03.01.2015 Views

20131104_MajalahDetik_101

20131104_MajalahDetik_101

20131104_MajalahDetik_101

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

FATIN<br />

SANG<br />

FENO<br />

MENA<br />

ADA APA<br />

DENGAN<br />

ADIGUNA<br />

airin<br />

suami&<br />

tim samurai<br />

EDISI <strong>101</strong> | 4 - 10 november 2013


DAFTAR ISI<br />

Edisi <strong>101</strong> 4 - 10 november 2013<br />

Fokus<br />

Dan Airin Pun Takut<br />

Setelah sang suami, Tubagus Chaeri<br />

Wardana, ditahan KPK, Wali kota<br />

Tangerang Selatan Airin Rachmi<br />

Diany ketakutan.<br />

Nasional<br />

Hukum<br />

n jeratan berikutnya buat akil<br />

n genderang anas untuk demokrat<br />

interview<br />

n fuad rahmany<br />

n Siapa Seruduk Rumah Adiguna<br />

kriminal<br />

n tarian telanjang di pesta privat<br />

internasional<br />

ekonomi<br />

n Dinding Kawan Punya Telinga<br />

n mimpi emas ‘raja midas’<br />

selingan<br />

n FATIN SANG<br />

FENOMENAL<br />

n Dijegal Dumping saat Pasar Makin Gurih<br />

n agar gampang merekrut tukang pajak<br />

n ribet karena ‘hinder ordonantie’<br />

sains<br />

lensa<br />

n 100 tahun menuju star trek<br />

kolom<br />

n Kisruh DPT dan Ancaman Konflik Pemilu 2014<br />

wkwkwk<br />

n bunda putri melamar kerjaan<br />

people<br />

n katy perry, paul scholes, maylaffayza<br />

n Pijat Ular Piton<br />

gaya hidup<br />

Seni hiburan<br />

n Flamenco & Sebuah<br />

Jalan Baru<br />

n biopik dangkal seorang visioner<br />

n film pekan ini<br />

n agenda<br />

n Pipi Chubby Lebih Unyu!<br />

n kota dongeng lady carcass<br />

n dim sum si imut penggoyang lidah<br />

Cover:<br />

Ilustrasi: Kiagus Auliansyah<br />

@majalah_detik<br />

majalah detik<br />

Pemimpin Redaksi: Arifin Asydhad Wakil Pemimpin Redaksi: Iin Yumiyanti Redaksi: Dimas Adityo, Irwan<br />

Nugroho, Mulat Esti Utami, Nur Khoiri, Sapto Pradityo, Sudrajat, Oktamandjaya Wiguna, Arif<br />

Arianto, Aryo Bhawono, Deden Gunawan, Hans Henricus, Silvia Galikano, Nurul Ken Yunita,<br />

Kustiah, M Rizal, Budi Alimuddin, Pasti Liberti Mappapa, Monique Shintami, Isfari Hikmat, Evi<br />

Tresnawati S, Bahtiar Rifai Bahasa: Habib Rifa’i, Rahmayoga Wedar Tim Foto: Dikhy Sasra, Ari Saputra,<br />

Haris Suyono, Agus Purnomo Product Management: Rohalina Gunara, Sena Achari, Eko Tri Hatmono<br />

Creative Designer: Mahmud Yunus, Kiagus Aulianshah, Galih Gerryaldy, Desy Purwaningrum, Suteja,<br />

Mindra Purnomo, Zaki Al Farabi, Edi Wahyono<br />

Kontak Iklan: Arnie Yuliartiningsih, Email: sales@detik.com Telp: 021-79177000, Fax: 021-79187769<br />

Direktur Utama: Budiono Darsono Direktur: Nur Wahyuni Sulistiowati, Heru Tjatur, Warnedy Kritik dan Saran:<br />

appsupport@detik.com Alamat Redaksi: Gedung Aldevco Octagon Lantai 2, Jl. Warung Jati Barat Raya<br />

No.75 Jakarta Selatan, 12740 Telp: 021-7941177 Fax: 021-7944472 Email: redaksi@majalahdetik.com<br />

Majalah detik dipublikasikan oleh PT Agranet Multicitra Siberkom, Grup Trans Corp.


lensa<br />

Pijat Ular Piton<br />

Tap untuk melihat foto UKURAN BESAR<br />

Ular-ular di halaman ini bukan ular mainan dari plastik. Mereka hidup dan siap menggerayangi siapa<br />

saja yang hendak mencoba dipijat oleh ular jenis piton tersebut. Berani<br />

Majalah detik 4 - 10 november 2013


Metode memijat menggunakan gerakan ular belum lazim. Biasanya pemijatan menggunakan benda<br />

keras, seperti batu, kayu, ataupun sumpit. Getty Images/Ulet Ifansasti


Ular piton siap menggerayangi punggung. Tapi jangan khawatir, racun ular piton tersebut telah dibuang<br />

terlebih dulu. Getty Images/Ulet Ifansasti


Meski bagi sebagian orang metode pemijatan ini menakutkan dan tidak murah, tapi para pelanggan rela<br />

antre. Getty Images/Ulet Ifansasti


Halaman depan tempat spa dan pijat didesain dalam gaya Bali, sesuai namanya. Jika Anda termasuk orang yang<br />

takut pada ular, sebaiknya tidak bersantai di tempat ini. Getty Images/ Ulet Ifansasti


Tiga ular piton disiapkan untuk memijat di Bali Heritage Reflexology and Spa, Senin pekan lalu. Menurut<br />

pengelola, gerakan ular yang melilit tubuh pelanggan serta adrenalin yang dihasilkan oleh rasa takut<br />

bisa meningkatkan metabolisme tubuh dan baik untuk kesehatan. Getty Images/Ulet Ifansasti


Daftar harga dan berbagai layanan yang disuguhkan untuk pelanggan. Sekali pijat, harganya sekitar<br />

US$ 30 (sekitar Rp 331.000). Getty Images/Ulet Ifansasti


nasional<br />

Jeratan Berikut<br />

Buat Akil<br />

Korban Putusan MK Berdaulat melaporkan para hakim MK ke<br />

kepolisian dan KPK. Bakal mentok kalau tujuannya meminta<br />

putusan MK dianulir.<br />

Ari Saputra / detikfoto<br />

Majalah detik 4 - 10 November 2013


nasional<br />

Natalis Degei<br />

Ari Saputra / detikfoto<br />

Natalis Degei tak bisa menyembunyikan<br />

kegeramannya. Setelah Ketua Mahkamah<br />

Konstitusi (nonaktif) Akil Mochtar tertangkap<br />

tangan oleh Komisi Pemberantasan<br />

Korupsi karena kasus dugaan suap, seakan mengkonfirmasi<br />

dugaannya selama ini. Bahwa penanganan<br />

sengketa pemilihan kepala daerah Kabupaten<br />

Dogiyai, Papua, di MK, pun diwarnai kecurangan.<br />

“Ada banyak kejanggalan, tapi tidak menjadi<br />

pertimbangan di persidangan,” ujar Natalis kepada<br />

majalah detik, di Jakarta, Rabu pekan lalu.<br />

Sejak sengketa Pilkada Dogiyai bergulir di<br />

Mahkamah, mantan Kepala Badan Pengelolaan<br />

Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Nabire itu,<br />

sudah curiga. Putusan Majelis Hakim MK dijatuhkan<br />

lebih dari 2 bulan. “Saya menduga, lamanya putusan<br />

ini karena menunggu uang (suap).”<br />

Padahal, menurut Peraturan MK Nomor 15 Tahun<br />

2008 tentang Pedoman Beracara Dalam Perselisihan<br />

Hasil Pilkada, putusan diucapkan paling lama 14<br />

hari kerja setelah permohonan dicatat dalam Buku<br />

Registrasi Perkara Konstitusi.<br />

Natalis memperoleh suara terbanyak dalam<br />

Pilkada Dogiyai pada 9 Januari tahun lalu. Dari hasil<br />

rekapitulasi suara di 9 distrik,<br />

pasangan nomor 3,<br />

Natalis dan Esai Magai,<br />

mendulang 26.442<br />

suara. Sementara<br />

itu, pasangan nomor<br />

2, Anthon Iyowau-<br />

Apapa Klara Gobay,<br />

mendapat 21.944<br />

suara,<br />

Majalah detik 4 - 10 November 2013


nasional<br />

Suasana sidang di<br />

Mahkamah Konstitusi.<br />

detikfoto<br />

serta pasangan ke-1, Thomas Tigi-Herman Auwe<br />

memperoleh 20.795 suara.<br />

Di luar 9 distrik itu, di Piaiye sebelumnya ada<br />

kesepakatan masyarakat adat, dari 7.389 suara di<br />

distrik ini, 3.000 suara akan dibagi rata kepada tiga<br />

pasang kandidat. Sisanya, 4.389 suara, diberikan<br />

kepada pemenang di 9 distrik lain. Semestinya,<br />

suara itu menjadi hak Natalis-Esai. Namun, muncul<br />

masalah, karena Panitia Pemilihan Distrik (PPD)<br />

menyerahkan seluruh suara dari Piaiye kepada<br />

pasangan Thomas-Herman.<br />

Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Dogiyai,<br />

Panitia Pengawas Pemilu, kepolisian, dan tiga<br />

pasang kandidat sudah berembuk, tapi tetap buntu.<br />

Pasangan Thomas-Herman, dan Anthon-Apapa,<br />

akhirnya menggugat ke MK. Melalui Putusan Sela,<br />

MK memerintahkan pemungutan suara ulang di<br />

Piaiye.<br />

Namun, di Piaiye, hasil rekapitulasi suara yang<br />

dilakukan PPD, berbeda dengan Panitia Pemungutan<br />

Suara dari 8 kampung di distrik tersebut. Singkat<br />

cerita, meski ada kejanggalan, Panel Hakim MK<br />

yang diketuai Akil Mochtar, pada 6 Agustus 2012,<br />

Majalah detik 4 - 10 November 2013


nasional<br />

Seorang warga sedang<br />

memasukkan kertas suara<br />

dalam pemilihan pasangan<br />

bupati dan wakil bupati, di<br />

sebuah daerah.<br />

IrSAN Mulyadi / ANTARA FOTO<br />

tetap memutus Thomas-Herman sebagai pemenang<br />

Pilkada Dogiyai.<br />

Tidak hanya penanganan sengketa Pilkada<br />

Dogiyai yang diduga diwarnai kecurangan. Demikian<br />

juga di beberapa daerah lain, seperti Kota Kediri,<br />

Palembang, Kabupaten Empat Lawang, Kotawaringin<br />

Barat, Paniai di Papua, Banyuasin, dan Maluku<br />

Tenggara. Para calon wali kota, calon bupati, dan<br />

para pengacara yang merasa dirugikan oleh putusan<br />

MK itu, membentuk Forum Korban Putusan MK<br />

Berdaulat.<br />

Forum ini lalu melaporkan Akil dan hakim MK<br />

lainnya ke Markas Besar Kepolisian RI dan KPK,<br />

dengan dugaan tindak pidana dalam penanganan<br />

sengketa pilkada. “Akil dan kawan-kawan diduga<br />

menyalahgunakan wewenang,” ujar Ahmad Suryono,<br />

pengacara sengketa Pilkada Kota Kediri, secara<br />

terpisah.<br />

Menurut Ahmad, ada saksi yang menyebutkan<br />

dugaan pemberian suap sebesar Rp 20 miliar kepada<br />

Hakim MK dalam penanganan sengketa Pilkada<br />

Kediri, yang digelar pada 29 Agustus lalu. Namun,<br />

Ahmad menolak menyebut nama pemberinya,<br />

Majalah detik 4 - 10 November 2013


nasional<br />

Elang Oasis Rubra.<br />

Ari Saputra / detikfoto<br />

karena khawatir mengganggu proses pemeriksaan<br />

dan penyelidikan KPK dan polisi.<br />

Sarimuda, Wali Kota terpilih Palembang berdasarkan<br />

keputusan KPUD, yang dikalahkan oleh putusan MK,<br />

mengaku lega. Meski batal memimpin Palembang,<br />

dia bersyukur kongkalikong dalam penanganan<br />

sengketa pilkada di MK, kini mulai terbongkar.<br />

“Sejak awal memang ada yang tidak beres dengan<br />

putusan MK dalam sidang penyelesaian PHPU<br />

(Perselisihan Hasil Pemilihan Umum),” ujar pria yang<br />

berpasangan dengan Nelly Rasdiana dalam Pilkada<br />

Kota Palembang ini, saat dihubungi majalah detik.<br />

KPUD Kota Palembang telah menetapkan dirinya<br />

bersama Nelly sebagai pasangan wali kota dan wakil<br />

wali kota terpilih 2013-2018. Ia unggul tipis 8 suara<br />

dari pasangan Romy Herton-Harno Joyo. Namun, MK<br />

membalik posisi Romy-Harno menjadi pemenang,<br />

dan unggul 23 suara dari Sarimuda. “Suara dihitung<br />

oleh Majelis Hakim MK sendiri, yang diketuai Akil,”<br />

tuturnya.<br />

Ia menduga ada aroma suap dalam penanganan<br />

perkaranya di Mahkamah. “Saya tidak enak<br />

menyebut nominal, dan siapa penerimanya,<br />

karena bisa mengganggu kerja KPK,” ucap<br />

Sarimuda. Sebelumnya, kepada media,<br />

Sarimuda mengungkapkan pernah dihubungi<br />

Majalah detik 4 - 10 November 2013


nasional<br />

Otto Hasibuan.<br />

detikfoto<br />

orang yang mengaku bisa memenangi<br />

sengketa di MK. “Orang itu minta<br />

saya menyiapkan Rp 10-15 miliar,”<br />

katanya.<br />

Laporan ke polisi dan KPK ini<br />

menurut anggota forum, Elang Oasis<br />

Rubra, berujung pada tuntutan agar<br />

putusan MK yang diduga menyimpang<br />

itu dikaji ulang. Tapi, kalau ini<br />

tujuannya, sepertinya bakal mentok.<br />

Mantan Ketua MK Jimly Ashiddiqie,<br />

mengatakan, seperti yang digariskan<br />

undang-undang, setiap putusan<br />

MK adalah final dan mengikat,<br />

dan tidak dapat ditinjau ulang.<br />

“Secara legal enggak bisa lagi ditinjau<br />

ulang,” ujar Jimly. “(Kasus) Ini jadi<br />

bahan evaluasi saja, agar ke depan<br />

jangan begitu (terjadi lagi).”<br />

Pakar hukum tata negara dari<br />

Universitas Gadjah Mada, Fadjroel<br />

Falakh, juga menilai, putusan MK<br />

tidak bisa dianulir, meskipun, di<br />

kemudian hari terdapat penyimpangan di balik<br />

putusan tersebut. “Kecuali perkara itu diperbarui,<br />

dan sepanjang faktanya ada yang baru, dan ada waktu<br />

untuk beperkara,” tutur Fadjroel secara terpisah.<br />

Adapun pengacara Akil Mochtar, Otto Hasibuan,<br />

tidak mempersoalkan laporan yang bermunculan<br />

setelah tertangkapnya Akil. “Menyangkut putusan<br />

hukum, itu kewenangan majelis hakim (MK). Bukan<br />

satu hakim (Akil) saja,” katanya kepada majalah<br />

detik. Otto berpendapat, hakim tidak bisa dihukum<br />

berdasarkan putusannya.<br />

Apakah kasus penanganan sengketa pilkada di<br />

sejumlah daerah itu bakal menjadi jeratan baru untuk<br />

Majalah detik 4 - 10 November 2013


nasional<br />

Pekerja memindahkan<br />

kotak suara untuk Pilkada<br />

Wali Kota dan Wakil Wali<br />

Kota Padang, di gudang<br />

KPU Padang, Sumatera<br />

Barat, Sabtu (26/10).<br />

Iggoy el Fitra / ANTARA FOTO<br />

Akil Mochtar dan Hakim MK lainnya Wakil Ketua KPK<br />

Bambang Widjojanto tidak mengiyakan maupun tidak<br />

membantah. Namun, Bambang mengakui pihaknya<br />

masih terus mengembangkan pemeriksaan perkara<br />

terkait penanganan sengketa pilkada.<br />

“Pak Akil penerima, ada pemberi. Nah, ada tokoh<br />

semacam Fathanah (Ahmad Fathanah, terdakwa<br />

kasus suap pengaturan kuota impor sapi). Kita<br />

tempatkan dia sebagai penerima juga. Kalau untuk<br />

konteksnya, biar mereka (penyidik) kerja dulu,”<br />

ujarnya.<br />

Sementara itu, juru bicara KPK Johan Budi<br />

mengakui, komisi antikorupsi itu sudah melakukan<br />

penggeledahan di kantor Wali Kota Palembang, dan<br />

rumah Bupati Empat Lawang terkait penanganan<br />

sengketa pilkada di tempat itu. “Penggeledahan itu<br />

pengembangan dari tersangka,” ucap Johan. n<br />

DIMas ADITYO, Kustiah<br />

Majalah detik 4 - 10 November 2013


nasional<br />

Genderang Anas<br />

untuk Demokrat<br />

Isu penjemputan seorang pendiri Partai Demokrat oleh BIN<br />

membuka babak baru perseteruan Anas Urbaningrum<br />

dengan Yudhoyono dan Demokrat. Yudhoyono melawan.<br />

Majalah detik 4 - 10 November 2013


nasional<br />

Anas (kiri), saat masih<br />

menjabat Ketua Umum<br />

Demokrat, berbincang<br />

dengan Yudhoyono.<br />

AGUNG PAMBUDHY/DETIKFOTO<br />

Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat<br />

Amir Syamsuddin menunjukkan telapak tangannya,<br />

sembari masuk lift gedung Komisi<br />

Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Selasa<br />

pekan lalu. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia<br />

itu hadir ke KPK untuk menjadi pembicara diskusi<br />

soal Rancangan Undang-Undang KUHP dan KUHAP.<br />

Namun, Amir enggan berbicara saat majalah detik<br />

menanyakan ihwal pesan pendek telepon seluler (SMS)<br />

ketua umum partainya, Susilo Bambang Yudhoyono.<br />

Hampir sepekan sebelumnya, SMS Yudhoyono<br />

bocor ke publik. Pesan internal yang<br />

berisi 10 poin arahan Yudhoyono itu<br />

menyiratkan kegusarannya terhadap<br />

manuver bekas Ketua Umum<br />

Demokrat Anas Urbaningrum dan<br />

para loyalisnya.<br />

“Jahat sekali. Luar biasa. Sebenarnya<br />

saya tidak ingin melihat<br />

ke belakang. Tetapi pihak Anas<br />

terus- menerus menyerang dan<br />

menghantam saya dan Partai<br />

Demokrat,” begitu isi pesan<br />

tersebut. “Setelah hampir 3 tahun<br />

saya mengalah dan diam, saatnya untuk saya hadapi<br />

tindakan yang telah melampaui batas itu.”<br />

Dewan Kehormatan juga diminta mengambil sikap<br />

jika terbukti ada kader yang menyebarkan berita<br />

bohong dan mencemarkan nama baik Badan Intelijen<br />

Negara serta presiden. Dalam pesan itu Yudhoyono<br />

menyebut nama I Gede Pasek Suardika, anggota<br />

Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi Demokrat,<br />

yang juga menjabat Sekretaris Jenderal Perhimpunan<br />

Pergerakan Indonesia (PPI), ormas yang didirikan<br />

Anas.<br />

Pesan internal itu muncul setelah heboh di media<br />

Majalah detik 4 - 10 November 2013


nasional<br />

soal isu penjemputan pendiri sekaligus mantan Ketua<br />

Umum Demokrat, Subur Budhisantoso, oleh intelijen.<br />

Sebelumnya, Amir mengakui menerima SMS tersebut.<br />

“Isi SMS adalah arahan yang terukur dan jelas,”<br />

katanya.<br />

✩✩✩<br />

Aktivis PPI, M. Rahmad<br />

GRANDYOS ZEFNA/DETIKFOTO<br />

Pesan singkat dari Subur Budhisantoso masih<br />

tersimpan di telepon seluler aktivis PPI, M. Rahmad.<br />

Isinya jelas, Subur bersedia menjadi pembicara dalam<br />

diskusi bertajuk “Dinasti Versus Meritokrasi Politik”<br />

yang digelar di kantor PPI, kawasan Duren Sawit,<br />

Jakarta Timur, pada 18 Oktober lalu.<br />

Pesan di BlackBerry itu dalam bentuk foto, karena<br />

yang berkomunikasi langsung dengan Subur adalah<br />

Anas, pendiri sekaligus Ketua Presidium PPI.<br />

Komunikasi Anas dengan Subur dilakukan sejak<br />

tiga hari sebelum acara diskusi. Subur menyatakan<br />

bersedia datang sebagai pembicara karena tidak<br />

memiliki agenda apa pun hari itu.<br />

Pada hari diskusi, Sri Mulyono, aktivis PPI, bertugas<br />

menjemput Subur. Sri pun menelepon Subur pada<br />

pukul 09.00 WIB, yang diangkat oleh ajudan. Sang<br />

ajudan memberitahu Sri agar menjemput Subur ke<br />

kantor BIN di Kalibata, Jakarta Selatan. Pukul 10.00<br />

WIB, Subur dijadwalkan bertemu dengan Kepala BIN.<br />

Namun, sesampai Sri di Kalibata, staf BIN<br />

Majalah detik 4 - 10 November 2013


nasional<br />

Subur Budhisantoso saat<br />

memberikan klarifikasi soal<br />

penjemputannya oleh staf<br />

BIN.<br />

ANTARA<br />

memberitahukan bahwa pertemuan Subur dengan<br />

Kepala BIN Marciano Norman ditunda hingga pukul<br />

11.00 WIB karena Marciano akan menghadap Presiden<br />

Yudhoyono. Informasi itu dianggap ganjil oleh Rahmad<br />

karena, pada hari itu, Presiden sedang berada di<br />

Yogyakarta.<br />

Rahmad, yang menjadi moderator diskusi, lalu<br />

menyampaikan kepada audiensi bahwa Subur<br />

tidak bisa datang karena dijemput staf BIN. Namun<br />

pernyataannya, yang diunggah di YouTube pada hari<br />

yang sama, berbuntut panjang. Pasalnya, sejumlah<br />

media kemudian memberitakan Subur diculik BIN,<br />

sehingga tidak bisa menghadiri acara PPI.<br />

Berita penjemputan Subur dibantah Marciano<br />

Norman. Ia merasa institusinya tercoreng gara-gara<br />

tudingan tersebut. Bekas Panglima Kodam Jaya<br />

ini bilang, tidak ada kepentingan BIN dengan Subur.<br />

“Mereka harus meminta maaf,” tutur Marciano di<br />

kantornya, 19 Oktober lalu.<br />

Dua hari sesudahnya, Subur juga membantah pernah<br />

berkomunikasi dengan pihak PPI perihal undangan<br />

menjadi pembicara diskusi. Ia juga membantah soal<br />

penjemputan oleh BIN. “Sama sekali enggak ada<br />

penjemputan (oleh BIN),” ucapnya. “Karena enggak<br />

ada masalah.”<br />

Subur mengaku datang ke BIN untuk bersilaturahmi<br />

dengan Marciano. Ia datang bersama beberapa<br />

Majalah detik 4 - 10 November 2013


nasional<br />

ANTARA<br />

temannya. Saat dihubungi Rabu pekan lalu, Subur,<br />

yang sedang berada di Prancis, mengatakan tidak akan<br />

menuntut siapa pun. “Itu sudah selesai, tidak perlu<br />

diributkan,” kata profesor ilmu antropologi politik dari<br />

Universitas Indonesia itu.<br />

Belakangan, Rahmad dan Sri Mulyono juga<br />

menggelar konferensi pers. Sri pun meminta maaf<br />

kepada BIN dan Subur, karena informasi penjemputan<br />

oleh intelijen itu berasal dari dirinya.<br />

Persoalan selesai Tidak. Berita soal penjemputan<br />

Subur kadung melebar, dan membuka babak baru<br />

perseteruan Anas dengan Yudhoyono dan Demokrat.<br />

Sebab, sepekan setelah peristiwa itu, Yudhoyono melalui<br />

SMS menyinggung soal serangan terhadap partainya.<br />

Pesan yang ditujukan kepada sejumlah petinggi De mokrat<br />

ini menyiratkan Yudhoyono akan melawan.<br />

✩✩✩<br />

Beberapa poin pesan Yudhoyono itu dinilai Rahmad<br />

menyudutkan Anas dan Pasek. “Kalau jahat, kami<br />

tidak perlu repot. Karena secara administrasi, saat itu<br />

(pendaftaran calon peserta Pemilihan Umum 2014),<br />

Partai Demokrat belum lengkap. Bisa saja kami<br />

menggagalkan,” kata bekas Wakil Direktur Eksekutif<br />

Partai Demokrat ini saat ditemui Selasa pekan lalu.<br />

Majalah detik 4 - 10 November 2013


nasional<br />

Anas di markas PPI.<br />

HASAN ALHABSY/DETIKFOTO<br />

“Semua yang berkembang itu karena kekeliruan.<br />

Informasi yang diterima tidak akurat, lalu muncul SMS<br />

(Yudhoyono) itu.”<br />

Sementara itu, Pasek belum bisa dimintai tanggapan.<br />

Ia tidak mengangkat telepon saat dihubungi melalui<br />

telepon selulernya. Pesan singkat yang dikirim majalah<br />

detik juga tidak dibalas.<br />

Sekretaris Dewan Kehormatan<br />

Demokrat Suaidi Marasabessy menyebut<br />

pihaknya tengah mengidentifikasi kader<br />

yang berperilaku tidak etis dengan<br />

menyerang partai. Suaidi enggan<br />

menyebut nama. Namun, kalau itu terjadi,<br />

tentu ada penegakan kode etik terhadap<br />

kader bersangkutan. “Ada delapan<br />

tingkatan sanksi: teguran, peringatan<br />

keras, sampai pemberhentian,” ujarnya.<br />

Suaidi ikut merasakan kegusaran<br />

Yudhoyono. Ia juga melihat manuver<br />

Anas dan para loyalisnya bisa dinilai sebagai bentuk<br />

serangan politik kepada Demokrat. “Kalau melihat<br />

dari kalimat-kalimat yang diucapkan (kubu Anas), bisa<br />

dikatakan seperti itu (serangan ke Demokrat),” ucap<br />

mantan Kepala Staf Umum TNI itu.<br />

Namun perseteruan antara Yudhoyono dan Anas<br />

disesalkan oleh pengamat politik dari Lembaga<br />

Ilmu Pengetahuan Indonesia, Siti Zuhro. Yudhoyono<br />

dinilai Siti kurang bisa mengelola friksi yang terjadi<br />

di partainya. “SBY ini ibarat menari di atas genderang<br />

yang ditabuh Anas,” ujarnya secara terpisah.<br />

Lebih baik jika Yudhoyono berfokus menyelesaikan<br />

tugas sebagai presiden. Jika kinerja pemerintahannya<br />

baik, sudah tentu akan meningkatkan elektabilitas<br />

Demokrat pada Pemilu 2014. “Tidak perlu curhat,<br />

apalagi sibuk menanggapi Anas,” tuturnya. ■ KUSTIah<br />

| DIMAS<br />

Majalah detik 4 - 10 November 2013


nasional<br />

Anas:<br />

Itu Kalimat<br />

Emosional<br />

ARI SAPUTRA/DETIKFOTO<br />

Waktu masih menunjukkan pukul 09.00 WIB.<br />

Tapi kesibukan sudah mulai tampak di kediaman<br />

Anas Urbaningrum, Jalan Teluk Semangka,<br />

Duren Sawit, Jakarta Timur, Jumat pekan lalu. Beberapa<br />

pekerja hilir-mudik di rumah, yang sekaligus<br />

menjadi markas Perhimpunan Pergerakan Indonesia<br />

(PPI), ormas yang didirikan bekas Ketua Umum Partai<br />

Demokrat itu.<br />

Majalah detik 4 - 10 November 2013


nasional<br />

Di tengah kesibukan mempersiapkan acara diskusi<br />

yang digelar PPI siang harinya, pagi itu Anas menerima<br />

wawancara majalah detik. Mantan Ketua Umum Himpunan<br />

Mahasiswa Islam ini menjawab berbagai tudingan<br />

yang diarahkan kepadanya. Berikut ini petikannya.<br />

ARI SAPUTRA/DETIKFOTO<br />

Benarkah Anda dan Pasek yang mengeluarkan<br />

pernyataan Subur Budhisantoso diculik<br />

Begitu saya baca SMS (Yudhoyono) itu, saya kaget<br />

karena saya kan tidak bicara apa-apa, baik tentang<br />

Pak Subur, BIN, maupun tentang Pak SBY. Pak Pasek<br />

lebih kaget lagi karena, pada saat dialog itu, beliau<br />

di Bali ada acara keagamaan. Kaget bukan apa-apa.<br />

Kok, Pak SBY menerima informasi tidak valid, tetapi<br />

diyakini dan disebarkan lewat SMS. Kedua, kami, saya,<br />

dan Pak Pasek kan sebagai tertuduh. Tertuduh tentu<br />

kaget, yang dianggap penyebar berita penculikan.<br />

Apa perlunya PPI menyebarkan informasi bahwa<br />

Subur menemui Kepala BIN<br />

Yang disampaikan Rahmad itu sebenarnya informatif.<br />

Menceritakan bahwa narasumber yang<br />

kami undang tidak bisa datang. Ini bentuk pertanggungjawaban<br />

kepada audiens. Saya sendiri menjadi<br />

pembicara pengganti karena, dari tiga pembicara,<br />

yang bisa datang hanya Bu Chusnul (Mar’iyah). Ekspektasi<br />

kami, Pak Subur rencananya akan bicara<br />

sesuai keilmuannya, yakni sebagai guru besar antropologi.<br />

Sedangkan Bu Chusnul akan bicara dari<br />

sisi politiknya dan Mas Bambang (Soesatyo) mewakili<br />

politisi.<br />

Bagaimana dengan tudingan Anda pergi meninggalkan<br />

Partai Demokrat begitu saja<br />

Saya berhenti, tapi tidak meninggalkan partai begitu<br />

saja. Justru yang terjadi, saya dihalang-halangi,<br />

minimal tidak diundang dalam KLB Partai Demokrat<br />

di Bali. Buat saya, sebenarnya tak jadi masalah, ka­<br />

Majalah detik 4 - 10 November 2013


nasional<br />

ARI SAPUTRA/DETIKFOTO<br />

rena tugas saya sebagai ketua umum sudah selesai,<br />

dan tidak meninggalkan apa-apa. Utang, beban kegiatan,<br />

dan tidak ada berkas satu lembar pun yang saya<br />

bawa. Jadi, kalau saya dianggap meninggalkan partai<br />

begitu saja, tidak bertanggung jawablah kasarnya, itu<br />

kalimat yang emosional.<br />

Anda dianggap menyerang SBY dan Partai<br />

Demokrat<br />

Apa tidak kebalik Kalau beliau merenungkan, kebalik<br />

itu. Tapi, karena mendapat informasi salah, sikapnya<br />

juga salah dan marahnya jadi tak terukur.<br />

Demokrat akan memberikan sanksi kepada kader<br />

yang bergabung di PPI. Tanggapan Anda<br />

Itu otoritas Partai Demokrat. Yang penting ada aturannya<br />

yang diberlakukan secara konsisten. Kalau<br />

aktif di organisasi kemasyarakatan diatur, ya harus<br />

diimplementasikan. Jadi tidak hanya berlaku jika ada<br />

yang aktif di PPI. Karena saya tahu kader Demokrat<br />

ini banyak yang bergabung dengan ormas, ada di Kahmi,<br />

HKTI, KNPI, dan lainnya. Dan saya kira itu positif,<br />

karena di ruang lain mereka bisa belajar, mengasah<br />

kemampuan. Sejauh yang saya tahu, tidak ada aturan<br />

larangan bergabung dengan ormas.<br />

Jika Anda ditahan dalam kasus Hambalang, siapa<br />

yang akan mengurus organisasi ini<br />

Ketika digagas, pembentukan PPI itu dibangun dengan<br />

kesadaran utuh dan sepenuhnya bukan identik<br />

dengan Anas. Kita harus punya jalan pikiran baru dan<br />

maju. Saya tidak ingin PPI identik dengan Anas, menjadi<br />

propertinya Anas, keluarga dan kerabatnya. PPI<br />

ini kita gagas bersama, dan punya saham yang sama,<br />

dan punya tanggung jawab bersama, tidak boleh tergantung<br />

pada Anas. Ini yang menjadi spirit dasar PPI.<br />

Dengan begitu, Anas hanya bagian kecil PPI. Ada Anas<br />

atau tidak, PPI akan tetap jalan. ■ KUSTIah | DImas<br />

Majalah detik 4 - 10 November 2013


KRIMINAL<br />

POLISI MEMBONGKAR<br />

PRAKTEK KELOMPOK<br />

PENARI TELANJANG DI<br />

SURABAYA. SULIT DILACAK<br />

KARENA MEREKA BERAKSI<br />

DI TEMPAT-TEMPAT<br />

PRIVAT, SEPERTI RUANG<br />

KARAOKE, VILA PRIBADI,<br />

ATAU KAMAR HOTEL.<br />

FOTO: THINKSTOCK<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


KRIMINAL<br />

Polisi menunjukkan barang<br />

bukti aksi tarian bugil.<br />

DETIK SURABAYA<br />

EMPAT perempuan muda tampak berupaya<br />

menutupi tubuh mereka yang tidak dibalut<br />

sehelai benang pun pada Kamis malam, 17<br />

Oktober lalu. Karena malu, mereka cuma<br />

bisa meringkuk, dan membenamkan kepala di antara<br />

lutut. Keempat gadis tersebut, yakni SF, 18 tahun, VW<br />

(20), SD (20), dan PN (21), saat itu digerebek aparat<br />

Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya ketika sedang<br />

melakukan tari telanjang.<br />

Keempatnya—semua<br />

warga Kelurahan Wonojoyo,<br />

Kecamatan Gurah,<br />

Kediri, Jawa Timur—<br />

kedapatan melakukan<br />

aksi terlarang tersebut di<br />

sebuah ruang karaoke di<br />

klub malam terkemuka<br />

di Kota Surabaya. Selain<br />

menggelandang empat<br />

gadis itu, polisi menangkap<br />

DA, 22 tahun, disc<br />

jockey (DJ), dan seorang<br />

perantara bernama DP,<br />

31 tahun, warga Dusun<br />

Ngujung, Singosari, Malang.<br />

Berdasarkan keterangan polisi, kelompok penari<br />

telanjang itu mematok tarif cukup mahal, yakni Rp<br />

26 juta untuk sajian tari erotis selama 3 jam. “Mereka<br />

dibayar satu paket, empat penari telanjang dan DJ,”<br />

kata Kepala Polrestabes Surabaya Komisaris Besar<br />

Setija Junianta kepada majalah detik beberapa waktu<br />

lalu.<br />

Junianta menjelaskan, anggotanya sudah mendapatkan<br />

informasi cukup lama soal praktek tarian striptease<br />

itu. Sayangnya, untuk melakukan penangkapan,<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


