04.05.2013 Views

pdf (297K) - Batan

pdf (297K) - Batan

pdf (297K) - Batan

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Vol.12 No. 4 November 2008<br />

PEMILIHAN MOTOR SERVO PADA PROSES RETROFIT MESIN FRAIS<br />

Oleh<br />

Abdul Hafid<br />

Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir - BATAN<br />

Sigma Epsilon ISSN 0853-9103<br />

ABSTRAK<br />

PEMILIHAN MOTOR SERVO PADA PROSES RETROFIT MESIN. Perhitungan untuk<br />

menentukan pilihan tentang ukuran motor servo dilakukan agar taksiran tidak terlalu rendah. Perhitungan dapat<br />

dilakukan sebelum dan setelah menetapkan pilihan ukuran dan model motor servo yang digunakan untuk proses<br />

retrofit mesin frais. Penentuan jenis mesin frais diperlukan untuk memperoleh data-data awal perhitungan. Pola<br />

operasi ditentukan berdasarkan prinsip kerja mesin yang diprediksikan sesuai dengan arah gerak yang<br />

diharapkan. Pada makalah ini ditentukan pola operasi motor servo bentuk trapesium. Tiga hasil utama yang<br />

harus diperoleh dalam perhitungan sebelum membuat pilihan sementara motor servo, yaitu momen inersia<br />

sistem, torsi yang diperlukan dan kecepatan putaran. Pilihan sementara diperoleh berdasarkan katalog motor<br />

servo. Perhitungan pemeriksaan dilakukan untuk membuat pilihan tetap motor servo. Berdasarkan hasil<br />

perhitungan untuk kecepatan putaran 1800 rpm, momen inersia 6,57 x 10 -4 kg-m 2 dan torsi 0,1561 kg-m maka<br />

motor servo yang sesuai adalah motor servo AC model APM – SE16D. Berdasarkan katalog, motor servo<br />

model APM – SE16D memiliki kecepatan putaran 2000 rpm, momen inersia rata-rata 17,339 kg-m 2 dan torsi<br />

rata - rata 0,779 kg-m. Dari hasil perhitungan, diperoleh bahwa motor servo APM – SE16D dapat digunakan<br />

untuk menggerakkan mesin frais arah horizontal (sumbu-x).<br />

Kata kunci: pemilihan, motor servo<br />

ABSTRACT<br />

SELECTION OF SERVO MOTOR IN MILLING MACHINE RETROFIT PROCESS. Calculation to<br />

assist selection servo motor size is carried out to avoid underestimation. Calculation can be done before and<br />

after choosing the size and model of servo motor for milling machine retrofit process. Choosing the milling<br />

machine type is necessary to obtain initial data for calculation. Operational pattern is determined based on the<br />

machine’s work principle predicted in the movement direction of interest. A trapezoidal servo motor<br />

operational pattern is chosen for this paper. Before making the preliminary choice of servo motor, three main<br />

results need to be calculated: the system’s momentum of inertia, the required torque and rotational speed.<br />

Preliminary choice is made based on servo motor catalog. Calculation is then done to make the final choice of<br />

servo motor. Based on the calculation results for rotational speed of 1800 rpm, momentum of inertia of 6.57 x<br />

10 -4 kg-m 2 and torque 0.1561 kg-m, then the suitable servo motor is APM-SE16D model AC servo motor. Based<br />

on the catalog, the APM-SE16D model AC servo motor has the rotational speed of 2000 rpm, average<br />

momentum of inertia of 17.339 kg-m 2 and average torque of 0.779 kg-m. The calculation result shows that APM-<br />

SE16D servo motor can be used to move the milling machine in a horizontal direction (x-axis).<br />

