Naskah Khotbah INTEGRASI TEOLOGI DAN ... - SAAT
Naskah Khotbah INTEGRASI TEOLOGI DAN ... - SAAT
Naskah Khotbah INTEGRASI TEOLOGI DAN ... - SAAT
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
282 Veritas: Jurnal Teologi dan Pelayanan<br />
Tuhan, mempelajari sejarah gereja, apologetika, dan tekun mempelajari<br />
bermacam-macam teologi. Tetapi pada saat tertentu ia merasakan<br />
kekeringan rohani yang ia alami. Ia mengatakan, “Walaupun begitu<br />
banyak pengetahuan yang saya peroleh dan saya timba, ternyata saya<br />
begitu mengalami kekeringan di dalam rohani.” Maka ia mulai<br />
mengundurkan diri dari kepercayaannya, ia mengundurkan diri dari<br />
agama-agama yang sudah ia pelajari, bahkan ia mengundurkan diri dalam<br />
perjuangan iman. Ia merasa kecewa, gagal, karena tidak mendapatkan<br />
apa-apa. Ia mengatakan, “Ternyata Tuhan tidak hadir di tengah-tengah<br />
apa yang saya pelajari.”<br />
Di manakah letak kesalahannya Apakah metode belajarnya yang<br />
salah Atau pemahamannya tentang teologi yang membuatnya keliru<br />
sehingga ia mengundurkan diri dari kepercayaan yang sebenarnya<br />
Ada satu buku lagi yang berbicara tentang wacana spiritualitas. Buku<br />
ini menceritakan tentang lima agama yang juga memfokuskan diri pada<br />
pentingnya kebutuhan spritualitas. Di dalam buku ini dikatakan bahwa<br />
baik agama Barat maupun agama Timur, tidak bisa menyajikan<br />
spiritualitas murni yang dibutuhkan oleh seorang hamba Tuhan. Tidak<br />
mengherankan jika gerakan zaman modern ini mengambil alih dan<br />
mengatakan bahwa agama-agama dunia Barat sudah gagal, agama-agama<br />
Timur juga gagal. Mereka kemudian mengembangkan sayap untuk<br />
mengajarkan sesuatu yang baru dan berkata bahwa mereka bisa<br />
menggantikan agama dunia Barat dan Timur. Mereka mengandalkan<br />
rasio, teknologi, dan menanggalkan segala sesuatu yang supranatural<br />
serta tidak mempercayai mujizat. Mereka mengembangkan sesuatu yang<br />
baru tetapi mereka juga gagal di dalam hal itu. Kemudian kelompok<br />
New Age datang dan mengatakan, “Modernisme telah gagal. Mari kita<br />
membawa suasana yang baru.” Tetapi New Age pun sama, memabukkan<br />
pengikut-pengikutnya hanya di dalam kejiwaan saja.<br />
Marilah kita kembali kepada firman Tuhan. Apa yang dikatakan<br />
firman Tuhan itulah yang kita pelajari; apa yang dikatakan oleh firman<br />
Tuhan itulah yang benar yang harus kita jalankan di dalam kehidupan<br />
kita. Dalam Kisah Para Rasul 3:1-10 ada dua hal yang bisa kita pelajari.<br />
Pertama, mengenai dimensi rohani, yaitu, apa yang harus kita miliki,<br />
marilah kita miliki, yang tidak harus kita miliki, janganlah kita miliki.<br />
Jangan sampai kita berkata, “Apa yang harus aku miliki malah tidak aku<br />
miliki, dan apa yang tidak harus aku miliki, malah aku memilikinya.”<br />
Kisah Para Rasul 3:2 mencatat, “Di situ ada seorang laki-laki, yang<br />
lumpuh sejak lahirnya sehingga ia harus diusung. Tiap-tiap hari orang<br />
itu diletakkan dekat pintu gerbang Bait Allah, yang bernama Gerbang<br />
Indah, untuk meminta sedekah kepada orang yang masuk ke dalam Bait<br />
Allah.” Pada ayat ini dikatakan bahwa orang ini sejak lahir sudah lumpuh,