RAKERWIL PPKA Wilayah Provinsi JAWA TIMUR - Kemenag Jatim
RAKERWIL PPKA Wilayah Provinsi JAWA TIMUR - Kemenag Jatim
RAKERWIL PPKA Wilayah Provinsi JAWA TIMUR - Kemenag Jatim
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
<strong>RAKERWIL</strong> <strong>PPKA</strong><br />
<strong>Wilayah</strong> <strong>Provinsi</strong> <strong>JAWA</strong> <strong>TIMUR</strong><br />
Kakanwil mamberikan sambutan pada acara pembukaan Rakerwil <strong>PPKA</strong> Prov. Jawa Timur<br />
Bertempat di Balai Diklat PTK<br />
Keagamaan <strong>Provinsi</strong> Jawa Timur,<br />
selama dua hari, Sabtu dan Ahad, (2 -<br />
3 /2), <strong>PPKA</strong> <strong>Provinsi</strong> Jawa Timur<br />
menggelar Rapat Kerja <strong>Wilayah</strong>. Hadir<br />
dalam acara tersebut, selain Kakanwil<br />
Kementerian Agama Prov.<br />
Jawa Timur Drs. H. Sujak, M.Ag, juga<br />
Ketua Umum pengurus pusat <strong>PPKA</strong><br />
Drs. H.M. Fauzan Afandi.<br />
Peserta Rakerwil dibagi dalam<br />
tiga kelompok sebagai representasi<br />
anggota komisi. Komisi I membahas<br />
materi Program Kerja Bidang Organisasi<br />
dan Pembinaan. Komisi II membahas<br />
materi Program Kerja Bidang<br />
Kesejahteraan dan Sosial. Sedangkan<br />
Komisi III membahas Program Kerja<br />
Kerukunan Wanita serta Bidang Hubungan<br />
Masyarakat.<br />
Drs. H. M. Roziqi, MM, MBA,<br />
Ketua <strong>Wilayah</strong> Persaudaraan Pensiunan<br />
Kementerian Agama <strong>Provinsi</strong><br />
Jawa Timur, dalam sambutannya pada<br />
acara pembukaan menyampaikan<br />
terima kasih kepada semua pihak<br />
yang telah memberikan bantuan baik<br />
moril maupun materiil sehingga Rapat<br />
Kerja ini bisa terwujud. Diinformasikan<br />
bahwa Kepala Balai Diklat Pendidikan<br />
Teknis Keagamaan <strong>Provinsi</strong><br />
Jawa Timur telah memfasilitasi ruang<br />
pertemuan dan penginapan untuk para<br />
peserta. Sedangkan Kantor <strong>Wilayah</strong><br />
Kementerian Agama <strong>Provinsi</strong><br />
Jawa Timur telah memberikan sumbangan<br />
dalam bentuk konsumsi selama<br />
kegiatan Rapat Kerja berlangsung.<br />
Rapat Kerja yang dihadiri tidak<br />
kurang dari seratus peserta ini, terdiri<br />
dari para pengurus <strong>PPKA</strong> Kabupaten/Kota<br />
se Jawa Timur. “Ini merupakan<br />
kegiatan yang patut dibanggakan,”<br />
tutur Fauzan. “Saya bangga<br />
dengan kegiatan <strong>PPKA</strong> Jawa Timur.<br />
Ini perlu dicontoh oleh pengurus<br />
<strong>PPKA</strong> di provinsi lain,” ujarnya bersemangat.<br />
Menurutnya, Purnabakti bukanlah<br />
titik kulminasi dalam berkiprah<br />
dan berkontribusi kepada masyarakat,<br />
bangsa, dan negara. Para Purnabakti<br />
harus senantiasa melanjutkan<br />
perjuangan dan pengabdiannya sesuai<br />
dengan kapasitas dan kemampuan<br />
masing-masing. Untuk itulah,<br />
agar perjuangan dan pengabdiannya<br />
memperoleh hasil maksimal, maka<br />
sebaiknya tidak dilakukan sendirisendiri.<br />
Namun secara bersama melalui<br />
organisasi <strong>PPKA</strong> sebagai bagian<br />
dari keluarga besar Kementerian Agama.<br />
Oleh karenanya, <strong>PPKA</strong> mempunyai<br />
kewajiban moral untuk ikut mensukseskan<br />
lima misi utama Kementerian<br />
Agama.<br />
Mengakhiri sambutannya, Fauzan<br />
mengharapkan kepada Kanwil<br />
Kementerian Agama, Rektor UIN, Kepala<br />
Balai Diklat Teknis Keagamaan,<br />
para Kepala <strong>Kemenag</strong> Kabupaten/<br />
Kota dan para Kepala MAN, MTsN,<br />
MIN serta Kepala KUA se <strong>Provinsi</strong><br />
Jawa Timur dapat memberikan akses<br />
dan bantuan kepada <strong>PPKA</strong>, serta<br />
30 MPA 319 / April 2013
melibatkan peranserta <strong>PPKA</strong> dalam<br />
pelaksanaan program kedinasan.<br />
Dalam kesempatan yang sama,<br />
Drs. H. Sudjak, M.Ag, Kepala Kantor<br />
<strong>Wilayah</strong> Kementerian Agama <strong>Provinsi</strong><br />
Jawa Timur menegaskan, bahwa<br />
keberadaannya di tengah-tengah<br />
fungsionaris <strong>PPKA</strong> se Jawa Timur<br />
