High Order Think Skill - Kemenag Jatim
High Order Think Skill - Kemenag Jatim
High Order Think Skill - Kemenag Jatim
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
HOTS (<strong>High</strong> <strong>Order</strong> <strong>Think</strong> <strong>Skill</strong>)<br />
Pengembangan Basis Pemikiran<br />
Komponen Pembelajaran<br />
Oleh Moh. Ahsan Shohifur Rizal *)<br />
Berbicara mengenai<br />
perkembangan pendidikan serasa<br />
tidak akan ada habisnya. Seiring<br />
dengan perkembangan zaman maka<br />
berkembang pula wawasan tentang<br />
bagaimana meningkatkan dan<br />
mengembangkan pendidikan di<br />
Negara kita tercinta. Salah satu ide<br />
yang mungkin bisa dijadikan sebagai<br />
refleksi dalam menyusun komponen<br />
pembelajaran yang dilakukan guru<br />
pada umumnya.<br />
Pada kesempatan kali ini saya<br />
sedikit memaparkan apa yang<br />
dimaksud dengan <strong>High</strong> <strong>Order</strong> <strong>Think</strong><br />
<strong>Skill</strong> (HOTS).Kalau diterjemahkan<br />
dalam bahasa indonesia istilah di atas<br />
menjadi Kemampuan berpikir tingkat<br />
tinggi (HOTS) maksudnya HOTS<br />
merupakan opsi untuk trobosan<br />
bagaiaman meningkatkan dan<br />
mengembangkan kualitas pendidikan<br />
masa depan.<br />
Sebenarnya dalam pembahasan<br />
artikel saya ini HOTS yang dijadikian<br />
sebagai landasan meliputi: HOTS<br />
pengembangan kurikulum, pemilihan<br />
metode, pemilihan bahan, dan<br />
pengembangan instrumen<br />
penilaian.Tetapi dalam saya<br />
khususkan pada proses penyusuan<br />
komponen pembelajaran yang<br />
meliputi kurikulum, guru, peserta<br />
didik, metode, bahan ajar, media atau<br />
sumber belajar dan asesmen.<br />
Menurut Prof. Dr. Sudarto<br />
(Mantan Dirjen Pendidikan Dasar)<br />
mengatakan yang mempengaruhi<br />
siswa dan guru dalam kegiatan<br />
belajar dan mengajar adalah “Model<br />
Tes”. Kaitannya dalam komponen<br />
pembelajaran, tesmerupakan bentuk<br />
asesmen yang nantinya bisa<br />
40 MPA 312 / September 2012<br />
diwujudkan dengan nilai. Dengan<br />
deimikian asesmen merupakan<br />
bagian komponen pembelajaran yang<br />
tentunya harus desain dengan sebaik<br />
mungkin. Yang menjadi momok saat<br />
ini yang dirasakan oleh peserta didik<br />
yaitu tes atau ujian apalagi akan<br />
dilaksakanya UN.<br />
Banyak siswa yang stres<br />
memikirkan hal demikian. Bagaimana<br />
menciptakan ujian akhir nasional<br />
yang asyik dan menyenangkan, tidak<br />
ada istilahnya ujian menyenangkan<br />
sampai saat ini yang dirasakan oleh<br />
peserta didik tetapi malah<br />
mencengangkan. Opsi bagaiamana<br />
cara menciptakan ujian khususnya<br />
UN yang asyik dan menyenangkan<br />
ada opsi yang mungki bisa diambil<br />
hikmahnya yaitu siswa disuruh<br />
mengerjakan ujian dengan membawa<br />
berbagai referensi dan boleh<br />
dikerjakan tidak hanya di dalam kelas<br />
tetapi dilingkungan sekolah juga<br />
diperbolehkan. Dengan syarat siswa<br />
mampu memjawab soal-soal dengan<br />
berbagai referensi dengan waktu<br />
yang telah ditentukan. Tentunnya<br />
kalau kita mengatakan berbagai<br />
referensi maka soal yang disuguhkan<br />
adalah essai. Dengan pembiasaan<br />
