01.05.2013 Views

Abu Sekam Padi Sebagai Sumber Silika Pada Sintesis Zeolit ZSM-5 ...

Abu Sekam Padi Sebagai Sumber Silika Pada Sintesis Zeolit ZSM-5 ...

Abu Sekam Padi Sebagai Sumber Silika Pada Sintesis Zeolit ZSM-5 ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Akta Kimindo Vol. 3 No. 1 Oktober 2007: 33-36<br />

© Kimia ITS – HKI Jatim<br />

Akta Kimindo Vol. 3 No. 1 Oktober 2007 : 33 - 36<br />

AKTA KIMIA<br />

INDONESIA<br />

<strong>Abu</strong> <strong>Sekam</strong> <strong>Padi</strong> <strong>Sebagai</strong> <strong>Sumber</strong> <strong>Silika</strong> <strong>Pada</strong> <strong>Sintesis</strong> <strong>Zeolit</strong> <strong>ZSM</strong>-5<br />

Tanpa Menggunakan Templat Organik ‡<br />

Andhi Laksono Putro 1 dan Didik Prasetyoko 1,*<br />

1Laboratorium Kimia Anorganik<br />

Jurusan Kimia, Institut Teknologi Sepuluh Nopember,<br />

Kampus ITS Keputih, Surabaya 60111<br />

ABSTRAK<br />

Pengaruh perbandingan SiO2/Al2O3 dalam sintesis zeolit <strong>ZSM</strong>-5 dari abu sekam padi tanpa<br />

menggunakan templat organik telah dilakukan. <strong>Sintesis</strong> zeolit dilakukan dengan menggunakan metode<br />

hidrotermal pada suhu 195°C selama 24 jam. <strong>Sintesis</strong> zeolit <strong>ZSM</strong>-5 menggunakan perbandingan mol 10<br />

Na2O : 100 SiO2 : x Al2O3 : 1800 H2O, dengan nilai x divariasi yaitu 1,3; 2, dan 4. <strong>Pada</strong>tan dikarakterisasi<br />

dengan menggunakan metode XRD dan SEM. Hasil analisis menunjukkan bahwa pada perbandingan<br />

SiO2/Al2O3 rendah (25) cenderung membentuk zeolit analsim, sedangkan untuk perbandingan SiO2/Al2O3<br />

tinggi (75) cenderung membentuk kuarsa. <strong>Zeolit</strong> <strong>ZSM</strong>-5 telah berhasil disintesis pada perbandingan<br />

SiO2/Al2O3 = 50. Pengamatan morfologi mengunakan SEM menunjukkan keseragaman bentuk yang sama,<br />

dengan perkiraan ukuran partikel 0.2 – 1.5 μm.<br />

Kata kunci : - <strong>Abu</strong> sekam padi, <strong>ZSM</strong>-5, bebas templat organik, rasio SiO2/Al2O3<br />

ABSTRACT<br />

Effect of SiO2/Al2O3 ratio on synthesis of <strong>ZSM</strong>-5 from rice husk ash without organic template was<br />

carried out. <strong>Zeolit</strong>e synthesis was conducted using hydrothermal method at temperature 195 oC for 24<br />

hours. Mole ratio of 10 Na2O : 100 SiO2 : x Al2O3 : 1800 H2O with x value varied at 1,3,2 and 4 were used.<br />

Solid samples were characterised using XRD and SEM. Results showed that at low ratio of SiO2/Al2O3 (25),<br />

zeolite analsim was produced, while at high ratio of SiO2/Al2O3 (75), quartz was yielded. <strong>ZSM</strong>-5 zeolite was<br />

synthesised at SiO2/Al2O3 ratio of 50. SEM images showed that morphology of zeolite particles were<br />

homogen with particle size 0.2-1.5 μm.<br />

Keywords : -rice husk ash, <strong>ZSM</strong>-5, non organic template, SiO2/Al2O3 ratio -<br />