KRIMINAL<br />

Kepala Polrestabes Surabaya<br />

Setija Junianta saat menanyai<br />

pelaku.<br />

DETIK SURABAYA<br />

pihaknya mengalami kesulitan. Pasalnya, mereka<br />

beraksi di tempat-tempat privat, seperti ruang karaoke,<br />

vila pribadi, atau kamar hotel.<br />

Kepala Unit Tindak Pidana Tertentu Polrestabes<br />

Surabaya Inspektur Satu Ida Bagus Kade mengatakan<br />

timnya melakukan penyelidikan selama dua bulan<br />

untuk mengungkap praktek tersebut. Beberapa anggotanya<br />

disebar ke sejumlah tempat hiburan malam<br />

di Kota Surabaya untuk mencari informasi ihwal aktivitas<br />

para penari bugil tersebut.<br />

Praktek itu akhirnya terungkap setelah seorang petugas<br />

yang menyamar berhasil mendapatkan undangan<br />

private party di sebuah ruangan karaoke. Pengundangnya<br />

adalah Steven, warga Surabaya. Namun<br />

undangan terbatas itu tidak didapatkan secara gratis.<br />

Penerima undangan diwajibkan membayar uang Rp<br />

5-10 juta, yang akan dipakai untuk membayar ruangan,<br />

makanan dan minuman, serta penari telanjang<br />

dan DJ, yang tarifnya Rp 26 juta.<br />

Saat beraksi, ada enam pria di ruangan karaoke<br />

yang menonton pertunjukan tarian telanjang. Awalnya,<br />

para penari mengenakan pakaian seksi. Tapi, setelah<br />

itu, satu per satu pakaian dilepas hingga telanjang bulat.<br />

Bukan hanya penari yang bugil, sang DJ, DA juga<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


KRIMINAL<br />

nyaris telanjang. Ia cuma mengenakan bra dan celana<br />

dalam saat memainkan perangkat DJ di hadapannya.<br />

Para undangan hanya bisa menonton. Jika ada yang<br />

menginginkan berlanjut ke adegan ranjang, tentu harus<br />

bernegosiasi langsung dengan si penari. “Kalau<br />

ingin ‘main’, nanti dilakukan di tempat lain,” ujar Kade.<br />

Tarian “panas” yang digelar di ruangan berkapasitas<br />

15 orang tersebut akhirnya terhenti setelah digerebek<br />

polisi. Lampu-lampu pun dinyalakan. “Mereka (penari)<br />

langsung panik dan berusaha kabur, tapi berhasil<br />

kami cegah,” Kade menuturkan. Sayangnya, Steven,<br />

yang menggelar pesta tarian erotis itu, berhasil kabur.<br />

Sementara itu, empat penonton lainnya dimintai keterangan<br />

sebagai saksi.<br />

Steven memesan kelompok penari itu dengan tarif<br />

Rp 26 juta. Uang itu kemudian dibagi-bagi untuk para<br />

penari, DJ, dan perantara. SF, VW, dan SD kebagian Rp<br />

1,5 juta. Sedangkan PN mendapat Rp 2,5 juta. “Karena<br />

PN yang paling cantik. Selain itu, dia adalah SPG freelance.<br />

Jadi jatahnya lebih besar ketimbang tiga penari<br />

lain,” ucap perwira lulusan<br />

Akademi Kepolisian<br />

angkatan 2007 itu.<br />

Karena PN yang paling cantik.<br />

Selain itu, dia adalah SPG<br />

freelance. Jadi jatahnya lebih<br />

besar ketimbang tiga penari lain.<br />

DETIK SURABAYA<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


KRIMINAL<br />

Peralatan disk jockey yang<br />

dijadikan barang bukti<br />

DETIK SURABAYA<br />

Sementara itu, jatah lebih besar diberikan kepada<br />

DA dan DP. Keduanya, yang merupakan pekerja hiburan<br />

malam di Tulungagung, menurut Kade, diduga<br />

merupakan otak dari kelompok penari telanjang tersebut.<br />

“Bisa dikatakan DA adalah jembatan antara DP<br />

dan penari striptease. DP tidak kenal dengan penari<br />

tersebut.”<br />

Dalam pemeriksaan, DP mengakui baru dua kali<br />

menggelar pertunjukan tarian telanjang di Surabaya.<br />

Di acara kedua itulah aksinya tercium petugas. DP, DA,<br />

dan keempat penari kini meringkuk di Markas Polrestabes<br />

Surabaya.<br />

Mereka terancam dijerat Pasal 29 juncto Pasal 4 Ayat<br />

(1) dan/atau Pasal 35 juncto Pasal 9 dan/atau Pasal 34<br />

juncto Pasal 8 Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008<br />

tentang Pornografi, dengan ancaman hukuman sampai<br />

12 tahun penjara. Adapun Steven, penyelenggara<br />

pertunjukan pemancing syahwat tersebut, kini masih<br />

diburu polisi. n DEDEN GUNAWAN, IMAM WAHYUDIYANTA (SURABAYA) | DIMAS<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


KRIMINAL<br />

Siang Kuliah,<br />

Malam Nari Bugil<br />

GETTY IMAGE<br />

MESKI kelompok DP telah diamankan polisi, diperkirakan<br />

masih ada kelompok penari telanjang lainnya<br />

di Surabaya. Seperti dituturkan Nana bukan<br />

nama sebenarnya—seorang penari telanjang atau<br />

striper, gara-gara penangkapan itu, kelompoknya untuk sementara<br />

waktu “tiarap”. “Kami tidak tampil dulu, tapi cuma di<br />

Surabaya saja,” kata Nana kepada majalah detik pekan lalu.<br />

Supaya tetap mendapatkan uang, mereka menerima order<br />

dari luar Surabaya. Misalnya dari Balikpapan, Kalimantan Timur;<br />

Bandung, Jawa Barat; Bali; dan Jakarta. Menurut Nana,<br />

di Surabaya ada 5-6 kelompok penari telanjang yang aktif.<br />

Nana pun mengaku mengenal anggota kelompok yang diringkus<br />

polisi belum lama ini. Itu sebabnya, Nana tak percaya<br />

kelompok DP baru dua kali melakukan pertunjukan striptease<br />

sebelum dicokok polisi.<br />

Nana juga membenarkan, pertunjukan tarian telanjang biasa<br />

menggunakan tempat karaoke. Mereka juga sering tampil<br />

di pub, diskotek, hotel, dan vila pribadi. “Yang pesan biasanya<br />

di ruang VVIP atau privat. Kalau di hotel biasa, pesan di kamar<br />

yang besar (suite),” ujarnya.<br />

Mereka punya aturan sendiri, pertunjukan erotis bisa disak-<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


KRIMINAL<br />

sikan maksimal 12 penonton. “Tapi kebanyakan<br />

yang nonton cuma 5-6 orang,” tutur<br />

gadis yang mengaku berusia 23 tahun itu.<br />

Pelanggan kelompok Nana biasanya para<br />

pengusaha, pejabat, dan anak-anak orang<br />

kaya. Tapi Nana lebih senang jika diorder oleh<br />

pengusaha atau pejabat. “Mereka biasanya<br />

enggak pelit, sering ngasih tip,” ucapnya.<br />

Order kebanyakan datang dari orangorang<br />

Surabaya. Namun kadang kala pertunjukan<br />

tidak digelar di Surabaya. “Kami<br />

diongkosi pergi ke luar kota. Transpor dan keperluan<br />

lain ditanggung,” Nana menuturkan.<br />

Dalam seminggu, ia rata-rata menerima<br />

order dua kali. Anehnya, order tetap mengalir<br />

meski di bulan puasa. Pada bulan puasa, Nana<br />

malah tiap hari tampil. Kelompoknya kebanyakan<br />

tampil di hotel dan beberapa vila pribadi.<br />

Dalam bisnis ini, Nana rupanya sudah terjun<br />

bebas. Artinya, setelah pertunjukan striptease bisa<br />

berlanjut ke urusan ranjang. Kalau soal itu, Nana<br />

yang menentukan tarif. “Sekali main Rp 2 juta,” ujar<br />

perempuan yang mengaku sedang mengenyam kuliah<br />

di salah satu perguruan tinggi swasta di Surabaya itu.<br />

Nana mulai menari telanjang saat kuliah di semester<br />

III. Awalnya, ia hanya seorang sexy dancer. Kemudian ada<br />

seorang teman yang mengajaknya menari telanjang.<br />

Karena bayarannya besar, ia pun tertarik. “Sama-sama<br />

menari, bedanya telanjang dan tidak,” jawab Nana<br />

enteng.<br />

Meski sudah bergelut dengan dunia tari bugil, Nana tetap<br />

menerima order dari event organizer untuk pertunjukan sexy<br />

dancer. Pekerjaan itu ia lakukan saat malam hari. Siangnya,<br />

ia tetap berstatus mahasiswa. “Kuliah jalan terus,” ucapnya.<br />

n IMAM WAHYUDIYANTA (SURABAYA) | DEDEN<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


HUKUM<br />

SIAPA SERUDUK<br />

RUMAH ADIGUNA<br />

POLISI MASIH MEMBURU F, WANITA YANG DIDUGA MENGAMUK<br />

DAN MENABRAKKAN MOBIL KE PAGAR RUMAH VIKA DEWAYANI,<br />

ISTRI ADIGUNA SUTOWO. MASALAH BERTAMBAH RUNYAM<br />

KARENA ADIGUNA MENGKLAIM SEBAGAI PELAKU.<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


HUKUM<br />

Vika Dewayani<br />

RACHMAN/DETIKFOTO<br />

Rumah Adiguna yang<br />

ditempati istrinya, Vika<br />

(bawah)<br />

DETIKFOTO<br />

VIKA Dewayani, istri kedua Adiguna Sutowo,<br />

masih tak habis pikir. Apa maksud wanita itu<br />

merusak pagar dan tiga mobil miliknya, yang<br />

terparkir di rumahnya, Jalan Pulomas Barat<br />

VII, Blok D2, Kayu Putih, Pulogadung, Jakarta Timur,<br />

Sabtu dini hari, 26 Oktober lalu. Seorang wanita mengamuk<br />

dan menyerudukkan mobil Mercy seri S-350<br />

bernomor polisi B-712-NDR ke pagar dan mobil-mobil<br />

mewah yang terparkir di rumahnya hingga rusak.<br />

“Kakak saya enggak tahu apa maksudnya. Soalnya<br />

tidak kenal (dengan pelaku). Yang dia tahu, penabraknya<br />

perempuan berambut pendek dan berkulit putih,”<br />

kata Shinta, adik kandung Vika, kepada majalah detik<br />

pekan lalu.<br />

Masalah semakin runyam karena Adiguna mengaku<br />

sebagai pelaku penabrakan tersebut. “Itu saya yang<br />

tabrak! Rumah, rumah gue. Gue mau tabrak kek, mau<br />

gue bakar kek, terserah gue!” ujar Adiguna dengan<br />

nada tinggi saat menggelar jumpa pers di Thamrin City,<br />

Jakarta Pusat, Senin, 28 Oktober lalu. Alasan mantan<br />

pembalap nasional itu, ia sedang terbakar emosi. Jadi<br />

sah-sah saja jika ia merusak rumahnya sendiri.<br />

Tapi keterangan Adiguna dianggap guyonan. “Saya<br />

tertawa saja dengar pengakuan itu. Saat itu kan banyak<br />

saksi, ada pembantu, satpam, mereka yang memberi<br />

keterangan sama saya,”<br />

tutur Shinta, menyanggah<br />

pernyataan Adiguna.<br />

Meski Adiguna menganggap<br />

perusakan itu<br />

urusan pribadinya, Vika<br />

tidak akan mencabut<br />

laporannya ke polisi.<br />

Dia ingin perusakan itu<br />

tetap diselidiki. Kasus<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


HUKUM<br />

Vika dan pengacaranya,<br />

Syarifuddin Noor<br />

RACHMAN/DETIKFOTO<br />

tersebut dilaporkan Vika ke Kepolisian Resor Jakarta<br />

Timur dengan nomor LP:1852/X/2013/Res.Jaktim. Ia<br />

melapor pada Sabtu sore. Belakangan, kasus ini diambil<br />

alih Kepolisian Daerah Metro Jaya.<br />

Menurut Shinta, kasus itu dilaporkan demi keamanan<br />

kakaknya. Apalagi, saat melakukan perusakan,<br />

perempuan tersebut diduga berteriak-teriak mengancam<br />

Vika. Sejauh ini polisi punya pandangan sama.<br />

Berdasarkan keterangan para saksi, pelaku diduga<br />

berinisial F, perempuan muda, cantik, seksi, dan berambut<br />

pendek.<br />

Meski saat ini belum diketahui rimbanya, F telah<br />

ditetapkan sebagai tersangka. Pengacara Vika, Syarifuddin<br />

Noor, menduga F saat ini masih berada di<br />

Jakarta. “Kalau bisa ketemu jago. Sekarang dia di<br />

Jakarta,” ujarnya singkat.<br />

Polisi juga menetapkan sopir Adiguna, DR, sebagai<br />

tersangka. DR, yang belakangan diketahui bernama<br />

Dariyono, disebut-sebut sebagai orang yang mengemudikan<br />

mobil Mercy itu hingga depan rumah Vika. F<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


HUKUM<br />

Adiguna Sutowo dan Piyu<br />

saat menggelar konferensi<br />

pers.<br />

GRANDYOS ZEFNA/DETIKFOTO<br />

TAP/KLIK UNTUK BERKOMENTAR<br />

lalu mengambil alih kemudi dan menabrakkan sedan<br />

berharga miliaran rupiah itu ke pagar rumah. Dariyono<br />

diduga mengetahui rencana perusakan tersebut.<br />

Mobil yang dikemudikan F diketahui milik istri pertama<br />

Adiguna, Indriyani. Karena itu, Indriyani rencananya<br />

juga akan dimintai keterangan. Adapun terhadap<br />

pernyataan adik pengusaha Ponco Sutowo itu, yang<br />

mengaku sebagai pelaku perusakan, polisi enggan<br />

memberi tanggapan. “Saya tidak mengomentari. Penyidik<br />

tetap mengusut karena ada laporan korban,”<br />

ucap Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris<br />

Besar Rikwanto.<br />

Sementara itu, polisi belum berencana memeriksa<br />

Adiguna, yang juga mertua artis Dian Sastrowardoyo.<br />

Pihaknya kini masih berfokus memburu F dan Hendry,<br />

anak buah Adiguna. Hendry diduga sebagai orang yang<br />

membujuk F saat mengamuk di rumah Vika. “Hendry<br />

ini anak buah atau pegawai AS (Adiguna),” kata Rikwanto.<br />

Lewat Hendry, polisi berharap bisa mengetahui siapa<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


HUKUM<br />

Piyu<br />

GRANDYOS ZEFNA/DETIKFOTO<br />

F dan motifnya mengamuk di rumah Vika. Lalu siapa<br />

F sebenarnya Sampai saat ini, polisi masih menutup<br />

mulut tentang sosok perempuan tersebut.<br />

Sumber majalah detik di kepolisian menyebut F<br />

diduga merupakan istri Piyu, gitaris grup musik Padi,<br />

yang bernama lengkap Anastasia Florina Limasnax<br />

atau Floren. Kabar bahwa Floren yang dimaksud adalah<br />

istri Piyu juga merebak di media massa. Namun<br />

Piyu, saat jumpa pers bersama Adiguna, membantah<br />

kabar bahwa istrinya terlibat. Pria itu beralibi,<br />

istrinya sedang dalam kondisi tidak sehat. Saat<br />

kejadian, wanita yang akrab dengan sapaan Flo itu<br />

sedang berada di rumah, sedangkan Piyu tengah ke<br />

luar kota.<br />

“Saya tanya ke dia, dia kaget. Dia baru saja operasi<br />

di Singapura, beberapa hari kemarin habis<br />

medical checkup. Jantungnya sedikit<br />

sakit,” begitu kata Piyu, yang mengaku<br />

sebagai rekan bisnis Adiguna Sutowo.<br />

Rikwanto belum mau mengungkap<br />

jati diri F, meski polisi telah<br />

mencekal wanita itu untuk bepergian<br />

ke luar negeri. Ia cuma<br />

tersenyum simpul saat ditanya<br />

apakah F yang melakukan perusakan<br />

tersebut benar Floren,<br />

istri Piyu.<br />

Meski begitu, polisi rupanya<br />

sudah merencanakan pemanggilan<br />

Piyu. Pemeriksaan kabarnya<br />

akan dilakukan pada pekan ini. Piyu<br />

pun sudah siap memenuhi panggilan<br />

polisi. Sepertinya teka-teki siapa<br />

yang menyeruduk rumah Vika tidak<br />

lama lagi bakal terungkap. <br />

DEDEN GUNAWAN, MEI AMELIA | DIMAS<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


Kolom E-Banking<br />

MUDAHNYA BAYAR<br />

TAGIHAN AIR PAM<br />

Pak Laksono,<br />

Saya selalu membayar tagihan air PAM di kantor<br />

pengelola yang berada tidak jauh dari rumah.<br />

Tetapi saya khawatir tidak dapat membayar<br />

tagihan tersebut tepat waktu karena pekerjaan<br />

dan aktivitas yang sangat padat. Apakah<br />

pembayaran tagihan air PAM tersebut dapat<br />

dilakukan melalui ATM Pembayaran apa sajakah<br />

yang dapat dilakukan melalui ATM<br />

Suharti, Jakarta


Kolom E-Banking<br />

Hai Ibu Suharti,<br />

Semoga sukses dalam pekerjaan dan karir<br />

Anda.<br />

Saat ini BII memiliki lebih dari 1.400<br />

BII ATM yang tersebar di seluruh<br />

Indonesia dan melayani lebih dari 100<br />

jenis pembayaran bagi kemudahan para<br />

nasabahnya. Bebas repot karena melalui<br />

BII ATM, nasabah tidak perlu mengunjungi<br />

berbagai tempat untuk melakukan<br />

pembayaran.<br />

BII ATM melayani pembayaran tagihan<br />

air bersih, baik AETRA maupun PALYJA.<br />

Langkahnya sangat mudah, Ibu dapat<br />

mengikuti langkah-langkah pada layar ATM<br />

sbb:<br />

1. Pada menu BII ATM, pilih Pembayaran –><br />

Layanan Umum –> PAM<br />

2. Masukkan kode perusahaan + ID<br />

Pelanggan<br />

3. Ikuti langkah pembayaran selanjutnya.<br />

sekolah, asuransi, tiket penerbangan dan<br />

kereta api, cicilan KTA/mobil/motor serta<br />

pembayaran service charge apartemen. Jika<br />

Ibu Suharti merupakan pelanggan Telkom,<br />

BII tidak hanya melayani pembayaran tagihan<br />

telepon rumah (fixed phone) tetapi juga<br />

layanan internet Speedy dan telepon Flexi<br />

Classy.<br />

Selain itu, BII juga melayani pembayaran<br />

tagihan listrik PLN untuk pelanggan post<br />

paid, pre paid dan non tagihan listrik serta<br />

pembayaran tagihan TV berlangganan<br />

seperti, Indovision (Top TV, OkeVision,<br />

Tren), First Media, Yes TV dan AORA TV.<br />

Bahkan BII juga melayani pembayaran<br />

zakat dan donasi untuk Dompet Dhuafa<br />

Republika, Bazis Zakat & Infak, Baznas<br />

Zakat & Infak, Save A Teen serta BII Pundi<br />

Emas. Hampir semua layanan pembayaran<br />

disediakan BII.<br />

Selamat menikmati kemudahan<br />

layanan pembayaran dari BII.<br />

Jika ada pertanyaan seputar electronic<br />

banking dapat mengirimkan email ke<br />

ebanking@majalahdetik.com.<br />

Untuk pertanyaan yang dimuat akan<br />

mendapatkan payung cantik dari BII.<br />

Setelah transaksi selesai, Ibu akan<br />

menerima struk ATM sebagai bukti<br />

transaksi.<br />

BII juga melayani pembayaran tagihan<br />

telepon, kartu kredit, isi ulang pulsa, uang


FOKUS<br />

AIRIN DIINCAR<br />

DAN AIRIN<br />

PUN TAKUT<br />

SETELAH SANG SUAMI, TUBAGUS<br />

CHAERI WARDANA, DITAHAN KPK,<br />

WALI KOTA TANGERANG SELATAN<br />

AIRIN RACHMI DIANY KETAKUTAN.<br />

ILUSTRASI: KIAGUS<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


FOKUS<br />

AIRIN DIINCAR<br />

Saya mah<br />

jelek-jelek<br />

begini juga<br />

bibi kandung<br />

Pak Wawan<br />

(sapaan suami<br />

Airin).<br />

“<br />

TIDAK biasanya Airin begini. Kenapa sih (kita)<br />

sampai harus dua jam menunggu”<br />

Perempuan berusia kepala empat itu kesal<br />

betul. Jumat, 1 November 2013, siang, ia<br />

mendatangi kantor Wali Kota Tangerang Selatan. Ia<br />

ingin bertemu dengan sang wali kota, Airin Rachmi Diany.<br />

Perempuan itu adalah Endang Syatibi, bibi suami<br />

Airin, Tubagus Chaeri Wardana.<br />

Airin, yang dinanti sejak pukul 11.45 WIB, akhirnya<br />

keluar dari ruangannya begitu jam menunjukkan pukul<br />

13.45 WIB. Namun alangkah kecewanya Endang.<br />

Sang keponakan mencuekinya. Wali kota yang cantik<br />

itu melengos tanpa menyapa Endang. Ia buru-buru<br />

masuk mobil dan melesat meninggalkan kantor. Wus!<br />

Kecewa, Endang menumpahkan kekesalannya kepada<br />

petugas Satuan Polisi Pamong Praja yang berjaga.<br />

“Saya mah jelek-jelek begini juga bibi kandung Pak<br />

Wawan (sapaan suami Airin),” ujarnya.<br />

Belakangan, memang tidak mudah menemui Airin.<br />

Setelah Wawan ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi,<br />

Bu Wali Kota tidak pernah lagi berlama-lama di<br />

kantor. Perubahan ini sangat dirasakan anak buahnya.<br />

“Dulu, kalau ada acara di Jakarta pun, sebisa mungkin<br />

pulangnya mampir ke sini (kantor),” kata seorang<br />

bawahan Airin.<br />

Waktu Airin memang tidak lagi bisa full untuk Tangerang<br />

Selatan. Agendanya kini bertambah satu, yakni<br />

menjenguk Wa wan di ruang tahanan komisi antirasuah<br />

itu. Airin datang untuk memberikan dukungan kepada<br />

sang suami, yang ditetapkan sebagai tersangka suap<br />

Rp 1 miliar terhadap mantan Ketua Mahkamah Konstitusi<br />

Akil Mochtar. Suap diduga terkait dengan pemilihan<br />

kepala daerah Lebak. “Menurut saya, Bapak<br />

tidak salah,” kata Airin setelah menjenguk Wawan.<br />

Seiring dengan perkembangan penyidikan KPK,<br />

pembelaan Airin terhadap sang suami seolah sia-sia.<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


FOKUS<br />

AIRIN DIINCAR<br />

Data diri Airin saat sekolah di<br />

SMAN 20 Bandung.<br />

DETIKFOTO<br />

KPK menemukan dugaan korupsi Wawan. Airin bahkan<br />

terseret-seret kasus ini. Sebab, dugaan korupsi<br />

adik Gubernur Banten Ratu Atut itu terjadi di wilayah<br />

yang dipimpin Airin: Tangerang Selatan. Kasus yang<br />

kini dibidik KPK adalah penyimpangan pengadaan alat<br />

kesehatan di Tangerang Selatan.<br />

Sejumlah perusahaan Wawan dan kroninya menjadi<br />

pemenang tender proyek tersebut. KPK pun menggeledah<br />

kantor Airin dan menyita sejumlah dokumen.<br />

Airin sebagai Wali Kota Tangerang Selatan otomatis<br />

masuk incaran. Ia akan dimintai keterangan. “Pemeriksaannya<br />

akan dijadwalkan,” kata Ketua KPK Abraham<br />

Samad.<br />

<br />

Sebagai wali kota, Airin dikenal karena kecantikannya.<br />

Ia sering disebut sebagai wali kota tercantik.<br />

Kemolekan Airin sudah menawan banyak orang sejak<br />

remaja. Guru SMA Negeri 20 Bandung, tempat Airin<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


FOKUS<br />

AIRIN DIINCAR<br />

Motif keluarga<br />

Chasan<br />

ingin masuk<br />

Tangerang<br />

Raya, ya,<br />

ekonomi.<br />

bersekolah, ingat istri Wawan itu sebagai siswi yang<br />

cantik.<br />

“Dia memang geulis, jadi sering digodain murid lelaki,”<br />

kata guru kimia Airin, Elin Ratna Wulan.<br />

Menurut wali kelas Airin itu, kelebihan putri pasangan<br />

Anwar Martadihardja dan Asiah ini bukan cuma<br />

berparas menawan. Airin juga selalu masuk peringkat<br />

sepuluh besar.<br />

Selepas SMA, Airin menempuh kuliah hukum di<br />

Universitas Parahyangan, Bandung. Pada tahun pertamanya,<br />

Airin menjajal kontes Mojang dan Jajaka<br />

Parahyangan Kota Madya Bandung dan ternyata jadi<br />

juara pertama.<br />

Sukses menaklukkan Bandung, Airin tertantang ke<br />

ajang yang lebih tinggi. Ia ikut kontes Mojang Provinsi<br />

Jawa Barat dan lagi-lagi jadi pemenang. Ia pun masuk<br />

ke kontes kecantikan tingkat nasional, Puteri Indonesia,<br />

pada 1996. Kali ini dia terpilih jadi Puteri Favorit<br />

dan Puteri Pariwisata.<br />

Setahun setelah ajang itu, Airin, yang tinggal di bilangan<br />

Cikutra, Bandung, dipinang Wawan. Sebelum<br />

Banten memisahkan diri dari Jawa Barat, Wawan<br />

bersama keluarga besar Chasan Sochib memang<br />

menetap di daerah Buah Batu, Bandung.<br />

Airin dan Wawan menikah pada 1997, dua tahun<br />

sebelum perempuan kelahiran Banjar, Jawa Barat,<br />

37 tahun lalu, ini meraih gelar sarjana hukum dari<br />

Universitas Parahyangan. Menikah dan dikaruniai seorang<br />

putra, Tubagus Ghifari al-Chusaeri Wardana, Airin<br />

meneruskan kuliah hingga meraih sarjana hukum<br />

pada 1999. Lulus kuliah, dia langsung bekerja sebagai<br />

asisten di kantor notaris Imas Tarwiyah di Bandung.<br />

Setelah kakak Wawan, Ratu Atut Chosiyah, menjadi<br />

Wakil Gubernur Banten, Airin perlahan pindah ke<br />

kampung halaman keluarga besar suaminya itu. Pada<br />

2004, dia tercatat sebagai notaris di Kabupaten Ta-<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


FOKUS<br />

AIRIN DIINCAR<br />

Wakil Gubernur Banten Rano<br />

Karno (kanan) bersama Wali<br />

Kota Tangsel Airin Rachmi<br />

Diany saat beristirahat di saung<br />

milik warga, usai menghadiri<br />

acara di Setu, Tangerang<br />

Selatan, Banten.<br />

ANTARA FOTO/MUHAMMAD IQBAL<br />

ngerang.<br />

Tangerang Raya memiliki arti yang sangat penting<br />

bagi Provinsi Banten. Da erah yang terdiri atas Kabupaten<br />

plus Kota Tangerang itu menyumbang hampir<br />

70 persen pemasukan ke kas provinsi yang dipimpin<br />

Atut tersebut. Di wilayah itu terdapat Bandara Internasional<br />

Soekarno-Hatta, juga memiliki rupa-rupa<br />

industri.<br />

Maka, tidak aneh, setelah Atut sukses memenangi<br />

pemilihan Gubernur Banten, dinasti Chasan Sochib<br />

mulai melirik Tangerang Raya. Sekadar tahu, Chasan<br />

Sochib adalah ayah Atut dan Wawan. Airin pun<br />

dimajukan menjadi Bupati Tangerang. “Motif keluarga<br />

Chasan ingin masuk Tangerang Raya, ya, ekonomi,”<br />

kata pengamat politik Banten, Gandung Ismanto.<br />

Untuk memenangkan Airin, taktik Chasan mengantar<br />

Ratu Atut jadi orang nomor satu di Banten menjadi<br />

referensi. Dulu Atut dianggap masih hijau sehingga<br />

hanya diajukan Chasan sebagai wakil gubernur. Tidak<br />

ubahnya kloning Atut, Airin cuma dicalonkan jadi wakil<br />

bupati berpasangan dengan politikus Partai Keadilan<br />

Sejahtera, Jazuli Juwaini. “Saya enggak enak berko-<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


FOKUS<br />

AIRIN DIINCAR<br />

Airin senam bersama warga<br />

Tangerang Selatan.<br />

MARIMENATATANGSEL.COM<br />

mentar, tanya saja DPW,<br />

ya,” kata Jazuli saat dihubungi<br />

majalah detik.<br />

Ketua Dewan Pimpinan<br />

Wilayah PKS Banten Irfan<br />

Maulidi mengatakan,<br />

pada pilkada 2008 itu,<br />

sebenarnya PKS ingin<br />

menggandeng Partai<br />

Demokrasi Indonesia<br />

Perjuangan. Karena partai<br />

berlambang banteng<br />

itu menolak, akhirnya<br />

Airin-lah yang dipilih.<br />

Namun ternyata taktik<br />

mengklon Atut gagal<br />

total menghadapi Ismet<br />

Iskandar, yang menggandeng Rano Karno. Kalah, trah<br />

Chasan pun melirik ke sisi selatan. Setahun sebelum<br />

pemilihan Bupati Tangerang, Atut sudah memasukkan<br />

usulan pendirian Kota Tangerang Selatan kepada<br />

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Banten.<br />

Setelah Kementerian Dalam Negeri meresmikan<br />

berdirinya Tangerang Selatan pada Oktober 2008,<br />

mesin politik dinasti Chasan mulai bergerak. Daerah<br />

baru itu lebih mudah ditaklukkan karena belum ada<br />

dinasti politik yang berkuasa dan partainya belum<br />

mapan. Airin lalu dipoles citranya agar tampil sebagai<br />

pemimpin perempuan yang cerdas dan santun.<br />

“Wawan menyewa konsultan politik yang bayarannya<br />

mahal,” ujar Gandung.<br />

Ketua Palang Merah Indonesia Tangerang Selatan,<br />

Ratu Tatu Chasanah, juga membantu dengan membentuk<br />

cabang organisasinya di kota yang belum ada<br />

pemerintahan resminya itu. Airin dia tempatkan sebagai<br />

caretaker pengurus PMI Tangerang Selatan.<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


