13.05.2013 Views

KREATIVITAS MATEMATIKA - Universitas Pendidikan Indonesia

KREATIVITAS MATEMATIKA - Universitas Pendidikan Indonesia

KREATIVITAS MATEMATIKA - Universitas Pendidikan Indonesia

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>KREATIVITAS</strong> <strong>MATEMATIKA</strong> DALAM MENDORONG BERFIKIR<br />

<strong>MATEMATIKA</strong> TINGKAT TINGGI<br />

A. Pendahuluan<br />

Disusun oleh : Elah Nurlaelah<br />

Jurusan <strong>Pendidikan</strong> Matematika – FPMIPA<br />

<strong>Universitas</strong> <strong>Pendidikan</strong> <strong>Indonesia</strong><br />

Kreativitas memegang peranan penting dalam rangkaian berfikir<br />

matematika tingkat tinggi. Kreativitas berkontribusi pada tingkat pertama dalam<br />

pengembangan teori matematika, sehingga memungkinkan konjekture disajikan<br />

sebagai pengalaman individual seseorang pada suatu konsep matematika.<br />

Kreativitas juga merupakan suatu bagian dalam merumuskan bentuk akhir<br />

matematika dalam membentuk suatu sistem deduktif dengan aksioma yang<br />

didefinisikan secara jelas dan pembuktian yang disusun secara formal.<br />

Disamping itu kreativitas merupakan suatu faktor yang penting dalam penelitian<br />

matematika.<br />

Saat ini terdapat beberapa hal dari luar yang mempengaruhi teori<br />

matematika, seperti kegiatan manusia, proses yang beraneka ragam,dan lain-lain<br />

yang akan bertindak dan membangun matematika baru. Hal seperti itu sering<br />

dipandang sebagai sesuatu fenomena yang misterius. Kebanyakan para ahli<br />

matematika tidak tertarik dalam menganalisis prosedur pemikirannya dan tidak<br />

menjelaskan bagaimana mereka bekerja dan membangun teorinya. Hanya sedikit<br />

(Seperti Poincara, Hadamard) yang secara eksplisit menjelaskan ide-ide yang<br />

berkaitan dengan kreativitas matematika. Referensi yang baik ( paling tidak untuk<br />

para matematikawan) berkaitan dengan hal ini dari Hadamard (1945) yang<br />

selanjutnya diikuti oleh Muir (1988).<br />

Makalah ini tidak bertujuan untuk memberikan penjelasan yang terperinci<br />

tentang kebenaran dari kreativitas matematika dan bagaimana kreativitas itu<br />

bekerja. Melainkan ingin melihat lebih jelas tentang macam-macam aktivitas<br />

matematika sebagai suatu prosedur heuristik dalam menyajikan contoh-contoh<br />

dari kreativitas matematika. Selanjutnya akan diuraikan pula beberapa<br />

karakteristik dari kreativitas dan kerangka definisi sementara mengenai<br />

kreativitas.<br />

B. Langkah-Langkah untuk Mengembangkan Kreativitas Matematika.


Kreativitas matematika tidak akan muncul dalam situasi yang pakum.<br />

Kreativitas membutuhkan suatu konteks dimana individu dipersiapkan yang<br />

didasarkan kepada pengalaman-pengalaman sebelumnya yang signifikan untuk<br />

menghadapi keadaan yang baru. Persiapan seperti itu muncul melalui aktivitas<br />

sehingga terbentuk lingkungan yang tepat untuk tumbuhnya sifat kreatif. Konteks<br />

tentang kreativitas dibentuk melalui langkah-langkah persiapan sehingga prosedur<br />

matematika diinteriorize melalui action selanjutnya kreativitas tersebut disusun<br />

menjadi object-object berfikir matematika.<br />

Berikut adalah langkah-langkah terbentuknya kreativitas dalam diri seseorang;<br />

