Banjarmasin Post
Banjarmasin Post
Banjarmasin Post
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
22<br />
<strong>Banjarmasin</strong> <strong>Post</strong><br />
SENIN 11 JUNI 2012<br />
Penerbit : PT Grafika Wangi Kalimantan<br />
SIUPP : SK Menpen No. 004/SK MENPEN/<br />
SIUPP/A.7/1985 tgl 24 Oktober 1985<br />
Sejak Tanggal : 2 Agustus 1971<br />
Direktur Utama : Herman Darmo<br />
Mimbar Opini<br />
TAJUK<br />
Menangkap Isyarat dari KPK<br />
ADA hal penting sekaligus menarik yang<br />
harus dicermati publik ketika Wakil Ketua Komisi<br />
pemberantasan Korupsi (KPK), Bambang<br />
Widjajanto, berbicara mengenai kasus suap yang<br />
baru-baru ini diungkap KPK. Kasus ini seakan<br />
kecil saja, jika dilihat dari besaran suap yang jadi<br />
barang bukti pada saat penangkapan.<br />
Penelusuran ini mengarah pada indikasi<br />
adanya permainan pajak yang melibatkan<br />
banyak pihak termasuk sebuah institusi bisnis<br />
yang demikian besar dengan jejaring kuat, dan<br />
aparat pajak berkewenangan tinggi.<br />
Dua orang telah ditetapkan sebagai tersangka<br />
dalam kasus ini. Mereka adalah, Kepala<br />
Seksi Pengawasan dan Konsultasi Kantor<br />
Pelayanan Pajak Pratama, Sidoarjo Selatan, Jawa<br />
Timur dan seorang wajib pajak yang diduga<br />
terkait dengan perusahan investasi milik sebuah<br />
konglomerasi besar yang menguasai berbagai<br />
bidang bisnis, termasuk bisnis media.<br />
Pernyataan Bambang layak disebut penting<br />
karena bangsa Indonesia sedang dirundung<br />
persoalan tak kunjung habis akibat korupsi yang<br />
sudah demikian merajalela di hampir setiap lini<br />
kehidupan. Dan, kita semua sedang mendambakan<br />
kemerdekaan dari praktek-praktekm<br />
korupsi itu.<br />
Pernyataan itu pun jadi menarik karena pihak<br />
KPK menyatakan bahwa mereka menghadapi<br />
sesuatu yang amat besar dan kuat, yang dengan<br />
kebesaran dan kekuatannya itu mereka memutarbalikkan<br />
situasi, membangun opini, menggalang<br />
dukungan politik untuk melawan KPK.<br />
Bahkan, kata Bambang, tak mustahil ada upaya<br />
kriminalisasi trhadap orang-orang KPK.<br />
Publik di tanah air masih ingat tentang<br />
bagaimana orang-orang KPK dijebloskan ke<br />
dalam situasi yang bertolak belakang. Kasus<br />
Antasari Azhar misalnya. Tiba-tiba saja dia jadi<br />
“bagian” dari sebuah pembunuhan terencana<br />
bermotif cinta segi tiga degan seorang perempuan<br />
belia dan pengusaha besar.<br />
Dalam rangkaian persidangan terungkap<br />
banyak hal janggal dan tak masuk akal. Tersingkap<br />
pula gambaran sebuah rekayasa yang<br />
demikian sistematis tujuannya semata membungkam<br />
sang Ketua KPK, dan karena itu ia<br />
harus dicopot dari jabatannya, diadili dan akhirnya<br />
dipenjarakan.<br />
Posisinya itu membuat dia tidak layak memimpin<br />
KPK dan harus digantikan. Namun penggantinya<br />
pun diseret ke ruang tahanan atas sangkaan<br />
pemerasan. Belakangan, publik terbuka<br />
mata dan telinganya bahwa sangkaan kepada<br />
dua petinggi KPK itu, mirip sekali dengan apa<br />
yang terungkap dari rekaman percakapan adik<br />
tersangka koruptor dengan sejumlah petinggi<br />
