tinggi, yakni:<br />

1. Pendidikan dan pengajaran<br />

2. Penelitian dan pengembangan<br />

3. Pengabdian pada masyarakat<br />

Agar dapat lebih menghayati makna dari perguruan tinggi, marilah kita tinjau<br />

ketiga dharma itu secara lebih mendalam.<br />

1. Pendidikan dan Pengajaran<br />

Makna dari dharma pertama yakni pendidikan dan pengajaran adalah upaya<br />

meneruskan pengetahuan atau transfer of knowledge ilmu pengetahuan yang telah<br />

dikembangkan melalui penelitian oleh mahasiswa di perguruan tinggi. Bentuk transfer of<br />

knowledge inilah yang menciptakan adanya tingkatan dalam perguruan tinggi, yakni S-1<br />

(Strata 1), S-2 (Strata 2). dan S-3 atau Strata 3.<br />

Tak hanya itu, dalam penyelenggaraan dharma pendidikan dan pengajaran, ilmu<br />

pengetahuan dipandang sebagai produsen untuk menghasilkan para ahli dari berbagai<br />

bidang. Di samping itu, ilmu dapat dimanfaatkan untuk kepentingan penerapan keahlian<br />

sivitas akademika dalam menunjang kemajuan masyarakat.<br />

2. Penelitian dan pengembangan<br />

Dharma kedua berbunyi; penelitian dan pengembangan yang mempunyai<br />

peranan sangat penting dalam rangka kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tanpa<br />

penelitian, maka pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan terhambat.<br />

Penelitian harus menjadi langkah memproyeksikan masa depan. Dengan kata lain<br />

penelitian di perguruan tinggi tidak hanya diarahkan untuk penelitian terapan saja, tetapi<br />

juga sekaligus melaksanakan penelitian ilmu dasar yang manfaatnya begitu penting dan<br />

krusial di masa yang akan datang.<br />

Di samping itu, penelitian dapat dijadikan sebagai cara kerja untuk<br />

memecahkan masalah kemasyarakatan secara ilmiah.<br />

3. Pengabdian pada masyarakat<br />

Dharma yang terakhir adalah pengabdian pada masyarakat. Dharma<br />

ini harus dipahami bentuk penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi<br />

yang telah dikembangkan di perguruan tinggi, atau hasil dari berbagai<br />

penelitian yang siap diluncurkan demi memperbaiki kondisi masyarakat.<br />

Pengabdian pada masyarakat merupakan serangkaian aktivitas dalam<br />

rangka kontribusi perguruan tinggi terhadap masyarakat yang bersifat<br />

kongkrit dan langsung dirasakn manfaatnya dalam waktu yang relatif<br />

pendek. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat merupakan<br />

sebuah keniscayaan bagi sebuah perguruan tinggi.<br />

Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat<br />

merupakan wujud<br />

04 • KKN VS MAGANG • MMXIII<br />

09


kepedulian perguruan tinggi sebagai lembaga yang menghasilkan elit intelektual<br />

untuk senantiasa berpartisipasi dalam pengembangan kualitas masyarakat.<br />

Dalam penyelenggaraan pengabdian kepada masyarakat, ilmu dipandang<br />

sebagai metode. Ilmu ditempatkan sebagai instrumen dan cara kerja untuk memecahkan<br />

masalah kemasyarakatan secara ilmiah<br />

Dharma ini diamalkan atas inisiatif perguruan tinggi yang bersangkutan<br />

yang bersifat nonprofit atau tidak mencari keuntungan. Dengan aktivitas ini<br />

diharapkan adanya umpan balik dari masyarakat ke perguruan tinggi, yang<br />

selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan pengembangan ilmu pengetahuan<br />

dan teknologi selanjutnya.<br />

Penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi didasarkan pada semangat<br />

pelaksanaan otonomi perguruan tinggi, yakni otonomi keilmuan yang melekat<br />

pada dosen dan otonomi pengelolaan keuangan yang melekat pada pengelola<br />

perguruan tinggi. Otonomi keilmuan merupakan prinsip dasar bagi sivitas<br />

akademika untuk dipelihara dan dikembangkan dengan berpedoman kepada<br />

kaidah dan etika ilmiah. Oleh karena itu, setiap anggota sivitas akademika<br />

baik secara perseorangan maupun bersama-sama memiliki hak dan tanggung<br />

jawab untuk mengemban dan melaksanakan otonominya itu, khususnya dalam<br />

penyelenggaraan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.<br />

Hal itu bermakna bahwa kegiatan pengabdian kepada masyarakat<br />

merupakan wahana penerapan ilmu dan keahlian sivitas akademika dalam konteks<br />

kehidupan bermasyarakat. Ketika KKN dihapuskan atau digantikan dengan Magang<br />

(PKL) tak heran apabila muncul pertanyan seputar implementasi dari kelengkapan<br />

Tri Dharma yang. Unsur-unsur demi pembangunan nasional seolah menjadi<br />

berbayang dan tak selaras untuk dikonkretisasi dalam kehidupan masyarakat<br />

yang terus mengalami perubahan dan sarat masalah yang problematis akibat<br />

benturan kepentingan. Entah itu kepentingan ekonomis institusi,<br />

dengan kepentingan ideologis. Apabila sinergi tridarma perguruan<br />

tinggi itu dapat diorganisasikan secara efektif oleh pengelola<br />

perguruan tinggi, maka pembangunan nasional tak perlu<br />

lagi bergandengan dengan tanda tanya.<br />

Jangan heran kalau sebagian dari kita merasa<br />

kurang puas dengan magang, ingin mencoba<br />

berpetualang dengan mengabdikan diri secara<br />

mandiri di kota-kota terpencil, atau rawan<br />

konflik. Sekedar untuk belajar mandiri dan<br />

pintar beradaptasi. Semuanya berawal dari<br />

kesadaran individu untuk membangun esensi<br />

kemanusiaan. Tetapi, tidaklah salah juga apabila<br />

kita memilih Magang di perkantoran untuk<br />

mengabdikan diri kepada masyarakat melalui<br />

institusi. Tak hanya itu, seseorang jadi terlatih<br />

secara otomatis dalam mengembangkan etos<br />

kerja yang baik. Iya, semuanya kembali kepada<br />

diri kita sendiri, apa yang kita pilih, apa yang<br />

kita utamakan.<br />

Pertanyaannya, ketika kita<br />

dihadapkan pada keterbatasan akses untuk<br />

mengimplementasikan pengabdian masyarakat<br />

akibat kebijakan institusi, akankah kita memilih<br />

berpangku tangan?<br />

Penulis: Dewan Redaksi Ultimagz<br />

Editor: Inasshabihah<br />

04 • KKN VS MAGANG • MMXIII<br />

10


INFO INDONESIA<br />

INDONESIA<br />

BUTUH FIGUR PEMIMPIN &<br />

PENEGAK HUKUM<br />

Pendidikan politik penting untuk generasi penerus bangsa. Menurut Ramlan<br />

Subakti, politik adalah interaksi antara negara dengan masyarakat untuk<br />

menghasilkan suatu keputusan bersama yang saling menguntungkan. Jadi, jika<br />

tidak ada interaksi ini, pemerintah cenderung berkesempatan mengeluarkan<br />

keputusan yang sepihak karena dalam prosesnya tidak ada interaksi dengan<br />

masyarakat. Sedangkan, masyarakatnya pun terkesan pasif, entah karena<br />

keadaan maupun minimnya pendidikan.<br />

Indonesia adalah bangsa yang besar dengan sumber daya alam yang kaya,<br />

seharusnya berbanding lurus dengan sumber daya manusia yang ada. Roda<br />

pemerintahan sebuah negara demokrasi berada di tangan rakyatnya. Kini,<br />

apakah rakyat yang enggan menggerakan roda tersebut atau tangan penguasa<br />

yang membabi buta berebut roda pemerintahan tersebut?<br />

Apa itu Politik?<br />

Politik, sebuah istilah yang berasal dari bahasa Yunani, PolisI, yang negara (city<br />

state) yang terdiri atas adanya rakyat, wilayah dan pemerintah yang berdaulat.<br />

Warga negara disebut poletis, politikos untuk menyebut kewarganegaraan.<br />

Menurut Aristoteles (Filsuf Yunani) manusia adalah Zoon Politicon, yakni makhluk<br />

politik, yaitu hidup dalam suatu wilayah tertentu bersama-sama yang lain<br />

dengan saling membantu di bawah suatu pemerintahan yang disetujui bersama.<br />

04 • KKN VS MAGANG • MMXIII<br />

11


Menurut Prof. Miriam Budiardjo dalam Dasar-Dasar Ilmu Politik, politik<br />

adalah bermacam-macam kegiatan dalam suatu sistem politik atau Negara<br />

yang menyangkut proses menentukan tujuan-tujuan dari sistem itu dn<br />

melaksanakan tujuan-tujuan itu. Untuk melaksanakan suatu tujuan yang<br />

hendak dicapai, perlu adanya kebijakan umum yang ditentukan, yang<br />

menyangkut pengaturan dan pembagian atau alokasi dari sumber-sumber<br />

yang ada. Untuk melaksanakan kebijakan itu, diperlukan adanya power<br />

(kekuasaan) dan authority (kewenangan) untuk membina kerjasama<br />

maupun untuk menyelesaikan konflik.<br />

Pendidikan Politik?<br />

Untuk mengenali politik, langkah pertama adalah memiliki pendidikan<br />

politik yang baik. Direktur Eksekutif Lembaga Analisa Pengembangan<br />

Demokrasi (LAPD) Adam Rumbaru, seperti dikutip dalam blog-nya,<br />

mengatakan esensi terpenting dari pendidikan politik (political education)<br />

adalah pendidikan kewarganegaraan (civil education) untuk mengetahui<br />

tugas dan tanggung jawab sebagai warga negara atau lebih tepat lagi<br />

disebut pendidikan demokrasi (democracy education), pendidikan yang<br />

mewujudkan masyarakat demokratis, yaitu masyarakat yang bebas (free<br />

society) yang hanya dibatasi oleh kebebasan itu sendiri, bukan masyarakat<br />

kolektivisme yang “terpasung” oleh atribut-atribut agama atau normanorma<br />

budaya. Dalam kontek inilah diharapkan pendidikan politik mampu<br />

melahirkan budaya politik yang sehat, yang hingga pada akhirnya berhasil<br />

mewujudkan masyarakat demokratis yang bebas dari bias apapun.<br />

Pendidikan politik bisa dikatakan<br />

sangat penting untuk dipelajari. Melalui<br />

proses pendidikan politik anggota suatu<br />

organisasi dan warga negara pada umumnya<br />

kemungkinan memiliki sikap yang idealis<br />

sehingga memiliki sikap kritis kepada kebijakan<br />

pemerintah atau keadaan negara yang tidak<br />

sesuai dengan aspirasi rakyat. Pendidikan<br />

politik memiliki peran yang vital dan strategis<br />

bagi kelangsungan hidup serta regenerasi suatu<br />

organisasi politik.<br />

“Pendidikan politik itu baik, asal jangan disalah<br />

artikan menjadi indoktrinasi saja,” ujar Hanif Suranto,<br />

Dosen Universitas Multimedia Nusantara. Seperti dikutip<br />

dalam Wikipedia, indoktrinasi adalah sebuah proses yang<br />

dilakukan berdasarkan satu sistem nilai untuk menanamkan<br />

gagasan, sikap, sistem berpikir, perilaku dan kepercayaan<br />

tertentu. Praktik ini seringkali dibedakan dari pendidikan karena<br />

dalam tindakan ini, orang yang diindoktrinasi diharapkan untuk<br />

tidak mempertanyakan atau secara kritis menguji doktrin yang telah<br />

mereka pelajari. Instruksi berdasarkan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan,<br />

khususnya, tak dapat disebut indoktrinasi karena prinsip-prinsip dasar ilmu<br />

pengetahuan menuntut evaluasi diri yang kritis dan sikap bertanya yang<br />

skeptis terhadap pikiran sendiri.<br />

Di Indonesia, tingkat melek politiknya bisa dikatakan rendah. “Di<br />

Indonesia saat ini memang belum mendapat perhatian yang serius. Dalam<br />

artian, jika diadakan pendidikan formal semata-mata hanya dianggap<br />

pelajaran biasa yang ukurannya menjadi jangka pendek, padahal kalau kita<br />

bicara politik itu kan sudah harus berpikir jauh,” ujar Hanif lebih lanjut.<br />

04 • KKN VS MAGANG • MMXIII<br />

12


Sementara menurut Aryaning Arya Kresna, dosen mata kuliah<br />

Kewarganegaraan di UMN, “Pada zaman orde baru pendidikan politik terlalu<br />

diarahkan, tetapi dari situ masyarakat mengerti bagaimana politik yang<br />

diajarkan,” ujarnya. Kampanye pada zaman Orde Baru lebih tertib dan massa<br />

yang hadir adalah kader dari partai politik itu.<br />

Pada masa ini, kampanye dilakukan dengan mengumpulkan massa,<br />

membagi-bagi kaos partai, arak-arakan, dan mengadakan panggung<br />

hiburan, itu semua hanya sebatas mengumpulkan massa, tidak sampai<br />

mengkaderisasi.<br />

Kaderisasi pun kini hanya cenderung mengumpulkan orang-orang yang<br />

ingin terjun ke dunia politik. Berawal dari itu, ideologi partai dibiuskan<br />

kepada mereka. Sehingga tercipta satu tujuan dan satu pemikiran yang<br />

berguna untuk kemajuan sebuah partai politik.<br />

Seiring berjalannya waktu, masyarakat dalam era multimedia kini<br />

semakin pintar dalam menentukan pilihan. Hal ini terbukti pada pemilihan<br />

Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta. Jokowi terpilih sebagai Gubenur<br />

