Chapter II.pdf - USU Institutional Repository - Universitas Sumatera ...
Chapter II.pdf - USU Institutional Repository - Universitas Sumatera ...
Chapter II.pdf - USU Institutional Repository - Universitas Sumatera ...
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
a. Setia kepada aqidah Islami (hablum minallah)<br />
b. Bersifat universal (tidak ada gap antar agama, antar bangsa dan antar<br />
suku)<br />
c. Persatuan dan kesatuan (hablum minan nas)<br />
d. Rambateirata (kegotong royongan, tolong menolong)<br />
e. Patuh kepada imam (pemimpin)<br />
f. Cerdas dengan ilmu membaca dan menulis (iqra’ dan kalam/menulis )<br />
Pertumbuhan budaya adat Aceh, andainya menjadi bagian kesetiaan<br />
dalam konteks harkat dan martabat identitas keacehan, menghadapi tantangan<br />
sebaran budaya global, maka wujud budaya idealis, akan mudah adaptatis,<br />
akselirasasi dan berakumulasi secara kompetitif dan terprogram.<br />
Muatan budaya adat Aceh sebagaimana tersebut diatas, secara teori<br />
memenuhi pandangan-pandangan yang dikemukakan antara lain oleh :<br />
a. E.B.Taylor dalam bukunya : Primitive Culture, Boston, 1871, dengan<br />
rumusan : Culture or Civilization is that complex whole whitch includes<br />
knowledge, belief, art, morals, law, customs and any other capabilities,<br />
acquired by man as a member of society. (E.M.K.Masinambau, Hukum<br />
dan Kemajemukan Budaya, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2000,<br />
hal.1)<br />
Maksudnya; Budaya adalah suatu peradaban yang mengandung berbagai<br />
nilai ilmu pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, kebiasan dan<br />
berbagai kemampuan rekayasa (keterampilan) seseorang sebagai anggota<br />
masyarakat3<br />
b. Abidin Hasyim, formula dasar kebudayaan Aceh, dengan<br />
mengemukakan, bahwa: Kebudayaan Aceh telah menemukan<br />
identitasnya yang bernafas keislaman. Sistem tata nilailah yang menjadi<br />
tolak ukur untuk menyaring pengaruh baru dari luar, mana yang bisa<br />
diterima dan mana yang harus ditolak. Sistem tata nilai Islam yang<br />
dianut masyarakat Aceh, dalam menghadapi pengaruh modern, bukanlah<br />
pertentangan antara keislaman tradisional dengan modern, sebab Islam<br />
tidak berwatak tradisional, karena padanya terkandung pula unsur-unsur<br />
modern (Seksi Seminar PKA-3, Bunga Rampai Temu Budaya Nasional,<br />
tulisan Abidin Hasyim, bertajuk: Kebudayaan Aceh Dalam Dilema<br />
Konflik dan Konsensus, hal.195)<br />
<strong>Universitas</strong> <strong>Sumatera</strong> Utara