16.05.2013 Views

Banjarmasin Post

Banjarmasin Post

Banjarmasin Post

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

24 Bungai<br />

SENIN 11 JUNI 2012<br />

AKP Agus Diduga di Bangkai Feri<br />

<strong>Banjarmasin</strong> <strong>Post</strong> Tambun<br />

■ Basarnas Kalsel Pun Turun Tangan<br />

PALANGKARAYA, BPOST - Empat hari setelah<br />

kejadian, pencarian dua korban yang<br />

hilang dari penumpang feri terbelah di Desa<br />

Pendahara, Kabupaten Katingan, terus dilakukan.<br />

Dengan kondisi alam yang sulit, tim<br />

pencari telah melakukan berbagai cara agar<br />

kedua korban ditemukan.<br />

Mulai penyusuran di air<br />

dengan menggunakan berbagai<br />

jenis armada dan penyelaman,<br />

sampai melalui udara.<br />

Namun tanda-tanda keberadaan<br />

dua korban, yakni Kapolsek<br />

Tewang Tanggalang<br />

Garing, AKP Agus Sofianto,<br />

dan seorang warga Desa Pendahara<br />

bernama Yanto, belum<br />

diketahui.<br />

“Untuk jalur udara, pencarian<br />

menggunakan helikopter<br />

dalam jarak hingga 70 kilometer.<br />

Kami juga membentuk<br />

tiga posko pencarian di<br />

air dalam jarak sekitar 50 kilometer,”<br />

terang Kapolda Kalimantan<br />

Tengah, Brigjen Polisi<br />

Bachtiar Hasanudin Tambunan<br />

yang memimpin pencarian,<br />

Minggu (10/6).<br />

Posko dibentuk di tiga lokasi,<br />

yakni di Desa Pendahara,<br />

Desa Hambawang, dan<br />

Desa Tewang Beringin, Kecamatan<br />

Tewang Tanggalang<br />

Garing.<br />

Derasnya arus Sungai Katingan<br />

serta banyaknya potongan<br />

kayu yang hanyut, diakui<br />

menjadi kendala utama<br />

dalam upaya pencarian tersebut.<br />

Belum lagi kondisi cuaca<br />

yang pada Sabtu (9/6),<br />

sempat dilanda hujan deras<br />

yang berlangsung siang sampai<br />

malam, membuat tim<br />

menghentikan pencarian.<br />

Dalam pencarian itu, setidaknya<br />

dikerahkan 190 personel.<br />

Selain Polri dan masyarakat,<br />

berasal dari Satpol PP,<br />

Dishub, serta Taruna Siaga<br />

Bencana (Tagana). Bahkan<br />

tim dari kepolisian dan Badan<br />

SAR Nasional (Basarnas)<br />

“Jalur udara,<br />

pencarian<br />

menggunakan<br />

helikopter dalam<br />

jarak hingga 70<br />

kilometer. Kami<br />

juga membentuk<br />

tiga posko<br />

pencarian di air<br />

dalam jarak sekitar<br />

50 kilometer”<br />

Brigjen Pol Bachtiar Hasanudin T<br />

Kapolda Kalteng<br />

Kalimantan Selatan turut diperbantukan<br />

melakukan<br />

pencarian.<br />

Selain menyusuri hilir sungai,<br />

tim yang terbagi dari beberapa<br />

kelompok kecil juga<br />

telah melakukan evakuasi<br />

terhadap delapan unit sepeda<br />

motor yang tenggelam di sungai.<br />

Saat feri tradisional terbelah<br />

dan menumpahkan 20<br />

penumpangnya, Kamis (7/6)<br />

sekitar pukul 09.00 WIB, ketika<br />

itu juga ada sejumlah sepeda<br />

motor yang dibawa.<br />

Feri terbelah karena diduga<br />

papan lantai yang menjadi<br />

perangkai dua perahu yang<br />

dikemudikan Ferry, patah.<br />

Selama ini, feri tradisional terbuat<br />

dari kayu yang dirangkai<br />

menjadi satu dan banyak<br />

dioperasikan di Desa Pendahara,<br />

Kecamatan Tewang<br />

Tanggalang Garing, Kabupaten<br />

Katingan, tersebut.<br />

Menurut Bachtiar, pencarian<br />

dan upaya evakuasi terhadap<br />

kayu bangkai feri<br />

tenggelam juga mereka lakukan.<br />

Pencarian secara terfokus<br />

di sekitar lokasi kejadian<br />

kian diintensifkan.<br />

“Saat ini kita juga mulai<br />

mengangkut kayu-kayu dari<br />

bangkai feri yang tenggelam.<br />

Ini untuk memastikan<br />

terhadap kemungkinan korban<br />

terjepit di antaranya<br />

kayu tersebut,” timpal kapolda.<br />

(ami)<br />

Jelang Kemarau, Gelar Tolak Bala<br />

KUALAKAPUAS, BPOST -<br />

Sekitar 200 orang dari berbagai<br />