FOKUS<br />

AIRIN DIINCAR<br />

Wali Kota Tangerang Selatan<br />

Airin Rachmi Diany keluar dari<br />

pintu gerbang tahanan KPK<br />

usai menjenguk suaminya,<br />

Tubagus Chaeri Wardana, di<br />

Jakarta.<br />

ANTARA FOTO/ROSA PANGGABEAN<br />

Sementara itu, Ratu Atut, kata Gandung, menyiapkan<br />

jalan dengan menyediakan birokrat yang pro-Airin.<br />

“Pelaksana tugas wali kota yang mengisi pejabat<br />

setempat, itu orang yang ditunjuk oleh Atut,” kata<br />

Gandung.<br />

Atut juga kerap mengajak Airin dalam berbagai acara<br />

di Tangerang Selatan. Meski posisinya hanya Ketua<br />

PMI Tangerang Selatan, Airin selalu duduk di barisan<br />

depan dekat dengan Atut.<br />

Kadang Airin hadir di acara yang tidak berhubungan<br />

dengan posisinya itu. Dia, misalnya, jadi tamu penting<br />

dalam pe resmian Pameran Teknologi Tepat Guna Se-<br />

Provinsi Banten di Ciputat. Lebih ganjil lagi, Airin ikut<br />

menyampaikan kata sambutan.<br />

Kemunculan Airin hingga masa pemilihan wali kota<br />

itu dinilai sebagai kecurangan oleh rival terkuatnya,<br />

pasangan Arsyid-Andreas Taulany. Mereka memperkarakannya<br />

ke Mahkamah Konstitusi.<br />

Hasilnya, hakim konstitusi menilai pejabat setempat<br />

tidak netral dan membatalkan kemenangan pasangan<br />

Airin-Benjamin. “Ada kesengajaan membantu pencitraan<br />

Airin oleh aparatur Pemerintah Kota Tangerang<br />

Selatan,” kata hakim konstitusi Achmad Sodiki ketika<br />

itu.<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


FOKUS<br />

AIRIN DIINCAR<br />

Beliau takut<br />

karena, apa<br />

pun yang<br />

dibicarakan,<br />

akan selalu<br />

dalam posisi<br />

disalahkan.<br />

TAP/KLIK UNTUK BERKOMENTAR<br />

Pemungutan suara memang diulang. Namun Arsyid<br />

dan Andreas Taulany mesti menelan pil pahit karena<br />

Airin kembali menang jadi Wali Kota Tangerang Selatan<br />

periode 2011-2016. Airin bersama Benjamin Davnie<br />

lantas dilantik menjadi wali kota dan wakil wali kota<br />

pada 20 April 2011.<br />

<br />

Pada tahun pertama dan kedua pemerintahannya,<br />

program Airin menitikberatkan pada pembangunan<br />

pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Pada tahun<br />

ketiga, program Airin bergerak pada pengentasan<br />

warga dari kemiskinan.<br />

Nah, setelah sekitar 2,5 tahun Airin menjabat, tidak<br />

dinyana proyek alat kesehatan yang tendernya dimenangi<br />

perusahaan sang suami dan kroni terendus<br />

KPK. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 70<br />

Tahun 2012 tentang Pengadaan Barang dan Jasa, Bu<br />

Wali Kota sudah seharusnya dimintai tanggung jawab.<br />

“Masak sih sebagai wali kota dia tidak tahu soal<br />

proyek-proyek besar. Apalagi, tanpa persetujuan wali<br />

kota, kan anggaran tidak bisa cair,” tutur Direktur Investigasi<br />

dan Advokasi Forum Indonesia untuk Transparansi<br />

Anggaran Uchok Sky Khadafi.<br />

Airin belum mau berkomentar tentang dugaan korupsi<br />

alat kesehatan. Ia hanya tersenyum saat ditanya<br />

wartawan setelah menjenguk sang suami di rutan<br />

KPK. Permintaan wawancara majalah detik juga tidak<br />

ditanggapi. Saat didatangi ke kantornya, Airin menolak<br />

menemui majalah detik. “Pelajari, tindak lanjut sesuai<br />

peraturan,” tulis Airin dalam memo tanggapannya terhadap<br />

surat permohonan wawancara majalah detik.<br />

Menurut pengacara Wawan, Tubagus Sukatma, Airin<br />

memang menghindari media. “Beliau takut karena,<br />

apa pun yang dibicarakan, akan selalu dalam posisi<br />

disalahkan.” ISFARI HIKMAT, BAHTIAR RIFAI, BABAN GANDAPURNAMA, ARYO BHAWO-<br />

NO | OKTA WIGUNA<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


fokus<br />

AIRIN DIINCAR<br />

tangan wawan<br />

di kantor airin<br />

Tender proyek alat kesehatan di Tangerang Selatan<br />

dibidik KPK. Pemegang proyek adalah perusahaan suami<br />

Wali Kota Airin, Tubagus Chaeri Wardana, dan kroni.<br />

Ternyata perusahaan itu fiktif.<br />

Majalah detik 4 - 10 november 2013


fokus<br />

AIRIN DIINCAR<br />

KPK minta bantuan agar<br />

dokumen-dokumen<br />

SKPD dikumpulkan di<br />

sini.<br />

Ketegangan menjalar begitu dua mobil<br />

memasuki halaman kantor Dinas Kesehatan<br />

Pemerintah Kota Tangerang Selatan<br />

(Tangsel). Dari dalam mobil, turun enam<br />

orang penyidik KPK. Mereka mencari ruangan Kepala<br />

Dinas Kesehatan Dadang M. Epid. Tujuannya untuk<br />

melakukan penggeledahan.<br />

Siang itu, Selasa, 22 Oktober 2013, si empunya<br />

ruangan tidak berada di kantor di Jalan Witanaharja<br />

Nomor 27, Pamulang, Banten, tersebut. Sejak sebulan<br />

lalu, Dadang menghuni sebuah ruangan di lantai 2<br />

gedung Technopark, Jalan Cendikia, Serpong. Gedung<br />

bekas gudang obat itu memang direncanakan menjadi<br />

kantor baru Dinas Kesehatan Tangsel. Dadang pindah<br />

lebih dulu.<br />

Namun, dari ruangan lama Dadang, penyidik<br />

masih berhasil mengamankan sejumlah<br />

dokumen. “Waktu keluar, mereka membawa<br />

satu kardus dan tas,” ujar Suhendi, pegawai<br />

Dinas Kesehatan, kepada majalah detik.<br />

Hari itu, penyidik juga masuk ruangan<br />

Sekretaris Daerah Tangsel, Dudung E. Direja.<br />

Pulangnya, mereka membawa bundelan<br />

dokumen. Kepala Bagian Humas Pemerintah<br />

Kota Tangsel, Dedi Rafidi, menyangkal KPK juga<br />

menggeledah ruangan Dudung.<br />

“KPK minta bantuan agar dokumen-dokumen SKPD<br />

dikumpulkan di sini,” ujar Dedi kepada majalah detik.<br />

Pengusutan dugaan penyimpangan dalam proyek<br />

pengadaan alat kesehatan Tangsel berawal dari<br />

penggeledahan perusahaan milik suami Wali Kota<br />

Tangsel Airin Rachmi Diany, Tubagus Chaeri Wardana.<br />

Pria yang dikenal dengan panggilan Wawan itu menjadi<br />

tersangka kasus penyuapan terhadap mantan Ketua<br />

Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar. Saat menggeledah<br />

PT Bali Pacific Pragama kepunyaan Wawan, penyidik<br />

Majalah detik 4 - 10 november 2013


fokus<br />

AIRIN DIINCAR<br />

Penyidik KPK saat<br />

menggeledah kantor Dinkes<br />

Kota Tangsel.<br />

antara<br />

KPK menemukan aneka dokumen tentang alat<br />

kesehatan itu.<br />

Selain di Tangsel, KPK mengusut proyek-proyek<br />

alat kesehatan di Dinas Kesehatan Provinsi Banten.<br />

Penyidik sudah mengobok-obok kantor Dinas<br />

Kesehatan Banten, Jalan Syekh Nawawi al-Bantani.<br />

Namun sejauh ini KPK belum mau membuka secara<br />

jelas kedua kasus itu. Juru bicara KPK, Johan Budi,<br />

menyebutkan pengadaan alat kesehatan Tangsel yang<br />

diselidiki KPK berlangsung pada 2010-2012.<br />

Sejak memimpin Tangsel pada 2011, Airin<br />

menitikberatkan pembangunan daerahnya pada sektor<br />

kesehatan. Untuk melayani kesehatan warganya,<br />

pasangan Benjamin Davnie ini menambah sejumlah<br />

puskesmas dan dua rumah sakit. Sedangkan di sektor<br />

pendidikan, Airin menambah ruang-ruang kelas<br />

setelah Tangsel berpisah dari Kabupaten Tangerang.<br />

Data pada 2012 menunjukkan lima proyek terbesar di<br />

Majalah detik 4 - 10 november 2013


fokus<br />

AIRIN DIINCAR<br />

Wujud rumah yang disebut<br />

sebagai kantor PT Waliman<br />

Nugraha Jaya (kiri) dan PT<br />

Marbago Duta Persada (kanan).<br />

BAHTIAR RIFAI/MAJALAH DETIK<br />

Tangsel dialokasikan untuk sektor kesehatan. Kelima<br />

proyek itu adalah lanjutan pembangunan RSUD<br />

sebesar Rp 27,3 miliar, pengadaan alat kesehatan<br />

kedokteran umum (Rp 23,1 miliar), pengadaan alat<br />

kesehatan penunjang puskesmas (Rp 10,3 miliar),<br />

pengadaan obat dan perbekalan (Rp 6,8 miliar), serta<br />

pengadaan alat kesehatan untuk puskesmas (Rp 6,8<br />

miliar).<br />

Namun tender proyek-proyek Tangsel itu tidak<br />

dijalankan secara fair oleh Airin. Bermacam<br />

perusahaan yang memenangi tender proyek pengadaan<br />

alat kesehatan diduga merupakan jaringan suaminya.<br />

Bahkan, disebut-sebut, Wawan-lah yang mengatur<br />

proyek di Tangsel. Adik Gubernur Banten Ratu Atut<br />

Chosiyah itu memang sudah lama dikenal sebagai<br />

pengendali proyek di wilayah Banten. Proyek-proyek<br />

itu mencakup kesehatan, pengairan, dan infrastruktur.<br />

Di Tangsel, ada tiga pejabat yang disebut menjadi<br />

perpanjangan tangan Wawan, yakni Dadang, Dudung,<br />

dan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu<br />

Tangsel Dadang Sofyan. “Begitu setoran di awal sudah<br />

didapatkan, baru komandonya diserahkan ke tiga<br />

orang ini,” ujar Wakil Koordinator Tangerang Public<br />

Majalah detik 4 - 10 november 2013


fokus<br />

AIRIN DIINCAR<br />

BPK dan KPK juga<br />

pernah datang bertanya<br />

tentang Mikkindo.<br />

Transparency Watch, Suhendar, kepada majalah detik.<br />

Dua Dadang dan Dudung enggan dimintai konfirmasi<br />

mengenai soal itu.<br />

Selain pembangunan RSUD, empat proyek kesehatan<br />

pada 2012 Tangsel masing-masing dimenangi oleh<br />

PT Marbago Duta Persada dan PT Mikkindo Adiguna<br />

Pratama. Kedua perusahaan itu merupakan bagian<br />

dari kelompok bisnis Wawan. Salah satu direktur<br />

PT Marbado, Umar Said, adalah Sekretaris Dewan<br />

Pimpinan Daerah Partai Golkar Banten, yang<br />

merupakan kaki tangan Ratu Atut Chosiyah.<br />

Majalah detik mengecek ke lapangan tentang<br />

keberadaan PT Marbago dan PT Mikkindo, yang juga<br />

memenangi proyek alat kesehatan Provinsi Banten.<br />

Hasilnya mengejutkan. Sesuai dengan data Layanan<br />

Pengadaan Secara Elektronik Tangerang<br />

Selatan, Marbago beralamat di Taman Widya<br />

Asri Blok GG Nomor 14, Serang. Namun<br />

alamat itu hanya rumah kosong milik seorang<br />

pegawai bank. Kondisinya pun terbengkalai.<br />

Keberadaan PT Mikkindo setali tiga uang.<br />

Gelap. Disambangi ke alamatnya, Kabaharan<br />

RT 002 RW 008 Kelurahan Lopang, Serang,<br />

tidak ditemukan perusahaan itu. Kabaharan adalah<br />

permukiman yang sangat padat. Warga sekitar tidak<br />

pernah mendengar nama PT Mikkindo dan Wawan.<br />

“BPK dan KPK juga pernah datang bertanya tentang<br />

Mikkindo,” ujar Kimsin, warga setempat, kepada<br />

majalah detik.<br />

Tender proyek alat kesehatan di Provinsi Banten<br />

diikuti oleh pemain lain, seperti PT Sumber Agung,<br />

PT Waliman Nugraha Jaya, PT Adca Mandiri, dan PT<br />

Bintang Raya Putera. PT Waliman diketahui memenangi<br />

proyek alat kesehatan di Tangsel senilai Rp 9,9 miliar.<br />

Sedangkan PT Bintang Raya Putra mendapatkan<br />

tender alat kesehatan rumah sakit senilai Rp 11,8<br />

Majalah detik 4 - 10 november 2013


fokus<br />

AIRIN DIINCAR<br />

Airin saat menjenguk suaminya<br />

di KPK.<br />

ANTARA<br />

miliar.<br />

Anehnya, perusahaan-perusahaan itu berkantor<br />

di tempat yang sama, Kompleks Puri Serang Hijau,<br />

Serang. Cuma berbeda nomornya saja. Menurut<br />

warga sekitar, Wawan sering menyambangi kompleks<br />

tersebut. Tiga orang kepercayaannya tinggal di situ,<br />

yaitu Dadang Priatna, pemilik PT<br />

Sumber Agung; Jajang, pemilik PT<br />

Waliman Nugraha Jaya; dan Doni.<br />

Dadang sudah dicegah KPK. “Mereka<br />

adalah geng Bandung,” kata sumber<br />

majalah detik.<br />

Supaya proyek-proyek di Banten<br />

jatuh ke tangannya, Wawan disebutsebut<br />

bekerja sama dengan sejumlah<br />

anggota Banggar DPRD Banten.<br />

Sekelompok anggota Banggar<br />

itu mempunyai julukan unik, "tim<br />

samurai". Wawan tak jarang<br />

memberikan hadiah mobil untuk<br />

mereka.<br />

Indikasi penyimpangan dalam<br />

pengadaan alat kesehatan di Tangsel<br />

bukannya tidak diendus oleh Badan<br />

Pemeriksa Keuangan. Dalam audit<br />

BPK tahun 2012 ditemukan, pejabat<br />

pembuat komitmen kerap membuat<br />

harga perkiraan sendiri melebihi<br />

dari yang seharusnya. Contoh kasus<br />

pengadaan alat kesehatan kedokteran<br />

umum senilai Rp 23,1 miliar. Seharusnya alat kesehatan<br />

tersebut dapat dibeli dengan harga Rp 20,9 miliar.<br />

Dedi mengaku tak tahu persis bagaimana proyekproyek<br />

di Tangsel dijalankan. Namun, ia menegaskan,<br />

lelang proyek itu sudah dilakukan dengan sistem<br />

elektronik untuk menghindari kecurangan. Ia<br />

membantah anggapan, dalam memerintah Tangsel,<br />

Majalah detik 4 - 10 november 2013


fokus<br />

AIRIN DIINCAR<br />

Tubagus Chaeri Wardana.<br />

antara<br />

Airin dikendalikan oleh Wawan. “Saya rasa Ibu mandiri.<br />

Enggak tahu kalau hubungan suami-istri, ya,” tuturnya.<br />

Dedi belum mau berkomentar lebih jauh menanggapi<br />

tindakan hukum KPK di Tangsel itu. Sebab, KPK<br />

belum merilis secara resmi perihal kasus yang tengah<br />

digarap. Ia memastikan Airin akan datang apabila<br />

dipanggil KPK. “Ibu memberikan support kepada<br />

KPK,” ucap Dedi. ■<br />

Bahtiar Rifai, Pasti Liberti Mapappa, Isfari Hikmat, Ikhwanul Khabibi, Oktamandjaya<br />

Wiguna I Irwan Nugroho<br />

Majalah detik 4 -- 10 november 2013


FOKUS<br />

AIRIN DIINCAR<br />

KISAH<br />

TIM SAMURAI<br />

WAWAN<br />

SEPAK terjang suami Wali Kota Tangerang<br />

Selatan Airin Rachmi Diany, Tubagus Chaeri<br />

Wardana (Wawan), semakin terkuak. Adik<br />

Gubernur Banten Ratu Atut itu menguasai ruparupa<br />

proyek di Banten. Salah satu permainan proyeknya,<br />

yaitu alat-alat kesehatan, kini mulai diselisik Komisi<br />

Pemberantasan Korupsi.<br />

Sebelumnya, KPK sudah menetapkan Wawan sebagai<br />

tersangka kasus penyuapan mantan Ketua Mahkamah<br />

Konstitusi Akil Mochtar. Suap sebesar Rp 1 miliar itu<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


FOKUS<br />

AIRIN DIINCAR<br />

Aeng Haerudin.<br />

FOTO: PEMPROF BANTEN<br />

terkait dengan perkara Pilkada Lebak, yang sedang<br />

ditangani MK. Wawan mendekam di rumah tahanan<br />

KPK sejak Jumat, 4 Oktober 2013.<br />

Wawan menguasai proyek di Banten dengan<br />

kendaraan bisnis PT Bali Pacific Pragama dan PT<br />

Buana Wardana Utama. Selain itu, terdapat sejumlah<br />

perusahaan lainnya yang diduga satu jaringan dengan<br />

Wawan.<br />

Untuk menggaet proyek, Wawan menjalin<br />

kongkalikong dengan anggota Badan Anggaran<br />

DPRD Banten. Wawan mengarahkan agar anggaran<br />

di beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)<br />

mendapat bagian besar. SKPD itu, antara lain Dinas<br />

Kesehatan, Dinas Pekerjaan Umum dan Bina Marga,<br />

serta Dinas Kelautan dan Perikanan. Di empat SKPD<br />

itulah jaringan bisnis Wawan, yang juga Ketua KADIN<br />

Provinsi Banten, ini bermain.<br />

“Sebelum rapat APBD, anggota Banggar<br />

dikumpulkan di Hotel Ritz-Carlton Jakarta oleh<br />

Wawan,” ungkap aktivis Jaringan Warga untuk<br />

Reformasi Banten (Jawara), Uday Suhada, kepada<br />

majalah detik.<br />

Uday menyebut ada delapan anggota Banggar<br />

DPRD Banten yang punya kedekatan dengan<br />

Wawan. Mereka, antara lain Media Warman<br />

(PD), Toni Fathoni Mukson (PKB), Edi Yus<br />

Amirsyah (PD), Aeng Haerudin (PD), Agus Puji<br />

(PKS), Suparman (PG), Soni Indra Jaya (PD),<br />

SM Hartono (PG). Di kalangan eksekutif<br />

maupun legislatif Banten, mereka<br />

dikenal dengan julukan “tim<br />

samurai”.<br />

Sebagai imbalannya, para<br />

politikus itu disebut-sebut<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


FOKUS<br />

AIRIN DIINCAR<br />

Agus Puji.<br />

FOTO: REPRO<br />

menerima hadiah berupa mobil<br />

mewah merek Mercedes-Benz, Toyota<br />

Alphard, Jeep Wrangler Rubicon, dan<br />

Mini Cooper. Hadiah itu diberikan<br />

Wawan sejak 2010. Setiap anggota “tim<br />

samurai” minimal menerima satu buah<br />

mobil, tapi ada pula yang menerima<br />

sampai empat mobil mewah.<br />

Saat dihubungi majalah detik, Agus<br />

mengakui, suatu ketika pada 2010 ada<br />

utusan Wawan yang mengirimkannya<br />

mobil. Namun, ia tidak mengetahui<br />

untuk apa mobil itu diberikan. Belum<br />

sempat dipakai, mobil itu langsung<br />

dikembalikan kepada Wawan.<br />

“Barangkali lebih tepatnya dipinjami<br />

kali, ya,” kata Agus kepada majalah detik. Jawara<br />

menyebut, mobil untuk Agus bermerek Mercedes-<br />

Benz C200 Kompressor Hitam bernopol B 7010 MW.<br />

Sedangkan Aeng Haerudin merasa tidak pernah<br />

menerima pemberian kendaraan mewah dari Wawan.<br />

Ia juga mengaku tidak ada istilah “tim samurai”<br />

di DPRD Banten. “Saya tidak mengenal panggilan<br />

itu,” katanya. Adapun politikus lainnya, yang diduga<br />

menikmati mobil dari Wawan, belum menjawab<br />

konfirmasi dari majalah detik.<br />

Sementara itu, pengacara Wawan, TB Sukatma<br />

mengaku belum tahu perihal sogokan mobil tersebut.<br />

“Maaf, saya belum dapat data update tentang itu,”<br />

kata Sukatma kepada majalah detik.<br />

Ketua Fraksi PD Banten Ridwansyah berjanji<br />

akan memanggil anggota fraksinya untuk dimintai<br />

klarifikasi. “Saya seminggu lebih tidak bertemu<br />

mereka,” kata Ridwansyah kepada majalah detik.<br />

ARYO BHAWONO, BAHTIAR RIFAI I IRWAN NUGROHO<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


FOKUS<br />

AIRIN DIINCAR<br />

AIRIN, OH AIRIN<br />

20<br />

APRIL 2011<br />

Airin dan Benjamin Davnie dilantik menjadi<br />

Wali Kota Tangerang Selatan.<br />

2<br />

OKTOBER 2013<br />

Tubagus Chaeri Wardana (Wawan),<br />

suami Airin ditangkap KPK.<br />

3<br />

Wawan menjadi tersangka suap Rp<br />

1 miliar terkait sengketa Pilkada<br />

Lebak terhadap Ketua MK Akil<br />

Mochtar.<br />

10<br />

Airin menjenguk suaminya<br />

di rutan KPK. Saat itu, ia<br />

baru pulang dari AS karena<br />

mengikuti pendidikan kepala<br />

daerah selama 3 minggu di<br />

Harvard Kennedy School of<br />

Government, Cambridge,<br />

yang dijadwalkan selesai<br />

20 Oktober.<br />

22<br />

KPK menggeledah<br />

kantor Dinas Kesehatan<br />

Tangerang Selatan<br />

(Tangsel). Proyek<br />

pengadaan alat-alat<br />

kesehatan di Tangsel<br />

senilai Rp 98 miliar<br />

diduga diselewengkan.<br />

Pemenang tender proyek<br />

adalah perusahaan milik<br />

Wawan, suami Airin.<br />

24<br />

Ketua KPK Abraham<br />

Samad menyatakan<br />

KPK akan memeriksa<br />

Airin. “Pemeriksaannya<br />

akan dijadwalkan,” kata<br />

Abraham.<br />

BIODATA<br />

Nama Lengkap: Airin Rachmi Diany<br />

Agama: Islam<br />

Tempat/Tanggal Lahir: Banjar, 28 Agustus 1976<br />

Suami: H.TB. Chaeri Wardana, B.Bus<br />

Anak: TB. Ghifari al-Chusaeri Wardana, Ratu Ghefira<br />

Marhamah Wardana<br />

PENDIDIKAN:<br />

SD Negeri Cibodas Banjar (1982-1988)<br />

SMP Negeri 5 Bandung (1988-1991)<br />

SMA Negeri 20 Bandung, (1991-1994)<br />

Universitas Parahyangan Bandung, Sarjana<br />

Hukum (SH) lulus tahun 1999<br />

Universitas Padjadjaran Bandung, Spesialis<br />

Satu (SP-1) Program Studi Notariat, lulus tahun<br />

2002<br />

Universitas Padjadjaran Bandung, Magister<br />

Hukum (MH), Program Studi Ilmu Hukum Bisnis,<br />

lulus tahun 2005<br />

KARIER:<br />

Asisten Notaris, di kantor IMAS TARWIYAH,<br />

S.H., M.H. (1999)<br />

Notaris di Kabupaten Tangerang (2004)<br />

Pejabat Pembuat Akta Tanah di Kabupaten Tangerang<br />

(2008)<br />

Ketua PMI Kota Tangsel (2009-sekarang)<br />

Dewan Pembina KNPI Kota Tangsel (2010-2013)<br />

Dewan Pembina Pramuka Kota Tangerang<br />

Selatan<br />

Wakil Ketua KPAID Kota Tangsel<br />

Pengurus Daerah Ikatan Notaris Indonesia (INI)<br />

Kota Tangerang Selatan<br />

Penanggung jawab Relawan Banten Bersatu<br />

(RBB) untuk Wilayah Kabupaten Tangerang,<br />

Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan<br />

Ketua Dewan Penyantun Kaukus Perempuan<br />

Peduli Kesehatan Kota Tangsel<br />

Pembina Forum Masyarakat Peduli Pendidikan<br />

dan Kesehatan Provinsi Banten<br />

Pengurus Wilayah Ikatan Notaris Indonesia<br />

(INI) Provinsi Banten<br />

Pengurus Dewan Koperasi Indonesia (DEKO-<br />

PIN) Wilayah Banten<br />

Pengurus Ikatan Alumni Notariat UNPAD (IKA-<br />

NO) Bidang Hubungan Antar-Lembaga (2007-<br />

2011)<br />

Wali Kota Tangerang Selatan (2011-sekarang)<br />

PENGHARGAAN:<br />

Kartini Indonesia 2010 (Kartini Award). Penghargaan<br />

diberikan oleh International Human<br />

Resources Development Programme (IHRDP)<br />

bekerja sama dengan Kharisma Indonesia<br />

Foundation (KLiF)<br />

Tokoh Generasi Plural, Aktivis Sosial dan Kemanusiaan.<br />

Penghargaan diberikan oleh Forum<br />

Pembauran Kebangsaan (FPK)<br />

MAJALAH DETIK 28 OKTOBER - 3 NOVEMBER 2013<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


FOKUS<br />

AIRIN DIINCAR<br />

BAGAIMANA<br />

BU WALI<br />

SUPERKAYA<br />

AIRIN RACHMI DIANY MEMILIKI KEKAYAAN<br />

PRIBADI TIDAK TERHINGGA. LHKPN KPK<br />

MENCATAT KEKAYAANNYA RP 103 MILIAR.<br />

KONON, KEKAYAAN INI MERUPAKAN SIMPANAN<br />

HASIL BISNIS WAWAN, SUAMINYA.<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


FOKUS<br />

AIRIN DIINCAR<br />

Kantor KPU Kota Bogor<br />

disewa dari Airin.<br />

ANTARA<br />

SOAL materi, rezeki seperti tidak ada habisnya<br />

untuk Airin Rachmi Diany. Ratusan juta<br />

rupiah dengan gampang mengalir ke kantong<br />

Wali Kota Tangerang Selatan itu tanpa<br />

susah payah. Bersama sang suami, Tubagus Chaeri<br />

Wardana, Airin memiliki banyak mesin uang.<br />

Salah satu mesin uang Airin adalah rumah di Jalan<br />

Gunung Gede Nomor 6, Kecamatan Bogor Tengah,<br />

Bogor, Jawa Barat. Rumah dua lantai itu disewa<br />

Komisi Pemilihan Umum Kota Bogor selama dua<br />

tahun. Pada pertengahan 2012, KPU Kota Bogor, yang<br />

semula berkantor di Jalan Suryakencana, pindah ke<br />

rumah tersebut.<br />

Rumah itu memiliki 10 ruang yang dibagi menjadi<br />

lima ruang komisioner KPU Kota Bogor, ruang<br />

staf, ruang resepsionis, ruang rapat, dan ruang<br />

konferensi pers. Ketua KPU Kota Bogor Agus<br />

Teguh Suryaman senang dengan rumah ini karena<br />

tempatnya representatif, bangunannya besar, banyak<br />

ruangannya, dan ada gudangnya. “Ya, memang punya<br />

Airin. Saya tinggal menempati. Yang melakukan<br />

tender Pemerintah Kota Bogor,” kata Agus.<br />

Airin memenangi tender sewa<br />

rumah itu selama dua tahun,<br />

dari Februari 2012 sampai 2014,<br />

dengan nilai Rp 350 juta atau<br />

Rp 175 juta per tahunnya. Dari<br />

satu rumah nganggur itu, Airin<br />

mendapatkan setoran Rp 14,5 juta<br />

per bulan.<br />

Nah, rumah mentereng ini<br />

hanya satu dari 102 aset benda<br />

tidak bergerak yang dimiliki Airin.<br />

Kekayaan Airin yang terangkum<br />

di Laporan Harta Kekayaan<br />

Penyelenggara Negara (LHKPN)<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


fokus<br />

AIRIN DIINCAR<br />

Komisi Pemberantasan Korupsi mencapai Rp 103,9<br />

miliar. Rangkuman harta kekayaan ini dilaporkan<br />

saat ia hendak maju dalam pemilihan kepala daerah<br />

Kota Tangerang Selatan pada 2010.<br />

Data tersebut berbeda dengan laporan kekayaan<br />

yang dimiliki KPU Kota Tangerang Selatan, yang<br />

mencatat kekayaannya mencapai Rp 111 miliar.<br />

Namun data KPU dan KPK menyebutkan aset<br />

kekayaan yang mencolok milik Airin adalah tanah<br />

dan bangunan. Nilai aset ini mencapai Rp 59,8 miliar<br />

atau setengah dari total harta miliknya. Kekayaan ini<br />

tersebar di Jakarta, Bogor, Bandung, dan Serang.<br />

Airin melakukan ekspansi kepemilikan tanah pada<br />

2007. Hanya dalam waktu satu tahun, ia tercatat<br />

membeli 21 petak tanah dan bangunan dengan nilai<br />

total Rp 16,6 miliar. Tanah seluas 39.187 meter<br />

persegi berada dalam genggaman Airin dalam<br />

rentang waktu satu tahun saja.<br />

Majalah detik 4 - 10 november 2013


FOKUS<br />

AIRIN DIINCAR<br />

RSUD Rujukan Banten<br />

BAHTIAR / MAJALAH DETIK<br />

Namun ternyata penguasaan tanah ini<br />

mengindikasikan permainan harga jual tanah. KPK<br />

mengendus permainan ini ketika menyelidik kasus<br />

dugaan korupsi pengadaan alat kesehatan Kota<br />

Tangerang Selatan dan Provinsi Banten. Sumber KPK<br />

menyebutkan tanah lokasi pembangunan Rumah<br />

Sakit Umum Daerah Rujukan Provinsi Banten di Jalan<br />

Syekh Nawawi al-Bantani, Kelurahan Banjarsari,<br />

Kecamatan Cipocok, Kota Serang, milik Airin.<br />

Airin memborong tanah seluas 2.439 meter persegi<br />

itu pada 2005 dengan harga jual Rp 7.500 per meter<br />

persegi. Namun, menjelang pembangunan RSUD,<br />

tiba-tiba muncul peraturan daerah tentang kenaikan<br />

harga nilai jual obyek pajak di Provinsi Banten. Harga<br />

tanah yang dimiliki Airin naik 100 kali lipat, yakni<br />

menjadi Rp 750 ribu per meter persegi.<br />

Pembebasan tanah untuk pembangunan RSUD<br />

Rujukan Provinsi Banten ini diduga kuat merogoh<br />

kocek APBD Banten sekitar Rp 1 miliar. Sumber<br />

majalah detik di KPK menyebutkan dokumen<br />

penjualan lahan itu pun sudah diamankan saat<br />

menggeledah kantor PT Bali Pacific pekan lalu.<br />

Nama Airin tercantum dalam dokumen itu.<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


FOKUS<br />

AIRIN DIINCAR<br />

Mobil-mobil mewah yang<br />

dimiliki Wawan.<br />

DETIKCOM<br />

Juru bicara KPK, Johan Budi, mengkonfirmasi<br />

penyelidik KPK membawa berbagai dokumen dalam<br />

penggeledahan di PT Bali Pacific. Namun ia enggan<br />

memerinci dokumen tersebut. “Tentunya dokumen<br />

ini akan digunakan untuk kepentingan penyelidikan,”<br />

tutur Johan.<br />

Permainan tanah ini tentunya tidak dilakukan sendiri<br />

oleh Airin. Campur tangan keluarga Ratu Atut berperan<br />

memuluskan jalan permainan ini. Suami Airin, Tubagus<br />

Chaeri Wardana alias Wawan, merupakan adik<br />

Gubernur Banten Ratu Atut Chosi yah. Hasil penjualan<br />

tanah masuk dalam daftar kekayaan Airin agar nama<br />

Wawan tersamar. Wawan menjabat Ketua Kamar<br />

Dagang dan Industri Provinsi Banten.<br />

Usaha Wawan yang berlimpah membuat daftar<br />

kekayaan Airin membuncit. Rumah Airin di Jalan<br />

Denpasar, Kuningan, Jakarta, turut berkembang.<br />

Airin dan Wawan tinggal di Jalan Denpasar Nomor<br />

III. Pada 2007, keduanya membeli dua kaveling tanah<br />

di Jalan Denpasar IV.<br />

“Kalau Wawan baru pindah pada 2007. Ia membeli<br />

tanah di jalan sebelahnya,” tutur petugas keamanan<br />

kompleks, Husain.<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


FOKUS<br />

AIRIN DIINCAR<br />

Airin cuma<br />

boneka,<br />

sedangkan<br />

dalangnya<br />

Wawan.<br />

Selain aset tidak bergerak, harta kekayaan yang<br />

mencolok Airin adalah kepemilikan mobil mewah.<br />

Ibu dua anak ini tercatat memiliki delapan mobil<br />

mewah.<br />

Mobil mewah tersebut adalah Range Rover Sport<br />

seharga Rp 2,1 miliar (tahun 2007), Mercedes-Benz<br />

seharga Rp 1,58 miliar (tahun 2008), Mini Cooper<br />

seharga Rp 600 juta (tahun 2008), Lamborghini<br />

seharga Rp 9 miliar (tahun 2009), Toyota Alphard<br />

seharga Rp 1,3 miliar (tahun 2010), Ferrari seharga<br />

Rp 3,5 miliar (tahun 2006), dan Porsche Panamera<br />

seharga Rp 3,5 miliar (tahun 2010).<br />

Kekayaan Airin yang berlimpah ruah itu<br />

kini menjadi sorotan. Terlebih kemudian<br />

KPK menahan Wawan. Selain dalam kasus<br />

dugaan suap terhadap Akil, Wawan kini<br />

dibidik dalam kasus penyimpangan proyek<br />

pengadaan alat kesehatan di Tangerang<br />

Selatan.<br />

Kekayaan Airin memang sudah<br />

sewajarnya menimbulkan tanda tanya. Ada<br />

sejumlah kejanggalan yang mengikutinya.<br />

Misalnya data notaris perusahaan milik<br />

Airin dan Wawan, PT Radio Bahana Banten<br />

atau Polaris FM, yang didapatkan majalah<br />

detik menyebutkan perusahaan ini diatasnamakan<br />

kedua anaknya. Mereka adalah Tubagus Ghifari<br />

al-Chusaeri Wardana dan Ratu Ghefira Marhamah<br />

Wardana. Padahal kedua anak itu belum dewasa.<br />

Ghifari merupakan bocah kelahiran 1998, sedangkan<br />

Ghefira lahir pada 2004. Keduanya belum cukup<br />

umur untuk menguasai perusahaan.<br />

Kekayaan Airin menjadi ironi ketika berhadapan<br />

dengan kondisi kesejahteraan di Banten. Pengamat<br />

politik Banten, Gandung Ismanto, menyebutkan<br />

Airin sebenarnya tidak memiliki kualitas untuk<br />

memimpin Banten. Ia curiga selama ini Airin<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


