You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
FATIN<br />
SANG<br />
FENO<br />
MENA<br />
ADA APA<br />
DENGAN<br />
ADIGUNA<br />
airin<br />
suami&<br />
tim samurai<br />
EDISI <strong>101</strong> | 4 - 10 november 2013
DAFTAR ISI<br />
Edisi <strong>101</strong> 4 - 10 november 2013<br />
Fokus<br />
Dan Airin Pun Takut<br />
Setelah sang suami, Tubagus Chaeri<br />
Wardana, ditahan KPK, Wali kota<br />
Tangerang Selatan Airin Rachmi<br />
Diany ketakutan.<br />
Nasional<br />
Hukum<br />
n jeratan berikutnya buat akil<br />
n genderang anas untuk demokrat<br />
interview<br />
n fuad rahmany<br />
n Siapa Seruduk Rumah Adiguna<br />
kriminal<br />
n tarian telanjang di pesta privat<br />
internasional<br />
ekonomi<br />
n Dinding Kawan Punya Telinga<br />
n mimpi emas ‘raja midas’<br />
selingan<br />
n FATIN SANG<br />
FENOMENAL<br />
n Dijegal Dumping saat Pasar Makin Gurih<br />
n agar gampang merekrut tukang pajak<br />
n ribet karena ‘hinder ordonantie’<br />
sains<br />
lensa<br />
n 100 tahun menuju star trek<br />
kolom<br />
n Kisruh DPT dan Ancaman Konflik Pemilu 2014<br />
wkwkwk<br />
n bunda putri melamar kerjaan<br />
people<br />
n katy perry, paul scholes, maylaffayza<br />
n Pijat Ular Piton<br />
gaya hidup<br />
Seni hiburan<br />
n Flamenco & Sebuah<br />
Jalan Baru<br />
n biopik dangkal seorang visioner<br />
n film pekan ini<br />
n agenda<br />
n Pipi Chubby Lebih Unyu!<br />
n kota dongeng lady carcass<br />
n dim sum si imut penggoyang lidah<br />
Cover:<br />
Ilustrasi: Kiagus Auliansyah<br />
@majalah_detik<br />
majalah detik<br />
Pemimpin Redaksi: Arifin Asydhad Wakil Pemimpin Redaksi: Iin Yumiyanti Redaksi: Dimas Adityo, Irwan<br />
Nugroho, Mulat Esti Utami, Nur Khoiri, Sapto Pradityo, Sudrajat, Oktamandjaya Wiguna, Arif<br />
Arianto, Aryo Bhawono, Deden Gunawan, Hans Henricus, Silvia Galikano, Nurul Ken Yunita,<br />
Kustiah, M Rizal, Budi Alimuddin, Pasti Liberti Mappapa, Monique Shintami, Isfari Hikmat, Evi<br />
Tresnawati S, Bahtiar Rifai Bahasa: Habib Rifa’i, Rahmayoga Wedar Tim Foto: Dikhy Sasra, Ari Saputra,<br />
Haris Suyono, Agus Purnomo Product Management: Rohalina Gunara, Sena Achari, Eko Tri Hatmono<br />
Creative Designer: Mahmud Yunus, Kiagus Aulianshah, Galih Gerryaldy, Desy Purwaningrum, Suteja,<br />
Mindra Purnomo, Zaki Al Farabi, Edi Wahyono<br />
Kontak Iklan: Arnie Yuliartiningsih, Email: sales@detik.com Telp: 021-79177000, Fax: 021-79187769<br />
Direktur Utama: Budiono Darsono Direktur: Nur Wahyuni Sulistiowati, Heru Tjatur, Warnedy Kritik dan Saran:<br />
appsupport@detik.com Alamat Redaksi: Gedung Aldevco Octagon Lantai 2, Jl. Warung Jati Barat Raya<br />
No.75 Jakarta Selatan, 12740 Telp: 021-7941177 Fax: 021-7944472 Email: redaksi@majalahdetik.com<br />
Majalah detik dipublikasikan oleh PT Agranet Multicitra Siberkom, Grup Trans Corp.
lensa<br />
Pijat Ular Piton<br />
Tap untuk melihat foto UKURAN BESAR<br />
Ular-ular di halaman ini bukan ular mainan dari plastik. Mereka hidup dan siap menggerayangi siapa<br />
saja yang hendak mencoba dipijat oleh ular jenis piton tersebut. Berani<br />
Majalah detik 4 - 10 november 2013
Metode memijat menggunakan gerakan ular belum lazim. Biasanya pemijatan menggunakan benda<br />
keras, seperti batu, kayu, ataupun sumpit. Getty Images/Ulet Ifansasti
Ular piton siap menggerayangi punggung. Tapi jangan khawatir, racun ular piton tersebut telah dibuang<br />
terlebih dulu. Getty Images/Ulet Ifansasti
Meski bagi sebagian orang metode pemijatan ini menakutkan dan tidak murah, tapi para pelanggan rela<br />
antre. Getty Images/Ulet Ifansasti
Halaman depan tempat spa dan pijat didesain dalam gaya Bali, sesuai namanya. Jika Anda termasuk orang yang<br />
takut pada ular, sebaiknya tidak bersantai di tempat ini. Getty Images/ Ulet Ifansasti
Tiga ular piton disiapkan untuk memijat di Bali Heritage Reflexology and Spa, Senin pekan lalu. Menurut<br />
pengelola, gerakan ular yang melilit tubuh pelanggan serta adrenalin yang dihasilkan oleh rasa takut<br />
bisa meningkatkan metabolisme tubuh dan baik untuk kesehatan. Getty Images/Ulet Ifansasti
Daftar harga dan berbagai layanan yang disuguhkan untuk pelanggan. Sekali pijat, harganya sekitar<br />
US$ 30 (sekitar Rp 331.000). Getty Images/Ulet Ifansasti
nasional<br />
Jeratan Berikut<br />
Buat Akil<br />
Korban Putusan MK Berdaulat melaporkan para hakim MK ke<br />
kepolisian dan KPK. Bakal mentok kalau tujuannya meminta<br />
putusan MK dianulir.<br />
Ari Saputra / detikfoto<br />
Majalah detik 4 - 10 November 2013
nasional<br />
Natalis Degei<br />
Ari Saputra / detikfoto<br />
Natalis Degei tak bisa menyembunyikan<br />
kegeramannya. Setelah Ketua Mahkamah<br />
Konstitusi (nonaktif) Akil Mochtar tertangkap<br />
tangan oleh Komisi Pemberantasan<br />
Korupsi karena kasus dugaan suap, seakan mengkonfirmasi<br />
dugaannya selama ini. Bahwa penanganan<br />
sengketa pemilihan kepala daerah Kabupaten<br />
Dogiyai, Papua, di MK, pun diwarnai kecurangan.<br />
“Ada banyak kejanggalan, tapi tidak menjadi<br />
pertimbangan di persidangan,” ujar Natalis kepada<br />
majalah detik, di Jakarta, Rabu pekan lalu.<br />
Sejak sengketa Pilkada Dogiyai bergulir di<br />
Mahkamah, mantan Kepala Badan Pengelolaan<br />
Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Nabire itu,<br />
sudah curiga. Putusan Majelis Hakim MK dijatuhkan<br />
lebih dari 2 bulan. “Saya menduga, lamanya putusan<br />
ini karena menunggu uang (suap).”<br />
Padahal, menurut Peraturan MK Nomor 15 Tahun<br />
2008 tentang Pedoman Beracara Dalam Perselisihan<br />
Hasil Pilkada, putusan diucapkan paling lama 14<br />
hari kerja setelah permohonan dicatat dalam Buku<br />
Registrasi Perkara Konstitusi.<br />
Natalis memperoleh suara terbanyak dalam<br />
Pilkada Dogiyai pada 9 Januari tahun lalu. Dari hasil<br />
rekapitulasi suara di 9 distrik,<br />
pasangan nomor 3,<br />
Natalis dan Esai Magai,<br />
mendulang 26.442<br />
suara. Sementara<br />
itu, pasangan nomor<br />
2, Anthon Iyowau-<br />
Apapa Klara Gobay,<br />
mendapat 21.944<br />
suara,<br />
Majalah detik 4 - 10 November 2013
nasional<br />
Suasana sidang di<br />
Mahkamah Konstitusi.<br />
detikfoto<br />
serta pasangan ke-1, Thomas Tigi-Herman Auwe<br />
memperoleh 20.795 suara.<br />
Di luar 9 distrik itu, di Piaiye sebelumnya ada<br />
kesepakatan masyarakat adat, dari 7.389 suara di<br />
distrik ini, 3.000 suara akan dibagi rata kepada tiga<br />
pasang kandidat. Sisanya, 4.389 suara, diberikan<br />
kepada pemenang di 9 distrik lain. Semestinya,<br />
suara itu menjadi hak Natalis-Esai. Namun, muncul<br />
masalah, karena Panitia Pemilihan Distrik (PPD)<br />
menyerahkan seluruh suara dari Piaiye kepada<br />
pasangan Thomas-Herman.<br />
Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Dogiyai,<br />
Panitia Pengawas Pemilu, kepolisian, dan tiga<br />
pasang kandidat sudah berembuk, tapi tetap buntu.<br />
Pasangan Thomas-Herman, dan Anthon-Apapa,<br />
akhirnya menggugat ke MK. Melalui Putusan Sela,<br />
MK memerintahkan pemungutan suara ulang di<br />
Piaiye.<br />
Namun, di Piaiye, hasil rekapitulasi suara yang<br />
dilakukan PPD, berbeda dengan Panitia Pemungutan<br />
Suara dari 8 kampung di distrik tersebut. Singkat<br />
cerita, meski ada kejanggalan, Panel Hakim MK<br />
yang diketuai Akil Mochtar, pada 6 Agustus 2012,<br />
Majalah detik 4 - 10 November 2013
nasional<br />
Seorang warga sedang<br />
memasukkan kertas suara<br />
dalam pemilihan pasangan<br />
bupati dan wakil bupati, di<br />
sebuah daerah.<br />
IrSAN Mulyadi / ANTARA FOTO<br />
tetap memutus Thomas-Herman sebagai pemenang<br />
Pilkada Dogiyai.<br />
Tidak hanya penanganan sengketa Pilkada<br />
Dogiyai yang diduga diwarnai kecurangan. Demikian<br />
juga di beberapa daerah lain, seperti Kota Kediri,<br />
Palembang, Kabupaten Empat Lawang, Kotawaringin<br />
Barat, Paniai di Papua, Banyuasin, dan Maluku<br />
Tenggara. Para calon wali kota, calon bupati, dan<br />
para pengacara yang merasa dirugikan oleh putusan<br />
MK itu, membentuk Forum Korban Putusan MK<br />
Berdaulat.<br />
Forum ini lalu melaporkan Akil dan hakim MK<br />
lainnya ke Markas Besar Kepolisian RI dan KPK,<br />
dengan dugaan tindak pidana dalam penanganan<br />
sengketa pilkada. “Akil dan kawan-kawan diduga<br />
menyalahgunakan wewenang,” ujar Ahmad Suryono,<br />
pengacara sengketa Pilkada Kota Kediri, secara<br />
terpisah.<br />
Menurut Ahmad, ada saksi yang menyebutkan<br />
dugaan pemberian suap sebesar Rp 20 miliar kepada<br />
Hakim MK dalam penanganan sengketa Pilkada<br />
Kediri, yang digelar pada 29 Agustus lalu. Namun,<br />
Ahmad menolak menyebut nama pemberinya,<br />
Majalah detik 4 - 10 November 2013
nasional<br />
Elang Oasis Rubra.<br />
Ari Saputra / detikfoto<br />
karena khawatir mengganggu proses pemeriksaan<br />
dan penyelidikan KPK dan polisi.<br />
Sarimuda, Wali Kota terpilih Palembang berdasarkan<br />
keputusan KPUD, yang dikalahkan oleh putusan MK,<br />
mengaku lega. Meski batal memimpin Palembang,<br />
dia bersyukur kongkalikong dalam penanganan<br />
sengketa pilkada di MK, kini mulai terbongkar.<br />
“Sejak awal memang ada yang tidak beres dengan<br />
putusan MK dalam sidang penyelesaian PHPU<br />
(Perselisihan Hasil Pemilihan Umum),” ujar pria yang<br />
berpasangan dengan Nelly Rasdiana dalam Pilkada<br />
Kota Palembang ini, saat dihubungi majalah detik.<br />
KPUD Kota Palembang telah menetapkan dirinya<br />
bersama Nelly sebagai pasangan wali kota dan wakil<br />
wali kota terpilih 2013-2018. Ia unggul tipis 8 suara<br />
dari pasangan Romy Herton-Harno Joyo. Namun, MK<br />
membalik posisi Romy-Harno menjadi pemenang,<br />
dan unggul 23 suara dari Sarimuda. “Suara dihitung<br />
oleh Majelis Hakim MK sendiri, yang diketuai Akil,”<br />
tuturnya.<br />
Ia menduga ada aroma suap dalam penanganan<br />
perkaranya di Mahkamah. “Saya tidak enak<br />
menyebut nominal, dan siapa penerimanya,<br />
karena bisa mengganggu kerja KPK,” ucap<br />
Sarimuda. Sebelumnya, kepada media,<br />
Sarimuda mengungkapkan pernah dihubungi<br />
Majalah detik 4 - 10 November 2013
nasional<br />
Otto Hasibuan.<br />
detikfoto<br />
orang yang mengaku bisa memenangi<br />
sengketa di MK. “Orang itu minta<br />
saya menyiapkan Rp 10-15 miliar,”<br />
katanya.<br />
Laporan ke polisi dan KPK ini<br />
menurut anggota forum, Elang Oasis<br />
Rubra, berujung pada tuntutan agar<br />
putusan MK yang diduga menyimpang<br />
itu dikaji ulang. Tapi, kalau ini<br />
tujuannya, sepertinya bakal mentok.<br />
Mantan Ketua MK Jimly Ashiddiqie,<br />
mengatakan, seperti yang digariskan<br />
undang-undang, setiap putusan<br />
MK adalah final dan mengikat,<br />
dan tidak dapat ditinjau ulang.<br />
“Secara legal enggak bisa lagi ditinjau<br />
ulang,” ujar Jimly. “(Kasus) Ini jadi<br />
bahan evaluasi saja, agar ke depan<br />
jangan begitu (terjadi lagi).”<br />
Pakar hukum tata negara dari<br />
Universitas Gadjah Mada, Fadjroel<br />
Falakh, juga menilai, putusan MK<br />
tidak bisa dianulir, meskipun, di<br />
kemudian hari terdapat penyimpangan di balik<br />
putusan tersebut. “Kecuali perkara itu diperbarui,<br />
dan sepanjang faktanya ada yang baru, dan ada waktu<br />
untuk beperkara,” tutur Fadjroel secara terpisah.<br />
Adapun pengacara Akil Mochtar, Otto Hasibuan,<br />
tidak mempersoalkan laporan yang bermunculan<br />
setelah tertangkapnya Akil. “Menyangkut putusan<br />
hukum, itu kewenangan majelis hakim (MK). Bukan<br />
satu hakim (Akil) saja,” katanya kepada majalah<br />
detik. Otto berpendapat, hakim tidak bisa dihukum<br />
berdasarkan putusannya.<br />
Apakah kasus penanganan sengketa pilkada di<br />
sejumlah daerah itu bakal menjadi jeratan baru untuk<br />
Majalah detik 4 - 10 November 2013
nasional<br />
Pekerja memindahkan<br />
kotak suara untuk Pilkada<br />
Wali Kota dan Wakil Wali<br />
Kota Padang, di gudang<br />
KPU Padang, Sumatera<br />
Barat, Sabtu (26/10).<br />
Iggoy el Fitra / ANTARA FOTO<br />
Akil Mochtar dan Hakim MK lainnya Wakil Ketua KPK<br />
Bambang Widjojanto tidak mengiyakan maupun tidak<br />
membantah. Namun, Bambang mengakui pihaknya<br />
masih terus mengembangkan pemeriksaan perkara<br />
terkait penanganan sengketa pilkada.<br />
“Pak Akil penerima, ada pemberi. Nah, ada tokoh<br />
semacam Fathanah (Ahmad Fathanah, terdakwa<br />
kasus suap pengaturan kuota impor sapi). Kita<br />
tempatkan dia sebagai penerima juga. Kalau untuk<br />
konteksnya, biar mereka (penyidik) kerja dulu,”<br />
ujarnya.<br />
Sementara itu, juru bicara KPK Johan Budi<br />
mengakui, komisi antikorupsi itu sudah melakukan<br />
penggeledahan di kantor Wali Kota Palembang, dan<br />
rumah Bupati Empat Lawang terkait penanganan<br />
sengketa pilkada di tempat itu. “Penggeledahan itu<br />
pengembangan dari tersangka,” ucap Johan. n<br />
DIMas ADITYO, Kustiah<br />
Majalah detik 4 - 10 November 2013
nasional<br />
Genderang Anas<br />
untuk Demokrat<br />
Isu penjemputan seorang pendiri Partai Demokrat oleh BIN<br />
membuka babak baru perseteruan Anas Urbaningrum<br />
dengan Yudhoyono dan Demokrat. Yudhoyono melawan.<br />
Majalah detik 4 - 10 November 2013
nasional<br />
Anas (kiri), saat masih<br />
menjabat Ketua Umum<br />
Demokrat, berbincang<br />
dengan Yudhoyono.<br />
AGUNG PAMBUDHY/DETIKFOTO<br />
Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat<br />
Amir Syamsuddin menunjukkan telapak tangannya,<br />
sembari masuk lift gedung Komisi<br />
Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Selasa<br />
pekan lalu. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia<br />
itu hadir ke KPK untuk menjadi pembicara diskusi<br />
soal Rancangan Undang-Undang KUHP dan KUHAP.<br />
Namun, Amir enggan berbicara saat majalah detik<br />
menanyakan ihwal pesan pendek telepon seluler (SMS)<br />
ketua umum partainya, Susilo Bambang Yudhoyono.<br />
Hampir sepekan sebelumnya, SMS Yudhoyono<br />
bocor ke publik. Pesan internal yang<br />
berisi 10 poin arahan Yudhoyono itu<br />
menyiratkan kegusarannya terhadap<br />
manuver bekas Ketua Umum<br />
Demokrat Anas Urbaningrum dan<br />
para loyalisnya.<br />
“Jahat sekali. Luar biasa. Sebenarnya<br />
saya tidak ingin melihat<br />
ke belakang. Tetapi pihak Anas<br />
terus- menerus menyerang dan<br />
menghantam saya dan Partai<br />
Demokrat,” begitu isi pesan<br />
tersebut. “Setelah hampir 3 tahun<br />
saya mengalah dan diam, saatnya untuk saya hadapi<br />
tindakan yang telah melampaui batas itu.”<br />
Dewan Kehormatan juga diminta mengambil sikap<br />
jika terbukti ada kader yang menyebarkan berita<br />
bohong dan mencemarkan nama baik Badan Intelijen<br />
Negara serta presiden. Dalam pesan itu Yudhoyono<br />
menyebut nama I Gede Pasek Suardika, anggota<br />
Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi Demokrat,<br />
yang juga menjabat Sekretaris Jenderal Perhimpunan<br />
Pergerakan Indonesia (PPI), ormas yang didirikan<br />
Anas.<br />
Pesan internal itu muncul setelah heboh di media<br />
Majalah detik 4 - 10 November 2013
nasional<br />
soal isu penjemputan pendiri sekaligus mantan Ketua<br />
Umum Demokrat, Subur Budhisantoso, oleh intelijen.<br />
Sebelumnya, Amir mengakui menerima SMS tersebut.<br />
“Isi SMS adalah arahan yang terukur dan jelas,”<br />
katanya.<br />
✩✩✩<br />
Aktivis PPI, M. Rahmad<br />
GRANDYOS ZEFNA/DETIKFOTO<br />
Pesan singkat dari Subur Budhisantoso masih<br />
tersimpan di telepon seluler aktivis PPI, M. Rahmad.<br />
Isinya jelas, Subur bersedia menjadi pembicara dalam<br />
diskusi bertajuk “Dinasti Versus Meritokrasi Politik”<br />
yang digelar di kantor PPI, kawasan Duren Sawit,<br />
Jakarta Timur, pada 18 Oktober lalu.<br />
Pesan di BlackBerry itu dalam bentuk foto, karena<br />
yang berkomunikasi langsung dengan Subur adalah<br />
Anas, pendiri sekaligus Ketua Presidium PPI.<br />
Komunikasi Anas dengan Subur dilakukan sejak<br />
tiga hari sebelum acara diskusi. Subur menyatakan<br />
bersedia datang sebagai pembicara karena tidak<br />
memiliki agenda apa pun hari itu.<br />
Pada hari diskusi, Sri Mulyono, aktivis PPI, bertugas<br />
menjemput Subur. Sri pun menelepon Subur pada<br />
pukul 09.00 WIB, yang diangkat oleh ajudan. Sang<br />
ajudan memberitahu Sri agar menjemput Subur ke<br />
kantor BIN di Kalibata, Jakarta Selatan. Pukul 10.00<br />
WIB, Subur dijadwalkan bertemu dengan Kepala BIN.<br />
Namun, sesampai Sri di Kalibata, staf BIN<br />
Majalah detik 4 - 10 November 2013
nasional<br />
Subur Budhisantoso saat<br />
memberikan klarifikasi soal<br />
penjemputannya oleh staf<br />
BIN.<br />
ANTARA<br />
memberitahukan bahwa pertemuan Subur dengan<br />
Kepala BIN Marciano Norman ditunda hingga pukul<br />
11.00 WIB karena Marciano akan menghadap Presiden<br />
Yudhoyono. Informasi itu dianggap ganjil oleh Rahmad<br />
karena, pada hari itu, Presiden sedang berada di<br />
Yogyakarta.<br />
Rahmad, yang menjadi moderator diskusi, lalu<br />
menyampaikan kepada audiensi bahwa Subur<br />
tidak bisa datang karena dijemput staf BIN. Namun<br />
pernyataannya, yang diunggah di YouTube pada hari<br />
yang sama, berbuntut panjang. Pasalnya, sejumlah<br />
media kemudian memberitakan Subur diculik BIN,<br />
sehingga tidak bisa menghadiri acara PPI.<br />
Berita penjemputan Subur dibantah Marciano<br />
Norman. Ia merasa institusinya tercoreng gara-gara<br />
tudingan tersebut. Bekas Panglima Kodam Jaya<br />
ini bilang, tidak ada kepentingan BIN dengan Subur.<br />
“Mereka harus meminta maaf,” tutur Marciano di<br />
kantornya, 19 Oktober lalu.<br />
Dua hari sesudahnya, Subur juga membantah pernah<br />
berkomunikasi dengan pihak PPI perihal undangan<br />
menjadi pembicara diskusi. Ia juga membantah soal<br />
penjemputan oleh BIN. “Sama sekali enggak ada<br />
penjemputan (oleh BIN),” ucapnya. “Karena enggak<br />
ada masalah.”<br />
Subur mengaku datang ke BIN untuk bersilaturahmi<br />
dengan Marciano. Ia datang bersama beberapa<br />
Majalah detik 4 - 10 November 2013
nasional<br />
ANTARA<br />
temannya. Saat dihubungi Rabu pekan lalu, Subur,<br />
yang sedang berada di Prancis, mengatakan tidak akan<br />
menuntut siapa pun. “Itu sudah selesai, tidak perlu<br />
diributkan,” kata profesor ilmu antropologi politik dari<br />
Universitas Indonesia itu.<br />
Belakangan, Rahmad dan Sri Mulyono juga<br />
menggelar konferensi pers. Sri pun meminta maaf<br />
kepada BIN dan Subur, karena informasi penjemputan<br />
oleh intelijen itu berasal dari dirinya.<br />
Persoalan selesai Tidak. Berita soal penjemputan<br />
Subur kadung melebar, dan membuka babak baru<br />
perseteruan Anas dengan Yudhoyono dan Demokrat.<br />
Sebab, sepekan setelah peristiwa itu, Yudhoyono melalui<br />
SMS menyinggung soal serangan terhadap partainya.<br />
Pesan yang ditujukan kepada sejumlah petinggi De mokrat<br />
ini menyiratkan Yudhoyono akan melawan.<br />
✩✩✩<br />
Beberapa poin pesan Yudhoyono itu dinilai Rahmad<br />
menyudutkan Anas dan Pasek. “Kalau jahat, kami<br />
tidak perlu repot. Karena secara administrasi, saat itu<br />
(pendaftaran calon peserta Pemilihan Umum 2014),<br />
Partai Demokrat belum lengkap. Bisa saja kami<br />
menggagalkan,” kata bekas Wakil Direktur Eksekutif<br />
Partai Demokrat ini saat ditemui Selasa pekan lalu.<br />
Majalah detik 4 - 10 November 2013
nasional<br />
Anas di markas PPI.<br />
HASAN ALHABSY/DETIKFOTO<br />
“Semua yang berkembang itu karena kekeliruan.<br />
Informasi yang diterima tidak akurat, lalu muncul SMS<br />
(Yudhoyono) itu.”<br />
Sementara itu, Pasek belum bisa dimintai tanggapan.<br />
Ia tidak mengangkat telepon saat dihubungi melalui<br />
telepon selulernya. Pesan singkat yang dikirim majalah<br />
detik juga tidak dibalas.<br />
Sekretaris Dewan Kehormatan<br />
Demokrat Suaidi Marasabessy menyebut<br />
pihaknya tengah mengidentifikasi kader<br />
yang berperilaku tidak etis dengan<br />
menyerang partai. Suaidi enggan<br />
menyebut nama. Namun, kalau itu terjadi,<br />
tentu ada penegakan kode etik terhadap<br />
kader bersangkutan. “Ada delapan<br />
tingkatan sanksi: teguran, peringatan<br />
keras, sampai pemberhentian,” ujarnya.<br />
Suaidi ikut merasakan kegusaran<br />
Yudhoyono. Ia juga melihat manuver<br />
Anas dan para loyalisnya bisa dinilai sebagai bentuk<br />
serangan politik kepada Demokrat. “Kalau melihat<br />
dari kalimat-kalimat yang diucapkan (kubu Anas), bisa<br />
dikatakan seperti itu (serangan ke Demokrat),” ucap<br />
mantan Kepala Staf Umum TNI itu.<br />
Namun perseteruan antara Yudhoyono dan Anas<br />
disesalkan oleh pengamat politik dari Lembaga<br />
Ilmu Pengetahuan Indonesia, Siti Zuhro. Yudhoyono<br />
dinilai Siti kurang bisa mengelola friksi yang terjadi<br />
di partainya. “SBY ini ibarat menari di atas genderang<br />
yang ditabuh Anas,” ujarnya secara terpisah.<br />
Lebih baik jika Yudhoyono berfokus menyelesaikan<br />
tugas sebagai presiden. Jika kinerja pemerintahannya<br />
baik, sudah tentu akan meningkatkan elektabilitas<br />
Demokrat pada Pemilu 2014. “Tidak perlu curhat,<br />
apalagi sibuk menanggapi Anas,” tuturnya. ■ KUSTIah<br />
| DIMAS<br />
Majalah detik 4 - 10 November 2013
nasional<br />
Anas:<br />
Itu Kalimat<br />
Emosional<br />
ARI SAPUTRA/DETIKFOTO<br />
Waktu masih menunjukkan pukul 09.00 WIB.<br />
Tapi kesibukan sudah mulai tampak di kediaman<br />
Anas Urbaningrum, Jalan Teluk Semangka,<br />
Duren Sawit, Jakarta Timur, Jumat pekan lalu. Beberapa<br />
pekerja hilir-mudik di rumah, yang sekaligus<br />
menjadi markas Perhimpunan Pergerakan Indonesia<br />
(PPI), ormas yang didirikan bekas Ketua Umum Partai<br />
Demokrat itu.<br />
Majalah detik 4 - 10 November 2013
nasional<br />
Di tengah kesibukan mempersiapkan acara diskusi<br />
yang digelar PPI siang harinya, pagi itu Anas menerima<br />
wawancara majalah detik. Mantan Ketua Umum Himpunan<br />
Mahasiswa Islam ini menjawab berbagai tudingan<br />
yang diarahkan kepadanya. Berikut ini petikannya.<br />
ARI SAPUTRA/DETIKFOTO<br />
Benarkah Anda dan Pasek yang mengeluarkan<br />
pernyataan Subur Budhisantoso diculik<br />
Begitu saya baca SMS (Yudhoyono) itu, saya kaget<br />
karena saya kan tidak bicara apa-apa, baik tentang<br />
Pak Subur, BIN, maupun tentang Pak SBY. Pak Pasek<br />
lebih kaget lagi karena, pada saat dialog itu, beliau<br />
di Bali ada acara keagamaan. Kaget bukan apa-apa.<br />
Kok, Pak SBY menerima informasi tidak valid, tetapi<br />
diyakini dan disebarkan lewat SMS. Kedua, kami, saya,<br />
dan Pak Pasek kan sebagai tertuduh. Tertuduh tentu<br />
kaget, yang dianggap penyebar berita penculikan.<br />
Apa perlunya PPI menyebarkan informasi bahwa<br />
Subur menemui Kepala BIN<br />
Yang disampaikan Rahmad itu sebenarnya informatif.<br />
Menceritakan bahwa narasumber yang<br />
kami undang tidak bisa datang. Ini bentuk pertanggungjawaban<br />
kepada audiens. Saya sendiri menjadi<br />
pembicara pengganti karena, dari tiga pembicara,<br />
yang bisa datang hanya Bu Chusnul (Mar’iyah). Ekspektasi<br />
kami, Pak Subur rencananya akan bicara<br />
sesuai keilmuannya, yakni sebagai guru besar antropologi.<br />
Sedangkan Bu Chusnul akan bicara dari<br />
sisi politiknya dan Mas Bambang (Soesatyo) mewakili<br />
politisi.<br />
Bagaimana dengan tudingan Anda pergi meninggalkan<br />
Partai Demokrat begitu saja<br />
Saya berhenti, tapi tidak meninggalkan partai begitu<br />
saja. Justru yang terjadi, saya dihalang-halangi,<br />
minimal tidak diundang dalam KLB Partai Demokrat<br />
di Bali. Buat saya, sebenarnya tak jadi masalah, ka<br />
Majalah detik 4 - 10 November 2013
nasional<br />
ARI SAPUTRA/DETIKFOTO<br />
rena tugas saya sebagai ketua umum sudah selesai,<br />
dan tidak meninggalkan apa-apa. Utang, beban kegiatan,<br />
dan tidak ada berkas satu lembar pun yang saya<br />
bawa. Jadi, kalau saya dianggap meninggalkan partai<br />
begitu saja, tidak bertanggung jawablah kasarnya, itu<br />
kalimat yang emosional.<br />
Anda dianggap menyerang SBY dan Partai<br />
Demokrat<br />
Apa tidak kebalik Kalau beliau merenungkan, kebalik<br />
itu. Tapi, karena mendapat informasi salah, sikapnya<br />
juga salah dan marahnya jadi tak terukur.<br />
Demokrat akan memberikan sanksi kepada kader<br />
yang bergabung di PPI. Tanggapan Anda<br />
Itu otoritas Partai Demokrat. Yang penting ada aturannya<br />
yang diberlakukan secara konsisten. Kalau<br />
aktif di organisasi kemasyarakatan diatur, ya harus<br />
diimplementasikan. Jadi tidak hanya berlaku jika ada<br />
yang aktif di PPI. Karena saya tahu kader Demokrat<br />
ini banyak yang bergabung dengan ormas, ada di Kahmi,<br />
HKTI, KNPI, dan lainnya. Dan saya kira itu positif,<br />
karena di ruang lain mereka bisa belajar, mengasah<br />
kemampuan. Sejauh yang saya tahu, tidak ada aturan<br />
larangan bergabung dengan ormas.<br />
Jika Anda ditahan dalam kasus Hambalang, siapa<br />
yang akan mengurus organisasi ini<br />
Ketika digagas, pembentukan PPI itu dibangun dengan<br />
kesadaran utuh dan sepenuhnya bukan identik<br />
dengan Anas. Kita harus punya jalan pikiran baru dan<br />
maju. Saya tidak ingin PPI identik dengan Anas, menjadi<br />
propertinya Anas, keluarga dan kerabatnya. PPI<br />
ini kita gagas bersama, dan punya saham yang sama,<br />
dan punya tanggung jawab bersama, tidak boleh tergantung<br />
pada Anas. Ini yang menjadi spirit dasar PPI.<br />
Dengan begitu, Anas hanya bagian kecil PPI. Ada Anas<br />
atau tidak, PPI akan tetap jalan. ■ KUSTIah | DImas<br />
Majalah detik 4 - 10 November 2013
KRIMINAL<br />
POLISI MEMBONGKAR<br />
PRAKTEK KELOMPOK<br />
PENARI TELANJANG DI<br />
SURABAYA. SULIT DILACAK<br />
KARENA MEREKA BERAKSI<br />
DI TEMPAT-TEMPAT<br />
PRIVAT, SEPERTI RUANG<br />
KARAOKE, VILA PRIBADI,<br />
ATAU KAMAR HOTEL.<br />
FOTO: THINKSTOCK<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
KRIMINAL<br />
Polisi menunjukkan barang<br />
bukti aksi tarian bugil.<br />
DETIK SURABAYA<br />
EMPAT perempuan muda tampak berupaya<br />
menutupi tubuh mereka yang tidak dibalut<br />
sehelai benang pun pada Kamis malam, 17<br />
Oktober lalu. Karena malu, mereka cuma<br />
bisa meringkuk, dan membenamkan kepala di antara<br />
lutut. Keempat gadis tersebut, yakni SF, 18 tahun, VW<br />
(20), SD (20), dan PN (21), saat itu digerebek aparat<br />
Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya ketika sedang<br />
melakukan tari telanjang.<br />
Keempatnya—semua<br />
warga Kelurahan Wonojoyo,<br />
Kecamatan Gurah,<br />
Kediri, Jawa Timur—<br />
kedapatan melakukan<br />
aksi terlarang tersebut di<br />
sebuah ruang karaoke di<br />
klub malam terkemuka<br />
di Kota Surabaya. Selain<br />
menggelandang empat<br />
gadis itu, polisi menangkap<br />
DA, 22 tahun, disc<br />
jockey (DJ), dan seorang<br />
perantara bernama DP,<br />
31 tahun, warga Dusun<br />
Ngujung, Singosari, Malang.<br />
Berdasarkan keterangan polisi, kelompok penari<br />
telanjang itu mematok tarif cukup mahal, yakni Rp<br />
26 juta untuk sajian tari erotis selama 3 jam. “Mereka<br />
dibayar satu paket, empat penari telanjang dan DJ,”<br />
kata Kepala Polrestabes Surabaya Komisaris Besar<br />