Langkah 0 : Langkah Pesiapan Teknik<br />

Aktivitas Matematika yang mendasar didahului oleh langkah persiapan<br />

yang terdiri dari beberapa teknik dan aplikasi praktis dari aturan –aturan dan<br />

prosedur matematika, dimana inidividu tidak memiliki suatu kesadaran tentang<br />

fondasi kematematikaannya. Suatu contoh dari prosedur praktis adalah aturan<br />

yang digunakan oleh Mesopotania dan Mesir Kuno untuk menghasilkan sudut<br />

siku-siku: mereka menggunakan tali dan membaginya menjadi tiga bagian yang<br />

mempunyai panjang 3, 4, dan 5, selanjutnya mereka membentuk permukaan<br />

segitiga, akhirnya mereka memperoleh sudut siku-siku diantara sisi-sisi dengan<br />

panjang 3 dan 4. Langkah persiapan ini telah menjadi bagian dari teori modern<br />

dalam pembelajaran matematika, sebagai contoh “ toolobject” dari Douady (1986)<br />

yang pertama kali mengajukan ide tentang suatu alat aktivitas problem- solving,<br />

untuk dijadikan alat untuk membangun pengalaman struktur kognitif individu<br />

sebelum direfleksikan menjadi suatu object dalam dirinya sendiri.<br />

Langkah 1 : Aktivitas Algoritmik<br />

Pada aktivitas algoritmik prosedur digunakan untuk menghasilkan operasi-<br />

operasi matematik, menghitung, memanipulasi, dan menyelesaikan. Aktivitas<br />

Algoritmik sangat berkaitan dengan penampilan teknik-teknik matematik. Contoh<br />

dari teknik-teknik ini adalah: Penggunaan algoritma, bekerja dengan rumus,<br />

memfaktorkan suatu polinomial, menghitung suatu integral, aktivitas perhitungan<br />

dengan menggunakan program komputer seperti metode numerik untuk<br />

menyelesaikan persamaan diferensial. Karakteristik dari aktivitas ini<br />

membutuhkan sesuatu yang benar-benar eksplisit. Setiap langkah harus<br />

diperhatikan, paling tidak secara mutlak, jika tidak maka kesalahan yang serius<br />

akan muncul dan secara total akan menghasilkan hasil yang tidak valid. Sebagai


contoh dalam algoritma komputer, tidak diperbolehkan terdapat langkah yang<br />

trivial dilupakan. Karena akibatnya akan terdapat regenerasi dari langkah yang<br />

salah dalam algoritma. Aktivitas algoritmik merupakan suatu bagian yang dapat<br />

diterima dalam matematika lanjut sebab aktivitas ini dapat dilihat sebagai bagian<br />

dari keseluruhan teori, dibentuk berkaitan dengan prinsip-prinsip pada aktivitas<br />

yang lebih tinggi. Aktivitas algoritmik adalah bagian yang penting dalam<br />

pembelajaran matematika sebab proses seperti itu harus diinteriorize untuk<br />

menjadi hal yang rutin sebelum konsep-konsep tersebut dapat direfleksikan<br />

sebagai suatu mental object yang manipulatif dalam urutan teori yang lebih tinggi.<br />

Sebagai suatu alat object dialetic, aktivitas algoritmik menjadi lebih dikenal dalam<br />

action sebelum dia menjadi fokus dalam aktivitas reflektif.<br />

Langkah 2 : Aktivitas Kreatif ( Secara Konsep, konstruktif ).<br />

Aktivitas kreatif merupakan kreatifitas matematika yang biasanya muncul<br />

dan bertidak sebagai motivasi dalam pengembangan teori matematika. Suatu<br />

keputusan yang tidak algoritmik yang diambil berkaitan dengan suatu keadaan<br />

yang mendua pada struktur konsep yang mendasarinya. Keputusan yang diambil<br />

mungkin memuat hal-hal yang luas dan memuat berbagai pilihan, seperti suatu<br />

pilihan dari suatu konsep tertentu untuk didefinisikan ( sebagai contoh, dalam<br />

