02.07.2013 Views

kriya keramik smk jilid 1

kriya keramik smk jilid 1

kriya keramik smk jilid 1

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

6.1.4.2. Tanah Liat Sekunder<br />

Tanah liat sekunder atau sedimen (endapan) adalah jenis tanah liat hasil<br />

pelapukan batuan feldspatik yang berpindah jauh dari batuan induknya<br />

karena tenaga eksogen yang menyebabkan butiran-butiran tanah liat lepas<br />

dan mengendap pada daerah rendah seperti lembah sungai, tanah rawa,<br />

tanah marine, tanah danau. Dalam perjalanan karena air dan angina, tanah<br />

liat bercampur dengan bahan-bahan organik maupun anorganik sehingga<br />

merubah sifat-sifat kimia maupun fisika tanah liat menjadi partikel-partikel<br />

yang menghasilkan tanah liat sekunder yang lebih halus dan lebih plastis.<br />

Jumlah tanah liat sekunder lebih lebih banyak dari tanah liat primer.<br />

Transportasi air mempunyai pengaruh khusus pada tanah liat, salah satunya<br />

ialah gerakan arus air cenderung menggerus mineral tanah liat menjadi<br />

partikel-partikel yang semakin mengecil.<br />

Pada saat kecepatan arus melambat, partikel yang lebih berat akan<br />

mengendap dan meninggalkan partikel yang halus dalam larutan. Pada saat<br />

arus tenang, seperti di danau atau di laut, partikel-partikel yang halus akan<br />

mengendap di dasarnya. Tanah liat yang dipindahkan bisaanya terbentuk<br />

dari beberapa macam jenis tanah liat dan berasal dari beberapa sumber.<br />

Dalam setiap sungai, endapan tanah liat dari beberapa situs cenderung<br />

bercampur bersama. Kehadiran berbagai oksida logam seperti besi, nikel,<br />

titan, mangan dan sebagainya, dari sudut ilmu <strong>keramik</strong> dianggap sebagai<br />

bahan pengotor. Bahan organik seperti humus dan daun busuk juga<br />

merupakan bahan pengotor tanah liat. Karena pembentukannya melalui<br />

proses panjang dan bercampur dengan bahan pengotor, maka tanah liat<br />

mempunyai sifat: berbutir halus, berwarna krem/abu-abu/coklat/merah<br />

jambu/kuning, suhu matang antara 900 0 C-1400 0 C. Pada umumnya tanah liat<br />

sekunder lebih plastis dan mempunyai daya susut yang lebih besar daripada<br />

tanah liat primer. Semakin tinggi suhu bakarnya semakin keras dan semakin<br />

kecil porositasnya, sehingga benda <strong>keramik</strong> menjadi kedap air. Dibanding<br />

dengan tanah liat primer, tanah liat sekunder mempunyai ciri tidak murni,<br />

warna lebih gelap, berbutir lebih halus dan mempunyai titik lebur yang relatif<br />

lebih rendah. Setelah dibakar tanah liat sekunder biasanya berwarna krem,<br />

abu-abu muda sampai coklat muda ke tua.<br />

Tanah lit sekunder memiliki ciri-ciri:<br />

• Kurang murni<br />

• cenderung berbutir halus,<br />

• plastis,<br />

• warna krem/abu-abu/coklat/merah jambu/kuning, kuning muda, kuning<br />

kecoklatan, kemerahan, kehitaman<br />

• daya susut tinggi,<br />

• suhu bakar 1200 0 C–1300 0 C, ada yang sampai 1400 0 C (fireclay,<br />

stoneware, ballclay),<br />

• suhu bakar rendah 900 0 C–1180 0 C, ada yang sampai 1200 0 C<br />

(earthenware).<br />

114<br />

114 Kriya Keramik

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!