Setija Junianta kepada majalah detik beberapa waktu<br />
lalu.<br />
Junianta menjelaskan, anggotanya sudah mendapatkan<br />
informasi cukup lama soal praktek tarian striptease<br />
itu. Sayangnya, untuk melakukan penangkapan,<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
KRIMINAL<br />
Kepala Polrestabes Surabaya<br />
Setija Junianta saat menanyai<br />
pelaku.<br />
DETIK SURABAYA<br />
pihaknya mengalami kesulitan. Pasalnya, mereka<br />
beraksi di tempat-tempat privat, seperti ruang karaoke,<br />
vila pribadi, atau kamar hotel.<br />
Kepala Unit Tindak Pidana Tertentu Polrestabes<br />
Surabaya Inspektur Satu Ida Bagus Kade mengatakan<br />
timnya melakukan penyelidikan selama dua bulan<br />
untuk mengungkap praktek tersebut. Beberapa anggotanya<br />
disebar ke sejumlah tempat hiburan malam<br />
di Kota Surabaya untuk mencari informasi ihwal aktivitas<br />
para penari bugil tersebut.<br />
Praktek itu akhirnya terungkap setelah seorang petugas<br />
yang menyamar berhasil mendapatkan undangan<br />
private party di sebuah ruangan karaoke. Pengundangnya<br />
adalah Steven, warga Surabaya. Namun<br />
undangan terbatas itu tidak didapatkan secara gratis.<br />
Penerima undangan diwajibkan membayar uang Rp<br />
5-10 juta, yang akan dipakai untuk membayar ruangan,<br />
makanan dan minuman, serta penari telanjang<br />
dan DJ, yang tarifnya Rp 26 juta.<br />
Saat beraksi, ada enam pria di ruangan karaoke<br />
yang menonton pertunjukan tarian telanjang. Awalnya,<br />
para penari mengenakan pakaian seksi. Tapi, setelah<br />
itu, satu per satu pakaian dilepas hingga telanjang bulat.<br />
Bukan hanya penari yang bugil, sang DJ, DA juga<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
KRIMINAL<br />
nyaris telanjang. Ia cuma mengenakan bra dan celana<br />
dalam saat memainkan perangkat DJ di hadapannya.<br />
Para undangan hanya bisa menonton. Jika ada yang<br />
menginginkan berlanjut ke adegan ranjang, tentu harus<br />
bernegosiasi langsung dengan si penari. “Kalau<br />
ingin ‘main’, nanti dilakukan di tempat lain,” ujar Kade.<br />
Tarian “panas” yang digelar di ruangan berkapasitas<br />
15 orang tersebut akhirnya terhenti setelah digerebek<br />
polisi. Lampu-lampu pun dinyalakan. “Mereka (penari)<br />
langsung panik dan berusaha kabur, tapi berhasil<br />
kami cegah,” Kade menuturkan. Sayangnya, Steven,<br />
yang menggelar pesta tarian erotis itu, berhasil kabur.<br />
Sementara itu, empat penonton lainnya dimintai keterangan<br />
sebagai saksi.<br />
Steven memesan kelompok penari itu dengan tarif<br />
Rp 26 juta. Uang itu kemudian dibagi-bagi untuk para<br />
penari, DJ, dan perantara. SF, VW, dan SD kebagian Rp<br />
1,5 juta. Sedangkan PN mendapat Rp 2,5 juta. “Karena<br />
PN yang paling cantik. Selain itu, dia adalah SPG freelance.<br />
Jadi jatahnya lebih besar ketimbang tiga penari<br />
lain,” ucap perwira lulusan<br />
Akademi Kepolisian<br />
angkatan 2007 itu.<br />
Karena PN yang paling cantik.<br />
Selain itu, dia adalah SPG<br />
freelance. Jadi jatahnya lebih<br />
besar ketimbang tiga penari lain.<br />
DETIK SURABAYA<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
KRIMINAL<br />
Peralatan disk jockey yang<br />
dijadikan barang bukti<br />
DETIK SURABAYA<br />
Sementara itu, jatah lebih besar diberikan kepada<br />
DA dan DP. Keduanya, yang merupakan pekerja hiburan<br />
malam di Tulungagung, menurut Kade, diduga<br />
merupakan otak dari kelompok penari telanjang tersebut.<br />
“Bisa dikatakan DA adalah jembatan antara DP<br />
dan penari striptease. DP tidak kenal dengan penari<br />
tersebut.”<br />
Dalam pemeriksaan, DP mengakui baru dua kali<br />
menggelar pertunjukan tarian telanjang di Surabaya.<br />
Di acara kedua itulah aksinya tercium petugas. DP, DA,<br />
dan keempat penari kini meringkuk di Markas Polrestabes<br />
Surabaya.<br />
Mereka terancam dijerat Pasal 29 juncto Pasal 4 Ayat<br />
(1) dan/atau Pasal 35 juncto Pasal 9 dan/atau Pasal 34<br />
juncto Pasal 8 Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008<br />
tentang Pornografi, dengan ancaman hukuman sampai<br />
12 tahun penjara. Adapun Steven, penyelenggara<br />
pertunjukan pemancing syahwat tersebut, kini masih<br />
diburu polisi. n DEDEN GUNAWAN, IMAM WAHYUDIYANTA (SURABAYA) | DIMAS<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
KRIMINAL<br />
Siang Kuliah,<br />
Malam Nari Bugil<br />
GETTY IMAGE<br />
MESKI kelompok DP telah diamankan polisi, diperkirakan<br />
masih ada kelompok penari telanjang lainnya<br />
di Surabaya. Seperti dituturkan Nana bukan<br />
nama sebenarnya—seorang penari telanjang atau<br />
striper, gara-gara penangkapan itu, kelompoknya untuk sementara<br />
waktu “tiarap”. “Kami tidak tampil dulu, tapi cuma di<br />
Surabaya saja,” kata Nana kepada majalah detik pekan lalu.<br />
Supaya tetap mendapatkan uang, mereka menerima order<br />
dari luar Surabaya. Misalnya dari Balikpapan, Kalimantan Timur;<br />
Bandung, Jawa Barat; Bali; dan Jakarta. Menurut Nana,<br />
di Surabaya ada 5-6 kelompok penari telanjang yang aktif.<br />
Nana pun mengaku mengenal anggota kelompok yang diringkus<br />
polisi belum lama ini. Itu sebabnya, Nana tak percaya<br />
kelompok DP baru dua kali melakukan pertunjukan striptease<br />
sebelum dicokok polisi.<br />
Nana juga membenarkan, pertunjukan tarian telanjang biasa<br />
menggunakan tempat karaoke. Mereka juga sering tampil<br />
di pub, diskotek, hotel, dan vila pribadi. “Yang pesan biasanya<br />
di ruang VVIP atau privat. Kalau di hotel biasa, pesan di kamar<br />
yang besar (suite),” ujarnya.<br />
Mereka punya aturan sendiri, pertunjukan erotis bisa disak-<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
KRIMINAL<br />
sikan maksimal 12 penonton. “Tapi kebanyakan<br />
yang nonton cuma 5-6 orang,” tutur<br />
gadis yang mengaku berusia 23 tahun itu.<br />
Pelanggan kelompok Nana biasanya para<br />
pengusaha, pejabat, dan anak-anak orang<br />
kaya. Tapi Nana lebih senang jika diorder oleh<br />
pengusaha atau pejabat. “Mereka biasanya<br />
enggak pelit, sering ngasih tip,” ucapnya.<br />
Order kebanyakan datang dari orangorang<br />
Surabaya. Namun kadang kala pertunjukan<br />
tidak digelar di Surabaya. “Kami<br />
diongkosi pergi ke luar kota. Transpor dan keperluan<br />
lain ditanggung,” Nana menuturkan.<br />
Dalam seminggu, ia rata-rata menerima<br />
order dua kali. Anehnya, order tetap mengalir<br />
meski di bulan puasa. Pada bulan puasa, Nana<br />
malah tiap hari tampil. Kelompoknya kebanyakan<br />
tampil di hotel dan beberapa vila pribadi.<br />
Dalam bisnis ini, Nana rupanya sudah terjun<br />
bebas. Artinya, setelah pertunjukan striptease bisa<br />
berlanjut ke urusan ranjang. Kalau soal itu, Nana<br />
yang menentukan tarif. “Sekali main Rp 2 juta,” ujar<br />
perempuan yang mengaku sedang mengenyam kuliah<br />
di salah satu perguruan tinggi swasta di Surabaya itu.<br />
Nana mulai menari telanjang saat kuliah di semester<br />
III. Awalnya, ia hanya seorang sexy dancer. Kemudian ada<br />
seorang teman yang mengajaknya menari telanjang.<br />
Karena bayarannya besar, ia pun tertarik. “Sama-sama<br />
menari, bedanya telanjang dan tidak,” jawab Nana<br />
enteng.<br />
Meski sudah bergelut dengan dunia tari bugil, Nana tetap<br />
menerima order dari event organizer untuk pertunjukan sexy<br />
dancer. Pekerjaan itu ia lakukan saat malam hari. Siangnya,<br />
ia tetap berstatus mahasiswa. “Kuliah jalan terus,” ucapnya.<br />
n IMAM WAHYUDIYANTA (SURABAYA) | DEDEN<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
HUKUM<br />
SIAPA SERUDUK<br />
RUMAH ADIGUNA<br />
POLISI MASIH MEMBURU F, WANITA YANG DIDUGA MENGAMUK<br />
DAN MENABRAKKAN MOBIL KE PAGAR RUMAH VIKA DEWAYANI,<br />
ISTRI ADIGUNA SUTOWO. MASALAH BERTAMBAH RUNYAM<br />
KARENA ADIGUNA MENGKLAIM SEBAGAI PELAKU.<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
HUKUM<br />
Vika Dewayani<br />
RACHMAN/DETIKFOTO<br />
Rumah Adiguna yang<br />
ditempati istrinya, Vika<br />
(bawah)<br />
DETIKFOTO<br />
VIKA Dewayani, istri kedua Adiguna Sutowo,<br />
masih tak habis pikir. Apa maksud wanita itu<br />
merusak pagar dan tiga mobil miliknya, yang<br />
terparkir di rumahnya, Jalan Pulomas Barat<br />
VII, Blok D2, Kayu Putih, Pulogadung, Jakarta Timur,<br />
Sabtu dini hari, 26 Oktober lalu. Seorang wanita mengamuk<br />
dan menyerudukkan mobil Mercy seri S-350<br />
bernomor polisi B-712-NDR ke pagar dan mobil-mobil<br />
mewah yang terparkir di rumahnya hingga rusak.<br />
“Kakak saya enggak tahu apa maksudnya. Soalnya<br />
tidak kenal (dengan pelaku). Yang dia tahu, penabraknya<br />
perempuan berambut pendek dan berkulit putih,”<br />
kata Shinta, adik kandung Vika, kepada majalah detik<br />
pekan lalu.<br />
Masalah semakin runyam karena Adiguna mengaku<br />
sebagai pelaku penabrakan tersebut. “Itu saya yang<br />
tabrak! Rumah, rumah gue. Gue mau tabrak kek, mau<br />
gue bakar kek, terserah gue!” ujar Adiguna dengan<br />
nada tinggi saat menggelar jumpa pers di Thamrin City,<br />
Jakarta Pusat, Senin, 28 Oktober lalu. Alasan mantan<br />
pembalap nasional itu, ia sedang terbakar emosi. Jadi<br />
sah-sah saja jika ia merusak rumahnya sendiri.<br />
Tapi keterangan Adiguna dianggap guyonan. “Saya<br />
tertawa saja dengar pengakuan itu. Saat itu kan banyak<br />
saksi, ada pembantu, satpam, mereka yang memberi<br />
keterangan sama saya,”<br />
tutur Shinta, menyanggah<br />
pernyataan Adiguna.<br />
Meski Adiguna menganggap<br />
perusakan itu<br />
urusan pribadinya, Vika<br />
tidak akan mencabut<br />
laporannya ke polisi.<br />
Dia ingin perusakan itu<br />
tetap diselidiki. Kasus<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
HUKUM<br />
Vika dan pengacaranya,<br />
Syarifuddin Noor<br />
RACHMAN/DETIKFOTO<br />
tersebut dilaporkan Vika ke Kepolisian Resor Jakarta<br />
Timur dengan nomor LP:1852/X/2013/Res.Jaktim. Ia<br />
melapor pada Sabtu sore. Belakangan, kasus ini diambil<br />
alih Kepolisian Daerah Metro Jaya.<br />
Menurut Shinta, kasus itu dilaporkan demi keamanan<br />
kakaknya. Apalagi, saat melakukan perusakan,<br />
perempuan tersebut diduga berteriak-teriak mengancam<br />
Vika. Sejauh ini polisi punya pandangan sama.<br />
Berdasarkan keterangan para saksi, pelaku diduga<br />
berinisial F, perempuan muda, cantik, seksi, dan berambut<br />
pendek.<br />
Meski saat ini belum diketahui rimbanya, F telah<br />
ditetapkan sebagai tersangka. Pengacara Vika, Syarifuddin<br />
Noor, menduga F saat ini masih berada di<br />
Jakarta. “Kalau bisa ketemu jago. Sekarang dia di<br />
Jakarta,” ujarnya singkat.<br />
Polisi juga menetapkan sopir Adiguna, DR, sebagai<br />
tersangka. DR, yang belakangan diketahui bernama<br />
Dariyono, disebut-sebut sebagai orang yang mengemudikan<br />
mobil Mercy itu hingga depan rumah Vika. F<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
HUKUM<br />
Adiguna Sutowo dan Piyu<br />
saat menggelar konferensi<br />
pers.<br />
GRANDYOS ZEFNA/DETIKFOTO<br />
TAP/KLIK UNTUK BERKOMENTAR<br />
lalu mengambil alih kemudi dan menabrakkan sedan<br />
berharga miliaran rupiah itu ke pagar rumah. Dariyono<br />
diduga mengetahui rencana perusakan tersebut.<br />
Mobil yang dikemudikan F diketahui milik istri pertama<br />
Adiguna, Indriyani. Karena itu, Indriyani rencananya<br />
juga akan dimintai keterangan. Adapun terhadap<br />
pernyataan adik pengusaha Ponco Sutowo itu, yang<br />
mengaku sebagai pelaku perusakan, polisi enggan<br />
memberi tanggapan. “Saya tidak mengomentari. Penyidik<br />
tetap mengusut karena ada laporan korban,”<br />
ucap Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris<br />
Besar Rikwanto.<br />
Sementara itu, polisi belum berencana memeriksa<br />
Adiguna, yang juga mertua artis Dian Sastrowardoyo.<br />
Pihaknya kini masih berfokus memburu F dan Hendry,<br />
anak buah Adiguna. Hendry diduga sebagai orang yang<br />
membujuk F saat mengamuk di rumah Vika. “Hendry<br />
ini anak buah atau pegawai AS (Adiguna),” kata Rikwanto.<br />
Lewat Hendry, polisi berharap bisa mengetahui siapa<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
HUKUM<br />
Piyu<br />
GRANDYOS ZEFNA/DETIKFOTO<br />
F dan motifnya mengamuk di rumah Vika. Lalu siapa<br />
F sebenarnya Sampai saat ini, polisi masih menutup<br />
mulut tentang sosok perempuan tersebut.<br />
Sumber majalah detik di kepolisian menyebut F<br />
diduga merupakan istri Piyu, gitaris grup musik Padi,<br />
yang bernama lengkap Anastasia Florina Limasnax<br />
atau Floren. Kabar bahwa Floren yang dimaksud adalah<br />
istri Piyu juga merebak di media massa. Namun<br />
Piyu, saat jumpa pers bersama Adiguna, membantah<br />
kabar bahwa istrinya terlibat. Pria itu beralibi,<br />
istrinya sedang dalam kondisi tidak sehat. Saat<br />
kejadian, wanita yang akrab dengan sapaan Flo itu<br />
sedang berada di rumah, sedangkan Piyu tengah ke<br />
luar kota.<br />
“Saya tanya ke dia, dia kaget. Dia baru saja operasi<br />
di Singapura, beberapa hari kemarin habis<br />
medical checkup. Jantungnya sedikit<br />
sakit,” begitu kata Piyu, yang mengaku<br />
sebagai rekan bisnis Adiguna Sutowo.<br />
Rikwanto belum mau mengungkap<br />
jati diri F, meski polisi telah<br />
mencekal wanita itu untuk bepergian<br />
ke luar negeri. Ia cuma<br />
tersenyum simpul saat ditanya<br />
apakah F yang melakukan perusakan<br />
tersebut benar Floren,<br />
istri Piyu.<br />
Meski begitu, polisi rupanya<br />
sudah merencanakan pemanggilan<br />
Piyu. Pemeriksaan kabarnya<br />
akan dilakukan pada pekan ini. Piyu<br />
pun sudah siap memenuhi panggilan<br />
polisi. Sepertinya teka-teki siapa<br />
yang menyeruduk rumah Vika tidak<br />
lama lagi bakal terungkap. <br />
DEDEN GUNAWAN, MEI AMELIA | DIMAS<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
Kolom E-Banking<br />
MUDAHNYA BAYAR<br />
TAGIHAN AIR PAM<br />
Pak Laksono,<br />
Saya selalu membayar tagihan air PAM di kantor<br />
pengelola yang berada tidak jauh dari rumah.<br />
Tetapi saya khawatir tidak dapat membayar<br />
tagihan tersebut tepat waktu karena pekerjaan<br />
dan aktivitas yang sangat padat. Apakah<br />
pembayaran tagihan air PAM tersebut dapat<br />
dilakukan melalui ATM Pembayaran apa sajakah<br />
yang dapat dilakukan melalui ATM<br />
Suharti, Jakarta
Kolom E-Banking<br />
Hai Ibu Suharti,<br />
Semoga sukses dalam pekerjaan dan karir<br />
Anda.<br />
Saat ini BII memiliki lebih dari 1.400<br />
BII ATM yang tersebar di seluruh<br />
Indonesia dan melayani lebih dari 100<br />
jenis pembayaran bagi kemudahan para<br />
nasabahnya. Bebas repot karena melalui<br />
BII ATM, nasabah tidak perlu mengunjungi<br />
berbagai tempat untuk melakukan<br />
pembayaran.<br />
BII ATM melayani pembayaran tagihan<br />
air bersih, baik AETRA maupun PALYJA.<br />
Langkahnya sangat mudah, Ibu dapat<br />
mengikuti langkah-langkah pada layar ATM<br />
sbb:<br />
1. Pada menu BII ATM, pilih Pembayaran –><br />
Layanan Umum –> PAM<br />
2. Masukkan kode perusahaan + ID<br />
Pelanggan<br />
3. Ikuti langkah pembayaran selanjutnya.<br />
sekolah, asuransi, tiket penerbangan dan<br />
kereta api, cicilan KTA/mobil/motor serta<br />
pembayaran service charge apartemen. Jika<br />
Ibu Suharti merupakan pelanggan Telkom,<br />
BII tidak hanya melayani pembayaran tagihan<br />
telepon rumah (fixed phone) tetapi juga<br />
layanan internet Speedy dan telepon Flexi<br />
Classy.<br />
Selain itu, BII juga melayani pembayaran<br />
tagihan listrik PLN untuk pelanggan post<br />
paid, pre paid dan non tagihan listrik serta<br />
pembayaran tagihan TV berlangganan<br />
seperti, Indovision (Top TV, OkeVision,<br />
Tren), First Media, Yes TV dan AORA TV.<br />
Bahkan BII juga melayani pembayaran<br />
zakat dan donasi untuk Dompet Dhuafa<br />
Republika, Bazis Zakat & Infak, Baznas<br />
Zakat & Infak, Save A Teen serta BII Pundi<br />
Emas. Hampir semua layanan pembayaran<br />
disediakan BII.<br />
Selamat menikmati kemudahan<br />
layanan pembayaran dari BII.<br />
Jika ada pertanyaan seputar electronic<br />
banking dapat mengirimkan email ke<br />
ebanking@majalahdetik.com.<br />
Untuk pertanyaan yang dimuat akan<br />
mendapatkan payung cantik dari BII.<br />
Setelah transaksi selesai, Ibu akan<br />
menerima struk ATM sebagai bukti<br />
transaksi.<br />
BII juga melayani pembayaran tagihan<br />
telepon, kartu kredit, isi ulang pulsa, uang
FOKUS<br />
AIRIN DIINCAR<br />
DAN AIRIN<br />
PUN TAKUT<br />
SETELAH SANG SUAMI, TUBAGUS<br />
CHAERI WARDANA, DITAHAN KPK,<br />
WALI KOTA TANGERANG SELATAN<br />
AIRIN RACHMI DIANY KETAKUTAN.<br />
ILUSTRASI: KIAGUS<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
FOKUS<br />
AIRIN DIINCAR<br />
Saya mah<br />
jelek-jelek<br />
begini juga<br />
bibi kandung<br />
Pak Wawan<br />
(sapaan suami<br />
Airin).<br />
“<br />
TIDAK biasanya Airin begini. Kenapa sih (kita)<br />
sampai harus dua jam menunggu”<br />
Perempuan berusia kepala empat itu kesal<br />
betul. Jumat, 1 November 2013, siang, ia<br />
mendatangi kantor Wali Kota Tangerang Selatan. Ia<br />
ingin bertemu dengan sang wali kota, Airin Rachmi Diany.<br />
Perempuan itu adalah Endang Syatibi, bibi suami<br />
Airin, Tubagus Chaeri Wardana.<br />
Airin, yang dinanti sejak pukul 11.45 WIB, akhirnya<br />
keluar dari ruangannya begitu jam menunjukkan pukul<br />
13.45 WIB. Namun alangkah kecewanya Endang.<br />
Sang keponakan mencuekinya. Wali kota yang cantik<br />
itu melengos tanpa menyapa Endang. Ia buru-buru<br />
masuk mobil dan melesat meninggalkan kantor. Wus!<br />
Kecewa, Endang menumpahkan kekesalannya kepada<br />
petugas Satuan Polisi Pamong Praja yang berjaga.<br />
“Saya mah jelek-jelek begini juga bibi kandung Pak<br />
Wawan (sapaan suami Airin),” ujarnya.<br />
Belakangan, memang tidak mudah menemui Airin.<br />
Setelah Wawan ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi,<br />
Bu Wali Kota tidak pernah lagi berlama-lama di<br />
kantor. Perubahan ini sangat dirasakan anak buahnya.<br />
“Dulu, kalau ada acara di Jakarta pun, sebisa mungkin<br />
pulangnya mampir ke sini (kantor),” kata seorang<br />
bawahan Airin.<br />
Waktu Airin memang tidak lagi bisa full untuk Tangerang<br />
Selatan. Agendanya kini bertambah satu, yakni<br />
menjenguk Wa wan di ruang tahanan komisi antirasuah<br />
itu. Airin datang untuk memberikan dukungan kepada<br />
sang suami, yang ditetapkan sebagai tersangka suap<br />
Rp 1 miliar terhadap mantan Ketua Mahkamah Konstitusi<br />
Akil Mochtar. Suap diduga terkait dengan pemilihan<br />
kepala daerah Lebak. “Menurut saya, Bapak<br />
tidak salah,” kata Airin setelah menjenguk Wawan.<br />
Seiring dengan perkembangan penyidikan KPK,<br />
pembelaan Airin terhadap sang suami seolah sia-sia.<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
FOKUS<br />
AIRIN DIINCAR<br />
Data diri Airin saat sekolah di<br />
SMAN 20 Bandung.<br />
DETIKFOTO<br />
KPK menemukan dugaan korupsi Wawan. Airin bahkan<br />
terseret-seret kasus ini. Sebab, dugaan korupsi<br />
adik Gubernur Banten Ratu Atut itu terjadi di wilayah<br />
yang dipimpin Airin: Tangerang Selatan. Kasus yang<br />
kini dibidik KPK adalah penyimpangan pengadaan alat<br />
kesehatan di Tangerang Selatan.<br />
Sejumlah perusahaan Wawan dan kroninya menjadi<br />
pemenang tender proyek tersebut. KPK pun menggeledah<br />
kantor Airin dan menyita sejumlah dokumen.<br />
Airin sebagai Wali Kota Tangerang Selatan otomatis<br />
masuk incaran. Ia akan dimintai keterangan. “Pemeriksaannya<br />
akan dijadwalkan,” kata Ketua KPK Abraham<br />
Samad.<br />
<br />
Sebagai wali kota, Airin dikenal karena kecantikannya.<br />
Ia sering disebut sebagai wali kota tercantik.<br />
Kemolekan Airin sudah menawan banyak orang sejak<br />
remaja. Guru SMA Negeri 20 Bandung, tempat Airin<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
FOKUS<br />
AIRIN DIINCAR<br />
Motif keluarga<br />
Chasan<br />
ingin masuk<br />
Tangerang<br />
Raya, ya,<br />
ekonomi.<br />
bersekolah, ingat istri Wawan itu sebagai siswi yang<br />
cantik.<br />
“Dia memang geulis, jadi sering digodain murid lelaki,”<br />
kata guru kimia Airin, Elin Ratna Wulan.<br />
Menurut wali kelas Airin itu, kelebihan putri pasangan<br />
Anwar Martadihardja dan Asiah ini bukan cuma<br />
berparas menawan. Airin juga selalu masuk peringkat<br />
sepuluh besar.<br />
Selepas SMA, Airin menempuh kuliah hukum di<br />
Universitas Parahyangan, Bandung. Pada tahun pertamanya,<br />
Airin menjajal kontes Mojang dan Jajaka<br />
Parahyangan Kota Madya Bandung dan ternyata jadi<br />
juara pertama.<br />
Sukses menaklukkan Bandung, Airin tertantang ke<br />
ajang yang lebih tinggi. Ia ikut kontes Mojang Provinsi<br />
Jawa Barat dan lagi-lagi jadi pemenang. Ia pun masuk<br />
ke kontes kecantikan tingkat nasional, Puteri Indonesia,<br />
pada 1996. Kali ini dia terpilih jadi Puteri Favorit<br />
dan Puteri Pariwisata.<br />
Setahun setelah ajang itu, Airin, yang tinggal di bilangan<br />
Cikutra, Bandung, dipinang Wawan. Sebelum<br />
Banten memisahkan diri dari Jawa Barat, Wawan<br />
bersama keluarga besar Chasan Sochib memang<br />
menetap di daerah Buah Batu, Bandung.<br />
Airin dan Wawan menikah pada 1997, dua tahun<br />
sebelum perempuan kelahiran Banjar, Jawa Barat,<br />
37 tahun lalu, ini meraih gelar sarjana hukum dari<br />
Universitas Parahyangan. Menikah dan dikaruniai seorang<br />
putra, Tubagus Ghifari al-Chusaeri Wardana, Airin<br />
meneruskan kuliah hingga meraih sarjana hukum<br />
pada 1999. Lulus kuliah, dia langsung bekerja sebagai<br />
asisten di kantor notaris Imas Tarwiyah di Bandung.<br />
Setelah kakak Wawan, Ratu Atut Chosiyah, menjadi<br />
Wakil Gubernur Banten, Airin perlahan pindah ke<br />
kampung halaman keluarga besar suaminya itu. Pada<br />
2004, dia tercatat sebagai notaris di Kabupaten Ta-<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
FOKUS<br />
AIRIN DIINCAR<br />
Wakil Gubernur Banten Rano<br />
Karno (kanan) bersama Wali<br />
Kota Tangsel Airin Rachmi<br />
Diany saat beristirahat di saung<br />
milik warga, usai menghadiri<br />
acara di Setu, Tangerang<br />
Selatan, Banten.<br />
ANTARA FOTO/MUHAMMAD IQBAL<br />
ngerang.<br />
Tangerang Raya memiliki arti yang sangat penting<br />
bagi Provinsi Banten. Da erah yang terdiri atas Kabupaten<br />
plus Kota Tangerang itu menyumbang hampir<br />
70 persen pemasukan ke kas provinsi yang dipimpin<br />
Atut tersebut. Di wilayah itu terdapat Bandara Internasional<br />
Soekarno-Hatta, juga memiliki rupa-rupa<br />
industri.<br />
Maka, tidak aneh, setelah Atut sukses memenangi<br />
pemilihan Gubernur Banten, dinasti Chasan Sochib<br />
mulai melirik Tangerang Raya. Sekadar tahu, Chasan<br />
Sochib adalah ayah Atut dan Wawan. Airin pun<br />
dimajukan menjadi Bupati Tangerang. “Motif keluarga<br />
Chasan ingin masuk Tangerang Raya, ya, ekonomi,”<br />
kata pengamat politik Banten, Gandung Ismanto.<br />
Untuk memenangkan Airin, taktik Chasan mengantar<br />
Ratu Atut jadi orang nomor satu di Banten menjadi<br />
referensi. Dulu Atut dianggap masih hijau sehingga<br />
hanya diajukan Chasan sebagai wakil gubernur. Tidak<br />
ubahnya kloning Atut, Airin cuma dicalonkan jadi wakil<br />
bupati berpasangan dengan politikus Partai Keadilan<br />
Sejahtera, Jazuli Juwaini. “Saya enggak enak berko-<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
FOKUS<br />
AIRIN DIINCAR<br />
Airin senam bersama warga<br />
Tangerang Selatan.<br />
MARIMENATATANGSEL.COM<br />
mentar, tanya saja DPW,<br />
ya,” kata Jazuli saat dihubungi<br />
majalah detik.<br />
Ketua Dewan Pimpinan<br />
Wilayah PKS Banten Irfan<br />
Maulidi mengatakan,<br />
pada pilkada 2008 itu,<br />
sebenarnya PKS ingin<br />
menggandeng Partai<br />
Demokrasi Indonesia<br />
Perjuangan. Karena partai<br />
berlambang banteng<br />
itu menolak, akhirnya<br />
Airin-lah yang dipilih.<br />
Namun ternyata taktik<br />
mengklon Atut gagal<br />
total menghadapi Ismet<br />
Iskandar, yang menggandeng Rano Karno. Kalah, trah<br />
Chasan pun melirik ke sisi selatan. Setahun sebelum<br />
pemilihan Bupati Tangerang, Atut sudah memasukkan<br />
usulan pendirian Kota Tangerang Selatan kepada<br />
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Banten.<br />
Setelah Kementerian Dalam Negeri meresmikan<br />
berdirinya Tangerang Selatan pada Oktober 2008,<br />
mesin politik dinasti Chasan mulai bergerak. Daerah<br />
baru itu lebih mudah ditaklukkan karena belum ada<br />
dinasti politik yang berkuasa dan partainya belum<br />
mapan. Airin lalu dipoles citranya agar tampil sebagai<br />
pemimpin perempuan yang cerdas dan santun.<br />
“Wawan menyewa konsultan politik yang bayarannya<br />
mahal,” ujar Gandung.<br />
Ketua Palang Merah Indonesia Tangerang Selatan,<br />
Ratu Tatu Chasanah, juga membantu dengan membentuk<br />
cabang organisasinya di kota yang belum ada<br />
pemerintahan resminya itu. Airin dia tempatkan sebagai<br />
caretaker pengurus PMI Tangerang Selatan.<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
FOKUS<br />
AIRIN DIINCAR<br />
Wali Kota Tangerang Selatan<br />
Airin Rachmi Diany keluar dari<br />
pintu gerbang tahanan KPK<br />
usai menjenguk suaminya,<br />
Tubagus Chaeri Wardana, di<br />
Jakarta.<br />
ANTARA FOTO/ROSA PANGGABEAN<br />
Sementara itu, Ratu Atut, kata Gandung, menyiapkan<br />
jalan dengan menyediakan birokrat yang pro-Airin.<br />
“Pelaksana tugas wali kota yang mengisi pejabat<br />
setempat, itu orang yang ditunjuk oleh Atut,” kata<br />
Gandung.<br />
Atut juga kerap mengajak Airin dalam berbagai acara<br />
di Tangerang Selatan. Meski posisinya hanya Ketua<br />
PMI Tangerang Selatan, Airin selalu duduk di barisan<br />
depan dekat dengan Atut.<br />
Kadang Airin hadir di acara yang tidak berhubungan<br />
dengan posisinya itu. Dia, misalnya, jadi tamu penting<br />
dalam pe resmian Pameran Teknologi Tepat Guna Se-<br />
Provinsi Banten di Ciputat. Lebih ganjil lagi, Airin ikut<br />
menyampaikan kata sambutan.<br />
Kemunculan Airin hingga masa pemilihan wali kota<br />
itu dinilai sebagai kecurangan oleh rival terkuatnya,<br />
pasangan Arsyid-Andreas Taulany. Mereka memperkarakannya<br />
ke Mahkamah Konstitusi.<br />
Hasilnya, hakim konstitusi menilai pejabat setempat<br />
tidak netral dan membatalkan kemenangan pasangan<br />
Airin-Benjamin. “Ada kesengajaan membantu pencitraan<br />
Airin oleh aparatur Pemerintah Kota Tangerang<br />
Selatan,” kata hakim konstitusi Achmad Sodiki ketika<br />
itu.<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
FOKUS<br />
AIRIN DIINCAR<br />
Beliau takut<br />
karena, apa<br />
pun yang<br />
dibicarakan,<br />
akan selalu<br />
dalam posisi<br />
disalahkan.<br />
TAP/KLIK UNTUK BERKOMENTAR<br />
Pemungutan suara memang diulang. Namun Arsyid<br />
dan Andreas Taulany mesti menelan pil pahit karena<br />
Airin kembali menang jadi Wali Kota Tangerang Selatan<br />
periode 2011-2016. Airin bersama Benjamin Davnie<br />
lantas dilantik menjadi wali kota dan wakil wali kota<br />
pada 20 April 2011.<br />
<br />
Pada tahun pertama dan kedua pemerintahannya,<br />