pada 6 bulan silam. Masyarakat sudah bisa memilih yang terbaik untuk<br />

memimpin daerahnya, bukan karena suku, ras atau agama, melainkan<br />

berdasarkan kinerjanya dan kemampuannya.<br />

“Sebenarnya perkembangan politik Indonesia sudah cukup baik.<br />

Bangsa ini berkembang secara natural. Namun, sayangnya tidak ada yang<br />

mengontrol, bisa dikatakan sekarang sorang pemimpin parpol berkuasa<br />

dapat berubah menjadi seorang tersangka suatu kasus dalam hitungan<br />

hari. Selain itu, semua orang bisa beradu wacana tanpa adanya intervensi,”<br />

tutur dosen yang aktif mengamati dunia politik di Indonesia.<br />

Pendewasaan politik seperti saat ini membutuhkan figur dengan aturan<br />

main yang jelas. Figur yang memiliki kapasitas untuk menjadi pemimpin<br />

bangsa dan cinta terhadap bangsanya. Disamping itu, hukum harus berdiri<br />

secara tegak, tidak dapat digoyahkan dengan apapun. Kedudukan Undang-<br />

Undang seharusnya lebih tinggi dari dari sebuah kitab yang dapat<br />

diperjualbelikan.<br />

Pendidikan politik yang baik berjalan seiringan dengan penegakan<br />

hukum serta adanya kejelasan aturan main, sehingga tercipta<br />

moral, rasional, dan mencegah timbulnya kekerasan. Jika, hal<br />

tersebut telah berjalan maka akan terjadi perpolitikan yang sehat.<br />

Pendidikan politik bukan hanya untuk rakyat, tetapi juga untuk<br />

pemerintah. Baik legislatif, yudikatif, eksekutif, maupun media<br />

selaku empat pilar demokrasi. Pasalnya, perpolitikan sehat<br />

akan muncul ketika segenap elemen bangsa bersatu dalam<br />

satu tujuan, dengan didukung oleh figur kepemimpinan<br />

yang kuat. Partai politik berperan besar dalam hal ini, karena<br />

mereka yang menjadi sarana pendidikan politik khusus.<br />

Ketika pemilu pendidikan politik menjadi lebih meluas<br />

kerena disaksikan oleh seluruh rakyat Indonesia.<br />

Reporter: Anastasia Arvirianty, Radiananda Soeharto, Moch. Faisal Al Kahfi<br />

Editor: Gloria Fransisca<br />

04 • KKN VS MAGANG • MMXIII<br />

13


INFO KAMPUS<br />

INFO MAGANG<br />

DeskJob Perusahaan Contact Syarat<br />

Graphic<br />

Designer<br />

DKV<br />

Internship<br />

@Naughty_<br />

Acc<br />

@pasific<br />

place<br />

burhan_naughty@yahoo.com<br />

shanesuwasto@<br />

pasificplace.co.id<br />

Video maker detikcom recruitment@<br />

detik.com<br />

Textile/Graphic<br />

Designer<br />

PT. Sanggar<br />

Elegance<br />

Indah<br />

design@sei_<br />

elegance.com<br />

DeskJob Perusahaan Contact Syarat<br />

Programmer<br />

Multimedia<br />

Staf<br />

Programmer<br />

Desain Komunikasi Visual<br />

ICT<br />

Corporate<br />

Video Specialist<br />

PT. MasterpageIndonesia<br />

IT Solution<br />

Jalan Bintan<br />

blok T7 Nomor<br />

7 Nusaloka BSD<br />

Tangerang 13380<br />

Ibu Puspita 0813<br />

1661 1255 / 021<br />

3266 9028 / Jalan<br />

Griya Sutera VI<br />

Nomor 29 RT 003<br />

RW 006, Pakuloan<br />

Tangerang 15325.<br />

kirimkan CV<br />

& Portofolio<br />

CV &<br />

Portfolio<br />

Kirim CV<br />

dengan subject:<br />

VIDEO<br />

kirimkan CV &<br />

Portofolio<br />

CV &<br />

Portfolio<br />

04 • KKN VS MAGANG • MMXIII<br />

14


DeskJob Perusahaan Contact Syarat<br />

Female<br />

Presenter<br />

Social media @MAKEUP-<br />

FOREVERIN<br />

Reporter /<br />

jurnalis<br />

DeskJob Perusahaan Contact Syarat<br />

Financial<br />

Winner<br />

Divisi<br />

Planner<br />

Ilmu Komunikasi<br />

O Channel Tv hrd@<br />

ochanneltv.<br />

com<br />

@thedailyconcert<br />

bagian dari PT<br />

Prundential<br />

Lite Insurance<br />

myr@ptkm.<br />

biz<br />

thedailycon<br />

certs@yahoo.<br />

co.id<br />

Reporter @detikhot recruitment@<br />

detik.com<br />

Ilmu Ekonomi<br />

hermanto.finwinner@gmail.<br />

com / Hermanto<br />

: 081808004252<br />

/ Sona Topas<br />

Tower Lantai 17,<br />

Jalan Jenderal<br />

Sudirman Kav.26,<br />

Jakarta.<br />

OMD Indonesia dina.batubara@<br />

omd.com<br />

Umur 25-<br />

40thn, tinggi<br />

min.165cm,<br />

send your recent<br />

photo<br />

kirim CV&surat<br />

lamaran<br />

Kirim CV<br />

Kirim CV dengan<br />

Subject:<br />

REPMG+KPOP<br />

kirimkan CV<br />

& Portofolio<br />

CV &<br />

Portfolio<br />

Bagi mahasiswa-mahasiswa UMN yang membutuhkan informasi<br />

lebih lanjut mengenai tempat kerja dan magang, hubungi : Ibu Ika<br />

(Gedung C UMN Lantai 2) atau email CV ke ika_y@umn.ac.id atau<br />

iyanuarti@yahoo.com.<br />

04 • KKN VS MAGANG • MMXIII<br />

15


INFO KAMPUS<br />

KAMI UMN? Organisasi apa itu? Apa tujuannya? Kapan<br />

terbentuknya? Yuk, simak liputan tim Ultimagz mengenai<br />

KAMI UMN!<br />

Keluarga Alumni Universitas Multimedia Nusantara (KAMI<br />

UMN) merupakan suatu organisasi yang dapat dijadikan<br />

tempat bagi para alumni UMN untuk saling berkomunikasi,<br />

bertukar pikiran, memelihara dan mempererat hubungan<br />

antar para alumni dan alumni dengan almamaternya.<br />

Maka, secara resmi pada 23 Februari 2013 lalu dibentuklah Keluarga Alumni<br />

Universitas Multimedia Nusantara sebagai wadah kerja sama, serta forum dan<br />

sarana komunikasi UMN.<br />

Adapun beberapa tujuan dari KAMI UMN, yaitu memelihara dan mempererat<br />

hubungan antar alumni, serta alumni dengan almamaternya, memberikan<br />

layanan kepada alumni sesuai dengan kemampuan dan ketentuan<br />

yang berlaku, berpartisipasi dalam upaya pengembangan almamater, menciptakan<br />

forum komunikasi, dan dapat berpartisipasi secara nyata dalam<br />

melaksanakan pembangunan nasional.<br />

Pengurus KAMI UMN terdiri dari 15 orang yang dipimpin oleh Bonaventura<br />

Aditya A.P, S.Kom sebagai ketua dan Fakhriy Dinansyah, S.IKom. sebagai<br />

wakil ketua. Posisi sekretaris dan bendahara ditempati oleh Agatha Maisie,<br />

S.Sn. dan Glen Reinner, S.E.. Ada pula Shelmi Setiawan, S.Sn. sebagai Pic Divisi<br />

Publikasi dan Dokumentasi, Mary Daisy Tyasta, S. IKom. sebagai PIC Divisi Humas<br />

Internal, dan Handoko, S.E. sebagai PIC Divisi Humas Eksternal.<br />

Scholarship Department dipegang oleh Putri Sanggabuana, S. Kom., Information<br />

System Department ditempati oleh Antoni Uno Daniswara, S.Kom.<br />

dan Michael Miho, S.Kom. Sementara itu, Academic Research and Development<br />

dijabat oleh Stenley Timex, S.Kom..<br />

Desiree Rampengan, S.Kom. memegang jabatan sebagai CSR Department,<br />

R. BG. Yosep Raharjo, S.Kom sebagai Career Development Department,<br />

Nico Darmawan, S.E. sebagai Financial Support Department, dan terakhir Gabriela<br />

Meta Kuding, S.E. sebagai Financial Support Department.<br />

Selain itu, para anggota KAMI pun bersedia membantu para junior jika<br />

memang ada yang mau berkonsultasi, khususnya bagi mereka yang sedang<br />

mencari tempat magang. Para senior ini akan membantu mencarikan jikalau<br />

kantor tempat mereka bekerja atau tempat magang mereka dulu sedang<br />

membuka lowongan ataupun memang bersedia menerima anak magang.<br />

Apakah kalian termasuk kriteria di atas? Jika ya, maka kalian dapat langsung<br />

mem-follow twitter mereka @alumniUMN atau lewat facebook : KAMI<br />

UMN, ataupun lewat email : alumni@unimedia.ac.id.<br />

Reporter : Desy Hartini<br />

Editor : Dona Handayani<br />

04 • KKN VS MAGANG • MMXIII<br />

16


Temu Alumni<br />

Angkatan 2007 & 2008<br />

Tim KAMI UMN, periode 2013-2016, Penjelasan dr kiri ke kanan :<br />

Ibu Ika Yanuarti ; Fakhriy Dinansyah, S.Ikom (Wakil Ketua KAMI UMN) ; Antonio Uno Daniswara, S.Kom (Information System Dept.) ; Michael<br />

Setiawan, S.Kom (Information System Dept.) ; Yosep Raharjo, S.SKom (Career Development Dept.) ; Handoko, S.E (PIC Divisi Humas Eksternal)<br />

; Shelmi Setiawan, S.Sn (PIC Divisi Publikasi dan Dokumentasi) ; Putri Sanggabuana, S.Kom (Scholarship Dept.) ; Desiree Rampengan,<br />

S.Kom (CSR Dept.) ; Bonaventura Aditya A.P, S.Kom (Ketua KAMI UMN) ; Glen Reinner, S.E (Bendahara KAMI UMN) ; Stenley Timex, S.Kom<br />

(Academic Research & Development Dept.) ; Pak Rizaldi ; Agatha Maisie (Sekretaris KAMI UMN) - tidak ada difoto ; Mary Daisy Tyasta, S.Ikom<br />

(PIC Divisi Humas Internal) - tidak ada difoto ; Nico Darmawan, S.E (Financial Support Dept.) - tidak ada difoto.<br />

Purek, Kaprodi, Dosen & Staff Keluarga DKV 2007 & 2008 bersama Bpk. Gumelar<br />

Keluarga Alumni Universitas Multimedia Nusantara (KAMI UMN) menggelar sebuah acara temu<br />

alumni pada Sabtu (23/2), di Restoran Lembur Kuring, BSD. Acara perdana ini turut mengundang<br />

Rektor UMN, jajaran rektorat, ketua organisasi-organisasi seperti KBM, BEM, dan HMJ, serta seluruh<br />

alumni angkatan 2007 dan 2008.<br />

Dalam acara ini sekaligus juga untuk mengesahkan organisasi KAMI. Ada pemutaran video,<br />

sambutan dari ketua acara, sambutan dari Purek III, sambutan dari pembimbing KAMI UMN, dilanjutkan<br />

dengan pengukuhan dan penyematan pin kepada para pengurus KAMI UMN oleh Hira Meidia.<br />

“Dengan adanya ikatan alumni UMN dan temu alumni yang diselenggarakan ini, kalian juga<br />

harus dapat sharing ilmu bagi mahasiswa-mahasiswa di bawah kalian. Kami akan senantiasa membuka<br />

pintu untuk kalian semua, para alumni,” ujar Hira Meidia, Purek III dalam sambutannya.<br />

Handoko, ketua acara, pun merasa bangga dan puas lantaran dapat mengadakan sebuah acara<br />

temu alumni untuk kumpul bersama seluruh alumni dengan menyatukan visi dan misi. “Kita UMN<br />

harus bangga dengan alumni UMN-nya, bangga dengan KAMI UMN dan tentunya alumni UMN harus<br />

punya kontribusi buat kampus dan masyarakat sehingga dapat menularkan semangat-semangat kepada<br />

junior-junior yang masih kuliah di UMN,” tukasnya.<br />

04 • KKN VS MAGANG • MMXIII<br />

Reporter : Desy Hartini<br />

Editor : Dona Handayani<br />

Foto : Dok. KAMI<br />

17


SOSOK<br />

Meydi:<br />

Berserah,<br />

bukan Berharap<br />

“Sudah, coba aja. Tidak ada salahnya. Kalau pun gagal, yang<br />

penting kamu sudah mencoba.” Dukungan dari keluarga itulah yang<br />

mendorong Mey Diana Sari mengikuti ajang Miss Indonesia 2013.<br />

S osoknya<br />

tinggi semampai, sapanya memancarkan keramahan. Itulah<br />

bagaimana teman-temannya mengenal perempuan yang akrab disapa<br />

dengan Meydi ini. Ia sadar bahwa kontes Miss Indonesia berbeda dengan<br />

kontes-kontes lainnya. “Di kontes ini kita tidak hanya butuh brain, tapi juga<br />

butuh attitude yang baik,” tuturnya.<br />

Saat ditanya alasannya mengikuti Miss Indonesia 2013, ia tersenyum. “Awalnya tertarik<br />

karena merasa di umur 20 tahun ini saya ingin memberikan kontribusi lebih, kususnya kepada<br />

keluarga, provinsi dimana saya ditempatkan, dan kalau bisa Indonesia,” jawab mahasiswi<br />

Public Relations 2010 Universitas Multimedia Nusantara ini.<br />

Dengan antusias, Meydi menceritakan awal perkenalannya dengan ajang<br />

tersebut. Meydi sudah menggeluti dunia modelling sejak lama, namun tak pernah terpikir<br />

untuk ikut ajang sebesar Miss Indonesia. “Tahunya dari teman. Eh, udah dibuka nih,<br />

Miss Indonesia. Nah, kebetulan pada 15-16 November itu dibuka audisi Miss Indonesia.<br />

Dikabarin lolos itu Januari, dikarantinanya 9 Februari, jadi ada waktu persiapan kurang<br />

lebih satu bulan, sampai tanggal 20 Februari itu malam Grand Final,” kisahnya.<br />