Keywords: selection, servo motor<br />

PENDAHULUAN<br />

Pada sistem manufaktur otomasi secara<br />

umum melibatkan perkakas yang melakukan gerak<br />

yang kompleks dan canggih. Untuk melayani<br />

perkakas tersebut digunakan beragam komponen<br />

seperti komponen mekanik, elektrik, sistem kontrol<br />

dan lain sebagainya. Bahkan seringkali dilakukan<br />

penggabungan antar komponen pada suatu sistem<br />

yang digunakan, misalnya motor servo. Motor<br />

servo merupakan komponen sistem yang<br />

didalamnya terdapat gabungan komponen mekanik,<br />

elektrik dan kontroler.<br />

Untuk meningkatkan kemampuan kerja<br />

mesin frais di bengkel PTRKN maka dilakukan<br />

inovasi. Mesin frais tersebut merupakan mesin frais<br />

konvensional yang universal, terpasang sejak 1988.<br />

Dalam usianya yang cukup tua, mesin frais dengan<br />

kapasitas potong hingga 1500 x 600 mm masih<br />

sangat terawat dan memenuhi syarat untuk<br />

diretrofit. Rencana inovasi dititik beratkan pada<br />

perubahan penggerak dari manual menjadi kontrol<br />

numerik. Hasil inovasi dengan retrofit diharapkan<br />

dapat membuat proses kerja lebih cepat dengan<br />

hasil yang lebih akurat dan presisi serta memiliki<br />

faktor keselamatan kerja yang tinggi.<br />

Retrofit mesin frais dikenal sebagai suatu<br />

pemikiran evolusioner dalam bidang permesinan.<br />

Dalam sejarahnya, otomatisasi dimulai sejak<br />

tahun1980 dengan menjadikan mesin frais dapat<br />

bergerak secara otomatis untuk 3 sumbu gerak<br />

hingga 1984 mulai dikenal adanya mesin frais<br />

berbasis PC dengan sistem CAM (Computer Aided<br />

99


Machine) [1] . Perkembangan dalam bidang<br />

komputerisasi pada mesin perkakas terus berlanjut<br />

hingga tahun 1988 mulai diperkenalkan<br />

penggunaan mesin CNC (Computerized Numerical<br />

Control). Perkembangan paling frontal terjadi pada<br />

tahun 2005 dengan adanya suatu metoda untuk<br />

meningkatkan kemampuan kerja mesin frais<br />

konvensional menjadi mesin frais kontrol numerik<br />

dengan cara retrofit, yaitu dengan mengganti lead<br />

screw dengan ball screw dan penambahan sistem<br />

servo.<br />

Pada mesin frais konvensional yang<br />

universal ada tiga gerakkan utama yang dapat<br />

diinovasi ke dalam bentuk kontrol numerik, yaitu<br />

gerak meja kerja arah ke samping kanan dan kiri,<br />

arah maju dan mundur, kemudian gerak spindel ke<br />

atas dan ke bawah. Proses inovasi tersebut dapat<br />

dilakukan dengan menggunakan motor servo<br />

sebagai penggerak sistem yang canggih. Pada<br />

makalah ini perlu dilakukan perhitungan-<br />

perhitungan guna memperoleh detail torsi yang<br />

diperlukan untuk mengoperasikan motor servo.<br />

Selain itu dengan melakukan perhitungan untuk<br />

memperoleh nilai pendekatan yang pasti tentang<br />

ukuran aplikasi motor servo secara mekanik<br />

seberapa besar kecepatan dan percepatan yang<br />

minimal dan maksimal. Penetapan pilihan motor<br />

servo yang sesuai hasil perhitungan akan<br />

menghasilkan pilihan yang tepat dan hemat.<br />

TEORI<br />

Motor servo, amplifier dan kontroler adalah<br />

komponen yang banyak dipakai secara luas dalam<br />

rancang bangun otomasi [2] . Komponen-komponen<br />

tersebut dapat menggerakkan mesin perkakas<br />

otomatis dengan gerakan yang komplek dan<br />

canggih. Sebagai komponen yang berperan<br />

menggerakkan maka kemampuan motor servo perlu<br />

direncanakan dan diperhitungkan dengan seksama<br />

sedemikian rupa sehingga diperoleh sistem<br />