program Airin menitikberatkan pada pembangunan<br />
pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Pada tahun<br />
ketiga, program Airin bergerak pada pengentasan<br />
warga dari kemiskinan.<br />
Nah, setelah sekitar 2,5 tahun Airin menjabat, tidak<br />
dinyana proyek alat kesehatan yang tendernya dimenangi<br />
perusahaan sang suami dan kroni terendus<br />
KPK. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 70<br />
Tahun 2012 tentang Pengadaan Barang dan Jasa, Bu<br />
Wali Kota sudah seharusnya dimintai tanggung jawab.<br />
“Masak sih sebagai wali kota dia tidak tahu soal<br />
proyek-proyek besar. Apalagi, tanpa persetujuan wali<br />
kota, kan anggaran tidak bisa cair,” tutur Direktur Investigasi<br />
dan Advokasi Forum Indonesia untuk Transparansi<br />
Anggaran Uchok Sky Khadafi.<br />
Airin belum mau berkomentar tentang dugaan korupsi<br />
alat kesehatan. Ia hanya tersenyum saat ditanya<br />
wartawan setelah menjenguk sang suami di rutan<br />
KPK. Permintaan wawancara majalah detik juga tidak<br />
ditanggapi. Saat didatangi ke kantornya, Airin menolak<br />
menemui majalah detik. “Pelajari, tindak lanjut sesuai<br />
peraturan,” tulis Airin dalam memo tanggapannya terhadap<br />
surat permohonan wawancara majalah detik.<br />
Menurut pengacara Wawan, Tubagus Sukatma, Airin<br />
memang menghindari media. “Beliau takut karena,<br />
apa pun yang dibicarakan, akan selalu dalam posisi<br />
disalahkan.” ISFARI HIKMAT, BAHTIAR RIFAI, BABAN GANDAPURNAMA, ARYO BHAWO-<br />
NO | OKTA WIGUNA<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
fokus<br />
AIRIN DIINCAR<br />
tangan wawan<br />
di kantor airin<br />
Tender proyek alat kesehatan di Tangerang Selatan<br />
dibidik KPK. Pemegang proyek adalah perusahaan suami<br />
Wali Kota Airin, Tubagus Chaeri Wardana, dan kroni.<br />
Ternyata perusahaan itu fiktif.<br />
Majalah detik 4 - 10 november 2013
fokus<br />
AIRIN DIINCAR<br />
KPK minta bantuan agar<br />
dokumen-dokumen<br />
SKPD dikumpulkan di<br />
sini.<br />
Ketegangan menjalar begitu dua mobil<br />
memasuki halaman kantor Dinas Kesehatan<br />
Pemerintah Kota Tangerang Selatan<br />
(Tangsel). Dari dalam mobil, turun enam<br />
orang penyidik KPK. Mereka mencari ruangan Kepala<br />
Dinas Kesehatan Dadang M. Epid. Tujuannya untuk<br />
melakukan penggeledahan.<br />
Siang itu, Selasa, 22 Oktober 2013, si empunya<br />
ruangan tidak berada di kantor di Jalan Witanaharja<br />
Nomor 27, Pamulang, Banten, tersebut. Sejak sebulan<br />
lalu, Dadang menghuni sebuah ruangan di lantai 2<br />
gedung Technopark, Jalan Cendikia, Serpong. Gedung<br />
bekas gudang obat itu memang direncanakan menjadi<br />
kantor baru Dinas Kesehatan Tangsel. Dadang pindah<br />
lebih dulu.<br />
Namun, dari ruangan lama Dadang, penyidik<br />
masih berhasil mengamankan sejumlah<br />
dokumen. “Waktu keluar, mereka membawa<br />
satu kardus dan tas,” ujar Suhendi, pegawai<br />
Dinas Kesehatan, kepada majalah detik.<br />
Hari itu, penyidik juga masuk ruangan<br />
Sekretaris Daerah Tangsel, Dudung E. Direja.<br />
Pulangnya, mereka membawa bundelan<br />
dokumen. Kepala Bagian Humas Pemerintah<br />
Kota Tangsel, Dedi Rafidi, menyangkal KPK juga<br />
menggeledah ruangan Dudung.<br />
“KPK minta bantuan agar dokumen-dokumen SKPD<br />
dikumpulkan di sini,” ujar Dedi kepada majalah detik.<br />
Pengusutan dugaan penyimpangan dalam proyek<br />
pengadaan alat kesehatan Tangsel berawal dari<br />
penggeledahan perusahaan milik suami Wali Kota<br />
Tangsel Airin Rachmi Diany, Tubagus Chaeri Wardana.<br />
Pria yang dikenal dengan panggilan Wawan itu menjadi<br />
tersangka kasus penyuapan terhadap mantan Ketua<br />
Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar. Saat menggeledah<br />
PT Bali Pacific Pragama kepunyaan Wawan, penyidik<br />
Majalah detik 4 - 10 november 2013
fokus<br />
AIRIN DIINCAR<br />
Penyidik KPK saat<br />
menggeledah kantor Dinkes<br />
Kota Tangsel.<br />
antara<br />
KPK menemukan aneka dokumen tentang alat<br />
kesehatan itu.<br />
Selain di Tangsel, KPK mengusut proyek-proyek<br />
alat kesehatan di Dinas Kesehatan Provinsi Banten.<br />
Penyidik sudah mengobok-obok kantor Dinas<br />
Kesehatan Banten, Jalan Syekh Nawawi al-Bantani.<br />
Namun sejauh ini KPK belum mau membuka secara<br />
jelas kedua kasus itu. Juru bicara KPK, Johan Budi,<br />
menyebutkan pengadaan alat kesehatan Tangsel yang<br />
diselidiki KPK berlangsung pada 2010-2012.<br />
Sejak memimpin Tangsel pada 2011, Airin<br />
menitikberatkan pembangunan daerahnya pada sektor<br />
kesehatan. Untuk melayani kesehatan warganya,<br />
pasangan Benjamin Davnie ini menambah sejumlah<br />
puskesmas dan dua rumah sakit. Sedangkan di sektor<br />
pendidikan, Airin menambah ruang-ruang kelas<br />
setelah Tangsel berpisah dari Kabupaten Tangerang.<br />
Data pada 2012 menunjukkan lima proyek terbesar di<br />
Majalah detik 4 - 10 november 2013
fokus<br />
AIRIN DIINCAR<br />
Wujud rumah yang disebut<br />
sebagai kantor PT Waliman<br />
Nugraha Jaya (kiri) dan PT<br />
Marbago Duta Persada (kanan).<br />
BAHTIAR RIFAI/MAJALAH DETIK<br />
Tangsel dialokasikan untuk sektor kesehatan. Kelima<br />
proyek itu adalah lanjutan pembangunan RSUD<br />
sebesar Rp 27,3 miliar, pengadaan alat kesehatan<br />
kedokteran umum (Rp 23,1 miliar), pengadaan alat<br />
kesehatan penunjang puskesmas (Rp 10,3 miliar),<br />
pengadaan obat dan perbekalan (Rp 6,8 miliar), serta<br />
pengadaan alat kesehatan untuk puskesmas (Rp 6,8<br />
miliar).<br />
Namun tender proyek-proyek Tangsel itu tidak<br />
dijalankan secara fair oleh Airin. Bermacam<br />
perusahaan yang memenangi tender proyek pengadaan<br />
alat kesehatan diduga merupakan jaringan suaminya.<br />
Bahkan, disebut-sebut, Wawan-lah yang mengatur<br />
proyek di Tangsel. Adik Gubernur Banten Ratu Atut<br />
Chosiyah itu memang sudah lama dikenal sebagai<br />
pengendali proyek di wilayah Banten. Proyek-proyek<br />
itu mencakup kesehatan, pengairan, dan infrastruktur.<br />
Di Tangsel, ada tiga pejabat yang disebut menjadi<br />
perpanjangan tangan Wawan, yakni Dadang, Dudung,<br />
dan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu<br />
Tangsel Dadang Sofyan. “Begitu setoran di awal sudah<br />
didapatkan, baru komandonya diserahkan ke tiga<br />
orang ini,” ujar Wakil Koordinator Tangerang Public<br />
Majalah detik 4 - 10 november 2013
fokus<br />
AIRIN DIINCAR<br />
BPK dan KPK juga<br />
pernah datang bertanya<br />
tentang Mikkindo.<br />
Transparency Watch, Suhendar, kepada majalah detik.<br />
Dua Dadang dan Dudung enggan dimintai konfirmasi<br />
mengenai soal itu.<br />
Selain pembangunan RSUD, empat proyek kesehatan<br />
pada 2012 Tangsel masing-masing dimenangi oleh<br />
PT Marbago Duta Persada dan PT Mikkindo Adiguna<br />
Pratama. Kedua perusahaan itu merupakan bagian<br />
dari kelompok bisnis Wawan. Salah satu direktur<br />
PT Marbado, Umar Said, adalah Sekretaris Dewan<br />
Pimpinan Daerah Partai Golkar Banten, yang<br />
merupakan kaki tangan Ratu Atut Chosiyah.<br />
Majalah detik mengecek ke lapangan tentang<br />
keberadaan PT Marbago dan PT Mikkindo, yang juga<br />
memenangi proyek alat kesehatan Provinsi Banten.<br />
Hasilnya mengejutkan. Sesuai dengan data Layanan<br />
Pengadaan Secara Elektronik Tangerang<br />
Selatan, Marbago beralamat di Taman Widya<br />
Asri Blok GG Nomor 14, Serang. Namun<br />
alamat itu hanya rumah kosong milik seorang<br />
pegawai bank. Kondisinya pun terbengkalai.<br />
Keberadaan PT Mikkindo setali tiga uang.<br />
Gelap. Disambangi ke alamatnya, Kabaharan<br />
RT 002 RW 008 Kelurahan Lopang, Serang,<br />
tidak ditemukan perusahaan itu. Kabaharan adalah<br />
permukiman yang sangat padat. Warga sekitar tidak<br />
pernah mendengar nama PT Mikkindo dan Wawan.<br />
“BPK dan KPK juga pernah datang bertanya tentang<br />
Mikkindo,” ujar Kimsin, warga setempat, kepada<br />
majalah detik.<br />
Tender proyek alat kesehatan di Provinsi Banten<br />
diikuti oleh pemain lain, seperti PT Sumber Agung,<br />
PT Waliman Nugraha Jaya, PT Adca Mandiri, dan PT<br />
Bintang Raya Putera. PT Waliman diketahui memenangi<br />
proyek alat kesehatan di Tangsel senilai Rp 9,9 miliar.<br />
Sedangkan PT Bintang Raya Putra mendapatkan<br />
tender alat kesehatan rumah sakit senilai Rp 11,8<br />
Majalah detik 4 - 10 november 2013
fokus<br />
AIRIN DIINCAR<br />
Airin saat menjenguk suaminya<br />
di KPK.<br />
ANTARA<br />
miliar.<br />
Anehnya, perusahaan-perusahaan itu berkantor<br />
di tempat yang sama, Kompleks Puri Serang Hijau,<br />
Serang. Cuma berbeda nomornya saja. Menurut<br />
warga sekitar, Wawan sering menyambangi kompleks<br />
tersebut. Tiga orang kepercayaannya tinggal di situ,<br />
yaitu Dadang Priatna, pemilik PT<br />
Sumber Agung; Jajang, pemilik PT<br />
Waliman Nugraha Jaya; dan Doni.<br />
Dadang sudah dicegah KPK. “Mereka<br />
adalah geng Bandung,” kata sumber<br />
majalah detik.<br />
Supaya proyek-proyek di Banten<br />
jatuh ke tangannya, Wawan disebutsebut<br />
bekerja sama dengan sejumlah<br />
anggota Banggar DPRD Banten.<br />
Sekelompok anggota Banggar<br />
itu mempunyai julukan unik, "tim<br />
samurai". Wawan tak jarang<br />
memberikan hadiah mobil untuk<br />
mereka.<br />
Indikasi penyimpangan dalam<br />
pengadaan alat kesehatan di Tangsel<br />
bukannya tidak diendus oleh Badan<br />
Pemeriksa Keuangan. Dalam audit<br />
BPK tahun 2012 ditemukan, pejabat<br />
pembuat komitmen kerap membuat<br />
harga perkiraan sendiri melebihi<br />
dari yang seharusnya. Contoh kasus<br />
pengadaan alat kesehatan kedokteran<br />
umum senilai Rp 23,1 miliar. Seharusnya alat kesehatan<br />
tersebut dapat dibeli dengan harga Rp 20,9 miliar.<br />
Dedi mengaku tak tahu persis bagaimana proyekproyek<br />
di Tangsel dijalankan. Namun, ia menegaskan,<br />
lelang proyek itu sudah dilakukan dengan sistem<br />
elektronik untuk menghindari kecurangan. Ia<br />
membantah anggapan, dalam memerintah Tangsel,<br />
Majalah detik 4 - 10 november 2013
fokus<br />
AIRIN DIINCAR<br />
Tubagus Chaeri Wardana.<br />
antara<br />
Airin dikendalikan oleh Wawan. “Saya rasa Ibu mandiri.<br />
Enggak tahu kalau hubungan suami-istri, ya,” tuturnya.<br />
Dedi belum mau berkomentar lebih jauh menanggapi<br />
tindakan hukum KPK di Tangsel itu. Sebab, KPK<br />
belum merilis secara resmi perihal kasus yang tengah<br />
digarap. Ia memastikan Airin akan datang apabila<br />
dipanggil KPK. “Ibu memberikan support kepada<br />
KPK,” ucap Dedi. ■<br />
Bahtiar Rifai, Pasti Liberti Mapappa, Isfari Hikmat, Ikhwanul Khabibi, Oktamandjaya<br />
Wiguna I Irwan Nugroho<br />
Majalah detik 4 -- 10 november 2013
FOKUS<br />
AIRIN DIINCAR<br />
KISAH<br />
TIM SAMURAI<br />
WAWAN<br />
SEPAK terjang suami Wali Kota Tangerang<br />
Selatan Airin Rachmi Diany, Tubagus Chaeri<br />
Wardana (Wawan), semakin terkuak. Adik<br />
Gubernur Banten Ratu Atut itu menguasai ruparupa<br />
proyek di Banten. Salah satu permainan proyeknya,<br />
yaitu alat-alat kesehatan, kini mulai diselisik Komisi<br />
Pemberantasan Korupsi.<br />
Sebelumnya, KPK sudah menetapkan Wawan sebagai<br />
tersangka kasus penyuapan mantan Ketua Mahkamah<br />
Konstitusi Akil Mochtar. Suap sebesar Rp 1 miliar itu<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
FOKUS<br />
AIRIN DIINCAR<br />
Aeng Haerudin.<br />
FOTO: PEMPROF BANTEN<br />
terkait dengan perkara Pilkada Lebak, yang sedang<br />
ditangani MK. Wawan mendekam di rumah tahanan<br />
KPK sejak Jumat, 4 Oktober 2013.<br />
Wawan menguasai proyek di Banten dengan<br />
kendaraan bisnis PT Bali Pacific Pragama dan PT<br />
Buana Wardana Utama. Selain itu, terdapat sejumlah<br />
perusahaan lainnya yang diduga satu jaringan dengan<br />
Wawan.<br />
Untuk menggaet proyek, Wawan menjalin<br />
kongkalikong dengan anggota Badan Anggaran<br />
DPRD Banten. Wawan mengarahkan agar anggaran<br />
di beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)<br />
mendapat bagian besar. SKPD itu, antara lain Dinas<br />
Kesehatan, Dinas Pekerjaan Umum dan Bina Marga,<br />
serta Dinas Kelautan dan Perikanan. Di empat SKPD<br />
itulah jaringan bisnis Wawan, yang juga Ketua KADIN<br />
Provinsi Banten, ini bermain.<br />
“Sebelum rapat APBD, anggota Banggar<br />
dikumpulkan di Hotel Ritz-Carlton Jakarta oleh<br />
Wawan,” ungkap aktivis Jaringan Warga untuk<br />
Reformasi Banten (Jawara), Uday Suhada, kepada<br />
majalah detik.<br />
Uday menyebut ada delapan anggota Banggar<br />
DPRD Banten yang punya kedekatan dengan<br />
Wawan. Mereka, antara lain Media Warman<br />
(PD), Toni Fathoni Mukson (PKB), Edi Yus<br />
Amirsyah (PD), Aeng Haerudin (PD), Agus Puji<br />
(PKS), Suparman (PG), Soni Indra Jaya (PD),<br />
SM Hartono (PG). Di kalangan eksekutif<br />
maupun legislatif Banten, mereka<br />
dikenal dengan julukan “tim<br />
samurai”.<br />
Sebagai imbalannya, para<br />
politikus itu disebut-sebut<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
FOKUS<br />
AIRIN DIINCAR<br />
Agus Puji.<br />
FOTO: REPRO<br />
menerima hadiah berupa mobil<br />
mewah merek Mercedes-Benz, Toyota<br />
Alphard, Jeep Wrangler Rubicon, dan<br />
Mini Cooper. Hadiah itu diberikan<br />
Wawan sejak 2010. Setiap anggota “tim<br />
samurai” minimal menerima satu buah<br />
mobil, tapi ada pula yang menerima<br />
sampai empat mobil mewah.<br />
Saat dihubungi majalah detik, Agus<br />
mengakui, suatu ketika pada 2010 ada<br />
utusan Wawan yang mengirimkannya<br />
mobil. Namun, ia tidak mengetahui<br />
untuk apa mobil itu diberikan. Belum<br />
sempat dipakai, mobil itu langsung<br />
dikembalikan kepada Wawan.<br />
“Barangkali lebih tepatnya dipinjami<br />
kali, ya,” kata Agus kepada majalah detik. Jawara<br />
menyebut, mobil untuk Agus bermerek Mercedes-<br />
Benz C200 Kompressor Hitam bernopol B 7010 MW.<br />
Sedangkan Aeng Haerudin merasa tidak pernah<br />
menerima pemberian kendaraan mewah dari Wawan.<br />
Ia juga mengaku tidak ada istilah “tim samurai”<br />
di DPRD Banten. “Saya tidak mengenal panggilan<br />
itu,” katanya. Adapun politikus lainnya, yang diduga<br />
menikmati mobil dari Wawan, belum menjawab<br />
konfirmasi dari majalah detik.<br />
Sementara itu, pengacara Wawan, TB Sukatma<br />
mengaku belum tahu perihal sogokan mobil tersebut.<br />
“Maaf, saya belum dapat data update tentang itu,”<br />
kata Sukatma kepada majalah detik.<br />
Ketua Fraksi PD Banten Ridwansyah berjanji<br />
akan memanggil anggota fraksinya untuk dimintai<br />
klarifikasi. “Saya seminggu lebih tidak bertemu<br />
mereka,” kata Ridwansyah kepada majalah detik.<br />
ARYO BHAWONO, BAHTIAR RIFAI I IRWAN NUGROHO<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
FOKUS<br />
AIRIN DIINCAR<br />
AIRIN, OH AIRIN<br />
20<br />
APRIL 2011<br />
Airin dan Benjamin Davnie dilantik menjadi<br />
Wali Kota Tangerang Selatan.<br />
2<br />
OKTOBER 2013<br />
Tubagus Chaeri Wardana (Wawan),<br />
suami Airin ditangkap KPK.<br />
3<br />
Wawan menjadi tersangka suap Rp<br />
1 miliar terkait sengketa Pilkada<br />
Lebak terhadap Ketua MK Akil<br />
Mochtar.<br />
10<br />
Airin menjenguk suaminya<br />
di rutan KPK. Saat itu, ia<br />
baru pulang dari AS karena<br />
mengikuti pendidikan kepala<br />
daerah selama 3 minggu di<br />
Harvard Kennedy School of<br />
Government, Cambridge,<br />
yang dijadwalkan selesai<br />
20 Oktober.<br />
22<br />
KPK menggeledah<br />
kantor Dinas Kesehatan<br />
Tangerang Selatan<br />
(Tangsel). Proyek<br />
pengadaan alat-alat<br />
kesehatan di Tangsel<br />
senilai Rp 98 miliar<br />
diduga diselewengkan.<br />
Pemenang tender proyek<br />
adalah perusahaan milik<br />
Wawan, suami Airin.<br />
24<br />
Ketua KPK Abraham<br />
Samad menyatakan<br />
KPK akan memeriksa<br />
Airin. “Pemeriksaannya<br />
akan dijadwalkan,” kata<br />
Abraham.<br />
BIODATA<br />
Nama Lengkap: Airin Rachmi Diany<br />
Agama: Islam<br />
Tempat/Tanggal Lahir: Banjar, 28 Agustus 1976<br />
Suami: H.TB. Chaeri Wardana, B.Bus<br />
Anak: TB. Ghifari al-Chusaeri Wardana, Ratu Ghefira<br />
Marhamah Wardana<br />
PENDIDIKAN:<br />
SD Negeri Cibodas Banjar (1982-1988)<br />
SMP Negeri 5 Bandung (1988-1991)<br />
SMA Negeri 20 Bandung, (1991-1994)<br />
Universitas Parahyangan Bandung, Sarjana<br />
Hukum (SH) lulus tahun 1999<br />
Universitas Padjadjaran Bandung, Spesialis<br />
Satu (SP-1) Program Studi Notariat, lulus tahun<br />
2002<br />
Universitas Padjadjaran Bandung, Magister<br />
Hukum (MH), Program Studi Ilmu Hukum Bisnis,<br />
lulus tahun 2005<br />
KARIER:<br />
Asisten Notaris, di kantor IMAS TARWIYAH,<br />
S.H., M.H. (1999)<br />
Notaris di Kabupaten Tangerang (2004)<br />
Pejabat Pembuat Akta Tanah di Kabupaten Tangerang<br />
(2008)<br />
Ketua PMI Kota Tangsel (2009-sekarang)<br />
Dewan Pembina KNPI Kota Tangsel (2010-2013)<br />
Dewan Pembina Pramuka Kota Tangerang<br />
Selatan<br />
Wakil Ketua KPAID Kota Tangsel<br />
Pengurus Daerah Ikatan Notaris Indonesia (INI)<br />
Kota Tangerang Selatan<br />
Penanggung jawab Relawan Banten Bersatu<br />
(RBB) untuk Wilayah Kabupaten Tangerang,<br />
Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan<br />
Ketua Dewan Penyantun Kaukus Perempuan<br />
Peduli Kesehatan Kota Tangsel<br />
Pembina Forum Masyarakat Peduli Pendidikan<br />
dan Kesehatan Provinsi Banten<br />
Pengurus Wilayah Ikatan Notaris Indonesia<br />
(INI) Provinsi Banten<br />
Pengurus Dewan Koperasi Indonesia (DEKO-<br />
PIN) Wilayah Banten<br />
Pengurus Ikatan Alumni Notariat UNPAD (IKA-<br />
NO) Bidang Hubungan Antar-Lembaga (2007-<br />
2011)<br />
Wali Kota Tangerang Selatan (2011-sekarang)<br />
PENGHARGAAN:<br />
Kartini Indonesia 2010 (Kartini Award). Penghargaan<br />
diberikan oleh International Human<br />
Resources Development Programme (IHRDP)<br />
bekerja sama dengan Kharisma Indonesia<br />
Foundation (KLiF)<br />
Tokoh Generasi Plural, Aktivis Sosial dan Kemanusiaan.<br />
Penghargaan diberikan oleh Forum<br />
Pembauran Kebangsaan (FPK)<br />
MAJALAH DETIK 28 OKTOBER - 3 NOVEMBER 2013<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
FOKUS<br />
AIRIN DIINCAR<br />
BAGAIMANA<br />
BU WALI<br />
SUPERKAYA<br />
AIRIN RACHMI DIANY MEMILIKI KEKAYAAN<br />
PRIBADI TIDAK TERHINGGA. LHKPN KPK<br />
MENCATAT KEKAYAANNYA RP 103 MILIAR.<br />
KONON, KEKAYAAN INI MERUPAKAN SIMPANAN<br />
HASIL BISNIS WAWAN, SUAMINYA.<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
FOKUS<br />
AIRIN DIINCAR<br />
Kantor KPU Kota Bogor<br />
disewa dari Airin.<br />
ANTARA<br />
SOAL materi, rezeki seperti tidak ada habisnya<br />
untuk Airin Rachmi Diany. Ratusan juta<br />
rupiah dengan gampang mengalir ke kantong<br />
Wali Kota Tangerang Selatan itu tanpa<br />
susah payah. Bersama sang suami, Tubagus Chaeri<br />
Wardana, Airin memiliki banyak mesin uang.<br />
Salah satu mesin uang Airin adalah rumah di Jalan<br />
Gunung Gede Nomor 6, Kecamatan Bogor Tengah,<br />
Bogor, Jawa Barat. Rumah dua lantai itu disewa<br />
Komisi Pemilihan Umum Kota Bogor selama dua<br />
tahun. Pada pertengahan 2012, KPU Kota Bogor, yang<br />
semula berkantor di Jalan Suryakencana, pindah ke<br />
rumah tersebut.<br />
Rumah itu memiliki 10 ruang yang dibagi menjadi<br />
lima ruang komisioner KPU Kota Bogor, ruang<br />
staf, ruang resepsionis, ruang rapat, dan ruang<br />
konferensi pers. Ketua KPU Kota Bogor Agus<br />
Teguh Suryaman senang dengan rumah ini karena<br />
tempatnya representatif, bangunannya besar, banyak<br />
ruangannya, dan ada gudangnya. “Ya, memang punya<br />
Airin. Saya tinggal menempati. Yang melakukan<br />
tender Pemerintah Kota Bogor,” kata Agus.<br />
Airin memenangi tender sewa<br />
rumah itu selama dua tahun,<br />
dari Februari 2012 sampai 2014,<br />
dengan nilai Rp 350 juta atau<br />
Rp 175 juta per tahunnya. Dari<br />
satu rumah nganggur itu, Airin<br />
mendapatkan setoran Rp 14,5 juta<br />
per bulan.<br />
Nah, rumah mentereng ini<br />
hanya satu dari 102 aset benda<br />
tidak bergerak yang dimiliki Airin.<br />
Kekayaan Airin yang terangkum<br />
di Laporan Harta Kekayaan<br />
Penyelenggara Negara (LHKPN)<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
fokus<br />
AIRIN DIINCAR<br />
Komisi Pemberantasan Korupsi mencapai Rp 103,9<br />
miliar. Rangkuman harta kekayaan ini dilaporkan<br />
saat ia hendak maju dalam pemilihan kepala daerah<br />
Kota Tangerang Selatan pada 2010.<br />
Data tersebut berbeda dengan laporan kekayaan<br />
yang dimiliki KPU Kota Tangerang Selatan, yang<br />
mencatat kekayaannya mencapai Rp 111 miliar.<br />
Namun data KPU dan KPK menyebutkan aset<br />
kekayaan yang mencolok milik Airin adalah tanah<br />
dan bangunan. Nilai aset ini mencapai Rp 59,8 miliar<br />
atau setengah dari total harta miliknya. Kekayaan ini<br />
tersebar di Jakarta, Bogor, Bandung, dan Serang.<br />
Airin melakukan ekspansi kepemilikan tanah pada<br />
2007. Hanya dalam waktu satu tahun, ia tercatat<br />
membeli 21 petak tanah dan bangunan dengan nilai<br />
total Rp 16,6 miliar. Tanah seluas 39.187 meter<br />
persegi berada dalam genggaman Airin dalam<br />
rentang waktu satu tahun saja.<br />
Majalah detik 4 - 10 november 2013
FOKUS<br />
AIRIN DIINCAR<br />
RSUD Rujukan Banten<br />
BAHTIAR / MAJALAH DETIK<br />
Namun ternyata penguasaan tanah ini<br />
mengindikasikan permainan harga jual tanah. KPK<br />
mengendus permainan ini ketika menyelidik kasus<br />
dugaan korupsi pengadaan alat kesehatan Kota<br />
Tangerang Selatan dan Provinsi Banten. Sumber KPK<br />
menyebutkan tanah lokasi pembangunan Rumah<br />
Sakit Umum Daerah Rujukan Provinsi Banten di Jalan<br />
Syekh Nawawi al-Bantani, Kelurahan Banjarsari,<br />
Kecamatan Cipocok, Kota Serang, milik Airin.<br />
Airin memborong tanah seluas 2.439 meter persegi<br />
itu pada 2005 dengan harga jual Rp 7.500 per meter<br />
persegi. Namun, menjelang pembangunan RSUD,<br />
tiba-tiba muncul peraturan daerah tentang kenaikan<br />
harga nilai jual obyek pajak di Provinsi Banten. Harga<br />
tanah yang dimiliki Airin naik 100 kali lipat, yakni<br />
menjadi Rp 750 ribu per meter persegi.<br />
Pembebasan tanah untuk pembangunan RSUD<br />
Rujukan Provinsi Banten ini diduga kuat merogoh<br />
kocek APBD Banten sekitar Rp 1 miliar. Sumber<br />
majalah detik di KPK menyebutkan dokumen<br />
penjualan lahan itu pun sudah diamankan saat<br />
menggeledah kantor PT Bali Pacific pekan lalu.<br />
Nama Airin tercantum dalam dokumen itu.<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
FOKUS<br />
AIRIN DIINCAR<br />
Mobil-mobil mewah yang<br />
dimiliki Wawan.<br />
DETIKCOM<br />
Juru bicara KPK, Johan Budi, mengkonfirmasi<br />
penyelidik KPK membawa berbagai dokumen dalam<br />
penggeledahan di PT Bali Pacific. Namun ia enggan<br />
memerinci dokumen tersebut. “Tentunya dokumen<br />
ini akan digunakan untuk kepentingan penyelidikan,”<br />
tutur Johan.<br />
Permainan tanah ini tentunya tidak dilakukan sendiri<br />
oleh Airin. Campur tangan keluarga Ratu Atut berperan<br />
memuluskan jalan permainan ini. Suami Airin, Tubagus<br />
Chaeri Wardana alias Wawan, merupakan adik<br />
Gubernur Banten Ratu Atut Chosi yah. Hasil penjualan<br />
tanah masuk dalam daftar kekayaan Airin agar nama<br />
Wawan tersamar. Wawan menjabat Ketua Kamar<br />
Dagang dan Industri Provinsi Banten.<br />
Usaha Wawan yang berlimpah membuat daftar<br />
kekayaan Airin membuncit. Rumah Airin di Jalan<br />
Denpasar, Kuningan, Jakarta, turut berkembang.<br />
Airin dan Wawan tinggal di Jalan Denpasar Nomor<br />
III. Pada 2007, keduanya membeli dua kaveling tanah<br />
di Jalan Denpasar IV.<br />
“Kalau Wawan baru pindah pada 2007. Ia membeli<br />
tanah di jalan sebelahnya,” tutur petugas keamanan<br />
kompleks, Husain.<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
FOKUS<br />
AIRIN DIINCAR<br />
Airin cuma<br />
boneka,<br />
sedangkan<br />
dalangnya<br />
Wawan.<br />
Selain aset tidak bergerak, harta kekayaan yang<br />
mencolok Airin adalah kepemilikan mobil mewah.<br />
Ibu dua anak ini tercatat memiliki delapan mobil<br />
mewah.<br />
Mobil mewah tersebut adalah Range Rover Sport<br />
seharga Rp 2,1 miliar (tahun 2007), Mercedes-Benz<br />
seharga Rp 1,58 miliar (tahun 2008), Mini Cooper<br />
seharga Rp 600 juta (tahun 2008), Lamborghini<br />
seharga Rp 9 miliar (tahun 2009), Toyota Alphard<br />
seharga Rp 1,3 miliar (tahun 2010), Ferrari seharga<br />
Rp 3,5 miliar (tahun 2006), dan Porsche Panamera<br />
seharga Rp 3,5 miliar (tahun 2010).<br />
Kekayaan Airin yang berlimpah ruah itu<br />
kini menjadi sorotan. Terlebih kemudian<br />
KPK menahan Wawan. Selain dalam kasus<br />
dugaan suap terhadap Akil, Wawan kini<br />
dibidik dalam kasus penyimpangan proyek<br />
pengadaan alat kesehatan di Tangerang<br />
Selatan.<br />
Kekayaan Airin memang sudah<br />
sewajarnya menimbulkan tanda tanya. Ada<br />
sejumlah kejanggalan yang mengikutinya.<br />
Misalnya data notaris perusahaan milik<br />
Airin dan Wawan, PT Radio Bahana Banten<br />
atau Polaris FM, yang didapatkan majalah<br />
detik menyebutkan perusahaan ini diatasnamakan<br />
kedua anaknya. Mereka adalah Tubagus Ghifari<br />
al-Chusaeri Wardana dan Ratu Ghefira Marhamah<br />
Wardana. Padahal kedua anak itu belum dewasa.<br />
Ghifari merupakan bocah kelahiran 1998, sedangkan<br />
Ghefira lahir pada 2004. Keduanya belum cukup<br />
umur untuk menguasai perusahaan.<br />
Kekayaan Airin menjadi ironi ketika berhadapan<br />
dengan kondisi kesejahteraan di Banten. Pengamat<br />
politik Banten, Gandung Ismanto, menyebutkan<br />
Airin sebenarnya tidak memiliki kualitas untuk<br />
memimpin Banten. Ia curiga selama ini Airin<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
FOKUS<br />
AIRIN DIINCAR<br />
Airin setelah menjenguk<br />
Wawan di KPK.<br />
FANNY OCTAVIANUS / ANTARA<br />
berkongsi dengan Wawan untuk memuluskan<br />
penggangsiran proyek di Tangerang Selatan. “Airin<br />
cuma boneka, sementara dalangnya Wawan,”<br />
ujarnya.<br />
Kepala Bagian Humas Kota Tangerang Selatan<br />
Dedi Rafidi merasa heran kekayaan Airin baru<br />
dipersoalkan sekarang. Bagi dia, bukan hal yang aneh<br />
jika Airin tajir mengingat ia bersuami pengusaha<br />
dan merupakan menantu Chasan Sochib. Di Banten,<br />
ayah Atut dan Wawan dikenal sebagai pengusaha<br />
yang banyak mendapat proyek dari pemerintah.<br />
“Seharusnya ramainya kemarin sewaktu Ibu<br />
mencalonkan, kok baru sekarang ramainya” protes<br />
Dedi saat ditemui majalah detik di kantornya.<br />
Dedi juga membantah tudingan bahwa Airin hanya<br />
boneka Wawan. Menurut dia, Airin memiliki jiwa<br />
kepemimpinan yang baik. Ia selama ini selalu tampil<br />
visioner. Apalagi, selaku wali kota, perhatiannya<br />
terhadap permasalahan masyarakat cukup hebat.<br />
Adapun Airin enggan menjawab pertanyaan seputar<br />
hartanya. Ia memilih bungkam dan menghindari<br />
wartawan. ISFARI HIKMAT, BAHTIAR RIFAI, PASTI LIBERTI | ARYO BHAWONO<br />
MAJALAH DETIK 4 -- 10 NOVEMBER 2013
FOKUS<br />
AIRIN DIINCAR<br />
KEPALA HUMAS<br />
KOTA TANGERANG SELATAN:<br />
IBU AIRIN SUDAH SIAP<br />
