07.05.2014 Views

Kunci Kebahagiaan - File-filenya rismaka.wordpress.com

Kunci Kebahagiaan - File-filenya rismaka.wordpress.com

Kunci Kebahagiaan - File-filenya rismaka.wordpress.com

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

orang-orang yang bersih, dan orang-orang yang bersyukur. Kecintaan Allah SWT<br />

adalah kemuliaan yang paling tinggi. Karena itu, dengan hikmah-Nya Dia<br />

menempatkan Adam a.s. dan keturunannya di suatu tempat, di mana kecintaan Allah<br />

SWT itu dapat terwujud. Dengan demikian, diturunkannya Adam dan keturunannya<br />

ke bumi ini adalah nikmat yang paling tinggi bagi mereka. Allah berfirman,<br />

"Dan Allah menentukan siapa yang dikehendakinya untuk diberi rahmat dan Allah<br />

mempunyai karunia yang sangat besar." (al-Baqarah: 105)<br />

Allah SWT juga ingin mengambil dari keturunan Adam orang-orang yang Dia<br />

bela, Dia kasihi serta Dia cintai, dan mereka juga mencintai-Nya. Kecintaan mereka<br />

kepada-Nya merupakan puncak kehormatan dan kemuliaan. Derajat yang mulia ini<br />

tidak mungkin terealisasi tanpa adanya keridhaan dari-Nya dengan mengikuti<br />

perintah-Nya, serta meninggalkan keinginan hawa nafsu dan gejolak syahwat yang<br />

dibenci oleh-Nya, Zat yang mereka cintai. Maka, Allah SWT menurunkan mereka<br />

ke bumi ini, di mana mereka menerima perintah dan larangan untuk mereka taati.<br />

Sebab itu, mereka memperoleh kemuliaan cinta dari-Nya. Itulah kesempurnaan<br />

hikmah dan kasih sayang-Nya, Dia Yang Maha Baik lagi Maha Penyayang.<br />

Karena Allah telah menciptakan makhluk-Nya secara berjenjang dan berjenisjenis,<br />

dan dengan hikmah-Nya Dia mengutamakan Adam a.s. beserta keturunannya<br />

atas seluruh makhluk-makhluk-Nya, maka Dia menjadikan penyembahan<br />

('ubudiyyah) mereka kepada-Nya sebagai derajat yang paling mulia. Yaitu 'ubudyiyah<br />

yang mereka lakukan sesuai keinginan dan pilihan mereka sendiri, bukan karena<br />

keterpaksaan. Sebagaimana diketahui, Allah SWT telah mengutus Jibril kepada Nabi<br />

saw. untuk memberinya pilihan; antara menjadi seorang raja dan nabi, atau menjadi<br />

seorang hamba dan nabi. Lalu Nabi saw. memandang Jibril seolah berkonsultasi<br />

kepadanya, dan Jibril mengisyaratkan supaya beliau bersikap tawadhu. Kemudian<br />

beliau bersabda, "Saya memilih menjadi seorang hamba dan nabi." 15<br />

ls HR. Imam Ahmad dalam Musnadnya dari Abu Hurairah r.a.. Abu Hurairah r.a. berkata, "Jibril<br />

datang kepada Nabi saw., lalu Nabi memandang ke langit, tiba-tiba ada malaikat yang turun. Nabi berkata<br />

kapada Jibril, 'Sesungguhnya malaikat ini tidak pernah turun sejak hari diciptakan sampai saat ini.'<br />

Taatkala malaikat itu turun dia berkata, 'Wahai Muhammad Tuhanmu mengutusku kepadamu.' Lalu<br />

bertanya, 'Apakah engkau ingin Tuhanmu menjadikanmu sebagai seorang raja atau seorang hamba dan<br />

nabi? Bersikap tawadhulah kepada Tuhanmu wahai Muhammad!' Lalu Nabi menjawab, 'Aku memilih<br />

dijadikan seorang hamba dan rasul.'" (11/231). Al-Haitsami dalam Majma'uz-Zawaid (IX/18-19) berkata,<br />

"Ini diriwayatkan oleh Ahmad, al-Bazzar dan Abu Ya'la. Para perawi awal adalah perawi yang sah. Dan<br />

Syaikh Ahmad Syakir dalam tahkiknya terhadap Musnad menshahihkan hadits ini (XII/142). Al-Baihaqi<br />

meriwayatkan dalam kitab Dalaa'ilun-Nubuwwah (117369) dari Muhammad bin Athaarid bahwa .Rasulullah<br />

saw. pernah berada di tengah-tengah para sahabatnya dan Jibril mendatanginya. Lalu Jibril memukul<br />

punggung beliau dan membawa Nabi ke sebuah pohon. Di pohon itu ada sesuatu seperti dua sarang<br />

burung. Nabi duduk di salah satunya dan Jibril duduk pada yang lain. Nabi bersabda, "Lalu Jibril menghadap<br />

kepada kami hingga aku sampai ke ufuk. Seandainya aku menjulurkan tanganku ke langit, maka aku<br />

menggapainya, dan langit itu didekatkan karena suatu sebab. Dan cahaya turun di atas Jibril lalu<br />

menutupinya seperti pelana. Dari itu, saya mengetahui kelebihan rasa takutnya di atas rasa takutku.<br />

Lalu diwahyukan kepadaku, 'Engkau memilih menjadi nabi dan raja atau nabi dan hamba atau ke surga<br />

tempat asalmu?' Jibril dalam keadaan berbaring memberikan tanda supaya aku tawadhu. 'Maka aku<br />

berkata, 'Saya memilih menjadi nabi dan hamba."' Sanadnya mursal.<br />

22 <strong>Kunci</strong> <strong>Kebahagiaan</strong><br />

Tidak untuk tujuan komersil<br />

Maktabah Raudhatul Muhibbin

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!