14.01.2015 Views

Untaian Pemikiran Sewindu Hukum Persaingan Usaha - KPPU

Untaian Pemikiran Sewindu Hukum Persaingan Usaha - KPPU

Untaian Pemikiran Sewindu Hukum Persaingan Usaha - KPPU

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

B. Sejarah Pengaturan Merger: Dahulu dan Kini<br />

1. Perkembangan Pengaturan Merger di Amerika<br />

Dr. Ir. Tresna Priyana Soemardi, S.E.,M.S.<br />

Pengaturan merger dan akuisisi di Amerika Serikat, yang sering menjadi<br />

kiblat hukum persaingan dunia, sudah ada sejak gelombang merger yang<br />

pertama muncul ke permukaan. Peraturan yang dikedalikan dengan the<br />

Clayton Act 1914 ini pada perkembangannya telah mengalami beberapa kali<br />

perubahan yang cukup progresif, mengikuti perkembangan dunia bisnis dari<br />

waktu ke waktu. Sekalipun the Sherman Act 1980 telah ada sebelumnya, the<br />

Clayton Act memiliki peran dalam mengatur merger dan akuisisi secara lebih<br />

terfokus dan terperinci, guna mengendalikan banyaknya aktivitas merger<br />

dan akusisi yang bersifat monopolistik, dengan ditandai banyaknya aktivitas<br />

merger horizontal pada saat itu.<br />

Gelombang merger pertama sebagai akibat longgarnya ketentuan<br />

mengenai hukum perusahaan yang berlaku saat itu, serta kurangnya sumber<br />

daya manusia yang melaksanakan the Sherman Act yang diundangkan di<br />

tahun 1890. Sebagai akibat dari gelombang merger kedua, pada tahun<br />

1910, Congress Amerika Serikat mulai merasakan perlunya perlindungan dari<br />

para pengusahan yang melakukan merger, dan untuk itu maka selanjutnya<br />

diundangkanlah the Clayton Act pada tahun 1914. The Clayton Act ini<br />

diharapkan dapat menampung kebutuhan akan larangan merger yang<br />

bersifat anti persaingan, sebagaimana tidak diakomodir dalam gelombang<br />

merger kedua ini tidak ditandai dengan tingginya merger horizontal,<br />

melainkan merger vertikal dan konglomerat. 8<br />

Pada gelombang merger ketiga, dimana banyak merger yang bersifat<br />

konglomerasi, menyebabkan tidak banyaknya konsentrasi pasar. Hal lain yang<br />

menyebabkan berkurangnya konsentrasi pasar adalah dengan diundangkannya the<br />

Celler-Kefauver Act di tahun 1950 yang memperkuat berlakunya the Clayton Act.<br />

2. Perkembangan Pengaturan Merger di Eropa 5-6<br />

Arah kebijakan terhadap penegasan struktur persaingan ditekankan pada<br />

kebutuhan mendesak terhadap pengawasan proses konsentrasi, karena<br />

pengawasan secara nyata tidak terdapat pada Perjanjian Roma tahun 1957.<br />

Pendiri MEE cenderung menyetujui konsentrasi yang lebih besar dengan<br />

dasar pertimbangan Konteks Pasar Bersama. Dengan konsekuensi economies<br />

of scale (efisiensi), perusahaan Eropa akan menjadi lebih bersaing di dunia.<br />

Komisi Eropa, pada awal tahun 1965, mengusulkan pengenalan pengawasan<br />

terhadap merger dan konsep peraturan pertamanya baru mendapat<br />

persetujuan pada tahun 1973.<br />

Peraturan Merger dan Akuisisi ini mempunyai prinsip yang sangat terkenal<br />

saat itu adalah melarang akuisisi lebih lanjut oleh perusahaan yang telah berada<br />

pada posisi dominan (lihat pasal 86 hukum M&A MEE). Sebaliknya, merger<br />

antara sejumlah kecil perusahaan yang berukuran sama tidak bertentangan<br />

dengan hukum, walaupun menciptakan monopoli mutlak. Pasal terkenal lainnya<br />

dari hukum MEE dalam M&A adalah pasal 85, pasal ini transaksi pangsa antar<br />

perusahaan atau merupakan perjanjian pembatasan pangsa.<br />

8. Ibid.<br />

<strong>Untaian</strong> <strong>Pemikiran</strong> <strong>Sewindu</strong> <strong>Hukum</strong> <strong>Persaingan</strong> <strong>Usaha</strong><br />

181

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!