DIPANGGIL KPK<br />
AIRIN SUDAH KAYA JAUH SEBELUM JADI WALI KOTA. BERKERAS TIDAK<br />
ADA CAMPUR TANGAN WAWAN DALAM PEMERINTAHAN AIRIN DAN<br />
TENDER PROYEK TANGERANG SELATAN.<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
FOKUS<br />
AIRIN DIINCAR<br />
Bapak-bapak dan Ibu-ibu harus<br />
tetap semangat biar saya tambah<br />
semangat.<br />
AIRIN Rachmi Diany adalah pe mimpin yang<br />
cerdas, visioner, dan disiplin. Setidaknya begitulah<br />
pandangan Kepala Bagian Humas<br />
Kota Tangerang Selatan Dedi Rafidi terhadap<br />
atasannya itu. Dedi menilai Airin sangat tegas,<br />
terutama soal laporan kerja, yang mesti disetor setiap<br />
Senin. Segala jenis pekerjaan dan masalah harus<br />
masuk dalam kondisi terselesaikan serta terpecahkan.<br />
“Tidak boleh laporan disertai minta petunjuk dan<br />
arahan,” ujarnya. “Petunjuk dan arahan saya sudah<br />
habis, jadi you kerja. Kalau ada masalah, kerjakan dan<br />
pecahkan,” ujar Dedi menirukan Airin.<br />
Apakah Airin masih seperti itu setelah suaminya, Tubagus<br />
Chaeri Wardana alias Wawan, ditangkap KPK<br />
“Kami semua berjalan seperti biasa,” kata Dedi.<br />
Ditemui di ruangan kerjanya<br />
Jumat pagi, 1 November,<br />
Dedi menjawab per tanyaan<br />
tentang penyelidikan pengadaan<br />
alat ke sehatan di<br />
Tangerang Selatan, tentang<br />
tudingan intervensi Wawan<br />
dalam peme rintahan Airin,<br />
dan harta fantastis sang wali kota. Berikut ini petikan<br />
wawancara Isfari Hikmat dari majalah detik dengan<br />
Dedi.<br />
Seperti apa Airin setelah Wawan ditangkap KPK<br />
Ibu tenang-tenang saja. Tidak menunjukkan Ibu ada<br />
yang berbeda. Itu yang luar biasa. Kalau rapat, dia<br />
selalu bilang, “Bapak-bapak dan Ibu-ibu harus tetap<br />
semangat biar saya tambah semangat.”<br />
Masyarakat, saat ditemui Ibu ketika blusukan, pada<br />
nangis. Peluk Ibu. Banyak tokoh masyarakat ke sini,<br />
termasuk tokoh dari Ciputat, memberikan dukungan.<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
FOKUS<br />
AIRIN DIINCAR<br />
Airin sering menjenguk suami ke KPK, apakah<br />
tidak mengganggu peme rintahan<br />
Tidak, karena Ibu besuk saat jam istirahat. Setelah itu<br />
langsung rapat. Kemarin itu, malam dari sana (KPK)<br />
langsung rapat. Setiap hari pasti ke kantor. Kalau ada<br />
tugas di luar, pasti balik ke kantor. Tidak ada masalah,<br />
karena Ibu sudah bagi tugas.<br />
Kantor Wali Kota Tangerang<br />
Selatan.<br />
BAHTIAR RIFAI/MAJALAH DETIK<br />
KPK mulai menyelisik<br />
dugaan korupsi pengadaan<br />
alat kesehatan di Tangerang<br />
Selatan. Bagaimana tanggapan<br />
peme rintah kota<br />
Saya… (menahan napas beberapa<br />
detik) tidak tahu persis<br />
mengenai Banten. Tapi tender<br />
di sini menggunakan e-procurement.<br />
Sekarang kami tidak bisa<br />
memberikan tanggapan apaapa,<br />
kecuali kalau sudah dirilis<br />
adanya kerugian negara, baru<br />
bisa kami tanggapi.<br />
Kami tetap berjalan seperti biasa saja. Ibu Wali Kota<br />
pun mendukung apa yang dilakukan KPK. Bahkan Ibu<br />
bilang, sekalipun nanti dipanggil jadi saksi, Ibu siap.<br />
Bukankah KPK sudah menggeledah kantor dinas<br />
kesehatan<br />
Kami akui di dinas kesehatan ada penggeledahan oleh<br />
KPK. Cuma, saya tidak bisa memberikan tanggapan<br />
apa-apa. Iya, tapi KPK belum merilis kasusnya seperti<br />
apa. Jadi apa yang mau ditanggapi<br />
Bagaimana dengan penggeledahan di kantor Sekretaris<br />
Daerah<br />
Di kantor Pak Sekda, KPK cuma datang minta ban-<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
FOKUS<br />
AIRIN DIINCAR<br />
tuan supaya dokumen-dokumen itu dikumpulkan di<br />
sini.<br />
BPK menemukan ada indikasi penyimpangan<br />
pada proyek Dinas Ke sehatan. Bagaimana tanggapan<br />
Anda<br />
Sampai saat ini kami belum bisa memberikan tanggapan<br />
apa pun mengenai hal itu karena kami menunggu<br />
rilis dari BPK.<br />
Banyak yang menyebut, dalam<br />
pemerintahan Airin, ada intervensi<br />
dari Tubagus Chaeri Wardana<br />
Saya enggak tahu pengaruh<br />
hubung an suami-istri, ya. Kalau yang<br />
saya rasakan, Ibu mandiri. Tidak ada<br />
(intervensi). Saat penyusunan anggaran,<br />
terbuka semua, dan itu sudah<br />
dirapatkan dengan Dewan.<br />
Airin saat membuka turnamen<br />
sepak bola di Tangerang<br />
Selatan.<br />
MARIMEMBANGUNTANGSEL.COM<br />
Perusahaan Wawan banyak memenangi<br />
tender proyek pemerintah<br />
Tangerang Selatan....<br />
Saya tidak tahu persis karena saya bukan tim anggaran.<br />
Itu di luar kewenangan saya. Yang saya tahu,<br />
itu lelang elektronik, siapa pun boleh masuk.<br />
Bagaimana dengan harta Airin yang mencapai Rp<br />
100 miliar<br />
Tepatnya Rp 111 miliar. Dia kan pengusaha, sebelum<br />
jadi wali kota juga sudah kaya. Ini harus dipisahkan.<br />
Pada saat Bu Airin mencalonkan diri sebagai wali<br />
kota, laporan keuangannya sudah mencapai Rp 111<br />
miliar. <br />
ISFARI HIKMAT | OKTA WIGUNA<br />
MAJALAH DETIK 4 -- 10 NOVEMBER 2013
gaya hidup<br />
PiPi<br />
Chubby<br />
Lebih Unyu!<br />
PIPI DENGAN TULANG MENONJOL MULAI<br />
DITINGGALKAN. KINI PEREMPUAN LEBIH SUKA<br />
PIPI CHUBBY. ADA, LO, CARANYA!<br />
FOTO-FOTO: THINKSTOCK & GETTY IMAGES<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
gaya hidup<br />
RABBANI<br />
DULU, banyak perempuan yang enggak suka<br />
kalau dikaruniai pipi tembam. Berbagai cara<br />
mereka lakukan untuk menutupinya, mulai<br />
gaya potongan rambut, makeup, hingga<br />
operasi. Semuanya agar wajah terlihat lebih tirus.<br />
Dulu perempuan dianggap cantik jika langsing 3P<br />
(pinggang, paha, dan pipi) ala model catwalk. Tapi,<br />
seiring dengan perubahan zaman, definisi cantik<br />
ikut berubah.<br />
Beberapa waktu lalu, The New York Times melansir,<br />
pipi chubby atau tembam sedang menjadi tren di<br />
kalangan kaum Hawa, terutama yang berusia 20-40<br />
tahun.<br />
Perempuan yang sebelumnya mengeluh punya<br />
pipi tembam sekarang bisa berbangga. Sebaliknya,<br />
mereka yang pipinya tirus ingin jadi ranum<br />
agar terlihat unyu-unyu seperti artis Selena Gomez,<br />
katanya.<br />
Lebih Muda<br />
Tren pipi “berisi” ini ternyata juga sudah<br />
menular ke Indonesia. Salah satu<br />
selebritas yang memiliki pipi tembam<br />
adalah Fatin. Sejak kemunculannya, gadis<br />
berjilbab ini memang begitu menggemaskan<br />
dengan pipi tembamnya.<br />
Kini banyak perempuan yang semula<br />
malu dengan pipi yang terlihat bervolume<br />
justru senang dan bangga. Ranti salah<br />
satunya. Gadis 27 tahun ini mengaku<br />
baru-baru ini saja merasa percaya diri<br />
dengan pipinya. Dulu, karyawati swasta<br />
ini sering menutupinya de ngan<br />
rambut.<br />
“Dari dulu, orang kalau lihat pipi-<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
gaya hidup<br />
dr. Olivia Ong, dipl. AAAM<br />
RACHMAN/DETIKFOTO<br />
ku katanya gemas, tapi aku enggak PD<br />
(percaya diri),” ujarnya malu-malu.<br />
Kesan pertama pipi chubby memang<br />
menggemaskan. Para ahli kecantikan<br />
juga sepakat bahwa pipi tembam identik<br />
dengan baby face sehingga tampak<br />
awet muda karena terlihat “merekah”.<br />
Sementara Ranti kini percaya diri<br />
dengan pipinya, lain lagi dengan Julia.<br />
Perempuan 25 tahun ini malah galau<br />
karena pipinya yang tirus, bahkan cenderung<br />
kempot.<br />
Julia merasa wajahnya terlihat lebih<br />
tua dari umur sebenarnya. “Masak banyak<br />
orang mengira aku umurnya sudah<br />
30 tahun. Masak terlihat lima tahun<br />
lebih tua” keluhnya.<br />
Julia sudah melakukan banyak cara<br />
untuk “mengisi” pipinya yang kosong,<br />
termasuk dengan makan banyak. Ia<br />
berharap lemak di pipi makin tebal.<br />
Tapi, tetap saja, hasilnya nihil.<br />
Keluhan Julia ternyata juga banyak<br />
disampaikan para pasien yang datang<br />
ke pakar anti-aging, dr. Olivia Ong, dipl.<br />
AAAM. Belakangan, banyak perempuan<br />
di Jakarta yang ingin pipinya lebih berisi.<br />
Menurut dr. Olivia, pipi adalah bagian<br />
wajah yang paling menonjol karena<br />
areanya paling luas dibanding bagian<br />
wajah yang lain. Pipi juga punya kekuatan<br />
untuk membuat wajah jadi menarik<br />
atau tidak.<br />
Namun sayang, kaum Hawa malah<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
gaya hidup<br />
Pipi juga punya<br />
kekuatan untuk<br />
membuat wajah<br />
jadi menarik<br />
atau tidak.<br />
sering lupa merawat pipinya. Akibatnya, pipi terlihat<br />
kendur atau tidak kencang. Bahkan, pipi malah terlihat<br />
hilang alias kempot. Ini yang membuat wajah<br />
terlihat tua.<br />
“Jadi sebenarnya bukan tembam yang kayak bakpao,<br />
ya, tapi perempuan sekarang ingin tetap terlihat<br />
muda. Pipinya enggak mau kempes<br />
karena itu merupakan salah satu<br />
tanda penuaan,” ujar dr. Olivia.<br />
Dokter Olivia mengatakan,<br />
kira-kira dua tahun belakangan,<br />
kaum Hawa tak hanya<br />
memikirkan soal tulang pipi<br />
saja, tapi juga volume area pipi<br />
(lemak).<br />
Banyak pasiennya yang mengeluhkan<br />
soal pipinya yang<br />
kempot. Mereka menanyakan<br />
solusi agar pipinya bisa tampak<br />
lebih berisi dan segar.<br />
Karena pipi yang berisi<br />
dipercaya akan membuat<br />
wajah selalu terlihat muda.<br />
Dokter Olivia pun menyarankan<br />
agar perempuan yang masih<br />
muda pintar-pintar menjaga<br />
keremajaan kulit sejak dini. Selain<br />
gaya hidup yang sehat dan<br />
olahraga secara teratur, istirahat<br />
yang cukup akan menjaga kemudaan wajah Anda.<br />
“Sekali-kali lakukan perawatan antiaging<br />
agar awet muda kalau usia sudah<br />
25 tahun lebih,” ujarnya.<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
gaya hidup<br />
Dengan metode<br />
ini, pipi yang tirus<br />
akan berubah jadi<br />
ranum dan berisi<br />
hanya dalam<br />
waktu kurang<br />
dari satu jam.<br />
Diisi<br />
Lalu bagaimana jika pipi sudah telanjur kempot<br />
Atau seperti kasus Julia, yang memang punya pipi<br />
tipis sehingga wajah terlihat tidak segar dan tidak<br />
muda<br />
Operasi plastik merupakan salah satu alternatif.<br />
Namun tentu, para perempuan ingin<br />
tetap cantik tapi tak berisiko. Mereka pun<br />
tidak boleh sembarangan memilih.<br />
“Pasien sekarang mau yang benar-benar<br />
aman. Cantik sekarang tapi juga aman untuk<br />
jangka panjang,” ujar dr. Olivia.<br />
Menurut dr. Olivia, ada satu metode yang<br />
diklaim aman dan sudah diakui dunia kedokteran<br />
internasional, yakni mengisi pipi dengan<br />
menggunakan bahan alami asam hialuronat.<br />
Asam hialuronat adalah senyawa pembentuk<br />
jaringan ikat. Bentuknya berupa gel yang ditemukan<br />
di kulit dan tali pusat.<br />
Dengan metode ini, pipi yang tirus akan<br />
berubah jadi ranum dan berisi hanya dalam<br />
waktu kurang dari satu jam. Metode<br />
ini juga tak butuh perawatan lanjutan, jadi<br />
setelah operasi, Anda bisa langsung ke<br />
pesta atau jalan-jalan di mal.<br />
Untuk mengisi pipi, Anda perlu berkonsultasi<br />
terlebih dulu agar mengetahui<br />
proses pengisian yang dibutuhkan.<br />
Setelah itu bisa langsung dilakukan<br />
tindakan. Pertama-tama pasien akan dioles<br />
krim anestesi yang butuh waktu<br />
30 menit.<br />
Selanjutnya, dokter akan menyuntikkan<br />
filler ke bagian-bagian<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
gaya hidup<br />
Sebelum<br />
Sesudah<br />
yang perlu diisi. Proses ini memakan waktu sekitar<br />
15 menit. Dan dalam sekejap, pipi yang tirus akan<br />
berubah jadi ranum dan lebih segar.<br />
Dokter Olivia menegaskan, metode ini jelas berbeda<br />
dengan suntik silikon cair yang berbahaya. Bahan<br />
filler ini akan luruh bersama metabolisme tubuh dalam<br />
enam bulan.<br />
“Jadi tidak seperti silikon cair yang akan menetap<br />
dan menjadi satu dengan jaringan kulit. Filler ini akan<br />
luruh sehingga aman,” ujar dokter jebolan Amerika<br />
Serikat ini.<br />
Ingin pipi ranum dan tampak muda Hmm…. Anda<br />
perlu merogoh kocek lumayan dalam. Sebab, untuk<br />
sekali pengisian, biaya paling murah Rp 6 juta.<br />
Hasilnya juga hanya bertahan selama enam bulan.<br />
Jadi, daripada repot, lebih baik cintai diri Anda apa<br />
adanya. <br />
KEN YUNITA | ESTI UTAMI<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
wisata<br />
Kota Dongeng<br />
LADY CARCAS<br />
KASTIL KUNO DAN TEMBOK BENTENG CARCASSONNE DIPAKAI<br />
UNTUK LATAR FILM ROBIN HOOD. MENGUNJUNGI CARCASSONNE,<br />
KITA SEPERTI TERLEMPAR KE NEGERI DONGENG.<br />
FOTO - FOTO: IIN YUMIYANTI/DETIKFOTO<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
WISATA<br />
BETAPA tuanya saya. Umur sudah 60 tahun.<br />
Dan (alangkah malangnya) saya belum pernah<br />
melihat Carcassonne.”<br />
Carcassonne adalah salah satu kota di<br />
Prancis, tepatnya di Region Languedoc-Roussillon.<br />
Kota ini terkenal karena château et remparts, benteng<br />
dan kastil kuno, yang ditetapkan sebagai situs warisan<br />
dunia oleh Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa<br />
untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan<br />
(UNESCO) pada 1996.<br />
Adalah penyair Gustave Nadaud yang mempopulerkan<br />
Carcassonne. Pembuka tulisan ini adalah petikan<br />
puisi berjudul Carcassonne, yang ditulis Nadaud. Puisi<br />
ini menggambarkan Carcassonne sebagai tempat<br />
impian yang wajib dikunjungi.<br />
Penyair yang meninggal dalam kemiskinan itu<br />
mengisahkan penyesalan seorang pria tua yang tidak<br />
bisa mengunjungi Carcassonne. Pria tua tersebut<br />
mendapat cerita, Carcassonne merupakan tempat<br />
yang selalu dilimpahi kegembiraan. Ada pasar malam<br />
nan ramai, ada parade meriah yang dipimpin seorang<br />
uskup.<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
WISATA<br />
“Ya Tuhan, saya sama sekali tidak tahu Carcassonne,”<br />
keluh pak tua itu dalam puisi Nadaud. Malangnya,<br />
ketika diajak mengunjungi tempat impiannya itu, pria<br />
60 tahun tersebut meninggal dalam perjalanan.<br />
Carcassonne merupakan kota dengan bangunanbangunan<br />
kuno abad pertengahan (medieval). Ada 52<br />
kastil di kota yang dilingkari tembok tinggi sepanjang<br />
3 kilometer ini.<br />
Mengunjungi Carcassonne, kita seperti memasuki<br />
negeri dongeng. Mungkin kita akan teringat pada filmfilm<br />
yang berlatar abad pertengahan. Misalnya Robin<br />
Hood, Prince of Thieves, yang dibintangi oleh Kevin<br />
Costner pada 1991. Sejumlah adegan film ini menggunakan<br />
latar Carcassonne, contohnya saat Robin Hood<br />
berlarian di atas benteng.<br />
Dari Paris, Carcassonne bisa dicapai dalam waktu<br />
tujuh setengah jam dengan menggunakan kereta.<br />
Bulan September merupakan salah satu waktu paling<br />
PARIS<br />
PARIS<br />
ABU DHABI<br />
TOULOUSE<br />
CARCASSONNE<br />
JAKARTA<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
wisata<br />
Nama<br />
Carcassonne<br />
memang<br />
merujuk pada<br />
legenda Lady<br />
Carcas.<br />
tepat berkunjung ke Carcassonne. Cuaca cerah. Segalanya<br />
seperti sedang berkonspirasi untuk menciptakan<br />
keindahan. Alam memperagakan warna-warni<br />
yang mempesona: tembok benteng abu-abu kehitaman,<br />
atap kastil merah bata, daun-daun pohon oak hijau<br />
bersemu oranye, dipadu langit biru dengan awan putih<br />
yang berarak.<br />
Halaman nan luas terbentang sebelum mencapai<br />
gerbang. Pohon-pohon tua nan rimbun lengkap dengan<br />
kursi taman di bawahnya tersebar di halaman, seolah<br />
berkata, silakan bersantai menikmati sejuknya<br />
udara ataupun indahnya suasana.<br />
Di gerbang benteng, kita akan disambut senyuman<br />
Lady Carcas. Perempuan yang namanya memunculkan<br />
legenda Carcassonne ini diabadikan dalam wujud<br />
patung.<br />
Sang lady adalah istri Count Saracen. Lady Carcas<br />
dikenal sebagai ahli psikologi perang. Pada tahun 750<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
WISATA<br />
Masehi, dikisahkan kota milik Saracen ini sudah lima<br />
tahun dikepung pasukan Charlemagne atau Raja Karel<br />
yang Agung.<br />
Dalam masa pengepungan itu, bangsawan Saracen<br />
meninggal. Lady Carcas lantas memutar akal.<br />
Kebetulan saat itu ada petani yang mengirimkan<br />
gandum dan babi untuk dimasak Istana. Lady Carcas<br />
memerintahkan agar gandum dan babi itu digantung<br />
di menara kastil dan dilemparkan ke arah pasukan<br />
Charlemagne.<br />
Melihat itu, Karel yang Agung, yang dikenal sebagai<br />
bapak pendiri Eropa, menyimpulkan kota yang dikepungnya<br />
menyimpan bahan makanan berlebihan, sehingga<br />
tidak ada gunanya dikepung. Lantas dibuatlah<br />
perdamaian.<br />
Sebagai tanda terbebas dari pengepungan, Lady<br />
Carcas memerintahkan pengawalnya membunyikan<br />
lonceng. Pengawalnya meneriakkan Carcas sonne<br />
(suara Carcas). “Carcas Sonne, Carcassonne.” Maka,<br />
sejak saat itu, kota yang memiliki luas wilayah 65,08<br />
kilometer persegi tersebut dinamai Carcassonne.<br />
Kisah itu dinilai hanya legenda, Lady Carcas hanya<br />
karakter fiksi. Faktanya, Charlemagne tidak pernah<br />
mengepung Carcassonne.<br />
Masuk ke benteng, ada jalan yang menyerupai lorong<br />
kecil, yang di sisi kiri dan kanannya berjejer menaramenara.<br />
Menara inilah yang dulu dipakai untuk mengawasi<br />
keadaan di luar kota apabila ada musuh datang.<br />
Juga ada sejumlah bangunan, seperti museum, jembatan,<br />
serta gereja Katolik, yang mungkin mengilhami<br />
Nadaud menuliskan bait puisinya tentang<br />
arak-arakan uskup.<br />
Jangan lupa naik ke puncak benteng. Dari puncak<br />
benteng, kita bisa melihat kota baru Bastide<br />
St Louis yang sangat indah. Carcassonne dan<br />
Bastide St Louis dipisahkan oleh Sungai Aude.<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
WISATA<br />
Cokelat Segede Buku<br />
Semakin ke dalam menjelajahi Benteng<br />
Carcassonne, akan ditemukan kota kecil<br />
di dalamnya. Ada kafe-kafe, hotel, dan<br />
toko yang menjual berbagai macam suvenir.<br />
Maka jangan cemas bila tidak membawa bekal<br />
ketika datang ke Carcassonne. Meski benteng ini<br />
masuk dalam situs warisan UNESCO, tidaklah sulit<br />
mencari makanan dan minuman di sini.<br />
Kafe-kafe mungil nan cantik banyak tersebar di<br />
dalam Benteng Carcassonne. Salah satunya D’Jardin.<br />
Kafe ini memadukan resto dan taman. Lahannya yang<br />
kecil didominasi pohon delima tua. Kursi dan meja<br />
tertata rapi di antara pohon-pohon dan dinding hijau<br />
yang dipenuhi dedaunan.<br />
Selain kafe, ada berderet toko yang menjajakan<br />
jajanan, ada yang menjual aneka cokelat sampai es<br />
krim. Jangan kaget jika menemukan cokelatbatangan<br />
sebesar buku di sini.<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
WISATA<br />
Kampung Factory Outlet<br />
Jika ingin berbelanja, toko-toko cendera mata<br />
di sini menawarkan harga miring. Harga aneka<br />
cendera mata, dari gantungan kunci, replika<br />
Menara Eifel, magnet kulkas, T-shirt, hingga<br />
baju zirah Perang Salib, lebih murah dibanding<br />
yang dijual di bandara Paris.<br />
Bila merasa salah kostum karena mengira<br />
bakal musim dingin tapi ternyata musim panas,<br />
beli saja T-shirt. Jangan sungkan berganti baju<br />
di toko tersebut meski tidak ada tempat ganti.<br />
Penjaganya dengan ramah bersedia membantu<br />
berjaga di pintu agar tidak ada pengunjung lain<br />
yang masuk.<br />
Bila belum puas, tidak jauh dari situs UNESCO<br />
ini ada kampung factory outlet, bernama Nailloux.<br />
Di sini tersebar aneka label branded, mulai<br />
Zadiq & Voltaire, ba&sh, Nike, sampai Samsonite.<br />
“Sampai stres, gila, murah banget harganya,”<br />
kata seorang turis dari Jakarta. <br />
IIN YUMIYANTI (CARCASSONNE, PRANCIS) | KEN YUNITA<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
KULINER<br />
DIM SUM SI IMUT<br />
PENGGOYANG LIDAH<br />
PENGGILA DIM SUM BISA DATANG KE SINI. BEBAS MAKAN BERAGAM<br />
PILIHAN DIM SUM. SEPUASNYA.<br />
FOTO-FOTO: RACHMAN / DETIKFOTO<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
KULINER<br />
DIM SUM. Banyak orang sudah mengenalnya.<br />
Makanan imut ini berasal dari Cina. Di tanah<br />
asalnya, makanan yang dimasak dengan<br />
cara dikukus atau digoreng ini biasanya<br />
disajikan sebagai teman minum teh, baik di pagi<br />
maupun sore hari.<br />
Makanan ini kemudian menyebar ke sejumlah negara,<br />
termasuk Indonesia. Belakangan, makin banyak<br />
yang menggemari, bahkan menggilai, dim sum.<br />
Para penggila dim sum rela “mengejar” ke restoranrestoran<br />
yang dikenal menyediakan dim sum enak.<br />
Bagi mereka, harga bukan masalah.<br />
Salah satu yang banyak diperbincangkan pencinta<br />
dim sum adalah Lai Ching Restaurant, yang berada<br />
di Four Seasons Hotel Jakarta.<br />
Restoran di lantai dua Garden Wing Hotel Four<br />
Seasons ini kental dengan suasana oriental. Ornamen<br />
dan interiornya didominasi warna merah. Sentuhan<br />
modern membuat restoran ini makin cantik.<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
KULINER<br />
Banyak tempat<br />
yang pakai babi,<br />
tapi kami tidak.<br />
Bagi tamu yang datang berombongan, tersedia<br />
meja bundar yang cukup untuk delapan orang. Di<br />
meja bertaplak merah, tertata rapi piring dan sumpit,<br />
yang siap digunakan para tamu.<br />
Jika beruntung mendapatkan tempat di dekat jendela,<br />
Anda bisa bersantap sambil menikmati pemandangan<br />
taman yang asri. Tapi, jika menginginkan<br />
privasi, pilihlah meja di lantai dua.<br />
Satu hal yang perlu Anda ingat, Lai Ching tidak<br />
buka sepanjang hari. Restoran ini hanya buka saat<br />
jam makan siang (lunch), pukul 11.30-15.00 WIB,<br />
dan makan malam (dinner) pada pukul 18.00-23.00<br />
WIB .<br />
Nah, saat paling ramai adalah jam makan siang,<br />
apalagi saat akhir pekan, Sabtu atau Minggu. Jika<br />
Anda ingin makan di restoran ini pada akhir pekan,<br />
pastikan memesan tempat terlebih dulu, karena biasanya<br />
penuh.<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
KULINER<br />
Dim sum di Lai Ching Restaurant diracik langsung<br />
oleh chef Foong Kian Meng, yang dibantu chef Sam<br />
Chong. Chef Foong sudah mendalami Chinese food<br />
selama 15 tahun. Racikannya juga bisa dirasakan di<br />
sejumlah negara di Asia.<br />
Chef Foong dikenal sangat kreatif. Karena itu, banyak<br />
orang menyebut dim sum di Lai Ching memiliki<br />
bentuk dan warna yang tidak biasa.<br />
Tak cuma tampilannya, rasa dim sum racikan chef<br />
Foong juga sangat lezat. Ia sangat selektif dalam<br />
menggunakan bahan. “Saya tidak mau membuat<br />
dim sum dengan bahan-bahan yang seadanya. Semua<br />
harus bagus karena makanan enak itu berawal<br />
dari bahan-bahan yang berkualitas bagus,” ujarnya<br />
kepada majalah detik.<br />
Anda yang muslim juga tidak perlu khawatir. Chef<br />
Foong memastikan bahan yang digunakan halal.<br />
“Banyak tempat yang pakai babi, tapi kami tidak,”<br />
ujarnya.<br />
Agar para tamu tidak bosan, chef Foong kerap<br />
mengganti daftar menu di restorannya. Pastinya, semua<br />
layak dicoba karena rasanya yummy.<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
KULINER<br />
Menu Yang paling diminati di<br />
Lai Ching adalah menu all you<br />
can eat dim sum. Harganya Rp<br />
188 ribu, belum termasuk pajak. Tapi<br />
harga ini rasanya sebanding untuk<br />
dim sum lezat buatan chef hotel bintang<br />
lima. Apalagi kita bisa makan<br />
sepuasnya.<br />
Meski all you can eat, Anda tetap<br />
harus memesan dim sum yang ingin<br />
Anda makan. Anda bisa memilih satu<br />
dari tiga menu utama yang ditawarkan.<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
KULINER<br />
Menu ini juga termasuk dessert<br />
atau makanan penutup, yang dijamin<br />
bikin acara makan dim sum<br />
makin berkesan.<br />
Tapi sebaiknya Anda memesannya<br />
secara bertahap, karena<br />
dim sum kurang lezat jika dingin.<br />
Jadi baru menambah jika<br />
memang masih lapar. Tak perlu<br />
malu atau khawatir, para pelayan akan melayani<br />
dengan ramah meski Anda memesan<br />
berkali-kali.<br />
Selama bulan November, dim sum yang<br />
tersedia antara lain Chicken & Vegetable Bun,<br />
Scallop Dumpling, Green Chives Dumpling,<br />
Vegetarian Ham, dan Chicken Dumpling with<br />
Spicy Sauce.<br />
Anda juga bisa mencicipi dim sum goreng,<br />
seperti Taro Black Pepper, Glutinous Rice<br />
Flour with Chicken Dumpling, dan Champion<br />
Crab Meat. Semuanya yummy dan bikin pingin<br />
nambah lagi dan lagi. KEN YUNITA<br />
MAJALAH MAJALAH DETIK 28 DETIK OKTOBER 42 -- 10 - 83 SEPTEMBER NOVEMBER 2013
FOTO - FOTO: ALEX LIVESEY | DOK. PRIBADI | MUNADY | REUTERS<br />
KATY PERRY<br />
PAUL SCHOLES<br />
MAYLAFFAYZA<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
PEOPLE<br />
MAYLAFFAYZA<br />
DOK. PRIBADI<br />
SEBAGAI penghobi lari, Maylaffayza<br />
tentu tak ingin melewatkan<br />
Jakarta Marathon, yang<br />
untuk pertama kalinya digelar<br />
pekan lalu. Sejak dua bulan sebelum<br />
lomba digelar, violis andal ini sudah<br />
mendaftarkan diri sebagai peserta. Ia<br />
juga rajin berlatih bersama suami, minimal<br />
dua kali seminggu. Meski kadang<br />
bersama, mereka lebih sering berlatih<br />
sendiri-sendiri karena kesibukan.<br />
“Biasanya hari Minggu kita sempatkan<br />
lari bersama,” ujarnya. Niatnya,<br />
sih, ikut berlari bersama sang suami,<br />
Yasha Chatab. Tapi, apa boleh dikata,<br />
pada hari H, ternyata violis ini punya<br />
kesibukan lain sehingga harus mengurungkan<br />
niatnya. “T.T nangis di pojokan<br />
gak bisa ikut ++ masih belum bisa<br />
ikut marathon,” kicaunya dalam akun<br />
Twitter.<br />
Namun gadis kelahiran 10 Juli 1976 ini<br />
tak mau melepas begitu saja event tahunan<br />
ini. Ia terus berpartisipasi walau di<br />
luar lintasan. Lewat kicauannya, ia terus<br />
meminta dukungan warga Jakarta atas<br />
penyelenggaraan Jakarta Marathon. Tak<br />
jemu dia mengicaukan rute yang dilalui.<br />
Ia juga memohon pengertian warga atas<br />
ditutupnya sejumlah jalan di Jakarta.<br />
Satu yang pasti, Mayla terus menyemangati<br />
sang suami, yang dengan<br />
susah payah berhasil menundukkan<br />
jarak sejauh 42,195 kilometer itu. Ia pun<br />
cukup bangga dengan hasil yang diraih<br />
sang suami, meski bukan juara. “Bagi<br />
saya, melalap 42 kilometer itu hampir<br />
mustahil. Tapi kau berhasil membuatnya<br />
jadi nyata,” ujarnya bangga.<br />
ESTI UTAMI<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
PEOPLE<br />
ALEX LIVESEY | GETTY IMAGES<br />
PAUL SCHOLES<br />
DARI sekian banyak pemain<br />
bola yang pernah bersentuhan<br />
dengan mantan pelatih<br />
Manchester United, Sir Alex<br />
Ferguson, mungkin hanya Paul Scholes<br />
yang bisa tersenyum. Bagaimana tidak,<br />
dalam buku Ferguson yang diluncurkan<br />
pekan lalu, nama Scholes disebut<br />
hingga 30 kali, melampaui penyebutan<br />
nama Cristiano Ronaldo. Ferguson<br />
juga lebih banyak berkomentar positif,<br />
hampir tak ada kritik terhadap mantan<br />
midfielder MU ini.<br />
