You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
INTERNASIONAL<br />
KATAKAN KEPADA MEDIA, KAMI<br />
DARI AL-QAIDAH DI YAMAN.”<br />
Ahmed menjadi polisi di Kota Paris. Dia baru<br />
saja lulus menjadi detektif.<br />
Rocco Contento, Sekretaris Serikat Polisi di<br />
Paris, mengaku kenal dekat dengan Ahmed.<br />
Detektif Ahmed yang seorang muslim itu,<br />
kata Rocco, orang yang irit bicara dan sangat<br />
berhati-hati. Tapi, pada Rabu siang pekan lalu,<br />
pupus sudah karier Ahmed sebagai polisi.<br />
Pada pukul 11.20 Rabu pekan lalu, satu sedan<br />
Citroen C3 hitam bernomor polisi CW-518-XV<br />
berhenti mendadak<br />
di Jalan Rue Nicolas-<br />
Appert, Paris. Dua<br />
laki-laki mengenakan<br />
seragam ala militer<br />
hitam dengan muka tertutup rapat turun<br />
dari mobil itu sembari menenteng senapan Kalashnikov<br />
AK-47. Seolah-olah sudah tahu yang<br />
mereka cari, mereka langsung menuju gedung<br />
nomor 6 di jalan tersebut.<br />
“Apakah ini kantor Charlie Hebdo” teriak<br />
salah seorang laki-laki itu kepada dua petugas<br />
perawat gedung. Petugas itu menjawab kantor<br />
Charlie Hebdo berselisih dua pintu dari gedung<br />
tersebut. Entah apa masalahnya, salah seorang<br />
pria bersenjata itu menembak mati satu petugas<br />
sebelum berlalu.<br />
Siang itu, Corinne “Coco” Rey, salah seorang<br />
kartunis Charlie Hebdo, baru tiba di depan<br />
kantor saat bersirobok dengan dua laki-laki<br />
bersenjata. “Aku baru saja menjemput anakku<br />
dari tempat penitipan. Mereka mengancam<br />
kami,” kata Corinne. Kedua orang itu menyuruh<br />
Corinne memasukkan kode keamanan untuk<br />
membuka pintu gedung. Dan mulailah peristiwa<br />
horor sadis itu.<br />
Di dalam, tim redaksi Charlie Hebdo baru<br />
berkumpul di ruang rapat. Semua orang, kata<br />
Laurent Leger, salah satu penulis Charlie, sangat<br />
bersemangat dan gembira setelah libur Natal<br />
dan tahun baru. “Itu rapat pertama tahun ini....<br />
Sebagian baru pulang dari berlibur. Suasananya<br />
nyaris seperti euforia,” Leger mengenang. Mereka<br />
sudah hampir rehat saat mendengar suara<br />
keras. “Kami tak menaruh perhatian. Kami terlalu<br />
gembira setelah bertemu kembali.”<br />
Dua pria bersenjata itu, menurut seorang<br />
polisi antiteror, tahu betul siapa yang mereka<br />
MAJALAH DETIK 12 - 18 JANUARI 2015