PENDAHULUAN<br />

<strong>Padi</strong> merupakan produk utama pertanian<br />

di negara-negara agraris, termasuk Indonesia.<br />

Beras yang merupakan hasil penggilingan padi<br />

menjadi makanan pokok penduduk Indonesia.<br />

<strong>Sekam</strong> padi merupakan produk samping yang<br />

melimpah dari hasil penggilingan padi, dan<br />

selama ini hanya digunakan sebagai bahan bakar<br />

untuk pembakaran batu merah, pembakaran<br />

untuk memasak atau dibuang begitu saja.<br />

Penanganan sekam padi yang kurang tepat akan<br />

menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan.<br />

‡ Makalah ini disajikan pada Seminar Nasional Kimia IX,<br />

di Surabaya 24 Juli 2007<br />

* Corresponding author, Cellphone : 085646162520<br />

Dari hasil penelitian sebelumnya telah<br />

dilaporkan bahwa sekitar 20 % dari berat padi<br />

adalah sekam padi, dan bervariasi dari 13 sampai<br />

29 % dari komposisi sekam adalah abu sekam<br />

yang selalu dihasilkan setiap kali sekam dibakar<br />

(Hara, 1996; Krishnarao, et al., 2000). Nilai<br />

paling umum kandungan silika (SiO2) dalam abu<br />

sekam padi adalah 94 – 96 % dan apabila<br />

nilainya mendekati atau dibawah 90 %<br />

kemungkinan disebabkan oleh sampel sekam<br />

yang telah terkontaminasi oleh zat lain yang<br />

kandungan silikanya rendah (Houston, 1972;<br />

Prasad, et al., 2000). <strong>Abu</strong> sekam padi apabila<br />

dibakar secara terkontrol pada suhu tinggi (500 –<br />

600 oC) akan menghasilkan abu silika yang dapat<br />

dimanfaatkan untuk berbagai proses kimia.<br />

<strong>Sintesis</strong> zeolit <strong>ZSM</strong>-5 dengan menggunakan abu<br />

sekam sebagai sumber silika telah dilakukan<br />

33


(Hasliza, et all,2003) tetapi sintesis ini<br />

mengunakan templat kation (TPA + ). Walaupun<br />

efek templat kation (TPA + ) adalah bagus dalam<br />

sintesis zeolit <strong>ZSM</strong>-5, tetapi menimbulkan<br />

permasalahan seperti menghasilkan sifat racun,<br />

biaya produksi tinggi, terjadi kontaminasi limbah<br />

cair dengan templat organik, terjadi polusi udara<br />

dari hasil dekomposisi termal templat organik<br />

(Kim, et al., 2004).<br />

Untuk mengatasi masalah ini, telah<br />

berhasil dilakukan penelitian pembuatan zeolit<br />

<strong>ZSM</strong>-5 tanpa templat organik. (Cheng, et al.,<br />

2005; Kim, et al., 2006). Dalam penelitian ini,<br />

sekam padi dipanaskan pada suhu 600 o C<br />

menghasilkan abu sekam padi putih sebagai<br />

sumber silika dalam sintesis zeolit <strong>ZSM</strong>-5.<br />

<strong>Sintesis</strong> zeolit <strong>ZSM</strong>-5 dari abu sekam padi tanpa<br />

