28.09.2013 Views

Majalah Santunan edisi Agustus 2010 - Kanwil Kemenag Aceh

Majalah Santunan edisi Agustus 2010 - Kanwil Kemenag Aceh

Majalah Santunan edisi Agustus 2010 - Kanwil Kemenag Aceh

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Laporan Abdullah AR<br />

Menyemai Kebaikan<br />

dengan Melayani Jamaah Haji<br />

Berbagai upaya dilakukan Pemerintah,<br />

dalam hal ini Kementrian Agama<br />

Republik Indonesia, untuk melakukan<br />

yang terbaik bagi umat. Khusus dalam<br />

Bidang Penyelenggaraan Ibadah Haji,<br />

mengacu kepada Undang Undang<br />

Nomor 13 Tahun 2008, tentang Penyelenggaraan<br />

Ibadah Haji dengan<br />

penekanan pada pelayanan, pembinaan<br />

dan perlindungan kepada<br />

jemaah, maka salah satu kegiatan<br />

yang dilakukan adalah menjamin<br />

tersedianya petugas pendamping jamaah<br />

yang profesional, berdedikasi<br />

dan menpunyai komitmen yang<br />

tinggi dalam memberikan pelayanan<br />

terbaik bagi jamaah haji.<br />

Pendamping jamaah (Petugas<br />

Kloter) yang profesional direkrut<br />

sesuai surat edaran Direktur<br />

Jenderal Penyelenggaraan Haji<br />

serta diawasi langsung oleh petugas<br />

dari Inspektorat Jenderal<br />

Kementrian Agama Republik<br />

Indonesia. Hal ini dilakukan<br />

disamping untuk menjamin tersedianya<br />

petugas pendamping<br />

jamaah yang profesional,<br />

sekaligus menepis isu bahwa menjadi<br />

petugas adalah ‘Hadiah’ sehingga<br />

yang bersangkutan tidak mempunyai<br />

kesadaran yang memadai untuk<br />

memberikan pelayanan maksimal<br />

bagi jamaah sesuai perundangundangan<br />

yang berlaku, sebaliknya<br />

yang terpikir olehnya adalah menggunakan<br />

kesempatan tersebut hanya<br />

untuk kepentingan pribadinya<br />

dengan mengabaikan kepentingan<br />

jamaah secara keseluruhan.<br />

Rekrutmen petugas dilanjutkan<br />

dengan pelaksanaan pendidikan<br />

dan pelatihan (Diklat) selama 120<br />

jam pelajaran. Untuk Embarkasi<br />

Banda <strong>Aceh</strong> (BTJ) pelaksanaanya<br />

dilakukan mulai tgl 06 s.d 15 Juli<br />

<strong>2010</strong> di Aula Arafah Asrama Haji<br />

Banda <strong>Aceh</strong> dengan materi yang<br />

sangat konprehensif dan didesain<br />

sedemikian rupa, sehingga pelatihan<br />

yang dilakukan secara integratif antara<br />

petugas Kementerian Agama dan<br />

petugas dari Kementerian Kesehatan<br />

memunculkan kesan yang sangat<br />

positif dan menjadi ajang pencerahan<br />

bagi petugas itu sendiri.<br />

Penyampaian materi kebijakan<br />

pemerintah tentang Penyelenggaraan<br />

Haji dengan narasumber pejabat<br />

Kementerian Agama Pusat serta<br />

kebijakan Kementerian Kesehatan<br />

tentang pelayanan kesehatan jamaah<br />

merupakan materi pembuka, seakan<br />

mencampakkan selubung ‘abuabu’<br />

yang selama ini melilit peserta<br />

yang terdiri dari unsur Ormas Islam,<br />

Pesantren, Kementerian Kesehatan,<br />

PTAIN/STIAIN dan Kementerian<br />

Agama itu sendiri tentang proses<br />

serta kerja keras Kementerian Agama<br />

mewujudkan Reformasi Birokrasi<br />

khususnya dalam bidang pelayanan<br />

publik seperti penyelenggaraan<br />

ibadah haji.<br />

Building Service Commitment<br />

(BSC) merupakan materi selanjutnya<br />

yang memberi pencerahan tentang<br />

prasyarat yang harus dilalui oleh<br />

seorang petugas haji. Materi menekankan<br />

standadisasi kepuasan jamaah,<br />

perlunya membangun sinergi,<br />

seni berkomunnikasi, serta perlunya<br />

kesiapan menghadapi berbagai<br />

18 <strong>Santunan</strong> AGUSTUS <strong>2010</strong><br />

tantangan.<br />

Diskusi tentang pelayanan standar<br />

yang harus dilakukan oleh seorang<br />

petugas di sektor tertentu serta<br />

contoh-contoh penyelesaian kasus<br />

yang mungkin dan kerap terjadi<br />

menjadikan suasana pelatihan semakin<br />

menghantarkan kepada kondisi<br />

yang sungguh terjadi.<br />

Praktik simulasi setiap kasus yang<br />

terjadi melalui gladi posko, dimana<br />

setiap peserta diberikan kesempatan<br />

bermain peran merupakan sisi lain<br />

keunikan dan upaya memanamkan<br />

ketrampilan penyelesaian kasus<br />

oleh petugas ketika berhadapan<br />

dengan persoalan yang<br />

sesungguhnya menjadi modal<br />

yang sangat berharga dalam upaya<br />

menwujudkan ‘Pelayanan Prima’<br />

kepada jamaah haji.<br />

Munajat adalah rangkaian kegiatan<br />

terakhir yang dilakukan oleh<br />

peserta diklat pada penghujung<br />

malam (Jam 00.00 wib). Di<br />

kegelapan malam, instruktur<br />

memberikan pencerahan rohani,<br />

penyadaran kondisi, muhasabah<br />

tentang eksistensi perjalanan<br />

umat manusia, eksisitensi manusia<br />

paripurna, manusia yang berguna.<br />

Semakin malam beranjak, semakin<br />

menumbuhkan kesadaran di dalam<br />

jiwa bahwa bertugas adalah ibadah,<br />

bertugas adalah berkomitmen,<br />

berkhidmat untuk umat, jujur,<br />

bersemangat dan ikhlas.<br />

Pada saat acara penutupan, Bapak<br />

Ka.<strong>Kanwil</strong> <strong>Kemenag</strong> <strong>Aceh</strong> berpesan<br />

“Tidak ada larangan bagi petugas<br />

untuk melaksanakan ibadah haji, baik<br />

yang sunnah maupun yang wajib.<br />

Namun setiap petugas harus sadar<br />

bahwa posisinya adalah khadim bagi<br />

jamaah haji.”<br />

Semai kebaikan dengan melayani<br />

jamaah, niscaya anda akan menuai<br />

kehormatan. Akhir arahan dari Drs.<br />

H. A. Rahman Tb, Lt. n

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!