04 • KKN VS MAGANG • MMXIII<br />

18


Demi meluruskan jalannya, ada beberapa hal<br />

yang harus ia penuhi. “Berat dan tinggi badan harus<br />

ideal. Sedangkan waktu itu berat badan saya katanya<br />

kelebihan, harus diturunkan 3 kilogram. Jadi ya selama<br />

satu bulan itu gimana caranya saya jaga berat badan,”<br />

ucapnya. Selain itu, Meydi juga memperdalam skill<br />

pianonya untuk ditampilkan di Malam Bakat dalam masa<br />

karantina. Itu merupakan satu tantangan lain baginya<br />

demi mencapai Miss Indonesia.<br />

Selama mengikuti karantina, Meydi beserta<br />

kontestan lain diajarkan public speaking. “Kita beruntung<br />

banget lho jadi anak Komunikasi. Jadi, saat diajarin<br />

sama pembimbingnya, kita sudah tahu, oh itu jendela<br />

Johari, dan yang lainnya, hingga Komunikasi jadi<br />

dasar segalanya,” terang Meydi. Selain itu, ia juga<br />

belajar pembentukan karakter dan seminar motivasi,<br />

kunjungan-kunjungan antara lain ke Dahsyat dan<br />

Martha Tilaar, serta latihan koreografi.<br />

Prestasi Meydi dalam bidang akademis sudah<br />

tidak diragukan lagi. Selama mengenyam pendidikan<br />

di sekolah, Meydi selalu mendapat rangking tiga besar.<br />

Ia juga sangat aktif dalam beribadah. “Di gereja saya<br />

sebagai guru Sekolah Minggu dan saya tergabung di<br />

Event Organizer gereja, merangkap sebagai MC dan<br />

fotografer. Kemudian, saya juga menulis artikel gereja<br />

dan kebetulan saya menjadi pemimpin redaksinya,”<br />

cerita putri sulung dari dua bersaudara tersebut.<br />

Nama lengkap<br />

Nama panggilan<br />

TTL<br />

Pendidikan formal<br />

Pengalaman<br />

Organisasi<br />

Mey Diana Sari<br />

Meydi<br />

Jakarta, 20 Mei 1992<br />

• TK Cendrawasih, Jakarta Barat (1998-1999)<br />

• SD Tunas Agung, Tangerang (1999-2004)<br />

• SMP Santa Patricia (2004 - 2007)<br />

• SMA Santa Patricia (2007 - 2010)<br />

• Fakultas Ilmu Komunikasi Peminatan Public<br />

Relations Universitas Multimedia Nusantara,<br />

Tangerang (2010 - sekarang)<br />

• Anggota Duta Music Course (2010 - 2012)<br />

• OQ Modelling School, Kelapa Gading (2012)<br />

• Staf Pengajar di STAR Children Church GBI<br />

Duta Garden (2007 - sekarang)<br />

• Anggota Duta Event Organizer sebagai MC<br />

dan fotografer (2010)<br />

• Tim penulis di STAR Children Curch’s<br />

Curriculum Book (2011 - sekarang)<br />

• Volunteer di acara “Anak Kolong” (2012)<br />

• Pemimpin Redaksi Blessing News di GBI<br />

Duta Garden (2012 - present)<br />

Kendati tidak terpilih sebagai Miss Indonesia<br />

2013, Meydi tetap berbangga telah dinobatkan<br />

sebagai Miss Banten 2013. Saat itu ayahnya memang<br />

mengajarkan Meydi agar tidak berharap terlalu tinggi.<br />

Mengapa? Karena jika harapan itu terlalu tinggi dan<br />

pada akhirnya tidak sesuai dengan keinginan kita,<br />

maka akan menyakitkan. “Jadi, dari awal saya berserah<br />

sama Tuhan,” lirihnya.<br />

Bicara soal moto hidup, lulusan SMA Santa<br />

Patricia ini memiliki moto hidup yang sangat inspiratif.<br />

“Hidup itu tidak ditentukan dari garis awal yang kita<br />

ambil, tapi dari hasil akhir yang kita capai. Jadi, setiap<br />

orang mempunyai kesempatan untuk mencapai garis<br />

akhir yang sama,” tuturnya.<br />

Sebagai Miss Banten 2013, Mey tentunya ingin<br />

menjadi inspirasi khususnya untuk para wanita di Banten.<br />

Meydi akan memotivasi mereka melalui social media<br />

yang dia punya dan menyelenggarakan penyuluhan,<br />

bakti sosial, dan acara charity di provinsi Banten. “Saya<br />

berharap para generasi muda bisa memberikan sesuatu<br />

yang positif, paling tidak untuk kampus mereka, provinsi<br />

mereka, atau lebih luas lagi untuk Indonesia,” pesan<br />

Meydi, ditutup dengan seutas senyum.<br />

04 • KKN VS MAGANG • MMXIII<br />

Penulis: Nikolaus Harbowo<br />

Editor: Inasshabihah<br />

Foto: Ultimagz/Mario Putra<br />

19


SOSOK<br />

Viola Oyong:<br />

Saya Ingin Jadi<br />

Motivator<br />

Demikianlah pernyataan<br />

yang terlontar dari mahasiswi<br />

Jurnalistik 2009 Universitas<br />

Multimedia Nusantara (UMN).<br />

Penerima Beasiswa Kompas<br />

Gramedia ini menyempatkan<br />

diri untuk singgah ke<br />

kampus di tengah kesibukan<br />

magangnya di harian Kompas<br />

04 • KKN VS MAGANG • MMXIII<br />

20


Tumbuh di lingkungan yang ‘berbakat’, tidak<br />

membuat dara bertubuh langsing ini ciut semangat.<br />

Justru prestasi kedua kakaknya, Ribka Oyong<br />

(Putri Pariwisata Berbakat 2008) dan Glory Oyong<br />

(News Anchor Kompas TV), selalu dijadikan barometer<br />

untuk kemajuan perempuan kelahiran Batam, 12 Mei 1991<br />

tersebut. Tidak seperti kegemaran menari yang sudah<br />

ditinggalkan, prinsip untuk selalu tidak menyusahkan<br />

orang tua masih mengakar di dalam diri perempuan yang<br />

pernah menjadi co-host Neo Democrazy Metro TV ini.<br />

Menggunakan kemeja biru garis hijau yang dipadu dengan<br />

celana jins panjang, Viola berbagi segelintir pengalaman<br />

menarik di hidupnya.<br />

Kenapa ambil jurusan Jurnalistik?<br />

Dulu waktu penjurusan sebenarnya masih galau<br />

antara Public Relation(PR) atau Jurnalistik. Waktu masa libur<br />

3 bulan sebelum masuk semester 3 saya berpikiran dunia<br />

jurnal keras, dan akhirnya niat pindah ke PR. Karena waktu<br />

kuisionernya terlanjur (mengisi-Red.) Jurnalistik, jadi harus<br />

masuk jurnal karena sudah tersistem.<br />

Saya sempat nangis di meja Kaprodi karena<br />

membayangkan harus masuk dunia jurnalistik. Akan tetapi,<br />

setelah menjalankan proses dunia jurnalistik, akhirnya cukup<br />

menyenangkan dan bersyukur juga udah terjerumus dalam<br />

Jurnalistik ini. Dan ada satu hal yang lucu, pernah waktu<br />

bongkar-bongkar rumah itu dapet buku diary zaman dulu<br />

waktu SD, tertulis biodata dan lain-lain. Ternyata ada cita-cita<br />

tertulis JURNALIS dan saya shock! Jadi saya ngerasa Tuhan<br />

emang sudah tempatin aku disini.<br />

Bisa magang di Kompas gimana ceritanya?<br />

Pertama masuk UMN emang harapannya masuk<br />

Kompas, dan saya ambil beasiswa Kompas, lalu bisa magang<br />

di sana juga karena beasiswa itu membuat semacam ikatan.<br />

Kita harus magang di unit Kompas mana saja selama 3 bulan<br />

plus 1 tahun kontrak kerja. Dan itu harus dijalankan sebagai<br />

bentuk ikatan kerja sama UMN dengan Kompas.<br />

Di Kompas menangani rubrik apa?<br />

Di rubrik Humaniora, rubrik kebudayan, pendidikan,<br />

dan kesehatan.<br />

Merasa cocok di rubrik itu?<br />

Terus terang merasa cocok dibanding rubrik lain, tapi<br />

setiap dua minggu akan di-rolling. Selanjutnya akan ke rubrik<br />

politik dan metropolitan. Di Kompas cetak didikannya keras,<br />

apalagi anak beasiswa dipandang sudah serba bisa. Tulisan<br />

kalau jelek ya dibilang jelek, kalau bagus ya dibilang bagus. Ya<br />

didikannya bagus dan keras tidak boleh manja-manja. Jadi,<br />

saya sepertinya cocok di Humaniora dibandingkan dengan<br />

rubrik lainnya.<br />

Dukanya saat magang?<br />

Ya dukanya, seram. Saya kemana-mana<br />

sendirian, susah menghindari orang-orang yang<br />

jahil. Kemaren saya liputan di Kota Tua, begitu saya<br />

sampai, turun sendirian sudah langsung digodain<br />

sama orang punk. Nah itu dukanya, sebagai jurnalis<br />

wanita saya harus tahu cara menjaga diri. Dan saya<br />

dari penampilan secara fisik tidak cocok di Jurnalistik,<br />

karena kalau ketemu orang sering dikiranya seorang<br />

PR. Dukanya, ya mau tidak mau di Jurnalistik itu<br />

harus tangguh.<br />

Kalau disuruh mengulang penjurusan, akan<br />

tetep pilih Jurnalistik atau ke Public Relation?<br />

Dengan tahu Jurnalistik berjalan dengan<br />

baik, tetap aja susah milihnya, karena aku enjoy di<br />

dua-duanya. Karena sebelum magang di Kompas<br />

pun aku sempet masuk Jakarta Consulting Group.<br />

Di sana aku jadi PR, dan itu seminggu sebelum aku<br />

magang. Jadi, dua-duanya aku enjoy, tapi aku akan<br />

tetap milih Jurnalistik.<br />

Oke, sekarang semua sudah berjalan dengan<br />

baik. Pencapaian apa lagi yang masih mau<br />

diraih?<br />

Saya sebenarnya mau menjadi seperti<br />

seorang motivator, setidaknya menjadi sosok yang<br />

bisa merubah hidup orang. Kalau menjadi news<br />

anchor yang terkenal mungkin tidak kesana, ya<br />

mungkin jadi batu loncatan saja. Ya inginya jadi<br />

motivator.<br />

Penulis: Kevin Ivander<br />

Editor: Inasshabihah<br />

Foto: Ultimagz/Kevin Ivander<br />

04 • KKN VS MAGANG • MMXIII<br />

21


INFO KAMPUS<br />

Rheza Harliman:<br />

Belajar<br />

“Menghargai”<br />

di Jepang<br />

“Magang itu bukan ajang untuk nyari duit,<br />

tapi ajang untuk belajar,” tegas Rheza Harliman,<br />

mahasiswa IT 2009 UMN yang berhasil magang di<br />

Tokyo Denki University, Jepang selama 3,5 bulan itu.<br />

Tak hanya itu, lelaki kelahiran Jakarta, 11 Maret 1991<br />

ini juga berprestasi beberapa lomba karya ilmiah,<br />

salah satunya 16 besar.<br />

04 • KKN VS MAGANG • MMXIII<br />

22


ebelumnya, sulung dari 5 bersaudara ini ingin belajar di Kedokteran<br />

UI. Sayangnya, cita-cita itu tidak tercapai. Rheza pun banting setir.<br />

Berbekal kesenangannya memantau info terbaru soal teknologi, ia<br />

memutuskan untuk belajar di Fakultas Teknik Informatika. Walau ia<br />

sempat mengalami kesulitan dimasa awal kuliahnya, ia tetap enjoy<br />

saat belajar. “Jujur ya saat pendidikan selama SMP atau SMA saya<br />

sama sekali nggak dapat programming, Maka saya coba adaptasi<br />

sama sesuatu yang belum pernah saya coba sebelumnya,” tutur Rheza saat<br />

ditemui di perpustakaan kampus UMN.<br />

Lalu bagaimana ia bisa sampai ke Negeri Sakura? “Waktu itu kebanyakan<br />

senior juga pernah ke sana. Saya daftar ke Profesor Mulyawati, dia yang menjadi<br />

perantara. Kebetulan lolos. Magangnya itu bersifat student exchange, jadi di<br />

sana saya kuliah juga. Selain kuliah saya juga ada project yang harapannya bisa<br />

berguna untuk kampus,” cerita alumni SMA Notre Dame itu.<br />

Untuk project-nya sendiri, Rheza bersama timnya membuat prototype<br />

sebuah aplikasi chatting room bernama Avacha yang dilengkapi dengan<br />

avatar bergerak serta emoticons. “Sama menyediakan lima bahasa buat frasafrasa<br />

tertentu, kayak ‘halo’, ‘apa kabar, ‘selamat siang’, dan sebagainya. Lima<br />

bahasanya itu Inggris, Indonesia, Jepang, Finlandia, sama Nepal,” terangnya.<br />

Menyelesaikan magang di Negeri Matahari Terbit tentunya menorehkan<br />

banyak pengalaman baru bagi Rheza. Awalmya ia memang sempat mengalami<br />

kesulitan dalam beberapa hal, antara lain bahasa dan gaya hidup. Namun<br />

pengalaman teruniknya adalah mendapat teman baru yang aneh-aneh dari<br />

berbagai macam belahan dunia. Ketika ditanya kesan setelah magang di<br />

Jepang, Rheza menjawab, “Seneng sih, enak kok di sana. Yang agak merepotkan<br />

saat kembali ke sini, karena harus ikut UAS sama UTS-nya juga, nggak pake<br />

belajar jadi ya harus bisa nyusul, lah gimana caranya,” ujar penggemar sepak<br />

bola ini.<br />

Tak hanya itu. Bagi Rheza, proses magangnya di Jepang itu menyisakan<br />

banyak pelajaran. “Bagaimana menghargai waktu, terus menghargai yang lebih<br />

tua, dituntut buat jujur dan lebih sopan lagi dalam bersikap sama bertutur<br />

kata. Oh iya, menghargai listrik! Hahaha,” tutur anggota BEM UMN periode<br />

2012-2013 tersebut.<br />

Mahasiswa yang sedang merampungkan skripsi ini berencana untuk<br />

melanjutkan pendidikan begitu lulus dari UMN. “Saya rencananya mau lanjut<br />

sekolah. Tempatnya masih belum tahu. Semoga sih bisa dapat di luar negeri. Ya<br />

jalanin dulu profesional berapa lama, baru jadi dosen,” angannya.<br />

Mengenai tema Ultimagz kali ini yaitu magang versus KKN, Rheza<br />

berpendapat bahwa KKN lebih bersifat sosial dibanding magang. “KKN itu<br />

kan pengabdian pada masyarakat. Positifnya kita berusaha memajukan<br />

masyarakat dalam berbagai aspek. Nah, KKN ini bagus banget kalau kita mau<br />

dibuat membumi lagi, yang katanya ada gejala primordialisme kampus yang<br />

membuat mahasiswa terpisah dari masyarakat. Sedangkan kalau magang jelas<br />

untuk mempersiapkan diri kita untuk jadi seorang profesional dibidangnya.<br />

Kalau mau egois ya pilih magang. Maksudnya, egois itu buat urut perut sendiri,”<br />