templat organik akan dilakukan dalam penelitian<br />

ini dengan metoda hidrotermal. <strong>Pada</strong>tan<br />

dikarakterisasi dengan difraksi sinar-X (XRD) dan<br />

SEM.<br />

PROSEDUR PENELITIAN<br />

<strong>Sintesis</strong> <strong>Zeolit</strong> <strong>ZSM</strong>–5<br />

Bahan yang digunakan dalam sintesis ini<br />

meliputi : NaOH ( ≥ 99 % Wt%, Merck), Al-<br />

2(SO4)3.18H2O (Merck) , akuades, silika dari abu<br />

sekam padi. <strong>Abu</strong> sekam padi disiapkan dari<br />

sekam padi yang dipanaskan dalam tanur listrik<br />

dengan dialiri udara pada suhu 600 o C dengan<br />

kecepatan pemanasan 150 o C/jam dan dibakar<br />

selama 4 jam. Dari campuran bahan-bahan<br />

tersebut di atas, akan diperoleh gel sintessis<br />

dengan komposisi molar : 10Na2O : 100SiO2 :<br />

xAl2O3 : 1800 H2O, nilai x = 1.3, 2, 4. Campuran<br />

dengan perbandingan molar tersebut di atas<br />

dimasukkan ke dalam gelas kimia dan diaduk<br />

dengan kecepatan tinggi selama 24 jam dan di<br />

tambahkan bibit silikalit sebanyak 1% berat SiO2.<br />

Kemudian dipindahkan ke dalam autoclave<br />

stainless steel dan kemudian diperlakukan secara<br />

hidrotermal pada suhu 195 o C selama 24 jam.<br />

Setelah perlakuan hidrotermal, produk diperoleh<br />

kembali melalui pencucian dengan akuades, dan<br />

kemudian dikeringkan pada suhu 110 oC selama<br />

24 jam (Cheng, et al., 2005; Kim, et al., 2006).<br />

Karakterisasi <strong>Pada</strong>tan<br />

Sifat-sifat, struktur dan komposisi dari<br />

padatan hasil sintesis ditentukan dengan difraksi<br />

sinar X (XRD) menggunakan JEOL JDX-3530 dan<br />

SEM menggunakan Philips XL 40. Difraksi sinar X<br />

(XRD) digunakan untuk memperoleh informasi<br />

tentang struktur, komposisi, dan tingkat<br />

kristalinitas material. Beberapa aplikasi adalah<br />

mengidentifikasi sampel didasarkan pada puncak<br />

kristalisasi, variabel suhu, pengukuran kisi kristal,<br />

dengan menggunakan λ = 0,15046, radiasi Cu Kα<br />

sebagai difraksi cahaya monokromatik. Pola<br />

difraksi dialurkan dalam rentang 2θ = 5 – 50º.<br />

34<br />

Andhi dan Prasetyoko - <strong>Abu</strong> <strong>Sekam</strong> <strong>Padi</strong> <strong>Sebagai</strong> <strong>Sumber</strong> <strong>Silika</strong> <strong>Pada</strong> <strong>Sintesis</strong> <strong>Zeolit</strong> <strong>ZSM</strong>-5<br />