FOKUS<br />

AIRIN DIINCAR<br />

Airin setelah menjenguk<br />

Wawan di KPK.<br />

FANNY OCTAVIANUS / ANTARA<br />

berkongsi dengan Wawan untuk memuluskan<br />

penggangsiran proyek di Tangerang Selatan. “Airin<br />

cuma boneka, sementara dalangnya Wawan,”<br />

ujarnya.<br />

Kepala Bagian Humas Kota Tangerang Selatan<br />

Dedi Rafidi merasa heran kekayaan Airin baru<br />

dipersoalkan sekarang. Bagi dia, bukan hal yang aneh<br />

jika Airin tajir mengingat ia bersuami pengusaha<br />

dan merupakan menantu Chasan Sochib. Di Banten,<br />

ayah Atut dan Wawan dikenal sebagai pengusaha<br />

yang banyak mendapat proyek dari pemerintah.<br />

“Seharusnya ramainya kemarin sewaktu Ibu<br />

mencalonkan, kok baru sekarang ramainya” protes<br />

Dedi saat ditemui majalah detik di kantornya.<br />

Dedi juga membantah tudingan bahwa Airin hanya<br />

boneka Wawan. Menurut dia, Airin memiliki jiwa<br />

kepemimpinan yang baik. Ia selama ini selalu tampil<br />

visioner. Apalagi, selaku wali kota, perhatiannya<br />

terhadap permasalahan masyarakat cukup hebat.<br />

Adapun Airin enggan menjawab pertanyaan seputar<br />

hartanya. Ia memilih bungkam dan menghindari<br />

wartawan. ISFARI HIKMAT, BAHTIAR RIFAI, PASTI LIBERTI | ARYO BHAWONO<br />

MAJALAH DETIK 4 -- 10 NOVEMBER 2013


FOKUS<br />

AIRIN DIINCAR<br />

KEPALA HUMAS<br />

KOTA TANGERANG SELATAN:<br />

IBU AIRIN SUDAH SIAP<br />

DIPANGGIL KPK<br />

AIRIN SUDAH KAYA JAUH SEBELUM JADI WALI KOTA. BERKERAS TIDAK<br />

ADA CAMPUR TANGAN WAWAN DALAM PEMERINTAHAN AIRIN DAN<br />

TENDER PROYEK TANGERANG SELATAN.<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


FOKUS<br />

AIRIN DIINCAR<br />

Bapak-bapak dan Ibu-ibu harus<br />

tetap semangat biar saya tambah<br />

semangat.<br />

AIRIN Rachmi Diany adalah pe mimpin yang<br />

cerdas, visioner, dan disiplin. Setidaknya begitulah<br />

pandangan Kepala Bagian Humas<br />

Kota Tangerang Selatan Dedi Rafidi terhadap<br />

atasannya itu. Dedi menilai Airin sangat tegas,<br />

terutama soal laporan kerja, yang mesti disetor setiap<br />

Senin. Segala jenis pekerjaan dan masalah harus<br />

masuk dalam kondisi terselesaikan serta terpecahkan.<br />

“Tidak boleh laporan disertai minta petunjuk dan<br />

arahan,” ujarnya. “Petunjuk dan arahan saya sudah<br />

habis, jadi you kerja. Kalau ada masalah, kerjakan dan<br />

pecahkan,” ujar Dedi menirukan Airin.<br />

Apakah Airin masih seperti itu setelah suaminya, Tubagus<br />

Chaeri Wardana alias Wawan, ditangkap KPK<br />

“Kami semua berjalan seperti biasa,” kata Dedi.<br />

Ditemui di ruangan kerjanya<br />

Jumat pagi, 1 November,<br />

Dedi menjawab per tanyaan<br />

tentang penyelidikan pengadaan<br />

alat ke sehatan di<br />

Tangerang Selatan, tentang<br />

tudingan intervensi Wawan<br />

dalam peme rintahan Airin,<br />

dan harta fantastis sang wali kota. Berikut ini petikan<br />

wawancara Isfari Hikmat dari majalah detik dengan<br />

Dedi.<br />

Seperti apa Airin setelah Wawan ditangkap KPK<br />

Ibu tenang-tenang saja. Tidak menunjukkan Ibu ada<br />

yang berbeda. Itu yang luar biasa. Kalau rapat, dia<br />

selalu bilang, “Bapak-bapak dan Ibu-ibu harus tetap<br />

semangat biar saya tambah semangat.”<br />

Masyarakat, saat ditemui Ibu ketika blusukan, pada<br />

nangis. Peluk Ibu. Banyak tokoh masyarakat ke sini,<br />

termasuk tokoh dari Ciputat, memberikan dukungan.<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


FOKUS<br />

AIRIN DIINCAR<br />

Airin sering menjenguk suami ke KPK, apakah<br />

tidak mengganggu peme rintahan<br />

Tidak, karena Ibu besuk saat jam istirahat. Setelah itu<br />

langsung rapat. Kemarin itu, malam dari sana (KPK)<br />

langsung rapat. Setiap hari pasti ke kantor. Kalau ada<br />

tugas di luar, pasti balik ke kantor. Tidak ada masalah,<br />

karena Ibu sudah bagi tugas.<br />

Kantor Wali Kota Tangerang<br />

Selatan.<br />

BAHTIAR RIFAI/MAJALAH DETIK<br />

KPK mulai menyelisik<br />

dugaan korupsi pengadaan<br />

alat kesehatan di Tangerang<br />

Selatan. Bagaimana tanggapan<br />

peme rintah kota<br />

Saya… (menahan napas beberapa<br />

detik) tidak tahu persis<br />

mengenai Banten. Tapi tender<br />

di sini menggunakan e-procurement.<br />

Sekarang kami tidak bisa<br />

memberikan tanggapan apaapa,<br />

kecuali kalau sudah dirilis<br />

adanya kerugian negara, baru<br />

bisa kami tanggapi.<br />

Kami tetap berjalan seperti biasa saja. Ibu Wali Kota<br />

pun mendukung apa yang dilakukan KPK. Bahkan Ibu<br />

bilang, sekalipun nanti dipanggil jadi saksi, Ibu siap.<br />

Bukankah KPK sudah menggeledah kantor dinas<br />

kesehatan<br />

Kami akui di dinas kesehatan ada penggeledahan oleh<br />

KPK. Cuma, saya tidak bisa memberikan tanggapan<br />

apa-apa. Iya, tapi KPK belum merilis kasusnya seperti<br />

apa. Jadi apa yang mau ditanggapi<br />

Bagaimana dengan penggeledahan di kantor Sekretaris<br />

Daerah<br />

Di kantor Pak Sekda, KPK cuma datang minta ban-<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


FOKUS<br />

AIRIN DIINCAR<br />

tuan supaya dokumen-dokumen itu dikumpulkan di<br />

sini.<br />

BPK menemukan ada indikasi penyimpangan<br />

pada proyek Dinas Ke sehatan. Bagaimana tanggapan<br />

Anda<br />

Sampai saat ini kami belum bisa memberikan tanggapan<br />

apa pun mengenai hal itu karena kami menunggu<br />

rilis dari BPK.<br />

Banyak yang menyebut, dalam<br />

pemerintahan Airin, ada intervensi<br />

dari Tubagus Chaeri Wardana<br />

Saya enggak tahu pengaruh<br />

hubung an suami-istri, ya. Kalau yang<br />

saya rasakan, Ibu mandiri. Tidak ada<br />

(intervensi). Saat penyusunan anggaran,<br />

terbuka semua, dan itu sudah<br />

dirapatkan dengan Dewan.<br />

Airin saat membuka turnamen<br />

sepak bola di Tangerang<br />

Selatan.<br />

MARIMEMBANGUNTANGSEL.COM<br />

Perusahaan Wawan banyak memenangi<br />

tender proyek pemerintah<br />

Tangerang Selatan....<br />

Saya tidak tahu persis karena saya bukan tim anggaran.<br />

Itu di luar kewenangan saya. Yang saya tahu,<br />

itu lelang elektronik, siapa pun boleh masuk.<br />

Bagaimana dengan harta Airin yang mencapai Rp<br />

100 miliar<br />

Tepatnya Rp 111 miliar. Dia kan pengusaha, sebelum<br />

jadi wali kota juga sudah kaya. Ini harus dipisahkan.<br />

Pada saat Bu Airin mencalonkan diri sebagai wali<br />

kota, laporan keuangannya sudah mencapai Rp 111<br />

miliar. <br />

ISFARI HIKMAT | OKTA WIGUNA<br />

MAJALAH DETIK 4 -- 10 NOVEMBER 2013


gaya hidup<br />

PiPi<br />

Chubby<br />

Lebih Unyu!<br />

PIPI DENGAN TULANG MENONJOL MULAI<br />

DITINGGALKAN. KINI PEREMPUAN LEBIH SUKA<br />

PIPI CHUBBY. ADA, LO, CARANYA!<br />

FOTO-FOTO: THINKSTOCK & GETTY IMAGES<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


gaya hidup<br />

RABBANI<br />

DULU, banyak perempuan yang enggak suka<br />

kalau dikaruniai pipi tembam. Berbagai cara<br />

mereka lakukan untuk menutupinya, mulai<br />

gaya potongan rambut, makeup, hingga<br />

operasi. Semuanya agar wajah terlihat lebih tirus.<br />

Dulu perempuan dianggap cantik jika langsing 3P<br />

(pinggang, paha, dan pipi) ala model catwalk. Tapi,<br />

seiring dengan perubahan zaman, definisi cantik<br />

ikut berubah.<br />

Beberapa waktu lalu, The New York Times melansir,<br />

pipi chubby atau tembam sedang menjadi tren di<br />

kalangan kaum Hawa, terutama yang berusia 20-40<br />

tahun.<br />

Perempuan yang sebelumnya mengeluh punya<br />

pipi tembam sekarang bisa berbangga. Sebaliknya,<br />

mereka yang pipinya tirus ingin jadi ranum<br />

agar terlihat unyu-unyu seperti artis Selena Gomez,<br />

katanya.<br />

Lebih Muda<br />

Tren pipi “berisi” ini ternyata juga sudah<br />

menular ke Indonesia. Salah satu<br />

selebritas yang memiliki pipi tembam<br />

adalah Fatin. Sejak kemunculannya, gadis<br />

berjilbab ini memang begitu menggemaskan<br />

dengan pipi tembamnya.<br />

Kini banyak perempuan yang semula<br />

malu dengan pipi yang terlihat bervolume<br />

justru senang dan bangga. Ranti salah<br />

satunya. Gadis 27 tahun ini mengaku<br />

baru-baru ini saja merasa percaya diri<br />

dengan pipinya. Dulu, karyawati swasta<br />

ini sering menutupinya de ngan<br />

rambut.<br />

“Dari dulu, orang kalau lihat pipi-<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


gaya hidup<br />

dr. Olivia Ong, dipl. AAAM<br />

RACHMAN/DETIKFOTO<br />

ku katanya gemas, tapi aku enggak PD<br />

(percaya diri),” ujarnya malu-malu.<br />

Kesan pertama pipi chubby memang<br />

menggemaskan. Para ahli kecantikan<br />

juga sepakat bahwa pipi tembam identik<br />

dengan baby face sehingga tampak<br />

awet muda karena terlihat “merekah”.<br />

Sementara Ranti kini percaya diri<br />

dengan pipinya, lain lagi dengan Julia.<br />

Perempuan 25 tahun ini malah galau<br />

karena pipinya yang tirus, bahkan cenderung<br />

kempot.<br />

Julia merasa wajahnya terlihat lebih<br />

tua dari umur sebenarnya. “Masak banyak<br />

orang mengira aku umurnya sudah<br />

30 tahun. Masak terlihat lima tahun<br />

lebih tua” keluhnya.<br />

Julia sudah melakukan banyak cara<br />

untuk “mengisi” pipinya yang kosong,<br />

termasuk dengan makan banyak. Ia<br />

berharap lemak di pipi makin tebal.<br />

Tapi, tetap saja, hasilnya nihil.<br />

Keluhan Julia ternyata juga banyak<br />

disampaikan para pasien yang datang<br />

ke pakar anti-aging, dr. Olivia Ong, dipl.<br />

AAAM. Belakangan, banyak perempuan<br />

di Jakarta yang ingin pipinya lebih berisi.<br />

Menurut dr. Olivia, pipi adalah bagian<br />

wajah yang paling menonjol karena<br />

areanya paling luas dibanding bagian<br />

wajah yang lain. Pipi juga punya kekuatan<br />

untuk membuat wajah jadi menarik<br />

atau tidak.<br />

Namun sayang, kaum Hawa malah<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


gaya hidup<br />

Pipi juga punya<br />

kekuatan untuk<br />

membuat wajah<br />

jadi menarik<br />

atau tidak.<br />

sering lupa merawat pipinya. Akibatnya, pipi terlihat<br />

kendur atau tidak kencang. Bahkan, pipi malah terlihat<br />

hilang alias kempot. Ini yang membuat wajah<br />

terlihat tua.<br />

“Jadi sebenarnya bukan tembam yang kayak bakpao,<br />

ya, tapi perempuan sekarang ingin tetap terlihat<br />

muda. Pipinya enggak mau kempes<br />

karena itu merupakan salah satu<br />

tanda penuaan,” ujar dr. Olivia.<br />

Dokter Olivia mengatakan,<br />

kira-kira dua tahun belakangan,<br />

kaum Hawa tak hanya<br />

memikirkan soal tulang pipi<br />

saja, tapi juga volume area pipi<br />

(lemak).<br />

Banyak pasiennya yang mengeluhkan<br />

soal pipinya yang<br />

kempot. Mereka menanyakan<br />

solusi agar pipinya bisa tampak<br />

lebih berisi dan segar.<br />

Karena pipi yang berisi<br />

dipercaya akan membuat<br />

wajah selalu terlihat muda.<br />

Dokter Olivia pun menyarankan<br />

agar perempuan yang masih<br />

muda pintar-pintar menjaga<br />

keremajaan kulit sejak dini. Selain<br />

gaya hidup yang sehat dan<br />

olahraga secara teratur, istirahat<br />

yang cukup akan menjaga kemudaan wajah Anda.<br />

“Sekali-kali lakukan perawatan antiaging<br />

agar awet muda kalau usia sudah<br />

25 tahun lebih,” ujarnya.<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


gaya hidup<br />

Dengan metode<br />

ini, pipi yang tirus<br />

akan berubah jadi<br />

ranum dan berisi<br />

hanya dalam<br />

waktu kurang<br />

dari satu jam.<br />

Diisi<br />

Lalu bagaimana jika pipi sudah telanjur kempot<br />

Atau seperti kasus Julia, yang memang punya pipi<br />

tipis sehingga wajah terlihat tidak segar dan tidak<br />

muda<br />

Operasi plastik merupakan salah satu alternatif.<br />

Namun tentu, para perempuan ingin<br />

tetap cantik tapi tak berisiko. Mereka pun<br />

tidak boleh sembarangan memilih.<br />

“Pasien sekarang mau yang benar-benar<br />

aman. Cantik sekarang tapi juga aman untuk<br />

jangka panjang,” ujar dr. Olivia.<br />

Menurut dr. Olivia, ada satu metode yang<br />

diklaim aman dan sudah diakui dunia kedokteran<br />

internasional, yakni mengisi pipi dengan<br />

menggunakan bahan alami asam hialuronat.<br />

Asam hialuronat adalah senyawa pembentuk<br />

jaringan ikat. Bentuknya berupa gel yang ditemukan<br />

di kulit dan tali pusat.<br />

Dengan metode ini, pipi yang tirus akan<br />

berubah jadi ranum dan berisi hanya dalam<br />

waktu kurang dari satu jam. Metode<br />

ini juga tak butuh perawatan lanjutan, jadi<br />

setelah operasi, Anda bisa langsung ke<br />

pesta atau jalan-jalan di mal.<br />

Untuk mengisi pipi, Anda perlu berkonsultasi<br />

terlebih dulu agar mengetahui<br />

proses pengisian yang dibutuhkan.<br />

Setelah itu bisa langsung dilakukan<br />

tindakan. Pertama-tama pasien akan dioles<br />

krim anestesi yang butuh waktu<br />

30 menit.<br />

Selanjutnya, dokter akan menyuntikkan<br />

filler ke bagian-bagian<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


gaya hidup<br />

Sebelum<br />

Sesudah<br />

yang perlu diisi. Proses ini memakan waktu sekitar<br />

15 menit. Dan dalam sekejap, pipi yang tirus akan<br />

berubah jadi ranum dan lebih segar.<br />

Dokter Olivia menegaskan, metode ini jelas berbeda<br />

dengan suntik silikon cair yang berbahaya. Bahan<br />

filler ini akan luruh bersama metabolisme tubuh dalam<br />

enam bulan.<br />

“Jadi tidak seperti silikon cair yang akan menetap<br />

dan menjadi satu dengan jaringan kulit. Filler ini akan<br />

luruh sehingga aman,” ujar dokter jebolan Amerika<br />

Serikat ini.<br />

Ingin pipi ranum dan tampak muda Hmm…. Anda<br />

perlu merogoh kocek lumayan dalam. Sebab, untuk<br />

sekali pengisian, biaya paling murah Rp 6 juta.<br />

Hasilnya juga hanya bertahan selama enam bulan.<br />

Jadi, daripada repot, lebih baik cintai diri Anda apa<br />

adanya. <br />

KEN YUNITA | ESTI UTAMI<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


wisata<br />

Kota Dongeng<br />

LADY CARCAS<br />

KASTIL KUNO DAN TEMBOK BENTENG CARCASSONNE DIPAKAI<br />

UNTUK LATAR FILM ROBIN HOOD. MENGUNJUNGI CARCASSONNE,<br />

KITA SEPERTI TERLEMPAR KE NEGERI DONGENG.<br />

FOTO - FOTO: IIN YUMIYANTI/DETIKFOTO<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


WISATA<br />

BETAPA tuanya saya. Umur sudah 60 tahun.<br />

Dan (alangkah malangnya) saya belum pernah<br />

melihat Carcassonne.”<br />

Carcassonne adalah salah satu kota di<br />

Prancis, tepatnya di Region Languedoc-Roussillon.<br />

Kota ini terkenal karena château et remparts, benteng<br />

dan kastil kuno, yang ditetapkan sebagai situs warisan<br />

dunia oleh Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa<br />

untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan<br />

(UNESCO) pada 1996.<br />

Adalah penyair Gustave Nadaud yang mempopulerkan<br />

Carcassonne. Pembuka tulisan ini adalah petikan<br />

puisi berjudul Carcassonne, yang ditulis Nadaud. Puisi<br />

ini menggambarkan Carcassonne sebagai tempat<br />

impian yang wajib dikunjungi.<br />

Penyair yang meninggal dalam kemiskinan itu<br />

mengisahkan penyesalan seorang pria tua yang tidak<br />

bisa mengunjungi Carcassonne. Pria tua tersebut<br />

mendapat cerita, Carcassonne merupakan tempat<br />

yang selalu dilimpahi kegembiraan. Ada pasar malam<br />

nan ramai, ada parade meriah yang dipimpin seorang<br />

uskup.<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


WISATA<br />

“Ya Tuhan, saya sama sekali tidak tahu Carcassonne,”<br />

keluh pak tua itu dalam puisi Nadaud. Malangnya,<br />

ketika diajak mengunjungi tempat impiannya itu, pria<br />

60 tahun tersebut meninggal dalam perjalanan.<br />

Carcassonne merupakan kota dengan bangunanbangunan<br />

kuno abad pertengahan (medieval). Ada 52<br />

kastil di kota yang dilingkari tembok tinggi sepanjang<br />

3 kilometer ini.<br />

Mengunjungi Carcassonne, kita seperti memasuki<br />

negeri dongeng. Mungkin kita akan teringat pada filmfilm<br />

yang berlatar abad pertengahan. Misalnya Robin<br />

Hood, Prince of Thieves, yang dibintangi oleh Kevin<br />

Costner pada 1991. Sejumlah adegan film ini menggunakan<br />

latar Carcassonne, contohnya saat Robin Hood<br />

berlarian di atas benteng.<br />

Dari Paris, Carcassonne bisa dicapai dalam waktu<br />

tujuh setengah jam dengan menggunakan kereta.<br />

Bulan September merupakan salah satu waktu paling<br />

PARIS<br />

PARIS<br />

ABU DHABI<br />

TOULOUSE<br />

CARCASSONNE<br />

JAKARTA<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


wisata<br />

Nama<br />

Carcassonne<br />

memang<br />

merujuk pada<br />

legenda Lady<br />

Carcas.<br />

tepat berkunjung ke Carcassonne. Cuaca cerah. Segalanya<br />

seperti sedang berkonspirasi untuk menciptakan<br />

keindahan. Alam memperagakan warna-warni<br />

yang mempesona: tembok benteng abu-abu kehitaman,<br />

atap kastil merah bata, daun-daun pohon oak hijau<br />

bersemu oranye, dipadu langit biru dengan awan putih<br />

yang berarak.<br />

Halaman nan luas terbentang sebelum mencapai<br />

gerbang. Pohon-pohon tua nan rimbun lengkap dengan<br />

kursi taman di bawahnya tersebar di halaman, seolah<br />

berkata, silakan bersantai menikmati sejuknya<br />

udara ataupun indahnya suasana.<br />

Di gerbang benteng, kita akan disambut senyuman<br />

Lady Carcas. Perempuan yang namanya memunculkan<br />

legenda Carcassonne ini diabadikan dalam wujud<br />

patung.<br />

Sang lady adalah istri Count Saracen. Lady Carcas<br />

dikenal sebagai ahli psikologi perang. Pada tahun 750<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


WISATA<br />

Masehi, dikisahkan kota milik Saracen ini sudah lima<br />

tahun dikepung pasukan Charlemagne atau Raja Karel<br />

yang Agung.<br />

Dalam masa pengepungan itu, bangsawan Saracen<br />

meninggal. Lady Carcas lantas memutar akal.<br />

Kebetulan saat itu ada petani yang mengirimkan<br />

gandum dan babi untuk dimasak Istana. Lady Carcas<br />

memerintahkan agar gandum dan babi itu digantung<br />

di menara kastil dan dilemparkan ke arah pasukan<br />

Charlemagne.<br />

Melihat itu, Karel yang Agung, yang dikenal sebagai<br />

bapak pendiri Eropa, menyimpulkan kota yang dikepungnya<br />

menyimpan bahan makanan berlebihan, sehingga<br />

tidak ada gunanya dikepung. Lantas dibuatlah<br />

perdamaian.<br />

Sebagai tanda terbebas dari pengepungan, Lady<br />

Carcas memerintahkan pengawalnya membunyikan<br />

lonceng. Pengawalnya meneriakkan Carcas sonne<br />

(suara Carcas). “Carcas Sonne, Carcassonne.” Maka,<br />

sejak saat itu, kota yang memiliki luas wilayah 65,08<br />

kilometer persegi tersebut dinamai Carcassonne.<br />

Kisah itu dinilai hanya legenda, Lady Carcas hanya<br />

karakter fiksi. Faktanya, Charlemagne tidak pernah<br />

mengepung Carcassonne.<br />

Masuk ke benteng, ada jalan yang menyerupai lorong<br />

kecil, yang di sisi kiri dan kanannya berjejer menaramenara.<br />

Menara inilah yang dulu dipakai untuk mengawasi<br />

keadaan di luar kota apabila ada musuh datang.<br />

Juga ada sejumlah bangunan, seperti museum, jembatan,<br />

serta gereja Katolik, yang mungkin mengilhami<br />

Nadaud menuliskan bait puisinya tentang<br />

arak-arakan uskup.<br />

Jangan lupa naik ke puncak benteng. Dari puncak<br />

benteng, kita bisa melihat kota baru Bastide<br />

St Louis yang sangat indah. Carcassonne dan<br />

Bastide St Louis dipisahkan oleh Sungai Aude.<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


WISATA<br />

Cokelat Segede Buku<br />

Semakin ke dalam menjelajahi Benteng<br />

Carcassonne, akan ditemukan kota kecil<br />

di dalamnya. Ada kafe-kafe, hotel, dan<br />

toko yang menjual berbagai macam suvenir.<br />

Maka jangan cemas bila tidak membawa bekal<br />

ketika datang ke Carcassonne. Meski benteng ini<br />

masuk dalam situs warisan UNESCO, tidaklah sulit<br />

mencari makanan dan minuman di sini.<br />

Kafe-kafe mungil nan cantik banyak tersebar di<br />

dalam Benteng Carcassonne. Salah satunya D’Jardin.<br />

Kafe ini memadukan resto dan taman. Lahannya yang<br />

kecil didominasi pohon delima tua. Kursi dan meja<br />

tertata rapi di antara pohon-pohon dan dinding hijau<br />

yang dipenuhi dedaunan.<br />

Selain kafe, ada berderet toko yang menjajakan<br />

jajanan, ada yang menjual aneka cokelat sampai es<br />

krim. Jangan kaget jika menemukan cokelatbatangan<br />

sebesar buku di sini.<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


WISATA<br />

Kampung Factory Outlet<br />

Jika ingin berbelanja, toko-toko cendera mata<br />

di sini menawarkan harga miring. Harga aneka<br />

cendera mata, dari gantungan kunci, replika<br />

Menara Eifel, magnet kulkas, T-shirt, hingga<br />

baju zirah Perang Salib, lebih murah dibanding<br />

yang dijual di bandara Paris.<br />

Bila merasa salah kostum karena mengira<br />

bakal musim dingin tapi ternyata musim panas,<br />

beli saja T-shirt. Jangan sungkan berganti baju<br />

di toko tersebut meski tidak ada tempat ganti.<br />

Penjaganya dengan ramah bersedia membantu<br />

berjaga di pintu agar tidak ada pengunjung lain<br />

yang masuk.<br />

Bila belum puas, tidak jauh dari situs UNESCO<br />

ini ada kampung factory outlet, bernama Nailloux.<br />

Di sini tersebar aneka label branded, mulai<br />

Zadiq & Voltaire, ba&sh, Nike, sampai Samsonite.<br />

“Sampai stres, gila, murah banget harganya,”<br />

kata seorang turis dari Jakarta. <br />

IIN YUMIYANTI (CARCASSONNE, PRANCIS) | KEN YUNITA<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


KULINER<br />

DIM SUM SI IMUT<br />

PENGGOYANG LIDAH<br />

PENGGILA DIM SUM BISA DATANG KE SINI. BEBAS MAKAN BERAGAM<br />

PILIHAN DIM SUM. SEPUASNYA.<br />

FOTO-FOTO: RACHMAN / DETIKFOTO<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


KULINER<br />

DIM SUM. Banyak orang sudah mengenalnya.<br />

Makanan imut ini berasal dari Cina. Di tanah<br />

asalnya, makanan yang dimasak dengan<br />

cara dikukus atau digoreng ini biasanya<br />

disajikan sebagai teman minum teh, baik di pagi<br />

maupun sore hari.<br />

Makanan ini kemudian menyebar ke sejumlah negara,<br />

termasuk Indonesia. Belakangan, makin banyak<br />

yang menggemari, bahkan menggilai, dim sum.<br />

Para penggila dim sum rela “mengejar” ke restoranrestoran<br />

yang dikenal menyediakan dim sum enak.<br />

Bagi mereka, harga bukan masalah.<br />

Salah satu yang banyak diperbincangkan pencinta<br />

dim sum adalah Lai Ching Restaurant, yang berada<br />

di Four Seasons Hotel Jakarta.<br />

Restoran di lantai dua Garden Wing Hotel Four<br />

Seasons ini kental dengan suasana oriental. Ornamen<br />

dan interiornya didominasi warna merah. Sentuhan<br />

modern membuat restoran ini makin cantik.<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


KULINER<br />

Banyak tempat<br />

yang pakai babi,<br />

tapi kami tidak.<br />

Bagi tamu yang datang berombongan, tersedia<br />

meja bundar yang cukup untuk delapan orang. Di<br />

meja bertaplak merah, tertata rapi piring dan sumpit,<br />

yang siap digunakan para tamu.<br />

Jika beruntung mendapatkan tempat di dekat jendela,<br />

Anda bisa bersantap sambil menikmati pemandangan<br />

taman yang asri. Tapi, jika menginginkan<br />

privasi, pilihlah meja di lantai dua.<br />

Satu hal yang perlu Anda ingat, Lai Ching tidak<br />

buka sepanjang hari. Restoran ini hanya buka saat<br />

jam makan siang (lunch), pukul 11.30-15.00 WIB,<br />

dan makan malam (dinner) pada pukul 18.00-23.00<br />

WIB .<br />

Nah, saat paling ramai adalah jam makan siang,<br />

apalagi saat akhir pekan, Sabtu atau Minggu. Jika<br />

Anda ingin makan di restoran ini pada akhir pekan,<br />

pastikan memesan tempat terlebih dulu, karena biasanya<br />

penuh.<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


KULINER<br />

Dim sum di Lai Ching Restaurant diracik langsung<br />

oleh chef Foong Kian Meng, yang dibantu chef Sam<br />

Chong. Chef Foong sudah mendalami Chinese food<br />

selama 15 tahun. Racikannya juga bisa dirasakan di<br />

sejumlah negara di Asia.<br />

Chef Foong dikenal sangat kreatif. Karena itu, banyak<br />

orang menyebut dim sum di Lai Ching memiliki<br />

bentuk dan warna yang tidak biasa.<br />

Tak cuma tampilannya, rasa dim sum racikan chef<br />

Foong juga sangat lezat. Ia sangat selektif dalam<br />

menggunakan bahan. “Saya tidak mau membuat<br />

dim sum dengan bahan-bahan yang seadanya. Semua<br />

harus bagus karena makanan enak itu berawal<br />

dari bahan-bahan yang berkualitas bagus,” ujarnya<br />

kepada majalah detik.<br />

Anda yang muslim juga tidak perlu khawatir. Chef<br />

Foong memastikan bahan yang digunakan halal.<br />

“Banyak tempat yang pakai babi, tapi kami tidak,”<br />

ujarnya.<br />

Agar para tamu tidak bosan, chef Foong kerap<br />

mengganti daftar menu di restorannya. Pastinya, semua<br />

layak dicoba karena rasanya yummy.<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


KULINER<br />

Menu Yang paling diminati di<br />

Lai Ching adalah menu all you<br />

can eat dim sum. Harganya Rp<br />

188 ribu, belum termasuk pajak. Tapi<br />

harga ini rasanya sebanding untuk<br />

dim sum lezat buatan chef hotel bintang<br />

lima. Apalagi kita bisa makan<br />

sepuasnya.<br />

Meski all you can eat, Anda tetap<br />

harus memesan dim sum yang ingin<br />

Anda makan. Anda bisa memilih satu<br />

dari tiga menu utama yang ditawarkan.<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