sebelumnya jika ujian dilakukan<br />
demikian maka siswa akan akrab<br />
dengan referensi. Mungkin itu salah<br />
satu cara bisa mengantakan siswa<br />
senang membaca danmemandang<br />
ujian sebagai ujian yang asyik dan<br />
menyenangkan tidak seperti yang<br />
dialami selama ini.<br />
Terlepas dari semua itu HOTS<br />
mengajak kita berpikir setingkat lebih<br />
tinggi kalau diibaratkan dengan<br />
rumus atau diformulasikan maka i = 1<br />
maksudnya dalam proses berpikir<br />
hendaknya bisa setinggkat lebih<br />
tinggi apa yang telah dipelajari.<br />
Terkadang banyak kejadian atau<br />
kasus dalam kegiatan belajar dan<br />
pembelajaran ada yang sampai<br />
mempunyai angan-angan i = 7<br />
artinya berpikir sangat jauh dari apa<br />
yang telah dipelajari. Maksudnya<br />
dalam konteks kaitanya KBM<br />
(kegiatan belajar mengajar) di sekolah<br />
maka kurang efektif diterapkan,<br />
mengingat intaks siswa yang<br />
beragam. Dengan demikian dalam<br />
konteks pembelajaran bisa dikatakan<br />
tergantung pada teks yang akan<br />
diajarkan. Maka, ada beberapa<br />
langkah yang harus dilakukan<br />
pendidik dalam melaksanakan<br />
kegiatan belajar dan mengajar.<br />
Mengingat posisi teks disini sangat<br />
strategis yakni bagaiamana teks itu<br />
dipilih, bagaiamana teks itu dibedah,<br />
dan bagaiamana teks itu dijelaskan.<br />
Misalkan dalam KBM Bahasa<br />
indonesia KD cerpen, biasanya<br />
dalam pemelajaran ini dilakukan<br />
kegiatan pembelajaran yang meliputi<br />
apresiasi cerpen, menaggapi cerpen,<br />
mengkritisi cerpen dan menulis<br />
cerpen. Jika melihat hakikat<br />
pembelajaran Bahasa Indonesia itu<br />
“hanya” bukan berarti meremehkan<br />
hakikatnya adalah hanya memahami,<br />
memikirkan, mengapresiasi, dan<br />
memproduksi teks atau menciptakan<br />
teks. Dari berbagai KD yang ada maka<br />
tidak akan terlepas dari hakikat<br />
pemebelajaran Bahasa Indonesia.<br />
Contoh cerpen diposisikan sebagai<br />
teks artinya teks disini diharapkan<br />
bervarisai baik dari segi bentuk,<br />
tingkat kesuliatan (kompleksitasnya),
dan sumber teks juga beragam biasa<br />
dari internet, buku, koran, majalah dan<br />
lain-lain. lalu teks cerpen tersebut dibedah<br />
secara mendalam (meliputi isi,<br />
pesan moral, maupun dari segi bahasa<br />
dan lain-lain) artinya siswa dan<br />
guru mengeksplorasi kajian cerpen<br />
secara mendalam sehingga pada tahap<br />
selanjutnya yaitu create dapat<br />
terwujud. Jika semua itu dilakukan<br />
maka kita sudah melakukan KBM<br />
dengan ranah yang tertuang dalam<br />
KKO (Kata Kerja Oprasional) mulai<br />
c1 sampai c7 dapat terlaksana. Dengan<br />
demikian jika proses KBM benar,<br />
isi (teks) juga benar maka hasilnya<br />
akan benar. Sehingga siswa ditanya<br />
dari sisi manapun maka akan bisa<br />
menjelaskan dengan baik dan mendalam.Semoga<br />
bermanfaat.•<br />
*) Penulis Guru MA Persiapan<br />
Negeri Al-Huda Rogojampi Banyuwangi<br />
dan Guru MTs Ibadurrahman<br />
Sukun Malang.<br />
Tahun 2012 Studi PPSS2 Prodi<br />
Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas<br />
Negeri Malang (UM).<br />
MPA 312 / September 2012<br />
41