tutur Rheza.<br />

Rheza pun berpesan kepada para mahasiswa UMN, agar tidak<br />

mengharapkan imbalan saat magang, alih-alih memikirkan tantangan yang<br />

akan dihadapi di dunia kerja. “Coba sih gimana belajar nerima tekanannya<br />

(dunia kerja, -Red.), otomatis tekanan antara perusahaan sama universitas<br />

berbeda. Tekanan universitas tuh nilai, sedangkan tekanan perusahaan tuh<br />

produktivitas. Coba jangan berpikiran materialistis pas magang itu, karena<br />

udah bagus kalian dikasih tempat sama mereka,” tutup Rheza.<br />

04 • KKN VS MAGANG • MMXIII<br />

Penulis: Arnoldus Kristianus<br />

Editor: Inasshabihah<br />

23


TEKNOLOGI<br />

Ide Gila Divine Kids<br />

Banyak perdebatan bahwa apakah benar David Setiabudi pembuat<br />

game Indonesia pertama. Namun, ia mengaku tidak peduli<br />

dengan ‘gelar’ pembuat game Indonesia pertama yang dibuat<br />

oleh Lembaga MURI (Museum Rekor Indonesia). “Kalau orang lain<br />

mempermasalahkan tentang diri saya sebagai orang pertama<br />

yang membuat game, silahkan. Mau ambil nama sebagai pembuat game<br />

pertama ya silahkan. Justru saya berharap hal ini bisa menjadi pembuka<br />

jalan bagi orang lain untuk berlomba-lomba membuat game,” timpal David.<br />

Pria kelahiran Malang berusia 36 tahun ini mulai membuat game<br />

sejak tahun 1994, yaitu game Pesawat SIEGE yang dibuatnya ketika<br />

SMA. Baru pada tahun 2000-an ia mulai menekuni kembali dunia game.<br />

Petualangan Divine Kids menjadi pembuktiannya sebagai kreator game,<br />

terlebih game tersebut telah memperoleh copyright dari Dirjen HKI.<br />

David sempat mengalami depresi berat akibat kebangkrutan<br />

yang dialaminya pasca 1998. Namun, ditahun 2002 ia berusaha bangkit<br />

dari keterpurukan itu dan menemukan kembali passion dalam membuat<br />

game. Setelah belajar membuat lagi dan mendaftarkan hak cipta serta<br />

merek, muncullah game Petulangan Divine Kids, yang diciptakan<br />

dengan program Macromedia (sekarang Adobe Director).<br />

Karakteristik game buatan David ini tercermin dari nama Divine<br />

sendiri. Menurutnya, arti kata Divine adalah powerful tapi baik hati.<br />

Game Divine kids ini memang sangat aman bagi anak-anak, tapi juga<br />

seru bagi orang dewasa. Kontennya jauh dari unsur kekerasan. Bahkan,<br />

muncul kutipan “Merokok mendzolimi orang lain” dibeberapa game-nya.<br />

Ciri khas utama dari Game Divine Kids tentu kontennya<br />

berbahasa Indonesia. “Banyak guyonan serta humor yang tidak<br />

menghina, tetapi ya lucu-lucuan saja,” imbuh David. Selain itu, games PC<br />

offline ini bisa di-download dengan mudah dna gratis oleh siapapun.<br />

Selain membuat produk tersebut, David juga mengajar<br />

pembuatan desain dan game di beberapa universitas di Jakarta.<br />

Sembari mengajar ia juga sering meminta bantuan mahasiswanya untuk<br />

berkolaborasi membuat game di Divine Kids. “Saya tidak mau maju sendiri<br />

saja, saya ingin mahasiswa juga tidak berhenti membuat game di tengah<br />

jalan. Sebab banyak yang awalnya semangat untuk membuat game tapi<br />

akhirnya berhenti dan memilih bekerja dibidang lain,” tukas David.<br />

Penulis: Eldo C. Rafael dan Arnoldus Kristianus<br />

Editor: Inasshabihah<br />

04 • KKN VS MAGANG • MMXIII<br />

24


WISATA<br />

Pesona Pantai Ciputih<br />

di Ujung Barat Jawa<br />

Pasir yang putih menggoda Anda untuk bermain diatasnya. Ombak yang tenang<br />

mampu membuat rileks. Air laut yang jernih dengan beragam biota laut. Itulah sekilas<br />

pesona Pantai Ciputih di Ujung Kulon, Banten. Ya, Ujung Kulon memang terkenal dengan<br />

Taman Nasional Badak-nya. Tapi tak banyak yang tahu bahwa terdapat pantai pasir putih<br />

yang sangat indah dan memesona di sana!<br />

04 • KKN VS MAGANG • MMXIII<br />

25


Pantai Ciputih tepatnya ada di Kecamatan Sumur,<br />

Kabupaten Pandeglang, Banten. Ada berbagai cara untuk<br />

menyambangi Pantai Ciputih. Pertama, Anda bisa memakai<br />

kendaraan roda empat dengan melewati jalur Anyer Carita.<br />

Jika berani mencoba perjalanan yang menantang, Anda<br />

dapat menaiki kendaraan roda dua melewati jalur Tanjung<br />

Lesung. Sedangkan bagi para backpacker, Anda dapat<br />

menaiki angkutan umum dari Serang menuju Ujung Kulon<br />

seharga Rp 33.000.<br />

Terdapat dua jenis penginapan di Ujung Kulon ini.<br />

Anda punya uang lebih? Jika ya, menginaplah di guest house<br />

yang banyak disewakan di sekitar pesisir pantai. Sayangnya,<br />

Anda harus menyisihkan uang lebih untuk makan karena<br />

tidak termasuk dalam paket menginap. Untuk menginap di<br />

guest house Anda perlu merogoh kocek dari Rp 100.000 per<br />

malam sampai dengan Rp 1.000.000 per malam, tergantung<br />

kapasitas kamar dan fasiltasnya.<br />

Pilihan kedua, anda bisa homestay di rumah<br />

warga. Penduduk di daerah Ujung Kulon sudah tak asing<br />

untuk menampung pendatang. Namun, fasilitas untuk MCK<br />

tergantung rumah masing-masing ya, jadi jangan kaget jika<br />

mungkin toilet yang disediakan tidak sesuai keinginan Anda.<br />

Untuk pembayaran mereka tidak pernah mematok harga,<br />

seikhlas pemberian para wisatawan.<br />

Spesialnya dari homestay ini, Anda bisa request<br />

menu sesuai keinginan Anda untuk dimasakkan oleh pemilik<br />

rumah. Seru, bukan? Cukup menggantinya dengan memberi<br />

upah belanja saja. Harga tentu bervariasi sesuai menunya,<br />

serta untuk berapa orang. Menerima tamu bagi penduduk<br />

Ujung Kulon ini menjadi salah satu alternatif mereka dalam<br />

mencari rezeki. Jadi, jangan sungkan untuk bertanya dan<br />

mengakrabkan diri dengan warga sekitarnya, ya!<br />

Tak hanya ada satu pantai di daerah sana, namun<br />

Pantai Ciputih merupakan salah satu yang terkenal karena<br />

pasir putih dan karangnya yang dipenuhi oleh biota laut.<br />

Di permukaan pantai Anda bisa melihat air laut biru jernih<br />

dengan beragam ikan berenang di dalamnya. Tak heran, anakanak<br />

di pesisir Pantai Ciputih ini gemar sekali memancing.<br />

Anda juga bisa, lho, memancing di sana dengan meminjam<br />

alat pancingan dari warga sekitar atau membelinya di toko<br />

alat pancing di Desa Sumur, tak jauh dari Pantai Ciputih.<br />

Uniknya, disaat liburan, pantai di ujung barat Jawa<br />

ini ramai dimasa liburan.itu, penduduk di pesisir pantai<br />

mengadakan acara “Tangkap Ikan,” yaitu menangkap ikan<br />

yang biasa nampak di permukaan laut.<br />

Sayangnya, bila musim hujan datang, warna air<br />

pantai akan menjadi coklat keruh. Ini disebabkan air dari<br />

sungai sekitar yang mengalir ke pantai. Maka jika Anda<br />

ingin berlibur ke Ujung Kulon, waktu yang tepat adalah<br />

pada musim kemarau, karena laut akan menampakkan<br />

keindahannya dengan beragam biota laut yang dimiliki.<br />

Selamat berpantai ria!<br />

Penulis: Mahesa Lintang<br />

Editor: Maria Rosa Adiningsih<br />

04 • KKN VS MAGANG • MMXIII<br />

26


OLAHRAGA<br />

INGGRIS HABIS!<br />

Faktor ketidakberuntungan ataukah<br />

sebuah awal Kemunduran<br />

04 • KKN VS MAGANG • MMXIII<br />

27


Perjalanan tim Inggris di Liga Champions terbilang begitu<br />

memprihatinkan. Tak satupun dari empat wakil Negara Ratu<br />

Elizabeth ini yang menembus perempat final. Tak adanya tim<br />

Inggris di perempat-final Liga Champions musim ini adalah yang<br />

kali pertama sejak 17 tahun yang lalu, tepatnya pada musim<br />

1995/1996.<br />

Performa wakil Inggris di UCL memang tengah menurun melihat<br />

sejak tahun 2009 selalu terdapat nama wakil Inggris di babak Semifinal.<br />

Ketidak beruntungan bisa saja menjadi sebab gugurnya dua wakil<br />

Inggris, Manchester United dan Arsenal di babak 16 besar. MU harus<br />

takluk di kandang sendiri dari Real Madrid. Kartu merah kontroversial yang<br />

diterima Nani membuat Setan Merah harus tersingkir, setelah sebelumnya<br />

lebih diunggulkan untuk lolos. Di Jerman, Arsenal harus merelakan tiket<br />

ke perempat final setelah kalah gol tandang dari Muenchen di dalam<br />

pertandingan yang dramatis.<br />

Chelsea dan City tak kalah menyedihkan karena tak sanggup<br />

lolos dari fase grup. Perjalanan Juara UCL tahun lalu, tidaklah mulus<br />

dan mengharuskan The Blues Chelsea harus turun kasta ke Liga Europa.<br />

Meskipun sempat menunjukkan performa yang apik di awal musim, kualitas<br />

John Terry cs. malah merosot di penghujung tahun 2012. Di sisi lain sang<br />

juara Liga Premier Inggris, City harus rela menempati posisi dasar klasemen<br />

