02.07.2013 Views

Teknik Transmisi Tenaga Listrik(Jilid3).Edt.indd

Teknik Transmisi Tenaga Listrik(Jilid3).Edt.indd

Teknik Transmisi Tenaga Listrik(Jilid3).Edt.indd

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

3. Tes tahanan isolasi<br />

Setelah kabel digelar<br />

maka sebelum disambung<br />

harus diukur tahanan isolasi<br />

secara individu di antara<br />

setiap kabel serta terhadap<br />

armour.<br />

Menggunakan alat ukur<br />

tahanan dengan tegangan<br />

operasi 500 Volt DC<br />

untuk satu menit dan<br />

jangan menggunakan alat<br />

dengan tegangan 5.000 V<br />

dan temperatur 20°C.<br />

Pengukuran tahanan isolasi<br />

dilanjutkan lagi setiap kabel<br />

telah tersambung dengan<br />

kabel yang lain dan hasil<br />

tidak boleh lebih kecil<br />

dari 50 MΩ/km dan lebih<br />

kecil 90 % jika hasil<br />

pengukuran lebih besar dari<br />

1.000 MΩ/km.<br />

4. Tes ketahanan tegangan<br />

Setelah lengkap me-<br />

masang kabel maka kabel<br />

tersebut harus diuji ketahanan<br />

terhadap tegangan. Ketahanan<br />

Tegangan kabel antara<br />

konduktor dan konduktor<br />

lainnya dan terhadap armournya<br />

yang terhubung ke tanah.<br />

Tegangan dinaikan secara<br />

bertahap dan dipertahankan<br />

selama 1 (satu) menit.<br />

Beberapa hal yang harus di-<br />

perhatikan yaitu kabel tipe<br />

15 kV. Maka digunakan<br />

tegangan 15 kV DC antara<br />

konduktor dan armour. Jika<br />

kabel telah dihubungan dengan<br />

beban yang mungkin ber-<br />

bentuk koil maka spesifikasi<br />

koil dan beban lain sangat<br />

diperhatikan dan jika perlu<br />

didiskusikan terlebih dulu<br />

575

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!