SUARA REKAN<br />
Harmonisasi Kerja<br />
DINAMIKA dalam suatu institusi atau<br />
lembaga merupakan hal yang biasa dalam roda<br />
organisasi. Dalam situasi tertentu, atasan perlu<br />
mengingatkan bawahannya untuk memperbaiki<br />
kinerja agar tidak terjadi penyimpanganpenyimpangan.<br />
Namun di sisi lain, atasan juga<br />
harus mampu melihat upaya yang sudah<br />
dilakukan bawahannya.<br />
Artinya, dalam kondisi apapun, saling<br />
menghormati masing-masing posisi dalam<br />
konteks profesionalisme sangat diperlukan demi<br />
kelancaran manajamen dan<br />
organisasi lembaga.<br />
Kasus puluhan staf<br />
pada bagian kepegawaian<br />
dan bagian lain di Kantor<br />
Dinas Kesehatan Lembata<br />
yang melakukan aksi mogok kerja akhir Mei<br />
tadi, mengejutkan kita. Aksi mogok itu sebagai<br />
buntut dari sikap Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan<br />
Kupang, dr Johny Lao, memarahi Kepala Bidang<br />
(Kabid) Kepegawaian, Mikael Mura.<br />
Kisruh keduanya diduga karena ketersinggungan<br />
Mikael Mura terhadap cara Kadis<br />
Kesehatan menegur saat Mikael hendak<br />
menemui atasannya itu. Tidak menerima<br />
diperlakukan tidak sopan, Mikael pun kabur<br />
meninggalkan kantor dan pulang ke rumah diikuti<br />
stafnya.<br />
Sangat disayangkan hal-hal seperti ini bisa<br />
terjadi. Ini menunjukkan antara atasan dan<br />
bawahan tidak saling mengenal. Baik mengenal<br />
karakter individu, kemampuan atau kompetensi<br />
Homepage: http//www.banjarmasinpost.co.id e-mail : redaksi@banjarmasinpost.co.id<br />
Pemimpin Redaksi: Yusran Pare<br />
Wakil: Harry Prihanto<br />
Redaktur Pelaksana: Dwie Sudarlan<br />
Pjs Manajer Peliputan: Elpianur Achmad<br />
Pjs Asisten Manajer Peliputan :<br />
R Hari Tri Widodo<br />
Manajer Produksi: M Taufik<br />
Redaktur Eksekutif: Muhammad Yamani<br />
(<strong>Banjarmasin</strong> <strong>Post</strong>), Mulyadi Danu Saputra (Metro<br />
Banjar), Irhamsyah Safari (Serambi UmmaH),<br />
Ribut Rahardjo (Online/Radio).<br />
Manajer Redaksi: Irhamsyah Safari<br />
Wakil: Agus Rumpoko<br />
Redaktur: Sigit Rahmawan A, Umi Sriwahyuni,<br />
Syamsuddin, Alpri Widianjono, Kamardi, Mahmud<br />
M Siregar, Aya Sugianto, Sofyar Redhani, M<br />
Royan Naimi, Siti Hamsiah. Asisten:Eka<br />
Dinayanti, Murhan, Anjar Wulandari, Aries<br />
Mardiono, Ernawati,Idda Royani.<br />
Staf Redaksi: Sudarti (Reporter Senior), Hanani,<br />
Burhani Yunus, AM Ramadhani, Halmien Thaha,<br />
Syaiful Anwar, Mohammad Choiruman, Anita<br />
Kusuma Wardhani, Syaiful Akhyar, Khairil Rahim,<br />
Ibrahim Ashabirin, Eko Sutriyanto, Sutransyah,<br />
Faturahman, Irfani Rahman, Jumadi, Edi Nugroho,<br />
Budi Arif RH, Doni Usman, Mustain Khaitami<br />
(Kabiro), Hari Widodo, Ratino, M Risman Noor,<br />
Salmah, George Edward Pah, Rahmawandi, M<br />
Hasby Suhaily, Helriansyah, Didik Triomarsidi<br />
(Kabiro), Nia Kurniawan, Mukhtar Wahid, Rendy<br />
Nicko Ramandha, Restudia, Yayu Fathilal,<br />
Aprianto, Frans, Nurholis Huda.<br />
Fotografer: Donny Sophandi, Kaspul Anwar.<br />
Tim Pracetak: Syuhada Rakhmani (Kepala), M<br />
Syahyuni, Aminuddin Yunus, Syaiful Bahri, Edi<br />