tempat di Kualakapuas<br />

melakukan tolak bala. Ritual<br />

yang bertujuan memohon<br />

perlindungan kepada Tuhan<br />

agar terhindar dari bencana<br />

ini, dilaksanakan di dua<br />

tempat, yakni Jalan Mahakam<br />

dan di kawasan Pasar<br />

Kapuas seperti Pasar Danu<br />

Mare, Jumat (8/6) malam.<br />

Ritual ini biasanya dilakukan<br />

apabila ada warga yang<br />

melihat hantu api, atau sering<br />

terjadi kebakaran dan pelaksanaannya<br />

kebanyakan malam<br />

hari.<br />

Upacara tolak bala di Kualakapuas<br />

itu, dipimpin Guru<br />

Akhmad Humaidi bin Muchyar<br />

Gurdan Hadi atau yang<br />

sering disebut Guru Umai, sekaligus<br />

pemimpin jemaah<br />

Majelis Tadzkir Wat Ta’lim<br />

Asshalawatiyyah.<br />

Menurut Guru Umai, tujuan<br />

tolak bala tersebut untuk<br />

berdoa agar pasar maupun<br />

kampung mereka terhindar<br />

dari bala dan musibah kebakaran.<br />

“Peserta tolak bala selain<br />

ratusan masyarakat, dari majelis<br />

taklim kami,” ucap Guru<br />

Umai. Sambil berjalan, warga<br />

1106/B24<br />

mrloperkoran @ ScraperOne & Kaskus<br />

BANJARMASIN POST GROUP/MUSTAIN KHAITAMI<br />

BURU ANJING - Anjing milik warga berkeliaran di sekitar rumah penduduk, Rabu (6/6). Selama dua bulan mendatang, Dinas Pertanian dan<br />

Peternakan Kota Palangkaraya memburu anjing milik masyarakat untuk diberikan vaksin antirabies (VAR). Ini dilakukan untuk mencegah kasus<br />

rabies yang banyak terjadi di kota ini.<br />

yang berjumlah ratusan orang<br />

membacakan ayat-ayat<br />

suci Alquran.<br />

Tolak bala seperti ini dilaksanakan<br />

warga Kualakapuas<br />

pada setiap tahun, khususnya<br />

pada menjelang kemarau.<br />

Dalam tiga bulan terahir<br />

ini tak pernah turun hujan<br />

dan sepertinya sudah terlihat<br />

tanda-tanda akan kemarau di<br />

beberapa tempat, termasuk di<br />

Kualakapuas.<br />

Tolak bala dilakukan mulai<br />

di Jalan Sudirman Pasar<br />

danu Mare, Jalan Barito, Mahakam<br />

serta di Jalan A Yani.<br />

(jd)<br />

Tiga Jam Tunggu Air Pasang<br />

PALANGKARAYA, BPOST-<br />

Kondisi Sungai Terusan Karya,<br />

Kabupaten Kapuas, kian<br />

dikeluhkan. Terjadinya pendangkalan<br />

membuat jalur<br />

transportasi air dari Kapuas-<br />

Bahaur, sering kali terganggu.<br />

Keadaan ini sudah terjadi<br />

selama enam tahun terakhir.<br />

Namun belakangan kondisinya<br />

semakin parah.<br />

“Kadang kalau ingin ke Bahaur,<br />

perahu harus menunggu<br />

pasang sampai tiga jam lamanya.<br />

Kalau tidak begitu, perahu<br />

tidak bisa lewat,” ujar Anto,<br />

warga Bahaur.<br />

Disebutkan, dari sepan-<br />

jang lebih kurang 50 kilometer<br />

ada 10 kilometer jalur<br />

yang rentan kapal kandas<br />

adalah di wilayah Pasar Citra<br />

dan Pasar Jumat Desa Terusan<br />

Karya. Situasi daerah yang<br />

sepi dan jarang penduduknya<br />

itu juga rawan kejahatan,<br />

karena beberapa kali pernah<br />

terjadi perampokan pada kapal<br />

pedagang.<br />

Sungai Terusan Karya banyak<br />

dilintas kendaraan air<br />

karena merupakan alternatif<br />

jalur penghubung dari maupun<br />

ke Kapuas-Bahaur Kecamatan<br />

Kahayan Kuala Kabupaten<br />

Pulangpisau. Akses ini<br />

juga dianggap paling mudah<br />

karena jalan darat belum memungkinkan<br />

untuk dilintasi<br />

terutama bagi kendaraan<br />

roda empat.<br />

Pendangkalan terjadi karena<br />

diduga endapan lumpur<br />

dari anak sungai maupun saluran<br />

pengairan yang ada di<br />

sekitarnya menumpuk. Keadaan<br />

ini dapat diatas dengan<br />

pengerukan lumpur.<br />

Tidak hanya pada kapal<br />

besar. Perahu kecil seperti kelotok<br />

maupun perahu cepat,<br />

sering kali juga kandas ketika<br />

melintas di kawasan tersebut.(ami)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!