saat babak penyisihan berlangsung. Ini adalah kali kedua The Citizen tak<br />

lolos dari fase grup.<br />

Musim lalu, City juga tak bisa menembus babak 16 besar dan turun<br />

ke Liga Europa. Hal ini akan berimbas pada kuota wakil tim Inggris di UCL<br />

musim depan. Dapat dipastikan jatah kursi tim Inggris di UCL musim depan<br />

akan berkurang dari empat menjadi tiga tempat.<br />

Banyak komentar mengenai hal ini antara lain dari mantan pemain<br />

MU, Gary Neville, memandang bahwa penurunan performa wakil Inggris<br />

ini hanyalah sementara. Ia percaya bahwa kekuatan Inggris akan segera<br />

bangkit kembali musim depan.<br />

“Kami tidak sedang dalam periode kuat. Tak ada gunanya<br />

menyangkal hal tersebut,” ucapnya dilansir Fox Sports.<br />

Sementara itu pelatih Bayern Muenchen, Jupp Heynckes<br />

berpendapat bahwa buruknya performa tim-tim Inggris saat ini hanyalah<br />

karena ketidak beruntungan belaka.<br />

Apakah fenomena tidak lolosnya tim Inggris ke perempat final<br />

UCL hanya sekedar ketidak beruntungan? Atau malah saat ini adalah awal<br />

kemunduran tim Premiere League di Eropa?<br />

04 • KKN VS MAGANG • MMXIII<br />

Penulis: Yulius Triatmoko<br />

Editor: Gloria Fransisca<br />

28


OTOMOTIF<br />

Preview<br />

Motogp 2013<br />

Pasca keputusan mundurnya, Casey Stoner yang<br />

pernah dua kali menjadi juara dunia ini praktis<br />

membuat kandidat calon juara dunia musim 2013<br />

menjadi berkurang. Musim 2013 diperkirakan masih<br />

dikuasai oleh dua pabrikan Jepang Honda dan Yamaha.<br />

Kedua pabrikan ini diperkuat oleh pembalappembalap<br />

terbaik. Tim Sayap mengepak, Honda<br />

masih diperkuat pembalap asal Spanyol, Dani Pedrosa<br />

dan pembalap muda asal negeri yang sama, Marc<br />

Marquez. Sedangkan, kubu garpu tala diperkuat juara<br />

dunia musim lalu Jorge Lorenzo dan si anak “hilang”<br />

Valentino Rossi yang dua musim terakhir menyebrang<br />

ke pabrikan Italia, Ducati.<br />

Pedrosa yang memasuki musim kedelapannya<br />

bersama Honda menjadi ujung tombak tim setelah<br />

mereka kehilangan Casey Stoner yang memutuskan<br />

mundur di akhir musim 2012. Pedrosa diharap mampu<br />

merebut gelar juara dunia setelah hanya mampu<br />

meraih posisi runner-up musim lalu. Bahkan dalam<br />

catatan waktu dalam tes pra-musim di Sepang,<br />

Malaysia. Pedrosa berhasil mencatatkan waktu terbaik<br />

selama tiga hari berturut-turut dengan Honda RC213V.<br />

Sedangkan di kubu garpu tala, Yamaha, Jorge<br />

Lorenzo kembali menjadi tumpuan utama tim setelah<br />

berhasil meraih gelar juara dunia keduanya musim lalu<br />

setelah bertarung ketat dengan Pedrosa sepanjang<br />

musim. Sedangkan bagi rekan satu timnya Valentino<br />

Rossi musim ini merupakan pembuktian jika dirinya<br />

belum habis setelah melalui dua musim yang berat<br />

bersama Ducati.<br />

Kedua pembalap Yamaha sendiri selalu berada<br />

di bawah duet Honda yang menguasai tes pra-musim.<br />

Bahkan, Rossi sendiri mengakui jika Honda jauh lebih<br />

cepat di tikungan daripada Yamaha, yang selama ini<br />

menjadi kelebihan Yamaha. Jika performa Yamaha YZR<br />

M1 yang selalu dibawah Honda RC213V selama tes pramusim<br />

dibenahi bukan tidak mungkin persaingan ketat<br />

akan terjadi sepanjang musim antar dua pabrikan ini.<br />

Diluar kedua pabrikan tersebut tim Tech3<br />

Yamaha dan LCR Honda diperkirakan mampu<br />

menjadi kuda hitam musim ini. Cal Crutchlow dan<br />

Bradley Smith yang membela Tech3 Yamaha selalu<br />

konsisten menunjukkan kecepatannya selama tes<br />

pra-musim meskipun kehilangan Andrea Dovizioso<br />

yang hengkang ke Ducati, tapi diyakini tim Tech3 bisa<br />

membuat kejutan di musim ini. Di LCR Honda yang<br />

masih diperkuat pembalap muda berbakat asal Jerman<br />

Stefan Bradl pun kerap menunjukkan performa terbaik<br />

selama tes pra-musim. Jika mampu tampil lebih baik<br />

dibandingkan musim pertamanya di tahun 2012 lalu<br />

Bradl diyakini mampu menjadi kuda hitam musim ini.<br />

Bagaimana dengan Ducati? Performa tim ini<br />

tak kunjung membaik pasca ditinggal Casey Stoner<br />

pada akhir musim 2010. Ducati bahkan paceklik<br />

kemenangan selama dua musim berturut-turut.<br />

Bahkan pembalap sekaliber Valentino Rossi pun<br />

tak mampu membawa pabrikan motor asal Italia<br />

ini menjadi pemenang. Nicky Hayden dan Andrea<br />

Dovizioso pun tak mampu tampil maksimal di tes pramusim<br />

2013 ini.<br />

Jadi siapakah yang akan menjadi terbaik di<br />

musim 2013 ini, Duo Honda? Duo Yamaha? Atau Ducati<br />

yang mampu kembali di jalur kemenangan? Semua<br />

akan terjawab di balapan pertama musim ini yang akan<br />

dihelat di Qatar 7 April 2013.<br />

Penulis: Aulia Wafiq<br />

Editor: Maria Rosa Adiningsih<br />

foto : motogp.com<br />

04 • KKN VS MAGANG • MMXIII<br />

29


OTOMOTIF<br />

PASSION NOT<br />

FASHION!<br />

Bicara mengenai passion<br />

mungkin pria pecinta barang antik ini<br />

dapat menjelaskannya. Kecintaannya<br />

pada barang antik tidak ia rasakan<br />

melalui proses yang instan, melainkan<br />

warisan sebuah dari sang ayah yang<br />

adalah seorang seniman.<br />

Selain Vespa 150 Sprint V, Satrio yang tengah<br />

mengenyam studi Sinematografi di Universitas<br />

Multimedia Nusantara ini, juga memiliki sepeda<br />

ontel buatan Inggris tahun 40-an, serta Honda<br />

C70 di kediamannya yang merupakan sebagian koleksi<br />

barang-barang antiknya.<br />

Vespa merupakan motor legendaris asal Italia<br />

yang berhasil mendunia dan tak termakan zaman. Taj<br />

heran jika sebagian besar orang sangat loyal kepada<br />

kendaraan bermotor yang satu ini.<br />

Satrio mengaku membeli vespa bagol tersebut<br />

pada pertengahan November 2012 lalu. Ia rela<br />

merogoh kocek cukup dalam untuk memiliki kendaraan<br />

legendaris tersebut. “Full Orisinil!”, ujarnya dengan<br />

antusias. Vespa berkelir teal ini memang digunakan<br />

Satrio untuk ke kampus saja, mengingat jarak antara<br />

Bintaro dan Serpong tak begitu jauh.<br />

Menurut Satrio, batok lampu depan yang<br />

berbentuk bulat membesar merupakan ciri khas Vespa<br />

150 Sprint Veloce miliknya. “Soalnya sekarang banyak<br />

yang custom dengan menyatukan antara batok lampu<br />

berbentuk kotak pada bagian belakang dan batok<br />

lampu ciri khas vespa bagol, jadi ga orisinil,” tuturnya.<br />

Ada keunikan tersendiri dari kendaran lansiran<br />

tahun 1974 ini yakni pada kaca spion. Penggunaan kaca<br />

spion hanya pada bagian kanan saja. Setelah ditelaah,<br />

ternyata sang-empunya sengaja memodifikasi bentuk<br />

tersebut karena menyesuaikan dengan spion Vespa<br />

pada umumnya di negara asalnya, yakni di Italia.<br />

“Solidaritas sesama pengguna Vespa itu jadi<br />

kebanggaan bersama para pencintanya. Selain itu gw<br />

emang pengen punya Vespa dari SMP, bukan karena<br />

pengen gaya aja. Feelnya beda, karena naik Vespa itu<br />

pakai rasa bukan pakai gaya! Hahahaha,” tutup Satrio<br />

ramah.<br />

Penulis: Faisal Al-Kahfi<br />

Editor: Maria Rosa Adiningsih<br />

Foto : vespamore-uk.blogspot.com<br />

04 • KKN VS MAGANG • MMXIII<br />

30


KOLOM<br />

Pintar Saja<br />

Tidak Cukup<br />

- salam semangat untuk semua mahasiswa 2009<br />

dalam menghadapi balada magang dan tugas akhir-<br />

04 • KKN VS MAGANG • MMXIII<br />

31


“Kalau di tempat gue sih namanya KKN bukan<br />

magang. Sama nggak sih magang sama KKN?” ujar<br />

salah seorang teman dari Perguruan Tinggi Negeri<br />

di kota Semarang.<br />

Setiap mahasiswa yang telah memasuki tahun<br />

terakhir di perkuliahan pasti akan dipersiapkan untuk<br />

memasuki dunia kerja dengan menjalani praktek<br />

kerja selama 2-3 bulan, yang biasa disebut Praktek<br />

Kerja Lapangan (PKL), Kuliah Kerja Nyata (KKN) atau<br />

Magang. Praktek kerja tersebut termasuk salah satu<br />

mata kuliah wajib yang harus diambil dan dibuat laporan hasil praktek<br />

kerja sebagai bahan pertimbangan nilai praktek kerja tersebut.<br />

Di UMN, kampus kita tercinta, memang lebih dikenal dengan<br />

istilah magang. Proses magang dilakukan minimal 40 hari kerja, dilakukan<br />

di perusahaan-perusahaan yang memang sedang membuka lowongan<br />

untuk karyawan magang atau dapat juga dilakukan di kampus. Setelah<br />

magang selesai, mahasiswa harus membuat laporan magang yang<br />

kemudian akan disidangkan sebagai nilai akhir mata kuliah magang.<br />

Lalu apa bedanya magang dengan KKN?<br />

Istilah magang memang lebih dikenal di kalangan Perguruan<br />

Tinggi Swasta, sedangkan KKN lebih dikenal di Perguruan Tinggi<br />

Negeri. Konsep dasarnya memang sama, KKN maupun magang akan<br />

melatih skill, sikap, maupun mental para mahasiswa untuk menghadapi<br />

dunia kerja yang sangat berbeda dari kuliah. Hanya saja KKN lebih<br />

menitikberatkan pada penelitian/riset untuk masyarakat di daerah<br />

tertinggal demi memajukan ataupun mengembangkan daerah tersebut<br />

sesuai dengan program-program yang telah mahasiswa sediakan.<br />

Bentuk KKN memang lebih mirip dengan pengabdian pada masyarakat.<br />

Magang menjadi terlihat lebih menyenangkan, karena para mahasiswa<br />

melakukan proyek di kantor/perusahaan tempat mereka bekerja tanpa<br />

perlu bersusah payah, panas-panasan mengalami kesulitan penelitian<br />

di daerah tertinggal, seperti desa yang susah aksesnya ataupun daerah<br />

yang listrik saja belum ada.<br />

Namun, apapun itu bentuk praktek kerja yang kita jalani pada<br />

dasarnya akan membantu kita menjadi mahasiswa yang tidak hanya<br />

cerdas dengan IPK tinggi ataupun lulus dengan status cum laude, tetapi<br />

juga memiliki skill, attitude, dan pengalaman kerja yang baik, karena<br />

menurut saya pintar saja tidak cukup untuk membuat kita BERTAHAN<br />

dan SUKSES dalam dunia kerja.<br />

Penulis: Ayu Indah - Sistem Komputer 2009<br />

Reporter: Oktyfany Sembiring<br />

Editor: Inasshabihah<br />

04 • KKN VS MAGANG • MMXIII<br />

32


KOLOM<br />

Tri Dharma<br />

Pendidikan,<br />

Landasan<br />

Kita 33<br />

04 • KKN VS MAGANG • MMXIII


Pada dewasa ini, ditengah globalisasi zaman dan ketatnya<br />

persaingan, suatu perusahaan dituntut untuk memiliki<br />

kompetensi yang tinggi, didukung oleh sumber daya manusia<br />

yang berkompeten dan berkualitas. Setiap individiu<br />

dituntut memiliki kompetensi baik yang terkait dalam hal<br />

hard skill maupun soft skill, yang pada zaman sekarang<br />

sangat dibutuhkan dan diperhitungkan dalam dunia kerja. Selain itu,<br />

banyaknya tenaga kerja juga membuat persaingan semakin ketat. Oleh<br />

karena itu, pihak universitas ataupun perguruan tinggi yang merupakan<br />

lembaga pendidikan harus bisa menciptakan sumber daya manusia<br />

yang berkualitas dan siap berkompetisi di era globalisasi dengan banyak<br />

tuntutan. Salah satu upaya yang umum dilakukan adalah melakukan<br />

praktek kerja lapangan (PKL).<br />

Praktek kerja lapangan yang biasa kita kenal adalah kerja magang,<br />

dimana mahasiswa melakukan praktek kerja pada perusahaan untuk<br />

belajar mengimplementasikan ilmu pengetahuan, baik secara teori<br />

maupun praktek, yang sebelumnya sudah didapatkan dari pembelajaran<br />

saat kuliah. Tidak jauh berbeda dengan Kuliah Kerja Nyata atau yang<br />

biasa disebut dengan KKN, dimana mahasiswa melakukan praktek kerja<br />

lapangan di tengah masyarakat khususnya bagi kalangan masyarakat<br />

yang membutuhkan.<br />

Dalam hal ini, memang ada persamaan antara KKN dengan<br />

kerja magang, yaitu sama-sama melakukan implementasi teori ilmu<br />

pengetahuan untuk dipraktekan pada dunia kerja. Tetapi di satu sisi<br />

ada penekanan bahwa program kerja magang itu diselenggarakan untuk<br />

mempersiapkan para mahasiswa agar bisa menghadapi persaingan<br />

yang ketat dalam dunia kerja.KKN sendiri lebih menekankan pada pengabdian<br />

masyarakat. Para mahasiswa memfasilitasi pemberdayaan masyarakat<br />

sesuai dengan kebutuhan sosial. Program KKN bisa dikatakan<br />

juga sebagai program intrakurikuler yang memang sesuai dengan dasar<br />

Tri Dharma mahasiswa yaitu pembelajaran, penelitian dan pengabdian<br />

masyarakat.<br />

Untuk itu, jika dibandingkan mana yang lebih baik bisa dikatakan<br />

kedua program bertujuan baik untuk menempa kompetensi<br />

mahasiswa yang tetap berlandaskan Tri Dharma walaupun tidak semua<br />

universitas atau perguruan tinggi melaksanakan program KKN.<br />

Penulis: Filibertus Leonardus Rengka<br />

Reporter: Siti Hardiyanti<br />

Editor: Inasshabihah<br />

04 • KKN VS MAGANG • MMXIII<br />

34


KULINER<br />

SOFT COOKIE!<br />

Bingung mau ngapain untuk menghabiskan weekend? Mau berkreasi,<br />

tapi nggak mau yang ribet? Kamu harus coba resep yang satu ini, Soft<br />

Cookie. Kamu bisa membuatnya sendiri dalam waktu kurang dari 5<br />

menit! Yuk, dicoba!<br />

04 • KKN VS MAGANG • MMXIII<br />

35


Bahan<br />

2 sdm (25 gr) unsalted butter, lelehkan<br />

1 ½ sdm (20 gr) gula pasir putih<br />

1 ½ sdm (20 gr) gula pasir cokelat (gula pasir<br />

cokelat/brown sugar tidak<br />

sama dengan gula jawa/gula<br />

merah. Jika tidak ada, bisa<br />

diganti dengan 200 gr gula<br />

pasir putih + 1 sdt madu atau<br />

100 gr gula pasir putih + 100<br />

gr gula palem)<br />

1 butir telur<br />

¼ sdt ekstrak vanila<br />

¼ sdt baking soda<br />

5 sdm (60gr) tepung terigu<br />

chocolate chips<br />

Cara membuat<br />

1. Masukkan butter, gula pasir putih, dan gula pasir<br />

cokelat ke dalam mangkuk yang tahan panas.<br />

Aduk rata.<br />

2. Kocok telur, lalu masukkan 2 sdm kocokan telur<br />

ke dalam mangkuk adonan. Masukkan pula<br />

ekstrak vanila. Aduk rata.<br />

3. Tambahkan tepung terigu dan baking soda ke<br />

dalam mangkuk adonan. Aduk lagi.<br />

4. Masukkan chocolate chips dan aduk kembali.<br />

Tambahkan beberapa butir chocolate chips di<br />

atas adonan.<br />

5. Masukkan mangkuk berisi adonan ke dalam<br />

microwave dan panggang selama 3 menit.<br />

6. Sajikan soft cookie, bisa dengan menambahkan<br />

ice cream atau topping lainnya.<br />

Reporter: Katrine Gabby Kusuma dan Santika Indri<br />

Editor: Sintia Astarina<br />

Foto: Ultimagz/Martinus Tito<br />

04 • KKN VS MAGANG • MMXIII<br />

36


FASHION<br />

Foto : Martinus Tito<br />

Model : Anastasia Febri<br />

Post Production : Zidny Ilman Nafian<br />

04 • KKN VS MAGANG • MMXIII<br />

37


04 • KKN VS MAGANG • MMXIII<br />

38


04 • KKN VS MAGANG • MMXIII<br />

39


04 • KKN VS MAGANG • MMXIII<br />

40


MUSIK<br />

KEPINGAN<br />

BUNDAR<br />

BERSEJARAH<br />

Manusia selalu memiliki kecenderungan untuk mencari asal mereka dan bergerak kembali<br />

menuju arah tersebut. Hal tersebut tidak hanya berlaku bagi keseharian saja, tapi juga dialami oleh<br />

pendengar dan penikmat musik di seluruh belahan dunia. Era digital tidak dipungkiri sedang dan akan<br />

terus berkembang di masa mendatang, namun kerinduan akan rilisan musik berbentuk fisik ternyata<br />

masih dirasakan sebagian kelompok orang. Rilisan fisik yang dimaksud adalah bentuk rekaman<br />

piringan hitam, kaset, serta cakram padat (CD). Jika kaset dan CD relatif mudah dikenali oleh generasi 90-an,<br />