Fungsi utama SEM adalah untuk mengetahui<br />

morfologi permukaan dari suatu sampel padat.<br />

HASIL DAN PEMBAHASAN<br />

<strong>Sintesis</strong> zeolit <strong>ZSM</strong>-5 dilakukan dengan<br />

menggunakan metode hidrotermal dengan suhu<br />

195°C selama 24 jam (Vempati, et al., 2006).<br />

Perbandingan mol yang digunakan adalah 10<br />

Na2O : 100 SiO2 : x Al2O3 : 1800 H2O dengan x<br />

divariasi seperti pada tabel 1<br />

Tabel 1 Komposisi mol Campuran <strong>Sintesis</strong><br />

SAMPEL SIO2 Al2O3 Na2O H2O<br />

Si-75 100 1,3 10 1800<br />

Si-50 100 2 10 1800<br />

Si-25 100 4 10 1800<br />

<strong>Pada</strong> gambar 1 menunjukkan pola difraksi<br />

sinar-X sampel secara umum, semua sampel<br />

menunjukkan adanya puncak spesifik dari <strong>ZSM</strong>-<br />

5, yaitu pada 2θ antara 22°-23° (Treacy, et al.,<br />

2001). Hanya sampel Si-50 dihasilkan fasa <strong>ZSM</strong>-5<br />

yang murni. Sementara itu sampel Si-25<br />

memberikan puncak dengan intensitas yang<br />

sangat rendah. Hai ini menunjukkan bahwa hanya<br />

sedikit kristal <strong>ZSM</strong>-5 yang terbentuk dan masih<br />

banyak silika yang tidak bereaksi.<br />

Intensitas a u<br />

Si-25<br />

Si-50<br />

Si-75<br />

* *<br />

*<br />

О<br />

Δ<br />

Δ<br />

5 10 15 20 25 30 35 40 45 50<br />

Sudut 2 theta<br />

Gambar 1. Difraktogram Sampel Si-25, Si-50,Si-<br />

75. * = Analsim, Δ = kuarsa, О = kristobalit<br />

Selanjutnya pada sampel Si-25 terdapat<br />

fasa lain selain <strong>ZSM</strong>-5 yaitu fasa analsim. Analsim<br />

yang muncul pada 2θ = 18,26; 25,66; 30,29; dan<br />

48,11 dapat terbentuk dalam sintesis dengan<br />

kandungan SiO2/Al2O3 yang rendah (Barrer,<br />

1982). Analsim dalam sintesis <strong>ZSM</strong>-5 merupakan<br />

fasa metastabil dimana jika waktu sintesis di<br />

perpanjang maka fasa analsim akan berubah<br />

menjadi fasa <strong>ZSM</strong>-5 (Weitkamp dan Puppe.1999).<br />

<strong>Pada</strong> sampel Si-75 fasa kuarsa mendominasi hal<br />

ini di tunjukkan dengan tingginya puncak kuarsa<br />

yaitu pada 2Ө = 26, sedangkan intensitas <strong>ZSM</strong>-5<br />

© Kimia ITS – HKI Jatim


Akta Kimindo Vol. 3 No. 1 Oktober 2007: 33-36<br />

dan kristobalit berada dibawah kuarsa.<br />

Terbentuknya kuarsa dimungkinkan karena<br />

tingginya perbandingan komposisi SiO2/Al2O3<br />

(Kalipcilar dan Culfaz., 2000). Selain kuarsa pada<br />

sampel ini juga di dapat kan fasa kristobalit.<br />

Tabel 2. Data Hasil <strong>Sintesis</strong><br />

No Sampel Fasa yang<br />

1 Si-25<br />

terbentuk<br />

<strong>ZSM</strong>-5,<br />

2 Si-50 Amorfus,<br />

3 Si-75 Analsim #<br />

<strong>ZSM</strong>-5<br />

<strong>ZSM</strong>-5,<br />

Kristobalit,<br />

Kuarsa #<br />

© Kimia ITS – HKI Jatim<br />

Kristalinitas *<br />

17.08<br />

50.19<br />

31.57<br />

#) : puncak tertinggi<br />

*) : Kristalinitas dihitung berdasar perbandingan<br />

puncak 2θ = 22,89° antara sample hasil sintesis<br />

dengan Standar (<strong>ZSM</strong>-5 dari Zeolyst kode CBV<br />

2314 dengan Si/Al = 23)<br />

Karakterisasi SEM pada padatan <strong>ZSM</strong>-5<br />

hasil sintesis bertujuan untuk mengetahui<br />

morfologi permukaan dan keseragaman ukuran<br />

partikel dari suatu sampel (Stuart, 2005). Gambar<br />

2(b) menunjukkan morfologi dari abu sekam,<br />

dimana mempunyai penampakan yang<br />

menyerupai lembaran dan kasar dengan ukuran<br />

yang tidak seragam (YalcË dan Sevinc, 2000).<br />

<strong>Pada</strong> gambar 2(a) menunjukkan keseragaman<br />

bentuk dari kristal <strong>ZSM</strong>-5, dari gambar kristal<br />

<strong>ZSM</strong>-5 yang didapat dari sintesis berbentuk balok<br />

dengan perkiraan panjang antara 0.2-1.5<br />

μm. Perbedaan ini juga menunjukkan hampir<br />

semua abu sekam telah bereaksi menjadi <strong>ZSM</strong>-5.<br />

(a)<br />

Gambar 2 (a) Morfologi <strong>Abu</strong> sekam <strong>Padi</strong><br />

(YalcËc,2000),(b) Morfologi Sampel Si-50<br />

(b)<br />

Gambar 2 lanjutan<br />

KESIMPULAN<br />

<strong>Pada</strong> sintesis <strong>ZSM</strong>-5 menggunakan bibit<br />

perbandingan mol yang digunakan adalah : 10<br />

Na2O : 100 SiO2 : x Al2O3 : 1800 H2O dengan x<br />

divariasi 1.3, 2 dan 4. Dari difraktogram sinar-X<br />

didapatkan fasa <strong>ZSM</strong>-5. <strong>ZSM</strong>-5 terbentuk secara<br />