pilihan Hausdorff tentang pengertian dari himpunan buka, yang pembuktiannya<br />

menjadi bagian yang sangat penting dalam matematika utama ) atau keputusan<br />

untuk menyatakan atau membuktikan suatu teorema. Terdapat dua langkah kreatif<br />

yang berbeda; Memilih hipotesis yang tepat sedemikian sehingga kesimpulan<br />

akhir menjadi bernilai untuk teori yang lebih luas, dan deduksi nyata dari suatu<br />

hipotesis untuk menyajikan bukti suatu teorema. Kreativitas adalah suatu<br />

aktivitas yang rumit untuk memunculkan bagaimana kreativitas matematika<br />

berikutnya muncul.<br />

Kreativitas matematika harus diaktifkan, bagian yang paling aktif dari<br />

kegiatan kreativitas adalah tingkat intuisi mengenai regenerasi dan renovasi.<br />

Davis & Hersh menyarankan bahwa kreativitas matematika muncul melalui<br />

pesan dari coarse ( secara intuitif ) menuju ke fine ( secara formal ).<br />

Apa yang menjadi bagian yang penting dari individu adalah suatu keadaan<br />

dimana kesiapan mental untuk aktivitas mental untuk menghubungkan konsep-<br />

konsep yang tidak berhubungan dengan sebelumnya. Aktivitas mental ini akan<br />

muncul setelah priode waktu yang lama supaya menghasilkan aktivitas yang lebih


kuat sehingga memuat keadaan dengan kesadaran lebih tinggi tentang suatu<br />

konsep dan semua unsur pokok.<br />

Kreativitas tingkat tinggi memungkinkan tersusunnya struktur mental yang<br />

lebih kompleks yang dapat dimunculkan.<br />

C. Struktur Teori Matematika<br />

Sangat penting untuk menyajikan pandangan yang menyeluruh tentang<br />

struktur matematika sebagai suatu konstruksi mental sebelum berkonsentrasi pada<br />

proses kreatif untuk mewujudkannya. Teori formal matematika adalah suatu<br />

kerangka kerja yang terdiri dari definisi suatu konsep dan relasinya dengan<br />

konsep-konsep tertentu, selanjutnya menjadi suatu bentuk tertentu; relasiI tersebut<br />

diperluas dengan implementasi yang sangat ketat ( aturan deduktif). Kepentingan<br />

ini diperlukan untuk menentukan ( mendefinisikan ) suatu konsep dengan cara<br />

yang tepat. Konsep- konsep itu dapat difikirkan sebagai suatu titik pada suatu<br />

jaringan dan relasinya disajikan dengan anak panah yang menghubungkan titik-<br />

titik tersebut. Selanjutnya jaringan itu memiliki ciri-ciri khusus, yaitu;<br />

hubungannya terurut berdasarkan logika dasar sehingga menjadi urutan yang<br />

lebih kompleks. Kreatifitas matematika memuat semua visi untuk menyusun<br />

bagian – bagian yang dibangun oleh konjektur dan argumen, juga untuk<br />

memperbaiki struktur matematika deduktif.<br />

Realisasi kegiatan kreativitas paling tidak untuk mewujudkan satu dari<br />

tujuan –tujuan berikut;<br />

a. Untuk menghasilkan suatu konsep baru yang bermanfaat, arti bermanfaat<br />

dalam konteks ini adalah menguntungkan untuk perkembangan teori<br />

selanjutnya secara nyata.<br />

b. Untuk menemukan hubungan yang belum tertulis antara dua hal, dengan<br />

memanfaatkan urutan yang ada.<br />

c. Untuk mengkonstruksi dan mengorganisasikan bagian dari teori seperti<br />

logikanya, dan urutan deduktifnya sehingga menjadi lebih jelas.<br />

Spesifikasi keberhasilan untuk menyusun aksioma-aksioma dari teori yang<br />

belum teraksioma sebelumnya dapat dipandang sebagai suatu contoh kreatrivitas<br />

