Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
seni hiburan<br />
FILM<br />
jarang mandi hingga Jobs tua dengan rambut yang<br />
mulai mundur dan berewok rapi. Kutcher juga menirukan<br />
gestur Jobs dengan baik, semisal berjalan agak<br />
membungkuk dengan lutut yang tidak pernah benarbenar<br />
lurus. Kamera cukup sering meng-close-up<br />
caranya berjalan.<br />
Kutcher membuktikan punya banyak kebisaan selain<br />
hanya jadi sosok Kelso yang keren dan ramah di serial<br />
TV That ‘70s Show yang melambungkan namanya. Di<br />
Jobs, Kutcher menjadi seorang pendiam yang serius<br />
memikirkan terobosan untuk proyek berikutnya, atau<br />
seorang yang keras dan kasar saat memarahi siapa<br />
pun yang tidak yakin dengan visinya.<br />
Tapi hanya sebatas itu. Kutcher belum berhasil meraih<br />
jiwa Jobs, yang merupakan titan teknologi yang<br />
paham seni. Jobs di tangan Kutcher bukanlah orang<br />
yang dibentuk oleh penderitaan, ketakutan, keinginan,<br />
dan motivasi. Dia seakan presentasi sutradara Joshua<br />
Michael Stern tentang seseorang, tak lupa di sana-sini<br />
diisi slogan inspirasional dan tagline iklan.<br />
Lagi pula skenario Matt Whiteley tidak memberinya<br />
banyak ruang untuk bergerak. Sisi pribadi Jobs diabaikan,<br />
padahal dia sosok yang kompleks. Jobs yang<br />
kecewa sudah “dibuang” orang tua kandungnya, di<br />
saat dewasa menyangkal keras anak yang dikandung<br />
Majalah detik 4 - 10 november 2013