Banjarmasin Post Selasa, 13 Januari 2015
NO. 151688 TH XLIII/ ISSN 0215-2987
NO. 151688 TH XLIII/ ISSN 0215-2987
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
12 SELASA<br />
ribun Borneo<br />
<strong>Banjarmasin</strong><br />
<strong>Post</strong><br />
<strong>13</strong> JANUARI <strong>2015</strong><br />
Warga Tolak<br />
Permintaan Bupati<br />
BANJARMASINPOST GROUP/FATURAHMAN<br />
PERINGATAN KERAS - Pemilik lahan di Jalan Nila Putih, Bukit Tunggal, Palangkaraya, menulis di papan<br />
dengan kata-kata kasar ditujukan kepada warga yang membuang sampah bukan pada tempatnya, seperti<br />
terpantau, Senin (12/1). Pemko Palangkaraya menyiapkan 50 armada untuk mengangkut sampah warga.<br />
Tiap Rumah Dipungut Rp 30 Ribu<br />
■ Ketua RW dan RT Ragu-ragu Ambil Armada Sampah<br />
PALANGKARAYA, BPOST-<br />
Armada roda tiga untuk mengangkut<br />
sampah warga, telah<br />
disiapkan sebanyak 50<br />
unit oleh Pemerintah Kota<br />
(Pemko) Palangkaraya. Armada<br />
tersebut diserahkan kepada<br />
ketua rukun warga (RW), dan<br />
dipinjampakai atau dikelola<br />
oleh ketua RT untuk mengangkut<br />
sampah warga ke<br />
pembuangan sampah sementara<br />
atau TPS. Namun, belum<br />
seluruh armada terbagi.<br />
Sebab, program dari Dinas<br />
Pasar dan Kebersihan Kota Palangkaraya<br />
sebagai upaya meningkatkan<br />
partisipasi warga<br />
dalam menjaga kebersihan, bakal<br />
berimbas pada pengeluaran<br />
ekstra warga yang memanfaatkan.<br />
“Ya, di kelurahan kami<br />
memang sudah ada yang menjalankan<br />
program kebersihan<br />
lingkungan dengan pembentukan<br />
kelompok pemungut<br />
sampah,” kata Lurah Palangka,<br />
Surya Omega, Senin (12/1).<br />
Untuk mendukung program<br />
kebersihan lingkungan<br />
tersebut, pihaknya sudah menunjuk<br />
satu rukun tetangga<br />
(RT) yang dijadikan sebagai<br />
RT percontohan, yakni pada<br />
RT III RW XIV.<br />
Menurut dia, warga dan<br />
pengurus RT sudah sepakat<br />
mengalokasikan dana Rp30<br />
ribu per rumah atau kepala<br />
keluarga (KK) setiap bulannya<br />
untuk diberikan kepada<br />
petugas pemungut sampah<br />
yang menggunakan kendaraan<br />
roda tiga dari pemko.<br />
“Kegiatan itu sudah berjalan,<br />
dana tersebut sudah disepakati<br />
bersama di hadapan<br />
saya sebagai lurah. Kami akan<br />
mengembangkan ini ke RW<br />
dan RT lainnya,” katanya.<br />
Salah seorang ketua RT di<br />
Kelurahan Panarung, mengaku,<br />
belum mau mengajukan<br />
permohonan untuk mendapatkan<br />
armada angkutan<br />
sampa. Alasan ketua RT yang<br />
500 Hektare untuk Kawasan<br />
Industri Batanjung<br />
KUALAKAPUAS, BPOST -<br />
Digadang-gadang menjadi<br />
pelabuhan terbesar di Kalimantan,<br />
proyek Pelabuhan<br />
Batanjung dijanjikan Pemerintah<br />
Kabupaten (Pemkab)<br />
Kapuas selesai pada 2016.<br />
Mendukung keberadaannya<br />
menjadi andalan di Kalimantan<br />
Tengah (Kalteng)<br />
untuk keperluan ekspor dan<br />
membangkitkan arus penumpang,<br />
diupayakan ketersediaan<br />
lahan pengembangan<br />
kawasan industri seluas<br />
500 hektare di sekitar<br />
pelabuhan.<br />
Dua program tersebut,<br />
adalah di antara dari lima program<br />