Susanto, Sri Martini, Kiki Amelia, Rahmadi, Ibnu<br />
Zulkarnain, Achmad Sabirin, Rahmadhani, Ahmad<br />
Radian, M Trino Rizkiannoor.<br />
Design grafis/illustrator: Ivanda Ramadhani.<br />
Biro Jakarta: Febby Mahendra Putra (Kepala),<br />
Domuara Ambarita, Murdjani, Antonius Bramantoro,<br />
Budi Prasetyo, Fikar W Eda, FX Ismanto, Johson<br />
Simandjuntak, Rahmat Hidayat, Yulis Sulistyawan,<br />
Choirul Arifin, Hendra Gunawan, Sugiyarto<br />
<strong>Banjarmasin</strong> <strong>Post</strong> Group<br />
penegak hukum.<br />
Isi rekaman itu meneguhkan dugaan tentang<br />
adanya persekutuan jahat untuk membungkam<br />
petinggi KPK, sekaligus memaparkan kepada kita<br />
bagaimana petinggi-petinggi di lembaga penegakan<br />
hukum bermain mata dengan pihak yang<br />
berkepentingan atas suatu perkara hukum.<br />
Ia juga sekaligus mengonfirmasi dugaan,<br />
kecurigaan, juga keyakinan bahwa selama ini<br />
para aparat penegak hukum tidak pernah benarbenar<br />
menegakkan hukum, melainkan bersekutu<br />
dengan pihak-pihak yang berperkara untuk<br />
menyiasati hukum demi keuntungan pribadi.<br />
Tergambar bagaimana orang seperti pengusaha<br />
korup bisa memainkan peran demikian<br />
besar dengan melibatkan petinggi-petinggi di<br />
kepolisian dan kejaksaan, juga para pengacara.<br />
Terlukis dengan jelas bagaimana dana dikeluarkan<br />
dan dialirkan, demi menyelamatkan orang<br />
yang seharusnya dipidana dan mencelakakan<br />
orang yang justru sedang menegakkan hukum.<br />
Publik terperangah ketika beberapa waktu<br />
lalu seorang perempuan pengusaha bisa dengan<br />
mudah bermain mata dan bertransaksi perkara<br />
dengan orang-orang di Kejaksaan Agung. Kasus<br />
jaksa Urip Tri Gunawan mestinya bisa jadi<br />
tonggak untuk membersihkan institusi penegakan<br />
hukum dari buaya-buaya korup, namun<br />
ternyata keadaan justru lebih parah.<br />
Jika di level atas, para petinggi KPK saja<br />
bisa ditelikung oleh rekayasa bertabur uang<br />
sehingga kebenaran dijungkirbalikkan, maka<br />
bisa dibayangkan apa yang akan terjadi manakala<br />
rakyat biasa yang --sengaja atau tidak-- harus<br />
berurusan dengan hukum.<br />
Dalam masyarakat normal, aparat hukum<br />
merupakan sosok yang disegani dan ditakuti<br />
karena bisa mengancam orang lain yang mau<br />
bertindak di luar hukum. Di tanah air kita sebaliknya.<br />
Dalam kasus-kasus tertentu, penyidikan,<br />
penuntutan dan keputusan pengadilan hingga<br />
tata cara advokasi dalam setiap kasus, justru<br />
jadi ajang korupsi.<br />
Dalam situasi yang belum banyak berubah<br />
ini, maka pernyataan Wakil Ketua KPK jadi masuk<br />
akal. Gerakan mereka untuk membersihkan<br />
negeri ini dari korupsi masih akan menghadapi<br />
“lawan” berat yang sangat mungkin dari<br />
sejawatnya di kalangan penegak hukum pula.<br />
Para penegak hukum mestinya menyadari<br />
posisi mereka di tengah masyarakat yang makin<br />
kritis. Rakyat tak lagi bisa ditipu aneka rekayasa.<br />
Saat mereka tak menemukan kebenaran dari<br />
institusi hukum, mereka akan mencari dengan<br />
caranya sendiri. Dan, efeknya bisa luar biasa<br />