Ternyata sikap Scholes yang selalu<br />
terkontrol mampu mencuri hati Ferguson<br />
sejak awal. Ferguson sudah<br />
terkesan sedari pertama bertemu<br />
dengan Scholes. Hingga ia pensiun,<br />
nyaris tak ada perbuatan Scholes yang<br />
salah di matanya. Ferguson memang<br />
menyinggung kelemahan Scholes,<br />
yang disebut suka kehilangan konsentrasi.<br />
Tapi, baginya, ini bukan masalah<br />
besar. “Ini terjadi sebab dia jauh lebih<br />
baik dibanding yang lain,” tulis Ferguson.<br />
Di mata Ferguson, daya tarik Scholes<br />
kian sempurna dengan keterampilannya<br />
mengolah si kulit bundar. Terus<br />
terang, Ferguson memuji akurasi<br />
tendangan Scholes, meski target berjarak<br />
hingga 36 meter.<br />
Ferguson juga bisa menoleransi lidah<br />
tajam midfielder yang gantung sepatu<br />
pada 2011 ini. Bahkan Ferguson mengakui<br />
mendengarkan masukan dari<br />
Scholes, termasuk “melepas” sejumlah<br />
pemain MU.<br />
Ferguson juga menyebut Scholes sebagai<br />
pemain tengah terbaik di Inggris<br />
setelah Bobby Charlton. Makanya, ia<br />
tak habis pikir ketika pelatih timnas Inggris<br />
bingung menemukan cara terbaik<br />
untuk mengakomodasi Steven Gerrard<br />
dan Frank Lampard di lini tengah. “Padahal<br />
cukup memasangkannya dengan<br />
Scholes,” tandasnya.<br />
Sayang, belum ada tanggapan dari<br />
Scholes atas segala pujian yang diarahkan<br />
kepadanya. ESTI UTAMI | THE GUARDIAN<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
PEOPLE<br />
K AT Y P E R R Y<br />
REUTERS<br />
KATY Perry menanggalkan<br />
tampilan lamanya, yang identik<br />
dengan permen warnawarni.<br />
Ya, penyanyi 28 tahun ini<br />
tampil dewasa saat peluncuran album<br />
keduanya, Prism, pekan lalu. Menurut<br />
dia, perubahan ini merefleksikan perubahan<br />
kehidupan pribadi dan musiknya.<br />
Penyanyi yang akhir 2011 baru berpisah<br />
dengan suaminya, komedian Russell<br />
Brand, ini mengaku pengalaman<br />
yang dilaluinya ikut membentuk perubahan<br />
itu. “Menemukan identitas diri<br />
itu tak mudah. Tapi, ketika saya berhasil<br />
melaluinya, saya merasa lebih kuat,”<br />
ujarnya di sela peluncuran Prism.<br />
Lagu-lagu dalam album Prism, yang<br />
sebagian besar juga ditulis Katy sendiri,<br />
mengisahkan cerita hidup Perry.<br />
Termasuk By the Grace of God, lagu<br />
pembuka sekaligus yang paling gelap;<br />
Roar ataupun Birthday, yang iramanya<br />
mengajak pendengar bergoyang.<br />
“Prism adalah sebuah evolusi dan<br />
kematangan. Saya berharap, kalian<br />
bisa mendengar pertumbuhan seseorang,<br />
termasuk seorang penulis lagu,”<br />
harapnya.<br />
Album pertama Perry, Teenage<br />
Dream, mampu menggoyang pasar.<br />
Setidaknya 5,7 juta kopi album ini<br />
terjual di pasar. Lima lagunya tercatat<br />
memuncaki tangga lagu. Namun Perry<br />
menegaskan, Prism berbeda dengan<br />
Teenage Dream. Bahkan salah satu<br />
videonya secara gamblang menggambarkan<br />
seriusnya Perry mananggalkan<br />
citranya dengan membakar rambut<br />
palsu berwarna biru.<br />
“Saya sedang berubah. Saya sangat<br />
sadar sekarang. Lebih sadar dibanding<br />
sebelumnya,” ujarnya. Waktu memang<br />
membuat segalanya berubah.<br />
ESTI UTAMI | REUTERS<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
wkwkwk<br />
Bunda Putri<br />
Melamar Kerjaan<br />
SEORANG WANITA YANG MENGAKU SEBAGAI BUNDA PUTRI<br />
DAN ANAK JENDERAL TIBA-TIBA NONGOL DI KANTOR KPK.<br />
DIAKAH BUNDA PUTRI YANG SELAMA INI DICARI<br />
Ilustrator: Edi Wahyono<br />
BUNDA Putri adalah salah satu sosok yang paling dicari saat ini. Bagaimana<br />
tidak, selain disebut-sebut dalam kasus korupsi pengaturan kuota impor<br />
daging sapi, Bunda Putri membuat berang orang nomor satu di negeri ini.<br />
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dibuat marah karena disebut-sebut<br />
oleh terdakwa kasus impor sapi, Luthfi Hasan Ishaaq, dekat dengan Bunda Putri.<br />
Luthfi, bekas Presiden Partai Keadilan Sejahtera, bahkan menyebut Bunda Putri<br />
tahu soal reshuffle kabinet. Merasa dirugikan, Yudhoyono pun memerintahkan<br />
pengusutan untuk mencari tahu soal Bunda Putri. Nah, apa jadinya jika sosok yang<br />
tengah dicari-cari itu tiba-tiba nongol di hadapan publik Tentu saja bikin heboh.<br />
Senin siang pekan lalu, seorang wanita paruh baya yang mengaku sebagai Bunda<br />
Putri hadir di kantor Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta.<br />
Namun Bunda Putri yang hadir ke KPK itu mengenakan kerudung, tidak seperti<br />
Bunda Putri yang tengah dicari seperti yang tergambar dalam sebagian besar fotonya<br />
yang beredar selama ini.<br />
Seperti halnya Bunda Putri yang disebut Luthfi, wanita itu berkacamata. Ia juga<br />
mengaku mengenal banyak pejabat. Dia bahkan mengklaim punya kedekatan de ngan<br />
beberapa pejabat di negeri ini. “Saya kenal pejabat seluruh Indonesia,” ucapnya.<br />
Tapi Bunda Putri yang datang ke KPK ternyata bukanlah Bunda yang mengoleksi<br />
foto dengan banyak pejabat. Namanya juga bukan Non Saputri, nama asli Bunda<br />
Putri yang sedang dicari. Ia mengaku bernama Putri Ayu Meliana, karena itulah<br />
orang-orang di sekitarnya memanggilnya “Bunda Putri”.<br />
Lalu apa tujuannya datang ke KPK Tentu saja bukan untuk menyerahkan diri.<br />
Sementara Bunda Putri asli dikenal sebagai pebisnis dengan proyek bernilai triliunan<br />
rupiah, Bunda Putri yang ini malah hendak melamar pekerjaan. Dia ingin<br />
diangkat sebagai penasihat KPK. “Maunya digaji Rp 10 juta per bulan.” Duh, Bunda<br />
Putri, Bunda Putri..., ada-ada saja!<br />
IKHWANUL KHABIBI | DIMAS<br />
MAJALAH MAJALAH DETIK DETIK 4 - 10 20 NOVEMBER - 26 MEI 2013
internasional<br />
DINDING KAWAN<br />
PUNYA TELINGA<br />
BADAN KEAMANAN NASIONAL<br />
AMERIKA SERIKAT (NSA) DITUDING<br />
MEMATA-MATAI PARA PEMIMPIN<br />
EROPA. INTEL NEGARA LAIN JUGA<br />
MELAKUKANNYA.<br />
Angela Merkel dan Barack<br />
Obama di Berlin, Jerman.<br />
TIMUR EMEK/GETTY IMAGES<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
internasional<br />
“Memata-matai di<br />
antara teman itu tak<br />
bisa diterima.”<br />
BO bukan anjing biasa. Anjing jantan keturunan Portuguese<br />
Water ini merupakan peliharaan kesayangan<br />
Malia, putri Presiden Amerika Serikat Barack Obama.<br />
Para staf Gedung Putih biasa menyebut anjing ini<br />
DOTUS, Dog of the United States. Sebagai First Dog, sehari-hari<br />
anjing lucu ini leluasa berkeliaran di Gedung<br />
Putih, bahkan berkejaran dengan Presiden Obama.<br />
Namun pada awal Juni, dua tahun lalu, tak tampak<br />
batang hidung Bo di Gedung Putih. Tak ada penjelasan<br />
resmi dari juru bicara Gedung Putih. Para wartawan<br />
menduga, Bo “diungsikan” sementara, sebab hari itu<br />
Gedung Putih kedatangan Kanselir Jerman Angela<br />
Merkel. Sudah lama diketahui, Kanselir Merkel tak<br />
terlalu nyaman berada di dekat<br />
anjing.<br />
Setelah sekian lama hubungan<br />
Kanselir Merkel dan<br />
Presiden Obama tampak sangat<br />
formal dan dingin, hari<br />
itu, “es” itu seolah mencair<br />
semuanya. Keduanya sangat<br />
riang dan tanpa beban. Berulang<br />
kali Kanselir Merkel<br />
memanggil Presiden Obama dengan “dear Barack”.<br />
Paling tidak 11 kali Presiden Obama tak sungkan<br />
memanggil Kanselir Merkel dengan nama depan saja,<br />
“Angela”.<br />
Dia juga tak kelihatan terganggu sama sekali saat<br />
perempuan paling berkuasa di Eropa, dan mungkin<br />
juga di dunia itu, mengangkat telepon di sela-sela<br />
konferensi pers. Kemesraan antara pemimpin negara<br />
dengan perekonomian nomor satu dan keempat<br />
terbesar di dunia itu berlanjut kala Presiden Obama<br />
melawat ke Jerman pada Juni lalu.<br />
Kanselir Merkel menunjukkan balkon di kantornya,<br />
tempat di mana dia bisa mengamati pemandangan<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
kereta yang melintasi perbatasan pada masa Jerman<br />
Barat dan Jerman Timur masih terbelah Tembok Berlin.<br />
Angela Merkel lahir dan tumbuh besar di Jerman<br />
Timur. Pertunjukan kemesraan itu sepertinya bakal<br />
berlalu.<br />
Menurut penelusuran majalah Jerman, Der Spiegel,<br />
nomor telepon Kanselir Merkel ada dalam daftar<br />
Special Collection Service (SCS), salah satu unit Badan<br />
Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) sejak<br />
tahun 2002. Diduga, telepon itu sudah dikuping lebih<br />
dari sepuluh tahun, sejak Angela Merkel belum terpilih<br />
menjadi orang nomor satu di Jerman.<br />
Dalam daftar tersebut, nomor itu diberi nama “GE<br />
Chancellor Merkel”. Menurut dokumen yang diperoleh<br />
Der Spiegel, NSA mengaku memiliki cabang khusus<br />
yang tak resmi terdaftar di Kedutaan Amerika di Berinternasional<br />
Kantor Kedutaan Besar<br />
Amerika Serikat di Berlin,<br />
Jerman.<br />
SEAN GALLUP/GETTY IMAGES<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
internasional<br />
“Semua negara<br />
mengumpulkan informasi<br />
intelijen asing, bukan cuma<br />
Amerika.”<br />
lin, juga 80 kedutaan lain di seluruh dunia. Perintah<br />
operasi pengupingan ini disampaikan oleh departemen<br />
S2C32–S artinya Direktorat Signal Reconnaissance, 2<br />
artinya Direktorat Pengadaan dan Evaluasi, C32 berarti<br />
cabang Eropa.<br />
Kesal ada yang mungkin menguping teleponnya,<br />
pada Rabu dua pekan lalu, Kanselir Merkel menelepon<br />
langsung Presiden Obama. “Memata-matai di antara<br />
teman itu tak bisa diterima,” kata Merkel. Kepada<br />
kawan akrabnya itu, Merkel menekankan perlunya<br />
kepercayaan di antara para sekutu. “Dan kepercayaan<br />
itu sepertinya perlu lagi dibangun dari awal.”<br />
Kanselir Merkel pantas sewot, sebab saat berkunjung<br />
ke Jerman beberapa bulan lalu,<br />
Presiden Obama memberi jaminan<br />
bahwa dinas intelijen Amerika tak<br />
memata-matai dan menguping telepon<br />
pemimpin Jerman dan warga<br />
Jerman.<br />
Pihak Gedung Putih berkelit dari<br />
tudingan. “Presiden Obama memberi<br />
jaminan bahwa Amerika tidak<br />
mengawasi dan tak akan memantau<br />
komunikasi Kanselir Merkel,”<br />
kata Jay Carney, juru bicara Gedung<br />
Putih. Sebenarnya, bukan cuma<br />
Kanselir Merkel yang jadi korban jaringan penyadapan<br />
NSA. Ada 35 nomor telepon pemimpin dunia di daftar<br />
sadap NSA.<br />
Menurut harian Le Monde di Prancis dan El Mundo di<br />
Spanyol, telinga NSA juga menguping telekomunikasi<br />
jutaan warga Prancis dan Spanyol. Menurut dokumen<br />
yang bersumber Edward Snowden, mantan karyawan di<br />
perusahaan rekanan NSA, itu, dalam sebulan saja, NSA<br />
memata-matai 60 juta percakapan lewat telepon di Spanyol.<br />
“Marah saja tak lagi cukup,” kata Menteri Kehakim-<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
internasional<br />
Kanselir Jerman Angela<br />
Merkel dan Presiden<br />
Obama saat konferensi pers<br />
bersama pada 19 Juni lalu<br />
di Berlin, Jerman.<br />
SEAN GALLUP/GETTY IMAGES<br />
an Jerman, Sabine Leutheusser-Schnarrenberger.<br />
<br />
Delapan tahun lalu, media di Amerika Serikat gempar<br />
setelah harian New York Times memberitakan soal<br />
penyadapan terhadap sebagian besar warga Amerika<br />
oleh Badan Keamanan Nasional (NSA). Perintah<br />
menguping warga Amerika itu ditandatangani oleh<br />
Presiden Amerika Serikat George W. Bush dua tahun<br />
sebelumnya, sesaat setelah serangan teroris 11 September.<br />
Padahal, menurut undang-undang, NSA hanya berwenang<br />
beroperasi di luar negeri. Jika NSA hendak<br />
menggelar operasi penyadapan intelijen di dalam negeri,<br />
dia harus mendapat persetujuan dari Pengadilan<br />
Pengawasan Intelijen Asing atau Foreign Intelligence<br />
Surveillance Act Court. Izin inilah yang absen dari<br />
operasi tersebut.<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
internasional<br />
“Tak seorang pun<br />
menginginkan kami berhenti<br />
melindungi negara ini dari<br />
serangan teroris.”<br />
“Presiden Bush berpikir bahwa serangan ke Afganistan<br />
setelah peristiwa 11 September membuat operasi<br />
intelijen ini diperkenankan. Ini benar-benar absurd,”<br />
semprot senator dari Wisconsin, Russ Feingold, kala<br />
itu.<br />
Presiden Bush berkilah bahwa serangan teroris pada<br />
11 September 2001 terjadi karena NSA tak mengawasi<br />
komunikasi di dalam negeri. Padahal, dua pelaku serangan<br />
bunuh diri itu, Khalid al-Mihdhar dan Nawaf<br />
al-Hazmi, sempat mengontak anggota Al-Qaidah lain<br />
di luar negeri. “Tapi kita tak tahu mereka ada di sini,<br />
sampai semuanya terlambat,” kata Presiden Bush.<br />
Di muka anggota Komite Intelijen DPR Amerika<br />
beberapa bulan lalu, Direktur NSA<br />
Jenderal Keith Alexander, mengatakan,<br />
berkat operasi penyadapan<br />
itu mereka berhasil menggagalkan<br />
lebih dari 50 rencana terorisme<br />
sejak peristiwa 11 September. Di<br />
antara rencana serangan teroris itu<br />
adalah pengeboman Bursa Saham<br />
New York. Perencananya seorang<br />
laki-laki dari Kansas. Berkat jaringan<br />
pengupingan ini pula, NSA dan<br />
mitranya berhasil menghadang<br />
rencana serangan ke sebuah kantor<br />
koran di Denmark.<br />
Selasa pekan lalu, Jenderal Alexander bersama<br />
Direktur Intelijen Nasional James Clapper kembali<br />
harus berbusa-busa menjelaskan soal tudingan operasi<br />
penyadapan terhadap warga dan pemimpin negara-negara<br />
sekutu di Eropa kepada Komite Intelijen.<br />
Baik Jenderal Alexander maupun James Clapper tak<br />
meminta maaf, juga tak membantah urusan operasi<br />
kuping-menguping ini.<br />
Menurut Jenderal Alexander, semua informasi yang<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
internasional<br />
Pengunjuk rasa yang<br />
menolak praktek<br />
mata-mata NSA.<br />
REUTERS/JASON REED<br />
mereka kumpulkan sangat<br />
krusial bagi pertahanan<br />
Amerika dan juga<br />
negara-negara sekutunya<br />
di Eropa. “Kami tak<br />
memata-matai seseorang,<br />
kecuali untuk tujuan<br />
intelijen yang valid,”<br />
James Clapper membela<br />
diri. Data intelijen di<br />
Eropa, menurut Alexander,<br />
juga tak dikumpulkan<br />
sendiri oleh NSA,<br />
melainkan dipasok oleh<br />
dinas intelijen negaranegara<br />
sekutu.<br />
Ketua Komite Intelijen, Mike Rogers, juga berada di<br />
pihak NSA. “Semua negara mengumpulkan informasi<br />
intelijen asing, bukan cuma Amerika,” kata Rogers. Saat<br />
ditanya apakah intel asing juga memata-matai dan berusaha<br />
menyadap komunikasi pemimpin Amerika, tanpa<br />
ragu James Clapper menjawab, “Sudah pasti.”<br />
Rogers menjelaskan, kabar bahwa NSA mematamatai<br />
jutaan warga Prancis dan Spanyol 100 persen<br />
salah. “Jika warga Prancis tahu persis operasi itu,<br />
mungkin mereka malah bakal memberikan aplaus<br />
dan bersulang sampanye,” ujar Rogers. “Ini sesuatu<br />
yang baik, yang bakal membuat Prancis aman, Amerika<br />
aman dan negara-negara sekutu kami di Eropa<br />
aman.”<br />
“Apakah aku akan menghentikan operasi ini” tanya<br />
Jenderal Alexander. “Ya, mungkin para pembuat<br />
kebijakan bisa melakukannya. Tapi tak seorang pun<br />
menginginkan kami berhenti melindungi negara ini<br />
dari serangan teroris.” <br />
MONIQUE SHINTAMI, SAPTO PRADITYO | CNN | WASHINGTON POST | GUARDIAN | USA TODAY<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
internasional<br />
MIMPI EMAS<br />
‘RAJA MIDAS’<br />
GARA-GARA MIMPI SEORANG YOGI, PEMERINTAH INDIA SIBUK “BERBURU”<br />
KUBURAN EMAS. KONON, SHOBHAN SARKAR PUNYA BANYAK MUKJIZAT.<br />
REUTERS<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
internasional<br />
Dia mengetahui apa yang<br />
tak diketahui orang lain<br />
dan membuat banyak<br />
keajaiban.<br />
ARA pengikutnya percaya guru yoga Shobhan Sarkar<br />
alias Bhaskar Tiwari alias Anand Deo merupakan penjelmaan<br />
Hanoman, sang Dewa Monyet. “Dia sanggup memindahkan<br />
gunung,” ujar satu pemujanya. Yogi Swami<br />
Shobhan Sarkar juga dipercaya punya berderet mukjizat.<br />
Bak Raja Midas, guru Sarkar, 65 tahun, bisa menyulap<br />
apa pun menjadi emas. “Dia adalah seorang<br />
dewa yang hidup,” kata Om Awasthi, pengikut setia<br />
guru Sarkar, pekan lalu. Rajendra Tiwari, murid guru<br />
Sarkar lainnya, mengaku telah menyaksikan ruparupa<br />
keajaiban yang dibuat gurunya selama bertahuntahun<br />
tinggal di ashram. “Dia mengetahui apa yang tak<br />
diketahui orang lain dan membuat banyak keajaiban,”<br />
kata Tiwari.<br />
Guru Sarkar tak punya banyak<br />
harta, tak memiliki rekening<br />
bank dan tak menerima<br />
sumbangan. Namun dia bisa<br />
membangun jalan, jembatan,<br />
dan kolam-kolam di daerahnya.<br />
Menurut Awasthi, setiap<br />
pagi, selalu ada paling tidak<br />
1 kilogram emas “muncul” di<br />
halaman belakang ashram guru<br />
Sarkar di Shivali, Kota Kanpur, Negara Bagian Uttar<br />
Pradesh, India.<br />
Hidup guru Sarkar ini agak misterius. Dia menolak<br />
muncul di muka umum dan tak mau difoto. Dia<br />
lebih banyak berkomunikasi dengan para pemujanya<br />
lewat murid-murid setianya, seperti Om Awasthi. Tak<br />
ada listrik dan lampu di ashram sederhana miliknya.<br />
“Hanya dua potong roti jagung dan shabzi yang aku<br />
makan setiap hari untuk membuat badanku tetap bisa<br />
bergerak,” kata guru Sarkar.<br />
Mungkin justru karena hidupnya yang agak misterius<br />
itu membuat ribuan pengikutnya terus berdatangan ke<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
ashram-nya. “Aku tak pernah mengiklankan diri, tidak<br />
juga meminta orang datang ke sini,” kata guru Sarkar,<br />
sembari menunjuk Piyush Goyal, salah satu pengikut<br />
setianya. Beberapa pejabat tinggi di Uttar Pradesh, seperti<br />
orang kedua di negara bagian India itu, Mulayam<br />
Singh Yadav, datang kepadanya minta diberkati.<br />
Pada 29 September lalu, Kepala Badan Survei Geologi<br />
India di Lucknow, Satya Prakash Bharatiya, menerima<br />
sepucuk surat berlabel “Sangat Rahasia”. Lewat<br />
surat itu, Menteri Pertambangan Dinsha Patel menitahkan<br />
Satya untuk mengeksplorasi “kuburan emas”<br />
di Dhaundiya Kheda, desa di tepi Sungai Gangga.<br />
Charan Das Mahant, Menteri Pertanian dan Industri<br />
Pengolahan Makanan, adalah orang pertama bikin<br />
heboh dengan berita “kuburan emas” itu. Charan<br />
telah mengirimkan surat kepada Menteri Keuangan<br />
P. Chidambaram, Menteri Dalam Negeri Sushilkumar<br />
Shinde, Menteri Kebudayaan Chandresh Kumari Kainternasional<br />
INDIANADALY<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
internasional<br />
Dia telah memberikan jalan<br />
dan jembatan kepada kami.<br />
Emas itu pasti ada di sana.<br />
toch, bahkan Perdana Menteri India Manmohan Singh<br />
dan Pemimpin Partai Kongres Nasional India Sonia<br />
Gandhi, untuk mengabarkan soal harta karun itu.<br />
Semua bersumber dari mimpi Shobhan Sarkar.<br />
Kepada Charan Das dan sejumlah muridnya, guru<br />
Sarkar menuturkan, Raja Rao Ram Baksh Singh datang<br />
dalam mimpinya dan menceritakan soal harta<br />
karun yang terkubur di bekas bentengnya. Raja Rao<br />
merupakan salah satu pemimpin perlawanan rakyat<br />
India melawan penjajahan Inggris pada 1857. Dia mati<br />
dihukum gantung oleh tentara Inggris.<br />
“Guru Sarkar mengatakan jumlah emas itu sangat<br />
besar, cukup untuk mengatasi gelombang besar<br />
yang menghantam rupee,” kata<br />
Mahant. India tengah dibelit krisis<br />
ekonomi setelah nilai mata uangnya<br />
terperosok. Mengutip penuturan<br />
guru Sarkar, ada 1.000 ton emas<br />
terkubur di bawah bentengnya. Ditaksir,<br />
nilainya tak kurang dari US$<br />
40 miliar atau sekitar Rp 450 triliun.<br />
“Dia telah memberikan jalan dan<br />
jembatan kepada kami. Emas itu<br />
pasti ada di sana,” kata Akash Singh,<br />
pengikutnya, yakin.<br />
<br />
Pada awal Oktober lalu, Direktur Badan Survei Geologi<br />
A. Sundaramurthy mengirimkan hasil penelitian awal<br />
kepada Menteri Pertambangan Dinsha Patel. “Kemungkinan<br />
ada emas, perak, atau jenis logam lain,” tim Badan<br />
Survei Geologi menyimpulkan. Menteri Kebudayaan<br />
Chandresh Kumari Katoch mengklaim tim geolog telah<br />
menyisir daerah itu dengan radar pemindai tanah atau<br />
ground penetrating radar (GPR).<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
internasional<br />
Narendara Bodi<br />
REUTERS<br />
Namun salah seorang geolog di Badan Survei Geologi<br />
wilayah Lucknow menyangsikannya. “Bahkan<br />
kami di Lucknow tak punya GPR,” katanya. Menurut<br />
dia, survei di bekas benteng Raja Rao itu hanya dilakukan<br />
dengan peralatan induced polarisation potentiometer.<br />
Jauh dari memadai untuk menyimpulkan apa yang<br />
terkubur dalam tanah.<br />
Sampai Selasa pekan lalu, setelah 12 hari menggali,<br />
tim gabungan arkeolog dan geolog India belum menemukan<br />
kuburan emas seperti mimpi guru Sarkar.<br />
Hanya ada beberapa gerabah tua dari abad pertama<br />
sebelum Masehi dan abad pertengahan. Mereka telah<br />
menggali hingga kedalaman 4,8 meter, hingga membentur<br />
lapisan bebatuan.<br />
Sempat beredar kabar, Badan Geologi dan Badan<br />
Arkeologi sudah kehilangan selera memburu kuburan<br />
emas peninggalan Raja Rao. Direktur Badan Arkeologi<br />
Pravin Srivastava membantah kabar angin itu.<br />
Bahkan, dia berencana memperluas zona penggalian<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
internasional<br />
INDIADALY<br />
ke Desa Chaubepur dan Fatehpur.<br />
Walaupun belum ada sebutir emas yang ditemukan,<br />
tapi mimpi guru Sarkar memicu demam emas<br />
di wilayah itu. Ratusan orang berdatangan dan menggali<br />
bekas-bekas kuil tua. Di desa Adampur, dua pendeta<br />
Hindu ditodong dan diikat tali oleh para pemburu<br />
kuburan emas liar. “Di Adampur sudah lama beredar<br />
dongeng soal harta karun peninggalan Raja Reeva.<br />
Mimpi guru Sarkar itu menjadi pembenarnya,” kata<br />
Dharmendra Singh, penduduk Adampur.<br />
D.P. Tiwari, mantan Kepala Jurusan Sejarah di Universitas<br />
Lucknow, tak percaya ada kuburan emas peninggalan<br />
Raja Rao Ram Baksh. Menurut dia, Raja Rao bukanlah<br />
raja besar yang kaya raya sehingga bisa memiliki<br />
timbunan 1.000 ton emas. “Kalaupun punya, mengapa<br />
dia meninggalkannya di tempat itu” kata Tiwari.<br />
Kandidat Perdana Menteri dari Partai Bharatiya Janata,<br />
Narendra Modi, mencerca habis-habisan keterlibatan<br />
lembaga pemerintah dalam perburuan emas ini. “Seluruh<br />
dunia menertawakan kita atas kebijakan konyol itu.<br />
Seseorang bermimpi dan pemerintah melakukan penggalian,”<br />
kata Modi. “Padahal uang yang disembunyikan<br />
para perampok dan pencuri uang negara di bank-bank<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
internasional<br />
Shobhan Sarkar<br />
INDIADAILY<br />
PENGGALIAN DIMULAI<br />
PADA 18 OKTOBER LALU<br />
luar negeri jumlahnya melebihi 1.000 ton emas. Jika<br />
pemerintah bisa membawa pulang uang itu, mereka tak<br />
perlu menggali kuburan emas.”<br />
Rupanya komentar pedas Modi ini bikin kesal mereka<br />
yang percaya dengan kuburan emas 1.000 ton tersebut.<br />
Komentar tak pantas Modi-lah, menurut mereka, yang<br />
membuat kuburan emas itu kembali “menghilang”.<br />
Azam Khan, pemimpin Partai Samajwadi, mengatakan<br />
tak sepantasnya Modi mencerca seorang tokoh<br />
religius. “Perihal religius tak bisa dinilai dari nilai-nilai<br />
non-religius,” kata Azam. <br />
MONIQUE SHINTAMI, SAPTO PRADITYO | TIMES OF INDIA |<br />
INDIA TODAY | HINDUSTAN TIMES | REUTERS<br />
Reruntuhan<br />
benteng<br />
Dhaundiya<br />
Kheda<br />
UTTAR<br />
PRADESH<br />
Lokasi<br />
penggalian<br />
Kuil Dewa Siwa tua<br />
berjarak sekitar<br />
100 meter dari<br />
lokasi penggalian<br />
Tugu<br />
peringatan<br />
Raja Rao Ram<br />
Baksh Singh<br />
Ashram<br />
Shobhan<br />
Sarkar<br />
SUMBER: INDIA TODAY<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
interview<br />
Fuad Rahmany<br />
Otonomi, Bukan<br />
Pisah dari<br />
Menkeu<br />
Jumlah pegawai dan<br />
kantor yang terbatas<br />
mengancam jumlah<br />
penerimaan pajak.<br />
Rekrutmen pegawai<br />
tak perlu melibatkan<br />
Kementerian PAN.<br />
Ilustrator: Kiagus Aulianshah /<br />
Foto: Agung Pambudhy, DETIKFOTO<br />
Majalah detik 4 - 10 November 2013
interview<br />
acana pemisahan Direktorat Jenderal<br />
Pajak dari Kementerian Keuangan yang<br />
mencuat pada 2010 kini kembali menjadi<br />
pembicaraan hangat. Mengutip pejabat di<br />
lingkungan Direktorat Jenderal Pajak, sebuah<br />
harian ekonomi mengabarkan kajian<br />
soal pemisahan sudah rampung untuk segera diajukan<br />
ke Menteri Keuangan dan Dewan Perwakilan<br />
Rakyat.<br />
Namun Direktur Jenderal Pajak Ahmad Fuad<br />
Rahmany menepis pemberitaan tersebut dan<br />
menyebutnya sensasional. Ia menegaskan Ditjen<br />
Pajak akan tetap berada di bawah Kementerian<br />
Keuangan, cuma perlu diberi perlakuan khusus<br />
yang fleksibel. Perlakuan khusus yang dimaksud<br />
antara lain kewenangan merekrut sendiri pegawai<br />
dan memecat mereka yang terindikasi nakal, serta<br />
menambah jumlah kantor pelayanan pajak di daerah.<br />
Selepas mengikuti rapat kerja tentang Inalum<br />
di DPR, Fuad menerima tim majalah detik untuk<br />
menjelaskan kondisi lembaga yang dikomandoinya,<br />
Rabu malam pekan lalu. Direktur Penyuluhan,<br />
Pelayanan, dan Humas Ditjen Pajak Kismantoro<br />
Petrus turut mendampingi dalam wawancara selama<br />
lebih dari satu jam itu. Berikut ini petikannya.<br />
Apa dasar Direktorat Jenderal Pajak ingin pisah<br />
dari Kementerian Keuangan<br />
Pemberitaan itu kurang tepat, sangat sensasional.<br />
Justru kami menginginkan peran Menteri Keuangan<br />
lebih besar dalam menentukan Direktorat Jenderal<br />
Pajak dan organisasi kita. Sebab, sistem birokrasi<br />
sekarang ini tidak memungkinkan Kementerian dan<br />
Majalah detik 4 - 10 November 2013
interview<br />
Majalah detik 4 - 10 November 2013
interview<br />
direktorat di bawahnya<br />
menentukan sendiri<br />
jumlah pegawai tanpa<br />
melibatkan Kementerian<br />
Pendayagunaan Aparatur<br />
Negara (PAN). Nah, ini<br />
menurut saya sudah<br />
saatnya ditinjau ulang,<br />
karena bikin ribet. Tapi<br />
bukan berarti saya tidak<br />
senang atau mengecilkan<br />
arti Kementerian PAN.<br />
Fuad saat meluncurkan sensus<br />
pajak 2012 di lapangan kantor<br />
pusat Direktorat Jenderal<br />
Pajak, awal Mei lalu.<br />
pajak.go.id<br />
Tapi kan kementerian<br />
lain juga seperti itu....<br />
Iya, tapi untuk Kementerian Keuangan perlu<br />
perlakuan khusus yang fleksibel, dan otonomi untuk<br />
Direktorat Jenderal Pajak sama sekali bukan pisah<br />
dari Kementerian Keuangan, tapi kami ingin justru<br />
jangan terlalu banyak menteri lain ikut menentukan.<br />
Bos saya itu kan Menteri Keuangan, jadi cukup dia<br />
saja yang menentukan keputusan.<br />
Sekarang, kalau ingin menambah kantor pajak,<br />
mengubah wilayah kerja, memperbesar wilayah, saya<br />
harus ke kantor Kementerian PAN, itu kan membuang<br />
waktu. Iya, kan Atau beberapa waktu lalu, kami<br />
