Abu Sekam Padi Sebagai Sumber Silika Pada Sintesis Zeolit ZSM-5 ...
Abu Sekam Padi Sebagai Sumber Silika Pada Sintesis Zeolit ZSM-5 ...
Abu Sekam Padi Sebagai Sumber Silika Pada Sintesis Zeolit ZSM-5 ...
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
(Hasliza, et all,2003) tetapi sintesis ini<br />
mengunakan templat kation (TPA + ). Walaupun<br />
efek templat kation (TPA + ) adalah bagus dalam<br />
sintesis zeolit <strong>ZSM</strong>-5, tetapi menimbulkan<br />
permasalahan seperti menghasilkan sifat racun,<br />
biaya produksi tinggi, terjadi kontaminasi limbah<br />
cair dengan templat organik, terjadi polusi udara<br />
dari hasil dekomposisi termal templat organik<br />
(Kim, et al., 2004).<br />
Untuk mengatasi masalah ini, telah<br />
berhasil dilakukan penelitian pembuatan zeolit<br />
<strong>ZSM</strong>-5 tanpa templat organik. (Cheng, et al.,<br />
2005; Kim, et al., 2006). Dalam penelitian ini,<br />
sekam padi dipanaskan pada suhu 600 o C<br />
menghasilkan abu sekam padi putih sebagai<br />
sumber silika dalam sintesis zeolit <strong>ZSM</strong>-5.<br />
<strong>Sintesis</strong> zeolit <strong>ZSM</strong>-5 dari abu sekam padi tanpa<br />
templat organik akan dilakukan dalam penelitian<br />
ini dengan metoda hidrotermal. <strong>Pada</strong>tan<br />
dikarakterisasi dengan difraksi sinar-X (XRD) dan<br />
SEM.<br />
PROSEDUR PENELITIAN<br />
<strong>Sintesis</strong> <strong>Zeolit</strong> <strong>ZSM</strong>–5<br />
Bahan yang digunakan dalam sintesis ini<br />
meliputi : NaOH ( ≥ 99 % Wt%, Merck), Al-<br />
2(SO4)3.18H2O (Merck) , akuades, silika dari abu<br />
sekam padi. <strong>Abu</strong> sekam padi disiapkan dari<br />
sekam padi yang dipanaskan dalam tanur listrik<br />
dengan dialiri udara pada suhu 600 o C dengan<br />
kecepatan pemanasan 150 o C/jam dan dibakar<br />
selama 4 jam. Dari campuran bahan-bahan<br />
tersebut di atas, akan diperoleh gel sintessis<br />
dengan komposisi molar : 10Na2O : 100SiO2 :<br />
xAl2O3 : 1800 H2O, nilai x = 1.3, 2, 4. Campuran<br />
dengan perbandingan molar tersebut di atas<br />
dimasukkan ke dalam gelas kimia dan diaduk<br />
dengan kecepatan tinggi selama 24 jam dan di<br />
tambahkan bibit silikalit sebanyak 1% berat SiO2.<br />
Kemudian dipindahkan ke dalam autoclave<br />
stainless steel dan kemudian diperlakukan secara<br />
hidrotermal pada suhu 195 o C selama 24 jam.<br />
Setelah perlakuan hidrotermal, produk diperoleh<br />
kembali melalui pencucian dengan akuades, dan<br />
kemudian dikeringkan pada suhu 110 oC selama<br />
24 jam (Cheng, et al., 2005; Kim, et al., 2006).<br />
Karakterisasi <strong>Pada</strong>tan<br />
Sifat-sifat, struktur dan komposisi dari<br />
padatan hasil sintesis ditentukan dengan difraksi<br />
sinar X (XRD) menggunakan JEOL JDX-3530 dan<br />
SEM menggunakan Philips XL 40. Difraksi sinar X<br />
(XRD) digunakan untuk memperoleh informasi<br />
tentang struktur, komposisi, dan tingkat<br />
kristalinitas material. Beberapa aplikasi adalah<br />
mengidentifikasi sampel didasarkan pada puncak<br />
kristalisasi, variabel suhu, pengukuran kisi kristal,<br />
dengan menggunakan λ = 0,15046, radiasi Cu Kα<br />
sebagai difraksi cahaya monokromatik. Pola<br />
difraksi dialurkan dalam rentang 2θ = 5 – 50º.<br />
34<br />
Andhi dan Prasetyoko - <strong>Abu</strong> <strong>Sekam</strong> <strong>Padi</strong> <strong>Sebagai</strong> <strong>Sumber</strong> <strong>Silika</strong> <strong>Pada</strong> <strong>Sintesis</strong> <strong>Zeolit</strong> <strong>ZSM</strong>-5<br />
Fungsi utama SEM adalah untuk mengetahui<br />
morfologi permukaan dari suatu sampel padat.<br />
HASIL DAN PEMBAHASAN<br />
<strong>Sintesis</strong> zeolit <strong>ZSM</strong>-5 dilakukan dengan<br />
menggunakan metode hidrotermal dengan suhu<br />
195°C selama 24 jam (Vempati, et al., 2006).<br />
Perbandingan mol yang digunakan adalah 10<br />
Na2O : 100 SiO2 : x Al2O3 : 1800 H2O dengan x<br />
divariasi seperti pada tabel 1<br />
Tabel 1 Komposisi mol Campuran <strong>Sintesis</strong><br />
SAMPEL SIO2 Al2O3 Na2O H2O<br />
Si-75 100 1,3 10 1800<br />
Si-50 100 2 10 1800<br />
Si-25 100 4 10 1800<br />
<strong>Pada</strong> gambar 1 menunjukkan pola difraksi<br />
sinar-X sampel secara umum, semua sampel<br />
menunjukkan adanya puncak spesifik dari <strong>ZSM</strong>-<br />
5, yaitu pada 2θ antara 22°-23° (Treacy, et al.,<br />
2001). Hanya sampel Si-50 dihasilkan fasa <strong>ZSM</strong>-5<br />
yang murni. Sementara itu sampel Si-25<br />
memberikan puncak dengan intensitas yang<br />
sangat rendah. Hai ini menunjukkan bahwa hanya<br />
sedikit kristal <strong>ZSM</strong>-5 yang terbentuk dan masih<br />
banyak silika yang tidak bereaksi.<br />
Intensitas a u<br />
Si-25<br />
Si-50<br />
Si-75<br />
* *<br />
*<br />
О<br />
Δ<br />
Δ<br />
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50<br />
Sudut 2 theta<br />
Gambar 1. Difraktogram Sampel Si-25, Si-50,Si-<br />
75. * = Analsim, Δ = kuarsa, О = kristobalit<br />
Selanjutnya pada sampel Si-25 terdapat<br />
fasa lain selain <strong>ZSM</strong>-5 yaitu fasa analsim. Analsim<br />
yang muncul pada 2θ = 18,26; 25,66; 30,29; dan<br />
48,11 dapat terbentuk dalam sintesis dengan<br />
kandungan SiO2/Al2O3 yang rendah (Barrer,<br />
1982). Analsim dalam sintesis <strong>ZSM</strong>-5 merupakan<br />
fasa metastabil dimana jika waktu sintesis di<br />
perpanjang maka fasa analsim akan berubah<br />
menjadi fasa <strong>ZSM</strong>-5 (Weitkamp dan Puppe.1999).<br />
<strong>Pada</strong> sampel Si-75 fasa kuarsa mendominasi hal<br />
ini di tunjukkan dengan tingginya puncak kuarsa<br />
yaitu pada 2Ө = 26, sedangkan intensitas <strong>ZSM</strong>-5<br />
© Kimia ITS – HKI Jatim