massif dibandingkan dengan yang bisa diperkirakan.<br />
(*)<br />
maupun manajerial. Meski hal-hal bersifat informal,<br />
namun tidak salahnya antara atasan dan<br />
bawahan atau mulai dari tingkat top manajer,<br />
middle manajer dan low manajer harus saling<br />
mengenal dan saling mengerti tugas, tanggung<br />
jawab dan kewenangan masing-masing.<br />
Sebab, terhentinya aktivitas di kantor<br />
pemerintahan tentu mengganggu pelayanan<br />
publik. Jadi, perseteruan dalam lembaga<br />
mengakibatkan kerugian pada masyarakat. Dan,<br />
sama sekali tidak merugikan pejabat maupun staf<br />
di kantor tersebut karena<br />
memang setiap bulan mereka<br />
tetap terima gaji. Itu<br />
ironinya.<br />
Dalam ilmu manajemen,<br />
posisi top manajer<br />
bertanggung jawab atas pengaruh yang ditmbulkan<br />
dari keputusan-keputusan manajemen keseluruhan<br />
dari organisasi.<br />
Sementara middle manager atau manajemen<br />
menengah harus memiliki keahlian interpersonal/manusiawi,<br />
artinya keahlian untuk berkomunikasi,<br />
bekerjasama dan memotivasi orang<br />
lain atau atau sebagai penghubung antara top<br />
manajer dengan low manajer. Sementara low<br />
manajer bertanggung jawab menyelesaikan<br />
rencana-rencana yang telah ditetapkan oleh para<br />
manajer yang lebih tinggi.<br />
Dalam kasus Dinkes Lembata, kisruh terjadi<br />
karena tidak ada harmonisasi dalam melaksanakan<br />
pekerjaan, bahkan hilang sama sekali. Ini<br />
yang perlu ditumbuhkan. (*)<br />
Pemimpin Umum : HG Rusdi Effendi AR<br />
Pendiri : Drs H J Djok Mentaya (1939-1994)<br />
Drs H Yustan Aziddin (1933-1995)<br />
HG Rusdi Effendi AR<br />
Pemimpin Perusahaan:<br />
A Wahyu Indriyanta<br />
General Manager Percetakan: A Wahyu Indriyanta<br />
Pj Asisten General Manager Percetakan : Suharyanto<br />
Wakil PP (Bidang Humas dan Promosi): M Fachmy Noor<br />
Pj Asisten Manajer Iklan : Helda Annatasia (08115803012)<br />
Manajer Sirkulasi : Fahmi Setiadi - Riadi (08115003012)<br />
Alamat: Gedung HJ Djok Mentaya, Jl AS Musyaffa No 16<br />
<strong>Banjarmasin</strong> 70111, Telepon (0511) 3354370<br />
Fax 4366123, 3353266, 3366303<br />
Bagian Redaksi: Ext 402-405 ; Bagian Iklan: Ext. 113, 114<br />
Bagian Sirkulasi: Ext. 116, 117<br />
Pengaduan Langganan: 08115000117 (0511) 3352050<br />
Biro Jakarta-Persda: Redaksi, Jl Pal Merah Selatan No<br />
12 Lantai II Jakarta 10270, Telp (021) 5483008, 5480888<br />
dan 5490666 Fax (021) 5495358<br />
Perwakilan Surabaya: Jl Raya Jemursari 64 Surabaya, Telp<br />
(031) 8471096/ 843428, Fax (031) 8471163<br />
Biro Banjarbaru: Jl Wijaya Kusuma No 11 Telp (0511)<br />
4780356, Biro Palangka Raya: Jl Tjilik Riwut Km.2,5<br />
Palangka Raya, Telp (0536) 3242361<br />
Tarif Iklan:<br />
Display Umum: Hitam Putih (BW): Rp 22.500/mmk<br />
Berwarna (FC): Rp 45.000/mmk<br />
Display Halaman 1: Hitam Putih (BW): Rp 45.000/mmk<br />
Berwarna (FC): Rp 90.000/mmk<br />
Iklan kolom/Duka Cita: Hitam Putih (BW):<br />
Rp 15.000/mmk Berwarna (FC): Rp 30.000/mmk<br />
Iklan Kuping: (FC) Rp 100.000/mmk<br />
Iklan Baris: (FC) Rp 20.000/baris:<br />
(BW): Rp 15.000/baris<br />
Iklan Satu Kolom : (FC)Rp 30.000/mmk, (BW):<br />