maksimal pada perbandingan SiO2/Al2O3 = 50,<br />

sedangkan untuk perbandingan SiO2/Al2O3 = 75<br />

didapatkan fasa selain <strong>ZSM</strong>-5 yaitu kuarsa dan<br />

kristobalit. Untuk perbandingan SiO2/Al2O3 = 25<br />

didapatkan fasa analsim dan fasa amorfus.<br />

Pengamatan morfologi menggunakan SEM kristal<br />

<strong>ZSM</strong>-5 hasil sintesis mempunyai keseragaman<br />

bentuk yaitu berbentuk balok dengan perkiraan<br />

panjang 0.2 - 1.5 μm<br />

UCAPAN TERIMA KASIH.<br />

Penulis mengucapkan terina kasih kepada<br />

Program Student Grand Batch VI TPSDP yang<br />

telah mendanai penelitian ini.<br />

DAFTAR PUSTAKA.<br />

Barrer, R. M., (1982), Hydrotermal Chemistry of<br />

<strong>Zeolit</strong>es, Academic Press, London.<br />

Cheng, Y. Lian-Jun Wang, Jiang-Sheng Li, Yu-<br />

Chuan Yang, Xiu-Yun Sun , (2005),<br />

“Preparation and Characterization of<br />

nanosized <strong>ZSM</strong>-5 zeolites in the absence<br />

of organic template”, Materials Letters,<br />

59, 3427 – 3430.<br />

Gates, B. C., (1992) , Catalytic Chemistry, John<br />

Willey & Sons, Inc. New York.<br />

Hamdan H., et al, (1997), Si MAS NMR, XRD and<br />

FESEM studies of rice husk silica of the<br />

synthesis of zeolites, Elsevier, 211, 126 –<br />

131.<br />

Hara, (1986), Utilization of Agrowaste for Building<br />

Material, International Research and<br />

Development Cooperation Division, AIST,<br />

MITI, Japan<br />

35


Houston, D.F., (1972), Rice Chemistry and<br />

Technology, American Association of Cereal<br />

Chemist, Inc. Minnesota.<br />

Kim, S.D., Si Hyun Noh, Jun Woo Park, Wha Jung<br />

Kim, (2006), Organic-free synthesis of <strong>ZSM</strong>-5<br />

with narrow crystal size distribution using<br />

two-step temperature process, Microporous<br />

Mesoporous Matter, 181 – 188.<br />

Krishnarao R. V., Subrahmanyam J., Kumar, T. J.,<br />

(2000), “Studies on the formation of black in<br />

rice husk silica ash”, J. Ceramic Society, 21 ,<br />

99 – 104.<br />

Kalipcilar H., dan Culfas A., (2001), Influence of<br />

Nature of Silica Sourse on Tempelate- free<br />

Synthesis of <strong>ZSM</strong>-5, Cryst. Res . Technol., 36,<br />

1197-1207.<br />

Prasad C.S., Maiti K,N., Venugopal R., (2001),<br />

“Effect of rice husk ash in whiteware<br />

compositions”, Ceramic International, 27,<br />

629-635.<br />

Prasetyoko, D., (2001), Pengoptimuman <strong>Sintesis</strong><br />

<strong>Zeolit</strong> Beta dari pada <strong>Silika</strong> abu sekam padi<br />

Pencirian dan Tindak Balas Pemangkinan<br />

Friedel Crafts, Universiti Teknologi Malaysia (<br />

TESIS ).<br />

36<br />

Andhi dan Prasetyoko - <strong>Abu</strong> <strong>Sekam</strong> <strong>Padi</strong> <strong>Sebagai</strong> <strong>Sumber</strong> <strong>Silika</strong> <strong>Pada</strong> <strong>Sintesis</strong> <strong>Zeolit</strong> <strong>ZSM</strong>-5<br />

Hazlisa ,B. Ramli Z.,, (2003), “Synthesis of <strong>ZSM</strong>-5<br />

type <strong>Zeolit</strong>e using Crystalline silica of rice<br />

husk ash”, Malay, J. Chem. 5, 48 – 55.<br />

Smart L., dan Moore E., (1993), Solid State<br />

Chemistry, Chapman & Hall, New York.<br />

Treacy, M.M.J. dan Higgin, J.B., (2001), Collection<br />

of Simulated XRD Powder Patterns for<br />

<strong>Zeolit</strong>es, Amsterdam, Elsevier.<br />

Vempati R. K., Borade R., Hegde R. S., Komarneni<br />

S., (2006), “Template free <strong>ZSM</strong>-5 from<br />

siliceous rice hull ash with varying C<br />

contents”, Microporous and Mesoporous<br />

Materials, 134-140.<br />

Weitkamp, J., dan Puppe, L., (1999), Catalylis and<br />

<strong>Zeolit</strong>es Fundamental and Application,<br />

Berlin, Germany.<br />

Yalçin, N., Sevinç, V., (2001) , “Studies on silica<br />

obtained from rice husk”,<br />

CeramicInternational ,27, 219 – 224.<br />

© Kimia ITS – HKI Jatim

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!