21.06.2013 Views

PENURUNAN KADAR ASAM FITAT TEPUNG JAGUNG ... - Balitsereal

PENURUNAN KADAR ASAM FITAT TEPUNG JAGUNG ... - Balitsereal

PENURUNAN KADAR ASAM FITAT TEPUNG JAGUNG ... - Balitsereal

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Pada tahap awal fermentasi,<br />

mikroba menguraikan karbohidrat atau<br />

pati untuk menghasilkan glukosa,<br />

sehingga glukosa meningkat dan kadar<br />

karbohidrat atau pati menurun. Glukosa<br />

dimetabolisme oleh mikroba<br />

menghasilkan air dan energi untuk<br />

pertumbuhan, dan air pada proses<br />

pengeringan akan menguap sehingga<br />

karbohidrat yang dihidrolisis pada<br />

akhirnya akan menjadi air yang menguap<br />

atau glukosa yang larut, akibatnya<br />

karbohidrat pada jagung menurun, yang<br />

menyebabkan randemen menurun.<br />

Peningkatan rendemen terjadi<br />

pada lama fermentasi 12 jam, diduga hal<br />

ini disebabkan karena pada kadar<br />

glukosa yang cukup, mikroba pembentuk<br />

alkohol mulai aktif, sehingga kadar<br />

alkohol meningkat; pada kadar alkohol<br />

yang tinggi, mikroba yang menghidrolisis<br />

pati tidak aktif, akibatnya jumlah<br />

karbohidrat atau pati tidak berkurang.<br />

Sementara itu biomasa mikroba yang<br />

terbentuk sejak awal fermentasi semakin<br />

terakumulasi, sehingga peningkatan<br />

rendemen terjadi karena karbohidrat<br />

atau pati tidak lagi terhidrolisis, dan<br />

biomasa mikroba terus bertambah.<br />

Selain itu penurunan rendemen<br />

tepung jagung selama fermentasi<br />

diakibatkan oleh aktivitas<br />

mikroorganisme yang memecah senyawa<br />

karbohidrat menjadi senyawa sederhana<br />

dalam bentuk air, karbondioksida,<br />

alkohol, dan asam organik. Lama<br />

fermentasi 0 – 12 jam merupakan tahap<br />

awal fermentasi, pada tahap ini proses<br />

fermentasi didominasi oleh aktivitas<br />

kapang yang menghasilkan enzim αamilase<br />

seperti Aspergillus, Rhizopus, dan<br />

Clamydomucor. Setelah fermentasi 12<br />

jam Saccharomyces menjadi aktif dalam<br />

penguraian glukosa menjadi alkohol<br />

(Dwidjoseputro 1978), pada proses<br />

fermentasi lebih lanjut akan terbentuk<br />

air dan asam asetat sebagai hasil<br />

perombakan etanol oleh A.acetii yang<br />

terjadi setelah fermentasi 48 jam (Buckle<br />

1986). Judoamijoyo (1990)<br />

menyebutkan bahwa pada fermentasi<br />

tape terdapat aktivitas mikroba yang<br />

dapat menghasilkan glukosa, etanol, dan<br />

asam asetat, ketiga metabolit tersebut<br />

dihasilkan dengan mengkonversi pati<br />

secara bertahap, dan setelah fermentasi<br />

fraksi pati pada tepung jagung berkurang<br />

secara signifikan dan mengakibatkan<br />

penurunan rendemen. Penelitian Nurdin<br />

dkk. (1991) juga menunjukkan bahwa<br />

peningkatan lama fermentasi<br />

menggunakan ragi tape secara nyata<br />

menurunkan proporsi karbohidrat<br />

tepung beras patah yang dihasilkan.<br />

Enzim fitase merupakan enzim hidrolitik<br />

yang memiliki pH optimum pada kisaran<br />

6.0 (Widowati dkk. 1998). Pada lama<br />

fermentasi 0 sampai 24 jam pH subtrat<br />

diduga relatif optimal untuk aktivitas<br />

enzim fitase yang dihasilkan oleh<br />

mikroba dalam ragi tape. Akibatnya<br />

pada kisaran lama fermentasi tersebut<br />

terjadi penurunan kadar fitat yang lebih<br />

tinggi dibandingkan dengan kisaran<br />

waktu yang lebih lama.<br />

3. Nilai pH<br />

Hasil penelitian dalam Gambar 3,<br />

menunjukkan bahwa lama fermentasi 0<br />

sampai 12 jam menyebabkan pH beras<br />

jagung menurun dari 6,8 menjadi 5,4, hal<br />

ini karena bakteri Acetobacter acetii yang<br />

terdapat pada ragi tape mampu<br />

mendegradasi substrat yang terdapat<br />

pada beras jagung secara optimal sebagai<br />

nutrisi pertumbuhannya hingga<br />

menghasilkan asam asetat sebagai<br />

metabolit primer dan asam-asam organik<br />

lainnya dalam jumlah kecil sebagai<br />

metabolit sekunder. Perubahan nilai pH<br />

tepung jagung selama fermentasi dapat<br />

dilihat pada Gambar 3.<br />

Menurut Buckle et al. (1987),<br />

jumlah asam yang dihasilkan oleh<br />

mikroba pada ragi tape akan meningkat<br />

yang diikuti dengan penurunan pH<br />

setelah proses fermentasi berlangsung.<br />

Berlangsungnya proses fermentasi ini<br />

dapat ditandai dengan timbulnya aroma<br />

khas tape, kadar air produk meningkat,<br />

dan tekstur produk lebih lunak. Setelah<br />

fermentasi 12 jam, kemampuan bakteri<br />

Acetobacter acetii untuk mendegradasi<br />

substrat sudah menurun sehingga asam<br />

asetat dan asam-asam organik lain yang<br />

terbentuk lebih sedikit dan nilai pH<br />

relatif tidak menunjukkan penurunan<br />

yang berarti, yaitu berkisar antara 4,6<br />

594 Ratna Wylis Arief1) , Irma Irawati 2), dan Yusmasari : Penurunan Kadar Asam Fitat Tepung Jagung Selama Proses<br />

Fermentasi Menggunakan Ragi Tape

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!