Rp15.000/mmk<br />
Catatan: Harga belum termasuk PPN 10%.<br />
Harga Langganan: Rp 75.000/bln<br />
Percetakan: PT Grafika Wangi Kalimantan<br />
Alamat: Lianganggang Km 21 Landasan Ulin Selatan<br />
Banjarbaru<br />
Telepon (0511) 4705900-01<br />
Isi di luar tanggung jawab percetakan<br />
Setiap artikel/tulisan/foto atau materi apa pun yang telah dimuat di<br />
harian “<strong>Banjarmasin</strong> <strong>Post</strong>” dapat diumumkan/dialihwujudkan<br />
kembali dalam format digital maupun nondigital yang tetap<br />
merupakan bagian dari harian “<strong>Banjarmasin</strong> <strong>Post</strong>”.<br />
WARTAWAN “BANJARMASIN POST GROUP” SELALU DIBEKALI<br />
TANDA PENGENAL DAN TIDAK<br />
DIPERKENANKAN MENERIMA/MEMINTA APA PUN DARI<br />
NARASUMBER.<br />
mrloperkoran @ ScraperOne & Kaskus<br />
Jurusan Idaman<br />
Bukan Jaminan Sukses<br />
SAAT ini siswa setingkat SMA menghadapi<br />
ulangan akhir semester genap tahun<br />
2012. Sebagian lagi yang sudah lulus bersiap<br />
pula mengikuti tes masuk perguruan tinggi.<br />
B<br />
agi orangtua, guru<br />
dan siswa khususnya<br />
kelas X SMA/<br />
MA diberikan pilihan<br />
untuk mengambil<br />
salah satu di antara dua<br />
paket mata pelajaran yaitu<br />
paket A (geografi, ekonomi,<br />
sejarah dan sosiologi) dan<br />
paket B (fisika, biologi, kimia<br />
dan matematika).<br />
Mengikuti klasifikasi ini<br />
konfigurasi keduanya adalah<br />
representasi dari jurusan IPS<br />
(paket A) dan jurusan IPA<br />
(paket B). Manakah yang cenderung<br />
Anda sarankan untuk<br />
dipilih anak? Dan mengapa?<br />
Sudahkah betul-betul mantap<br />
dengan pilihan?<br />
Para birokrasi pendidikan<br />
di Indonesia begitu gemar<br />
membuat klasifikasi jurusan<br />
berdasarkan dikotonomi<br />
ilmu-ilmu eksakta dan ilmuilmu<br />
sosial di tingkat SMA/<br />
MA. Bahkan pada Orde Lama<br />
SMA Orde Baru ada jurusan<br />
paspal dan sosbud, lalu A1<br />
hingga A4 ada lagi IPA, IPS,<br />
dan Bahasa.<br />
Tampaknya kita diarahkan<br />
untuk bernalar dalam koridor<br />
ilmu-ilmu eksakta atau ilmulimu<br />
sosial. Tidak boleh ada<br />
kombinasi di antara keduanya.<br />
Sungguh sulit untuk menyakini<br />
bahwa jurusan IPA<br />
lebih baik daripada IPS. Dan<br />
begitu pula sebaliknya. Atau<br />
lebih spesifik, apakah mata<br />
pelajaran fisika lebih baik diajarkan<br />
daripada ekonomi?<br />
Untuk membuat pembandingan<br />
atau komparasi, pertanyaannya<br />
adalah harus terjawab<br />
tolok ukurnya apa?<br />
Birokrasi pendidikan<br />
di Indonesia begitu<br />
gemar membuat<br />
klasifikasi jurusan<br />
berdasarkan<br />
dikotonomi ilmuilmu<br />
eksakta dan<br />
ilmu-ilmu sosial di<br />
tingkat SMA/MA.<br />
Bahkan pada Orde<br />
Lama SMA Orde<br />
Baru ada jurusan<br />
paspal dan sosbud,<br />
lalu A1 hingga A4<br />
ada lagi IPA, IPS, dan<br />
Bahasa.<br />
Oleh:<br />
Abdul Rasid, SPd<br />
Jika tolok ukurnya adalah<br />
lebih banyaknya pilihan untuk<br />
belajar di universitas/<br />
fakultas teknik mensyaratkan<br />
lulusan IPA, tetapi fakultas<br />
dalam ilmu sosial membolehkan<br />
lulusan IPS atau IPA untuk<br />