KULINER<br />

Menu ini juga termasuk dessert<br />

atau makanan penutup, yang dijamin<br />

bikin acara makan dim sum<br />

makin berkesan.<br />

Tapi sebaiknya Anda memesannya<br />

secara bertahap, karena<br />

dim sum kurang lezat jika dingin.<br />

Jadi baru menambah jika<br />

memang masih lapar. Tak perlu<br />

malu atau khawatir, para pelayan akan melayani<br />

dengan ramah meski Anda memesan<br />

berkali-kali.<br />

Selama bulan November, dim sum yang<br />

tersedia antara lain Chicken & Vegetable Bun,<br />

Scallop Dumpling, Green Chives Dumpling,<br />

Vegetarian Ham, dan Chicken Dumpling with<br />

Spicy Sauce.<br />

Anda juga bisa mencicipi dim sum goreng,<br />

seperti Taro Black Pepper, Glutinous Rice<br />

Flour with Chicken Dumpling, dan Champion<br />

Crab Meat. Semuanya yummy dan bikin pingin<br />

nambah lagi dan lagi. KEN YUNITA<br />

MAJALAH MAJALAH DETIK 28 DETIK OKTOBER 42 -- 10 - 83 SEPTEMBER NOVEMBER 2013


FOTO - FOTO: ALEX LIVESEY | DOK. PRIBADI | MUNADY | REUTERS<br />

KATY PERRY<br />

PAUL SCHOLES<br />

MAYLAFFAYZA<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


PEOPLE<br />

MAYLAFFAYZA<br />

DOK. PRIBADI<br />

SEBAGAI penghobi lari, Maylaffayza<br />

tentu tak ingin melewatkan<br />

Jakarta Marathon, yang<br />

untuk pertama kalinya digelar<br />

pekan lalu. Sejak dua bulan sebelum<br />

lomba digelar, violis andal ini sudah<br />

mendaftarkan diri sebagai peserta. Ia<br />

juga rajin berlatih bersama suami, minimal<br />

dua kali seminggu. Meski kadang<br />

bersama, mereka lebih sering berlatih<br />

sendiri-sendiri karena kesibukan.<br />

“Biasanya hari Minggu kita sempatkan<br />

lari bersama,” ujarnya. Niatnya,<br />

sih, ikut berlari bersama sang suami,<br />

Yasha Chatab. Tapi, apa boleh dikata,<br />

pada hari H, ternyata violis ini punya<br />

kesibukan lain sehingga harus mengurungkan<br />

niatnya. “T.T nangis di pojokan<br />

gak bisa ikut ++ masih belum bisa<br />

ikut marathon,” kicaunya dalam akun<br />

Twitter.<br />

Namun gadis kelahiran 10 Juli 1976 ini<br />

tak mau melepas begitu saja event tahunan<br />

ini. Ia terus berpartisipasi walau di<br />

luar lintasan. Lewat kicauannya, ia terus<br />

meminta dukungan warga Jakarta atas<br />

penyelenggaraan Jakarta Marathon. Tak<br />

jemu dia mengicaukan rute yang dilalui.<br />

Ia juga memohon pengertian warga atas<br />

ditutupnya sejumlah jalan di Jakarta.<br />

Satu yang pasti, Mayla terus menyemangati<br />

sang suami, yang dengan<br />

susah payah berhasil menundukkan<br />

jarak sejauh 42,195 kilometer itu. Ia pun<br />

cukup bangga dengan hasil yang diraih<br />

sang suami, meski bukan juara. “Bagi<br />

saya, melalap 42 kilometer itu hampir<br />

mustahil. Tapi kau berhasil membuatnya<br />

jadi nyata,” ujarnya bangga.<br />

ESTI UTAMI<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


PEOPLE<br />

ALEX LIVESEY | GETTY IMAGES<br />

PAUL SCHOLES<br />

DARI sekian banyak pemain<br />

bola yang pernah bersentuhan<br />

dengan mantan pelatih<br />

Manchester United, Sir Alex<br />

Ferguson, mungkin hanya Paul Scholes<br />

yang bisa tersenyum. Bagaimana tidak,<br />

dalam buku Ferguson yang diluncurkan<br />

pekan lalu, nama Scholes disebut<br />

hingga 30 kali, melampaui penyebutan<br />

nama Cristiano Ronaldo. Ferguson<br />

juga lebih banyak berkomentar positif,<br />

hampir tak ada kritik terhadap mantan<br />

midfielder MU ini.<br />

Ternyata sikap Scholes yang selalu<br />

terkontrol mampu mencuri hati Ferguson<br />

sejak awal. Ferguson sudah<br />

terkesan sedari pertama bertemu<br />

dengan Scholes. Hingga ia pensiun,<br />

nyaris tak ada perbuatan Scholes yang<br />

salah di matanya. Ferguson memang<br />

menyinggung kelemahan Scholes,<br />

yang disebut suka kehilangan konsentrasi.<br />

Tapi, baginya, ini bukan masalah<br />

besar. “Ini terjadi sebab dia jauh lebih<br />

baik dibanding yang lain,” tulis Ferguson.<br />

Di mata Ferguson, daya tarik Scholes<br />

kian sempurna dengan keterampilannya<br />

mengolah si kulit bundar. Terus<br />

terang, Ferguson memuji akurasi<br />

tendangan Scholes, meski target berjarak<br />

hingga 36 meter.<br />

Ferguson juga bisa menoleransi lidah<br />

tajam midfielder yang gantung sepatu<br />

pada 2011 ini. Bahkan Ferguson mengakui<br />

mendengarkan masukan dari<br />

Scholes, termasuk “melepas” sejumlah<br />

pemain MU.<br />

Ferguson juga menyebut Scholes sebagai<br />

pemain tengah terbaik di Inggris<br />

setelah Bobby Charlton. Makanya, ia<br />

tak habis pikir ketika pelatih timnas Inggris<br />

bingung menemukan cara terbaik<br />

untuk mengakomodasi Steven Gerrard<br />

dan Frank Lampard di lini tengah. “Padahal<br />

cukup memasangkannya dengan<br />

Scholes,” tandasnya.<br />

Sayang, belum ada tanggapan dari<br />

Scholes atas segala pujian yang diarahkan<br />

kepadanya. ESTI UTAMI | THE GUARDIAN<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


PEOPLE<br />

K AT Y P E R R Y<br />

REUTERS<br />

KATY Perry menanggalkan<br />

tampilan lamanya, yang identik<br />

dengan permen warnawarni.<br />

Ya, penyanyi 28 tahun ini<br />

tampil dewasa saat peluncuran album<br />

keduanya, Prism, pekan lalu. Menurut<br />

dia, perubahan ini merefleksikan perubahan<br />

kehidupan pribadi dan musiknya.<br />

Penyanyi yang akhir 2011 baru berpisah<br />

dengan suaminya, komedian Russell<br />

Brand, ini mengaku pengalaman<br />

yang dilaluinya ikut membentuk perubahan<br />

itu. “Menemukan identitas diri<br />

itu tak mudah. Tapi, ketika saya berhasil<br />

melaluinya, saya merasa lebih kuat,”<br />

ujarnya di sela peluncuran Prism.<br />

Lagu-lagu dalam album Prism, yang<br />

sebagian besar juga ditulis Katy sendiri,<br />

mengisahkan cerita hidup Perry.<br />

Termasuk By the Grace of God, lagu<br />

pembuka sekaligus yang paling gelap;<br />

Roar ataupun Birthday, yang iramanya<br />

mengajak pendengar bergoyang.<br />

“Prism adalah sebuah evolusi dan<br />

kematangan. Saya berharap, kalian<br />

bisa mendengar pertumbuhan seseorang,<br />

termasuk seorang penulis lagu,”<br />

harapnya.<br />

Album pertama Perry, Teenage<br />

Dream, mampu menggoyang pasar.<br />

Setidaknya 5,7 juta kopi album ini<br />

terjual di pasar. Lima lagunya tercatat<br />

memuncaki tangga lagu. Namun Perry<br />

menegaskan, Prism berbeda dengan<br />

Teenage Dream. Bahkan salah satu<br />

videonya secara gamblang menggambarkan<br />

seriusnya Perry mananggalkan<br />

citranya dengan membakar rambut<br />

palsu berwarna biru.<br />

“Saya sedang berubah. Saya sangat<br />

sadar sekarang. Lebih sadar dibanding<br />

sebelumnya,” ujarnya. Waktu memang<br />

membuat segalanya berubah.<br />

ESTI UTAMI | REUTERS<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


wkwkwk<br />

Bunda Putri<br />

Melamar Kerjaan<br />

SEORANG WANITA YANG MENGAKU SEBAGAI BUNDA PUTRI<br />

DAN ANAK JENDERAL TIBA-TIBA NONGOL DI KANTOR KPK.<br />

DIAKAH BUNDA PUTRI YANG SELAMA INI DICARI<br />

Ilustrator: Edi Wahyono<br />

BUNDA Putri adalah salah satu sosok yang paling dicari saat ini. Bagaimana<br />

tidak, selain disebut-sebut dalam kasus korupsi pengaturan kuota impor<br />

daging sapi, Bunda Putri membuat berang orang nomor satu di negeri ini.<br />

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dibuat marah karena disebut-sebut<br />

oleh terdakwa kasus impor sapi, Luthfi Hasan Ishaaq, dekat dengan Bunda Putri.<br />

Luthfi, bekas Presiden Partai Keadilan Sejahtera, bahkan menyebut Bunda Putri<br />

tahu soal reshuffle kabinet. Merasa dirugikan, Yudhoyono pun memerintahkan<br />

pengusutan untuk mencari tahu soal Bunda Putri. Nah, apa jadinya jika sosok yang<br />

tengah dicari-cari itu tiba-tiba nongol di hadapan publik Tentu saja bikin heboh.<br />

Senin siang pekan lalu, seorang wanita paruh baya yang mengaku sebagai Bunda<br />

Putri hadir di kantor Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta.<br />

Namun Bunda Putri yang hadir ke KPK itu mengenakan kerudung, tidak seperti<br />

Bunda Putri yang tengah dicari seperti yang tergambar dalam sebagian besar fotonya<br />

yang beredar selama ini.<br />

Seperti halnya Bunda Putri yang disebut Luthfi, wanita itu berkacamata. Ia juga<br />

mengaku mengenal banyak pejabat. Dia bahkan mengklaim punya kedekatan de ngan<br />

beberapa pejabat di negeri ini. “Saya kenal pejabat seluruh Indonesia,” ucapnya.<br />

Tapi Bunda Putri yang datang ke KPK ternyata bukanlah Bunda yang mengoleksi<br />

foto dengan banyak pejabat. Namanya juga bukan Non Saputri, nama asli Bunda<br />

Putri yang sedang dicari. Ia mengaku bernama Putri Ayu Meliana, karena itulah<br />

orang-orang di sekitarnya memanggilnya “Bunda Putri”.<br />

Lalu apa tujuannya datang ke KPK Tentu saja bukan untuk menyerahkan diri.<br />

Sementara Bunda Putri asli dikenal sebagai pebisnis dengan proyek bernilai triliunan<br />

rupiah, Bunda Putri yang ini malah hendak melamar pekerjaan. Dia ingin<br />

diangkat sebagai penasihat KPK. “Maunya digaji Rp 10 juta per bulan.” Duh, Bunda<br />

Putri, Bunda Putri..., ada-ada saja!<br />

IKHWANUL KHABIBI | DIMAS<br />

MAJALAH MAJALAH DETIK DETIK 4 - 10 20 NOVEMBER - 26 MEI 2013


internasional<br />

DINDING KAWAN<br />

PUNYA TELINGA<br />

BADAN KEAMANAN NASIONAL<br />

AMERIKA SERIKAT (NSA) DITUDING<br />

MEMATA-MATAI PARA PEMIMPIN<br />

EROPA. INTEL NEGARA LAIN JUGA<br />

MELAKUKANNYA.<br />

Angela Merkel dan Barack<br />

Obama di Berlin, Jerman.<br />

TIMUR EMEK/GETTY IMAGES<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


internasional<br />

“Memata-matai di<br />

antara teman itu tak<br />

bisa diterima.”<br />

BO bukan anjing biasa. Anjing jantan keturunan Portuguese<br />

Water ini merupakan peliharaan kesayangan<br />

Malia, putri Presiden Amerika Serikat Barack Obama.<br />

Para staf Gedung Putih biasa menyebut anjing ini<br />

DOTUS, Dog of the United States. Sebagai First Dog, sehari-hari<br />

anjing lucu ini leluasa berkeliaran di Gedung<br />

Putih, bahkan berkejaran dengan Presiden Obama.<br />

Namun pada awal Juni, dua tahun lalu, tak tampak<br />

batang hidung Bo di Gedung Putih. Tak ada penjelasan<br />

resmi dari juru bicara Gedung Putih. Para wartawan<br />

menduga, Bo “diungsikan” sementara, sebab hari itu<br />

Gedung Putih kedatangan Kanselir Jerman Angela<br />

Merkel. Sudah lama diketahui, Kanselir Merkel tak<br />

terlalu nyaman berada di dekat<br />

anjing.<br />

Setelah sekian lama hubungan<br />

Kanselir Merkel dan<br />

Presiden Obama tampak sangat<br />

formal dan dingin, hari<br />

itu, “es” itu seolah mencair<br />

semuanya. Keduanya sangat<br />

riang dan tanpa beban. Berulang<br />

kali Kanselir Merkel<br />

memanggil Presiden Obama dengan “dear Barack”.<br />

Paling tidak 11 kali Presiden Obama tak sungkan<br />

memanggil Kanselir Merkel dengan nama depan saja,<br />

“Angela”.<br />

Dia juga tak kelihatan terganggu sama sekali saat<br />

perempuan paling berkuasa di Eropa, dan mungkin<br />

juga di dunia itu, mengangkat telepon di sela-sela<br />

konferensi pers. Kemesraan antara pemimpin negara<br />

dengan perekonomian nomor satu dan keempat<br />

terbesar di dunia itu berlanjut kala Presiden Obama<br />

melawat ke Jerman pada Juni lalu.<br />

Kanselir Merkel menunjukkan balkon di kantornya,<br />

tempat di mana dia bisa mengamati pemandangan<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


kereta yang melintasi perbatasan pada masa Jerman<br />

Barat dan Jerman Timur masih terbelah Tembok Berlin.<br />

Angela Merkel lahir dan tumbuh besar di Jerman<br />

Timur. Pertunjukan kemesraan itu sepertinya bakal<br />

berlalu.<br />

Menurut penelusuran majalah Jerman, Der Spiegel,<br />

nomor telepon Kanselir Merkel ada dalam daftar<br />

Special Collection Service (SCS), salah satu unit Badan<br />

Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) sejak<br />

tahun 2002. Diduga, telepon itu sudah dikuping lebih<br />

dari sepuluh tahun, sejak Angela Merkel belum terpilih<br />

menjadi orang nomor satu di Jerman.<br />

Dalam daftar tersebut, nomor itu diberi nama “GE<br />

Chancellor Merkel”. Menurut dokumen yang diperoleh<br />

Der Spiegel, NSA mengaku memiliki cabang khusus<br />

yang tak resmi terdaftar di Kedutaan Amerika di Berinternasional<br />

Kantor Kedutaan Besar<br />

Amerika Serikat di Berlin,<br />

Jerman.<br />

SEAN GALLUP/GETTY IMAGES<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


internasional<br />

“Semua negara<br />

mengumpulkan informasi<br />

intelijen asing, bukan cuma<br />

Amerika.”<br />

lin, juga 80 kedutaan lain di seluruh dunia. Perintah<br />

operasi pengupingan ini disampaikan oleh departemen<br />

S2C32–S artinya Direktorat Signal Reconnaissance, 2<br />

artinya Direktorat Pengadaan dan Evaluasi, C32 berarti<br />

cabang Eropa.<br />

Kesal ada yang mungkin menguping teleponnya,<br />

pada Rabu dua pekan lalu, Kanselir Merkel menelepon<br />

langsung Presiden Obama. “Memata-matai di antara<br />

teman itu tak bisa diterima,” kata Merkel. Kepada<br />

kawan akrabnya itu, Merkel menekankan perlunya<br />

kepercayaan di antara para sekutu. “Dan kepercayaan<br />

itu sepertinya perlu lagi dibangun dari awal.”<br />

Kanselir Merkel pantas sewot, sebab saat berkunjung<br />

ke Jerman beberapa bulan lalu,<br />

Presiden Obama memberi jaminan<br />

bahwa dinas intelijen Amerika tak<br />

memata-matai dan menguping telepon<br />

pemimpin Jerman dan warga<br />

Jerman.<br />

Pihak Gedung Putih berkelit dari<br />

tudingan. “Presiden Obama memberi<br />

jaminan bahwa Amerika tidak<br />

mengawasi dan tak akan memantau<br />

komunikasi Kanselir Merkel,”<br />

kata Jay Carney, juru bicara Gedung<br />

Putih. Sebenarnya, bukan cuma<br />

Kanselir Merkel yang jadi korban jaringan penyadapan<br />

NSA. Ada 35 nomor telepon pemimpin dunia di daftar<br />

sadap NSA.<br />

Menurut harian Le Monde di Prancis dan El Mundo di<br />

Spanyol, telinga NSA juga menguping telekomunikasi<br />

jutaan warga Prancis dan Spanyol. Menurut dokumen<br />

yang bersumber Edward Snowden, mantan karyawan di<br />

perusahaan rekanan NSA, itu, dalam sebulan saja, NSA<br />

memata-matai 60 juta percakapan lewat telepon di Spanyol.<br />

“Marah saja tak lagi cukup,” kata Menteri Kehakim-<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


internasional<br />

Kanselir Jerman Angela<br />

Merkel dan Presiden<br />

Obama saat konferensi pers<br />

bersama pada 19 Juni lalu<br />

di Berlin, Jerman.<br />

SEAN GALLUP/GETTY IMAGES<br />

an Jerman, Sabine Leutheusser-Schnarrenberger.<br />

<br />

Delapan tahun lalu, media di Amerika Serikat gempar<br />

setelah harian New York Times memberitakan soal<br />

penyadapan terhadap sebagian besar warga Amerika<br />

oleh Badan Keamanan Nasional (NSA). Perintah<br />

menguping warga Amerika itu ditandatangani oleh<br />

Presiden Amerika Serikat George W. Bush dua tahun<br />

sebelumnya, sesaat setelah serangan teroris 11 September.<br />

Padahal, menurut undang-undang, NSA hanya berwenang<br />

beroperasi di luar negeri. Jika NSA hendak<br />

menggelar operasi penyadapan intelijen di dalam negeri,<br />

dia harus mendapat persetujuan dari Pengadilan<br />

Pengawasan Intelijen Asing atau Foreign Intelligence<br />

Surveillance Act Court. Izin inilah yang absen dari<br />

operasi tersebut.<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


internasional<br />

“Tak seorang pun<br />

menginginkan kami berhenti<br />

melindungi negara ini dari<br />

serangan teroris.”<br />

“Presiden Bush berpikir bahwa serangan ke Afganistan<br />

setelah peristiwa 11 September membuat operasi<br />

intelijen ini diperkenankan. Ini benar-benar absurd,”<br />

semprot senator dari Wisconsin, Russ Feingold, kala<br />

itu.<br />

Presiden Bush berkilah bahwa serangan teroris pada<br />

11 September 2001 terjadi karena NSA tak mengawasi<br />

komunikasi di dalam negeri. Padahal, dua pelaku serangan<br />

bunuh diri itu, Khalid al-Mihdhar dan Nawaf<br />

al-Hazmi, sempat mengontak anggota Al-Qaidah lain<br />

di luar negeri. “Tapi kita tak tahu mereka ada di sini,<br />

sampai semuanya terlambat,” kata Presiden Bush.<br />

Di muka anggota Komite Intelijen DPR Amerika<br />

beberapa bulan lalu, Direktur NSA<br />

Jenderal Keith Alexander, mengatakan,<br />

berkat operasi penyadapan<br />

itu mereka berhasil menggagalkan<br />

lebih dari 50 rencana terorisme<br />

sejak peristiwa 11 September. Di<br />

antara rencana serangan teroris itu<br />

adalah pengeboman Bursa Saham<br />

New York. Perencananya seorang<br />

laki-laki dari Kansas. Berkat jaringan<br />

pengupingan ini pula, NSA dan<br />

mitranya berhasil menghadang<br />

rencana serangan ke sebuah kantor<br />

koran di Denmark.<br />

Selasa pekan lalu, Jenderal Alexander bersama<br />

Direktur Intelijen Nasional James Clapper kembali<br />

harus berbusa-busa menjelaskan soal tudingan operasi<br />

penyadapan terhadap warga dan pemimpin negara-negara<br />

sekutu di Eropa kepada Komite Intelijen.<br />

Baik Jenderal Alexander maupun James Clapper tak<br />

meminta maaf, juga tak membantah urusan operasi<br />

kuping-menguping ini.<br />

Menurut Jenderal Alexander, semua informasi yang<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


internasional<br />

Pengunjuk rasa yang<br />

menolak praktek<br />

mata-mata NSA.<br />

REUTERS/JASON REED<br />

mereka kumpulkan sangat<br />

krusial bagi pertahanan<br />

Amerika dan juga<br />

negara-negara sekutunya<br />

di Eropa. “Kami tak<br />

memata-matai seseorang,<br />

kecuali untuk tujuan<br />

intelijen yang valid,”<br />

James Clapper membela<br />

diri. Data intelijen di<br />

Eropa, menurut Alexander,<br />

juga tak dikumpulkan<br />

sendiri oleh NSA,<br />

melainkan dipasok oleh<br />

dinas intelijen negaranegara<br />

sekutu.<br />

Ketua Komite Intelijen, Mike Rogers, juga berada di<br />

pihak NSA. “Semua negara mengumpulkan informasi<br />

intelijen asing, bukan cuma Amerika,” kata Rogers. Saat<br />

ditanya apakah intel asing juga memata-matai dan berusaha<br />

menyadap komunikasi pemimpin Amerika, tanpa<br />

ragu James Clapper menjawab, “Sudah pasti.”<br />

Rogers menjelaskan, kabar bahwa NSA mematamatai<br />

jutaan warga Prancis dan Spanyol 100 persen<br />

salah. “Jika warga Prancis tahu persis operasi itu,<br />

mungkin mereka malah bakal memberikan aplaus<br />

dan bersulang sampanye,” ujar Rogers. “Ini sesuatu<br />

yang baik, yang bakal membuat Prancis aman, Amerika<br />

aman dan negara-negara sekutu kami di Eropa<br />

aman.”<br />

“Apakah aku akan menghentikan operasi ini” tanya<br />

Jenderal Alexander. “Ya, mungkin para pembuat<br />

kebijakan bisa melakukannya. Tapi tak seorang pun<br />

menginginkan kami berhenti melindungi negara ini<br />

dari serangan teroris.” <br />

MONIQUE SHINTAMI, SAPTO PRADITYO | CNN | WASHINGTON POST | GUARDIAN | USA TODAY<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


internasional<br />

MIMPI EMAS<br />

‘RAJA MIDAS’<br />

GARA-GARA MIMPI SEORANG YOGI, PEMERINTAH INDIA SIBUK “BERBURU”<br />

KUBURAN EMAS. KONON, SHOBHAN SARKAR PUNYA BANYAK MUKJIZAT.<br />

REUTERS<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


internasional<br />

Dia mengetahui apa yang<br />

tak diketahui orang lain<br />

dan membuat banyak<br />

keajaiban.<br />

ARA pengikutnya percaya guru yoga Shobhan Sarkar<br />

alias Bhaskar Tiwari alias Anand Deo merupakan penjelmaan<br />

Hanoman, sang Dewa Monyet. “Dia sanggup memindahkan<br />

gunung,” ujar satu pemujanya. Yogi Swami<br />

Shobhan Sarkar juga dipercaya punya berderet mukjizat.<br />

Bak Raja Midas, guru Sarkar, 65 tahun, bisa menyulap<br />

apa pun menjadi emas. “Dia adalah seorang<br />

dewa yang hidup,” kata Om Awasthi, pengikut setia<br />

guru Sarkar, pekan lalu. Rajendra Tiwari, murid guru<br />

Sarkar lainnya, mengaku telah menyaksikan ruparupa<br />

keajaiban yang dibuat gurunya selama bertahuntahun<br />

tinggal di ashram. “Dia mengetahui apa yang tak<br />

diketahui orang lain dan membuat banyak keajaiban,”<br />

kata Tiwari.<br />

Guru Sarkar tak punya banyak<br />

harta, tak memiliki rekening<br />

bank dan tak menerima<br />

sumbangan. Namun dia bisa<br />

membangun jalan, jembatan,<br />

dan kolam-kolam di daerahnya.<br />

Menurut Awasthi, setiap<br />

pagi, selalu ada paling tidak<br />

1 kilogram emas “muncul” di<br />

halaman belakang ashram guru<br />

Sarkar di Shivali, Kota Kanpur, Negara Bagian Uttar<br />

Pradesh, India.<br />

Hidup guru Sarkar ini agak misterius. Dia menolak<br />

muncul di muka umum dan tak mau difoto. Dia<br />

lebih banyak berkomunikasi dengan para pemujanya<br />

lewat murid-murid setianya, seperti Om Awasthi. Tak<br />

ada listrik dan lampu di ashram sederhana miliknya.<br />

“Hanya dua potong roti jagung dan shabzi yang aku<br />

makan setiap hari untuk membuat badanku tetap bisa<br />

bergerak,” kata guru Sarkar.<br />

Mungkin justru karena hidupnya yang agak misterius<br />

itu membuat ribuan pengikutnya terus berdatangan ke<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


ashram-nya. “Aku tak pernah mengiklankan diri, tidak<br />

juga meminta orang datang ke sini,” kata guru Sarkar,<br />

sembari menunjuk Piyush Goyal, salah satu pengikut<br />

setianya. Beberapa pejabat tinggi di Uttar Pradesh, seperti<br />

orang kedua di negara bagian India itu, Mulayam<br />

Singh Yadav, datang kepadanya minta diberkati.<br />

Pada 29 September lalu, Kepala Badan Survei Geologi<br />

India di Lucknow, Satya Prakash Bharatiya, menerima<br />

sepucuk surat berlabel “Sangat Rahasia”. Lewat<br />

surat itu, Menteri Pertambangan Dinsha Patel menitahkan<br />

Satya untuk mengeksplorasi “kuburan emas”<br />

di Dhaundiya Kheda, desa di tepi Sungai Gangga.<br />

Charan Das Mahant, Menteri Pertanian dan Industri<br />

Pengolahan Makanan, adalah orang pertama bikin<br />

heboh dengan berita “kuburan emas” itu. Charan<br />

telah mengirimkan surat kepada Menteri Keuangan<br />

P. Chidambaram, Menteri Dalam Negeri Sushilkumar<br />

Shinde, Menteri Kebudayaan Chandresh Kumari Kainternasional<br />

INDIANADALY<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


internasional<br />

Dia telah memberikan jalan<br />

dan jembatan kepada kami.<br />

Emas itu pasti ada di sana.<br />

toch, bahkan Perdana Menteri India Manmohan Singh<br />

dan Pemimpin Partai Kongres Nasional India Sonia<br />

Gandhi, untuk mengabarkan soal harta karun itu.<br />

Semua bersumber dari mimpi Shobhan Sarkar.<br />

Kepada Charan Das dan sejumlah muridnya, guru<br />

Sarkar menuturkan, Raja Rao Ram Baksh Singh datang<br />

dalam mimpinya dan menceritakan soal harta<br />

karun yang terkubur di bekas bentengnya. Raja Rao<br />

merupakan salah satu pemimpin perlawanan rakyat<br />

India melawan penjajahan Inggris pada 1857. Dia mati<br />

dihukum gantung oleh tentara Inggris.<br />

“Guru Sarkar mengatakan jumlah emas itu sangat<br />

besar, cukup untuk mengatasi gelombang besar<br />

yang menghantam rupee,” kata<br />

Mahant. India tengah dibelit krisis<br />

ekonomi setelah nilai mata uangnya<br />

terperosok. Mengutip penuturan<br />

guru Sarkar, ada 1.000 ton emas<br />

terkubur di bawah bentengnya. Ditaksir,<br />

nilainya tak kurang dari US$<br />

40 miliar atau sekitar Rp 450 triliun.<br />

“Dia telah memberikan jalan dan<br />

jembatan kepada kami. Emas itu<br />

pasti ada di sana,” kata Akash Singh,<br />

pengikutnya, yakin.<br />

<br />

Pada awal Oktober lalu, Direktur Badan Survei Geologi<br />

A. Sundaramurthy mengirimkan hasil penelitian awal<br />

kepada Menteri Pertambangan Dinsha Patel. “Kemungkinan<br />

ada emas, perak, atau jenis logam lain,” tim Badan<br />

Survei Geologi menyimpulkan. Menteri Kebudayaan<br />

Chandresh Kumari Katoch mengklaim tim geolog telah<br />

menyisir daerah itu dengan radar pemindai tanah atau<br />

ground penetrating radar (GPR).<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


internasional<br />

Narendara Bodi<br />

REUTERS<br />

Namun salah seorang geolog di Badan Survei Geologi<br />

wilayah Lucknow menyangsikannya. “Bahkan<br />

kami di Lucknow tak punya GPR,” katanya. Menurut<br />

dia, survei di bekas benteng Raja Rao itu hanya dilakukan<br />

dengan peralatan induced polarisation potentiometer.<br />

Jauh dari memadai untuk menyimpulkan apa yang<br />

terkubur dalam tanah.<br />

Sampai Selasa pekan lalu, setelah 12 hari menggali,<br />

tim gabungan arkeolog dan geolog India belum menemukan<br />

kuburan emas seperti mimpi guru Sarkar.<br />

Hanya ada beberapa gerabah tua dari abad pertama<br />

sebelum Masehi dan abad pertengahan. Mereka telah<br />

menggali hingga kedalaman 4,8 meter, hingga membentur<br />

lapisan bebatuan.<br />

Sempat beredar kabar, Badan Geologi dan Badan<br />

Arkeologi sudah kehilangan selera memburu kuburan<br />

emas peninggalan Raja Rao. Direktur Badan Arkeologi<br />

Pravin Srivastava membantah kabar angin itu.<br />

Bahkan, dia berencana memperluas zona penggalian<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


internasional<br />

INDIADALY<br />

ke Desa Chaubepur dan Fatehpur.<br />

Walaupun belum ada sebutir emas yang ditemukan,<br />

tapi mimpi guru Sarkar memicu demam emas<br />

di wilayah itu. Ratusan orang berdatangan dan menggali<br />

bekas-bekas kuil tua. Di desa Adampur, dua pendeta<br />

Hindu ditodong dan diikat tali oleh para pemburu<br />

kuburan emas liar. “Di Adampur sudah lama beredar<br />

dongeng soal harta karun peninggalan Raja Reeva.<br />

Mimpi guru Sarkar itu menjadi pembenarnya,” kata<br />

Dharmendra Singh, penduduk Adampur.<br />

D.P. Tiwari, mantan Kepala Jurusan Sejarah di Universitas<br />

Lucknow, tak percaya ada kuburan emas peninggalan<br />

Raja Rao Ram Baksh. Menurut dia, Raja Rao bukanlah<br />

raja besar yang kaya raya sehingga bisa memiliki<br />

timbunan 1.000 ton emas. “Kalaupun punya, mengapa<br />

dia meninggalkannya di tempat itu” kata Tiwari.<br />

Kandidat Perdana Menteri dari Partai Bharatiya Janata,<br />

Narendra Modi, mencerca habis-habisan keterlibatan<br />

lembaga pemerintah dalam perburuan emas ini. “Seluruh<br />

dunia menertawakan kita atas kebijakan konyol itu.<br />

Seseorang bermimpi dan pemerintah melakukan penggalian,”<br />

kata Modi. “Padahal uang yang disembunyikan<br />

para perampok dan pencuri uang negara di bank-bank<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