minta (pegawai baru) 5.000 orang, dan Kementerian<br />
Keuangan total mengajukan 8.900 orang, tapi yang<br />
mereka (Kementerian PAN) setujui 6.000 orang.<br />
Enggak tahu apa indikator mereka seperti apa. Hanya<br />
dikatakan, “Kami telah menghitung beban kerja.”<br />
Padahal, saat presentasi di Kementerian PAN<br />
bersama Menteri Keuangan, saya katakan kebutuhan<br />
kami per hari ini saja 95 ribu pegawai, dan yang ada<br />
sekarang 32 ribu. Tapi kan enggak mungkin kami<br />
minta merekrut 63 ribu orang pegawai, makanya saya<br />
Majalah detik 4 - 10 November 2013
interview<br />
bilang 5.000 orang saja dan harus segera dipenuhi<br />
karena indikator yang kita pakai semuanya wajar.<br />
Ada yang mengatakan, dengan sistem teknologi<br />
informasi yang canggih, jumlah pegawai bisa dibuat<br />
lebih ramping....<br />
Memang, ada yang bilang perbaiki saja sistem IT<br />
(teknologi informasi), jadi you enggak perlu banyak<br />
orang. Nah, sekarang kita bandingkan dengan<br />
Jerman atau Jepang, yang sudah menggunakan<br />
e-KTP, yang sudah online dengan bank, dan segala<br />
macam teknologi canggih. Tapi pegawai pajaknya 110<br />
ribu orang, dan di Jepang mencapai 66 ribu orang,<br />
padahal jumlah penduduknya kurang dari setengah<br />
Indonesia. Jadi, kalau kami butuh 95 ribu pegawai,<br />
wajar, kan Apalagi Indonesia menggunakan<br />
indikator lebih rendah daripada Jerman. Siapa yang<br />
bisa menyangkal itu<br />
Bisa Anda uraikan proporsi jumlah pegawai yang<br />
besar itu untuk apa saja<br />
Jumlah pegawai pajak kita sekarang ini ada 32 ribu,<br />
tapi yang ke lapangan cuma 6.000, itu bagian account<br />
representative (AR) yang tugasnya mengimbau,<br />
mengingatkan. Auditor 4.000 orang. Kalau satu AR<br />
bisa tangani 500 wajib pajak, berarti cuma 3 juta wajib<br />
pajak yang ditangani. Padahal jumlah wajib pajak<br />
yang terdaftar sekitar 20 juta, dan yang potensial<br />
sekitar 60 juta.<br />
Pegawai yang ada sekarang ini hanya mengurusi<br />
20 ribu perusahaan besar dan menengah. Ini<br />
menyedihkan karena riskan. Kalau ekonomi global<br />
terganggu, otomatis penerimaan pajak terganggu.<br />
Tapi, kalau yang menengah ke bawah juga bisa kita<br />
sentuh dan mereka umumnya tak rentan krisis,<br />
target kita tak akan terganggu. Sektor informal,<br />
seperti perdagangan di Tanah Abang, ruko-ruko,<br />
ITC, yang jumlahnya ratusan ribu, itu semua belum<br />
Majalah detik 4 - 10 November 2013
interview<br />
tersentuh. Kita tak bisa melakukan ekstensifikasi<br />
dengan jumlah pegawai yang terbatas.<br />
Anda tidak khawatir dinilai terlalu berani bicara<br />
seperti itu<br />
Iya, semestinya saya tidak boleh mengkritik-kritik<br />
pemerintah. Tapi saya anggap sudah waktunya.<br />
Sebagai orang pemerintah, boleh dong, saya memberi<br />
tahu bahwa ada sesuatu yang tidak benar. Habis<br />
kalau sudah bertahun-tahun saya ngomong seperti<br />
itu dan orang-orang pajak sudah ngomong begitu<br />
lama tetapi tidak diperhatikan, kita sebenarnya<br />
menganggap Direktorat Jenderal Pajak itu penting<br />
enggak, sih....<br />
Direktorat ini penghasil 70 persen dari total<br />
penerimaan negara. Kalau kemudian tidak diberi<br />
perlakuan khusus, tidak diperhatikan kapasitas,<br />
Majalah detik 4 - 10 November 2013
interview<br />
mereka yang<br />
sudah naik tiga<br />
kali lipat masih<br />
main saja. Kalau<br />
perlu, ramairamai<br />
kita bawa ke<br />
Monas, gantung di<br />
sana.<br />
atau kemampuannya enggak dipikirin, saya katakan<br />
itu salah besar. Saya ingin memberi yang terbaik.<br />
Sudah dua setengah tahun menjadi Dirjen Pajak dan<br />
itulah yang saya temukan. Ini persoalan urgen.<br />
Sambil menanti penambahan pegawai dan<br />
kantor, apa saja yang Anda lakukan agar target<br />
tetap tercapai<br />
Ya tentu saja saya tidak pasrah menghadapi<br />
keadaan. Sistem teknologi informasi kami perbaiki.<br />
Begitu pun dengan sistem otomatisasi, e-filing,<br />
bahkan integritas anak-anak (pegawai), kita awasi<br />
dan kembangkan, sistem audit, serta efisiensi,<br />
semuanya kami perbaiki dan kembangkan. Semua<br />
itu under control kami, no problem, bisa kami atasi.<br />
Apa implikasi dari terbatasnya pegawai dan<br />
kantor<br />
Masyarakat harus tahu kondisi dan jangan kami ini<br />
disalah-salahkan, dihujat. Pada 2006, penerimaan<br />
pajak kita Rp 400 triliun, dan tahun ini hampir Rp<br />
1.000 triliun atau hampir dua setengah kali lipat.<br />
Pertumbuhannya begitu tinggi, tapi orangnya tidak<br />
bertambah. Masuk akal, enggak Kalau tetap<br />
dibiarkan, ini akan mentok karena ekonomi terus<br />
berkembang dan wajib pajak yang menjadi sasaran<br />
bertambah, sementara institusinya stagnan. Jadi<br />
secara relatif, sebenarnya Direktorat Jenderal Pajak<br />
ini mengecil.<br />
Maksudnya<br />
Ekonominya membesar, tapi institusinya tetap,<br />
sehingga mengecil terhadap PDB (produk domestik<br />
bruto). Sehingga, jangan heran bila pada saatnya<br />
nanti tax ratio kita tidak naik atau malah menurun<br />
jika kita terlambat menambah kapasitas.<br />
Kalau di negara lain ada tidak direktorat pajak<br />
yang tidak di bawah Menteri Keuangan<br />
Ada yang terpisah dan sukses menjalankan tugas<br />
Majalah detik 4 - 10 November 2013
interview<br />
Fuad saat memberikan<br />
sambutan dalam acara Satu<br />
Dekade Reformasi Birokrasi<br />
di kantor pusat pajak, 10<br />
September 2012.<br />
pajak.go.id<br />
dengan sangat bagus,<br />
ada juga yang di bawah<br />
Kementerian Keuangan<br />
dan sukses. Jadi di situ<br />
fleksibilitasnya tinggi,<br />
bahkan diberi sistem<br />
insentif yang berbeda<br />
dengan direktorat<br />
jenderal yang lain.<br />
Dengan sistem insentif<br />
yang tidak sama, bukan<br />
menganggap diri<br />
spesial, tapi faktanya kita<br />
menyetor ke negara Rp 1.000 triliun. Lebih dari itu,<br />
nature pekerjaannya memang selalu rentan terjadi<br />
kolusi. Kita harus realistis.<br />
Tapi tingginya insentif kan bukan jaminan bebas<br />
penyelewengan….<br />
Iya, tapi itu mengecil jumlahnya. Tidak bisa dong<br />
jadi nol persen (tingkat penyelewengannya). Itu<br />
kayaknya hidup di surga, tidak ada orang jahat. Saya<br />
gantung kalau perlu, mereka yang sudah naik tiga<br />
kali lipat masih main saja. Kalau perlu, ramai-ramai<br />
kita bawa ke Monas, gantung di sana, ha-ha-ha....<br />
Nah, terkait reward-punishment ini, saya juga minta<br />
perlakuan khusus agar terbebas dari Peraturan<br />
Pemerintah Nomor 53. Supaya bisa pecat langsung<br />
pegawai yang nakal. Sekarang, kan, cuma tiga-empat<br />
orang setahun yang dilakukan oleh KPK, misalnya.<br />
Mestinya, begitu pegawai kinerjanya tidak bagus atau<br />
ada informasi terjadinya penyelewengan dan setelah<br />
di-crosscheck ternyata bukan fitnah, ya sudah, pecat.<br />
Mereka yang enggak bisa capai target, ya sori saja,<br />
kita pindah ke tempat lain saja.<br />
Mengapa perlu kewenangan itu<br />
Karena modus penyelewengan itu terus<br />
berkembang dan kian canggih, sementara untuk<br />
Majalah detik 4 - 10 November 2013
interview<br />
memecat orang sesuai dengan PP 53 itu, yang<br />
bersangkutan harus ada bukti kesalahan. Susah<br />
dong, karena caranya canggih, bisa terima uang tanpa<br />
ketahuan. Kita jangan ambil risiko. Tetapi jangan<br />
dianggap pemecatan sebagai sebuah tindakan yang<br />
kasar. Karena Direktorat Jenderal Pajak ini terlalu<br />
penting, direktorat jenderal ini harus dikelola sebagai<br />
institusi publik dengan sistem swasta. Karena tidak<br />
bisa dikelola dengan cara business as usual.<br />
ARIF arianto, ken yunita | sudraJAT<br />
BIODATA<br />
Nama: <br />
Ahmad Fuad Rahmany<br />
Tempat/Tanggal Lahir: <br />
Singapura, 11 November 1954<br />
Pendidikan:<br />
• Sarjana Ekonomi<br />
Universitas Indonesia, 1981<br />
• Master of Art Duke<br />
University, Durham, North<br />
Carolina,<br />
HASAN ALHABSY/<br />
Amerika<br />
detikfoto<br />
Serikat,<br />
1987<br />
• Doktor Ilmu Ekonomi<br />
Vanderbilt University,<br />
Nashville, Tennessee,<br />
Amerika, 1997<br />
• 2001-2004, Kepala Pusat<br />
Manajemen Obligasi Negara<br />
• April 2006-2011, Ketua<br />
Badan Pengelola Pasar<br />
Modal<br />
• 2011-sekarang, Direktur<br />
Jenderal Pajak<br />
Karier:<br />
• 1978-1981, peneliti LPEM<br />
FEUI<br />
• 1981-1983, dosen FE<br />
Program Ekstensi<br />
Universitas Indonesia<br />
• 1998-2004, dosen Program<br />
Pascasarjana Universitas<br />
Indonesia<br />
Majalah detik 4 - 10 November 2013
ekonomi<br />
AGAR<br />
GAMPANG<br />
MEREKRUT<br />
ORANG PAJAK<br />
MUNCUL IDE DIREKTORAT JENDERAL PAJAK<br />
DIPISAH DARI KEMENTERIAN KEUANGAN.<br />
DIBEBANI TARGET PENERIMAAN BESAR,<br />
KANTOR PAJAK SAAT INI SUSAH BERGERAK<br />
KARENA TERHAMBAT BIROKRASI.<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
ekonomi<br />
Gedung Direktorat Jenderal<br />
Pajak Kementerian<br />
Keuangan<br />
DOK. DETIKCOM<br />
PERMINTAAN tambahan pegawai itu sudah<br />
dikirim sejak dua tahun silam. Direktur<br />
Jenderal Pajak meminta setiap tahun ada<br />
tambahan 5.000 orang di bagiannya. Mereka<br />
terus dibebani target mengumpulkan pajak tinggi. Itu<br />
sebabnya, pegawai pajaknya dirasa masih kurang.<br />
Pemerintah memang akhirnya menyetujui permintaan<br />
tambahan pegawai pajak. Namun jumlahnya jauh<br />
di bawah permintaan. Kementerian Pendayagunaan<br />
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi setuju<br />
direktorat itu hanya menambah 2.000 pegawai pada<br />
tahun depan.<br />
“Jumlah pegawai kan relatif menurun, tapi penerimaan,<br />
(kami) harus genjot terus, naik terus,” ujar<br />
Kismantoro Petrus, Direktur Penyuluhan Direktorat<br />
Jenderal Pajak. Target penerimaan pajak memang<br />
terus dinaikkan. Tahun lalu targetnya Rp 885 triliun,<br />
sementara tahun ini Rp 995 triliun, dan tahun depan<br />
Rp 1.110 triliun.<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
ekonomi<br />
Harry Azhar Azis<br />
DOK. DETIKCOM<br />
Sebagai lembaga di bawah Kementerian Keuangan,<br />
Direktorat Pajak memang tidak bisa main angkat pegawai<br />
sendiri. Mereka mesti mengajukan permintaan<br />
ke Kementerian dan kemudian Kementerian mengirim<br />
permohonan ke Kementerian Pendayagunaan Aparatur<br />
Negara.<br />
Panjangnya birokrasi dalam merekrut karyawan ini<br />
menjadi salah satu kelambanan Direktorat Pajak. Tak<br />
aneh kemudian muncul ide memisahkan Direktorat<br />
ini menjadi satu lembaga sendiri, yang dipimpin orang<br />
setingkat menteri.<br />
Saat Sri Mulyani Indrawati menjadi Menteri Keuangan,<br />
Dewan Perwakilan Rakyat pernah mengusulkan<br />
hal ini, tapi ditolak. Saat itu diusulkan pemimpin kantor<br />
pajak akan diajukan oleh presiden dan mesti menjalani<br />
uji kemampuan dan kepatutan di DPR.<br />
Anggota DPR dari Partai Golkar, Harry Azhar Azis,<br />
saat itu mendukung perceraian Direktorat Jenderal<br />
Pajak dengan Kementerian Keuangan. Ia mengajukan<br />
sejumlah alasan mengapa usulan ini dipandang<br />
layak, di antaranya untuk menyeimbangkan<br />
struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja<br />
Negara.<br />
Karena posisi kantor pajak saat ini di<br />
bawah Kementerian Keuangan, posisi<br />
di pembukuan APBN berada di sisi belanja.<br />
“Semestinya, sebagai pembentuk<br />
APBN, sisi penerimaan setingkat dengan<br />
sisi belanja,” katanya. Selain itu, tugas<br />
Menteri Keuangan bisa lebih ringan dan<br />
berfokus sebagai bendahara negara.<br />
Namun Sri Mulyani menolak<br />
pemisahan ini. Sebagai<br />
catatan, di saat terakhir<br />
Sri Mulyani<br />
menjabat menteri,<br />
Direktorat<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
ekonomi<br />
Presiden Susilo Bambang<br />
Yudhoyono menyerahkan<br />
surat pemberitahuan pajak.<br />
ABROR/DETIKFOTO<br />
Jenderal Pajak menyidik dugaan pidana pajak senilai<br />
sekitar Rp 2 triliun di perusahaan Grup Bakrie—perusahaan<br />
yang terkait dengan pemimpin Partai Golkar<br />
saat ini, Aburizal Bakrie.<br />
Harry Azhar mengatakan saat ini Komisi Anggaran<br />
DPR melihat celah untuk mengusulkan kembali pemisahan<br />
Direktorat Pajak lewat revisi Undang-Undang<br />
Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.<br />
Politikus ini yakin pemisahan direktorat bakal menggenjot<br />
penerimaan pajak. “Akan terjadi peningkatan<br />
penerimaan bisa dua kali lipat dari sekarang dan tax<br />
ratio juga meningkat,” kata Harry.<br />
Ahli perpajakan Yustinus Prastowo mendukung usul<br />
ini. Penulis sejumlah buku pajak ini mengatakan pembentukan<br />
sebuah badan penerimaan pajak memang<br />
wajar dilakukan karena sudah menjadi tren internasional.<br />
Sebagai sebuah badan mandiri, ia memiliki<br />
kewenangan mengelola anggaran, merekrut pegawai<br />
untuk dijadikan tenaga penyidik maupun pemeriksa,<br />
dan mengembangkan organisasi. Kondisi ini akan<br />
berdampak pada peningkatan penerimaan pajak.<br />
Paling tidak dibutuhkan waktu minimal dua tahun<br />
untuk persiapan jika memang pemerintah ingin mewujudkan<br />
sebuah badan penerimaan. “Harus dipersi-<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
ekonomi<br />
Direktur Jenderal Pajak<br />
Fuad Rahmany<br />
AGUNG/DETIKFOTO<br />
apkan secara matang supaya jangan sampai sekadar<br />
memisahkan dengan kewenangan bertambah tapi<br />
orang-orang yang memimpin tidak cakap. Ini kan<br />
berbahaya, seperti memberikan cek kosong,” tutur<br />
Prastowo.<br />
Direktorat Pajak memang ingin mendapat keleluasaan<br />
besar meski di bawah Kementerian Keuangan<br />
agar target penerimaan lebih gampang tercapai.<br />
Keleluasaan itu tidak hanya soal merekrut petugas<br />
pajak, tapi juga urusan mengatur jumlah kantor pajak<br />
dan mengelola anggaran sendiri.<br />
Usulan ini pernah dibahas bersama antara Direktorat<br />
Jenderal Pajak dan Menteri Keuangan, Chatib<br />
Basri. Direktur Jenderal Pajak, Fuad Rahmany, mengatakan<br />
dalam pembicaraan itu disimpulkan bahwa<br />
ketiga kewenangan mestinya bisa didapat tanpa harus<br />
berpisah dengan Kementerian Keuangan. “Saya justru<br />
mengatakan peran Menteri Keuangan dalam memutuskan<br />
kebutuhan Direktorat Jenderal Pajak lebih<br />
diperkuat,” katanya. HANS HENRICUS B.S. ARON<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
EKONOMI<br />
DIJEGAL DUMPING SAAT<br />
PASAR MAKIN GURIH<br />
AMERIKA SERIKAT MENUDING INDONESIA<br />
MELAKUKAN DUMPING PRODUK PENYEDAP<br />
RASA MONOSODIUM GLUTAMATE (MSG).<br />
EKSPOR PENGGURIH MAKANAN INDONESIA KE<br />
AMERIKA MELONJAK DALAM DUA TAHUN INI.<br />
CHINAFOTOPRESS/GETTY IMAGE<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
EKONOMI<br />
GETTYIMAGES.COM<br />
HARIAN terkemuka Amerika Serikat, New York<br />
Times, sekitar sebulan silam pernah begitu<br />
tertarik dengan keripik laris di negeri itu,<br />
Nacho Dorito. Keripik yang mulai diproduksi<br />
sejak 1964 itu tetap menjadi kudapan negara tersebut<br />
sampai sekarang.<br />
Koran itu penasaran mengapa keripik itu terasa<br />
enak. Mereka datang ke Steven A. Witherly, ilmuwan<br />
makanan yang menulis buku Why Humans Like Junk<br />
Food. Witherly menyebut sederet alasan mengapa Dorita<br />
digemari, mulai perpaduan rasa yang pas sampai<br />
faktor keremahannya.<br />
Tidak lupa, ia menyebut penggunaan penyedap rasa<br />
monosodium glutamate (MSG) di dalam penganan itu<br />
sebagai salah satu pemikat keripik. “Meskipun ada<br />
keluhan adanya dampak buruk, MSG masih digunakan<br />
luas di makanan olahan,” tulis koran itu. “Karena akan<br />
memperkuat rasa gurih.”<br />
Penyedap rasa memang cukup dikenal di pasar Amerika.<br />
Pasar negara itu rupanya cukup gurih sehingga<br />
salah satu produsen lokal, Ajinomoto North America,<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
EKONOMI<br />
Kantor Kementerian<br />
Perdagangan Amerika<br />
DOK. US.GOV<br />
Inc. (anak perusahaan Ajinomoto Co. Inc dari Jepang),<br />
gerah oleh hadirnya penyedap impor. Mereka pun menuduh<br />
dua importir, Cina dan Indonesia, melakukan<br />
dumping.<br />
Pemerintah Amerika pun menggelar penyelidikan<br />
atas tudingan ini. “Kementerian Perdagangan mengumumkan<br />
dimulainya penyelidikan apakah akan menerapkan<br />
bea antidumping dan bea penyeimbang bagi<br />
impor MSG dari Cina dan Indonesia,” ungkap Kementerian<br />
Perdagangan Amerika pada 24 Oktober lalu.<br />
PT Ajinomoto Indonesia, yang induknya sama dengan<br />
Ajinomoto North America, menyatakan tidak<br />
tahu Indonesia terkena tuduhan dumping penyedap<br />
makanan. Mereka juga tidak mengekspor produk ke<br />
Amerika. “Di sana sudah ada perusahaan lain satu<br />
grup dengan kita,” kata Fahrurozy, juru bicara PT Ajinomoto<br />
Indonesia.<br />
Pabrik penyedap rasa yang mengekspor MSG ke<br />
Amerika Serikat, menurut Direktur Jenderal Perdagangan<br />
Luar Negeri Kementerian Perdagangan<br />
Indonesia Bachrul Chairi, hanya PT Cheil Jedang,<br />
perusahaan asal Korea Selatan yang memiliki pabrik<br />
di Pasuruan dan Jombang.<br />
PT Cheil Jedang menyatakan hal senada. Mereka<br />
satu-satunya perusahaan Indonesia yang mengekspor<br />
penyedap rasa ke Amerika. “Jadi, tuduhan itu praktis<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
EKONOMI<br />
Memang ekspor MSG<br />
dari Indonesia pada 2011<br />
meningkat tajam.<br />
mengarah ke kami,” ucap Hari Dwi Laksono, Manajer<br />
Ekspor PT Cheil Jedang Indonesia.<br />
Ia membantah pihaknya melakukan dumping. Untuk<br />
melawan gugatan itu, pihaknya telah menyewa Akin<br />
Gump. Akin Gump Strauss Hauer & Feld LLP adalah<br />
salah satu firma hukum top yang berkantor pusat di<br />
Washington. “Kita sedang menunggu hasil resmi dari<br />
penyelidikan awal dari sana, untuk kemudian menentukan<br />
strategi selanjutnya,” ucapnya.<br />
Produk penyedap masakan Cheil Jedang sendiri<br />
tidak sepopuler bila dibanding sejumlah merek pesaing<br />
di sini, seperti Mi-Won, Sasa, atau Ajinomoto. Di<br />
Indonesia, mereka memasarkan produk MSG dengan<br />
merek Mi-Pung (kadang ditulis Mi-Poong).<br />
Saat ini, pemerintah Indonesia sedang berkoordinasi<br />
dengan Kedutaan di Washington untuk membantu agar<br />
ekspor penyedap rasa ini tidak terganggu. “Ini demi<br />
mempertahankan pasar Indonesia,” kata Bachrul.<br />
Nilai ekspor MSG Indonesia ke Amerika<br />
Serikat sebenarnya tidak terlalu besar.<br />
Kementerian Perdagangan Amerika<br />
menyebut nilai ekspor tahun lalu hanya<br />
US$ 5,7 juta (Rp 63 miliar) atau kurang<br />
dari seperenam ekspor penyedap rasa<br />
Cina yang mencapai US$ 36,9 juta (Rp 412<br />
miliar).<br />
Menurut Bachrul, sebelum 2010, pasar MSG Indonesia<br />
di Amerika Serikat hanya 0,5 persen dari seluruh<br />
pasar yang ada. Namun, pada 2012, menurut Bachrul,<br />
pasar Indonesia (dari data yang ada) menembus<br />
angka 9 persen dari pasar MSG di Amerika Serikat.<br />
“Memang, ekspor MSG dari Indonesia di tahun 2011<br />
itu meningkat tajam,” katanya.<br />
Ia menduga lonjakan pasar Indonesia ini yang membuat<br />
produsen lokal Amerika mengajukan gugatan<br />
dumping. BUDI ALIMUDDIN<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
ekonomi<br />
RIBET<br />
KARENA<br />
‘HINDER<br />
ORDONANTIE’<br />
PEMERINTAH MENYEDERHANAKAN IZIN USAHA<br />
MULAI AWAL TAHUN DEPAN. PENGUSAHA TIDAK<br />
TERLALU OPTIMISTIS. IZIN ANEH KADANG<br />
MUNCUL SEPERTI JIKA MEMPEKERJAKAN<br />
PEREMPUAN PADA MALAM HARI.<br />
FOTO: REUTERS<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
ekonomi<br />
Suasana toko sepatu.<br />
Perizinan membuka usaha<br />
di Indonesia dikeluhkan.<br />
AGUNG PAMBUDHY/DETIKFOTO<br />
PERATURAN dari zaman kolonial Belanda<br />
itu bernama hinder ordonantie. Pasal-pasal<br />
di dalamnya berusaha memastikan sebuah<br />
perusahaan tidak mengganggu lingkungan<br />
sekitarnya. Tujuan pasal ini memang mulia, tapi<br />
dalam prakteknya membuat deretan izin yang mesti<br />
di ambil para pengusaha semakin panjang dan semakin<br />
mahal.<br />
“Satu izin HO (hinder ordonantie) saja bisa Rp 50-<br />
60 juta,” kata Ketua Umum Asosiasi Persepatuan<br />
Indonesia (Aprisindo) Eddy Widjanarko. Meja yang<br />
mengurus hinder ordonantie ini mesti dilalui saat<br />
pabrik alas kaki akan memproduksi sepatu. “Jadi<br />
minimal Rp 200 juta untuk mengurus perizinan.”<br />
Perizinan memang menjadi salah satu biang<br />
kegelisahan para pengusaha, seperti Eddy, yang<br />
akan berinvestasi di Indonesia. Untuk membuat<br />
proses perizinan semakin mulus, pemerintah dua<br />
pekan lalu melansir sejumlah kebijakan baru yang<br />
mulai berjalan Februari tahun depan.<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
ekonomi<br />
Mahendra Siregar.<br />
ANTARA<br />
Kemudahan izin ini mulai soal izin usaha,<br />
penyambungan listrik, penyelesaian perkara<br />
perdata, sampai perolehan kredit. Semua<br />
kebijakan inilah yang membuat posisi Indonesia<br />
masih terseok di peringkat ke-120 dalam urutan<br />
kemudahan berbisnis menurut Bank Dunia.<br />
Sebagai perbandingan, Singapura nomor satu dan<br />
Malaysia berada di posisi ke-6.<br />
Paket baru ini dilansir agar investasi langsung<br />
tahun depan setidaknya mencapai Rp 450 triliun—<br />
turun sedikit dari target semula Rp 506 triliun akibat<br />
melemahnya rupiah. Jumlah ini cukup besar karena<br />
tahun lalu pencapaiannya Rp 313 triliun dan tahun<br />
ini ditargetkan Rp 390 triliun.<br />
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal<br />
Mahendra Siregar mengatakan pemerintah<br />
masih memiliki banyak pekerjaan rumah untuk<br />
meningkatkan kemudahan berinvestasi. “Lebih<br />
penting kenyataan perbaikan penyederhanaan<br />
dirasakan pelaku usaha dan investor,” ujar Mahendra.<br />
Tapi rupanya para pengusaha tidak terlalu optimistis<br />
terhadap rencana penyederhanaan perizinan itu.<br />
Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia<br />
Tutum Rahanta mengatakan kemudahan investasi<br />
itu bukanlah hal baru. Ia menyebutkan kadang<br />
dibilang izin satu atap, tapi ternyata masih harus<br />
melobi ke masing-masing instansi. “Padahal<br />
bisnis itu perlu kepastian,” kata Tutum.<br />
Jumlah izin yang mesti digenggam para<br />
pengusaha memang sangat banyak. Untuk<br />
mendirikan pabrik sepatu, misalnya, izinnya<br />
mencapai 48 jenis. Aprisindo pernah mengkaji<br />
berbagai izin tersebut, ternyata hanya 15-20 izin<br />
yang terkait langsung dengan kepentingan pabrik.<br />
Sisanya, katanya, “Tidak berkaitan langsung dengan<br />
pendirian pabrik.”<br />
Begitu pula dengan izin membuat pabrik tekstil<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
ekonomi<br />
Eddy Widjanarko.<br />
DOK PRIBADI<br />
atau garmen. Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan<br />
Indonesia Ade Sudrajat mengatakan, untuk membuat<br />
pabrik tekstil—yang menghasilkan limbah cair—<br />
dibutuhkan 120 izin. Sedangkan pabrik pakaian jadi<br />
harus mengantongi 60 izin.<br />
Sebagian izin itu memang masuk akal, seperti akta<br />
perusahaan atau nomor wajib pajak. Begitu pula<br />
dengan izin dampak lingkungan atau mendirikan<br />
bangunan, itu masih wajar. Namun kadang<br />
mempekerjakan perempuan harus mendapat izin<br />
khusus, begitu pula dengan izin mempekerjakan<br />
perempuan pada malam hari.<br />
“Seharusnya filosofi perizinan itu adalah semua<br />
kegiatan diizinkan kecuali yang dilarang,” kata<br />
Ade. “Tapi di Indonesia terbalik. Filosofinya, semua<br />
kegiatan dilarang kecuali yang diizinkan.”<br />
Tumpukan dokumen izin yang mesti diurus itu<br />
membuat waktu yang dihabiskan sangat lama.<br />
Eddy bahkan mengklaim sekitar 10 calon investor<br />
dalam lima tahun ini memilih membuka pabrik<br />
di Vietnam. Penyebabnya, proses perizinan di<br />
Vietnam sangat sederhana.<br />
Keruwetan perizinan ini membuat para pengusaha<br />
meminta pemerintah menjamin paket kebijakan<br />
itu juga bisa diterapkan di tingkat daerah karena<br />
kabupaten kadang membuat peraturan sendiri yang<br />
memberatkannya. Misalnya saja, pabrik yang ingin<br />
mengambil air tanah. Jika titik pengeboran ada lima,<br />
izinnya juga mesti lima, meski lokasinya di satu<br />
kompleks.<br />
Eddy meminta pemerintah pusat mengawasi<br />
pelaksanaan kebijakan investasi itu sampai<br />
tingkat daerah sehingga ada kepastian hukum<br />
bagi pengusaha. “Pola pikir pejabat di level bawah<br />
menciptakan aturan-aturan baru untuk mempersulit,<br />
bukan untuk mempermudah,” katanya. <br />
HANS HENRICUS B.S. ARON, MAIKEL JEFRIANDO | NUR KHOIRI<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
ekonomi<br />
DI SITU-SITU SAJA<br />
PERINGKAT kemudahan berbisnis<br />
Indonesia tahun ini membaik delapan<br />
level, dari 128 menjadi 120. Meski<br />
begitu, Indonesia tak boleh bangga<br />
karena selama beberapa tahun ini tidak<br />
menunjukkan pola teratur terus<br />
membaik peringkatnya. Peringkat Indonesia<br />
di kisaran 120 selama bertahun-tahun.<br />
Bandingkan dengan Malaysia,<br />
peringkat Indonesia tidak hanya kalah<br />
jauh. Malaysia juga menunjukkan pola<br />
perbaikan dari tahun ke tahun. Bahkan,<br />
dalam lansiran kemudahan berbisnis<br />
tahun ini (bertajuk Doing Business<br />
2014), Bank Dunia memperlihatkan<br />
peringkat Malaysia sudah masuk 10<br />
besar.<br />
180<br />
140<br />
120<br />
100<br />
80<br />
60<br />
40<br />
20<br />
0<br />
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014<br />
Singapura<br />
Malaysia<br />
Thailand<br />
Cina<br />
Vietnam<br />
Rusia<br />
Indonesia<br />
Brasil<br />
India<br />
Negara 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014<br />
Singapura 1 1 1 1 1 1 1<br />
Malaysia 24 21 23 23 18 12 6<br />
Thailand 15 12 12 16 17 18 18<br />
Cina 83 86 89 87 91 91 96<br />
Vietnam 91 91 93 90 98 99 99<br />
Rusia 106 118 120 124 120 112 92<br />
Indonesia 123 129 122 126 129 128 120<br />
Brasil 122 127 129 120 126 130 116<br />
India 120 132 133 139 132 132 134<br />
SUMBER: BANK DUNIA<br />
MAJALAH MAJALAH DETIK 28 OKTOBER DETIK 4 - 10 - 3 NOVEMBER 2013
SAINS<br />
100 TAHUN<br />
MENUJU STAR TREK<br />
BEBERAPA ASTRONOM DAN PENELITI PERCAYA<br />
INTERSTELLAR TRAVEL BUKAN OMONG KOSONG.<br />
SAMPAI DETIK INI BELUM ADA TEKNOLOGINYA.<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
SAINS<br />
Beberapa tahun lalu, hanya ada satu<br />
lembaga yang serius meneliti soal<br />
perjalanan antarbintang. Sekarang<br />
sudah ada lima lembaga.<br />
DALAM mitologi Yunani, Ikarus merupakan<br />
perlambang ambisi menembus langit. Mengabaikan<br />
peringatan banyak orang, Ikarus<br />
mengepakkan sayapnya kelewat dekat<br />
dengan matahari. Walhasil, lilin perekat bulu-bulu<br />
sayapnya meleleh. Ikarus jatuh ke laut.<br />
Tapi mimpi dan imajinasi manusia tak ada batasnya.<br />
Seabad atau dua abad silam, perjalanan ke bulan<br />
mungkin terasa seperti khayalan Ikarus menjangkau<br />
matahari. Sudah 44 tahun lalu, manusia mendarat di<br />