mendaftar.<br />
Tentu saja hal ini menjadi<br />
insentif utama bagi siswa<br />
SMA/MA untuk berbondongbondong<br />
mendaftar ke jurusan<br />
IPA. Dan ini menjadikan<br />
jurusan IPS bukan sebagai<br />
pilihan utama hanya lantaran<br />
diskriminasi dalam proses<br />
seleksi masuk di perguruan<br />
tinggi.<br />
Tetapi apakah untuk belajar<br />
di fakultas-fakultas berbasis<br />
ilmu-ilmu eksakta benar-benar<br />
diperlukan mata<br />
pelajaran fisika, kimia, biologi<br />
dan matematika.<br />
Menurut pendapat Pater J<br />
Drost tentang dualitas IPA-<br />
IPS yang dikutip dalam artikelnya<br />
yaitu; SMA harus menjadikan<br />
alumninya humanior<br />
yaitu “lebih manusiawai”<br />
yakni lebih intelektual. Kalau<br />
ini yang diterapkan kepada<br />
mereka yang akan melanjutkan<br />
ke perguruan tinggi, maka<br />
hasil “pemuliaan” tersebut<br />
ialah kematangan masuk keperguruan<br />
tinggi.<br />
Sekali lagi ditegaskan bahwa<br />
kematangan ini bukan<br />
pengetahuan luas tentang<br />
bermacam-macam pelajaran.<br />
Apalagi bukan, kalau itu berarti<br />
pengetahuan sesaat. Inilah<br />
kelemahan ujian masuk perguruan<br />
tinggi. Yang diuji hanyalah<br />
pegetahuan sesaat<br />
yang ditunjukan kepada suatu<br />
ragam disiplin saja, entah IPS,<br />
IPA atau Bahasa.<br />
Tambah lagi bahwa apa<br />
yang diuji merupakan pengetahuan<br />
yang dijejalkan dalam<br />
waktu singkat lewat bimbi-<br />
Tulisan Opini bisa dikirim ke email: redaksi@banjarmasinpost.co.id (Maksimal 5.000 karakter tanpa spasi). Sertakan nama, alamat lengkap, nomor telepon,<br />
nomor rekening dan fotokopi (KTP). Opini yang terbit akan kami berikan imbalan ke nomor rekening penulis. Terima kasih.<br />
Artikel yang masuk batas waktu pemuatannya maksimal dua minggu.<br />
Cara Cerdas Begadang untuk EURO<br />
BANGUN di tengah<br />
malam lalu begadang<br />
sampai pagi, atau malah<br />
tidak tidur sama sekali<br />
karena takut tidak bisa<br />
bangun sudah tentu<br />
membuat badan dan<br />
terutama wajah Anda<br />
terlihat lesu dan tidak<br />
bersemangat.<br />
Mungkin memang<br />
banyak yang sama lesu<br />
dengan Anda, namun<br />
ADA beberapa hal yang<br />
harus diperhatikan para<br />
penggemar pada saat<br />
begadang yaitu kesehatan<br />
tubuhnya. Menurut para<br />
ahli pola tidur yang tidak<br />
teratur akibat dari begadang<br />
malam dapat mengakibatkan<br />
mimpi buruk,<br />
resiko penyakit kronis,<br />
penyakit hati dan lainnya.<br />
Selain itu, agar kesehatan<br />
para penggemar tidak<br />
terganggu setelah<br />
begadang larut malam<br />
sebaiknya setelah begadang<br />
jangan langsung mandi.<br />
ngan tes. Padahal yang perlu<br />
diuji adalah kematangan intelektual.<br />
Apakah calon telah<br />
humanior, lebih manusiawi?<br />
Sebagai ilustrasi, di sebuah<br />
universitas Jerman. Mereka<br />
yang ingin masuk bagian kimia<br />
diwawancari satu-persatu.<br />
Pertama kali diminta<br />
keterangan adalah nilai ujian<br />
akhir untuk bahasa latin dan<br />
bahasa Jerman. Kedua mata<br />
pelajaran harus baik karena<br />
merupakan petunjuk kematangan<br />
intelektual.<br />
Kematangan inilah syarat<br />