penggerak yang tepat.<br />

Pada retrofit mesin frais, motor servo<br />

digunakan untuk menggantikan kerja tangan pada<br />

handle mesin konvensional sebagaimana<br />

ditunjukkan pada Gambar 1a dan Gambar 1b.<br />

Untuk memilih ukuran motor servo, mulamula<br />

ditentukan pola operasi yang akan digunakan.<br />

Ada beberapa jenis pola operasi motor servo yang<br />

dapat dipilih, seperti pola segi tiga, pola trapesium,<br />

atau pola lainnya. Dalam makalah ini, perhitungan<br />

yang digunakan adalah dengan pola trapesium.<br />

Dengan mengambil notasi V sebagai kecepatan,<br />

Vmax sebagai kecepatan maksimum dan t sebagai<br />

waktu kemudian, ta waktu percepatan, td waktu<br />

perlambatan, tc waktu konstan dan t0 waktu dwell<br />

100<br />

Sigma Epsilon ISSN 0853-9103<br />

maka bentuk pola gerak digambarkan sebagaimana<br />

ditunjukkan pada Gambar 2.<br />

Gambar 1. Perubahan dari mesin frais konvensional<br />

menjadi mesin frais kontrol numerik<br />

Gambar 2. Pola operasi trapesium<br />

Kecepatan maksimum tercapai sepanjang<br />

jarak X0 dalam kurun waktu ta atau atau (X0/ta).<br />

Selanjutnya, pada waktu tc motor akan bergerak<br />

konstan hingga jarak yang ditentukan kemudian<br />

mengalami perlambatan yang sangat cepat dalam<br />

Vol.12 No. 4 November 2008


waktu td dan berhenti atau diam selama waktu t0 [3] .<br />

Percepatan maksimum dihitung dengan rumus :<br />

V<br />

max<br />

a = (1)<br />

a<br />

ta<br />

dimana<br />

aa = percepatan maksimum<br />

Vmax = kecepatan maksimum dan<br />

= waktu percepatan<br />

ta<br />

perlambatan maksimum dihitung dengan rumus:<br />

V<br />

max<br />

a = (2)<br />

d<br />

td<br />

dimana<br />

ad = perlambatan maksimum<br />

td = waktu perlambatan<br />

Perhitungan inersia beban sebagai konversi gerak<br />

poros motor dilakukan dengan cara melakukan<br />

perhitungan inersia beban. Selain itu inersia<br />

maksimum ballscrew juga ditambahkan yang dapat<br />

diperoleh dari katalog ballscrew yang digunakan.<br />

Untuk menghitung besar inersia Jw beban<br />

digunakan rumus:<br />

dan<br />

P<br />

2π<br />

2 −6<br />

J = M(<br />

) x10<br />

+<br />

w<br />

J<br />

M<br />

Vol.12 No. 4 November 2008<br />

J<br />

B<br />

kg.<br />

m<br />

2<br />

(3)<br />

2<br />

= B<br />

B<br />

−6<br />

x 10<br />

2<br />

kg.<br />

m (4)<br />

8<br />

D<br />

dimana<br />

Jw = inersia kerja<br />

M = massa meja ditambah dengan massa<br />

benda kerja<br />

P = jarak bagi poros ballscrew yang digunakan<br />

Jb = inersia dari poros ballscrew<br />

MB = massa ballscrew<br />

D = diameter poros<br />

Perhitungan torsi beban dilakukan dengan<br />

menambahkan faktor gesek yang terjadi. Dalam hal<br />

ini, koefisien gesek dimasukkan dalam perhitungan.<br />

Untuk perhitungan torsi beban dengan faktor gesek<br />

digunakan rumus:<br />

T<br />

w<br />

=<br />

dimana<br />

P<br />

2π<br />

−3<br />

μ M g 10<br />

(5)<br />

Tw = torsi beban<br />

g = percepatan gravitasi bumi<br />

Sigma Epsilon ISSN 0853-9103<br />

Perhitungan kecepatan putar untuk menghitung<br />

besar kecepatan putar optimal dari motor servo<br />

yang akan dipilih. Berdasarkan katalog diperoleh<br />

bahwa pada motor servo disediakan kecepatan<br />

putaran dengan rentang 2000 – 3000 rpm [3] . Untuk<br />

perhitungan kecepatan putar digunakan rumus :<br />

60V<br />

N = (6)<br />

PG<br />

dimana<br />

N = kecepatan putar<br />

V = kecepatan maksimum<br />

P = jarak bagi<br />

G = posisi ketepatan gerak motor servo<br />