matematika yang dapat direalisasikan.<br />

D. Definisi Sementara tentang Kreativitas Matematika


Contoh-contoh kreativitas dalam matematika adalah: keahlian untuk<br />

merumuskan definisi yang menggunakan konsep dari objek-objek yang terdefinisi<br />

dalam teori –teori bagiannya; merumuskan ide dasar yang berasal dari konteks<br />

fisik yang merupakan dasar persoalan matematika. Kreativitas matematika secara<br />

esensial adalah suatu keahlian untuk menghasilkan objek-objek matematika,<br />

bersama-sama dengan penemuan lain yang terpisah. Kadang-kadang Aktivitas<br />

diperhatikan sebagai sesuatu yang berbeda, dan bahkan bertentangan dengan<br />

algoritmik objek-objek matematika.<br />

Definisi sementara kreativitas matematika adalah;<br />

“ Kreativitas matematika adalah keahlian untuk menyelesaikan persoalan<br />

atau untuk mengembangkan struktur berfikir, menyusun logika deduktif dan<br />

mencocokan konsep yang dibangun untuk digabung menjadi bagian yang penting<br />

dalam matematika”.<br />

E. Isi dari Kreativitas Matematika<br />

Prosedur kerja kreativitas matematika dapat dihubungkan dengan langkah<br />

– langkah yang telah didiskusikan pada bagian C. Secara esensial langkah –<br />

langkah itu merupakan rangsangan untuk menyetir kreativitas para<br />

matematikawan dan mengoperasikan secara umum dalam urutan sebagai berikut;<br />

1. Studi, menghasilkan sesuatu yang berkaitan dengan materi.<br />

2. Intuisi kedalaman struktur suatu materi.<br />

3. Imaginasi dan inspirasi.<br />

4. Hasil, kerangka dalam struktur deduktif.<br />

Urutan yang diuraikan di atas merupakan usaha yang diharapkan menjadi<br />

kebiasaan untuk memunculkan kreativitas matematika yang potensial. Intuisi<br />

merupakan hasil aksi suatu struktur konsep dari data yang tersedia. Intuisi dapat<br />

diasah dan dipoles menjadi suatu alat yang berguna. Struktur mental yang<br />

diperbaiki, akan menghasilkan intuisi yang baik. Dengan refleksi yang dalam dari<br />

suatu subjek maka intuisi akan menghasilkan imajinasi dan inspirasi yang<br />

diinginkan, pertama kali intuisi muncul mungkin bentuknya tidak sempurna, tapi<br />

akan terasah dengan refleksi menuju pada urutan deduksi formal.<br />

F. Motivasi untuk Kreativitas Matematika


Kekuatan kreativitas matematika didasarkan pada interkasi antara elemen-<br />

elemen yang tertulis dibawah ini; ( Walaupun urutannya masih belum diyakini<br />

benar )<br />

Pemahaman (understanding): kemampuan untuk meregenerasi langkah-<br />

langkah kreativitas matematika daripada yang ditulis oleh penulis asli<br />

suatu teorema, suatu bagian dari teori … kreativitas matematika adalah<br />

dasar, dan bersama-sama dengannya, pendalaman secara simultan tentang<br />

pemahaman dan wawasan dari suatu konsep.<br />

Intuisi (Intuitioni): susunan image konsep yang cukup dekat dengan<br />

konsep formalnya sehingga memungkinkan konjektur menjadi masuk<br />

akal. Intuisi memungkinkan matematikawan menampilkan suatu<br />

pemilihan yang baik. Faktor-faktor lain yang berkaitan, dan berelasi<br />

dengan intuisi yang bertindak sebagai pendorong dalam proses kreasi<br />

matematika adalah imaginasi, fantasi matematika dan keingintahuan.<br />

Wawasan (Insight) : sebagai pendorong untuk membentuk suatu rumusan<br />

pengetahuan yang baru. Wawasan meliputi pemusatan kembali tentang<br />

ketertarikan dan reorentasi apa yang penting, dan selanjutnya<br />

membayangkan hal yang penting di masa yang akan datang.<br />

Generalisasi (Generalization): kemampuan mengenaralisasi dihubungkan<br />

dengan wawasan sebab hal ini sangat tergantung pada kemampuan untuk<br />

melihat sesuatu ke depan tentang apa yang dipentingkan pada masa yang<br />

akan datang. Generalisasi adalah suatu bentuk kretivitas mental, tapi dalam<br />

