Laporan Utama dan peralatan secara simbolis Dr. Syamsul Maarif dengan tegas menekankan di hadapan para peserta rakonas, “Jangan lengah!” pada pra pembukaan tersebut. Peserta dari BPBD provinsi dan kabupaten/kota harus siap di garda depan bersama masyarakat yang berisiko maupun terdampak bencana. “Jangan lengah dalam menghadapi bencana di tahun 2013” ungkap Syamsul Maarif. “Selalu bekerja dan bekerja keras!” ulang Syamsul Maarif. Kerja keras harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab, dan tugas mulia ini demi kemanusiaan dan membantu masyarakat yang terdampak bencana. Di samping itu, beliau mengucapkan penghargaan setinggi-tingginya kepada BPBD dan ucapan selamat datang kepada pejabat yang baru bergabung dengan BPBD. Kepala <strong>BNPB</strong> mengajak peserta untuk me-review kebencanaan sepanjang 2012. Melihat kenyataan dalam kurun beberapa tahun terakhir bahwa kecenderungan kejadian bencana di Indonesia naik. Sementara itu sepanjang tahun lalu, 85% bencana dipicu oleh faktor hidrometeorologi, seperti puting beliung, banjir, dan longsor. Di tengah-tengah kejadian bencana, banyak capaian <strong>BNPB</strong> yang tercatat pada tahun 2012. Beberapa capaian antara lain terbentuknya 366 BPBD Rakornas ini merupakan kesempatan bagi pelaku penanggulangan bencana di daerah untuk meningkatkan kapasitas pengetahuannya. kabupaten/kota atau 75% dari 497 kabupaten/kota di Indonesia, sukses dalam penyelenggaaraan Asian Ministerial Conference on Disaster Risk Reduction (AMCDRR) ke-5 yang dihadiri 2.600 peserta dari 71 negara, donor aktif di antara komunitas internasional da lam keterlibatan bantuan kemanusiaan ke negara terdampak bencana, tersertifikasinya 30.320 relawan, dan penyusunan peta risiko bencana dan rencana penanggulangan bencana daerah di tingkat provinsi. Sebagai catatan mengenai partisipasi aktif di komunitas internasional, Indonesia turut membantu meringankan negara-negara terdampak seperti Korea Utara, Haiti, Jepang, Australia, Selandia Baru, Pakistan, dan negara-negara di kawasan ASEAN. Malam semakin larut, Kepala <strong>BNPB</strong> menutup pengarahan dengan beberapa kiat strategi menghadapi tantangan kebencanaan di tahun 2013. “Kita kerahkan dan satukan semua potensi dan sumber daya penanggulangan bencana”, seru Syamsul Maarif. Sebagai aktor penanggulangan bencana, perlu leadership dan berpikir lebih cerdas serta bekerja lebih keras. <strong>BNPB</strong> dan BPBD harus selalu tampil di depan dalam penanggulangan bencana. Membangun Profesionalitas Penanggulangan Bencana “Semangat berjuang, demi panggilan kemanusiaan, derap berpacu, pemerintahnya, masyarakat, dan dunia usaha, demi negara wujudkan cita, menuju ketangguhan bangsa menghadapi bencana...”, petikan lagu Mars Tangguh mengiringi pembukaan rakornas penanggulangan bencana yang dihadiri peserta BPBD provinsi dan kabupaten/ kota serta tamu undangan dari kementerian/lembaga dan mitra kerja <strong>BNPB</strong>, Jakarta (5/2). Rakornas ini merupakan kesempatan bagi pelaku penanggulangan bencana di daerah untuk meningkatkan kapasitas pengetahuan mereka. Tidak hanya itu, rangkaian lain antara lain pe-nandatangan nota kesepahaman (MoU) antara <strong>BNPB</strong> dan kementerian/lembaga, serta pemberian bantuan perlengkapan serta malam apresiasi dan penghargaan. Sementara itu, rakornas ini bertujuan sebagai langkah awal pelaksanaan kebijakan penanggulangan bencana (PB) 2013, menyamakan persepsi atau pemahaman dalam PB, dan persiapan penyusunan rencana kebijakan tahun 2014 yang akan datang. Di samping itu, bertujuan untuk melakukan evaluasi penyelenggaraan PB, dan terakhir mengoptimalkan akuntabilitas penyelenggaraan PB dalam rangka peningkatan kualitas opini pengawasan dan pemeriksaan laporan. Profesio nalitas dalam arti yang komprehensif menjadi harapan <strong>BNPB</strong> dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat dalam kebencanaan. Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, Dr. Agung Laksono, membuka secara resmi Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana 2013 di Hotel Bidakara, Jakarta (5/2). Rapat koordinasi nasional (rakornas) yang berlangsung tiga hari dan diikuti 33 BPBD provinsi dan 366 BPBD kabupaten/kota ini mengangkat tema “Tumbuh, Utuh, Tangguh”. Penyelenggaraan rakonas ini masih dalam suasana memperingati hari ulang tahun <strong>BNPB</strong> ke-5 yang jatuh pada tanggal 26 Januari. Dalam sambutan pembukaan di hadapan 1.268 peserta rakornas, Menkokesra Agung Laksono menekankan mengenai penyelenggaraan penanggulangan bencana yang cepat, tepat, dan akuntabel. Kecepatan dan ketepatan dalam penanganan darurat memegang peran yang sangat menentukan. Kapabilitas dalam deteksi dini, quick response, dan membangun ketangguhan dan kesadaran masyarakat sehingga mereka dapat hidup harmoni dengan risiko harus terus ditingkatkan. “Upaya mitigasi dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana adalah mutlak”, tambah Agung Laksono. Dalam laporan kegiatan, Kepala <strong>BNPB</strong>, Dr. Syamsul Maarif, M.Si menjelaskan bahwa <strong>BNPB</strong> telah melakukan penandatanganan MoU (nota kesepahaman) dengan 23 kementerian/lembaga dan perguruan tinggi, serta 9 MoU dengan lembaga internasional. “Tujuan makro dari MoU adalah ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa kita selalu utuh, bersatu, dan saling membantu dalam melakukan penanggulangan bencana sesuai dengan tugas dan wewenang masing-masing kementerian/ lembaga”, jelas Syamsul Maarif. Beliau juga menambahkan bahwa tujuan mikro adalah untuk 6 Majalah <strong>GEMA</strong> <strong>BNPB</strong> Vol. IV <strong>No.1</strong> Tahun 2013 Majalah <strong>GEMA</strong> <strong>BNPB</strong> Vol. IV <strong>No.1</strong> Tahun 2013 7