Langkah selanjutnya adalah menetapkan pilihan<br />

sementara ukuran motor servo yang akan<br />

digunakan sesuai dengan hasil perhitungan yang<br />

telah dilakukan. Setelah pilihan ditetapkan,<br />

dilakukan pemeriksaan terhadap motor servo yang<br />

dipilih. Ada dua syarat yang harus dipenuhi, yaitu<br />

inersia motor servo yang dipilih harus lebih dari<br />

sepertigapuluh inersia beban [4] . Untuk syarat<br />

pertama digunakan rumus:<br />

0, 3 J M ≥ Jw<br />

(7)<br />

Dan torsi rata-rata motor servo yang dipilih harus<br />

lebih dari 80 persen torsi beban aplikasi nilai<br />

konversi poros motor [4] . Untuk syarat kedua<br />

digunakan rumus:<br />

0 , 8 T > T<br />

(8)<br />

M<br />

W<br />

Perhitungan pemeriksaan meliputi inersia beban<br />

lebih kecil dari inersia rotor motor, torsi efektif<br />

lebih kecil dari torsi rata-rata motor servo dan laju<br />

putaran yang diperlukan lebih kecil dari laju<br />

putaran rata-rata motor servo. Untuk memperoleh<br />

besar torsi efektif maka harus dilakukan<br />

perhitungan torsi percepatan maupun perlambatan.<br />

Berdasarkan Gambar 2, waktu percepatan dapat<br />

direncanakan sama dengan waktu perlambatan.<br />

Dengan demikian torsi aplikasi dapat dihitung<br />

dengan rumus:<br />

2π<br />

N JW<br />

T = ( J + )<br />

(9)<br />

a<br />

M<br />

60t<br />

η<br />

a<br />

dimana<br />

Ta = torsi percepatan atau perlambatan<br />

101


N = putaran rata-rata motor hasil perhitungan<br />

Jm = momen inersia motor servo yang dipilih<br />

berdasarkan katalog<br />

Jw = momen inersia beban<br />

Torsi efektif rata-rata (TRMS) merupakan torsi<br />

efektif motor servo. Torsi ini merupakan<br />

perhitungan dari torsi pada kondisi dipercepat,<br />

konstan dan diperlambat. Untuk kondisi dipercepat<br />

dinyatakan sebagai torsi kondisi dipercepat (T1) :<br />

102<br />

T1 = Ta + TW (10)<br />

kemudian torsi kondisi konstan (T2) :<br />

T2 = TW (11)<br />

dan torsi kondisi diperlambat (T3) :<br />

T3 = Ta – TW (12)<br />

Sehingga besar torsi efektif atau torsi rata-rata<br />

dapat dihitung dengan rumus 13 dan digambarkan<br />

sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 3.<br />

T<br />

T t<br />

+ T t + T<br />

2 2 2<br />

= RMS<br />

1 a 2 c 3<br />

t + t + t + t<br />

a c d 0<br />

(13)<br />

Gambar 3. Torsi pada motor servo<br />

DATA<br />

Panjang meja frais = 1500 mm<br />

Lebar meja frais = 650 mm<br />

Tebal meja frais = 100 mm<br />

Torsi manual terukur = 6,5 Nm<br />

Kecepatan maksimum =300 mm/det<br />

Berat benda kerja maksimum direncanakan = 42 kg<br />

Berat meja kerja mesin frais = 8 kg<br />

Diameter poros ballscrew = 20 mm<br />

Jarak bagi (pitch) ballscrew = 20 mm<br />

Koefisien gesek ballscrew = 0,2<br />

Sigma Epsilon ISSN 0853-9103<br />

Susunan koneksitas dan rencana mekanik motor<br />

servo dan mesin frais sebagaimana ditunjukkan<br />

pada Gambar 4.<br />

Gambar 4. Susunan koneksitas motor servo dan<br />

mesin frais<br />

HASIL DAN DISKUSI<br />

Perhitungan untuk menentukan motor servo<br />

pada retrofit mesin frais dimulai dari penentuan<br />

data-data yang diperlukan. Data-data tersebut<br />

diperoleh dari spesifikasi mesin frais dan hasil<br />

pengukuran. Direncanakan motor servo akan<br />

ditempatkan pada bagian handle manual untuk arah<br />

horizontal dan pada bagian spindel untuk arah<br />

vertikal. Pada makalah ini akan diperhitungkan<br />

kebutuhan motor servo untuk arah horizontal<br />

(sumbu-x).<br />

Untuk memperoleh hasil yang baik maka<br />

