02.07.2013 Views

Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia 1

Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia 1

Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia 1

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

I. Kemampuan <strong>Berbahasa</strong><br />

142<br />

A. Mendengarkan<br />

Tujuan Pembelajaran: Anda diharapkan dapat mencatat pokok-pokok isi informasi melalui<br />

rekaman atau teks yang dibacakan, menyampaikan secara lisan isi<br />

informasi secara runtut dan jelas, serta menyimpulkan isi informasi<br />

yang didengar.<br />

Mencatat pokok-pokok isi informasi yang dibacakan<br />

Dalam mendengarkan informasi baik melalui rekaman atau pembacaan teks, hal<br />

utama dan pertama yang perlu kita catat adalah gagasan pokok. Gagasan pokok yang<br />

dimaksud adalah ide atau pikiran yang menjadi inti atau pokok pembicaraan. Gagasan<br />

pokok dapat dirumuskan dari hal-hal yang meresap dalam pikiran atau ingatan.<br />

Berikut disajikan teks. Salah seorang di antara Anda membacakannya, yang lain<br />

menyimak. Buku sebaiknya ditutup.<br />

Keselamatan dan Kesehatan Kerja<br />

Seyogianya Masuk dalam Silabus Perguruan Tinggi<br />

Sistem, teknologi, maupun cara-cara pembuatan beton, kayu, baja, dan bentuk-bentuk<br />

konstruksi lain sudah dikuasai dan diajarkan di perguruan tinggi. Namun, masalah<br />

bagaimana mempersiapkan pembangunan tersebut agar memberikan keselamatan dan<br />

kesehatan kerja, belum sepenuhnya mendapat perhatian.<br />

Pendidikan tentang K-3 (keselamatan dan kesehatan kerja), meskipun secara garis<br />

besar, seyogianya dimasukkan dalam silabus atau bagian dari silabus pada perguruan<br />

tinggi maupun pendidikan kejuruan. Dengan begitu, pada saatnya nanti penyelenggaraan<br />

proyek konstruksi tidak akan direalisasikan tanpa melaksanakan terlebih dahulu aturanaturan<br />

tentang K-3. Dengan pemahaman yang memadai tentang K-3, para pelaksana<br />

proyek jelas akan lebih peduli (concern) terhadap penyelenggaraan K-3 secara optimal.<br />

Sementara itu, biaya K-3 seharusnya dapat dialokasikan secara khusus menjadi beban<br />

pemilik proyek. Pemilik proyek, baik pemerintah maupun swasta, harus menyadari<br />

kepentingan ini.<br />

Demikian antara lain dikemukakan oleh Ir. Sudharmadi, WSk. M.M., staf pengajar<br />

jurusan arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, dalam ”Seminar Nasional<br />

Kesehatan dan Keselamatan Kerja” di Semarang, Sabtu siang. Seminar sehari ini<br />

diselenggarakan dalam rangka lustrum VII Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.<br />

Sudharmadi mengatakan, dengan melakukan dua langkah strategis tersebut kedua<br />

belah pihak akan dapat melaksanakan K-3 secara optimal pada proyek konstruksi tanpa<br />

merugikan satu dengan yang lain. Di satu sisi kontraktor tidak akan mengurangi<br />

profitabilitasnya untuk penyelenggaraan K-3, sedang di sisi lain para penyelenggara<br />

proyek sudah akan secara otomatis melaksanakan pekerjaan dengan memerhatikan<br />

K-3 secara optimal karena memang sudah mendapatkan bekal pendidikan di bangku<br />

kuliah ataupun sekolah.<br />

<strong>Piawai</strong> <strong>Berbahasa</strong> <strong>Cakap</strong> <strong>Bersastra</strong> <strong>Indonesia</strong> SMA/MA Kelas X

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!