You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
NASIONAL<br />
Salah satu bagian ekor<br />
pesawat AirAsia QZ8501<br />
yang ditemukan di<br />
kedalaman 34 meter.<br />
BASARNAS/REUTERS<br />
Moeldoko.<br />
Skenario pengangkatan ekor pesawat<br />
menggunakan lifting bag atau balon berukuran<br />
raksasa pun dijalankan. Ada dua tim<br />
penyelam yang melakukan. Satu tim bertugas<br />
mengikat alat yang juga disebut floating bag<br />
itu ke bodi pesawat, sementara tim lain memompa<br />
balon yang, setiap unitnya, mampu<br />
mengangkat beban seberat 10 ton tersebut.<br />
Bobot ekor yang hancur dan terpisah dari<br />
bodi utama pesawat itu diperkirakan 5 ton.<br />
Dan jika ditemukan, bodi utama yang kira-kira<br />
seberat 25 ton, serta bagian depan (moncong)<br />
pesawat 12 ton, juga akan diangkat menggunakan<br />
lifting bag. Bagian-bagian itu diduga<br />
tersebar di sembilan titik berdasarkan deteksi<br />
alat pemindai sonar.<br />
Jika berhasil, bagian ekor itu akan terangkat<br />
ke permukaan laut. Langkah selanjutnya adalah<br />
mengangkatnya menggunakan crane, dan<br />
diangkut dengan kapal ponton. Dua alat berat<br />
itu juga sudah siap di lokasi.<br />
Di hari yang sama, Kapal GeoSurvey kembali<br />
mendeteksi benda logam di Selat Karimata.<br />
Awalnya, temuan itu diduga bagian moncong<br />
pesawat dengan posisi menancap ke dasar<br />
laut berkedalaman 30 meter. Namun, setelah<br />
dicek oleh penyelam dari kapal itu, ternyata<br />
benda itu adalah serpihan pesawat. Pengecekan<br />
juga membawa temuan baru satu jasad<br />
korban di dekat serpihan tersebut.<br />
“Jasad itu masih terikat sabuk pengaman di<br />
satu kursi,” kata Kepala Tim Kapal GeoSurvey<br />
Muhammad Aga.<br />
MAJALAH DETIK 12 - 18 JANUARI 2015