malam itu tidak untuk menyampaikan<br />
pengarahan, tetapi ingin bersilaturahmi,<br />
dan menyambung tali persaudaraan.<br />
“Hubungan kami dengan para<br />
pengurus <strong>PPKA</strong> ibarat hubungan antara<br />
anak dan orang tua. Dengan silaturahmi<br />
ini mudah-mudahan terjadi<br />
saling tukar informasi. Atau paling tidak<br />
bisa saling mengenal, yang kemudian<br />
berlanjut untuk saling membantu,”<br />
tambahnya.<br />
Diakui oleh Kakanwil, bahwa tugas<br />
<strong>Kemenag</strong> memang sangat berat<br />
karena menyentuh hampir semua<br />
aspek kehidupan umat manusia dari<br />
lahir sampai mati. Akan tetapi tugas<br />
ini sangat mulia. Sebagai ilustrasi,<br />
Kakanwil menginformasikan bahwa<br />
keberadaan KUA saat ini mendapat<br />
sorotan sangat tajam dan dalam posisi<br />
yang sangat dilematis. Sampai-sampai<br />
ada penghulu yang tidak berani<br />
tampil sebagai Khatib Shalat Jum’at.<br />
Bahkan ada yang mengundurkan diri.<br />
Untuk itu Kakanwil menghimbau<br />
agar para penghulu tetap melaksanakan<br />
tugas seperti biasa. Sebab kalau<br />
sampai mengundurkan diri, masyarakat<br />
yang susah.<br />
Menurut Kakanwil, permasalahan<br />
yang berkisar pada besaran biaya<br />
pencatatan nikah di KUA itu timbul,<br />
karena sampai saat ini belum ada regulasi<br />
yang mengatur<br />
biaya pernikahan di<br />
luar kantor. Sementara<br />
kesulitan yang dihadapi<br />
adalah ketidakmampuan<br />
kita melarang<br />
masyarakat untuk<br />
nikah di luar kantor<br />
atau di luar jam<br />
kerja. Sebab hal ini<br />
menyangkut kultur<br />
dan prestise keluarga.<br />
Kesulitan lainnya, karena<br />
kita tidak bisa melarang<br />
masyarakat untuk<br />
memberi amplop<br />
kepada para penghulu.<br />
Padahal menurut<br />
UU KPK, hal tersebut<br />
Drs.H.Marsono Adnan, Ketua Panitia dan Drs. H.M. H.M. Roziqi<br />
MM,MBA saat memandu dialog dengan para peserta rakerwil<br />
tergolong gratifikasi.<br />
Di Sapeken, yang terdiri dari 4<br />
desa, ada satu desa yang terdiri dari<br />
4 pulau. Dan untuk mencapainya diperlukan<br />
waktu 9 jam dengan perahu.<br />
Bayangkan, kalau untuk mencatat<br />
pernikahan penghulu harus menyewa<br />
perahu sebesar 500 ribu, sementara<br />
biaya pencatatan nikah hanya 30 ribu.<br />
“Lalu kekurangannya siapa yang<br />
membayar? Apa para penghulu harus<br />
mengorbankan gajinya untuk melaksanakan<br />
tugas? Kalau gaji yang diterima<br />
3 juta, maka 6 kali pernikahan,<br />
habis sudah,” ujar Kakanwil.<br />
Oleh karena tugas-tugas itu sangat<br />
berat, tidak mungkin dikerjakan<br />
sendiri. Maka perlu kerjasama dalam<br />
Para peserta rakerwil<br />
bentuk kemitraan dengan para pengurus<br />
<strong>PPKA</strong> di semua lini. Memang<br />
secara struktural tidak ada hubungan<br />
antara <strong>Kemenag</strong> dengan <strong>PPKA</strong>, tetapi<br />
secara kultural pengurus <strong>PPKA</strong><br />
merupakan senior bagi para pejabat<br />
<strong>Kemenag</strong> di tingkat provinsi maupun<br />
kabupaten/kota. “Pejabat <strong>Kemenag</strong><br />
harus birrul walidain kepada pengurus<br />
<strong>PPKA</strong>. Dan sebagai orang tua<br />
yang baik, pengurus <strong>PPKA</strong> tentu akan<br />
memperhatikan dan menyayangi<br />
putra-putrinya yang dalam hal ini<br />
<strong>Kemenag</strong>,” tutur Kakanwil menegaskan.<br />
Lebih lanjut Kakanwil menjabarkan<br />
tugas-tugas yang mungkin bisa<br />
dilaksanakan pengurus <strong>PPKA</strong>. Di<br />
Kantor Urusan A-<br />
gama misalnya, para<br />
pengurus <strong>PPKA</strong> bisa<br />
membantu dalam<br />
pelaksanaan bimbingan<br />
manasik haji,<br />
pembinaan dan peningkatan<br />
kualitas<br />
keagamaan, mewujudkan<br />
kerukunan<br />
umat beragama,<br />
pendidikan agama,<br />
dan sebagainya.<br />
Dengan demikian,<br />
akan terwujud kegiatan<br />
yang bersifat<br />
sinergis antara <strong>Kemenag</strong><br />
dengan PP-<br />
KA.• HS<br />
MPA 319 / April 2013<br />
31