bentuk yang lemah: teori generalisasi kadang-kadang sulit, kadang-<br />

kadang langsung, kadang-kadang hanya sebagai suatu ilusi: Suatu grup<br />

berhingga mempunyai representasi sebagai suatu grup permutasi,<br />

generalisasi dari teori grup permutasi dari Galois dan Jordan dalam teori<br />

grup berhingga adalah hanya dalam bentuk merumuskan kembali,<br />

walaupun perumusannya tidak diragukan lebih baik dari yang terdahulu.<br />

Dapat dilihat bahwa keempat isi di atas paralel dengan empat topik yang<br />

telah diuraikan pada bagian terdahulu. Dengan pemahaman (understanding), tidak<br />

diartikan hanya sebagai pemahaman intrumental yang memuat suatu proses,<br />

tetapi pemahaman relasional, dalam pandangan Skemp (1976), pemahaman<br />

meliputi relasi dengan konsep-konsep dalam konteks yang mereka ketahui.


Kreativitas menuntut suatu perluasan konteks dengan cara yang belum disusun<br />

sebelumnya. Itulah sebabnya memungkinkan individu untuk menciptakan ide<br />

yang baru dan digabungkan bersama-sama dengan ide yang lama dalam format<br />

yang baru.<br />

Selanjutnya sebagai suatu generalisasi pengetahuan sebelumnya, atau<br />

merupakan perluasan dari skema yang ada dalam memperluas konteks. Tall. D<br />

(1991) mengemukakan terdapat dua macam generalisasi, yaitu; generalisasi<br />

ekspansif yang memperluas pemakaian teori tanpa merubah struktur kognitif<br />

yang ada, dan generalisasi rekonstruksi yang menyediakan struktur pengetahuan<br />

untuk direorganisasi. Yang pertama mungkin relatif lebih mudah, meskipun dalam<br />

pemunculan pertama kalinya, sedangkan yang kedua memuat transisi kognitif<br />

dengan kesulitan yang besar dengan menyediakan kualitas karakter secara<br />

khusus supaya berhasil dalam menghadapi kesulitan<br />

F. Karakteristik-Karakteristik Kreativitas Matematika<br />

Dalam membangun cabang yang lebih besar tentang kreativitas matematik,<br />

muncul karakteristik-karakteristik tertentu mengenai kreativitas matematika,<br />

sebagai berikut;<br />

Relasional ( dalam pengertian Skemp ). Relasional muncul melalui<br />

interaksi; relasional muncul sebagai suatu rantai antara dua atau lebih<br />

konsep, sedemikian sehingga ide baru yang muncul digabungkan dengan<br />

aspek-aspek yang berbeda sehingga membentuk konsep tertentu menjadi<br />

satu kesatuan. Interaksi ide-ide dalam fikiran seorang ahli matematika<br />

mungkin yang terpenting untuk mendorong kreativitas maematika. Ide-ide<br />

dan konsep-konsep matematik muncul sebagai usaha untuk membangun<br />

blok-blok yang dikombinasikannya untuk membangun beberapa<br />

konfigurasi yang baru. Jika konfigurasi itu bermakna, maka konfigurasi itu<br />

menjadi suatu teori. Sebagaimana telah dijelaskan oleh Poincare.<br />

Pandangan yang mendalam terhadap proses ini menimbulkan pertanyaan:<br />

“Apakah kreativitas matematika bertindak seperti mutasi dalam biologi ?”<br />

Suatu mutasi dalam matematika muncul ketika rantai ide distruktur ulang,<br />

mungkin dalam satu tempat. Tidak semua restruktur tersebut berguna, sehingga


ada beberapa yang bertahan dan yang lainnya dieliminasi. Sebagai contoh untuk<br />

