You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
internasional<br />
“Tak seorang pun<br />
menginginkan kami berhenti<br />
melindungi negara ini dari<br />
serangan teroris.”<br />
“Presiden Bush berpikir bahwa serangan ke Afganistan<br />
setelah peristiwa 11 September membuat operasi<br />
intelijen ini diperkenankan. Ini benar-benar absurd,”<br />
semprot senator dari Wisconsin, Russ Feingold, kala<br />
itu.<br />
Presiden Bush berkilah bahwa serangan teroris pada<br />
11 September 2001 terjadi karena NSA tak mengawasi<br />
komunikasi di dalam negeri. Padahal, dua pelaku serangan<br />
bunuh diri itu, Khalid al-Mihdhar dan Nawaf<br />
al-Hazmi, sempat mengontak anggota Al-Qaidah lain<br />
di luar negeri. “Tapi kita tak tahu mereka ada di sini,<br />
sampai semuanya terlambat,” kata Presiden Bush.<br />
Di muka anggota Komite Intelijen DPR Amerika<br />
beberapa bulan lalu, Direktur NSA<br />
Jenderal Keith Alexander, mengatakan,<br />
berkat operasi penyadapan<br />
itu mereka berhasil menggagalkan<br />
lebih dari 50 rencana terorisme<br />
sejak peristiwa 11 September. Di<br />
antara rencana serangan teroris itu<br />
adalah pengeboman Bursa Saham<br />
New York. Perencananya seorang<br />
laki-laki dari Kansas. Berkat jaringan<br />
pengupingan ini pula, NSA dan<br />
mitranya berhasil menghadang<br />
rencana serangan ke sebuah kantor<br />
koran di Denmark.<br />
Selasa pekan lalu, Jenderal Alexander bersama<br />
Direktur Intelijen Nasional James Clapper kembali<br />
harus berbusa-busa menjelaskan soal tudingan operasi<br />
penyadapan terhadap warga dan pemimpin negara-negara<br />
sekutu di Eropa kepada Komite Intelijen.<br />
Baik Jenderal Alexander maupun James Clapper tak<br />
meminta maaf, juga tak membantah urusan operasi<br />
kuping-menguping ini.<br />
Menurut Jenderal Alexander, semua informasi yang<br />
MAJALAH DETIK 4 - 10 NOVEMBER 2013