internasional<br />

Shobhan Sarkar<br />

INDIADAILY<br />

PENGGALIAN DIMULAI<br />

PADA 18 OKTOBER LALU<br />

luar negeri jumlahnya melebihi 1.000 ton emas. Jika<br />

pemerintah bisa membawa pulang uang itu, mereka tak<br />

perlu menggali kuburan emas.”<br />

Rupanya komentar pedas Modi ini bikin kesal mereka<br />

yang percaya dengan kuburan emas 1.000 ton tersebut.<br />

Komentar tak pantas Modi-lah, menurut mereka, yang<br />

membuat kuburan emas itu kembali “menghilang”.<br />

Azam Khan, pemimpin Partai Samajwadi, mengatakan<br />

tak sepantasnya Modi mencerca seorang tokoh<br />

religius. “Perihal religius tak bisa dinilai dari nilai-nilai<br />

non-religius,” kata Azam. <br />

MONIQUE SHINTAMI, SAPTO PRADITYO | TIMES OF INDIA |<br />

INDIA TODAY | HINDUSTAN TIMES | REUTERS<br />

Reruntuhan<br />

benteng<br />

Dhaundiya<br />

Kheda<br />

UTTAR<br />

PRADESH<br />

Lokasi<br />

penggalian<br />

Kuil Dewa Siwa tua<br />

berjarak sekitar<br />

100 meter dari<br />

lokasi penggalian<br />

Tugu<br />

peringatan<br />

Raja Rao Ram<br />

Baksh Singh<br />

Ashram<br />

Shobhan<br />

Sarkar<br />

SUMBER: INDIA TODAY<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


interview<br />

Fuad Rahmany<br />

Otonomi, Bukan<br />

Pisah dari<br />

Menkeu<br />

Jumlah pegawai dan<br />

kantor yang terbatas<br />

mengancam jumlah<br />

penerimaan pajak.<br />

Rekrutmen pegawai<br />

tak perlu melibatkan<br />

Kementerian PAN.<br />

Ilustrator: Kiagus Aulianshah /<br />

Foto: Agung Pambudhy, DETIKFOTO<br />

Majalah detik 4 - 10 November 2013


interview<br />

acana pemisahan Direktorat Jenderal<br />

Pajak dari Kementerian Keuangan yang<br />

mencuat pada 2010 kini kembali menjadi<br />

pembicaraan hangat. Mengutip pejabat di<br />

lingkungan Direktorat Jenderal Pajak, sebuah<br />

harian ekonomi mengabarkan kajian<br />

soal pemisahan sudah rampung untuk segera diajukan<br />

ke Menteri Keuangan dan Dewan Perwakilan<br />

Rakyat.<br />

Namun Direktur Jenderal Pajak Ahmad Fuad<br />

Rahmany menepis pemberitaan tersebut dan<br />

menyebutnya sensasional. Ia menegaskan Ditjen<br />

Pajak akan tetap berada di bawah Kementerian<br />

Keuangan, cuma perlu diberi perlakuan khusus<br />

yang fleksibel. Perlakuan khusus yang dimaksud<br />

antara lain kewenangan merekrut sendiri pegawai<br />

dan memecat mereka yang terindikasi nakal, serta<br />

menambah jumlah kantor pelayanan pajak di daerah.<br />

Selepas mengikuti rapat kerja tentang Inalum<br />

di DPR, Fuad menerima tim majalah detik untuk<br />

menjelaskan kondisi lembaga yang dikomandoinya,<br />

Rabu malam pekan lalu. Direktur Penyuluhan,<br />

Pelayanan, dan Humas Ditjen Pajak Kismantoro<br />

Petrus turut mendampingi dalam wawancara selama<br />

lebih dari satu jam itu. Berikut ini petikannya.<br />

Apa dasar Direktorat Jenderal Pajak ingin pisah<br />

dari Kementerian Keuangan<br />

Pemberitaan itu kurang tepat, sangat sensasional.<br />

Justru kami menginginkan peran Menteri Keuangan<br />

lebih besar dalam menentukan Direktorat Jenderal<br />

Pajak dan organisasi kita. Sebab, sistem birokrasi<br />

sekarang ini tidak memungkinkan Kementerian dan<br />

Majalah detik 4 - 10 November 2013


interview<br />

Majalah detik 4 - 10 November 2013


interview<br />

direktorat di bawahnya<br />

menentukan sendiri<br />

jumlah pegawai tanpa<br />

melibatkan Kementerian<br />

Pendayagunaan Aparatur<br />

Negara (PAN). Nah, ini<br />

menurut saya sudah<br />

saatnya ditinjau ulang,<br />

karena bikin ribet. Tapi<br />

bukan berarti saya tidak<br />

senang atau mengecilkan<br />

arti Kementerian PAN.<br />

Fuad saat meluncurkan sensus<br />

pajak 2012 di lapangan kantor<br />

pusat Direktorat Jenderal<br />

Pajak, awal Mei lalu.<br />

pajak.go.id<br />

Tapi kan kementerian<br />

lain juga seperti itu....<br />

Iya, tapi untuk Kementerian Keuangan perlu<br />

perlakuan khusus yang fleksibel, dan otonomi untuk<br />

Direktorat Jenderal Pajak sama sekali bukan pisah<br />

dari Kementerian Keuangan, tapi kami ingin justru<br />

jangan terlalu banyak menteri lain ikut menentukan.<br />

Bos saya itu kan Menteri Keuangan, jadi cukup dia<br />

saja yang menentukan keputusan.<br />

Sekarang, kalau ingin menambah kantor pajak,<br />

mengubah wilayah kerja, memperbesar wilayah, saya<br />

harus ke kantor Kementerian PAN, itu kan membuang<br />

waktu. Iya, kan Atau beberapa waktu lalu, kami<br />

minta (pegawai baru) 5.000 orang, dan Kementerian<br />

Keuangan total mengajukan 8.900 orang, tapi yang<br />

mereka (Kementerian PAN) setujui 6.000 orang.<br />

Enggak tahu apa indikator mereka seperti apa. Hanya<br />

dikatakan, “Kami telah menghitung beban kerja.”<br />

Padahal, saat presentasi di Kementerian PAN<br />

bersama Menteri Keuangan, saya katakan kebutuhan<br />

kami per hari ini saja 95 ribu pegawai, dan yang ada<br />

sekarang 32 ribu. Tapi kan enggak mungkin kami<br />

minta merekrut 63 ribu orang pegawai, makanya saya<br />

Majalah detik 4 - 10 November 2013


interview<br />

bilang 5.000 orang saja dan harus segera dipenuhi<br />

karena indikator yang kita pakai semuanya wajar.<br />

Ada yang mengatakan, dengan sistem teknologi<br />

informasi yang canggih, jumlah pegawai bisa dibuat<br />

lebih ramping....<br />

Memang, ada yang bilang perbaiki saja sistem IT<br />

(teknologi informasi), jadi you enggak perlu banyak<br />

orang. Nah, sekarang kita bandingkan dengan<br />

Jerman atau Jepang, yang sudah menggunakan<br />

e-KTP, yang sudah online dengan bank, dan segala<br />

macam teknologi canggih. Tapi pegawai pajaknya 110<br />

ribu orang, dan di Jepang mencapai 66 ribu orang,<br />

padahal jumlah penduduknya kurang dari setengah<br />

Indonesia. Jadi, kalau kami butuh 95 ribu pegawai,<br />

wajar, kan Apalagi Indonesia menggunakan<br />

indikator lebih rendah daripada Jerman. Siapa yang<br />

bisa menyangkal itu<br />

Bisa Anda uraikan proporsi jumlah pegawai yang<br />

besar itu untuk apa saja<br />

Jumlah pegawai pajak kita sekarang ini ada 32 ribu,<br />

tapi yang ke lapangan cuma 6.000, itu bagian account<br />

representative (AR) yang tugasnya mengimbau,<br />

mengingatkan. Auditor 4.000 orang. Kalau satu AR<br />

bisa tangani 500 wajib pajak, berarti cuma 3 juta wajib<br />

pajak yang ditangani. Padahal jumlah wajib pajak<br />

yang terdaftar sekitar 20 juta, dan yang potensial<br />

sekitar 60 juta.<br />

Pegawai yang ada sekarang ini hanya mengurusi<br />

20 ribu perusahaan besar dan menengah. Ini<br />

menyedihkan karena riskan. Kalau ekonomi global<br />

terganggu, otomatis penerimaan pajak terganggu.<br />

Tapi, kalau yang menengah ke bawah juga bisa kita<br />

sentuh dan mereka umumnya tak rentan krisis,<br />

target kita tak akan terganggu. Sektor informal,<br />

seperti perdagangan di Tanah Abang, ruko-ruko,<br />

ITC, yang jumlahnya ratusan ribu, itu semua belum<br />

Majalah detik 4 - 10 November 2013


interview<br />

tersentuh. Kita tak bisa melakukan ekstensifikasi<br />

dengan jumlah pegawai yang terbatas.<br />

Anda tidak khawatir dinilai terlalu berani bicara<br />

seperti itu<br />

Iya, semestinya saya tidak boleh mengkritik-kritik<br />

pemerintah. Tapi saya anggap sudah waktunya.<br />

Sebagai orang pemerintah, boleh dong, saya memberi<br />

tahu bahwa ada sesuatu yang tidak benar. Habis<br />

kalau sudah bertahun-tahun saya ngomong seperti<br />

itu dan orang-orang pajak sudah ngomong begitu<br />

lama tetapi tidak diperhatikan, kita sebenarnya<br />

menganggap Direktorat Jenderal Pajak itu penting<br />

enggak, sih....<br />

Direktorat ini penghasil 70 persen dari total<br />

penerimaan negara. Kalau kemudian tidak diberi<br />

perlakuan khusus, tidak diperhatikan kapasitas,<br />

Majalah detik 4 - 10 November 2013


interview<br />

mereka yang<br />

sudah naik tiga<br />

kali lipat masih<br />

main saja. Kalau<br />

perlu, ramairamai<br />

kita bawa ke<br />

Monas, gantung di<br />

sana.<br />

atau kemampuannya enggak dipikirin, saya katakan<br />

itu salah besar. Saya ingin memberi yang terbaik.<br />

Sudah dua setengah tahun menjadi Dirjen Pajak dan<br />

itulah yang saya temukan. Ini persoalan urgen.<br />

Sambil menanti penambahan pegawai dan<br />

kantor, apa saja yang Anda lakukan agar target<br />

tetap tercapai<br />

Ya tentu saja saya tidak pasrah menghadapi<br />

keadaan. Sistem teknologi informasi kami perbaiki.<br />

Begitu pun dengan sistem otomatisasi, e-filing,<br />

bahkan integritas anak-anak (pegawai), kita awasi<br />

dan kembangkan, sistem audit, serta efisiensi,<br />

semuanya kami perbaiki dan kembangkan. Semua<br />

itu under control kami, no problem, bisa kami atasi.<br />

Apa implikasi dari terbatasnya pegawai dan<br />

kantor<br />

Masyarakat harus tahu kondisi dan jangan kami ini<br />

disalah-salahkan, dihujat. Pada 2006, penerimaan<br />

pajak kita Rp 400 triliun, dan tahun ini hampir Rp<br />

1.000 triliun atau hampir dua setengah kali lipat.<br />

Pertumbuhannya begitu tinggi, tapi orangnya tidak<br />

bertambah. Masuk akal, enggak Kalau tetap<br />

dibiarkan, ini akan mentok karena ekonomi terus<br />

berkembang dan wajib pajak yang menjadi sasaran<br />

bertambah, sementara institusinya stagnan. Jadi<br />

secara relatif, sebenarnya Direktorat Jenderal Pajak<br />

ini mengecil.<br />

Maksudnya<br />

Ekonominya membesar, tapi institusinya tetap,<br />

sehingga mengecil terhadap PDB (produk domestik<br />

bruto). Sehingga, jangan heran bila pada saatnya<br />

nanti tax ratio kita tidak naik atau malah menurun<br />

jika kita terlambat menambah kapasitas.<br />

Kalau di negara lain ada tidak direktorat pajak<br />

yang tidak di bawah Menteri Keuangan<br />

Ada yang terpisah dan sukses menjalankan tugas<br />

Majalah detik 4 - 10 November 2013


interview<br />

Fuad saat memberikan<br />

sambutan dalam acara Satu<br />

Dekade Reformasi Birokrasi<br />

di kantor pusat pajak, 10<br />

September 2012.<br />

pajak.go.id<br />

dengan sangat bagus,<br />

ada juga yang di bawah<br />

Kementerian Keuangan<br />

dan sukses. Jadi di situ<br />

fleksibilitasnya tinggi,<br />

bahkan diberi sistem<br />

insentif yang berbeda<br />

dengan direktorat<br />

jenderal yang lain.<br />

Dengan sistem insentif<br />

yang tidak sama, bukan<br />

menganggap diri<br />

spesial, tapi faktanya kita<br />

menyetor ke negara Rp 1.000 triliun. Lebih dari itu,<br />

nature pekerjaannya memang selalu rentan terjadi<br />

kolusi. Kita harus realistis.<br />

Tapi tingginya insentif kan bukan jaminan bebas<br />

penyelewengan….<br />

Iya, tapi itu mengecil jumlahnya. Tidak bisa dong<br />

jadi nol persen (tingkat penyelewengannya). Itu<br />

kayaknya hidup di surga, tidak ada orang jahat. Saya<br />

gantung kalau perlu, mereka yang sudah naik tiga<br />

kali lipat masih main saja. Kalau perlu, ramai-ramai<br />

kita bawa ke Monas, gantung di sana, ha-ha-ha....<br />

Nah, terkait reward-punishment ini, saya juga minta<br />

perlakuan khusus agar terbebas dari Peraturan<br />

Pemerintah Nomor 53. Supaya bisa pecat langsung<br />

pegawai yang nakal. Sekarang, kan, cuma tiga-empat<br />

orang setahun yang dilakukan oleh KPK, misalnya.<br />

Mestinya, begitu pegawai kinerjanya tidak bagus atau<br />

ada informasi terjadinya penyelewengan dan setelah<br />

di-crosscheck ternyata bukan fitnah, ya sudah, pecat.<br />

Mereka yang enggak bisa capai target, ya sori saja,<br />

kita pindah ke tempat lain saja.<br />

Mengapa perlu kewenangan itu<br />

Karena modus penyelewengan itu terus<br />

berkembang dan kian canggih, sementara untuk<br />

Majalah detik 4 - 10 November 2013


interview<br />

memecat orang sesuai dengan PP 53 itu, yang<br />

bersangkutan harus ada bukti kesalahan. Susah<br />

dong, karena caranya canggih, bisa terima uang tanpa<br />

ketahuan. Kita jangan ambil risiko. Tetapi jangan<br />

dianggap pemecatan sebagai sebuah tindakan yang<br />

kasar. Karena Direktorat Jenderal Pajak ini terlalu<br />

penting, direktorat jenderal ini harus dikelola sebagai<br />

institusi publik dengan sistem swasta. Karena tidak<br />

bisa dikelola dengan cara business as usual.<br />

ARIF arianto, ken yunita | sudraJAT<br />

BIODATA<br />

Nama:
<br />

Ahmad Fuad Rahmany<br />

Tempat/Tanggal Lahir:
<br />

Singapura, 11 November 1954<br />

Pendidikan:<br />

• Sarjana Ekonomi<br />

Universitas Indonesia, 1981<br />

• Master of Art Duke<br />

University, Durham, North<br />

Carolina,<br />

HASAN ALHABSY/<br />

Amerika<br />

detikfoto<br />

Serikat,<br />

1987<br />

• Doktor Ilmu Ekonomi<br />

Vanderbilt University,<br />

Nashville, Tennessee,<br />

Amerika, 1997<br />

• 2001-2004, Kepala Pusat<br />

Manajemen Obligasi Negara<br />

• April 2006-2011, Ketua<br />

Badan Pengelola Pasar<br />

Modal<br />

• 2011-sekarang, Direktur<br />

Jenderal Pajak<br />

Karier:<br />

• 1978-1981, peneliti LPEM<br />

FEUI<br />

• 1981-1983, dosen FE<br />

Program Ekstensi<br />

Universitas Indonesia<br />

• 1998-2004, dosen Program<br />

Pascasarjana Universitas<br />

Indonesia<br />

Majalah detik 4 - 10 November 2013


ekonomi<br />

AGAR<br />

GAMPANG<br />

MEREKRUT<br />

ORANG PAJAK<br />

MUNCUL IDE DIREKTORAT JENDERAL PAJAK<br />

DIPISAH DARI KEMENTERIAN KEUANGAN.<br />

DIBEBANI TARGET PENERIMAAN BESAR,<br />

KANTOR PAJAK SAAT INI SUSAH BERGERAK<br />

KARENA TERHAMBAT BIROKRASI.<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


ekonomi<br />

Gedung Direktorat Jenderal<br />

Pajak Kementerian<br />

Keuangan<br />

DOK. DETIKCOM<br />

PERMINTAAN tambahan pegawai itu sudah<br />

dikirim sejak dua tahun silam. Direktur<br />

Jenderal Pajak meminta setiap tahun ada<br />

tambahan 5.000 orang di bagiannya. Mereka<br />

terus dibebani target mengumpulkan pajak tinggi. Itu<br />

sebabnya, pegawai pajaknya dirasa masih kurang.<br />

Pemerintah memang akhirnya menyetujui permintaan<br />

tambahan pegawai pajak. Namun jumlahnya jauh<br />

di bawah permintaan. Kementerian Pendayagunaan<br />

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi setuju<br />

direktorat itu hanya menambah 2.000 pegawai pada<br />

tahun depan.<br />

“Jumlah pegawai kan relatif menurun, tapi penerimaan,<br />

(kami) harus genjot terus, naik terus,” ujar<br />

Kismantoro Petrus, Direktur Penyuluhan Direktorat<br />

Jenderal Pajak. Target penerimaan pajak memang<br />

terus dinaikkan. Tahun lalu targetnya Rp 885 triliun,<br />

sementara tahun ini Rp 995 triliun, dan tahun depan<br />

Rp 1.110 triliun.<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


ekonomi<br />

Harry Azhar Azis<br />

DOK. DETIKCOM<br />

Sebagai lembaga di bawah Kementerian Keuangan,<br />

Direktorat Pajak memang tidak bisa main angkat pegawai<br />

sendiri. Mereka mesti mengajukan permintaan<br />

ke Kementerian dan kemudian Kementerian mengirim<br />

permohonan ke Kementerian Pendayagunaan Aparatur<br />

Negara.<br />

Panjangnya birokrasi dalam merekrut karyawan ini<br />

menjadi salah satu kelambanan Direktorat Pajak. Tak<br />

aneh kemudian muncul ide memisahkan Direktorat<br />

ini menjadi satu lembaga sendiri, yang dipimpin orang<br />

setingkat menteri.<br />

Saat Sri Mulyani Indrawati menjadi Menteri Keuangan,<br />

Dewan Perwakilan Rakyat pernah mengusulkan<br />

hal ini, tapi ditolak. Saat itu diusulkan pemimpin kantor<br />

pajak akan diajukan oleh presiden dan mesti menjalani<br />

uji kemampuan dan kepatutan di DPR.<br />

Anggota DPR dari Partai Golkar, Harry Azhar Azis,<br />

saat itu mendukung perceraian Direktorat Jenderal<br />

Pajak dengan Kementerian Keuangan. Ia mengajukan<br />

sejumlah alasan mengapa usulan ini dipandang<br />

layak, di antaranya untuk menyeimbangkan<br />

struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja<br />

Negara.<br />

Karena posisi kantor pajak saat ini di<br />

bawah Kementerian Keuangan, posisi<br />

di pembukuan APBN berada di sisi belanja.<br />

“Semestinya, sebagai pembentuk<br />

APBN, sisi penerimaan setingkat dengan<br />

sisi belanja,” katanya. Selain itu, tugas<br />

Menteri Keuangan bisa lebih ringan dan<br />

berfokus sebagai bendahara negara.<br />

Namun Sri Mulyani menolak<br />

pemisahan ini. Sebagai<br />

catatan, di saat terakhir<br />

Sri Mulyani<br />

menjabat menteri,<br />

Direktorat<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


ekonomi<br />

Presiden Susilo Bambang<br />

Yudhoyono menyerahkan<br />

surat pemberitahuan pajak.<br />

ABROR/DETIKFOTO<br />

Jenderal Pajak menyidik dugaan pidana pajak senilai<br />

sekitar Rp 2 triliun di perusahaan Grup Bakrie—perusahaan<br />

yang terkait dengan pemimpin Partai Golkar<br />

saat ini, Aburizal Bakrie.<br />

Harry Azhar mengatakan saat ini Komisi Anggaran<br />

DPR melihat celah untuk mengusulkan kembali pemisahan<br />

Direktorat Pajak lewat revisi Undang-Undang<br />

Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.<br />

Politikus ini yakin pemisahan direktorat bakal menggenjot<br />

penerimaan pajak. “Akan terjadi peningkatan<br />

penerimaan bisa dua kali lipat dari sekarang dan tax<br />

ratio juga meningkat,” kata Harry.<br />

Ahli perpajakan Yustinus Prastowo mendukung usul<br />

ini. Penulis sejumlah buku pajak ini mengatakan pembentukan<br />

sebuah badan penerimaan pajak memang<br />

wajar dilakukan karena sudah menjadi tren internasional.<br />

Sebagai sebuah badan mandiri, ia memiliki<br />

kewenangan mengelola anggaran, merekrut pegawai<br />

untuk dijadikan tenaga penyidik maupun pemeriksa,<br />

dan mengembangkan organisasi. Kondisi ini akan<br />

berdampak pada peningkatan penerimaan pajak.<br />

Paling tidak dibutuhkan waktu minimal dua tahun<br />

untuk persiapan jika memang pemerintah ingin mewujudkan<br />

sebuah badan penerimaan. “Harus dipersi-<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


ekonomi<br />

Direktur Jenderal Pajak<br />

Fuad Rahmany<br />

AGUNG/DETIKFOTO<br />

apkan secara matang supaya jangan sampai sekadar<br />

memisahkan dengan kewenangan bertambah tapi<br />

orang-orang yang memimpin tidak cakap. Ini kan<br />

berbahaya, seperti memberikan cek kosong,” tutur<br />

Prastowo.<br />

Direktorat Pajak memang ingin mendapat keleluasaan<br />

besar meski di bawah Kementerian Keuangan<br />

agar target penerimaan lebih gampang tercapai.<br />

Keleluasaan itu tidak hanya soal merekrut petugas<br />

pajak, tapi juga urusan mengatur jumlah kantor pajak<br />

dan mengelola anggaran sendiri.<br />

Usulan ini pernah dibahas bersama antara Direktorat<br />

Jenderal Pajak dan Menteri Keuangan, Chatib<br />

Basri. Direktur Jenderal Pajak, Fuad Rahmany, mengatakan<br />

dalam pembicaraan itu disimpulkan bahwa<br />

ketiga kewenangan mestinya bisa didapat tanpa harus<br />

berpisah dengan Kementerian Keuangan. “Saya justru<br />

mengatakan peran Menteri Keuangan dalam memutuskan<br />

kebutuhan Direktorat Jenderal Pajak lebih<br />

diperkuat,” katanya. HANS HENRICUS B.S. ARON<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


EKONOMI<br />

DIJEGAL DUMPING SAAT<br />

PASAR MAKIN GURIH<br />

AMERIKA SERIKAT MENUDING INDONESIA<br />

MELAKUKAN DUMPING PRODUK PENYEDAP<br />

RASA MONOSODIUM GLUTAMATE (MSG).<br />

EKSPOR PENGGURIH MAKANAN INDONESIA KE<br />

AMERIKA MELONJAK DALAM DUA TAHUN INI.<br />

CHINAFOTOPRESS/GETTY IMAGE<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


EKONOMI<br />

GETTYIMAGES.COM<br />

HARIAN terkemuka Amerika Serikat, New York<br />

Times, sekitar sebulan silam pernah begitu<br />

tertarik dengan keripik laris di negeri itu,<br />

Nacho Dorito. Keripik yang mulai diproduksi<br />

sejak 1964 itu tetap menjadi kudapan negara tersebut<br />

sampai sekarang.<br />

Koran itu penasaran mengapa keripik itu terasa<br />

enak. Mereka datang ke Steven A. Witherly, ilmuwan<br />

makanan yang menulis buku Why Humans Like Junk<br />

Food. Witherly menyebut sederet alasan mengapa Dorita<br />

digemari, mulai perpaduan rasa yang pas sampai<br />

faktor keremahannya.<br />

Tidak lupa, ia menyebut penggunaan penyedap rasa<br />

monosodium glutamate (MSG) di dalam penganan itu<br />

sebagai salah satu pemikat keripik. “Meskipun ada<br />

keluhan adanya dampak buruk, MSG masih digunakan<br />

luas di makanan olahan,” tulis koran itu. “Karena akan<br />

memperkuat rasa gurih.”<br />

Penyedap rasa memang cukup dikenal di pasar Amerika.<br />

Pasar negara itu rupanya cukup gurih sehingga<br />

salah satu produsen lokal, Ajinomoto North America,<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


EKONOMI<br />

Kantor Kementerian<br />

Perdagangan Amerika<br />

DOK. US.GOV<br />

Inc. (anak perusahaan Ajinomoto Co. Inc dari Jepang),<br />

gerah oleh hadirnya penyedap impor. Mereka pun menuduh<br />

dua importir, Cina dan Indonesia, melakukan<br />

dumping.<br />

Pemerintah Amerika pun menggelar penyelidikan<br />

atas tudingan ini. “Kementerian Perdagangan mengumumkan<br />

dimulainya penyelidikan apakah akan menerapkan<br />

bea antidumping dan bea penyeimbang bagi<br />

impor MSG dari Cina dan Indonesia,” ungkap Kementerian<br />

Perdagangan Amerika pada 24 Oktober lalu.<br />

PT Ajinomoto Indonesia, yang induknya sama dengan<br />

Ajinomoto North America, menyatakan tidak<br />

tahu Indonesia terkena tuduhan dumping penyedap<br />

makanan. Mereka juga tidak mengekspor produk ke<br />

Amerika. “Di sana sudah ada perusahaan lain satu<br />

grup dengan kita,” kata Fahrurozy, juru bicara PT Ajinomoto<br />

Indonesia.<br />

Pabrik penyedap rasa yang mengekspor MSG ke<br />

Amerika Serikat, menurut Direktur Jenderal Perdagangan<br />

Luar Negeri Kementerian Perdagangan<br />

Indonesia Bachrul Chairi, hanya PT Cheil Jedang,<br />

perusahaan asal Korea Selatan yang memiliki pabrik<br />

di Pasuruan dan Jombang.<br />

PT Cheil Jedang menyatakan hal senada. Mereka<br />

satu-satunya perusahaan Indonesia yang mengekspor<br />

penyedap rasa ke Amerika. “Jadi, tuduhan itu praktis<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


EKONOMI<br />

Memang ekspor MSG<br />

dari Indonesia pada 2011<br />

meningkat tajam.<br />

mengarah ke kami,” ucap Hari Dwi Laksono, Manajer<br />

Ekspor PT Cheil Jedang Indonesia.<br />

Ia membantah pihaknya melakukan dumping. Untuk<br />

melawan gugatan itu, pihaknya telah menyewa Akin<br />

Gump. Akin Gump Strauss Hauer & Feld LLP adalah<br />

salah satu firma hukum top yang berkantor pusat di<br />

Washington. “Kita sedang menunggu hasil resmi dari<br />

penyelidikan awal dari sana, untuk kemudian menentukan<br />

strategi selanjutnya,” ucapnya.<br />

Produk penyedap masakan Cheil Jedang sendiri<br />

tidak sepopuler bila dibanding sejumlah merek pesaing<br />

di sini, seperti Mi-Won, Sasa, atau Ajinomoto. Di<br />

Indonesia, mereka memasarkan produk MSG dengan<br />

merek Mi-Pung (kadang ditulis Mi-Poong).<br />

Saat ini, pemerintah Indonesia sedang berkoordinasi<br />

dengan Kedutaan di Washington untuk membantu agar<br />

ekspor penyedap rasa ini tidak terganggu. “Ini demi<br />

mempertahankan pasar Indonesia,” kata Bachrul.<br />

Nilai ekspor MSG Indonesia ke Amerika<br />

Serikat sebenarnya tidak terlalu besar.<br />

Kementerian Perdagangan Amerika<br />

menyebut nilai ekspor tahun lalu hanya<br />

US$ 5,7 juta (Rp 63 miliar) atau kurang<br />

dari seperenam ekspor penyedap rasa<br />

Cina yang mencapai US$ 36,9 juta (Rp 412<br />

miliar).<br />

Menurut Bachrul, sebelum 2010, pasar MSG Indonesia<br />

di Amerika Serikat hanya 0,5 persen dari seluruh<br />

pasar yang ada. Namun, pada 2012, menurut Bachrul,<br />

pasar Indonesia (dari data yang ada) menembus<br />

angka 9 persen dari pasar MSG di Amerika Serikat.<br />

“Memang, ekspor MSG dari Indonesia di tahun 2011<br />

itu meningkat tajam,” katanya.<br />

Ia menduga lonjakan pasar Indonesia ini yang membuat<br />

produsen lokal Amerika mengajukan gugatan<br />

dumping. BUDI ALIMUDDIN<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


ekonomi<br />

RIBET<br />

KARENA<br />

‘HINDER<br />

ORDONANTIE’<br />

PEMERINTAH MENYEDERHANAKAN IZIN USAHA<br />

MULAI AWAL TAHUN DEPAN. PENGUSAHA TIDAK<br />

TERLALU OPTIMISTIS. IZIN ANEH KADANG<br />

MUNCUL SEPERTI JIKA MEMPEKERJAKAN<br />

PEREMPUAN PADA MALAM HARI.<br />

FOTO: REUTERS<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


ekonomi<br />

Suasana toko sepatu.<br />

Perizinan membuka usaha<br />

di Indonesia dikeluhkan.<br />

AGUNG PAMBUDHY/DETIKFOTO<br />

PERATURAN dari zaman kolonial Belanda<br />

itu bernama hinder ordonantie. Pasal-pasal<br />

di dalamnya berusaha memastikan sebuah<br />

perusahaan tidak mengganggu lingkungan<br />

sekitarnya. Tujuan pasal ini memang mulia, tapi<br />

dalam prakteknya membuat deretan izin yang mesti<br />

di ambil para pengusaha semakin panjang dan semakin<br />

mahal.<br />

“Satu izin HO (hinder ordonantie) saja bisa Rp 50-<br />

60 juta,” kata Ketua Umum Asosiasi Persepatuan<br />

Indonesia (Aprisindo) Eddy Widjanarko. Meja yang<br />

mengurus hinder ordonantie ini mesti dilalui saat<br />

pabrik alas kaki akan memproduksi sepatu. “Jadi<br />

minimal Rp 200 juta untuk mengurus perizinan.”<br />

Perizinan memang menjadi salah satu biang<br />

kegelisahan para pengusaha, seperti Eddy, yang<br />

akan berinvestasi di Indonesia. Untuk membuat<br />

proses perizinan semakin mulus, pemerintah dua<br />

pekan lalu melansir sejumlah kebijakan baru yang<br />

mulai berjalan Februari tahun depan.<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


ekonomi<br />

Mahendra Siregar.<br />

ANTARA<br />

Kemudahan izin ini mulai soal izin usaha,<br />

penyambungan listrik, penyelesaian perkara<br />

perdata, sampai perolehan kredit. Semua<br />

kebijakan inilah yang membuat posisi Indonesia<br />

masih terseok di peringkat ke-120 dalam urutan<br />

kemudahan berbisnis menurut Bank Dunia.<br />

Sebagai perbandingan, Singapura nomor satu dan<br />

Malaysia berada di posisi ke-6.<br />

Paket baru ini dilansir agar investasi langsung<br />

tahun depan setidaknya mencapai Rp 450 triliun—<br />

turun sedikit dari target semula Rp 506 triliun akibat<br />

melemahnya rupiah. Jumlah ini cukup besar karena<br />

tahun lalu pencapaiannya Rp 313 triliun dan tahun<br />

ini ditargetkan Rp 390 triliun.<br />

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal<br />

Mahendra Siregar mengatakan pemerintah<br />

masih memiliki banyak pekerjaan rumah untuk<br />

meningkatkan kemudahan berinvestasi. “Lebih<br />

penting kenyataan perbaikan penyederhanaan<br />

dirasakan pelaku usaha dan investor,” ujar Mahendra.<br />

Tapi rupanya para pengusaha tidak terlalu optimistis<br />

terhadap rencana penyederhanaan perizinan itu.<br />

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia<br />

Tutum Rahanta mengatakan kemudahan investasi<br />

itu bukanlah hal baru. Ia menyebutkan kadang<br />

dibilang izin satu atap, tapi ternyata masih harus<br />

melobi ke masing-masing instansi. “Padahal<br />

bisnis itu perlu kepastian,” kata Tutum.<br />

Jumlah izin yang mesti digenggam para<br />

pengusaha memang sangat banyak. Untuk<br />

mendirikan pabrik sepatu, misalnya, izinnya<br />

mencapai 48 jenis. Aprisindo pernah mengkaji<br />

berbagai izin tersebut, ternyata hanya 15-20 izin<br />

yang terkait langsung dengan kepentingan pabrik.<br />

Sisanya, katanya, “Tidak berkaitan langsung dengan<br />

pendirian pabrik.”<br />

Begitu pula dengan izin membuat pabrik tekstil<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


ekonomi<br />

Eddy Widjanarko.<br />

DOK PRIBADI<br />

atau garmen. Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan<br />

Indonesia Ade Sudrajat mengatakan, untuk membuat<br />

pabrik tekstil—yang menghasilkan limbah cair—<br />

dibutuhkan 120 izin. Sedangkan pabrik pakaian jadi<br />

harus mengantongi 60 izin.<br />

Sebagian izin itu memang masuk akal, seperti akta<br />

perusahaan atau nomor wajib pajak. Begitu pula<br />

dengan izin dampak lingkungan atau mendirikan<br />

bangunan, itu masih wajar. Namun kadang<br />

mempekerjakan perempuan harus mendapat izin<br />

khusus, begitu pula dengan izin mempekerjakan<br />

perempuan pada malam hari.<br />

“Seharusnya filosofi perizinan itu adalah semua<br />

kegiatan diizinkan kecuali yang dilarang,” kata<br />

Ade. “Tapi di Indonesia terbalik. Filosofinya, semua<br />

kegiatan dilarang kecuali yang diizinkan.”<br />

Tumpukan dokumen izin yang mesti diurus itu<br />

membuat waktu yang dihabiskan sangat lama.<br />

Eddy bahkan mengklaim sekitar 10 calon investor<br />

dalam lima tahun ini memilih membuka pabrik<br />

di Vietnam. Penyebabnya, proses perizinan di<br />

Vietnam sangat sederhana.<br />

Keruwetan perizinan ini membuat para pengusaha<br />

meminta pemerintah menjamin paket kebijakan<br />

itu juga bisa diterapkan di tingkat daerah karena<br />

kabupaten kadang membuat peraturan sendiri yang<br />

memberatkannya. Misalnya saja, pabrik yang ingin<br />

mengambil air tanah. Jika titik pengeboran ada lima,<br />

izinnya juga mesti lima, meski lokasinya di satu<br />

kompleks.<br />

Eddy meminta pemerintah pusat mengawasi<br />

pelaksanaan kebijakan investasi itu sampai<br />

tingkat daerah sehingga ada kepastian hukum<br />

bagi pengusaha. “Pola pikir pejabat di level bawah<br />

menciptakan aturan-aturan baru untuk mempersulit,<br />

bukan untuk mempermudah,” katanya. <br />

HANS HENRICUS B.S. ARON, MAIKEL JEFRIANDO | NUR KHOIRI<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


ekonomi<br />

DI SITU-SITU SAJA<br />

PERINGKAT kemudahan berbisnis<br />

Indonesia tahun ini membaik delapan<br />

level, dari 128 menjadi 120. Meski<br />

begitu, Indonesia tak boleh bangga<br />

karena selama beberapa tahun ini tidak<br />

menunjukkan pola teratur terus<br />

membaik peringkatnya. Peringkat Indonesia<br />

di kisaran 120 selama bertahun-tahun.<br />

Bandingkan dengan Malaysia,<br />

peringkat Indonesia tidak hanya kalah<br />

jauh. Malaysia juga menunjukkan pola<br />

perbaikan dari tahun ke tahun. Bahkan,<br />

dalam lansiran kemudahan berbisnis<br />

tahun ini (bertajuk Doing Business<br />

2014), Bank Dunia memperlihatkan<br />

peringkat Malaysia sudah masuk 10<br />

besar.<br />

180<br />

140<br />

120<br />

100<br />

80<br />

60<br />

40<br />

20<br />

0<br />

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014<br />

Singapura<br />

Malaysia<br />

Thailand<br />

Cina<br />

Vietnam<br />

Rusia<br />

Indonesia<br />

Brasil<br />

India<br />

Negara 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014<br />

Singapura 1 1 1 1 1 1 1<br />

Malaysia 24 21 23 23 18 12 6<br />

Thailand 15 12 12 16 17 18 18<br />

Cina 83 86 89 87 91 91 96<br />

Vietnam 91 91 93 90 98 99 99<br />

Rusia 106 118 120 124 120 112 92<br />

Indonesia 123 129 122 126 129 128 120<br />

Brasil 122 127 129 120 126 130 116<br />

India 120 132 133 139 132 132 134<br />

SUMBER: BANK DUNIA<br />

MAJALAH MAJALAH DETIK 28 OKTOBER DETIK 4 - 10 - 3 NOVEMBER 2013


SAINS<br />

100 TAHUN<br />

MENUJU STAR TREK<br />

BEBERAPA ASTRONOM DAN PENELITI PERCAYA<br />

INTERSTELLAR TRAVEL BUKAN OMONG KOSONG.<br />

SAMPAI DETIK INI BELUM ADA TEKNOLOGINYA.<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


