Sosiologi Kontekstual XI
Sosiologi Kontekstual XI
Sosiologi Kontekstual XI
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
kebudayaan-kebudayaan lainnya. Sejarah membuktikan betapa ambisi para<br />
penguasa untuk memperluas pengaruh ke luar lingkungan suku bangsa<br />
maupun kebudayaannya telah memperkaya bentuk dan ragam pola-pola<br />
interaksi lintas budaya dimasa lampau yang meninggalkan bekas-bekas yang<br />
positif maupun negatif. Upaya besar untuk mempersatukan masyarakat<br />
majemuk dengan keanekaragaman kebudayaannya itu tentunya menuntut<br />
kesetaraan (equality). Semangat untuk mempersatukan segenap penduduk<br />
di kepulauan Nusantara itu kembali diulang dalam bentuk Sumpah Pemuda<br />
yang bertujuan untuk membentuk satu bangsa yang besar dengan<br />
mendirikan negara kesatuan Republik Indonesia. Cita-cita besar yang<br />
menjadi landasan dan semangat perjuangan para pendiri negara kesatuan<br />
Republik Indonesia itu mempunyai implikasi sosial dan kebudayaan yang<br />
amat luas dan mendalam dalam masyarakat majemuk dengan<br />
keanekaragaman kebudayaannya.<br />
Sebaliknya banyak pula sisa-sisa atau peninggalan sejarah yang<br />
menimbulkan implikasi negatif dalam interaksi sosial lintas budaya<br />
masyarakat Indonesia dewasa ini, seperti sisa-sisa, pola-pola interaksi sosial<br />
yang tidak berimbang antara penguasa dan penduduk di berbagai daerah<br />
bekas kerajaan dan kesultanan. Tanpa disadari hubungan tidak berimbang<br />
antar kelompok suku bangsa penguasa dengan rakyatnya itu<br />
memengaruhi sifat hubungan dalam interaksi lintas budaya dimasa<br />
lampau yang seringkali meninggalkan sisa-sisanya hingga kini.<br />
Pola-pola interaksi lintas budaya yang bersifat dominan sebagai akibat<br />
pengalaman sejarah itu sebagian besar tergusur akibat pengaruh<br />
kekuasaan kolonial. Akan tetapi kekuatan baru muncul dan memperkuat<br />
pola-pola interaksi lintas budaya yang diwarnai arogansi suku bangsa dan<br />
golongan, yaitu faktor pendidikan, kedekatan dengan penguasa dan<br />
kebudayaannya serta pengaruh ekonomi. Dengan demikian kelompok<br />
suku bangsa dan golongan yang dapat menguasai jalu-jalur kolonial<br />
tersebut mempunyai peluang untuk memperkuat posisi atas dalam polapola<br />
interaksi lintas budaya pada masa kolonial.<br />
Tidak dapat disangkal bahwa upaya untuk mengisi kemerdekaan<br />
dengan meningkatkan kesejahteraan umum dalam masyarakat majemuk<br />
sangat berpotensi untuk menimbulkan konflik sosial, ekonomi, politik dan<br />
keamanan. Namun hal itu tidak berarti bahwa pembangunan harus<br />
dibatalkan, melainkan persyaratannya yang harus diperhatikan dengan<br />
seksama. Sebagaimana diketahui, pembangunan nasional yang<br />
Keanekaragaman Budaya Nusantara<br />
111