bulan. Sekarang, negara-negara adidaya di antariksa<br />
tengah merancang perjalanan ke Mars, yang beberapa<br />
kali lipat jarak dari Bumi ke bulan. Sepuluh atau 20<br />
tahun lagi, mungkin bakal ada manusia pertama dari<br />
Bumi yang tiba di Planet Merah.<br />
Dulu yang hanya cerita fiksi hari ini semakin dekat<br />
menjadi kenyataan. Pada Maret 1964, Gene Roddenberry,<br />
seorang pilot pesawat tempur pada Perang<br />
Dunia II, menyodorkan proposal naskah film sains<br />
fiksi ke stasiun NBC . Namun<br />
NBC tak menyukai versi pertama<br />
naskah film tersebut,<br />
yang dinilai terlalu “serebral”,<br />
menampilkan bentuk-bentuk<br />
alien yang kelewat ganjil. Barulah<br />
setelah Gene merevisi<br />
proposal naskahnya, NBC meloloskan Star Trek.<br />
Episode pertama Star Trek ini tayang pada 8 September<br />
47 tahun lalu. Serial film ini menjadi sumber khayalan<br />
anak-anak di seluruh dunia soal perjalanan mengarungi<br />
antariksa, menembus ruang antarbintang, antargalaksi.<br />
Bagi sebagian orang, pesawat USS Enterprise ala Star Trek<br />
barangkali hanyalah hasil imajinasi para sutradara Hollywood,<br />
tapi sebagian peneliti yakin betul bahwa perjalanan<br />
antarbintang (interstellar travel) bukan cuma mimpi.<br />
Dua pekan lalu, para astronom dan peneliti yang<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
SAINS<br />
percaya interstellar travel bukan omong kosong itu<br />
berkumpul di Royal Astronomical Society, London.<br />
Mereka menyimak pemaparan perkembangan terbaru<br />
teknologi luar angkasa yang bisa mengantarkan<br />
manusia melewati tata surya dan menjangkau sistem<br />
bintang terdekat. “Beberapa tahun lalu, hanya ada satu<br />
lembaga yang serius meneliti soal perjalanan antarbintang,”<br />
kata Jim Benford, seorang fisikawan, dalam<br />
pertemuan itu. “Sekarang sudah ada lima lembaga.”<br />
Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) bersama<br />
Defense Advanced Research Projects Agency<br />
(DARPA), lembaga penelitian di bawah Kementerian<br />
Pertahanan Amerika, punya proyek 100 Years Starship.<br />
Lewat proyek ini, para astronom, fisikawan, dan<br />
sebagainya ditugasi mencari solusi dan teknologi<br />
serta mengidentifikasi pelbagai tantangan yang akan<br />
ditemui untuk mengirimkan misi—berawak maupun<br />
tanpa awak—ke bintang di luar tata surya.<br />
Targetnya, 100 tahun lagi proyek ini bisa dimulai.<br />
“Aku berharap 100 tahun lagi masih bisa berada di<br />
sini untuk ikut dalam perjalanan itu,” kata Bill Clinton,<br />
mantan presiden Amerika Serikat. Clinton menjadi<br />
Ketua Kehormatan Inisiatif 100 Year Starship.<br />
<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
SAINS<br />
Jangankan menembus ruang antargalaksi seperti<br />
yang dilakukan USS Enterprise, sampai detik ini belum<br />
ada teknologi yang teruji mampu mengantarkan manusia<br />
hingga keluar dari lingkaran tata surya. Obyek<br />
terjauh yang pernah dikirim manusia dari Bumi, Voyager<br />
1, butuh waktu lebih dari 36 tahun untuk melewati<br />
batas sistem tata surya.<br />
Sampai detik ini, jarak paling jauh perjalanan antariksa<br />
manusia baru sampai ke bulan. Padahal, bintang terdekat<br />
dari tata surya, yakni bintang Proxima Centauri, berada<br />
jauh di luar imajinasi. Sementara jarak rata-rata Bumi<br />
ke matahari “hanya” 149,6 juta kilometer, jarak Bumi ke<br />
bintang Proxima ini kurang-lebih 40 triliun kilometer atau<br />
266 ribu kali jarak Bumi ke matahari.<br />
Jika kita naik Voyager 1, wahana paling cepat yang pernah<br />
dibuat manusia sampai detik ini, maka baru 74.814<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
SAINS<br />
Sekalipun kita bisa membuat<br />
pesawat yang bisa melaju<br />
seratus kali lebih kencang<br />
ketimbang roket hari ini,<br />
tetap butuh waktu seribu<br />
tahun untuk sampai ke<br />
sistem bintang terdekat.<br />
tahun lagi kita akan mendarat di permukaan bintang<br />
Proxima. Kurang-lebih perlu 1.000 generasi manusia untuk<br />
mencapai bintang terdekat dari Bumi setelah matahari<br />
tersebut. Jelas mustahil meniru Starship Enterprise<br />
dengan teknologi roket paling maju dan paling kencang<br />
sekalipun hari ini.<br />
Tapi apakah seabad, dua abad, atau pada tahun 2300<br />
nanti manusia bisa membuat pesawat seperti USS Enterprise<br />
di Star Trek Adam Frank, profesor fisika dan<br />
astronomi di Universitas Rochester, Amerika Serikat,<br />
meragukannya. “Sekalipun kita bisa membuat pesawat<br />
yang bisa melaju seratus kali lebih kencang<br />
ketimbang roket hari ini, tetap butuh waktu seribu tahun<br />
untuk sampai ke sistem bintang terdekat,” Adam<br />
menulis di New York Times.<br />
Jika pertanyaan itu dilontarkan kepada<br />
BTE-Dan—bukan nama sebenarnya—pengelola<br />
situs BuildTheEnterprise.org, jawabannya<br />
adalah bisa. Pesawat USS Enterprise<br />
versi BTE-Dan menggunakan pembangkit<br />
listrik tenaga nuklir. Sebagai bahan bakar,<br />
menurut Dan, pesawat ini tak lagi menggunakan<br />
xenon, melainkan argon. Selain harganya<br />
lebih murah, argon bisa didapat dari<br />
atmosfer Planet Mars.<br />
“Pesawat ini bisa mencapai bulan dalam<br />
tiga hari dan Planet Mars hanya dalam tiga bulan,” Dan<br />
menulis. Bandingkan dengan wahana Curiosity milik<br />
NASA, yang butuh waktu lebih dari delapan bulan hingga<br />
mendarat di Mars. Namun masih ada satu teknologi yang<br />
belum memungkinkan dipasang pada USS Enterprise<br />
versi BTE-Dan, yakni teknologi warp, yang memungkinkan<br />
Enterprise melaju dengan kecepatan melebihi cahaya.<br />
Namun banyak insinyur antariksa yang meragukan<br />
klaim BTE-Dan. Adam Crowl, insinyur di Icarus<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
SAINS<br />
Interstellar Inc, mengatakan pesawat dengan reaktor<br />
nuklir yang menghasilkan tenaga sangat besar butuh<br />
pendingin yang ukurannya juga tak kalah besar. Jadi<br />
mempertahankan desain asli USS Enterprise, paling<br />
tidak saat ini, tidak mungkin dilakukan.<br />
Banyak teknologi di Enterprise yang sebenarnya sudah<br />
bisa dibuat hari ini. Perlu energi sangat besar untuk<br />
membuat pesawat sebesar Enterprise bisa melaju<br />
hingga kecepatan cahaya. “Perlu energi yang sampai<br />
hari ini pun belum bisa dibuat di laboratorium, seperti<br />
dark energy,” ujar Richard Obousy, Direktur Icarus. Dan<br />
seandainya bisa ngebut sekencang itu, untuk menghentikan<br />
pesawat juga butuh energi yang tak kalah besar.<br />
Satu lagi adalah teknologi antimateri, molekul yang<br />
bisa menghasilkan energi sangat besar, bahkan lebih<br />
besar daripada energi nuklir sekalipun. “Teknologi<br />
antimateri masih sangat mahal,” ujar Marc Millis, insinyur<br />
NASA di Glenn Research Center. “Tapi bukan<br />
berarti harganya akan selalu mahal.” Suatu ketika<br />
nanti, entah kapan, dark energy atau teknologi antimateri<br />
bukan tak mungkin bisa dipasang di pesawat<br />
antariksa milik NASA.<br />
SAPTO PRADITYO | SPACE | ECONOMIST | CSM<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
KOLOM<br />
KISRUH DPT DAN<br />
ANCAMAN KONFLIK<br />
PEMILU 2014<br />
DR. SITI NURBAYA, M.SC.<br />
MASIH TERCATAT 4-6 JUTA DATA PEMILIH TETAP YANG TIDAK DILENGKAPI NIK.<br />
KISRUH DPT 2009 TAK TERJAWAB HINGGA SEKARANG.<br />
BIODATA<br />
Nama:<br />
Dr. Siti Nurbaya Bakar,<br />
M.Sc.<br />
Tempat/Tanggal Lahir:<br />
Jakarta, 28 Agustus<br />
1956<br />
Pendidikan:<br />
1. Institut Pertanian<br />
Bogor, 1979<br />
2. International Institute<br />
for Aerospace Survey<br />
and Earth Sciences,<br />
Enschede, Belanda,<br />
1988<br />
3. Institut Pertanian<br />
Bogor, kolaborasi<br />
dengan Siegen<br />
University, Jerman,<br />
1998<br />
Karier:<br />
Sekretaris Jenderal<br />
Departemen Dalam<br />
Negeri 2001-2005<br />
Sekretaris Jenderal<br />
Dewan Perwakilan<br />
Daerah, 2005-2009<br />
dan 2009-2013<br />
Dosen Pascasarjana<br />
IPB<br />
Penghargaan:<br />
Bintang Jasa Utama<br />
Satyalancana Karya<br />
Satya<br />
Satyalancana Wirakarya<br />
PNS Teladan Nasional<br />
KEBERHASILAN penyelenggaraan pemilu<br />
antara lain dapat dinilai dari tingkat<br />
partisipasi pemilih. Dari pemilu ke pemilu<br />
di Indonesia, tingkat partisipasi pemilih<br />
mencapai lebih dari 90 persen, kecuali pada Pemilu<br />
2009, yang hanya mencapai 70-an persen.<br />
Pemilu 2004 mempunyai posisi tersendiri de ngan<br />
ciri transisi atau pemantapan sistem demokrasi di<br />
Indonesia. Indonesia saat itu, untuk pertama kalinya,<br />
mendapatkan presiden yang dipilih secara langsung.<br />
Pemilu 2004 diselimuti oleh psikologi politik bahwa<br />
Indonesia sudah akan mencapai establishment<br />
sistem politik. Hal ini sekaligus akan menjawab<br />
peralihan kekuasaan periodik lima tahunan secara<br />
damai dan demokratis. Sebelumnya, sejak 1998<br />
hingga 2004, kita memiliki empat presiden. Tekad<br />
yang diteguhkan saat itu ialah bahwa tonggak<br />
demokrasi harus nyata dipraktekkan dan presiden<br />
terpilih harus dapat dihadirkan dalam Pemilu 2004.<br />
Jadi, betul-betul zero-risk.<br />
Pada Pemilu 2004, tingkat partisipasi pemilih<br />
tercatat sebesar 84,07 persen dan perkiraan golput<br />
sebanyak 23,34 persen. Untuk pertama kalinya pada<br />
Pemilu 2004 didorong (endorse) untuk terbangunnya<br />
sistem data pemilih yang dimantapkan di kantor<br />
KPU dengan bank data di gedung kantor KPU. Daftar<br />
pemilih tetap (DPT) pada 2004 dituangkan dalam<br />
kartu pemilih (yang bentuknya seperti KTP, lebih kecil<br />
dan berwarna biru cerah); pada saat itu dikoordinasi<br />
oleh Komisioner KPU, Dr. Chusnul Mar'iyah.<br />
Pada Pemilu 2004 untuk pertama kalinya<br />
diperkenalkan konsep DP4. Konsep dasarnya ialah<br />
bahwa data penduduk merupakan domain kerja<br />
pemerintah, sedangkan data pemilih merupakan<br />
domain kerja KPU. Dengan mempertimbangkan<br />
posisi independen KPU, pada saat itu Departemen<br />
Dalam Negeri memutuskan menetralisasi pendapat<br />
masyarakat soal keterlibatan atau intervensi<br />
pemerintah kepada KPU secara politis, maka<br />
dukungan data diberikan oleh pemerintah<br />
cq Badan Pusat Statistik. Departemen<br />
Dalam Negeri menjaga dukungan yang<br />
berkaitan dengan konfirmasi lapangan<br />
atas pertimbangan bahwa Depdagri<br />
memiliki unit-unit kerja perpanjangan<br />
tangan sampai ke tingkat kecamatan<br />
dan desa. Asumsinya (pada saat itu)<br />
politisasi lebih berpeluang terjadi di<br />
tingkat nasional, paling tidak dalam<br />
arahan-arahan pejabat/penguasa,<br />
bukan di tingkat lapangan.<br />
Pada Pemilu 2009, tingkat partisipasi<br />
pemilih hanya mencapai 71 persen dengan<br />
perkiraan golput sebanyak 43 persen. Pada 2009<br />
persoalan DPT sangat menonjol dan berindikasi<br />
ketidakjelasan atas sejumlah sekitar 30 juta orang,<br />
yang diperkirakan tidak masuk dalam daftar<br />
pemilih. Hal itu menuai pula berbagai kecurigaan<br />
masyarakat dan terutama partai politik. Kondisi<br />
“buruk“ persoalan DPT kala itu hingga sekarang<br />
tidak diperoleh jawaban apa yang sesungguhnya<br />
terjadi.<br />
KPU “Membuang” Data NIK<br />
Ketika Mendagri Gamawan Fauzi berkali-kali<br />
menjelaskan bahwa harus dibedakan antara identitas<br />
pemilih dan NIK (nomor induk kependudukan)<br />
sebagai entri untuk masuk pada data pribadi,<br />
problem yang dihadapi oleh KPU adalah 65 juta data<br />
pemilih tidak dilengkapi data NIK. Setelah dibantu<br />
oleh Kemendagri untuk dilengkapi, sampai 3-4<br />
hari menjelang penetapan DPT, 4 November 2013,<br />
ketiadaan NIK masih tercatat sebanyak 4-6 juta data.<br />
Tepatnya, data NIK tidak dapat masuk atau direkam<br />
dalam sistem informasi data pemilih yang berbeda<br />
dari sistem informasi data DP4.<br />
Penggunaan data dalam rangka penyusunan data<br />
pemilih diatur dalam Pasal 9 dan Pasal 10 Undang-<br />
Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang tugas KPU.<br />
Disebutkan bahwa data pemilih diperoleh dari<br />
pemerintah dan de ngan mempertimbangkan data<br />
dari KPU di daerah-daerah dari hasil pemilihan<br />
yang paling mutakhir. Tapi, untuk keperluan tepat<br />
waktu dalam penerbitan DPT, diindikasikan adanya<br />
keputusan untuk tidak memasukkan data NIK dalam<br />
sistem informasi data pemilih di KPU.<br />
Dengan posisi meniadakan NIK pada sistem data<br />
pemilih, KPU tidak ada cela atau kesalahan apabila<br />
dikaitkan dengan UU Pemilu. Namun perlu didalami,<br />
Pasal 13 UU Nomor 23 Tahun 2006 menyebutkan<br />
bahwa penduduk wajib memiliki NIK, dan NIK<br />
menjadi dasar penerbitan identitas. Selanjutnya<br />
Pasal 83 menyebutkan bahwa manfaat NIK ialah<br />
untuk kebijakan pemerintahan dan pembangunan.<br />
Maka, di sini asas manfaat menjadi pertimbangan.<br />
Tidak ada sanksi tercantum dalam UU Nomor 23<br />
berkenaan dengan soal pemanfaatan NIK. Hanya,<br />
kemudian harus jelas bahwa pemilih memiliki<br />
identitas.<br />
Antisipasi Konflik<br />
Kondisi yang terjadi berkenaan dengan<br />
permasalahan DPT saat ini dan agenda untuk<br />
pengumuman DPT pada 4 November 2013, hampir<br />
dapat dipastikan mengandung potensi konflik. Konflik<br />
di sini harus diartikan sebagai adanya perbedaan<br />
kepentingan dari partai-partai politik ataupun<br />
anggota masyarakat, juga para ahli. Ruang justifikasi<br />
konflik yang memungkinkan yaitu, pertama, bahwa<br />
NIK sesungguhnya merupakan dasar untuk<br />
mencegah identitas ganda, karena kode NIK<br />
melekat pada seorang pribadi. Hal ini<br />
jelas dicantumkan dalam Pasal<br />
13 UU Nomor 23 Tahun 2006.<br />
Kedua, ruang di mana parpol<br />
dapat melakukan pendalaman<br />
sepanjang masa atau periode<br />
Pemilu 2014 yang masih beberapa<br />
bulan ke depan. Bila parpol tidak<br />
puas, akan menggugat dan dapat<br />
“mengganggu” hasil pemilu. <br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
selingan<br />
FATIN SANG<br />
FENOMENAL<br />
Fatin Shidqia Lubis, 17 tahun, menjadi<br />
fenomena baru di kancah musik Tanah<br />
Air. Kualitas vokalnya yang khas, plus<br />
penampilan dan sikap yang bersahaja<br />
membuatnya digilai jutaan penggemar.<br />
Namanya melejit usai menjuarai ajang<br />
pencarian bakat X Factor Indonesia. Tak<br />
cuma membintangi beberapa produk<br />
komersial, kini ia pun merambah dunia<br />
layar lebar.<br />
Fatin,<br />
Fatinistic,<br />
Fantastik<br />
Fakta-fakta Fatin<br />
Pilih<br />
Menyanyi<br />
Ketimbang<br />
Akting<br />
“Aku<br />
Cakepan<br />
Berjilbab”<br />
Majalah detik 4 - 10 november 2013
SELINGAN<br />
FATIN,<br />
FATINISTIC,<br />
FANTASTIK<br />
KARIERNYA MELESAT BAK METEOR BERKAT<br />
KUALITAS VOKAL YANG UNIK SERTA<br />
SOKONGAN PENGGEMAR FANATIK.<br />
PERLU MENGUASAI ALAT MUSIK DAN<br />
MENCIPTA LAGU AGAR KIAN FANTASTIK.<br />
ANTARA<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
SELINGAN<br />
Masak juri<br />
X Factor Indonesia<br />
kalah sama juri<br />
SMA 97.<br />
PARA guru di SMA 28 Jakarta Selatan mengolok-olok<br />
Bahari Lubis, 46 tahun, saat mereka<br />
melihat penampilan putri sulungnya, Fatin<br />
Shidqia Lubis, yang akan menuju Austria.<br />
Maklum, selain tanpa riasan wajah, pakaian yang<br />
dikenakan Fatin pun baju yang biasa dikenakan sehari-hari<br />
di rumah.<br />
“Dandanannya lebih mirip orang pulang kampung<br />
ketimbang mau bepergian ke Eropa,” ujar Bahari, yang<br />
juga menjadi Wakil Kepala SMA 28.<br />
Ya, pekan terakhir September lalu, Fatin ditemani sang<br />
bunda, Nurseha, terbang ke Austria untuk menjalani<br />
syuting film 99 Cahaya di Langit Eropa. Juga syuting klip<br />
video di Paris, Prancis. Adalah Hanum Salsabiela Rais,<br />
sang penulis novel 99 Cahaya di Langit Eropa, yang menawarinya<br />
terlibat dalam film tersebut. Atas seizin orang<br />
tua dan Sony Music sebagai manajemen yang menaunginya,<br />
Fatin tak menyia-nyiakan tawaran itu.<br />
“Karena filmnya berbeda. Tempat syutingnya juga<br />
keren. Aku enggak pernah mikirin soal honor, yang<br />
penting pengalaman,” ujarnya kepada majalah detik.<br />
Selepas menjuarai ajang pencarian bakat X Factor,<br />
Mei lalu, kehidupan Fatin berubah drastis. Tak cuma<br />
tawaran menyanyi dengan imbalan puluhan juta rupiah<br />
sekali manggung, ia pun didapuk menjadi model<br />
iklan sampo, operator telepon seluler, hingga busana<br />
muslim.<br />
Bahari mengaku sempat shock saat dalam sebuah<br />
perbincangan di keluarganya, putri sulungnya itu<br />
de ngan raut muka datar tiba-tiba melontarkan citacitanya,<br />
“Aku ingin jadi artis, Yah (Ayah)”.<br />
Wajar bila Bahari shock. Sebab, keluarga besarnya<br />
dididik dengan disiplin serta sebagian besar berprofesi<br />
sebagai polisi, guru, dan tentara. Dia tak menyangka jika<br />
anaknya justru ingin menjadi artis. Tapi dia tak ambil<br />
pusing dan menganggap apa yang dikatakan anaknya<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
SELINGAN<br />
Fatin bersama ayah,<br />
ibu, dan adik.<br />
DOK. KELUARGA<br />
hanya candaan. “Ya, enggak apa-apa. Mau jadi apa saja<br />
terserah asal profesional,” balasnya santai.<br />
Beberapa bulan kemudian, Fatin berupaya mewujudkannya<br />
dengan sungguh-sungguh. Tanpa sepengetahuan<br />
Bahari dan Nurseha, juga tanpa izin sekolah, dia mengikuti<br />
audisi ajang pencarian bakat X Factor di Kemayoran,<br />
Jakarta. Fatin mendaftar dengan uang pinjaman dari<br />
seorang temannya sebesar Rp 20 ribu. Hasilnya, setelah<br />
melalui berbagai tahapan, pemilik nomor urut audisi<br />
11.812 itu memenangi ajang tersebut pada 25 Mei lalu.<br />
Sejak itu, kariernya terus melesat. Tak cuma sebagai<br />
penyanyi, popularitas Fatin<br />
dan penampilan apiknya<br />
dalam berbusana muslim<br />
membuat dia didaulat<br />
untuk berakting di layar<br />
lebar. Syuting di Austria itu<br />
dimanfaatkan Sony Music<br />
untuk sekalian membuat<br />
klip video album baru, For<br />
You, yang akan dirilis November<br />
ini. Sebuah penerbit<br />
besar juga tengah menyiapkan<br />
buku yang merekam perjalanan karier Fatin<br />
yang fenomenal.<br />
Untuk penjualan album, Sonny Music antara lain<br />
menggandeng 25 koordinator Fatinistic (para penggemar<br />
Fatin) yang akan memesan album dimaksud.<br />
<br />
Menurut kesaksian teman sekelasnya, Anita Rosydi,<br />
kemampuan menyanyi Fatin baru diketahui saat<br />
mereka dipaksa bernyanyi satu per satu di depan kelas.<br />
Waktu itu, kakak kelas mereka sedang memperkenalkan<br />
kegiatan ekstrakurikuler.<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
SELINGAN<br />
Dengan<br />
mencipta lagu<br />
sendiri, Fatin<br />
bisa punya<br />
lagu hit secara<br />
kontinu dan tak<br />
bergantung pada<br />
orang lain.<br />
Tiba giliran Fatin yang dikenal lebih banyak diam<br />
dibanding teman-temannya, ia ternyata punya potensi<br />
yang dahsyat. “Sekelas takjub mendengar suara Fatin<br />
saat menyanyikan Grenade. Dia menyanyi seperti penyanyi<br />
profesional,” kata Nita diamini rekan-rekannya.<br />
Padahal menurut Ruslan, guru bidang kesiswaan<br />
SMA 97, saat seleksi untuk lomba solo vokal se-Provinsi<br />
DKI Jakarta, Fatin dikalahkan oleh teman sekolahnya,<br />
Tara. Menurut tim juri, keduanya memiliki suara bagus,<br />
tapi performa Tara lebih atraktif ketimbang Fatin.<br />
Kini, juri yang pernah menolak Fatin kerap diolok-olok<br />
para guru. “Masak juri X Factor Indonesia kalah sama<br />
juri SMA 97” kata Ruslan sembari tertawa.<br />
Dalam ajang X Factor, Fatin mencuri perhatian bukan<br />
cuma karena kualitas vokal dan bahasa Inggris yang<br />
fasih, tetapi juga berpenampilan sederhana dan tidak<br />
mengikuti arus yang tengah tren. Ketika sebagian<br />
peserta datang ke tempat audisi dengan kendaraan<br />
pribadi dan berdandan “aneh-aneh”, gadis kelahiran<br />
Jakarta, 30 Juli 1996, itu hadir cuma mengenakan seragam<br />
sekolah.<br />
Kemeja putih ia balut dengan kaus belang-belang<br />
yang sebenarnya kaus tidur milik ibunya. Sepatunya<br />
pun bolong di sana-sini. Ketika sudah masuk tiga besar,<br />
dia tetap bersahaja. Pulang ke rumah diantar<br />
dengan mobil minibus berlabelkan acara X Factor.<br />
Namanya baru menjadi buah bibir ketika Bruno Mars<br />
memuji dan mengunggah video Fatin saat menyanyikan<br />
Grenade di website pribadinya. Sejak itu dukungan<br />
untuk Fatin mengalir deras. Di YouTube, aksi Fatin<br />
menyanyikan lagu milik Mars itu ditengok sejuta lebih<br />
penonton. Bahkan versi “duet” dengan Bruno Mars<br />
ditonton hampir 2,9 juta orang.<br />
Sedangkan lagu Diamonds milik Rihanna ditonton 2,3<br />
juta orang, dan lagu Pumped Up Kicks, yang dipopularkan<br />
Foster The People, ditonton 1,8 juta orang. Fatin<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
SELINGAN<br />
Bersama desainer Dian Pelangi<br />
di Wina, Austria.<br />
FOTO: TWITTER DIAN PELANGI<br />
pun menjadi fenomena.<br />
Pada pertengahan Juli lalu, The Top<br />
Tens, situs online yang menampung<br />
voting dari seluruh belahan dunia<br />
untuk berbagai nominasi, menempatkan<br />
Fatin di peringkat satu dalam<br />
nominasi Asian Best Female Singer.<br />
Popularitas Fatin itu menyisihkan<br />
Agnes Monica maupun penyanyi<br />
Korea dan Filipina, yang biasanya<br />
selalu bertengger di tangga teratas.<br />
“Macam meteor,” tulis The Top Tens<br />
mengomentari perjalanan fantastis<br />
Fatin yang waktu itu baru merilis<br />
single clip lagu kemenangannya di X<br />
Factor, Aku Memilih Setia.<br />
Semua itu dimungkinkan berkat<br />
sokongan fanatik para penggemarnya,<br />
Fatinistic. Lintang Matahari, salah<br />
satu Fatinistic, memperkirakan,<br />
jumlah fans Fatin mencapai 500 ribu<br />
orang. Jumlah itu dihitung dari Twitter<br />
dan Facebook.<br />
Menurut Lintang, nama Fatinistic<br />
merupakan kependekan dari Fatin<br />
Idol Saving the Incredible Characteristic.<br />
Nama itu resmi menjadi sebutan bagi penggemar<br />
Fatin pada 25 Januari 2013. Istilah Fatinistic dan<br />
Foyah digemakan Lintang. Siswa SMA 28 Jakarta ini<br />
menyebut Fatinistic bukan hanya fans, “Melainkan sebuah<br />
keluarga.”<br />
Pemerhati musik Bens Leo menyarankan, jika Fatin<br />
ingin bertahan lama di industri musik, dia tak cukup<br />
hanya dengan mengandalkan suaranya yang unik, plus<br />
para penggemar fanatiknya. “Dia harus bisa memainkan<br />
sebuah alat musik dan mengasah kemampuan<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
SELINGAN<br />
untuk mencipta lagu,” ujarnya. Dengan begitu, Bens<br />
melanjutkan, dia bisa memiliki lagu hit secara kontinu<br />
dan tak bergantung pada orang lain yang menciptakan<br />
lagu untuknya.<br />
<br />
DOK. PRIBADI<br />
Beruntung kedua orang tua Fatin tak menerapkan<br />
prinsip aji mumpung. Mereka turut melindunginya<br />
untuk tidak jor-joran tampil di panggung-panggung<br />
setiap kali libur sekolah. Demi kebersamaan dengan<br />
keluarga, tak jarang Bahari dan<br />
Nurseha menolak undangan off air,<br />
meskipun secara fisik Fatin tak pernah<br />
mengeluh soal padatnya jadwal<br />
manggung.<br />
Bahari bersama istrinya juga sengaja<br />
menyimpan pendapatan Fatin<br />
selama menjadi penyanyi dan model<br />
iklan untuk bekal pendidikannya di<br />
masa depan. Putrinya itu, kata Bahari,<br />
ingin kuliah yang nyambung dengan<br />
profesinya. “Saya pribadi ingin<br />
membuatkan dia dapur rekaman supaya dia tidak capek<br />
ke sana-kemari. Dia nanti bisa membuat lagu sendiri,<br />
termasuk lagu religi,” ujarnya.<br />
Kemasyhuran yang diraihnya dalam tempo singkat<br />
tak membuat Fatin terlena, dan mengalami semacam<br />
kejutan budaya. Ia tetap tampil sederhana, bersikap<br />
dan berperilaku seperti Fatin biasa. Setiap kali pergipulang<br />
ke sekolah, misalnya, ia tetap memilih menggunakan<br />
angkutan perkotaan atau ojek. Padahal di<br />
rumahnya tersedia mobil pribadi dan sopir yang disiapkan<br />
label rekaman.<br />
Selain berlatih karate di Cilandak, selepas magrib,<br />
Fatin bersama kedua adiknya, Fadhil Irsyad Lubis, 15<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
SELINGAN<br />
tahun, dan Fadly Naufal Lubis, 10 tahun, biasa mengaji<br />
kepada Ustad A. Khoirur Roziqin, tetangganya.<br />
“Sekalipun hujan atau selelah apa pun, mereka selalu<br />
datang mengaji,” ujar Khoirur. <br />
KUSTIAH, ARIF ARIANTO | SUDRAJAT<br />
DOK. PRIBADI ANGGUN @ANGGUN_CIPTA<br />
MAJALAH MAJALAH DETIK DETIK 4 - 410 - 10 NOVEMBER 2013 2013
SELINGAN<br />
FAKTA-FAKTA<br />
FATIN<br />
MERASA TAK SECERDAS KEDUA ADIKNYA DAN TAK PUNYA<br />
BAKAT MENGGAMBAR, FATIN MENGUBAH CITA-CITANYA<br />
SEBAGAI KOMIKUS MENJADI PENYANYI. LANTAS, KENAPA<br />
DIA TAK SUKA MAKAN IKAN INILAH FAKTA-FAKTA<br />
TENTANG FATIN.<br />
ANTARA<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
SELINGAN<br />
RACHMAN HERYANTO/DETIK FOTO<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
kriwil-kriwil<br />
<br />
<br />
Grenade<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
soul jazz acoustic<br />
<br />
pink<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
SELINGAN<br />
<br />
<br />
FOTO-FOTO: GETTY IMAGE<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
SELINGAN<br />
DOK. PRIBADI<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
followers<br />
followers<br />
<br />
<br />
X Factor<br />
<br />
hijabers<br />
<br />
<br />
KUSTIAH<br />
SUMBER: WAWANCARA FATIN, BAHARI LUBIS,<br />
NURSEHA, USTAD A. KHOIRUR ROZIQIN, DAN REKAN SEKOLAH<br />
MAJALAH MAJALAH DETIK DETIK 4 - 410 - 10 NOVEMBER 2013 2013
SELINGAN<br />
FATIN SHIDQIA LUBIS<br />
PILIH MENYANYI<br />
KETIMBANG AKTING<br />
BERMAIN FILM SEKADAR<br />
MENIMBA PENGALAMAN,<br />
BUKAN AJI MUMPUNG.<br />
INGIN GO INTERNATIONAL<br />
DENGAN MENYANYI.<br />
RABBANI<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
SELINGAN<br />
ETAP sederhana dalam berpenampilan, sikap, dan<br />
prinsip. Begitulah Fatin Shidqia Lubis melakoni hidup<br />
di tengah kariernya yang moncer. Ia memang tak kuasa<br />
menimba pengalaman baru untuk berakting di layar<br />
lebar. Setelah dicoba, siswi SMA 97 Jakarta Selatan<br />
itu segera insaf. Dunia sebenarnya yang dikuasainya<br />
adalah menyanyi, bukan film.<br />
“Waktu main film, aku kaku banget, kayak orang<br />
baca, gitu. (Jadi) pilih nyanyi aja, deh,” ungkapnya.<br />
Saat terlibat dalam pengambilan gambar film 99<br />
Cahaya di Langit Eropa yang berlokasi di bukit Kahlenberg,<br />
Wina-Austria, akhir September lalu, Fatin amat<br />
gugup. Sembari diberi riasan, tangannya terus terkepal<br />
menunjukkan rasa gundahnya. “Aku deg-degan<br />
banget, nih,” ucap Fatin yang mengenakan busana<br />
muslim berwarna pink sambil berusaha tersenyum.<br />
Nurseha, sang bunda, yang tak pernah jauh dari<br />
sisinya berusaha menenangkan. Kepada Acha Septriasa<br />
yang berperan sebagai Hanum Salsabiela Rais,<br />
ia tanpa sungkan meminta “wejangan”.<br />
“Apa yang bikin gugup” tanya Acha. “Aku enggak<br />
PD (percaya diri),” jawab Fatin dengan senyum kecut.<br />