hal ini adalah teori kubus, kurva dengan derajat tiga yang dibangun sebagai suatu<br />

generalisasi dari teori konik, teori ini dikembangkan pada abad ke sembilan belas,<br />

tapi masih sering diajarkan sampai sekarang.<br />

Selanjutnya dapat dilihat bahwa kreaivitas matematika adalah;<br />

Selektif: Istilah ini analog dengan istilah biologi, istilah ini muncul sebagai<br />

perjuangan untuk hidup diantara konsep-konsep matematika, berdasarkan<br />

seleksi alam dan ketahanan untuk hidup. Sebagai contoh, beberapa teori<br />

tentang integral muncul pada akhir abad ke sembilan belas dan pada awal<br />

abad ke dua puluh generalisasi dari integral Riemann masuk dalam<br />

kompetisi dengan yang lainnya dan akhirnya integral Lebesgue bertahan<br />

untuk mendominasi matematika analisis. (Van Dale & Monna, 1972).<br />

Keselektifan memunculkan suatu kriteria yang berkaitan;<br />

Kecocokan: Kecocokan merupakan kriteria kualitas untuk menilai definisi<br />

dan teorema dalam membentuk aksioma-aksioma dalam matematika.<br />

Estimasi terkenal dari Stanislas Ulam yang menghasilkan 200.000 teorem<br />

setiap tahun menjelaskan bahwa saringan sangat diperlukan.<br />

Kenyataannya, saringan itu memang ada, sebagai contoh, pada awalnya<br />

tidak terdapat penilaian untuk menghasilkan jurnal-jurnal yang baik, tapi<br />

secara spontan dan secara tidak sadar berkitan dengan waktu perjuangan<br />

untuk perbaikan dannkesesuaian ide matematika terdapat suatu seleksi.<br />

Kreativitas matematika menjadi cara baru dalam mengatasi<br />

kekomplekan kaitan antara konsep-konsep matematika yang rumit. Ini dilakukan<br />

dengan mengenkapsulate struktur baru menjadi objek tunggal yang lebih mudah<br />

untuk dimanipulasi secara mental. Akibatnya;<br />

Ringkasan: Kreativitas matematika termasuk keahlian untuk memilih<br />

kata – kata dan simbol yang tepat untuk merepresentasikan konsep-konsep<br />

matematika. Kepentingan dari representasi simbolik dalam matematika<br />

tidak diestimasi berlebihan. Simbol yang tepat memungkinkan untuk<br />

meringkaskan beberapa aspek dalam satu konsep yang tunggal yang akan<br />

digunakan setiap saat sebagai simbol yang muncul dalam suatu teks.<br />

Dalam keadaan ini penggunaan simbol bebas „ dalam ruang ingatan “ yang


ada untuk digunakan selanjutnya, sampai konsep-konsep yang tidak<br />

diketahui dan tidak jelas.<br />

G. Hasil-Hasil dari Kreativitas Matematika<br />

Setelah proses kreativitas matematika, terdapat beberapa kualitas dimana<br />

ide baru muncul berkaitan dengan diterima dan dipertahankannya ide-ide tersebut<br />

dalam komunitas matematika ayang lebih besar. McLane (1986) menyarankan<br />

sejumlah kriteria yang dimunculkan sedemikian sehingga suatu ide dapat disebut<br />