SAINS<br />

Beberapa tahun lalu, hanya ada satu<br />

lembaga yang serius meneliti soal<br />

perjalanan antarbintang. Sekarang<br />

sudah ada lima lembaga.<br />

DALAM mitologi Yunani, Ikarus merupakan<br />

perlambang ambisi menembus langit. Mengabaikan<br />

peringatan banyak orang, Ikarus<br />

mengepakkan sayapnya kelewat dekat<br />

dengan matahari. Walhasil, lilin perekat bulu-bulu<br />

sayapnya meleleh. Ikarus jatuh ke laut.<br />

Tapi mimpi dan imajinasi manusia tak ada batasnya.<br />

Seabad atau dua abad silam, perjalanan ke bulan<br />

mungkin terasa seperti khayalan Ikarus menjangkau<br />

matahari. Sudah 44 tahun lalu, manusia mendarat di<br />

bulan. Sekarang, negara-negara adidaya di antariksa<br />

tengah merancang perjalanan ke Mars, yang beberapa<br />

kali lipat jarak dari Bumi ke bulan. Sepuluh atau 20<br />

tahun lagi, mungkin bakal ada manusia pertama dari<br />

Bumi yang tiba di Planet Merah.<br />

Dulu yang hanya cerita fiksi hari ini semakin dekat<br />

menjadi kenyataan. Pada Maret 1964, Gene Roddenberry,<br />

seorang pilot pesawat tempur pada Perang<br />

Dunia II, menyodorkan proposal naskah film sains<br />

fiksi ke stasiun NBC . Namun<br />

NBC tak menyukai versi pertama<br />

naskah film tersebut,<br />

yang dinilai terlalu “serebral”,<br />

menampilkan bentuk-bentuk<br />

alien yang kelewat ganjil. Barulah<br />

setelah Gene merevisi<br />

proposal naskahnya, NBC meloloskan Star Trek.<br />

Episode pertama Star Trek ini tayang pada 8 September<br />

47 tahun lalu. Serial film ini menjadi sumber khayalan<br />

anak-anak di seluruh dunia soal perjalanan mengarungi<br />

antariksa, menembus ruang antarbintang, antargalaksi.<br />

Bagi sebagian orang, pesawat USS Enterprise ala Star Trek<br />

barangkali hanyalah hasil imajinasi para sutradara Hollywood,<br />

tapi sebagian peneliti yakin betul bahwa perjalanan<br />

antarbintang (interstellar travel) bukan cuma mimpi.<br />

Dua pekan lalu, para astronom dan peneliti yang<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


SAINS<br />

percaya interstellar travel bukan omong kosong itu<br />

berkumpul di Royal Astronomical Society, London.<br />

Mereka menyimak pemaparan perkembangan terbaru<br />

teknologi luar angkasa yang bisa mengantarkan<br />

manusia melewati tata surya dan menjangkau sistem<br />

bintang terdekat. “Beberapa tahun lalu, hanya ada satu<br />

lembaga yang serius meneliti soal perjalanan antarbintang,”<br />

kata Jim Benford, seorang fisikawan, dalam<br />

pertemuan itu. “Sekarang sudah ada lima lembaga.”<br />

Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) bersama<br />

Defense Advanced Research Projects Agency<br />

(DARPA), lembaga penelitian di bawah Kementerian<br />

Pertahanan Amerika, punya proyek 100 Years Starship.<br />

Lewat proyek ini, para astronom, fisikawan, dan<br />

sebagainya ditugasi mencari solusi dan teknologi<br />

serta mengidentifikasi pelbagai tantangan yang akan<br />

ditemui untuk mengirimkan misi—berawak maupun<br />

tanpa awak—ke bintang di luar tata surya.<br />

Targetnya, 100 tahun lagi proyek ini bisa dimulai.<br />

“Aku berharap 100 tahun lagi masih bisa berada di<br />

sini untuk ikut dalam perjalanan itu,” kata Bill Clinton,<br />

mantan presiden Amerika Serikat. Clinton menjadi<br />

Ketua Kehormatan Inisiatif 100 Year Starship.<br />

<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


SAINS<br />

Jangankan menembus ruang antargalaksi seperti<br />

yang dilakukan USS Enterprise, sampai detik ini belum<br />

ada teknologi yang teruji mampu mengantarkan manusia<br />

hingga keluar dari lingkaran tata surya. Obyek<br />

terjauh yang pernah dikirim manusia dari Bumi, Voyager<br />

1, butuh waktu lebih dari 36 tahun untuk melewati<br />

batas sistem tata surya.<br />

Sampai detik ini, jarak paling jauh perjalanan antariksa<br />

manusia baru sampai ke bulan. Padahal, bintang terdekat<br />

dari tata surya, yakni bintang Proxima Centauri, berada<br />

jauh di luar imajinasi. Sementara jarak rata-rata Bumi<br />

ke matahari “hanya” 149,6 juta kilometer, jarak Bumi ke<br />

bintang Proxima ini kurang-lebih 40 triliun kilometer atau<br />

266 ribu kali jarak Bumi ke matahari.<br />

Jika kita naik Voyager 1, wahana paling cepat yang pernah<br />

dibuat manusia sampai detik ini, maka baru 74.814<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


SAINS<br />

Sekalipun kita bisa membuat<br />

pesawat yang bisa melaju<br />

seratus kali lebih kencang<br />

ketimbang roket hari ini,<br />

tetap butuh waktu seribu<br />

tahun untuk sampai ke<br />

sistem bintang terdekat.<br />

tahun lagi kita akan mendarat di permukaan bintang<br />

Proxima. Kurang-lebih perlu 1.000 generasi manusia untuk<br />

mencapai bintang terdekat dari Bumi setelah matahari<br />

tersebut. Jelas mustahil meniru Starship Enterprise<br />

dengan teknologi roket paling maju dan paling kencang<br />

sekalipun hari ini.<br />

Tapi apakah seabad, dua abad, atau pada tahun 2300<br />

nanti manusia bisa membuat pesawat seperti USS Enterprise<br />

di Star Trek Adam Frank, profesor fisika dan<br />

astronomi di Universitas Rochester, Amerika Serikat,<br />

meragukannya. “Sekalipun kita bisa membuat pesawat<br />

yang bisa melaju seratus kali lebih kencang<br />

ketimbang roket hari ini, tetap butuh waktu seribu tahun<br />

untuk sampai ke sistem bintang terdekat,” Adam<br />

menulis di New York Times.<br />

Jika pertanyaan itu dilontarkan kepada<br />

BTE-Dan—bukan nama sebenarnya—pengelola<br />

situs BuildTheEnterprise.org, jawabannya<br />

adalah bisa. Pesawat USS Enterprise<br />

versi BTE-Dan menggunakan pembangkit<br />

listrik tenaga nuklir. Sebagai bahan bakar,<br />

menurut Dan, pesawat ini tak lagi menggunakan<br />

xenon, melainkan argon. Selain harganya<br />

lebih murah, argon bisa didapat dari<br />

atmosfer Planet Mars.<br />

“Pesawat ini bisa mencapai bulan dalam<br />

tiga hari dan Planet Mars hanya dalam tiga bulan,” Dan<br />

menulis. Bandingkan dengan wahana Curiosity milik<br />

NASA, yang butuh waktu lebih dari delapan bulan hingga<br />

mendarat di Mars. Namun masih ada satu teknologi yang<br />

belum memungkinkan dipasang pada USS Enterprise<br />

versi BTE-Dan, yakni teknologi warp, yang memungkinkan<br />

Enterprise melaju dengan kecepatan melebihi cahaya.<br />

Namun banyak insinyur antariksa yang meragukan<br />

klaim BTE-Dan. Adam Crowl, insinyur di Icarus<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


SAINS<br />

Interstellar Inc, mengatakan pesawat dengan reaktor<br />

nuklir yang menghasilkan tenaga sangat besar butuh<br />

pendingin yang ukurannya juga tak kalah besar. Jadi<br />

mempertahankan desain asli USS Enterprise, paling<br />

tidak saat ini, tidak mungkin dilakukan.<br />

Banyak teknologi di Enterprise yang sebenarnya sudah<br />

bisa dibuat hari ini. Perlu energi sangat besar untuk<br />

membuat pesawat sebesar Enterprise bisa melaju<br />

hingga kecepatan cahaya. “Perlu energi yang sampai<br />

hari ini pun belum bisa dibuat di laboratorium, seperti<br />

dark energy,” ujar Richard Obousy, Direktur Icarus. Dan<br />

seandainya bisa ngebut sekencang itu, untuk menghentikan<br />

pesawat juga butuh energi yang tak kalah besar.<br />

Satu lagi adalah teknologi antimateri, molekul yang<br />

bisa menghasilkan energi sangat besar, bahkan lebih<br />

besar daripada energi nuklir sekalipun. “Teknologi<br />

antimateri masih sangat mahal,” ujar Marc Millis, insinyur<br />

NASA di Glenn Research Center. “Tapi bukan<br />

berarti harganya akan selalu mahal.” Suatu ketika<br />

nanti, entah kapan, dark energy atau teknologi antimateri<br />

bukan tak mungkin bisa dipasang di pesawat<br />

antariksa milik NASA.<br />

SAPTO PRADITYO | SPACE | ECONOMIST | CSM<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


KOLOM<br />

KISRUH DPT DAN<br />

ANCAMAN KONFLIK<br />

PEMILU 2014<br />

DR. SITI NURBAYA, M.SC.<br />

MASIH TERCATAT 4-6 JUTA DATA PEMILIH TETAP YANG TIDAK DILENGKAPI NIK.<br />

KISRUH DPT 2009 TAK TERJAWAB HINGGA SEKARANG.<br />

BIODATA<br />

Nama:<br />

Dr. Siti Nurbaya Bakar,<br />

M.Sc.<br />

Tempat/Tanggal Lahir:<br />

Jakarta, 28 Agustus<br />

1956<br />

Pendidikan:<br />

1. Institut Pertanian<br />

Bogor, 1979<br />

2. International Institute<br />

for Aerospace Survey<br />

and Earth Sciences,<br />

Enschede, Belanda,<br />

1988<br />

3. Institut Pertanian<br />

Bogor, kolaborasi<br />

dengan Siegen<br />

University, Jerman,<br />

1998<br />

Karier:<br />

Sekretaris Jenderal<br />

Departemen Dalam<br />

Negeri 2001-2005<br />

Sekretaris Jenderal<br />

Dewan Perwakilan<br />

Daerah, 2005-2009<br />

dan 2009-2013<br />

Dosen Pascasarjana<br />

IPB<br />

Penghargaan:<br />

Bintang Jasa Utama<br />

Satyalancana Karya<br />

Satya<br />

Satyalancana Wirakarya<br />

PNS Teladan Nasional<br />

KEBERHASILAN penyelenggaraan pemilu<br />

antara lain dapat dinilai dari tingkat<br />

partisipasi pemilih. Dari pemilu ke pemilu<br />

di Indonesia, tingkat partisipasi pemilih<br />

mencapai lebih dari 90 persen, kecuali pada Pemilu<br />

2009, yang hanya mencapai 70-an persen.<br />

Pemilu 2004 mempunyai posisi tersendiri de ngan<br />

ciri transisi atau pemantapan sistem demokrasi di<br />

Indonesia. Indonesia saat itu, untuk pertama kalinya,<br />

mendapatkan presiden yang dipilih secara langsung.<br />

Pemilu 2004 diselimuti oleh psikologi politik bahwa<br />

Indonesia sudah akan mencapai establishment<br />

sistem politik. Hal ini sekaligus akan menjawab<br />

peralihan kekuasaan periodik lima tahunan secara<br />

damai dan demokratis. Sebelumnya, sejak 1998<br />

hingga 2004, kita memiliki empat presiden. Tekad<br />

yang diteguhkan saat itu ialah bahwa tonggak<br />

demokrasi harus nyata dipraktekkan dan presiden<br />

terpilih harus dapat dihadirkan dalam Pemilu 2004.<br />

Jadi, betul-betul zero-risk.<br />

Pada Pemilu 2004, tingkat partisipasi pemilih<br />

tercatat sebesar 84,07 persen dan perkiraan golput<br />

sebanyak 23,34 persen. Untuk pertama kalinya pada<br />

Pemilu 2004 didorong (endorse) untuk terbangunnya<br />

sistem data pemilih yang dimantapkan di kantor<br />

KPU dengan bank data di gedung kantor KPU. Daftar<br />

pemilih tetap (DPT) pada 2004 dituangkan dalam<br />

kartu pemilih (yang bentuknya seperti KTP, lebih kecil<br />

dan berwarna biru cerah); pada saat itu dikoordinasi<br />

oleh Komisioner KPU, Dr. Chusnul Mar'iyah.<br />

Pada Pemilu 2004 untuk pertama kalinya<br />

diperkenalkan konsep DP4. Konsep dasarnya ialah<br />

bahwa data penduduk merupakan domain kerja<br />

pemerintah, sedangkan data pemilih merupakan<br />

domain kerja KPU. Dengan mempertimbangkan<br />

posisi independen KPU, pada saat itu Departemen<br />

Dalam Negeri memutuskan menetralisasi pendapat<br />

masyarakat soal keterlibatan atau intervensi<br />

pemerintah kepada KPU secara politis, maka<br />

dukungan data diberikan oleh pemerintah<br />

cq Badan Pusat Statistik. Departemen<br />

Dalam Negeri menjaga dukungan yang<br />

berkaitan dengan konfirmasi lapangan<br />

atas pertimbangan bahwa Depdagri<br />

memiliki unit-unit kerja perpanjangan<br />

tangan sampai ke tingkat kecamatan<br />

dan desa. Asumsinya (pada saat itu)<br />

politisasi lebih berpeluang terjadi di<br />

tingkat nasional, paling tidak dalam<br />

arahan-arahan pejabat/penguasa,<br />

bukan di tingkat lapangan.<br />

Pada Pemilu 2009, tingkat partisipasi<br />

pemilih hanya mencapai 71 persen dengan<br />

perkiraan golput sebanyak 43 persen. Pada 2009<br />

persoalan DPT sangat menonjol dan berindikasi<br />

ketidakjelasan atas sejumlah sekitar 30 juta orang,<br />

yang diperkirakan tidak masuk dalam daftar<br />

pemilih. Hal itu menuai pula berbagai kecurigaan<br />

masyarakat dan terutama partai politik. Kondisi<br />

“buruk“ persoalan DPT kala itu hingga sekarang<br />

tidak diperoleh jawaban apa yang sesungguhnya<br />

terjadi.<br />

KPU “Membuang” Data NIK<br />

Ketika Mendagri Gamawan Fauzi berkali-kali<br />

menjelaskan bahwa harus dibedakan antara identitas<br />

pemilih dan NIK (nomor induk kependudukan)<br />

sebagai entri untuk masuk pada data pribadi,<br />

problem yang dihadapi oleh KPU adalah 65 juta data<br />

pemilih tidak dilengkapi data NIK. Setelah dibantu<br />

oleh Kemendagri untuk dilengkapi, sampai 3-4<br />

hari menjelang penetapan DPT, 4 November 2013,<br />

ketiadaan NIK masih tercatat sebanyak 4-6 juta data.<br />

Tepatnya, data NIK tidak dapat masuk atau direkam<br />

dalam sistem informasi data pemilih yang berbeda<br />

dari sistem informasi data DP4.<br />

Penggunaan data dalam rangka penyusunan data<br />

pemilih diatur dalam Pasal 9 dan Pasal 10 Undang-<br />

Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang tugas KPU.<br />

Disebutkan bahwa data pemilih diperoleh dari<br />

pemerintah dan de ngan mempertimbangkan data<br />

dari KPU di daerah-daerah dari hasil pemilihan<br />

yang paling mutakhir. Tapi, untuk keperluan tepat<br />

waktu dalam penerbitan DPT, diindikasikan adanya<br />

keputusan untuk tidak memasukkan data NIK dalam<br />

sistem informasi data pemilih di KPU.<br />

Dengan posisi meniadakan NIK pada sistem data<br />

pemilih, KPU tidak ada cela atau kesalahan apabila<br />

dikaitkan dengan UU Pemilu. Namun perlu didalami,<br />

Pasal 13 UU Nomor 23 Tahun 2006 menyebutkan<br />

bahwa penduduk wajib memiliki NIK, dan NIK<br />

menjadi dasar penerbitan identitas. Selanjutnya<br />

Pasal 83 menyebutkan bahwa manfaat NIK ialah<br />

untuk kebijakan pemerintahan dan pembangunan.<br />

Maka, di sini asas manfaat menjadi pertimbangan.<br />

Tidak ada sanksi tercantum dalam UU Nomor 23<br />

berkenaan dengan soal pemanfaatan NIK. Hanya,<br />

kemudian harus jelas bahwa pemilih memiliki<br />

identitas.<br />

Antisipasi Konflik<br />

Kondisi yang terjadi berkenaan dengan<br />

permasalahan DPT saat ini dan agenda untuk<br />

pengumuman DPT pada 4 November 2013, hampir<br />

dapat dipastikan mengandung potensi konflik. Konflik<br />

di sini harus diartikan sebagai adanya perbedaan<br />

kepentingan dari partai-partai politik ataupun<br />

anggota masyarakat, juga para ahli. Ruang justifikasi<br />

konflik yang memungkinkan yaitu, pertama, bahwa<br />

NIK sesungguhnya merupakan dasar untuk<br />

mencegah identitas ganda, karena kode NIK<br />

melekat pada seorang pribadi. Hal ini<br />

jelas dicantumkan dalam Pasal<br />

13 UU Nomor 23 Tahun 2006.<br />

Kedua, ruang di mana parpol<br />

dapat melakukan pendalaman<br />

sepanjang masa atau periode<br />

Pemilu 2014 yang masih beberapa<br />

bulan ke depan. Bila parpol tidak<br />

puas, akan menggugat dan dapat<br />

“mengganggu” hasil pemilu. <br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


selingan<br />

FATIN SANG<br />

FENOMENAL<br />

Fatin Shidqia Lubis, 17 tahun, menjadi<br />

fenomena baru di kancah musik Tanah<br />

Air. Kualitas vokalnya yang khas, plus<br />

penampilan dan sikap yang bersahaja<br />

membuatnya digilai jutaan penggemar.<br />

Namanya melejit usai menjuarai ajang<br />

pencarian bakat X Factor Indonesia. Tak<br />

cuma membintangi beberapa produk<br />

komersial, kini ia pun merambah dunia<br />

layar lebar.<br />

Fatin,<br />

Fatinistic,<br />

Fantastik<br />

Fakta-fakta Fatin<br />

Pilih<br />

Menyanyi<br />

Ketimbang<br />

Akting<br />

“Aku<br />

Cakepan<br />

Berjilbab”<br />

Majalah detik 4 - 10 november 2013


SELINGAN<br />

FATIN,<br />

FATINISTIC,<br />

FANTASTIK<br />

KARIERNYA MELESAT BAK METEOR BERKAT<br />

KUALITAS VOKAL YANG UNIK SERTA<br />

SOKONGAN PENGGEMAR FANATIK.<br />

PERLU MENGUASAI ALAT MUSIK DAN<br />

MENCIPTA LAGU AGAR KIAN FANTASTIK.<br />

ANTARA<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


SELINGAN<br />

Masak juri<br />

X Factor Indonesia<br />

kalah sama juri<br />

SMA 97.<br />

PARA guru di SMA 28 Jakarta Selatan mengolok-olok<br />

Bahari Lubis, 46 tahun, saat mereka<br />

melihat penampilan putri sulungnya, Fatin<br />

Shidqia Lubis, yang akan menuju Austria.<br />

Maklum, selain tanpa riasan wajah, pakaian yang<br />

dikenakan Fatin pun baju yang biasa dikenakan sehari-hari<br />

di rumah.<br />

“Dandanannya lebih mirip orang pulang kampung<br />

ketimbang mau bepergian ke Eropa,” ujar Bahari, yang<br />

juga menjadi Wakil Kepala SMA 28.<br />

Ya, pekan terakhir September lalu, Fatin ditemani sang<br />

bunda, Nurseha, terbang ke Austria untuk menjalani<br />

syuting film 99 Cahaya di Langit Eropa. Juga syuting klip<br />

video di Paris, Prancis. Adalah Hanum Salsabiela Rais,<br />

sang penulis novel 99 Cahaya di Langit Eropa, yang menawarinya<br />

terlibat dalam film tersebut. Atas seizin orang<br />

tua dan Sony Music sebagai manajemen yang menaunginya,<br />

Fatin tak menyia-nyiakan tawaran itu.<br />

“Karena filmnya berbeda. Tempat syutingnya juga<br />

keren. Aku enggak pernah mikirin soal honor, yang<br />

penting pengalaman,” ujarnya kepada majalah detik.<br />

Selepas menjuarai ajang pencarian bakat X Factor,<br />

Mei lalu, kehidupan Fatin berubah drastis. Tak cuma<br />

tawaran menyanyi dengan imbalan puluhan juta rupiah<br />

sekali manggung, ia pun didapuk menjadi model<br />

iklan sampo, operator telepon seluler, hingga busana<br />

muslim.<br />

Bahari mengaku sempat shock saat dalam sebuah<br />

perbincangan di keluarganya, putri sulungnya itu<br />

de ngan raut muka datar tiba-tiba melontarkan citacitanya,<br />

“Aku ingin jadi artis, Yah (Ayah)”.<br />

Wajar bila Bahari shock. Sebab, keluarga besarnya<br />

dididik dengan disiplin serta sebagian besar berprofesi<br />

sebagai polisi, guru, dan tentara. Dia tak menyangka jika<br />

anaknya justru ingin menjadi artis. Tapi dia tak ambil<br />

pusing dan menganggap apa yang dikatakan anaknya<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


SELINGAN<br />

Fatin bersama ayah,<br />

ibu, dan adik.<br />

DOK. KELUARGA<br />

hanya candaan. “Ya, enggak apa-apa. Mau jadi apa saja<br />

terserah asal profesional,” balasnya santai.<br />

Beberapa bulan kemudian, Fatin berupaya mewujudkannya<br />

dengan sungguh-sungguh. Tanpa sepengetahuan<br />

Bahari dan Nurseha, juga tanpa izin sekolah, dia mengikuti<br />

audisi ajang pencarian bakat X Factor di Kemayoran,<br />

Jakarta. Fatin mendaftar dengan uang pinjaman dari<br />

seorang temannya sebesar Rp 20 ribu. Hasilnya, setelah<br />

melalui berbagai tahapan, pemilik nomor urut audisi<br />

11.812 itu memenangi ajang tersebut pada 25 Mei lalu.<br />

Sejak itu, kariernya terus melesat. Tak cuma sebagai<br />

penyanyi, popularitas Fatin<br />

dan penampilan apiknya<br />

dalam berbusana muslim<br />

membuat dia didaulat<br />

untuk berakting di layar<br />

lebar. Syuting di Austria itu<br />

dimanfaatkan Sony Music<br />

untuk sekalian membuat<br />

klip video album baru, For<br />

You, yang akan dirilis November<br />

ini. Sebuah penerbit<br />

besar juga tengah menyiapkan<br />

buku yang merekam perjalanan karier Fatin<br />

yang fenomenal.<br />

Untuk penjualan album, Sonny Music antara lain<br />

menggandeng 25 koordinator Fatinistic (para penggemar<br />

Fatin) yang akan memesan album dimaksud.<br />

<br />

Menurut kesaksian teman sekelasnya, Anita Rosydi,<br />

kemampuan menyanyi Fatin baru diketahui saat<br />

mereka dipaksa bernyanyi satu per satu di depan kelas.<br />

Waktu itu, kakak kelas mereka sedang memperkenalkan<br />

kegiatan ekstrakurikuler.<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


SELINGAN<br />

Dengan<br />

mencipta lagu<br />

sendiri, Fatin<br />

bisa punya<br />

lagu hit secara<br />

kontinu dan tak<br />

bergantung pada<br />

orang lain.<br />

Tiba giliran Fatin yang dikenal lebih banyak diam<br />

dibanding teman-temannya, ia ternyata punya potensi<br />

yang dahsyat. “Sekelas takjub mendengar suara Fatin<br />

saat menyanyikan Grenade. Dia menyanyi seperti penyanyi<br />

profesional,” kata Nita diamini rekan-rekannya.<br />

Padahal menurut Ruslan, guru bidang kesiswaan<br />

SMA 97, saat seleksi untuk lomba solo vokal se-Provinsi<br />

DKI Jakarta, Fatin dikalahkan oleh teman sekolahnya,<br />

Tara. Menurut tim juri, keduanya memiliki suara bagus,<br />

tapi performa Tara lebih atraktif ketimbang Fatin.<br />

Kini, juri yang pernah menolak Fatin kerap diolok-olok<br />

para guru. “Masak juri X Factor Indonesia kalah sama<br />

juri SMA 97” kata Ruslan sembari tertawa.<br />

Dalam ajang X Factor, Fatin mencuri perhatian bukan<br />

cuma karena kualitas vokal dan bahasa Inggris yang<br />

fasih, tetapi juga berpenampilan sederhana dan tidak<br />

mengikuti arus yang tengah tren. Ketika sebagian<br />

peserta datang ke tempat audisi dengan kendaraan<br />

pribadi dan berdandan “aneh-aneh”, gadis kelahiran<br />

Jakarta, 30 Juli 1996, itu hadir cuma mengenakan seragam<br />

sekolah.<br />

Kemeja putih ia balut dengan kaus belang-belang<br />

yang sebenarnya kaus tidur milik ibunya. Sepatunya<br />

pun bolong di sana-sini. Ketika sudah masuk tiga besar,<br />

dia tetap bersahaja. Pulang ke rumah diantar<br />

dengan mobil minibus berlabelkan acara X Factor.<br />

Namanya baru menjadi buah bibir ketika Bruno Mars<br />

memuji dan mengunggah video Fatin saat menyanyikan<br />

Grenade di website pribadinya. Sejak itu dukungan<br />

untuk Fatin mengalir deras. Di YouTube, aksi Fatin<br />

menyanyikan lagu milik Mars itu ditengok sejuta lebih<br />

penonton. Bahkan versi “duet” dengan Bruno Mars<br />

ditonton hampir 2,9 juta orang.<br />

Sedangkan lagu Diamonds milik Rihanna ditonton 2,3<br />

juta orang, dan lagu Pumped Up Kicks, yang dipopularkan<br />

Foster The People, ditonton 1,8 juta orang. Fatin<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


SELINGAN<br />

Bersama desainer Dian Pelangi<br />

di Wina, Austria.<br />

FOTO: TWITTER DIAN PELANGI<br />

pun menjadi fenomena.<br />

Pada pertengahan Juli lalu, The Top<br />

Tens, situs online yang menampung<br />

voting dari seluruh belahan dunia<br />

untuk berbagai nominasi, menempatkan<br />

Fatin di peringkat satu dalam<br />

nominasi Asian Best Female Singer.<br />

Popularitas Fatin itu menyisihkan<br />

Agnes Monica maupun penyanyi<br />

Korea dan Filipina, yang biasanya<br />

selalu bertengger di tangga teratas.<br />

“Macam meteor,” tulis The Top Tens<br />

mengomentari perjalanan fantastis<br />

Fatin yang waktu itu baru merilis<br />

single clip lagu kemenangannya di X<br />

Factor, Aku Memilih Setia.<br />

Semua itu dimungkinkan berkat<br />

sokongan fanatik para penggemarnya,<br />

Fatinistic. Lintang Matahari, salah<br />

satu Fatinistic, memperkirakan,<br />

jumlah fans Fatin mencapai 500 ribu<br />

orang. Jumlah itu dihitung dari Twitter<br />

dan Facebook.<br />

Menurut Lintang, nama Fatinistic<br />

merupakan kependekan dari Fatin<br />

Idol Saving the Incredible Characteristic.<br />

Nama itu resmi menjadi sebutan bagi penggemar<br />

Fatin pada 25 Januari 2013. Istilah Fatinistic dan<br />

Foyah digemakan Lintang. Siswa SMA 28 Jakarta ini<br />

menyebut Fatinistic bukan hanya fans, “Melainkan sebuah<br />

keluarga.”<br />

Pemerhati musik Bens Leo menyarankan, jika Fatin<br />

ingin bertahan lama di industri musik, dia tak cukup<br />

hanya dengan mengandalkan suaranya yang unik, plus<br />

para penggemar fanatiknya. “Dia harus bisa memainkan<br />

sebuah alat musik dan mengasah kemampuan<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


SELINGAN<br />

untuk mencipta lagu,” ujarnya. Dengan begitu, Bens<br />

melanjutkan, dia bisa memiliki lagu hit secara kontinu<br />

dan tak bergantung pada orang lain yang menciptakan<br />

lagu untuknya.<br />

<br />

DOK. PRIBADI<br />

Beruntung kedua orang tua Fatin tak menerapkan<br />

prinsip aji mumpung. Mereka turut melindunginya<br />

untuk tidak jor-joran tampil di panggung-panggung<br />

setiap kali libur sekolah. Demi kebersamaan dengan<br />

keluarga, tak jarang Bahari dan<br />

Nurseha menolak undangan off air,<br />

meskipun secara fisik Fatin tak pernah<br />

mengeluh soal padatnya jadwal<br />

manggung.<br />

Bahari bersama istrinya juga sengaja<br />

menyimpan pendapatan Fatin<br />

selama menjadi penyanyi dan model<br />

iklan untuk bekal pendidikannya di<br />

masa depan. Putrinya itu, kata Bahari,<br />

ingin kuliah yang nyambung dengan<br />

profesinya. “Saya pribadi ingin<br />

membuatkan dia dapur rekaman supaya dia tidak capek<br />

ke sana-kemari. Dia nanti bisa membuat lagu sendiri,<br />

termasuk lagu religi,” ujarnya.<br />

Kemasyhuran yang diraihnya dalam tempo singkat<br />

tak membuat Fatin terlena, dan mengalami semacam<br />

kejutan budaya. Ia tetap tampil sederhana, bersikap<br />

dan berperilaku seperti Fatin biasa. Setiap kali pergipulang<br />

ke sekolah, misalnya, ia tetap memilih menggunakan<br />

angkutan perkotaan atau ojek. Padahal di<br />

rumahnya tersedia mobil pribadi dan sopir yang disiapkan<br />

label rekaman.<br />

Selain berlatih karate di Cilandak, selepas magrib,<br />

Fatin bersama kedua adiknya, Fadhil Irsyad Lubis, 15<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


SELINGAN<br />

tahun, dan Fadly Naufal Lubis, 10 tahun, biasa mengaji<br />

kepada Ustad A. Khoirur Roziqin, tetangganya.<br />

“Sekalipun hujan atau selelah apa pun, mereka selalu<br />

datang mengaji,” ujar Khoirur. <br />

KUSTIAH, ARIF ARIANTO | SUDRAJAT<br />

DOK. PRIBADI ANGGUN @ANGGUN_CIPTA<br />

MAJALAH MAJALAH DETIK DETIK 4 - 410 - 10 NOVEMBER 2013 2013


SELINGAN<br />

FAKTA-FAKTA<br />

FATIN<br />

MERASA TAK SECERDAS KEDUA ADIKNYA DAN TAK PUNYA<br />

BAKAT MENGGAMBAR, FATIN MENGUBAH CITA-CITANYA<br />

SEBAGAI KOMIKUS MENJADI PENYANYI. LANTAS, KENAPA<br />

DIA TAK SUKA MAKAN IKAN INILAH FAKTA-FAKTA<br />

TENTANG FATIN.<br />

ANTARA<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


SELINGAN<br />

RACHMAN HERYANTO/DETIK FOTO<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

kriwil-kriwil<br />

<br />

<br />

Grenade<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

soul jazz acoustic<br />

<br />

pink<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


SELINGAN<br />

<br />

<br />

FOTO-FOTO: GETTY IMAGE<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


SELINGAN<br />

DOK. PRIBADI<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

followers<br />

followers<br />

<br />

<br />

X Factor<br />

<br />

hijabers<br />

<br />

<br />

KUSTIAH<br />

SUMBER: WAWANCARA FATIN, BAHARI LUBIS,<br />

NURSEHA, USTAD A. KHOIRUR ROZIQIN, DAN REKAN SEKOLAH<br />

MAJALAH MAJALAH DETIK DETIK 4 - 410 - 10 NOVEMBER 2013 2013


SELINGAN<br />

FATIN SHIDQIA LUBIS<br />

PILIH MENYANYI<br />

KETIMBANG AKTING<br />

BERMAIN FILM SEKADAR<br />

MENIMBA PENGALAMAN,<br />

BUKAN AJI MUMPUNG.<br />

INGIN GO INTERNATIONAL<br />

DENGAN MENYANYI.<br />

RABBANI<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


SELINGAN<br />

ETAP sederhana dalam berpenampilan, sikap, dan<br />

prinsip. Begitulah Fatin Shidqia Lubis melakoni hidup<br />

di tengah kariernya yang moncer. Ia memang tak kuasa<br />

menimba pengalaman baru untuk berakting di layar<br />

lebar. Setelah dicoba, siswi SMA 97 Jakarta Selatan<br />

itu segera insaf. Dunia sebenarnya yang dikuasainya<br />

adalah menyanyi, bukan film.<br />

“Waktu main film, aku kaku banget, kayak orang<br />

baca, gitu. (Jadi) pilih nyanyi aja, deh,” ungkapnya.<br />

Saat terlibat dalam pengambilan gambar film 99<br />

Cahaya di Langit Eropa yang berlokasi di bukit Kahlenberg,<br />

Wina-Austria, akhir September lalu, Fatin amat<br />

gugup. Sembari diberi riasan, tangannya terus terkepal<br />

menunjukkan rasa gundahnya. “Aku deg-degan<br />

banget, nih,” ucap Fatin yang mengenakan busana<br />

muslim berwarna pink sambil berusaha tersenyum.<br />

Nurseha, sang bunda, yang tak pernah jauh dari<br />

sisinya berusaha menenangkan. Kepada Acha Septriasa<br />

yang berperan sebagai Hanum Salsabiela Rais,<br />

ia tanpa sungkan meminta “wejangan”.<br />

“Apa yang bikin gugup” tanya Acha. “Aku enggak<br />

PD (percaya diri),” jawab Fatin dengan senyum kecut.<br />

Acha menyarankan agar Fatin menarik napas dalamdalam.<br />

“Pokoknya Fatin tenang aja, udah cantik kok,”<br />

ucap Acha menenteramkan. Fatin juga menyimak<br />

betul arahan sutradara Guntur Soeharjanto.<br />

Meski begitu, ia sempat beberapa kali lupa dialog.<br />

Adegan pun harus direkam ulang hingga tujuh kali<br />

untuk mendapatkan hasil sempurna. “Cut,” teriak<br />

Guntur. Fatin pun terlihat lega.<br />

Sebelum syuting, Fatin terlihat amat menikmati<br />

panorama di Kahlenberg. Ia menjeprat-jepretkan kameranya<br />

ke berbagai sudut pandang. Dari bukit ini,<br />

pengunjung seolah bisa menelanjangi Kota Wina,<br />

termasuk melihat Sungai Donau atau Danube yang<br />

membelah Wina. Sungai itu menjadi inspirasi Johann<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


selingan<br />

Strauss saat menciptakan musik klasik waltz “The<br />

Blue Danube.” Tak lupa, Fatin juga berpose dengan<br />

latar pemandangan cantik Kota Wina.<br />

Kepada Adhie Ichsan, ia meluangkan waktu menjawab<br />

sejumlah pertanyaan seputar keterlibatannya<br />

dalam film tersebut. Selasa pekan lalu, Fatin kembali<br />

berbincang dengan Kustiah di kediamannya. Berikut<br />

ini petikan perbincangannya.<br />

Bagaimana rasanya pertama akting tadi<br />

Akting itu susah banget ya, aduh… ampun… ampun….<br />

Sempat deg-degan banget. Karena aku kalau lihat Kak<br />

Acha (Septriasa, pemeran karakter Hanum) dan Kak<br />

Abimana (Aryasatya, pemeran suami Hanum, Rangga<br />

Almahendra) mereka udah keren banget, profesional<br />

banget, sementara aku... (menunjukkan ekspresi wajah<br />

susah).<br />

Padahal sudah menghafal dialog, ya...<br />

Iya (tapi) sempat stuck, terus aku akhirnya improvisasi<br />

aja, jadinya ke mana-mana. Jadi menurut aku<br />

akting itu harus sering, sih (kontinu), jadi semakin terasah<br />

dan penting. Tapi kalau buat yang sudah bakat,<br />

Majalah detik 4 - 10 NOVEMBER 2013


SELINGAN<br />

DETIKHOT<br />

sih, jadinya keren banget.<br />

Maksudnya akan mencoba lagi berakting atau<br />

fokus menyanyi<br />

Suer (sumpah), aku memilih nyanyi aja ketimbang<br />

akting. Pas nyanyi itu juga ada skrip, tapi aku bisa<br />

baca sambil tetap nyanyi. Waktu main film, aku kaku<br />

banget, kayak orang baca, gitu. (Jadi) pilih nyanyi aja<br />

deh.<br />

Bagaimana ceritanya kamu bisa ikut main dalam<br />

film ini<br />

Kebetulan waktu itu Kak Hanum (Salsabiela) Rais<br />

nge-dm (direct message) aku (di Twitter) nawarin tampil<br />

di film ini. Terus aku bilang ke Sony (label), dan akhirnya<br />

disiapin jadwal dan langsung deh, syuting.<br />

Di film ini kamu cameo. Ceritanya sedang apa di<br />

Eropa<br />

Oh, itu rahasia.... Itu clue-nya udah besar banget.<br />

Pokoknya biar penasaran saja. (Senyum jahil).<br />

Nyanyi buat soundtrack, ya<br />

Iya, aku juga nanti nyanyiin soundtrack. Judulnya...<br />

aduh lupa… (ia lalu bertanya kepada seseorang dari<br />

Sony Music). Oh iya, judulnya sama kayak filmnya, 99<br />

Cahaya di Langit Eropa. (Fatin menolak menyanyikan<br />

lagu dimaksud dengan alasan rahasia.)<br />

Kamu sempat kursus bahasa Jerman. Memang<br />

ada dialog dalam bahasa itu<br />

Thank God, enggak ada (tertawa). Aku pakai bahasa<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