bagaimana dengan piringan hitam?<br />

Piringan hitam atau disebut juga vinyl records mulai<br />

ada sejak tahun 1948. Sejarah mencatat, piringan<br />

hitam mulai didistribusikan secara luas di Amerika<br />

Serikat pada masa Perang Dunia II. Saat itu, harga<br />

piringan hitam masih terbilang mahal, namun karena<br />

penggunaannya berhubungan dengan kepentingan<br />

perang, tingginya harga tidak diperhitungkan.<br />

Salah satu alat pemutar piringan hitam<br />

adalah phonograph atau gramophone. Di dalam alat<br />

pemutar tersebut terdapat stylus yang berupa jarum<br />

dan berfungsi untuk mencatat simpangan gelombang<br />

suara yang direkam di piringan hitam kemudian<br />

meneruskannya ke alat pengeras suara.<br />

Terdapat tiga ukuran piringan hitam dalam<br />

hitungan rpm (rotation per minute) yaitu 78, 45, dan 33<br />

1/3. Maksud dari angka 78, 45, 33 1/3 rpm adalah setiap<br />

satu menit piringan hitam itu berputar sebanyak angka<br />

yang menjadi ukurannya tersebut. Piringan hitam 78<br />

dan 45 memiliki diameter 25 cm, sedangkan 33 1/3<br />

memiliki diameter 30 cm. Semakin besar diameternya,<br />

semakin kecil ukuran untuk memutarnya.<br />

Dari segi fisik, piringan hitam memiliki bentuk<br />

yang besar dan agak berat. Beratnya yang kira-kira<br />

90-200 gram ini membuat piringan hitam tidak praktis<br />

dibawa kemana-mana. Akan tetapi, kelebihannya<br />

adalah piringan hitam tidak mudah rusak dan suara<br />

yang direkam pun akan tetap bagus. Selama platnya<br />

tidak tergores, piringan hitam tidak akan bermasalah<br />

bila dimainkan lagi. Oleh karena itulah piringan hitam<br />

banyak disukai orang-orang. Para musisi pada era 50an<br />

hingga 70-an pun banyak yang merekam lagu-lagu<br />

mereka dalam piringan hitam.<br />

04 • KKN VS MAGANG • MMXIII<br />

blogs.suntimes.com<br />

40 41


Studio Lokananta<br />

Di Indonesia sendiri, sejarah dan perkembangan<br />

piringan hitam tidak bisa lepas dari peran<br />

sebuah studio yang berlokasi di kota Solo,<br />

Jawa Tengah, Studio Lokananta. Pada masa jayanya,<br />

studio ini berada di bawah administrasi Departemen<br />

Penerangan. Setelah rezim Orde Baru tumbang,<br />

Departemen Penerangan dihapus, Lokananta<br />

kemudian kehilangan induknya.<br />

Kata ‘lokananta’ dalam bahasa Sansekerta<br />

berarti ‘seperangkat gamelan yang dapat berbunyi<br />

sendiri tanpa ditabuh’. Awalnya, studio dan label<br />

Meet The Collector<br />

David Tarigan<br />

rekaman Lokananta hanya memproduksi lagu-lagu<br />

daerah yang dikemas dalam piringan hitam untuk<br />

dikirimkan ke seluruh cabang Radio Republik Indonesia<br />

(RRI) di seluruh pelosok negeri.<br />

Dalam sebuah artikel berjudul Menyelamatkan<br />

Musik Indonesia di majalah Rolling Stone Indonesia<br />

edisi Mei 2010, Ayos Purwoaji dan Fakhri Zakaria<br />

menyatakan bahwa sebanyak lima ribu lagu dan<br />

40.000 keping piringan hitam yang ada di Lokananta<br />

kondisinya kini mengenaskan. Pengarsipan yang<br />

kacau dan minimnya kucuran dana dari pemerintah<br />

merupakan dua penyebab mengapa puluhan ribu<br />

koleksi lagu –yang termasuk bagian sejarah musik<br />

Indonesia– terancam keberadaannya.<br />

Masihkah ada orang di Indonesia yang bertahan mengoleksi piringan<br />

hitam di Indonesia? Jawabannya, iya. Dia adalah pendiri Aksara<br />

Records, David Tarigan. Pertama kali David membeli piringan hitam<br />

ketika duduk di bangku 6 SD. Ada empat piringan hitam pertama yang ia<br />

miliki, yaitu band The Knack, The Edgar Winter Group, The Faces, dan Jefferson<br />

Airplane. Keempatnya ia dapatkan sebagai hadiah dari orang tuanya ketika<br />

berulang tahun.<br />

Saat ditemui di Demajors, Jakarta, David bercerita banyak perihal<br />

piringan hitam, terutama di masa kini. Ia mengatakan, piringan hitam mulai<br />

turun pamornya sejak adanya CD pada awal era 80-an. CD berhasil menggusur<br />

pasar piringan hitam karena fisiknya yang lebih kecil sehingga dapat dengan<br />

mudah dibawa, ditambah lagi suaranya yang jernih. Namun, saat ini pamor<br />

piringan hitam kembali melejit. Pencarian piringan hitam sedang tinggi<br />

karena para penggemar ingin memiliki rekaman musik idolanya dari zaman<br />

piringan hitam.<br />

“Rekaman lagu-lagu untuk musisi-musisi lama, seperti The Beatles, itu<br />

lebih banyak di piringan hitam, sehingga menjadi faktor pemicu timbulnya<br />

keinginan orang untuk memperolehnya. Selain itu, merupakan sebuah nilai<br />

tambah untuk yang punya piringan hitam sekarang ini, ada rasa kepuasan<br />

batin, prestige, dan esensi tersendiri ketika lo punya piringan hitam itu,” tutup<br />

David.<br />

Apakah kamu juga berpikir demikian?<br />

Penulis: Erika Anindita, Anastasia Arvirianty<br />

Editor: Natasha Erika<br />

Foto: Dhita Adiati/<strong>ultimagz</strong><br />

04 • KKN VS MAGANG • MMXIII<br />

3.bp.blogspot.com<br />

40 42


EVENTS<br />

JAKARTA INTERNATIONAL<br />

JAVA JAZZ<br />

FESTIVAL 2013<br />

Indonesia patut berbangga karena menjadi negara yang memiliki festival musik jazz terbesar di dunia, yakni<br />

Jakarta International Java Jazz Festival. Di gelar sejak tahun 2005, acara ini selalu mampu menarik minat para<br />

penikmat musik jazz untuk hadir dan menyaksikan penampilan musisi-musisi favorit mereka.<br />

Tepatnya pada 1 hingga 3 Maret lalu, puluhan ribu<br />

orang kembali memadati Jakarta International<br />

Expo (JIExpo), Kemayoran, tempat festival<br />

musik ini diselenggarakan. Terdapat lebih dari 1500<br />

musisi baik internasional maupun lokal yang berlaga<br />

di panggung Java Jazz Festival tahun ini. Ada 17<br />

panggung yang menampilkan total 187 konser selama<br />

tiga hari.<br />

Musisi yang didaulat sebagai penampil spesial<br />

tahun ini adalah dua penyanyi soul asal Inggris, Joss<br />

Stone dan Lisa Stansfield, musisi jazz asal Polandia,<br />

Basia, serta penyanyi R&B kelahiran Inggris, Craig<br />

David. Di samping itu, terdapat pula nama-nama musisi<br />

besar lain seperti Fourplay, Phil Perry, Indra Lesmana,<br />

dan Barry Likumahuwa.<br />

04 • KKN VS MAGANG • MMXIII<br />

40 43


Musisi-musisi yang beraksi di acara ini<br />

memang beragam. Di antara banyaknya penampil, ada<br />

pula yang usianya masih terbilang cukup muda. Salah<br />

satunya, Joshua Kresna. Saxophonist yang bergabung<br />

dalam grup band Nino ini baru berusia 17 tahun<br />

dan saat ini masih terdaftar sebagai mahasiswa di<br />

Universitas Pelita Harapan.<br />

“Jazz itu asyik,” ujar Joshua.<br />

Baginya, Java Jazz Festival merupakan ajang<br />

di mana para penggemar Jazz dapat bersatu dan<br />

mengutarakan isi hati mereka melalui musik Jazz.<br />

Joshua, yang tampil untuk kali kedua dalam acara<br />

tahunan ini menuturkan, sebagai seorang musisi<br />

jazz, acara tersebut dapat menjadi sarana untuk<br />

mengumbar aspirasinya.<br />

Animo Penonton Tak Luntur<br />

Selama tiga hari, JIExpo selalu dipadati pengunjung.<br />

Kerumunan kian jelas terlihat ketika para penonton<br />

special show mulai mengantri masuk arena konser.<br />

Dua jam sebelum gerbang dibuka biasanya orangorang<br />

sudah berdiri di antara barikade-barikade<br />

yang dipasang. Hari pertama, kedua, maupun ketiga,<br />

pemandangan di depan hall D2, tempat special show<br />

berlangsung, selalu ramai oleh barisan pengunjung.<br />

Namun ada yang sedikit berbeda di hari ketiga. Ketika<br />

orang-orang sudah mengantri cukup panjang, tiba-tiba<br />

hujan turun dengan deras, padahal saat itu gerbang<br />

masuk ke dalam hall pun belum dibuka. Sontak<br />

penonton bersorak. Beberapa di antara penonton<br />

terlihat membuka payung seketika. Setelah gerbang<br />

dibuka, kontan penonton menyerbu masuk ke dalam.<br />

Macetnya Jakarta pun tak menghalangi semangat para<br />

pengunjung untuk datang ke acara ini. Tidak hanya<br />

penduduk Jakarta, tetapi dari luar kota bahkan luar<br />

negeri pun tak mau kelewatan Java Jazz Festival tahun<br />

ini.<br />

Suci Saka Rahayu dan Eka Neti Jayanti adalah<br />

contohnya. Kedua gadis ini merupakan mahasiswa<br />

Fakultas Psikologi, Universitas Pendidikan Indonesia,<br />

Bandung. Mereka datang ke Jakarta khusus untuk<br />

menonton Java Jazz Festival 2013. Hari Jumat (1/3),<br />

pukul 13.00, mereka berangkat dari Bandung dan<br />

berhasil sampai ke tempat pertunjukkan sekitar<br />

pukul 20.30. Lelah selama perjalanan terbayar oleh<br />

penampilan artis-artis kesayangan mereka.<br />

“Pada dasarnya kita berdua suka jazz dan baru dapat<br />

kesempatan ke Java Jazz-nya tahun ini,” ujar Eka.<br />

Ini kali pertama mereka menghadiri Java Jazz Festival.<br />

Suci dan Eka hanya memiliki kesempatan datang di<br />

hari pertama, tetapi mereka merasa sudah cukup puas<br />

dengan hal itu.<br />

“Ini Java Jazz kita yang pertama, jadi masih excited<br />

banget,” ungkap Suci.<br />

Keinginan untuk datang ke Java Jazz Festival<br />

selanjutnya pun terlontar dari kedua gadis<br />

berkerudung ini. Depape dan Dave Koz menjadi<br />

wish list mereka untuk penampil di Java Jazz Festival<br />

selanjutnya.<br />

Mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara, Aloysius<br />

Primasyah, juga mengunjungi acara ini selama dua hari<br />

berturut-turut. Menurut Aloysius, kendati ada beberapa<br />

kekurangan teknis seperti problem sound system saat<br />

pertunjukkan Matthew Sayerz di hari pertama, secara<br />

keseluruhan acara telah berlangsung dengan baik.<br />

Artis yang menjadi fokus tontonan Aloysius tahun<br />

ini adalah Fourplay, Spyro Gyra, dan Lee Ritenour.<br />

“Awalnya saya melihat jadwalnya banyak banget,<br />

sempat bingung ada yang keren sama keren jadwalnya<br />

bentrok, harus milih salah satu,” ujar Aloysius.<br />

Mahasiswa jurnalistik angkatan 2011 ini berharap, di<br />

tahun-tahun ke depan, Java Jazz Festival tidak hanya<br />

fokus ke musisi internasional, tetapi juga musisi lokal.<br />

“Sebenernya harapannya, pengen sih Al Jarreau dan<br />

Jamiroquai balik lagi ke Indonesia,” kata Aloysius sambil<br />

tertawa.<br />

Java Jazz Festival 2013 memang telah berakhir, namun<br />

keriaannya masih tetap dirasakan oleh mereka yang<br />

datang ke acara tersebut. Apa dan siapa yang akan<br />

menjadi kejutan di Java Jazz selanjutnya? Kita tunggu<br />

saja tahun depan!<br />

Reporter : Maria Advenitadan Amanda Tabrani<br />

Editor: Natasha Erika<br />

Foto : Joshua Gunadhi dan Kevin Ivander /<strong>ultimagz</strong><br />

04 • KKN VS MAGANG • MMXIII<br />

44


KUIS<br />

SIAPAKAH<br />

DIA?<br />

1. Cari tahu siapa sosok dalam foto ini<br />

2. Ambil FOTO berdua bersama doi, jangan rame-rame. Hadiah hanya<br />

berlaku untuk satu orang.<br />

3. Kirim ke redaksi@<strong>ultimagz</strong>-online.com dengan subyek: KUIS FOTO<br />

ULTIMAGZ<br />

4. Siapa yang paling cepat kirim foto, itu yang MENDAPATKAN HADIAH!<br />

5. Kalau sudah kirim, jangan lupa konfirmasi ke 081228434370, yaa!<br />

SELAMAT untuk Christianto Rasli yang sudah memenangkan TTS Edisi<br />

Supersemar. Hadiah bisa diambil dengan menghubungi 081228434370 ya :)<br />

keyword : D , Rambut Klimis<br />

04 • KKN VS MAGANG • MMXIII<br />

45


Ilustrasi : Anastasia Sonia<br />

CERPEN<br />

Rindu Ini<br />

Perlu Berlabuh<br />

Cerpen ini didedikasikan untuk kamu, sang bintang<br />

inspirasiku. Helaan napas yang muncul<br />

dalam setiap butir kata yang kutulis. Terima<br />

kasih untuk pertemuan manis kita<br />

Oleh : Pricillia A.W<br />

Aku merindukanmu. Seperti dulu, saat kita berdua meniup-niup jendela sehingga<br />

meninggalkan jejak embun di sana.<br />

Aku merindukanmu. Seperti dulu, saat kita berdua menikmati hangatnya matahari<br />

pagi yang baru terbit dari puncak tanjakan dekat rumahku.<br />

Aku merindukanmu. Seperti dulu, saat kita berdua merasakan sensasi dingin<br />

menyergap tiba-tiba ketika serempak memasukkan kedua kaki kita di kolam ikan yang<br />

bening di belakang sekolah.<br />

Aku merindukanmu. Seperti dulu, saat kita berdua menebak warna permen Cha-Cha apa<br />

yang akan diambil olehmu atau aku.<br />

Aku merindukanmu. Seperti dulu, saat kita kehujanan dan berteduh di depan toko<br />

roti dan saat mencium bau roti yang baru matang, kita mengeluarkan koor keroncongan<br />

serempak dari perut.<br />

Aku merindukanmu. Seperti dulu, saat kita berdua mengutuki jengahnya<br />

perbedaan kadar panas yang tipis antara kopi dan susu di kafe favorit kita.<br />