pertama menjadi saintis yang<br />
baik. Yang penting nilai untuk<br />
matematika. Sedangkan nilai<br />
fisika dan kimia tidak begitu<br />
penting. Pengetahuan akan<br />
kedua mata kuliah ini akan diperoleh<br />
di universitas, bukan?<br />
Semua usaha memberikan<br />
bobot lebih banyak kepada<br />
humanior akan tetap gagal<br />
selama perguruan tinggi menuntut<br />
pengetahuan sesaat<br />
yang terlambat pada mata<br />
kuliah tertentu, bukan kematangan<br />
intelektual. Kedua hal<br />
yang tidak dapat diraih bersamaan.<br />
Menurut J Borucki dalam<br />
Gymnasium in neur Zeit, kematangan<br />
masuk keperguruan<br />
tinggi atau lebih umum kematangan<br />
intelektual adalah mewujudkan<br />
diri dalam kemampuan<br />
bernalar dan berbicara.<br />
Memang kita tidak hidup<br />
di Jerman. Kita dihadapkan<br />
pada masalah penilaian sesaat<br />
dalam seleksi masuk perguruan<br />
tinggi. IPA atau IPS adalah<br />
pilihannya. Tidak ada yang<br />
lain. Lalu apa yang sebaiknya<br />
dilakukan?<br />
Jika kita memiliki preferensi,<br />
apakah IPS atau IPA,<br />
maka akan ada pertanyaan<br />
manakah yang memberikan<br />
proses pembelajaran lebih<br />
baik?<br />
Hal yang terakhir inilah<br />
yang lebih relevan dalam situasi<br />
ini, karena pada akhirnya<br />
siswa akan mengasah<br />
kemampuan intelektualnya di<br />
mana saja mereka menempatkan<br />
pilihannya. Para siswa<br />
akan terpaksa menempatkan<br />
pilihannya pada situasi yang<br />
disebut oleh para ekonomi<br />
sebagai asymmetric information.<br />
Mereka harus memilih tanpa<br />
mengetahui kualitas proses<br />
pembelajaran di masing-masing<br />
jurusan. Sebaliknya pihak<br />
sekolah lebih mengetahui<br />
jenis kualitas pembelajaran<br />
yang ditawarkan.<br />
Di sinilah diperlukan informasi<br />
yang transparan tentang<br />
standar kualitas yang ditawarkan<br />
sekolah untuk masingmasing<br />
jurusan.<br />
Harus Pintar Jaga Kesehatan<br />
Ahmad Kss<br />
Guru SMPN 2 Kusan Hilir<br />
Setelah begadang larut<br />
malam dilanjutkan mandi<br />
menurut para ahli dapat<br />
menyebabkan masuk angin<br />
(dalam bahasa daerah angin<br />
duduk), jantung koroner,<br />
paru-paru basah dan<br />
bahkan dapat menyebabkan<br />
mati mendadak.<br />
Hal ini disebabkan tubuh<br />
tidak disiapkan untuk<br />
kondisi pada saat air<br />
mengenai tubuh. Jika harus<br />
mandi malam juga sebaiknya<br />
gunakan air hangat.<br />
Berdasarkan penjelasan<br />
di atas, sebaiknya para<br />
Tetap Segar Saat Demam Euro<br />
konyol sekali jika harus<br />
kerja di kantor dengan<br />
wajah tidak bersemangat<br />
dan pikiran tidak fokus.<br />
Jangan sampai terjadi,<br />
simak beberapa tips<br />
berikut:<br />
Pastikan tidur cukup.<br />
Jangan paksakan mata<br />
Anda. Saat break, segera<br />
kompres mata dan banyak<br />
minum dan olahraga pagi.<br />
Sering begadang tidak<br />
berarti Anda harus bangun<br />
terlambat dan terburuburu<br />
melompat ke kantor.<br />
Waktu untuk berolahraga<br />
di pagi hari sangat penting<br />
justru pada keadaan tubuh<br />
Anda tidak bersemangat.<br />
Dengan berolahraga,<br />
