Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
FilosoFi <strong>Kopi</strong><br />
temenku, kopi di sini enak sekali,” tuturnya bersemangat<br />
dalam logat Jawa kental.<br />
Setelah meminum seteguk, bapak itu meletakkan cangkir<br />
dan kembali membuka halaman korannya.<br />
Ben segera bertanya antusias, “Bagaimana, Pak?”<br />
Bapak itu mendongak. “Apanya?”<br />
“Ya, kopinya.”<br />
Dengan ekspresi sopan, bapak itu mengangguk-angguk,<br />
“Lumayan,” jawabnya singkat lalu terus membaca.<br />
“Lumayan bagaimana?” Ben mulai terusik.<br />
“Ya, maksudnya lumayan enak tho, Dik,” dia membalas.<br />
“Pak, yang barusan Bapak minum itu kopi yang paling<br />
enak di dunia.” Aku tidak tahan untuk tidak menjelaskan.<br />
“Yang bener tho? Masa iya?” Seperti mendengar lelucon<br />
bapak itu malah tertawa kecil.<br />
Wajah Ben langsung mengeras. Tamu kami itu pun<br />
tersadar akan ketegangan yang dia ciptakan. “Aku bercanda<br />
kok, Dik. <strong>Kopi</strong>nya uenak, uenak! Sungguh!”<br />
“Memangnya, Bapak pernah coba yang lebih enak dari<br />
ini?” Ben bertanya dengan otot-otot muka ditarik.<br />
Tambah panik, bapak itu terkekeh-kekeh, “Tapi ndak<br />
jauhlah dengan yang Adik bikin.”<br />
“Tapi tetap lebih enak, kan?” Suara Ben terus meninggi.<br />
Jakun bapak itu bergerak gugup, dia melirikku, melirik<br />
Ben, dan akhirnya mengangguk.<br />
“Di mana Bapak coba kopi itu?”<br />
16