Aku merindukanmu. Seperti saat dulu kita bermain di ladang ilalang ditemani<br />

langit senja berwarna oranye.<br />

Aku merindukan dirimu. Bersama semua kepingan momen yang sering kita<br />

bentuk bersama tanpa keraguan... amarah... kesedihan... atau tanya. Hanya ada senyum lebar<br />

yang menghiasi setiap pertemuan kita. Walau kamu berada begitu dekat di sampingku,<br />

otakku terus memikirkan dan begitu gila merindukanmu.<br />

Ke mana aku harus meneriakkan rindu ini ketika kamu tidak datang di janji pertemuan<br />

terakhir kita? Padahal, aku menunggu di pojok kafe itu. Seperti kebiasaan kita dulu.<br />

Saling menunggu satu sama lain, dan memvonis hukuman bagi siapapun yang telat datang<br />

dari waktu janjian.<br />

04 • KKN VS MAGANG • MMXIII<br />

46


Tapi hari itu... kamu tidak muncul sama sekali. Baik dari arah kanan kafe... atau yang<br />

satunya. Apa kamu takut dengan pilihan itu? Ketika aku memintamu untuk datang dari arah<br />

yang menetukkan perasaanmu. Arah kanan, kalau kamu mencintaiku. Arah kiri, kalau kamu<br />

hanya menganggapku sahabat.<br />

Tahukan kamu kenapa aku memilih kafe Glow Sunshine ini?<br />

Selain alasan yang menyatakan bahwa tempat ini selalu kita kunjungi saat samasama<br />

butuh dihibur, kafe ini dihiasi dengan kaca-kaca yang tembus pandang. Orang di luar<br />

kafe akan mudah melihat apa yang kita kerjakan, begitu juga sebaliknya.<br />

Hal itu juga yang mendasari alasan kenapa pemilik kafe ini menamainya “Glow<br />

Sunshine”. Agar terangnya matahari bisa menjadi bagian interior tambahan dalam kafe ini.<br />

Tak kuduga, hal itu sangat memudahkanku untuk dapat melihat arah kedatanganmu<br />

setiap hari. Apakah kamu melakukan hal yang sama?<br />

Hingga akhirnya aku sampai pada keputusan untuk menjadikan tempat ini sebagai<br />

perjalanan akhir bagaimana menempatkan hatiku, berhadapan denganmu di hari-hari<br />

berikutnya. Agar tak ada lagi dinding pembatas di antara kita. Agar ada alasan yang masuk<br />

akal kenapa aku selalu dan selalu merindukanmu.<br />

Tapi nyatanya... kamu tidak pernah muncul dari arah kanan ataupun kiri.<br />

Entah saat itu sudah berapa lama aku duduk terdiam sambil mengaduk-aduk susu<br />

panas yang biasa kupesan. Berjam-jam terbuang hanya untuk menantimu datang. Bahkan<br />

sampai aku tak lagi mengaduh kepanasan ketika memegang cangkir susu itu.<br />

Sungguh, hal ini jauh di luar prediksiku. Karena ketika itu ruang di dalam otakku<br />

sibuk bertaruh arah kedatanganmu dari mana. Sampai membuatku lupa kalau ada sisa kemungkinan<br />

kamu tidak pernah muncul di sana.<br />

Padahal, kerap kali aku mengaku kalau aku merindukanmu. Sangat merindukanmu.<br />

Nyatanya, pengakuan itu tidak menambah kemungkinan kalau suatu saat dirimu akan<br />

muncul lagi. Kenyataan lain yang berkembang malah rasa rinduku ini kian berarak tak menentu<br />

saat memikirkan ribuan momen kita dulu....<br />

***<br />

“Tari, tahu nggak? Kamu lebih banyak menunduk sedih ketimbang mengangkat dagu<br />

kamu sambil tersenyum,” ujar Sam tersenyum jahil sambil melirikku.<br />

Ah, kata-kata itu... sering berdengung dalam telingaku.<br />

Atau ketika, lagi-lagi aku memimpikan dirimu. Sepenggal kata-kata itu favoritku.<br />

Karena kamu selalu mengucapkan itu saat berjalan di depanku, kemudian tiba-tiba berbalik<br />

dan membuatku berhenti mendadak. Kerap kali hanya adegan itu yang sering muncul<br />

dalam mimpi. Saat aku mengerjapkan kedua mataku seutuhnya di pagi hari, hal yang pertama<br />

terlintas dalam benakku adalah merindukanmu.<br />

Saat melihat hamparan warna biru yang terhempas luas, aku merindukanmu.<br />

Seperti namamu, Samudra, yang menjadi istilah untuk menamakan kumpulan air laut yang<br />

tak terhingga banyaknya. Seperti itulah rasa rinduku. Tidak terhitung tak terbentung dan<br />

membuat kesatuan luas yang sampai sekarang belum kutemukan istilahnya.<br />

04 • KKN VS MAGANG • MMXIII<br />

47


Saat melihat sketsa coretan gambarmu, aku lebih merindukanmu. Membayangkanmu<br />

sedang menggambar dengan begitu serius sambil sesekali melirikku penuh pengertian<br />

untuk tetap menemanimu menggambar. Kemudian, hal yang berikutnya kulakukan<br />

adalah membuka buku jurnalku dan menguntai kata demi kata membentuk cerita.<br />

Saat melihat dua lembar tiket pertunjukan pelukis pasir tertengger rapi di meja<br />

belajarku... dan sampai sekarang tak pernah kita kunjungi. Padahal, kamu begitu antusias<br />

mengajakku. Dan ketika kamu menyodorkan tiket itu padaku, matamu berpendar sangat<br />

mengkilap.<br />

Kamu lihat kan? Segala hal tentang dirimu merasuk begitu lekat dalam sanubariku.<br />

Segala kebiasaan serta tingkah laku tertanam khusus dalam bagian memori dalam otakku.<br />

Ditambah rasa rindu pada kehadiranmu yang membelit begitu kuat saat melihat<br />

semua barang kenangan itu.<br />

***<br />

“Nama kamu Mentari kan? Kebayang nggak kalau sinar mentari itu meredup,<br />

tumbuhan menderita banget karena kekurangan bahan dalam proses fotosintesis? So, give me<br />

your shining smile, Sunshine!” protes Sam ketika mendapatiku tertunduk sedih beberapa menit.<br />

Hal itu yang kerap kamu lontarkan ketika kamu mendapatiku kelewat lama menunduk<br />

dalam-dalam dengan ekpresi sendu. Hebat ya, kamu dengan mudah mendeteksi kalau<br />

aku sedang bersedih. Orang lain yang melihatku akan mengira kalau aku sedang mengantuk.<br />

Seperti yang baru saja dilakukan Ibu Nana yang menuduhku mengantuk di tengah<br />

penjelasannya soal dereta rumus kimia yang rumit itu. Dia datang ke mejaku, kemudian<br />

menegurku.<br />

Biasanya sebelum Ibu Nana menghampiri mejaku, kamu lebih dulu menegurku<br />

dengan kata-kata khasmu. Sambil tersenyum begitu sumringah. Tidak seperti Ibu Nana dengan<br />

suaranya yang menhentak kasar.<br />

Aku sungguh berharap, rasa rinduku ini bisa menyelamatkanku.<br />

04 • KKN VS MAGANG • MMXIII<br />

48


Tapi itu tak terjadi. Karena pelan-pelan aku sadar rindu ini tak punya ujungnya.<br />

Hanya ada alasan yang menjadi fondasi, tapi kehilangan kompas untuk menemukan arahnya.<br />

Karena ketika dirimu tidak datang di janji pertemuan itu, kamu tidak pernah muncul lagi<br />

di sekolah. Atau ketika subuh saat aku melakukan ritualku untuk menyapa matahari pagi<br />

yang baru terbit di tanjakan dekat rumah, aku tidak menemukan dirimu lagi.<br />

Hal itu kontan membuatku terus berteriak dalam pilu kalau aku begitu merindukanmu.<br />

Dan, seberapa besar suaraku berteriak, kamu tidak akan pernah mendengarnya.<br />

Rasa rinduku tak mampu menemukan ujung dalam dari Samudra. Dari dirimu.<br />

Aku tidak tahu kamu menghilang ke mana. Aku tak mau menyebut ini perpisahan.<br />

Kamu belum mengatakan kalau kamu akan merindukan senyum sedih yang sering aku tonjolkan.<br />

Padahal, setiap pulang sekolah kamu akan bilang itu karena kita tidak tinggal di atap<br />

yang sama. Bahkan jauh berkilo-kilo meter.<br />

Subuh, pagi hari, siang hari, sore hari, senja, malam hari, tengah malam, yang kupikirkan<br />

hanyalah aku merindukanmu. Saat di rumah, tanjakan dekat rumah, kolam ikan,<br />

sekolah, toko roti, supermarket, yang kutemui hanyalah kenyataan bahwa aku sangat merindukanmu.<br />

Aku sangat merindukanmu, Samudra...<br />

Walau kamu tidak menepati janji pertemuan terakhir kita, aku akan tetap menunggumu<br />

sambil terus merindukanmu. Karena dengan rindu ini, dirimu akan terasa nyata. Segala<br />

momen kebersamaan yang kita rajut memang pernah terjadi. Hanya dengan kemunculan<br />

dirimu, rindu ini akan punya pelabuhannya untuk berhenti sejenak. Lalu, menatap cinta<br />

yang menggebu di sana....<br />

04 • KKN VS MAGANG • MMXIII<br />

Ilustrasi : Anastasia Sonia<br />

49


REVIEW<br />

Judul Buku : Si Parasit Lajang<br />

Penulis : Ayu Utami<br />

Penerbit : Kepustakaan Populer Gramedia<br />

Tahun Terbit : 2003<br />

Jumlah Halaman : 238 halaman<br />

Harga : Rp.28.000,00<br />

Setelah sukses dengan karya<br />

legendarisnya, Saman dan Larung,<br />

Ayu Utami tampil beda dengan sebuah<br />

gebrakan melalui Parasit Lajang yang<br />

telah melalui proses’pembaharuan’ di tahun<br />

2013. Karya ini merupakan kumpulan esai<br />

tentang seorang perempuan muda yang<br />

berandai-andai akan memasuki usia kepala<br />

tiga tetapi masih belum juga mempunyai<br />

pendamping hidup yang cocok. Oleh karena<br />

itu, ia menyebut dirinya si parasit lajang. Istilah<br />

ini sendiri berasal dari kaum feminis Jepang,<br />

single parasite. Buku ini berisi pandangan<br />

seorang perempuan terhadap seks, gender,<br />

dan agama. Lewat buku ini penulis bisa<br />

melihat nilai-nilai yang sedang berkembang<br />

di masyarakat dengan sudut pandang yang<br />

lain. Ayu melihat sejauh mana nilai-nilai ini<br />

bisa berkembang dalam perjalanan waktu.<br />

Judul Buku : Pengakuan Eks Parasit Lajang<br />

Penulis : Ayu Utami<br />

Penerbit : Kepustakaan Populer Gramedia<br />

Tahun Terbit : 2013<br />

Jumlah Halaman : 328 halaman<br />

Harga : Rp.60.000,00<br />

Novel ini terdiri dari tiga bagian<br />

yaitu Seorang Gadis yang Melepas<br />

Keperawanannya dan Menjadi<br />

Peselingkuh, Bocah yang Kehilangan<br />

Imannya, serta Seo¬rang Wanita di Jalan<br />

Pulang. Dalam setiap bagian merupakan<br />

perjalanan hidup sang tokoh utama. Penulis<br />

banyak menggambarkan pergulatan hati<br />

yang dialami oleh tokoh utama. Dimana tokoh<br />

utama dalam buku ini harus memilih lelaki<br />

mana yang cocok untuk menjadi pasangan<br />

hidupnya. Ayu juga menyisipkan ide-ide<br />

platonian ke dalam ayat-ayat Alkitab yang<br />

berbicara tentang pergulatan jiwa. Bagian<br />

awal cerita menyiratkan bahwa kisah ini<br />

adalah kisah roman, tetapi di bagian akhir<br />

cerita akan tampak bahwa bagian akhir dari<br />

cerita bukan seperti cerita roman yang ada.<br />

Penulis : Arnoldus Kristianus<br />

Editor : Maria Rosa Adiningsih<br />

04 • KKN VS MAGANG • MMXIII<br />

50


Judul Buku : Wow Konyol<br />

Penulis : Rons Imawan<br />

Penerbit : PT Bentang Pustaka<br />

Tahun Terbit : 2012<br />

Jumlah Halaman : 320 halaman<br />

Harga : Rp. 49.000,00<br />

Judul Buku : Celoteh Soleh<br />

Penulis : Soleh Solihun<br />

Penerbit : PT Bentang Pustaka<br />

Tahun Terbit : 2012<br />

Jumlah Halaman : 272 halaman<br />

Harga : Rp.44.000,00<br />

Bersyukur lewat<br />

Komedi<br />

Rons menceritakan banyak hal di buku ini.<br />

Ada banyak hal yang bisa kita dapatkan saat<br />

membaca buku ini mulai dari hal yang lucu<br />

hingga sesuatu yang mengerikan. Salah satu<br />

bab yang menarik dari buku ini yaitu bab lima, Pesek<br />

Itu Indah. Bab ini mengajak kita untuk mensyukuri apa<br />

yang kita miliki. Kita harus bisa menerima kelebihan<br />

dan kekurangan yang kita miliki. Buku bergenre komedi<br />

ini mengajak para pembaca untuk bisa melihat hal-hal<br />

yang lucu dan menyegarkan. Penulis memakai bahasa<br />

yang mudah dimengerti, sehingga pembaca tidak<br />

akan kesulitan saat membaca buku ini. Bermula dari<br />

twitter hingga menjadi sebuah buku. Dari buku ini kita<br />

bisa melihat bahwa dari hal-hal kecil yang ada di social<br />

media ternyata bisa menjadi hal yang berguna juga.<br />

Hiburan Ringan dari<br />

Soleh Solihun<br />

Blog merupakan sarana bagi orang yang ingin<br />

menyalurkan kemampuan menulis yang mereka<br />

miliki. Begitu juga dengan Soleh Solihun, yang<br />

kerap menulis di blog. Buku ini lahir dari tulisan-tulisan<br />

yang ia tulis di blog. Novel ini terdiri dari lima bagian<br />

yaitu Saya Soleh Solihun, Mata, Telinga, Hati, dan<br />

Sayang untuk Dibuang. Setiap bagian terdiri dari ceritacerita<br />

yang berisi pandangan Soleh Solihun. Bab paling<br />

menarik dari buku ini adalah telinga. Dalam bab ini kita<br />

bisa mengetahui hal tentang musik Indonesia. Soleh<br />

Solihun pernah bekerja sebagai jurnalis musik dan<br />

inilah yang membuat ia biasa menulis tentang musik<br />

dengan baik. Di dalam buku ini juga ada gambargambar<br />

yang merupakan hasil visualisasi dari cerita.<br />

Buku ini cocok untuk orang yang mencari bacaan<br />

ringan untuk hiburan.<br />

Penulis : Arnoldus Kristianus<br />

Editor : Maria Rosa Adiningsih<br />

04 • KKN VS MAGANG • MMXIII<br />

51


REVIEW<br />

Berapa banyak film komedi yang telah anda tonton? Pasti banyak. Namun, setuju kan bahwa hanya film komedi<br />

yang spesial yang akan terus membekas di hati dan pikiran anda? Berikut beberapa film komedi yang pantas untuk<br />

ditonton dan bakal terus membuat hati Anda tertawa setiap saat jika mengingatnya.<br />