aliran darah lebih lancar<br />
sehingga otak dapat<br />
berpikir lebih jelas dan<br />
koordinasi tubuh pun lebih<br />
baik.<br />
Seorang intelektual<br />
tidak mengejar<br />
pengukuhan diri<br />
dari orang lain.<br />
Berani berpendirian<br />
namun tidak takut<br />
mengakui salah.<br />
Seorang intelektual<br />
ditentukan oleh<br />
watak yang berhasil<br />
menyaturagakan<br />
pendidikan dengan<br />
kehidupannya, tidak<br />
oleh pengetahuan<br />
meluas yang<br />
merupakan<br />
tempelan belaka.<br />
Jadi apakah IPS atau IPA?<br />
Perhatikan dulu kualitas<br />
pembelajaran di tiap-tiap jurusan<br />
terlebih sebelum menentukan<br />
pilihan. Tetapi jika<br />
kualitas pembelajarannya ternyata<br />
tergolong tinggi untuk<br />
semua jurusan manakah yang<br />
lebih berpeluang untuk “menyukseskan”<br />
para siswanya<br />
dikemudian hari?<br />
Ciri-ciri intelektual ialah<br />
orang yang telah dibentuk<br />
sebagai berikut. Orang yang<br />
terbuka kepada seluruh kenyataan.<br />
Mampu dan sanggup<br />
bergaul dengan golongan<br />
sosial manapun juga. Orang<br />
bebas tetapi hormat kepada<br />
rakyat jelata. Orang yang tidak<br />
merasa rendah diri karena<br />
telah menjadi pribadi dewasa.<br />
Maka, ia tidak fanatis.<br />
Seorang intelektual tidak<br />
mengejar pengukuhan diri<br />
dari orang lain. Berani berpendirian<br />
namun tidak takut mengakui<br />
salah atau keliruan<br />
kalau memang demikian. Seorang<br />
intelektual ditentukan<br />
oleh watak yang berhasil menyaturagakan<br />
pendidikan dengan<br />
kehidupannya, tidak oleh<br />
pengetahuan meluas yang<br />
merupakan tempelan belaka.<br />
Maka intelektualitas akan<br />
tereduksi manakala kita persempit<br />
pada kerangka berpikir<br />
IPA atau IPS saja. Dan tampaknya<br />
akan terlalu dini kalau<br />
berpikir bahwa pilihan untuk<br />
belajar di jurusan tertentu<br />
SMA/MA akan lebih berpeluang<br />
sukses di masa depan.<br />
Sangat variable kesuksesan<br />
dibandingkan sekadar pilihan<br />
IPA atau IPS. Bapak dan ibu<br />
tidak keberatan apakah kamu<br />
memilih IPA,IPS, Bahasa dan<br />
Agama, semoga bermanfaat.<br />
Amin. (*)<br />
Pemerhati Pendidikan<br />
Tinggal di <strong>Banjarmasin</strong><br />
penggemar bola mania<br />
dapat menjaga stamina atau<br />
kesehatan tubuhnya<br />
dengan istirahat yang<br />
cukup dan konsumsi<br />
makanan-minuman yang<br />
menyehatkan tubuh.<br />
Sehingga dapat<br />
mencegah beberapa<br />
penyakit yang dapat<br />
menimbulkan gejala negatif<br />
bagi kesehatan tubuh.<br />
Itulah beberapa tips sebagai<br />
rambu-rambu begadang<br />
malam hari. Tetap semangat<br />
para penggemar mania.<br />
Salam sportif.<br />
Dessyana Khairunisa, SPd MSi<br />
Tenaga Pengajar MTsN Barabai<br />
Tema minggu depan: Larangan Truk Masuk Kota Jangan Lipservis<br />
SAMPAIKAN komentar Anda maksimal 500 karakter secara santun ke redaksi@banjarmasinpost.co.id, disertai salinan kartu identitas diri<br />
dan foto (mohon jangan pasfoto). Komentar terbaik untuk tiap minggunya, mendapat kenang-kenangan manis dari B<strong>Post</strong>. Jadi, saatnya Anda<br />
bicara demi kebaikan bersama.