You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
FilosoFi <strong>Kopi</strong><br />
nyaksikan sebuah perhelatan pribadi. Pesta minum kopi,<br />
kecil dan akrab, dengan Ben sebagai tuan rumah.<br />
Akan tetapi, yang benar-benar membuat tempat ini istimewa<br />
adalah pengalaman ngopi-ngopi yang diciptakan<br />
Ben. Dia tidak sekadar meramu, mengecap rasa, tapi juga<br />
merenungkan kopi yang dia buat. Ben menarik arti, membuat<br />
analogi, hingga terciptalah satu filosofi untuk setiap<br />
jenis ramuan kopi.<br />
“Itu yang membuat saya sangat mencintai minuman<br />
ini. <strong>Kopi</strong> itu sangat berkarakter.” Kudengar sayup-sayup<br />
Ben berkata kepada salah satu pengunjung perempuan<br />
yang duduk di bar.<br />
“Seperti pilihan Anda ini, cappucino. Ini untuk orang<br />
yang menyukai kelembutan sekaligus keindahan.” Ben tersenyum<br />
seraya menyorongkan cangkir. “Anda tahu, cappucino<br />
ini kopi paling genit?”<br />
Perempuan itu tertawa kecil.<br />
“Berbeda dengan cafe latte, walau penampilannya cukup<br />
mirip. Untuk cappucino, dibutuhkan standar penampilan<br />
yang tinggi. Mereka tidak boleh kelihatan sembarangan.<br />
Kalau bisa, terlihat seindah mungkin.”<br />
“Oh, ya?”<br />
“Seorang penikmat cappucino sejati, pasti akan memandangi<br />
penampilan yang terlihat di cangkirnya sebelum<br />
mencicip. Kalau dari pertama sudah kelihatan acak-acakan<br />
dan tak terkonsep, bisa-bisa mereka enggak mau minum.”<br />
Sambil menjelaskan, dengan terampil Ben membentuk<br />
4