SELINGAN<br />

Aku dari<br />

kecil suka<br />

nyanyi,<br />

khususnya<br />

lagu kartun<br />

Jepang.<br />

Indonesia.<br />

Main di film ini sekadar aji mumpung atau...<br />

Karena filmnya berbeda. Tempat syutingnya juga<br />

keren. (Fatin cuma kebagian scene di Kahlenberg, Austria,<br />

sementara keseluruhan syuting film ini berlangsung<br />

di Austria, Cordoba Spanyol, Paris dan Turki.)<br />

Bukan karena honornya lebih besar dari menyanyi<br />

Oh, aku enggak pernah mikirin soal itu, yang penting<br />

pengalaman.<br />

Ngomong-ngomong, menyanyi sudah menjadi<br />

cita-cita kamu<br />

Dulu waktu kecil aku ingin jadi komikus, tapi kan<br />

susah karena harus pintar menggambar. Terus aku<br />

pernah ingin jadi pengisi suara (film) kartun. Karena<br />

enggak pintar dan jenius seperti adik-adik, lalu ingin<br />

jadi penyanyi.<br />

Sejak kapan ingin menjadi artis<br />

Sebenarnya waktu bilang itu (kelas 1 SMA) ke Ayah<br />

cuma bercanda, spontan aja. Aku enggak mau disebut<br />

artis, maunya dibilang sebagai penyanyi. Menurutku<br />

sebutan sebagai penyanyi itu lebih tepat, karena aku<br />

memang menyanyi. Kalau disebut artis malah aneh.<br />

Kenapa tidak suka disebut artis<br />

Artis, kalau yang aku lihat di televisi itu, ya, gitu-gitu<br />

aja. Kalau ditanya soal satu hal, semua artis jawabannya<br />

pasti sama. Kayak sudah memang disuruh<br />

jawabnya itu.<br />

Sejak kapan persisnya kamu suka menyanyi<br />

Aku dari kecil suka nyanyi, khususnya lagu kartun<br />

Jepang. Setiap hari, dulu jam setengah enam, selalu<br />

lihat film kartun Jepang. Dan aku suka liriknya. Tapi,<br />

ya, cuma na-na-na, gitu. Aku enggak tahu dan enggak<br />

hafal liriknya. Tapi aku sempat minder menyanyi,<br />

waktu SMP. Saat itu aku disuruh nyanyi di acara ulang<br />

tahun temanku. Selesai nyanyi, temanku bilang suara-<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


SELINGAN<br />

ANTARA<br />

ku enggak enak (fals). Lalu aku enggak berani nyanyi<br />

lagi, nyanyinya ya bersenandung aja, enggak berani<br />

keras-keras. Lalu ada lagu Bruno Mars itu (Grenade),<br />

aku suka banget. Suaranya unik.<br />

Karena lagu itu kamu jadi suka menyanyi lagi<br />

Kembali suka nyanyi waktu ikut paduan suara (padus)<br />

pas SMA. Masuk padus diuji dulu. Nah, saat dites<br />

inilah aku teringat kata temanku yang bilang suaraku<br />

enggak enak didengar. Aku berusaha, tiap mau falset<br />

(falsetto), mencari suaraku yang lain, lalu pelatih memuji<br />

suaraku. Jenis suaraku sopran dan khas, katanya.<br />

Saat itulah aku mulai percaya diri. Aku enggak<br />

pernah ikut les vokal atau lainnya.<br />

Apa yang ingin kamu raih dengan menyanyi<br />

Aku ingin go international dengan menyanyi. Amin.<br />

Aku juga ingin menunaikan haji bersama keluarga,<br />

membelikan ayah mobil untuk keluarga, pindah ke<br />

rumah yang lebih besar. Ayah masih cari.<br />

Tindak lanjut tawaran untuk rekaman di London<br />

dari Louis Walsh (juri X Factor) tempo hari…<br />

Amin, ya Allah. Tapi (enggak) tahu sih, itu Sony yang<br />

mengurus. (Manajemen Sony tak merespons permohonan<br />

wawancara tertulis maupun tatap muka yang<br />

diajukan Detik) <br />

MAJALAH MAJALAH DETIK DETIK 4 - 410 - 10 NOVEMBER NOVEMBER 2013 2013


SELINGAN<br />

SELINGAN<br />

BIODATA<br />

Nama: Fatin Shidqia Lubis (Fatin)<br />

Tanggal Lahir: 28 Juni 1996<br />

Ibu: Nurseha (guru bahasa Inggris)<br />

Ayah: Bahari Lubis (guru matematika di SMA 28)<br />

Adik: Fadhil Irsyad Lubis dan Fadly Naufal Lubis<br />

Sekolah: Kelas 2 (kelas 11) SMA 97 Jakarta<br />

Hobi: Musik, Menyanyi<br />

Olahraga: Karate sabuk hitam dan satu<br />

Penyanyi Favorit: Bruno Mars<br />

PRESTASI:<br />

Pemenang X Factor Indonesia pertama, Mei 2013<br />

Juli 2013, namanya menduduki peringkat pertama<br />

sebagai Best Female Singer Asia di situs The Top<br />

Tens<br />

Aku Memilih Setia menjadi TOP 1 Hits I-Ring untuk<br />

Indosat dan untuk provider lainnya menjadi Top 4<br />

NSP Telkomsel dan masuk New NSP di XL.<br />

ALBUM:<br />

Pada Juli 2013 merilis lagu Kekasih Mu. Lagu ini<br />

menjadi bagian dalam album The Best of Islamic<br />

Music. Dalam album ini ada sejumlah penyanyi beken,<br />

seperti Maher Zain, Sami Yusuf, Irfan Makki,<br />

Raihan, Haddad Alwi, dan Sandhy Sondoro.<br />

Iklan:<br />

Model sampo Pantene bersama mentornya di X<br />

Factor, Rossa<br />

Model iklan kartu IM3 Indosat<br />

Busana muslimah Rabbani<br />

FILM:<br />

99 Cahaya di Langit Eropa<br />

RACHMAN HERYANTO | DETIK FOTO<br />

MAJALAH MAJALAH DETIK DETIK 4 - 410 - 10 NOVEMBER NOVEMBER 2013<br />

2013


SELINGAN<br />

"AKU CAKEPAN<br />

BERJILBAB"<br />

PENGURUS MUI HINGGA PERSONEL SLANK MENYOKONG<br />

FATIN AGAR TAK MELEPAS JILBABNYA. RABBANI<br />

MENGGAETNYA SEBAGAI BRAND AMBASSADOR.<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


SELINGAN<br />

Dunia artis ini<br />

kan glamor.<br />

Mungkin kalau<br />

berkerudung<br />

dianggap aneh.<br />

SELAIN memiliki karakter suara yang khas,<br />

Fatin Shidqia Lubis dipuji dan digemari<br />

karena tampil cantik mengenakan jilbab<br />

selama mengikuti ajang pencarian bakat X<br />

Factor. Namun, menurut Nurseha, putrinya yang telah<br />

berjilbab sejak memasuki SMA 97 itu ternyata sempat<br />

galau dan meminta persetujuan untuk melepas jilbab.<br />

Kemungkinan besar ia terpengaruh oleh pendapat<br />

yang menyebutkan bahwa seniman atau penyanyi<br />

berjilbab sulit maju dalam kariernya.<br />

“Suatu malam dia pernah mengutarakan niatnya<br />

kepada kami. Ya, dunia artis ini kan glamor. Mungkin<br />

kalau berkerudung dianggap aneh,” katanya.<br />

Namun mantan guru bahasa Inggris SMA Widuri,<br />

Jakarta, itu beserta suaminya tegas menolak<br />

keinginan Fatin. Secara halus Nurseha dan suaminya<br />

mengungkapkan ihwal keutamaan berjilbab bagi<br />

seorang muslimat. Juga tentang bagaimana awal<br />

mula Nurseha mengenakan jilbab. “Dia menyimak<br />

serius pandangan kami dan mematuhinya,” katanya.<br />

Tak cuma kedua orang tuanya yang memberikan<br />

perhatian khusus terhadap penampilan Fatin yang<br />

berjilbab. Waktu itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia<br />

bidang Seni dan Budaya K.H. Cholil Ridwan sempat<br />

menulis surat dukungan agar Fatin tetap berbusana<br />

muslim dengan baik. “Bapak pesan, jangan sekalikali<br />

kamu jual akidahmu demi karier duniawimu,” tulis<br />

Cholil.<br />

Dukungan terbuka juga disampaikan dua pentolan<br />

grup Slank, Kaka dan Bimbim, saat tampil sebagai<br />

bintang tamu di acara X Factor Indonesia, 2 Maret lalu.<br />

“Be yourself Fatin. Pertahankan karakter, jangan buka<br />

jilbab,” pesan Bimbim.<br />

Belakangan, tak lama setelah muncul sebagai<br />

pemenang lomba itu, Fatin malah didapuk menjadi duta<br />

busana muslim. Manajer Promosi dan Event Rabbani,<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


SELINGAN<br />

Nurseha<br />

ARI SAPUTRA/DETIKFOTO<br />

Ridwan Nulkarim, mengungkapkan pihaknya cukup<br />

lama mengamati penampilan Fatin hingga akhirnya<br />

memutuskan untuk menjadikannya sebagai brand<br />

ambassador, Juli lalu. Sejak awal 2013, tim Rabbani<br />

mulai mengamati dan melakukan<br />

pendekatan intens ke orang tuanya<br />

sekitar Mei-Juni.<br />

“Ibu dan ayah Fatin sangat welcome<br />

dan sevisi dengan kami, bahwa, selain<br />

menutup aurat, busana yang baik itu<br />

tidak transparan dan tidak ketat atau<br />

tidak menampilkan lekuk tubuh,” kata<br />

Ridwan.<br />

Sebelum mengikat kontrak dengan<br />

Fatin dan Sony selaku manajamen<br />

yang menaunginya, ia melanjutkan,<br />

pihak Rabbani bekerja sama dengan<br />

bagian wardrobe RCTI memasok<br />

busana muslim yang akan dikenakan<br />

Fatin setiap kali tampil di stasiun<br />

televisi tersebut. Selama itu, Rabbani<br />

tak memperhitungkan bujet yang<br />

dikeluarkan.<br />

“Kan tujuan utamanya dakwah, dan<br />

kami menjaga betul jangan sampai Fatin<br />

goyah sehingga melepas jilbabnya,”<br />

kata Ridwan.<br />

Selama masa pendekatan hingga<br />

sekarang ini, orang tua Fatin tak cuma<br />

mempercayakan soal busana kepada tim Rabbani,<br />

tapi juga masalah tata rias wajah dan lainnya. “Mereka<br />

menjaga betul Fatin agar yang menangani makeup<br />

cuma perempuan,” ujarnya.<br />

Sejauh ini, Fatin sebagai user tak pernah mengeluhkan<br />

busana produk Rabbani yang dikenakan. Diskusi<br />

alot, kata Ridwan, justru kerap terjadi dengan pihak<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


SELINGAN<br />

DOK. RABBANI<br />

Buat aku, sih, yang penting kan enggak<br />

transparan, menutup aurat dan dada,<br />

dan enggak ngikutin lekuk tubuh.<br />

manajemen. Sebab, selama ini model jilbab yang asal<br />

menutup rambut tapi bagian tubuh lainnya tetap terlihat<br />

seksi masih mendominasi dan dianggap sebagai cara<br />

berbusana muslim yang benar.<br />

Fatin mengaku enjoy mengenakan model-model<br />

busana produk Rabbani, baik dari bahan maupun pilihan<br />

warnanya sesuai dengan karakternya. “Buat aku, sih,<br />

yang penting kan enggak transparan, menutup aurat<br />

dan dada, dan enggak ngikutin lekuk tubuh,” katanya.<br />

Ia pun kembali menegaskan tak akan melepas jilbabnya<br />

hanya demi alasan karier. “Teman-temanku bilang (aku)<br />

cakepan berjilbab,” katanya diiringi tawa. KUSTIAH | SUDRAJAT<br />

MAJALAH MAJALAH DETIK DETIK 4 - 410 - 10 NOVEMBER 2013 2013


tari<br />

Flamenco<br />

&<br />

Sebuah<br />

Jalan Baru<br />

TARI FLAMENCO YANG BERUSIA RATUSAN TAHUN DIBERI<br />

NAPAS BARU MENGIKUTI PERKEMBANGAN ZAMAN. ADA UNSUR<br />

KEBEBASAN DITIUPKAN. KEANGGUNANNYA TAK TERUSIK.<br />

FOTO-FOTO: AGUNG/DETIKFOTO<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


tari<br />

PANYOL mini dalam bentuk tercantiknya<br />

hadir melalui repertoar<br />

demi repertoar flamenco yang<br />

energetik. Duet Úrsula López dan<br />

Christian Lozano menghangatkan<br />

malam Jakarta yang sejak petang<br />

disiram hujan.<br />

Lewat tajuk Abriendo Caminos<br />

(Membuka Jalan Baru), Ursula Lopez<br />

Dance Company menampilkan enam<br />

repertoar flamenco kontemporer di<br />

Gedung Kesenian Jakarta pada 29<br />

Oktober lalu. Ditingkahi ketukan<br />

kastanyet, petikan gitar, lagu-lagu<br />

dan busana indah, maka ungkapan<br />

sedih, marah, serta cinta terekspresikan<br />

sempurna di entakan<br />

anggun dan gemulai tangan penari.<br />

Intro gitar yang dimainkan Tino<br />

van der Sman membuka Negro Alcaidesa<br />

(Malagueña) selama beberapa<br />

saat. Lalu masuk vokal bertenaga<br />

oleh Vicente Gelo dan tepukan cajón<br />

Raúl Domínguez. Úrsula López dan<br />

Christian Lozano kemudian muncul di<br />

panggung dalam kostum hitam. Musik<br />

menderap, langkah Úrsula dan Christian<br />

mengikuti dalam ketukan 7/8.<br />

Inilah flamenco, ungkapan sari pati passion<br />

seni yang lahir di sudut selatan Spanyol,<br />

Andalusia. Andalusia (sekarang<br />

berbentuk komunitas otonomi) dikenal<br />

akan kekayaan alamnya. Punya hamparan<br />

kebun anggur hingga kebun zaitun,<br />

pegunungan bersalju hingga bukit pasir,<br />

pantai yang hangat hingga kuda cantik,<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


tari<br />

Musik dan tari yang<br />

punya pengaruh<br />

India dan Arab ini<br />

dari masa ke masa<br />

mengalami evolusi<br />

sesuai dengan<br />

perkembangan<br />

zaman.<br />

seni berkelas hingga kekhasan interior warna tanah.<br />

Jangan dilupakan kecantikan perempuan Andalusia<br />

yang diceritakan dari mulut ke mulut oleh saudagar<br />

dan pelaut abad lampau.<br />

Flamenco, yang awalnya dimainkan saat berkumpul<br />

dengan keluarga atau teman, berkembang jadi sebuah<br />

tontonan, bahkan sejak 1954 dipelajari khusus<br />

di perguruan tinggi, diberi nama flamencology. Musik<br />

dan tari yang punya pengaruh India dan Arab ini dari<br />

masa ke masa mengalami evolusi sesuai dengan perkembangan<br />

zaman.<br />

Úrsula López adalah solois selama delapan tahun di<br />

Compañía Andaluza de Danza (1996) dan sudah tampil<br />

di banyak festival penting dunia. Dia juga jadi penari<br />

utama di sejumlah kelompok flamenco.<br />

Pada 2007, Úrsula membuat perusahaan flamenconya<br />

sendiri, Ursula Lopez Dance Company, dan duduk<br />

sebagai direktur serta koreografer. Dia mengkrea-<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


tari<br />

sikan flamenco kontemporer, memadukan berbagai<br />

gaya klasik flamenco (palos) dengan macam-macam<br />

unsur baru yang memberi rasa bebas.<br />

“Yang menggabungkan semua adalah musik,” ujar<br />

Úrsula seusai pentas. “Tidak ada sejarah di baliknya.<br />

Inspirasinya dari semua yang saya pelajari saat belajar<br />

menari.” Perempuan kelahiran Montilla, Cordoba,<br />

pada 1976 itu sudah menari sejak berumur<br />

8 tahun.<br />

Maka, selain Negro Alcaidesa (Malagueña),<br />

malam itu penonton tercerahkan oleh<br />

repertoar-repertoar indah Seguirilla,<br />

Farruca del Terrible, Fadangos “Pa” El<br />

Cesto, Silencio (Soleá), hingga La Capitana<br />

(Alegría). Tepuk tangan saja rasanya kurang<br />

sebagai bentuk apresiasi atas tampilan<br />

yang demikian indah dan berjiwa.<br />

Dan tak mengherankan, ketika Úrsula,<br />

Christian, Tino, Vicente, dan Raúl membungkuk<br />

bersamaan sebagai tanda usainya<br />

permainan, tepuk tangan penonton tak habishabis.<br />

Malam masih muda, di luar hujan belum<br />

reda benar.<br />

Kelimanya kemudian maju ke bibir panggung,<br />

nyaris tak berjarak dengan penonton. Lantas,<br />

tanpa mikrofon, Vicente menyanyi diiringi gitar<br />

Tino. Úrsula dan Christian menari dengan langkah-langkah<br />

kecil. Bahkan kali ini Raul, yang<br />

dari tadi hanya duduk menepuk cajón, mempertontonkan<br />

kemampuannya menari. Tak<br />

ayal, tepuk tangan penonton kali ini untuk<br />

Raul. Demikianlah Fin de Fiesta (penutup<br />

pesta), yang menguatkan keberadaan flamenco<br />

sebagai tari rakyat, berbaur akrab<br />

tak berbatas. <br />

SILVIA GALIKANO<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


seni hiburan<br />

FILM<br />

B i o p i k D a n g k a l<br />

S e o r a n g V i s i o n e r<br />

Steve Jobs adalah titan dunia teknologi kontemporer.<br />

Ashton Kutcher menghidupkan sosoknya dalam film ini<br />

meski skenarionya datar.<br />

Majalah detik 4 - 10 november 2013


seni hiburan<br />

FILM<br />

Judul: Jobs
Genre: Biography | Drama 
Sutradara:<br />

Joshua Michael Stern
Skenario: Matt Whiteley
<br />

ProduKSI: Open Road Films
PemAIn: Ashton Kutcher,<br />

Dermot Mulroney, Josh Gad
DurASI: 2 jam 7 menit<br />

Markas Apple Computer di Palo Alto California,<br />

tahun 2001. Ada produk revolusioner<br />

dari Apple yang siap diluncurkan, yakni<br />

pemutar musik bernama iPod.<br />

Steve Jobs (Ashton Kutcher) dalam balutan turtleneck<br />

hitam dan celana jins muncul di atas panggung<br />

putih. “It’s a music player,” ujar Jobs sambil mengangkat<br />

benda kecil di tangannya. Kor “wooww” dan<br />

“aaahh” sontak terlontar dari yang hadir, padahal Jobs<br />

belum sampai ke penjelasan bahwa iPod bisa diisi<br />

ribuan lagu.<br />

Film lalu mundur ke masa muda Steve Jobs pada<br />

1960-an, masa hippie, generasi bunga, gondrong, prokontra<br />

perang Vietnam, lagu-lagu Cat Stevens, dan<br />

Majalah detik 4 - 10 november 2013


seni hiburan<br />

FILM<br />

LSD (lysergic acid diethylamide/halusinogen). Dia pun<br />

tenggelam bersama semua itu.<br />

Jobs drop-out setelah enam bulan kuliah di Reed<br />

College karena orang tuanya tak mampu membiayai.<br />

Selama 18 bulan berikutnya, dia mengikuti kelas-kelas<br />

kreatif di Reed. Kadang nyeker, kadang pakai selop.<br />

Kerap, di waktu senggang, Jobs dan kawan- kawan<br />

mabuk LSD, yang membuat mereka bisa melihat<br />

"surga" de ngan dua busur pelangi.<br />

Pekerjaan pertamanya di Atari diisi hari-hari cekcok<br />

dengan bos dan koleganya yang lamban. Mulailah dia<br />

terkenal sebagai antisosial, si sok tahu yang jarang<br />

mandi. Namun Jobs berhasil meminta satu proyek<br />

yang dia kerjakan sendiri, tanpa campur tangan bos<br />

dan tanpa kolega yang lamban. Berkat banyak bantuan<br />

teman masa kecilnya yang bekerja di Hewlett-<br />

Packard, Steve “Woz” Wozniak (Josh Gad), Jobs berhasil<br />

membuat game pertama yang berwarna, selesai<br />

Majalah detik 4 - 10 november 2013


seni hiburan<br />

FILM<br />

Apple meroket cepat, dari produk<br />

sederhana jadi pemain penting dalam<br />

industri komputer, terutama komputer<br />

pribadi. Sebuah kerajAAn bisnis lahir.<br />

jauh sebelum deadline yang ditetapkan bosnya.<br />

Jobs kemudian memutuskan keluar dari Atari untuk<br />

membuat usaha sendiri merakit komputer bersama<br />

Woz. Garasi rumah orang tuanya jadi kantor mereka.<br />

Begitu komputer rakitan pertama mendapat pemesan<br />

dari seorang dealer lokal, keduanya mencari<br />

nama untuk usaha baru ini. “Apple” yang dicetuskan<br />

Jobs akhirnya terpilih, mengalahkan<br />

“Enterprise Computers” yang dicetuskan<br />

Woz, dengan alasan apple (apel) identik<br />

dengan segar dan cerdas. Mereka<br />

merekrut para remaja tetangga untuk<br />

menyelesaikan pesanan pertama<br />

komputer yang berjumlah 60 buah.<br />

Geng garasi itu kemudian mendapat<br />

investor seorang pensiunan<br />

Intel, Mike Markkula (Dermot<br />

Mulroney), yang yakin dengan visi<br />

Jobs. Dari sini, wuzzz, Apple meroket<br />

cepat, dari produk sederhana<br />

jadi pemain penting dalam industri<br />

komputer, terutama komputer pribadi<br />

(personal computer). Sebuah<br />

kerajaan bisnis lahir.<br />

Jobs menempatkan Ashton<br />

Kutcher di sorotan utama. Penampilannya<br />

sangat mirip dengan sang<br />

ikon, dari saat remaja gondrong<br />

Majalah detik 4 - 10 november 2013


seni hiburan<br />

FILM<br />

jarang mandi hingga Jobs tua dengan rambut yang<br />

mulai mundur dan berewok rapi. Kutcher juga menirukan<br />

gestur Jobs dengan baik, semisal berjalan agak<br />

membungkuk dengan lutut yang tidak pernah benarbenar<br />

lurus. Kamera cukup sering meng-close-up<br />

caranya berjalan.<br />

Kutcher membuktikan punya banyak kebisaan selain<br />

hanya jadi sosok Kelso yang keren dan ramah di serial<br />

TV That ‘70s Show yang melambungkan namanya. Di<br />

Jobs, Kutcher menjadi seorang pendiam yang serius<br />

memikirkan terobosan untuk proyek berikutnya, atau<br />

seorang yang keras dan kasar saat memarahi siapa<br />

pun yang tidak yakin dengan visinya.<br />

Tapi hanya sebatas itu. Kutcher belum berhasil meraih<br />

jiwa Jobs, yang merupakan titan teknologi yang<br />

paham seni. Jobs di tangan Kutcher bukanlah orang<br />

yang dibentuk oleh penderitaan, ketakutan, keinginan,<br />

dan motivasi. Dia seakan presentasi sutradara Joshua<br />

Michael Stern tentang seseorang, tak lupa di sana-sini<br />

diisi slogan inspirasional dan tagline iklan.<br />

Lagi pula skenario Matt Whiteley tidak memberinya<br />

banyak ruang untuk bergerak. Sisi pribadi Jobs diabaikan,<br />

padahal dia sosok yang kompleks. Jobs yang<br />

kecewa sudah “dibuang” orang tua kandungnya, di<br />

saat dewasa menyangkal keras anak yang dikandung<br />

Majalah detik 4 - 10 november 2013


seni hiburan<br />

FILM<br />

pacarnya (diperankan Ahna O’Reilly). Bahkan, sewaktu<br />

si anak sudah lahir dan tes menunjukkan Jobs-lah<br />

ayah biologisnya, dia menolak menandatangani hak<br />

asuh maupun hak berkunjung.<br />

Di akhir film, si anak yang sudah remaja, Lisa, diceritakan<br />

tinggal bersama Jobs dan istrinya. Namun<br />

bagaimana prosesnya, tidak akan ditemukan di layar.<br />

Siapa istrinya pun tidak diceritakan.<br />

Jobs pada akhirnya jadi sebuah ironi. Biopik tentang<br />

co-founder Apple Computers, mendiang Steve Jobs<br />

(1955-2011), yang jenius jadi demikian hambar. Stern<br />

membuang banyak waktu menceritakan peristiwa<br />

demi peristiwa kunci dalam kehidupan Jobs tapi tanpa<br />

kedalaman.<br />

Film ini gagal “menyadarkan” kita bahwa orang ini<br />

sudah mengubah cara banyak orang menjalani keseharian.<br />

Sudah berapa dari kita yang mengetik menggunakan<br />

MacBook atau menelepon dengan iPhone atau<br />

menyelesaikan banyak urusan dengan iPad Jobs jadi<br />

berjarak dengan sang titan, apalagi dengan pengguna<br />

produknya. ■ SILVIA galikano<br />

Majalah detik 4 - 10 november 2013


SENI HIBURAN<br />

FILM PEKAN INI<br />

DI film keduanya ini,<br />

Thor (Chris Hemsworth)<br />

kembali bersatu<br />

dengan Jane<br />

Foster (Natalie Portman)<br />

untuk menghadapi ancaman<br />

baru.<br />

Setelah peristiwa The<br />

Avengers, bumi kini aman.<br />

Tapi ancaman beralih ke<br />

Asgard. Thor terpaksa turun<br />

ke medan perang untuk<br />

menyelamatkan alam<br />

semesta agar tidak jatuh ke<br />

dalam kegelapan di tangan<br />

Malekith dan Dark Elves.<br />

THOR<br />

GENRE:<br />

PEMAIN: CHRIS<br />

ACTION FANTASY<br />

HEMSWORTH, NA-<br />

DISTRIBUTOR:<br />

TALIE PORTMAN,<br />

WALT DISNEY<br />

TOM HIDDLESTON,<br />

PICTURES<br />

KAT DENNINGS,<br />

PRODUSER:<br />

IDRIS ELBA, AN-<br />

KEVIN PAIGE<br />

THONY HOPKINS,<br />

SUTRADARA:<br />

ZACHARY<br />

ALAN TAYLOR<br />

SKENARIO:<br />

CHRISTOPHER<br />

YOST, CHRISTO-<br />

PHER MARKUS,<br />

STEPHEN MC-<br />

FEELY<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


SENI HIBURAN<br />

FILM PEKAN INI<br />

WE’RE THE MILLERS<br />

S<br />

ETELAH dirampok oleh sekelompok remaja, David Burke (Jason<br />

Sudeikis) yang berprofesi sebagai pengedar ganja kecil-kecilan, kini<br />

dalam masalah besar. David memiliki utang kepada Brad (Ed Helms),<br />

yang menjadi pemasok barang ilegalnya itu.<br />

Untuk menghapus semua utangnya, David dipaksa menyelundupkan narkoba<br />

milik Brad, yang harus diambilnya di Meksiko. Agar perjalanannya aman, David<br />

mengajak Rose (Jennifer Aniston) sang penari telanjang sebagai “istrinya,” serta<br />

dua remaja, Kenny (Will Poulter) dan Casey (Emma Roberts) sebagai “anakanaknya.”<br />

JENIS FILM: KOMEDI<br />

PRODUSER: CHRIS BENDER, HAPPY WAL-<br />

TERS, VINCENT NEWMAN, EDWARD PELLE<br />

PRODUKSI: WARNER BROS PICTURES<br />

SUTRADARA: RAWSON MARSHALL THURBER<br />

DURASI: 110 MENIT<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


SENI HIBURAN<br />

FILM PEKAN INI<br />

SPECIAL ID<br />

SEORANG perwira polisi, Dragon<br />

(Donnie Yen), menyamar<br />

dan masuk ke geng mafia<br />

yang paling ditakuti di Hong<br />

Kong. Ternyata pemimpin geng mafia mencurigai<br />

ada banyak polisi yang menyamar<br />

di orga nisasinya. Satu demi satu, bos mafia<br />

mulai menyingkirkan polisi yang menyamar.<br />

Demi keselamatan, Dragon meminta agar<br />

ditarik dari misi penyamarannya. Alih-alih<br />

ditarik, Dragon malah mendapat misi baru<br />

dari kaptennya.<br />

JENIS FILM: ACTION<br />

PRODUSER:<br />

DONNIE YEN, ER YONG<br />

PRODUKSI:<br />

EASTERNLIGHT FILMS<br />

SUTRADARA: CLARENCE<br />

FOK YIU-LEUNG<br />

DURASI: 99 MENIT<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


SENI HIBURAN<br />

AGENDA<br />

OKTOBER<br />

NOV<br />

<br />

MONOLOG INGGIT<br />

Oleh Happy Salma<br />

2 & 3 November 2013<br />

Galeri Indonesia Kaya, Grand<br />

Indonesia West Mall lt. 8, Jakarta<br />

IBU<br />

Oleh Teater Koma<br />

Graha Bhakti Budaya TIM<br />

1-17 November 2013<br />

HTM: Rp 75-300 ribu<br />

NOV<br />

<br />

NOV<br />

<br />

SILVER GUITAR<br />

CONCERT VIII<br />

Feat: Duo Guitar and Violin<br />

(Maestro Benny M. Tanto<br />

dan Kezia Amelia A.)<br />

Didukung BMT<br />

Conservatory of Guitar<br />

Ansamble<br />

9 November 2013<br />

Gedung Kesenian Jakarta<br />

MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013


Alamat Redaksi : Aldevco Octagon Building Lt. 4<br />

Jl. Warung Jati Barat Raya No. 75, Jakarta 12740 , Telp: 021-7941177 Fax: 021-7944472<br />

Email: redaksi@majalahdetik.com<br />

Majalah detik dipublikasikan oleh PT Agranet Multicitra Siberkom, Grup Trans Corp.<br />

@majalah_detik<br />

majalah detik

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!