prioritas yang bakal<br />
diajukan oleh Pemkab Kapuas<br />
kepada Presiden RI Joko<br />
Widodo dalam pertemuan dengan<br />
gubernur, bupati, dan<br />
wali kota se-Kalimantan pada<br />
minggu ketiga <strong>Januari</strong> <strong>2015</strong> di<br />
Istana Bogor.<br />
“Supaya program yang<br />
akan saya sampaikan kepada<br />
Presiden Joko Widodo lebih<br />
mantap, harus dibahasa secara<br />
mendalam lagi dalam<br />
satu tim kecil untuk merumuskan<br />
program prioritas<br />
itu,” kata Bupati Kapuas, Ben<br />
Brahim S Bahat, akhir pekan<br />
tadi.<br />
Hingga 2014, penyelesaian<br />
fisik Pelabuhan Batanjung<br />
di Desa Batanjung, Kecamatan<br />
Kapuas Kuala, ini sudah<br />
mencapai 70 persen. (jd)<br />
tidak mau namanya disebutkan<br />
ini, karena terlalu banyak<br />
yang dipertimbangkan. “Ada<br />
dana untuk pengangkutan<br />
sampah dan dana untuk pemeliharaan<br />
kendaraan. Jika ingin<br />
mengajukan tentu saya harus<br />
berunding dulu dengan pengurus<br />
dan warga,” katanya.<br />
Kepala Dinas Pasar dan Kebersihan<br />
Kota Palangkaraya,<br />
Aratuni D Djaban, mengakui,<br />
dari sebanyak 50 kendaraan<br />
roda tiga angkutan sampah<br />
yang disediakan pihaknya<br />
belum semuanya terbagi. Banyak<br />
RT maupun RW yang<br />
ragu-ragu mengambilnya.<br />
“Selain itu, kami juga tidak<br />
sembarangan memberikan<br />
begitu saja kepada mereka<br />
tanpa adanya komitmen yang<br />
jelas untuk pengelolaannya<br />
termasuk penggunananya.<br />
Jangan sampai nantinya, armada<br />
ini malah diselewengkan<br />
atau disalahgunakan,”<br />
katanya. (tur)<br />
Suwarto Diancam Penjara 5 Tahun Lebih<br />
■ Tiga Peluru Lumpuhkan Mantan Anggota Brimob Kalteng<br />
PALANGKARAYA, BPOST-<br />
Dua kasus sekaligus sekarang<br />
menjerat Suwarto alias Warto,<br />
mantan anggota Brimob Polda<br />
Kalteng. Penyidik Direktorat<br />
Reserse Narkoba (Ditresnarkoba)<br />
Polda Kalteng, selain<br />
akan mengenakan pasal mengenai<br />
penggunaan narkoba<br />
atau pengedar narkoba kepada<br />
Suwarto, juga kepemilikan<br />
senjata api rakitan. Kedua pasal<br />
tersebut, ancaman hukumannya<br />
masing-masing di<br />
atas lima tahun.<br />
“Ya, ada dua pasal yang akan<br />
dikenakan kepada tersangka<br />
yakni kepemilikan senjata rakitan<br />
serta pasal tentang narkoba,”<br />
kata Direktur Reserse<br />
Narkoba Polda Kalteng, Ahmad<br />
Shaury, Senin (12/1).<br />
■ Aksi Blokir Jalan PT BAK di Barut Berlanjut<br />
PALANGKARAYA, BPOST-<br />
Warga Desa Kemawen, Kecamatan<br />
Montalat, Kabupaten<br />
Barito Utara (Barut), Kalimantan<br />
Tengah, memilih bertahan<br />
dengan aksi blokir jalan perusahaan<br />
perkebunan kelapa sawit<br />
PT Berjaya Agro Kalimantan<br />
(BAK). Memasuki hari<br />
ketiga, Senin (12/1), hinting<br />
pali yang dipasang pun belum<br />
dibongkar.<br />
Sejumlah warga dari desa<br />
tetangga, Desa Paring Lahung,<br />
ikut bergabung dalam<br />
aksi tersebut. “Warga Paring<br />
Lahung ikut bergabung, karena<br />
mereka juga menuntut<br />
agar PT BAK mengembalikan<br />
sekitar 15 hektare lahan<br />
setempat yang ternyata<br />
ikut digarap dan dijadikan<br />
