03.05.2013 Views

Chapter II.pdf - USU Institutional Repository - Universitas Sumatera ...

Chapter II.pdf - USU Institutional Repository - Universitas Sumatera ...

Chapter II.pdf - USU Institutional Repository - Universitas Sumatera ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

terkandung dalam bahan baku nonwood lebih tinggi daripada kayu daun<br />

dan kayu jarum. Zat ekstraktif terdiri dari senyawa yang mudah menguap<br />

seperti terpentin, resin, asam lemak, fenol, karbohidrat dengan BM rendah<br />

dan juga pektin. Zat ekstraktif yang larut dalam air meliputi gula, pektin,<br />

garam-garam organik dan zat warna. Sedangkan ekstraktif yang larut<br />

dalam pelarut organik yaitu tannin , asam lemak, resin, dan terpen. Pelarut<br />

organik yang biasa digunakan yaitu; petroleum eter, metanol, alkohol<br />

benzen, dan etanol benzen.<br />

Ekstraktif dapat mengkonsumsi bahan kimia banyak juga dapat<br />

menghambat proses penetrasi larutan kemasan. Pada pembuatan kertas<br />

akan timbul masalah yang biasa disebut pitch trouble, hal ini disebabkan<br />

karena pitch yang dilepaskan pada waktu proses penggilingan akan<br />

cenderung terkumpul sebagai partikel suspensi koloidal sehingga akan<br />

menyumbat kawat kasa pada mesin kertas atau terkumpul pada felt serta<br />

melekat pada mesin sebagai gumpalan selap. Dengan adanya hal ini, akan<br />

menyebabkan kertas berlubang transparan (bernoda) dan kotor.Kayu<br />

biasanya mengandung berbagai zat-zat dalam jumlah yang tidak banyak<br />

yang disebut dengan istilah “extractive”. Zat-zat ini dapat diambil /<br />

dipisahkan dari kayu apakah dengan memakai pelarut air maupun pelarut<br />

organik seperti eter atau alkohol.<br />

<strong>Universitas</strong> <strong>Sumatera</strong> Utara

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!