Action Comedy<br />

Film-film Komedi tentu bisa dikombinasikan dengan film action. Banyolan ketegangan penuh aksi yang mengundak<br />

gelak tawa. Saksikan kombinasi trio aktor komedi super Ben Stiller, Jack Black dan Robert Downey Jr dalam film<br />

Tropic Thunder. Jika anda jeli, Tom Cruise sempat jadi cameo yang sukses membuat kita marah sekaligus tertawa di<br />

perannya dalam film ini.<br />

Another movie you should watch: Rush Hour, Johny English, Get Smart, Tower Heist<br />

Adventure Comedy<br />

Road Trip bersama keluarga dan teman memang seru. Namun, dalam perjalanan itu bagaimana bila kita terjebak<br />

dalam situasi yang membingungkan? Ujung-ujungnya bakalan FAIL/SUCCESS, kan? Film Hangover membuktikan<br />

bahwa perjalanan yang diikuti oleh orang ‘normal’ bisa menjadi perjalanan ‘abnormal’. Jangan lupa juga, bulan Mei<br />

nanti akan ada Hangover 3, lho!<br />

Another movie you should watch : Little Miss Sunshine, Due Date, Euro Trip, Harold & Kumar<br />

Sci-Fi Comedy<br />

Di film-film fiksi ilmiah sekalipun komedi akan terus ada. Salah satunya, aksi Will Smith dan Tommy Lee Jones dalam<br />

menumpas alien jahat di muka bumi. Alien yang aneh melawan pasangan polisi luar angkasa yang juga aneh<br />

menjadi satu paduan yang meleburkan ringisan penonton. Itulah yang membuat film Men in Black menjadi film<br />

Science Fiction yang berunsur komedi.<br />

Another movie you should watch : Truman Show, Back To The Future, The Watch<br />

Romance Drama Comedy<br />

COMEDY IS EVERYWHERE!<br />

As you know, film drama romantis tak akan lengkap tanpa bumbu komedi. Bisa berasal dari dialog lucu antar karakter<br />

atau tingkah laku unik yang membuat kita tersenyum atau bahkan kejadian epik yang membuat kita tergelak tawa<br />

melihatnya. Joseph Gordon Levitt dan Zooey Deschanel dalam (500) Days with Summer misalnya, berkisah tentang<br />

pria yang sangat mendambakan hati wanita pujaannya, tetapi sayangnya si wanita itu tidak percaya dengan arti<br />

sebuah cinta.<br />

Another movie you should watch : Crazy Stupid Love, Friends with Benefits, Moonrise Kingdom, Hitch and also Adam<br />

Sandler movie.<br />

04 • KKN VS MAGANG • MMXIII<br />

52


REVIEW<br />

Asa Film Komedi Indonesia<br />

Sangat disayangkan, dalam 5 tahun terakhir kualitas film komedi Indonesia kian menurun. Lalu, apa sebenarnya<br />

yang membuat film komedi laris? Dikutip dari situs resmi film Indonesia yaitu www.filmindonesia.or.id,<br />

ternyata film komedi terlaris adalah yang dibintangi aktor atau aktris dengan tampang menjual. Siapa sosoksosok<br />

yang bisa mengangkat film komedi Indonesia untuk merajai film layar lebar kita?<br />

Berikut napak tilas film komedi di Indonesia:<br />

Bing Slamet<br />

Ayah dari Adi Bing Slamet dan Uci Bing Slamet ini<br />

adalah legenda tokoh komedi Indonesia. Dengan<br />

nama asli Ahmad Syech Albar, Bing Slamet<br />

mengudara di bidang komedia dalam Kwartet<br />

Jaya bersama Ateng, Iskak, dan Eddy Sud.<br />

Memorable Movie: Ateng Raja Penyamun (1974),<br />

Bing Slamet Koboi Cengeng (1974), Ateng Kaya<br />

Mendadak (1975),<br />

Benyamin Sueb<br />

Akrab disapa Bang Ben, adalah satu legenda<br />

tokoh komedi Indonesia. Film-filmnya Betty<br />

Bencong Slebor, Drakula Mantu atau Intan<br />

Berduri jadi pionir awal film-film komedi<br />

di Indonesia beberapa tahun kemudian.<br />

Kepergiannya memang cepat, namun karyanya<br />

tidak.<br />

Memorable Movie: Betty Bencong Slebor, Drakula<br />

Mantu, Intan Berduri<br />

Warkop DKI<br />

Trio Warkop ini tidak hanya merajai film komedi<br />

Indonesia tapi merajai industri kreatif seluruhnya.<br />

Jangankan liat ulah mereka, cukup dengar suara<br />

cempreng Kasino atau lihat tampang Dono<br />

dan gaya bancinya Indro pun sudah bisa bikin<br />

kita ketawa. Ketiganya jadi patokan banyak<br />

komedian di layar kaca kita sekarang ini.<br />

Memorable Movie: Setan Kredit, Maju Kena Mundur<br />

Kena, Gengsi Dong<br />

04 • KKN VS MAGANG • MMXIII<br />

53


Quickie Express<br />

Aming dan Tora Sudiro bisa dianggap ikon baru<br />

di dunia film komedi dalam dekade ini. Keduanya<br />

berkolaborasi maksimal dalam Quickie Express.<br />

Tora yang melejit di Arisan dan Aming yang<br />

terkenal lewat sketsa komedi Extravaganza<br />

bersama dengan aktor serba bisa Lukman Sardi,<br />

menjadi ‘gigolo’ yang spesial di film komedi penuh<br />

sindiran ini.<br />

Another comedy movie you should watch in this<br />

decade: Madame X, Tarix Jabrix, Get Married<br />

Future Comedy?<br />

Penulis dan stand-up comedian ternama Raditya<br />

Dika sempat diragukan karirnya karena flop film<br />

Kambing Jantan, adaptasi dari bukunya sendiri.<br />

Seolah ingin membuktikan diri mampu bersaing<br />

di dunia perfilman komedi Indonesia, muncullah<br />

“Malam Minggu Miko” dengan gaya mockumentary<br />

(dokumenter-parodi).<br />

Kabarnya, di pertengahan tahun ini ia akan<br />

meluncurkan film terbarunya berjudul “Cinta<br />

dalam Kardus” yang menceritakan kehidupan Miko,<br />

seorang cowok yang ingin melupakan masalah<br />

dengan pacarnya Putri lewat stand-up comedy.<br />

Tak ketinggalan karakter Anca dan Ryan di dunia<br />

Miko akan tetap ada sebagai pemeran pendukung.<br />

Tak hanya Raditya Dika yang dikabarkan memiliki<br />

posisi sebagai maestro komedi Indonesia. Semoga<br />

anda tidak lupa dengan Srimulat! Srimulat masih<br />

akan mencoba menghiasi Indonesia era kini<br />

dengan lawakannya.<br />

Grup Lawak Srimulat akan kembali hadir<br />

memenuhi tawa anda dengan film terbaru mereka,<br />

“Selamatkan Indonesia Dengan Tawa” Konon demi<br />

mempertahankan eksistensi Srimulat, kali ini<br />

mereka akan berkolaborasi dengan Reza Rahardian<br />

dan Rianti Cartwright. Konon ide ceritanya sendiri<br />

terinspirasi dari kisah nyata kelompok lawak<br />

terbesar di Indonesia ini.<br />

Penulis : Eldo Rafael<br />

Editor : Maria Rosa Adiningsih<br />

04 • KKN VS MAGANG • MMXIII<br />

54


SUSIS<br />

Ilustrator : Zidny Ilman Nafian<br />

Dear, Ma’am Sandra. Dulu, aku dan temanku<br />

bersahabat dari kecil hingga sekarang. Kenapa<br />

sebuah persahabatan yang sudah terjalin sangat<br />

lama akhirnya bisa terputus cuma karena hal yang<br />

tidak penting? Misalnya, seperti dia merasa tidak<br />

diajak pergi main. Padahal saya sudah mengajak dan<br />

dia yang tidak bisa. Kenapa dia menjadi marah ya?<br />

Ayuni – Manajemen 2012<br />

Dear Ayuni,<br />

Saya memahami apa yang kamu rasakan,<br />

apalagi jika persahabatan ini sudah dibina<br />

sedemikian lama. Ada perasaan tidak rela dan berat<br />

untuk melepaskan persahabatan tersebut. Untuk<br />

memulai suatu hubungan, ada banyak hal yang<br />

harus diperhatikan, terutama masalah take and<br />

give dan masalah komunikasi. Seringkali masalah<br />

komunikasi yang tidak lancar akan menghambat/<br />

menghancurkan sebuah hubungan yang sudah<br />

terjalin.<br />

Jika kamu sudah bersahabat sedemikian lama,<br />

saya mengira kamu sudah mengetahui apa yang<br />

menjadi kebiasaan, hal-hal yang disukai, dan tidak<br />

disukai oleh temanmu. Cobalah melihatnya dari sudut<br />

pandang temanmu dan perhatikan pula apa yang<br />

menjadi kebutuhannya. Ajak temanmu untuk berbicara<br />

dari hati ke hati mengenai masalah ini. Beri kesempatan<br />

untuk mengungkapkan semua kekesalannya dan terima<br />

dulu sebelum kamu berikan penjelasan/klarifikasi<br />

mengenai kasus yang kamu alami.<br />

SUDUT PSIKOLOGIS BERSAMA<br />

MA’AM SANDRA<br />

Saya ingin sekali berteman dengan cewek.<br />

Seringkali saya mengajak berteman dan hanya saja<br />

saya sering diacuhkan. Kebanyakan dari mereka<br />

selalu berpikir bahwa saya ingin mendekati mereka<br />

dengan maksud untuk mencari pacar. Tetapi,<br />

sebenarnya saya ingin punya teman banyak, baik<br />

cewek maupun cowok. Jujur, saat ini sangat sedikit<br />

sekali teman cewek saya. Saya mencoba chatting<br />

lewat Facebook, mengajak kenalan langsung,<br />

mengajak ketemuan. Cuma biasanya hanya di- read<br />

dan selalu saja ada alasan untuk menghindari.<br />

Mohon bantuannya, Ma’am.<br />

Ferdinandus Denny Sutrisno<br />

Dear Ferdinandus,<br />

Thanks buat pertanyaannya. Saya menduga<br />

bahwa rasanya serba salah dan bingung karena<br />

maksud baikmu disalah interpretasikan oleh mereka.<br />

Hal yang perlu diingat adalah sebagai berikut. Kita<br />

hanya bisa mengontrol apa yang menjadi pemikiran<br />

kita dan tidak bisa mengontrol apa yang menjadi<br />

pemikiran orang lain, terutama teman-temanmu<br />

untuk salah mengartikan mengenai maksudmu.<br />

Sebenarnya, dengan hal ini kamu bisa belajar<br />

dan mengoreksi diri, apakah niatmu untuk berteman<br />

sudah diikuti tindakan yang tepat dalam arti tidak<br />

berlebihan sehingga diinterpretasi berbeda? Jika<br />

ternyata ada sikap atau tindakan yang salah, silakan<br />

diperbaiki agar lebih tepat dan tidak disalahartikan.<br />

Jika dirasa tindakanmu sudah tepat, jaga<br />

agar tidak sampai berlebihan. Tetaplah tulus untuk<br />

memulai pertemanan dengan mereka. Coba<br />

bergabung dengan kegiatan kampus yang kamu<br />

minati untuk memperluas jaringan pertemananmu.<br />

Selamat memperluas jaringan pertemanan :)<br />

Untuk kamu yang punya masalah seputar kehidupan<br />

langsung email ke redaksi@<strong>ultimagz</strong>-online.com<br />

dendan subjek SUSIS. Bu Sandra akan membantu<br />

memberi masukan terhadap masalah kamu.<br />

04 • KKN VS MAGANG • MMXIII<br />

55


POJOK LENSA<br />

AKU INGIN TAHU ADA APA DISANA<br />

Yasinta Amanda<br />

Jurnalistik 2010<br />

04 • KKN VS MAGANG • MMXIII<br />

56


UNTITLED<br />

Nowinto<br />

Desain Grafis 2011<br />

04 • KKN VS MAGANG • MMXIII<br />

57


SNAPSHOT<br />

JAVA JAZZ<br />

FESTIVAL<br />

04 • KKN VS MAGANG • MMXIII<br />

58


JUMBA<br />

UMN<br />

04 • KKN VS MAGANG • MMXIII<br />

59


WHATS NEXT<br />

RP.7000<br />

SOSOK<br />

REVIEW<br />

RP.7000<br />

ULTIMAGZ 5/MMXIII, Beredar Jumat, 15 Mei 2013<br />

Terbit cetak dengan harga Rp.7000,-<br />

INDUSTRI<br />

PERGURUAN<br />

TINGGI<br />

Sang Aktor Andalan Ultima Screen! Penasaran?<br />

Soekarno is on the Mov(i)e!<br />

ULTIMAGZ 5/MMXIII, Beredar Jumat, 15 Maret 2013<br />

Terbit cetak dengan harga Rp.7000,-<br />

+62812 9883 3688<br />

@<strong>ultimagz</strong><br />

redaksi@<strong>ultimagz</strong>-online.com<br />

iklan@<strong>ultimagz</strong>-online.com<br />

02 • EROSI KREDIBILITAS • MMXIII<br />

www.<strong>ultimagz</strong>-online.com<br />

75

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!