kebun sawit,” kata Manajer<br />
Pengorganisasian dan Penguatan<br />
Komunitas Wahana<br />
Lingkungan Hidup Indonesia<br />
(Walhi) Kalteng, Tri K<br />
Atmaja, kemarin.<br />
Aksi blokir jalan perusahaan<br />
dilakukan warga Desa Kemawen<br />
sejak Sabtu (10/1).<br />
Mereka juga memasang hinting<br />
pali, yang secara adat merupakan<br />
tali pembatas yang<br />
dilarang untuk ditembus oleh<br />
pihak yang dianggap tidak<br />
berkepentingan.<br />
Munculnya penolakan terhadap<br />
aktivitas perkebunan<br />
besar swasta di Desa Kemawen,<br />
telah disampaikan sejak<br />
2005. Hal itu, karena perusahaan<br />
tidak hanya membabat<br />
BANJARMASINPOST GROUP/FATURAHMAN<br />
DIREKTORAT Narkoba Polda Kalteng menunjukkan<br />
barang bukti kasus mantan anggota Brimob<br />
Polda Kalteng, Senin (12/1).<br />
“<br />
Dalam hal ini, kami<br />
tidak bisa bertindak<br />
karena kewenangan<br />
itu ada di daerah<br />
”<br />
RAWING RAMBANG<br />
Kadis Perkebunan Kalteng<br />
lahan masyarakat tapi juga<br />
situs adat berupa pekuburan<br />
Nyahu atau Nayu.<br />
Namun karena tidak ada<br />
penindakan dari pihak berwenang,<br />
warga pun geram.<br />
Sampai akhirnya, mereka ngeluruk<br />
melalukan pemasangan<br />
portal secara adat dan mendesak<br />
agar perusahaan mengembalikan<br />
lahan tersebut<br />
kepada fungsi awalnya.<br />
Aksi warga tersebut mendapat<br />
perhatian dari Bupati<br />
Barito Utara, Nadalsyah. Bupati<br />
menemui warga yang melakukan<br />
aksi blokir dan menguasai<br />
kantor PT BAK di<br />
Desa Paring Lahung.<br />
Dalam pengawalan sejumlah<br />
aparat keamanan, Nadalsyah,<br />
dikabarkan, langsung<br />
berdialog dengan warganya.<br />
Namun secara kewenangan,<br />
dia mengaku tidak bisa menghentikan<br />
aktivitas PT BAK dengan<br />
alasan akan berdampak<br />
pada hilangnya pekerjaan bagi<br />
karyawan.<br />
Izin PT BAK disebutkan telah<br />
ada tapi belum lengkap karena<br />
masih menunggu proses<br />
PP (peraturan pemerintah) 60.<br />
Bupati hanya berjanji akan<br />
Warto yang terbukti sebagai<br />
tersangka pengedar narkoba<br />
untuk pekerja perkebunan<br />
kelapa sawit di Kabupaten<br />
Kotawaringin Timur (Kotim)<br />
dan Katingan,<br />
kemarin,<br />
Minggu (11/1)<br />
kembali ditangkap.<br />
Petugas pun<br />
terpaksa melumpuhkan<br />
Warto<br />
dengan tiga peluru,<br />
karena saat<br />
coba ditangkap<br />
dalam penggerebekan<br />
di sebuah<br />
barak di<br />
Desa Tumbang<br />
Tahai, Kelurahan<br />
Tangkiling, Kecamatan<br />
Bukit<br />
Batu, dia berusaha kabur.<br />
Dua peluru bersarang di<br />
kedua kakinya, dan satu peluru<br />
lagi mengenai pinggangnya.<br />
Kini, Warto yang dipecat<br />
memenuhi tuntutan warga,<br />
sambil juga menunggu proses<br />
perusahaan yang sedang berupaya<br />
memenuhi PP 60.<br />
“Saat bupati meminta hinting<br />
pali dibuka, dengan tegas<br />
warga menolak permintaan<br />
bupati tersebut mereka menganggap<br />
permasalahan belum<br />
selesai,” kata Tri.<br />
Sengketa lahan antara perkebunan<br />
besar swasta di Kalteng<br />
dengan warga, juga terjadi<br />
di empat desa dan satu dusun<br />
di Kecamatan Kotawaringin<br />
