Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
nasional<br />
Anas di markas PPI.<br />
HASAN ALHABSY/DETIKFOTO<br />
“Semua yang berkembang itu karena kekeliruan.<br />
Informasi yang diterima tidak akurat, lalu muncul SMS<br />
(Yudhoyono) itu.”<br />
Sementara itu, Pasek belum bisa dimintai tanggapan.<br />
Ia tidak mengangkat telepon saat dihubungi melalui<br />
telepon selulernya. Pesan singkat yang dikirim majalah<br />
detik juga tidak dibalas.<br />
Sekretaris Dewan Kehormatan<br />
Demokrat Suaidi Marasabessy menyebut<br />
pihaknya tengah mengidentifikasi kader<br />
yang berperilaku tidak etis dengan<br />
menyerang partai. Suaidi enggan<br />
menyebut nama. Namun, kalau itu terjadi,<br />
tentu ada penegakan kode etik terhadap<br />
kader bersangkutan. “Ada delapan<br />
tingkatan sanksi: teguran, peringatan<br />
keras, sampai pemberhentian,” ujarnya.<br />
Suaidi ikut merasakan kegusaran<br />
Yudhoyono. Ia juga melihat manuver<br />
Anas dan para loyalisnya bisa dinilai sebagai bentuk<br />
serangan politik kepada Demokrat. “Kalau melihat<br />
dari kalimat-kalimat yang diucapkan (kubu Anas), bisa<br />
dikatakan seperti itu (serangan ke Demokrat),” ucap<br />
mantan Kepala Staf Umum TNI itu.<br />
Namun perseteruan antara Yudhoyono dan Anas<br />
disesalkan oleh pengamat politik dari Lembaga<br />
Ilmu Pengetahuan Indonesia, Siti Zuhro. Yudhoyono<br />
dinilai Siti kurang bisa mengelola friksi yang terjadi<br />
di partainya. “SBY ini ibarat menari di atas genderang<br />
yang ditabuh Anas,” ujarnya secara terpisah.<br />
Lebih baik jika Yudhoyono berfokus menyelesaikan<br />
tugas sebagai presiden. Jika kinerja pemerintahannya<br />
baik, sudah tentu akan meningkatkan elektabilitas<br />
Demokrat pada Pemilu 2014. “Tidak perlu curhat,<br />
apalagi sibuk menanggapi Anas,” tuturnya. ■ KUSTIah<br />
| DIMAS<br />
Majalah detik 4 - 10 November 2013