PENURUNAN KADAR ASAM FITAT TEPUNG JAGUNG ... - Balitsereal
PENURUNAN KADAR ASAM FITAT TEPUNG JAGUNG ... - Balitsereal
PENURUNAN KADAR ASAM FITAT TEPUNG JAGUNG ... - Balitsereal
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
atau menghilangkan kandungan asam<br />
fitat pada jagung. Salah satu diantaranya<br />
adalah dengan fermentasi (Pangastuti<br />
dkk 1996).<br />
Proses fermentasi telah banyak<br />
digunakan untuk mengolah makanan<br />
sapihan, karena melalui proses<br />
fermentasi kualitas gizi makanan dapat<br />
ditingkatkan dan kandungan anti nutrisi,<br />
toksin, serta tingkat kontaminasinya<br />
dapat diturunkan (Steinkraus 2002;<br />
Sahlin 1999). Menurut Dwidjoseputro<br />
(1978), ragi tape mengandung mikroba<br />
campuran dengan spesies yang beragam.<br />
Diharapkan penggunaan ragi tape pada<br />
proses fermentasi tepung jagung selain<br />
meningkatkan kandungan dan kualitas<br />
protein, juga dapat mengurangi anti<br />
nutrisi khususnya asam fitat.<br />
Berdasarkan penelitian yang telah<br />
dilakukan pada proses pembuatan tempe<br />
kedelai proses perendaman, perebusan,<br />
pengukusan, serta fermentasi<br />
berpengaruh terhadap kandungan asam<br />
fitat. Hasil penelitian Muchtadi (1998)<br />
terhadap kandungan asam fitat pada biji<br />
kedelai menunjukkan bahwa produk<br />
olahan kedelai tanpa fermentasi tetap<br />
mengandung asam fitat, sedangkan<br />
produk olahan kedelai dengan<br />
fermentasi dapat mengurangi, bahkan<br />
menghilangkan asam fitat, sehingga<br />
tempe dan kecap sudah tidak<br />
mengandung senyawa tersebut. Hal ini<br />
sejalan dengan hasil penelitian ini<br />
Pangastuti dkk (1996), yang<br />
menunjukkan bahwa selama fermentasi<br />
kandungan asam fitat pada tempe<br />
berkurang menjadi 50% dari asam fitat<br />
pada kedelai mentah, yang disebabkan<br />
oleh aktifitas mikroorganisme pada<br />
proses fermentasi yang mempunyai<br />
peranan penting dalam menurunkan<br />
kadar asam fitat tersebut.<br />
Asam fitat (mio-inositol<br />
heksakisfosfat) merupakan bentuk<br />
penyimpanan fosfor yang terbesar pada<br />
tanaman serealia dan leguminosa. Di<br />
dalam biji, fitat merupakan sumber<br />
fosforus dan inositol utama bagi<br />
tanaman, terdapat dalam bentuk garam<br />
dengan kalium, kalsium, magnesium, dan<br />
logam lain. Pada kondisi alami, asam fitat<br />
akan membentuk ikatan baik dengan<br />
mineral bervalensi dua (Ca, Mg, Fe),<br />
591 Seminar Nasional Serealia 2011<br />
maupun protein menjadi senyawa yang<br />
sukar larut. Hal ini menyebabkan mineral<br />
dan protein tidak dapat diserap tubuh,<br />
atau nilai cernanya rendah, oleh karena<br />
itu asam fitat dianggap sebagai<br />
antinutrisi pada bahan pangan.<br />
Ketidaklarutan fitat pada beberapa<br />
keadaan merupakan salah satu faktor<br />
yang secara nutrisional dianggap tidak<br />
menguntungkan, karena dengan<br />
demikian menjadi sukar diserap tubuh.<br />
Dengan adanya perlakuan panas, pH,<br />
atau perubahan kekuatan ionik selama<br />
pengolahan dapat mengakibatkan<br />
terbentuknya garam fitat yang sukar<br />
larut. Hasil penelitian Muchtadi (1998),<br />
menunjukkan bahwa asam fitat sangat<br />
tahan terhadap pemanasan selama<br />
pengolahan, namun proses fermentasi<br />
dapat mengurangi bahkan<br />
menghilangkan asam fitat. Sementara<br />
Tangenjaya (1979), melaporkan bahwa<br />
pemanasan pada suhu 100 C, pH 2<br />
selama 24 jam dapat mengurangi kadar<br />
fitat sampai dengan 70%. Meskipun asam<br />
fitat dapat dikurangi dengan cara<br />
pemanasan, tetapi cara ini tidak efektif<br />
dan dapat merusak komponen gizi lain,<br />
terutama protein dan vitamin.<br />
Penelitian ini bertujuan untuk<br />
menurukan kadar asam fitat tepung<br />
jagung selama proses fermentasi dengan<br />
menggunakan ragi tape.<br />
METODOLOGI<br />
Penelitian dilakukan di<br />
Laboratorium Pengolahan Hasil<br />
Pertanian dan Analisis Hasil Pertanian<br />
Jurusan Teknologi Hasil Pertanian<br />
Universitas Lampung, serta<br />
Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian<br />
Politeknik Negeri Lampung. Penelitian<br />
dilaksanakan pada bulan Juni sampai<br />
September 2008.<br />
Bahan utama yang digunakan pada<br />
penelitian ini adalah jagung Bisi-2, ragi<br />
tape merk NKL, dan bahan-bahan untuk<br />
analisis antara lain air destilata, larutan<br />
NaOH 0,1 N, indikator pp, serta bahanbahan<br />
lain untuk analisis kimia.<br />
Peralatan yang digunakan dalam<br />
penelitian ini adalah spektrofotometer,<br />
sentrifuse, pipet mikro, oven, timbangan<br />
dua digit (Mettler PJ 3000), timbangan 4