Lama, Kabupaten Kotawaringin<br />
Barat(Kobar).<br />
Sebanyak 1.589 warga<br />
pemilik lahan di Desa Kindil,<br />
Sukajaya, Riamdurian, Dawa,<br />
dari kesatuannya pada 2009<br />
dengan pangkat brigadir tersebut,dirawat<br />
di RSUD Doris<br />
Sylvanus, Palangkaraya.<br />
“Dia terpaksa kami tembak<br />
untuk penggerebekan yang<br />
kedua kalinya, karena melawan<br />
petugas. Bahkan dalam<br />
penggerebekan pertama dia<br />
sempat kabur, meskipun<br />
tangannya sudah di borgol,”<br />
kata Kasubdit II Ditnarkoba<br />
Polda Kalteng, AKP Ruslan<br />
Abdul Rasyid, kemarin.<br />
Di lokasi penggerebekan,<br />
juga ditemukan sebanyak lima<br />
paket shabu-shabu dan dua<br />
senjata rakitan jenis revolver.<br />
“Di TKP kami temukan sebanyak<br />
lima paket kecil shabu<br />
dan satu senjata revolver rakitan<br />
lengkap dengan peluru<br />
dan Dusun Mekartijaya, merasa<br />
ditipu oleh PT Bumitama<br />
Gunajaya Abadi (BGA).<br />
Konflik ini sudah berlangsung<br />
sejak 2012, tapi sampai<br />
sekarang belum juga ada penyelesaian.<br />
Munculnya konflik warga<br />
dengan perusahaan, Kepala<br />
Dinas Perkebunan Kalteng,<br />
Rawing Rambang, mengatakan,<br />
hal itu merupakan kewenangan<br />
daerah untuk menyikapi.<br />
Alasannya, yang mengeluarkan<br />
perizinan adalah<br />
bupati.<br />
“Dalam hal ini, kami tidak<br />
bisa bertindak karena kewenangan<br />
itu ada di daerah,”<br />
kata Rawing Rambang. (ami)<br />
LAHAN SENGKETA DI KOBAR DAN BARUT<br />
1. Desa Kindil<br />
2. Desa Sukajaya<br />
3. Desa Riamdurian<br />
4. Desa Dawa<br />
5. Dusun Mekartijaya<br />
6. Desa Kemawen, Kabupaten Barut<br />
(sumber: diolah)<br />
STIMEWA<br />
RATUSAN warga Desa Kemawen dan Paring Lahung, Kecamatan<br />
Montalat, Kabupaten Barito Utara, menggelar aksi di depan kantor PT<br />
BAK, Senin (12/1).<br />
jenis FN dan barang bukti lainnya,”<br />
katanya.<br />
Selain Suwarto, Ditrenarkoba<br />
Polda Kalteng juga mengamankan<br />
enam orang enam orang<br />
lainnya yang saat itu berada<br />
di dalam barak yang didiami<br />
tersangka Warto. Sehingga total<br />
narkoba jenis shabu-shabu<br />
yang ditemukan di lokasi sebanyak<br />
16 paket.<br />
“Keenam orang itu masih<br />
berstatus terlapor, dan masih<br />
kami lakukan pemeriksaan<br />
intensif, terkait keterlibatannya<br />
dalam kasus ini. Sedangkan<br />
Swarto sudah ditetapkan<br />
sebagai tersangka dan masih<br />
mendapatkan perawatan di<br />
rumah sakit,” imbuh Direktur<br />
Resnarkoba Polda Kalteng,<br />
Ahmad Shaury. (tur)<br />
Bupati Tanah Bumbu Mardani<br />
H Maming saat melakukan<br />
transpantasi terumbu karang<br />
di Pantai Angsana.<br />
Jumlah Wisatawan Tanbu Semakin Meningkat<br />
Pembangunan Sarana Prasarana dan Eksotisme Wisata Jadi Faktor Pendukung<br />
Keindahan Terumbu<br />
Karang di Pantai Angsana<br />
yang menjadi daya tarik<br />
wisatawan untuk berkunjung<br />
ke Tanah Bumbu.<br />
Infrastruktur menjadi faktor pendukung semakin meningkatnya kunjungan wisatawan ke Pantai Angsana Kab. Tanah Bumbu.<br />
BATULICIN – Jumlah wisatawan yang berkunjung ke<br />
daerah Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu) terus mengalami<br />