“ matematika yang baik”, maka haruslah:<br />

Illuminating (Memberikan Penjelasan): Bentuk ini merupakan<br />

karakteristik yang perlu pada kreativitas matematika. Matematika yang<br />

baik harus menjadi penolong dalam pemahaman. Suatu hal yang tidak<br />

jelas tidak akan menjadikan kreatif, atau kretivitas akan digunakan pada<br />

arah yang tidak tepat, sebagai contoh urutan dalam teknik perhitungan<br />

yang panjang. Untuk alasan yang sama dikatakan bahwa kretivitas<br />

matematika berada pada langkah pertama (aktivitas logika ) sangat lemah.<br />

Deep (kedalaman): Kreativitas matematika diharapkan membuka relasi-<br />

relasi yang tersembunyi. Hasil yang mendalam tidak cukup sulit untuk<br />

dibuktikan, tapi harus luas secara relevansi dan aplikasi.<br />

Responsive or fruitful (Bermakna): Produk yang berhasil dari kreativitas<br />

didasarkan pada hasil akhir dalam merespon kebutuhan saat itu. Jika<br />

produk tersebut bertahan lama, maka akan menjadi dasar dalam<br />

pengembangan di masa yang akan datang, dengan demikian hasil tersebut<br />

akan menjadi bagian yang penting dalam kehidupan matematika.<br />

Original (keaslian). Kadang-kadang terdapat suatu hal yang tidak<br />

diharapkan dalam hasil, sesuatu hal yang baru di lapangan tetapi hanya<br />

merupakan penyusunan kembali dari hasil yang telah diketahui, akan<br />

menjadi keraguan yang sangat kuat berkaitan dengan pencapaian.aspek<br />

kreatif.<br />

H. Kekeliruan dalam Kreativitas Matematika<br />

Karakteristik utama dari kreativitas matematika yang membedakannya dari<br />

karakteristik umum dalam teori matematika adalah kadang-kadang timbul<br />

kekeliruan. Hal ini mungkin termuat dalam baru dapat dibuktikan secara jelas,


atau mungkin memuat suatu kesalahan. Tidak ada jaminan bahwa teorema yang<br />

disusun adalah benar, atau teorema tersebut telah dibuktikan secara benar. Contoh<br />

yang sangat terkenal adalah bukti pertama dari teorema Empatt Warna, bukti<br />

terkenal postulat kelima Euclid dan bukti terakhir dari Poincare yang terlihat<br />

masuk akal untuk beberapa bulan yang akhirnya cacatnya ditemukan.<br />

I. Konsekuensi dalam Pengajaran Berfikir Matematika Tingkat Tinggi<br />

Para siswa berpendapat bahwa matematika adalah sesuatu yang logis,<br />

tertentu, akurat, dapat dibuktikan, dan dapat dipertanggungjawabkan<br />

penjelasannya. Tetapi kreativitas matematika tidak memenuhi satupun penjelasan<br />

– penjelasan itu. Kreativitas matematika menawarkan perbedaan antara praktek<br />

kerja penelitian para matematikawan dengan kerja seni para matematikawan<br />

yang dipilih untuk generasi selanjutnya.<br />

Terdapat beberapa syarat yang menghalangi pelaksanaan secara<br />

keseluruhan kreativitas matematika, dimana tersebut sangat bagus untuk<br />

dilaksanakan, khususnya yang berkaitan dengan pemahaman konteks matematika<br />

yang sulit yang diberikan untuk pengembangan kreatif dalam memperluas materi<br />

yang telah diketahui. Oleh karena itu kita jangan mengharapkan siswa untuk<br />

menemukan kembali apa yang telah diperoleh berabad-abad yang lalu dan<br />

menggabungkannnya dengan aktivitas matematika sebagai hal yang harus dicapai<br />

oleh siswa sebagai tujuan akhir. Akan tetapi jika kita tidak mendorong mereka<br />

untuk berpartisipasi dalam menurunkan ide matematika sebagai sesuatu yang<br />

tidak rutin untuk dihasilkan. Kita tidak memulai untuk menunjukkan cara-cara<br />

yang benar pada mereka tentang berfikir matematika tingkat tinggi.<br />

Daftar Pustaka<br />

Ervynck, G. (1991). Mathematical Creativity. in Tall, D. ( 199), Advanced<br />

Mathematical Thinking. Pp. 42 – 53. Dordrecht, The Netherlands: Kluwer.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!