direncanakan kecepatan maksimum direncanakan<br />

300 mm/detik dengan waktu percepatan dan<br />

perlambatan rencana 0,2 detik, waktu bergerak<br />

konstan 1 detik dan waktu dwell 0,4 detik. Maka<br />

gambar profil kecepatan yang direncanakan untuk<br />

satu kali perubahan gerak kecepatan sebagaimana<br />

ditunjukkan pada Gambar 5 menjadi:<br />

Gambar 5. profil rencana kecepatan<br />

Percepatan dan perlambatan gerak dihitung<br />

dengan rumus 1 dan 2 diperoleh 1500 mm/det 2 .<br />

Selanjutnya, dengan memasukkan beban sebagai<br />

jumlah berat meja dan berat benda kerja rencana<br />

dan hasil perhitungan inersia ballscrew<br />

menggunakan rumus 4, maka inersia beban<br />

Vol.12 No. 4 November 2008


konversi gerak poros motor berdasarkan hasil<br />

perhitungan dengan rumus 3 diperoleh 6,57 x 10 -4<br />

kg-m 2 . Dengan menggunakan rumus 5 maka torsi<br />

gesek diperoleh sebesar 0,1561 kg-m dan kecepatan<br />

putaran dihitung dengan rumus 6 diperoleh 1800<br />

rpm. Berdasarkan hasil perhitungan torsi, kecepatan<br />

putaran, dan inersia ditentukan sementara ukuran<br />

motor servo yang digunakan adalah motor servo<br />

AC jenis APM dengan model APM-SE16D dengan<br />

kecepatan putaran rata-rata 2000 rpm dan<br />

maksimum kecepatan putaran adalah 3000 rpm.<br />

Momen inersia motor rata-rata 17,339 x 10 -4 kg m 2 .<br />

Torsi motor rata-rata 7,63 Nm atau sama dengan<br />

0,779 kgm. Untuk memastikan pilihan motor servo<br />

yang digunakan maka dilakukan perhitungan<br />

pemeriksaan. Berdasarkan rumus 7 diperoleh<br />

bahwa momen inersia motor 5,2 x 10 -4 kg m 2 lebih<br />

kecil dari torsi motor servo yang akan dipilih.<br />

Torsi percepatan dihitung dengan rumus 9.<br />

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai Ta sebesar<br />

2,25 kgm. Dengan menggunakan torsi percepatan<br />

maka torsi momentary dipercepat (T1) dihitung<br />

dengan rumus 10 dan diperoleh nilai +2,41 kgm,<br />

untuk torsi momentary konstan (T2) dengan rumus<br />

11 diperoleh +0,1561 kgm dan torsi momentary<br />

diperlambat (T3) dengan rumus 12 diperoleh<br />

sebesar -2,41 kgm. Sehingga torsi efektif dapat<br />

dihitung dengan rumus 13 dan diperoleh nilai<br />

sebesar 1,0706 kgm dan digambarkan sebagaimana<br />

ditunjukkan pada Gambar 6.<br />

Vol.12 No. 4 November 2008<br />

Gambar 6. torsi pada pemilihan motor servo<br />

Sigma Epsilon ISSN 0853-9103<br />

KESIMPULAN<br />

Berdasarkan hasil perhitungan dan analisa<br />

diperoleh bahwa untuk dapat menggerakkan handel<br />

mesin frais arah X diperlukan momen inersia motor<br />

servo sebesar 6,57 x 10 -4 kgm 2 dan kecepatan<br />

putaran 1800 rpm dan torsi gesek 0,1561 kgm.<br />

Motor servo yang mendekati sesuai dengan hasil<br />

tersebut adalah APM-SE16D. Berdasarkan hasil<br />

perhitungan pemeriksaan diperoleh momen inersia<br />

motor 5,2 x 10 -4 kgm 2 lebih besar dan torsi motor<br />

servo. Demikian juga dengan kecepatan putaran<br />

serta torsi sesuai dengan syarat yang diizinkan.<br />

DAFTAR PUSTAKA<br />

1. VOSS, W., “A Comprehensible Guide to Servo<br />

Motor Sizing”, USA, 2007.<br />

2. ADDLER, M., “Manufacturing Automation<br />

Protocol (MAP) OSI For Factory<br />

Communication”, Springer Berlin / Heidelberg,<br />

Berlin, Vol. 248, 1987.<br />

3. ANONYMOUS, “Moving Towards Tomorrow<br />

Mecapion-AC Servo System”, Metronix, Vol.<br />

5.1, 2007.<br />

4. http://www.omron-ap.co.th/technical_guide/ser<br />

vo_motor_drive/index.asp, 2 September 2008.<br />

103

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!