12.05.2013 Views

lailasuhairiipbbab4

lailasuhairiipbbab4

lailasuhairiipbbab4

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Peningkatan bilangan peroksida secara nyata selama pemanasan<br />

menunjukkan bahwa telah terjadi reaksi oksidasi pada produk. Proses oksidasi<br />

dapat terjadi bila ada kontak antara minyak atau lemak dengan oksigen. Oksidasi<br />

ini terjadi pada ikatan tidak jenuh dalam asam lemak. Pada suhu kamar sampai<br />

suhu 100°C, setiap 1 ikatan tidak jenuh dapat mengabsorbsi 2 atom oksigen,<br />

sehingga terbentuk persenyawaan peroksida yang bersifat labil (Ketaren 1986).<br />

Menurut Ketaren (1986), bahan pangan akan bersifat sangat beracun dan<br />

tidak dapat dimakan jika bilangan peroksida dalam bahan pangan lebih dari 100<br />

mg O2/100g. Oleh karena itu, sie reuboh yang mengalami pemanasan berulang<br />

sebanyak enam kali dan penyimpanan selama 12 hari masih dapat dikonsumsi<br />

karena kadar peroksida sie reuboh masih berada di bawah 100 O2/100 g.<br />

Oksidasi dimulai dengan pembentukan peroksida dan hidroperoksida<br />

dengan peningkatan oksigen pada ikatan rangkap pada asam lemak tidak jenuh.<br />

Kenaikan bilangan peroksida merupakan salah satu indikator dan peringatan<br />

bahwa produk sebentar lagi akan berbau tengik dan mengalami kerusakan. Pada<br />

saat produk yang mengandung minyak atau lemak berbau tengik, bilangan<br />

peroksida turun karena akan terurai (Ketaren 1986).<br />

Pembentukkan peroksida juga mempunyai korelasi dengan tipe dan<br />

jumlah radikal bebas dalam lemak serta kecepatan proses oksidasinya<br />

tergandung dari tipe lemak dan kondisi penyimpanan (Ketaren 1986). Kandungan<br />

gula yang tinggi dapat berperan untuk menghambat porses timbulnya reaksi<br />

oksidasi dan ketengikan (Winarno 1997).<br />

Bilangan TBA (Thiobarbituric Acid)<br />

TBA adalah suatu test kimia untuk uji ketengikan yang dapat digunakan<br />

pada bermacam-macam bahan dan merupakan uji yang paling sering digunakan<br />

untuk mengukur ketengikan. Uji TBA merupakan uji yang spesifik untuk hasil<br />

oksidasi asam lemak tidak jenuh dan dapat digunakan pada produk makanan<br />

sehari-hari yang proporsi asam lemak tidak jenuhnya rendah Kelebihan lain dari<br />

uji ini adalah pereaksi TBA dapat digunakan langsung untuk menguji lemak<br />

dalam suatu bahan tanpa mengekstraksi fraksi lemaknya (Ketaren 1986).<br />

TBA mengukur warna merah muda yang dihasilkan oleh pereaksi TBA<br />

dengan malonaldehid. Warna merah muda ini diketahui merupakan bentuk<br />

kondensasi produk antara dua molekul TBA dengan satu molekul malinic<br />

dialdehid. Malonaldehid merupakan produk oksidasi lanjut yang berasal dari<br />

44

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!