Acha menyarankan agar Fatin menarik napas dalamdalam.<br />
“Pokoknya Fatin tenang aja, udah cantik kok,”<br />
ucap Acha menenteramkan. Fatin juga menyimak<br />
betul arahan sutradara Guntur Soeharjanto.<br />
Meski begitu, ia sempat beberapa kali lupa dialog.<br />
Adegan pun harus direkam ulang hingga tujuh kali<br />
untuk mendapatkan hasil sempurna. “Cut,” teriak<br />
Guntur. Fatin pun terlihat lega.<br />
Sebelum syuting, Fatin terlihat amat menikmati<br />
panorama di Kahlenberg. Ia menjeprat-jepretkan kameranya<br />
ke berbagai sudut pandang. Dari bukit ini,<br />
pengunjung seolah bisa menelanjangi Kota Wina,<br />
termasuk melihat Sungai Donau atau Danube yang<br />
membelah Wina. Sungai itu menjadi inspirasi Johann<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
selingan<br />
Strauss saat menciptakan musik klasik waltz “The<br />
Blue Danube.” Tak lupa, Fatin juga berpose dengan<br />
latar pemandangan cantik Kota Wina.<br />
Kepada Adhie Ichsan, ia meluangkan waktu menjawab<br />
sejumlah pertanyaan seputar keterlibatannya<br />
dalam film tersebut. Selasa pekan lalu, Fatin kembali<br />
berbincang dengan Kustiah di kediamannya. Berikut<br />
ini petikan perbincangannya.<br />
Bagaimana rasanya pertama akting tadi<br />
Akting itu susah banget ya, aduh… ampun… ampun….<br />
Sempat deg-degan banget. Karena aku kalau lihat Kak<br />
Acha (Septriasa, pemeran karakter Hanum) dan Kak<br />
Abimana (Aryasatya, pemeran suami Hanum, Rangga<br />
Almahendra) mereka udah keren banget, profesional<br />
banget, sementara aku... (menunjukkan ekspresi wajah<br />
susah).<br />
Padahal sudah menghafal dialog, ya...<br />
Iya (tapi) sempat stuck, terus aku akhirnya improvisasi<br />
aja, jadinya ke mana-mana. Jadi menurut aku<br />
akting itu harus sering, sih (kontinu), jadi semakin terasah<br />
dan penting. Tapi kalau buat yang sudah bakat,<br />
Majalah detik 4 - 10 NOVEMBER 2013
SELINGAN<br />
DETIKHOT<br />
sih, jadinya keren banget.<br />
Maksudnya akan mencoba lagi berakting atau<br />
fokus menyanyi<br />
Suer (sumpah), aku memilih nyanyi aja ketimbang<br />
akting. Pas nyanyi itu juga ada skrip, tapi aku bisa<br />
baca sambil tetap nyanyi. Waktu main film, aku kaku<br />
banget, kayak orang baca, gitu. (Jadi) pilih nyanyi aja<br />
deh.<br />
Bagaimana ceritanya kamu bisa ikut main dalam<br />
film ini<br />
Kebetulan waktu itu Kak Hanum (Salsabiela) Rais<br />
nge-dm (direct message) aku (di Twitter) nawarin tampil<br />
di film ini. Terus aku bilang ke Sony (label), dan akhirnya<br />
disiapin jadwal dan langsung deh, syuting.<br />
Di film ini kamu cameo. Ceritanya sedang apa di<br />
Eropa<br />
Oh, itu rahasia.... Itu clue-nya udah besar banget.<br />
Pokoknya biar penasaran saja. (Senyum jahil).<br />
Nyanyi buat soundtrack, ya<br />
Iya, aku juga nanti nyanyiin soundtrack. Judulnya...<br />
aduh lupa… (ia lalu bertanya kepada seseorang dari<br />
Sony Music). Oh iya, judulnya sama kayak filmnya, 99<br />
Cahaya di Langit Eropa. (Fatin menolak menyanyikan<br />
lagu dimaksud dengan alasan rahasia.)<br />
Kamu sempat kursus bahasa Jerman. Memang<br />
ada dialog dalam bahasa itu<br />
Thank God, enggak ada (tertawa). Aku pakai bahasa<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
SELINGAN<br />
Aku dari<br />
kecil suka<br />
nyanyi,<br />
khususnya<br />
lagu kartun<br />
Jepang.<br />
Indonesia.<br />
Main di film ini sekadar aji mumpung atau...<br />
Karena filmnya berbeda. Tempat syutingnya juga<br />
keren. (Fatin cuma kebagian scene di Kahlenberg, Austria,<br />
sementara keseluruhan syuting film ini berlangsung<br />
di Austria, Cordoba Spanyol, Paris dan Turki.)<br />
Bukan karena honornya lebih besar dari menyanyi<br />
Oh, aku enggak pernah mikirin soal itu, yang penting<br />
pengalaman.<br />
Ngomong-ngomong, menyanyi sudah menjadi<br />
cita-cita kamu<br />
Dulu waktu kecil aku ingin jadi komikus, tapi kan<br />
susah karena harus pintar menggambar. Terus aku<br />
pernah ingin jadi pengisi suara (film) kartun. Karena<br />
enggak pintar dan jenius seperti adik-adik, lalu ingin<br />
jadi penyanyi.<br />
Sejak kapan ingin menjadi artis<br />
Sebenarnya waktu bilang itu (kelas 1 SMA) ke Ayah<br />
cuma bercanda, spontan aja. Aku enggak mau disebut<br />
artis, maunya dibilang sebagai penyanyi. Menurutku<br />
sebutan sebagai penyanyi itu lebih tepat, karena aku<br />
memang menyanyi. Kalau disebut artis malah aneh.<br />
Kenapa tidak suka disebut artis<br />
Artis, kalau yang aku lihat di televisi itu, ya, gitu-gitu<br />
aja. Kalau ditanya soal satu hal, semua artis jawabannya<br />
pasti sama. Kayak sudah memang disuruh<br />
jawabnya itu.<br />
Sejak kapan persisnya kamu suka menyanyi<br />
Aku dari kecil suka nyanyi, khususnya lagu kartun<br />
Jepang. Setiap hari, dulu jam setengah enam, selalu<br />
lihat film kartun Jepang. Dan aku suka liriknya. Tapi,<br />
ya, cuma na-na-na, gitu. Aku enggak tahu dan enggak<br />
hafal liriknya. Tapi aku sempat minder menyanyi,<br />
waktu SMP. Saat itu aku disuruh nyanyi di acara ulang<br />
tahun temanku. Selesai nyanyi, temanku bilang suara-<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
SELINGAN<br />
ANTARA<br />
ku enggak enak (fals). Lalu aku enggak berani nyanyi<br />
lagi, nyanyinya ya bersenandung aja, enggak berani<br />
keras-keras. Lalu ada lagu Bruno Mars itu (Grenade),<br />
aku suka banget. Suaranya unik.<br />
Karena lagu itu kamu jadi suka menyanyi lagi<br />
Kembali suka nyanyi waktu ikut paduan suara (padus)<br />
pas SMA. Masuk padus diuji dulu. Nah, saat dites<br />
inilah aku teringat kata temanku yang bilang suaraku<br />
enggak enak didengar. Aku berusaha, tiap mau falset<br />
(falsetto), mencari suaraku yang lain, lalu pelatih memuji<br />
suaraku. Jenis suaraku sopran dan khas, katanya.<br />
Saat itulah aku mulai percaya diri. Aku enggak<br />
pernah ikut les vokal atau lainnya.<br />
Apa yang ingin kamu raih dengan menyanyi<br />
Aku ingin go international dengan menyanyi. Amin.<br />
Aku juga ingin menunaikan haji bersama keluarga,<br />
membelikan ayah mobil untuk keluarga, pindah ke<br />
rumah yang lebih besar. Ayah masih cari.<br />
Tindak lanjut tawaran untuk rekaman di London<br />
dari Louis Walsh (juri X Factor) tempo hari…<br />
Amin, ya Allah. Tapi (enggak) tahu sih, itu Sony yang<br />
mengurus. (Manajemen Sony tak merespons permohonan<br />
wawancara tertulis maupun tatap muka yang<br />
diajukan Detik) <br />
MAJALAH MAJALAH DETIK DETIK 4 - 410 - 10 NOVEMBER NOVEMBER 2013 2013
SELINGAN<br />
SELINGAN<br />
BIODATA<br />
Nama: Fatin Shidqia Lubis (Fatin)<br />
Tanggal Lahir: 28 Juni 1996<br />
Ibu: Nurseha (guru bahasa Inggris)<br />
Ayah: Bahari Lubis (guru matematika di SMA 28)<br />
Adik: Fadhil Irsyad Lubis dan Fadly Naufal Lubis<br />
Sekolah: Kelas 2 (kelas 11) SMA 97 Jakarta<br />
Hobi: Musik, Menyanyi<br />
Olahraga: Karate sabuk hitam dan satu<br />
Penyanyi Favorit: Bruno Mars<br />
PRESTASI:<br />
Pemenang X Factor Indonesia pertama, Mei 2013<br />
Juli 2013, namanya menduduki peringkat pertama<br />
sebagai Best Female Singer Asia di situs The Top<br />
Tens<br />
Aku Memilih Setia menjadi TOP 1 Hits I-Ring untuk<br />
Indosat dan untuk provider lainnya menjadi Top 4<br />
NSP Telkomsel dan masuk New NSP di XL.<br />
ALBUM:<br />
Pada Juli 2013 merilis lagu Kekasih Mu. Lagu ini<br />
menjadi bagian dalam album The Best of Islamic<br />
Music. Dalam album ini ada sejumlah penyanyi beken,<br />
seperti Maher Zain, Sami Yusuf, Irfan Makki,<br />
Raihan, Haddad Alwi, dan Sandhy Sondoro.<br />
Iklan:<br />
Model sampo Pantene bersama mentornya di X<br />
Factor, Rossa<br />
Model iklan kartu IM3 Indosat<br />
Busana muslimah Rabbani<br />
FILM:<br />
99 Cahaya di Langit Eropa<br />
RACHMAN HERYANTO | DETIK FOTO<br />
MAJALAH MAJALAH DETIK DETIK 4 - 410 - 10 NOVEMBER NOVEMBER 2013<br />
2013
SELINGAN<br />
"AKU CAKEPAN<br />
BERJILBAB"<br />
PENGURUS MUI HINGGA PERSONEL SLANK MENYOKONG<br />
FATIN AGAR TAK MELEPAS JILBABNYA. RABBANI<br />
MENGGAETNYA SEBAGAI BRAND AMBASSADOR.<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
SELINGAN<br />
Dunia artis ini<br />
kan glamor.<br />
Mungkin kalau<br />
berkerudung<br />
dianggap aneh.<br />
SELAIN memiliki karakter suara yang khas,<br />
Fatin Shidqia Lubis dipuji dan digemari<br />
karena tampil cantik mengenakan jilbab<br />
selama mengikuti ajang pencarian bakat X<br />
Factor. Namun, menurut Nurseha, putrinya yang telah<br />
berjilbab sejak memasuki SMA 97 itu ternyata sempat<br />
galau dan meminta persetujuan untuk melepas jilbab.<br />
Kemungkinan besar ia terpengaruh oleh pendapat<br />
yang menyebutkan bahwa seniman atau penyanyi<br />
berjilbab sulit maju dalam kariernya.<br />
“Suatu malam dia pernah mengutarakan niatnya<br />
kepada kami. Ya, dunia artis ini kan glamor. Mungkin<br />
kalau berkerudung dianggap aneh,” katanya.<br />
Namun mantan guru bahasa Inggris SMA Widuri,<br />
Jakarta, itu beserta suaminya tegas menolak<br />
keinginan Fatin. Secara halus Nurseha dan suaminya<br />
mengungkapkan ihwal keutamaan berjilbab bagi<br />
seorang muslimat. Juga tentang bagaimana awal<br />
mula Nurseha mengenakan jilbab. “Dia menyimak<br />
serius pandangan kami dan mematuhinya,” katanya.<br />
Tak cuma kedua orang tuanya yang memberikan<br />
perhatian khusus terhadap penampilan Fatin yang<br />
berjilbab. Waktu itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia<br />
bidang Seni dan Budaya K.H. Cholil Ridwan sempat<br />
menulis surat dukungan agar Fatin tetap berbusana<br />
muslim dengan baik. “Bapak pesan, jangan sekalikali<br />
kamu jual akidahmu demi karier duniawimu,” tulis<br />
Cholil.<br />
Dukungan terbuka juga disampaikan dua pentolan<br />
grup Slank, Kaka dan Bimbim, saat tampil sebagai<br />
bintang tamu di acara X Factor Indonesia, 2 Maret lalu.<br />
“Be yourself Fatin. Pertahankan karakter, jangan buka<br />
jilbab,” pesan Bimbim.<br />
Belakangan, tak lama setelah muncul sebagai<br />
pemenang lomba itu, Fatin malah didapuk menjadi duta<br />
busana muslim. Manajer Promosi dan Event Rabbani,<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
SELINGAN<br />
Nurseha<br />
ARI SAPUTRA/DETIKFOTO<br />
Ridwan Nulkarim, mengungkapkan pihaknya cukup<br />
lama mengamati penampilan Fatin hingga akhirnya<br />
memutuskan untuk menjadikannya sebagai brand<br />
ambassador, Juli lalu. Sejak awal 2013, tim Rabbani<br />
mulai mengamati dan melakukan<br />
pendekatan intens ke orang tuanya<br />
sekitar Mei-Juni.<br />
“Ibu dan ayah Fatin sangat welcome<br />
dan sevisi dengan kami, bahwa, selain<br />
menutup aurat, busana yang baik itu<br />
tidak transparan dan tidak ketat atau<br />
tidak menampilkan lekuk tubuh,” kata<br />
Ridwan.<br />
Sebelum mengikat kontrak dengan<br />
Fatin dan Sony selaku manajamen<br />
yang menaunginya, ia melanjutkan,<br />
pihak Rabbani bekerja sama dengan<br />
bagian wardrobe RCTI memasok<br />
busana muslim yang akan dikenakan<br />
Fatin setiap kali tampil di stasiun<br />
televisi tersebut. Selama itu, Rabbani<br />
tak memperhitungkan bujet yang<br />
dikeluarkan.<br />
“Kan tujuan utamanya dakwah, dan<br />
kami menjaga betul jangan sampai Fatin<br />
goyah sehingga melepas jilbabnya,”<br />
kata Ridwan.<br />
Selama masa pendekatan hingga<br />
sekarang ini, orang tua Fatin tak cuma<br />
mempercayakan soal busana kepada tim Rabbani,<br />
tapi juga masalah tata rias wajah dan lainnya. “Mereka<br />
menjaga betul Fatin agar yang menangani makeup<br />
cuma perempuan,” ujarnya.<br />
Sejauh ini, Fatin sebagai user tak pernah mengeluhkan<br />
busana produk Rabbani yang dikenakan. Diskusi<br />
alot, kata Ridwan, justru kerap terjadi dengan pihak<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
SELINGAN<br />
DOK. RABBANI<br />
Buat aku, sih, yang penting kan enggak<br />
transparan, menutup aurat dan dada,<br />
dan enggak ngikutin lekuk tubuh.<br />
manajemen. Sebab, selama ini model jilbab yang asal<br />
menutup rambut tapi bagian tubuh lainnya tetap terlihat<br />
seksi masih mendominasi dan dianggap sebagai cara<br />
berbusana muslim yang benar.<br />
Fatin mengaku enjoy mengenakan model-model<br />
busana produk Rabbani, baik dari bahan maupun pilihan<br />
warnanya sesuai dengan karakternya. “Buat aku, sih,<br />
yang penting kan enggak transparan, menutup aurat<br />
dan dada, dan enggak ngikutin lekuk tubuh,” katanya.<br />
Ia pun kembali menegaskan tak akan melepas jilbabnya<br />
hanya demi alasan karier. “Teman-temanku bilang (aku)<br />
cakepan berjilbab,” katanya diiringi tawa. KUSTIAH | SUDRAJAT<br />
MAJALAH MAJALAH DETIK DETIK 4 - 410 - 10 NOVEMBER 2013 2013
tari<br />
Flamenco<br />
&<br />
Sebuah<br />
Jalan Baru<br />
TARI FLAMENCO YANG BERUSIA RATUSAN TAHUN DIBERI<br />
NAPAS BARU MENGIKUTI PERKEMBANGAN ZAMAN. ADA UNSUR<br />
KEBEBASAN DITIUPKAN. KEANGGUNANNYA TAK TERUSIK.<br />
FOTO-FOTO: AGUNG/DETIKFOTO<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
tari<br />
PANYOL mini dalam bentuk tercantiknya<br />
hadir melalui repertoar<br />
demi repertoar flamenco yang<br />
energetik. Duet Úrsula López dan<br />
Christian Lozano menghangatkan<br />
malam Jakarta yang sejak petang<br />
disiram hujan.<br />
Lewat tajuk Abriendo Caminos<br />
(Membuka Jalan Baru), Ursula Lopez<br />
Dance Company menampilkan enam<br />
repertoar flamenco kontemporer di<br />
Gedung Kesenian Jakarta pada 29<br />
Oktober lalu. Ditingkahi ketukan<br />
kastanyet, petikan gitar, lagu-lagu<br />
dan busana indah, maka ungkapan<br />
sedih, marah, serta cinta terekspresikan<br />
sempurna di entakan<br />
anggun dan gemulai tangan penari.<br />
Intro gitar yang dimainkan Tino<br />
van der Sman membuka Negro Alcaidesa<br />
(Malagueña) selama beberapa<br />
saat. Lalu masuk vokal bertenaga<br />
oleh Vicente Gelo dan tepukan cajón<br />
Raúl Domínguez. Úrsula López dan<br />
Christian Lozano kemudian muncul di<br />
panggung dalam kostum hitam. Musik<br />
menderap, langkah Úrsula dan Christian<br />
mengikuti dalam ketukan 7/8.<br />
Inilah flamenco, ungkapan sari pati passion<br />
seni yang lahir di sudut selatan Spanyol,<br />
Andalusia. Andalusia (sekarang<br />
berbentuk komunitas otonomi) dikenal<br />
akan kekayaan alamnya. Punya hamparan<br />
kebun anggur hingga kebun zaitun,<br />
pegunungan bersalju hingga bukit pasir,<br />
pantai yang hangat hingga kuda cantik,<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
tari<br />
Musik dan tari yang<br />
punya pengaruh<br />
India dan Arab ini<br />
dari masa ke masa<br />
mengalami evolusi<br />
sesuai dengan<br />
perkembangan<br />
zaman.<br />
seni berkelas hingga kekhasan interior warna tanah.<br />
Jangan dilupakan kecantikan perempuan Andalusia<br />
yang diceritakan dari mulut ke mulut oleh saudagar<br />
dan pelaut abad lampau.<br />
Flamenco, yang awalnya dimainkan saat berkumpul<br />
dengan keluarga atau teman, berkembang jadi sebuah<br />
tontonan, bahkan sejak 1954 dipelajari khusus<br />
di perguruan tinggi, diberi nama flamencology. Musik<br />
dan tari yang punya pengaruh India dan Arab ini dari<br />
masa ke masa mengalami evolusi sesuai dengan perkembangan<br />
zaman.<br />
Úrsula López adalah solois selama delapan tahun di<br />
Compañía Andaluza de Danza (1996) dan sudah tampil<br />
di banyak festival penting dunia. Dia juga jadi penari<br />
utama di sejumlah kelompok flamenco.<br />
Pada 2007, Úrsula membuat perusahaan flamenconya<br />
sendiri, Ursula Lopez Dance Company, dan duduk<br />
sebagai direktur serta koreografer. Dia mengkrea-<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
tari<br />
sikan flamenco kontemporer, memadukan berbagai<br />
gaya klasik flamenco (palos) dengan macam-macam<br />
unsur baru yang memberi rasa bebas.<br />
“Yang menggabungkan semua adalah musik,” ujar<br />
Úrsula seusai pentas. “Tidak ada sejarah di baliknya.<br />
Inspirasinya dari semua yang saya pelajari saat belajar<br />
menari.” Perempuan kelahiran Montilla, Cordoba,<br />
pada 1976 itu sudah menari sejak berumur<br />
8 tahun.<br />
Maka, selain Negro Alcaidesa (Malagueña),<br />
malam itu penonton tercerahkan oleh<br />
repertoar-repertoar indah Seguirilla,<br />
Farruca del Terrible, Fadangos “Pa” El<br />
Cesto, Silencio (Soleá), hingga La Capitana<br />
(Alegría). Tepuk tangan saja rasanya kurang<br />
sebagai bentuk apresiasi atas tampilan<br />
yang demikian indah dan berjiwa.<br />
Dan tak mengherankan, ketika Úrsula,<br />
Christian, Tino, Vicente, dan Raúl membungkuk<br />
bersamaan sebagai tanda usainya<br />
permainan, tepuk tangan penonton tak habishabis.<br />
Malam masih muda, di luar hujan belum<br />
reda benar.<br />
Kelimanya kemudian maju ke bibir panggung,<br />
nyaris tak berjarak dengan penonton. Lantas,<br />
tanpa mikrofon, Vicente menyanyi diiringi gitar<br />
Tino. Úrsula dan Christian menari dengan langkah-langkah<br />
kecil. Bahkan kali ini Raul, yang<br />
dari tadi hanya duduk menepuk cajón, mempertontonkan<br />
kemampuannya menari. Tak<br />
ayal, tepuk tangan penonton kali ini untuk<br />
Raul. Demikianlah Fin de Fiesta (penutup<br />
pesta), yang menguatkan keberadaan flamenco<br />
sebagai tari rakyat, berbaur akrab<br />
tak berbatas. <br />
SILVIA GALIKANO<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
seni hiburan<br />
FILM<br />
B i o p i k D a n g k a l<br />
S e o r a n g V i s i o n e r<br />
Steve Jobs adalah titan dunia teknologi kontemporer.<br />
Ashton Kutcher menghidupkan sosoknya dalam film ini<br />
meski skenarionya datar.<br />
Majalah detik 4 - 10 november 2013
seni hiburan<br />
FILM<br />
Judul: Jobs Genre: Biography | Drama Sutradara:<br />
Joshua Michael Stern Skenario: Matt Whiteley <br />
ProduKSI: Open Road Films PemAIn: Ashton Kutcher,<br />
Dermot Mulroney, Josh Gad DurASI: 2 jam 7 menit<br />
Markas Apple Computer di Palo Alto California,<br />
tahun 2001. Ada produk revolusioner<br />
dari Apple yang siap diluncurkan, yakni<br />
pemutar musik bernama iPod.<br />
Steve Jobs (Ashton Kutcher) dalam balutan turtleneck<br />
hitam dan celana jins muncul di atas panggung<br />
putih. “It’s a music player,” ujar Jobs sambil mengangkat<br />
benda kecil di tangannya. Kor “wooww” dan<br />
“aaahh” sontak terlontar dari yang hadir, padahal Jobs<br />
belum sampai ke penjelasan bahwa iPod bisa diisi<br />
ribuan lagu.<br />
Film lalu mundur ke masa muda Steve Jobs pada<br />
1960-an, masa hippie, generasi bunga, gondrong, prokontra<br />
perang Vietnam, lagu-lagu Cat Stevens, dan<br />
Majalah detik 4 - 10 november 2013
seni hiburan<br />
FILM<br />
LSD (lysergic acid diethylamide/halusinogen). Dia pun<br />
tenggelam bersama semua itu.<br />
Jobs drop-out setelah enam bulan kuliah di Reed<br />
College karena orang tuanya tak mampu membiayai.<br />
Selama 18 bulan berikutnya, dia mengikuti kelas-kelas<br />
kreatif di Reed. Kadang nyeker, kadang pakai selop.<br />
Kerap, di waktu senggang, Jobs dan kawan- kawan<br />
mabuk LSD, yang membuat mereka bisa melihat<br />
"surga" de ngan dua busur pelangi.<br />
Pekerjaan pertamanya di Atari diisi hari-hari cekcok<br />
dengan bos dan koleganya yang lamban. Mulailah dia<br />
terkenal sebagai antisosial, si sok tahu yang jarang<br />
mandi. Namun Jobs berhasil meminta satu proyek<br />
yang dia kerjakan sendiri, tanpa campur tangan bos<br />
dan tanpa kolega yang lamban. Berkat banyak bantuan<br />
teman masa kecilnya yang bekerja di Hewlett-<br />
Packard, Steve “Woz” Wozniak (Josh Gad), Jobs berhasil<br />
membuat game pertama yang berwarna, selesai<br />
Majalah detik 4 - 10 november 2013
seni hiburan<br />
FILM<br />
Apple meroket cepat, dari produk<br />
sederhana jadi pemain penting dalam<br />
industri komputer, terutama komputer<br />
pribadi. Sebuah kerajAAn bisnis lahir.<br />
jauh sebelum deadline yang ditetapkan bosnya.<br />
Jobs kemudian memutuskan keluar dari Atari untuk<br />
membuat usaha sendiri merakit komputer bersama<br />
Woz. Garasi rumah orang tuanya jadi kantor mereka.<br />
Begitu komputer rakitan pertama mendapat pemesan<br />
dari seorang dealer lokal, keduanya mencari<br />
nama untuk usaha baru ini. “Apple” yang dicetuskan<br />
Jobs akhirnya terpilih, mengalahkan<br />
“Enterprise Computers” yang dicetuskan<br />
Woz, dengan alasan apple (apel) identik<br />
dengan segar dan cerdas. Mereka<br />
merekrut para remaja tetangga untuk<br />
menyelesaikan pesanan pertama<br />
komputer yang berjumlah 60 buah.<br />
Geng garasi itu kemudian mendapat<br />
investor seorang pensiunan<br />
Intel, Mike Markkula (Dermot<br />
Mulroney), yang yakin dengan visi<br />
Jobs. Dari sini, wuzzz, Apple meroket<br />
cepat, dari produk sederhana<br />
jadi pemain penting dalam industri<br />
komputer, terutama komputer pribadi<br />
(personal computer). Sebuah<br />
kerajaan bisnis lahir.<br />
Jobs menempatkan Ashton<br />
Kutcher di sorotan utama. Penampilannya<br />
sangat mirip dengan sang<br />
ikon, dari saat remaja gondrong<br />
Majalah detik 4 - 10 november 2013
seni hiburan<br />
FILM<br />
jarang mandi hingga Jobs tua dengan rambut yang<br />
mulai mundur dan berewok rapi. Kutcher juga menirukan<br />
gestur Jobs dengan baik, semisal berjalan agak<br />
membungkuk dengan lutut yang tidak pernah benarbenar<br />
lurus. Kamera cukup sering meng-close-up<br />
caranya berjalan.<br />
Kutcher membuktikan punya banyak kebisaan selain<br />
hanya jadi sosok Kelso yang keren dan ramah di serial<br />
TV That ‘70s Show yang melambungkan namanya. Di<br />
Jobs, Kutcher menjadi seorang pendiam yang serius<br />
memikirkan terobosan untuk proyek berikutnya, atau<br />
seorang yang keras dan kasar saat memarahi siapa<br />
pun yang tidak yakin dengan visinya.<br />
Tapi hanya sebatas itu. Kutcher belum berhasil meraih<br />
jiwa Jobs, yang merupakan titan teknologi yang<br />
paham seni. Jobs di tangan Kutcher bukanlah orang<br />
yang dibentuk oleh penderitaan, ketakutan, keinginan,<br />
dan motivasi. Dia seakan presentasi sutradara Joshua<br />
Michael Stern tentang seseorang, tak lupa di sana-sini<br />
diisi slogan inspirasional dan tagline iklan.<br />
Lagi pula skenario Matt Whiteley tidak memberinya<br />
banyak ruang untuk bergerak. Sisi pribadi Jobs diabaikan,<br />
padahal dia sosok yang kompleks. Jobs yang<br />
kecewa sudah “dibuang” orang tua kandungnya, di<br />
saat dewasa menyangkal keras anak yang dikandung<br />
Majalah detik 4 - 10 november 2013
seni hiburan<br />
FILM<br />
pacarnya (diperankan Ahna O’Reilly). Bahkan, sewaktu<br />
si anak sudah lahir dan tes menunjukkan Jobs-lah<br />
ayah biologisnya, dia menolak menandatangani hak<br />
asuh maupun hak berkunjung.<br />
Di akhir film, si anak yang sudah remaja, Lisa, diceritakan<br />
tinggal bersama Jobs dan istrinya. Namun<br />
bagaimana prosesnya, tidak akan ditemukan di layar.<br />
Siapa istrinya pun tidak diceritakan.<br />
Jobs pada akhirnya jadi sebuah ironi. Biopik tentang<br />
co-founder Apple Computers, mendiang Steve Jobs<br />
(1955-2011), yang jenius jadi demikian hambar. Stern<br />
membuang banyak waktu menceritakan peristiwa<br />
demi peristiwa kunci dalam kehidupan Jobs tapi tanpa<br />
kedalaman.<br />
Film ini gagal “menyadarkan” kita bahwa orang ini<br />
sudah mengubah cara banyak orang menjalani keseharian.<br />
Sudah berapa dari kita yang mengetik menggunakan<br />
MacBook atau menelepon dengan iPhone atau<br />
menyelesaikan banyak urusan dengan iPad Jobs jadi<br />
berjarak dengan sang titan, apalagi dengan pengguna<br />
produknya. ■ SILVIA galikano<br />
Majalah detik 4 - 10 november 2013
SENI HIBURAN<br />
FILM PEKAN INI<br />
DI film keduanya ini,<br />
Thor (Chris Hemsworth)<br />
kembali bersatu<br />
dengan Jane<br />
Foster (Natalie Portman)<br />
untuk menghadapi ancaman<br />
baru.<br />
Setelah peristiwa The<br />
Avengers, bumi kini aman.<br />
Tapi ancaman beralih ke<br />
Asgard. Thor terpaksa turun<br />
ke medan perang untuk<br />
menyelamatkan alam<br />
semesta agar tidak jatuh ke<br />
dalam kegelapan di tangan<br />
Malekith dan Dark Elves.<br />
THOR<br />
GENRE:<br />
PEMAIN: CHRIS<br />
ACTION FANTASY<br />
HEMSWORTH, NA-<br />
DISTRIBUTOR:<br />
TALIE PORTMAN,<br />
WALT DISNEY<br />
TOM HIDDLESTON,<br />
PICTURES<br />
KAT DENNINGS,<br />
PRODUSER:<br />
IDRIS ELBA, AN-<br />
KEVIN PAIGE<br />
THONY HOPKINS,<br />
SUTRADARA:<br />
ZACHARY<br />
ALAN TAYLOR<br />
SKENARIO:<br />
CHRISTOPHER<br />
YOST, CHRISTO-<br />
PHER MARKUS,<br />
STEPHEN MC-<br />
FEELY<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
SENI HIBURAN<br />
FILM PEKAN INI<br />
WE’RE THE MILLERS<br />
S<br />
ETELAH dirampok oleh sekelompok remaja, David Burke (Jason<br />
Sudeikis) yang berprofesi sebagai pengedar ganja kecil-kecilan, kini<br />
dalam masalah besar. David memiliki utang kepada Brad (Ed Helms),<br />
yang menjadi pemasok barang ilegalnya itu.<br />
Untuk menghapus semua utangnya, David dipaksa menyelundupkan narkoba<br />
milik Brad, yang harus diambilnya di Meksiko. Agar perjalanannya aman, David<br />
mengajak Rose (Jennifer Aniston) sang penari telanjang sebagai “istrinya,” serta<br />
dua remaja, Kenny (Will Poulter) dan Casey (Emma Roberts) sebagai “anakanaknya.”<br />
JENIS FILM: KOMEDI<br />
PRODUSER: CHRIS BENDER, HAPPY WAL-<br />
TERS, VINCENT NEWMAN, EDWARD PELLE<br />
PRODUKSI: WARNER BROS PICTURES<br />
SUTRADARA: RAWSON MARSHALL THURBER<br />
DURASI: 110 MENIT<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
SENI HIBURAN<br />
FILM PEKAN INI<br />
SPECIAL ID<br />
SEORANG perwira polisi, Dragon<br />
(Donnie Yen), menyamar<br />
dan masuk ke geng mafia<br />
yang paling ditakuti di Hong<br />
Kong. Ternyata pemimpin geng mafia mencurigai<br />
ada banyak polisi yang menyamar<br />
di orga nisasinya. Satu demi satu, bos mafia<br />
mulai menyingkirkan polisi yang menyamar.<br />
Demi keselamatan, Dragon meminta agar<br />
ditarik dari misi penyamarannya. Alih-alih<br />
ditarik, Dragon malah mendapat misi baru<br />
dari kaptennya.<br />
JENIS FILM: ACTION<br />
PRODUSER:<br />
DONNIE YEN, ER YONG<br />
PRODUKSI:<br />
EASTERNLIGHT FILMS<br />
SUTRADARA: CLARENCE<br />
FOK YIU-LEUNG<br />
DURASI: 99 MENIT<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
SENI HIBURAN<br />
AGENDA<br />
OKTOBER<br />
NOV<br />
<br />
MONOLOG INGGIT<br />
Oleh Happy Salma<br />
2 & 3 November 2013<br />
Galeri Indonesia Kaya, Grand<br />
Indonesia West Mall lt. 8, Jakarta<br />
IBU<br />
Oleh Teater Koma<br />
Graha Bhakti Budaya TIM<br />
1-17 November 2013<br />
HTM: Rp 75-300 ribu<br />
NOV<br />
<br />
NOV<br />
<br />
SILVER GUITAR<br />
CONCERT VIII<br />
Feat: Duo Guitar and Violin<br />
(Maestro Benny M. Tanto<br />
dan Kezia Amelia A.)<br />
Didukung BMT<br />
Conservatory of Guitar<br />
Ansamble<br />
9 November 2013<br />
Gedung Kesenian Jakarta<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013
Alamat Redaksi : Aldevco Octagon Building Lt. 4<br />
Jl. Warung Jati Barat Raya No. 75, Jakarta 12740 , Telp: 021-7941177 Fax: 021-7944472<br />
Email: redaksi@majalahdetik.com<br />
Majalah detik dipublikasikan oleh PT Agranet Multicitra Siberkom, Grup Trans Corp.<br />
@majalah_detik<br />
majalah detik