peningkatan seiring bertambahnya pembangunan infrastruktur<br />
dan fasilitas penunjang lain di lokasi obyek wisata tersebut.<br />
Berdasarkan data yang terhimpun oleh Dinas<br />
Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata<br />
(Disporabudpar) menunjukan jumlah pengunjung<br />
wisatawan tahun 20<strong>13</strong> sebanyak 21.000<br />
pengunjung dan hingga akhir 2014 mengalami<br />
peningkatan menjadi 49.000 pengunjung .<br />
“Lokasi objek wisata yang paling banyak<br />
dikunjungi adalah keberadaan terumbu karang<br />
di Pantai Angsana. Selama tahun 2014 jumnlah<br />
pengunjung disana mencapai 15.000 wisatawan,”<br />
kata Kepala Disporabudpar Tanbu, HM.<br />
Thaha melalui Kasi Promosi dan Objek Wisata<br />
M. Samsir, Senin(12/1) kemarin.<br />
Ia menambahkan, obyek wisata pantai yang<br />
memiliki keindahan bawah laut berupa terumbu<br />
karang telah memberikan daya tarik tersendiri<br />
bagi wisatawan yang berkunjung ke daerah<br />
Tanbu.<br />
Selain Pantai Angsana, obyek wisata pantai<br />
lain yang tidak kalah menarik untuk dikunjungi<br />
adalah obyek wisata Pantai Pagatan, Pantai Pulau<br />
Salak, dan Pantai Rindu Alam di Kecamatan<br />
Kusan Hilir.<br />
Khusus di Pantai Pagatan, para pengunjung<br />
disana tidak hanya bisa menikmati keindahan<br />
laut saja. Tapi lebih dari itu setiap setahun sekali<br />
tepatnya di bulan April, Pantai Pagatan juga<br />
menjadi tempat pelaksanaan pesta adat Mappanretasi<br />
yang cukup menarik minat wisatawan.<br />
Sejumlah faktor lain yang turut mendorong<br />
meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan ke<br />
lokasi obyek wisata di Tanbu adalah terbangunnya<br />
sarana dan prasarana atau fasilitas<br />
penunjang bagi para pengunjung.<br />
Pembangunan fasilitas yang dilakukan<br />
pemerintah daerah melalui Disporabudpar antara<br />
lain meliputi pembangunan pendopo, gazebo,<br />
pos jaga, pintu gerbang, hingga terlengkapinya<br />
peralatan untuk menyelam atau “diving”.<br />
Bupati Tanbu, Mardani H Maming juga<br />
mendukung semaksimal mungkin pembangunan<br />
infrastruktur di sejumlah lokasi obyek wisata<br />
tersebut.<br />
Melalui Disporabudpar pihaknya juga akan<br />
membangun kios souvenir dan cinderamata di<br />
lokasi obyek wisata pantai khususnya Pantai<br />
Angsana.<br />
Tujuannya tidak lain agar wisatawan yang<br />
berkunjung dilokasi pantai tersebut tidak hanya<br />
bisa menikmati keindahan objek wisata pantai<br />
saja.<br />
Namun lebih dari itu, mereka juga sekaligus<br />
dapat membeli souvenir dari hasil buah tangan<br />
masyarakat lokal.<br />
Berbagai promosi melalui media cetak , pemasangan<br />
baliho, dan pembuatan buku wisata<br />
juga terus dilakukan pemerintah daerah Tanbu<br />
untuk lebih memperkenalkan kembali kepada<br />
masyarat luas terkait keberadaan potensi obyek<br />
wisata tersebut.<br />
“Seiring meningkatnya pembangunan<br />
infrastruktur dan promosi obyek wisata tersebut<br />
diharapkan pula memberikan dampak poisitif<br />
terhadap pertumbuhan sektor usaha masyarakat<br />
lokal guna meningkatkan kesejahteraan hidup<br />
mereka,” jelas Bupati.(*)<br />
<strong>13</strong>01/B12