Untaian Pemikiran Sewindu Hukum Persaingan Usaha - KPPU
Untaian Pemikiran Sewindu Hukum Persaingan Usaha - KPPU
Untaian Pemikiran Sewindu Hukum Persaingan Usaha - KPPU
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Dr. Ir. Tresna Priyana Soemardi, S.E.,M.S.<br />
a. memberikan sumbanagn bagi perkembangan perekonomian nasional pada<br />
umumnya dan penerimaan negara pada khususnya;<br />
b. mengejar keuntungan;<br />
c. menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang atau jasa<br />
yang mbermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak;<br />
d. menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dilaksanakan oleh<br />
sektor swasta dan koperasi;<br />
e. turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha<br />
golongan ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat (Pasal 2 Undang-<br />
Undang No. 19 Thaun 2003).<br />
BUMN pada dasarnya adalah perusahaan negara yang dimaksudkan untuk<br />
memperoleh keungtungan yang sebesar-besarnya demi mensejahterakan<br />
rakyat, karena itu BUMN merupakan aset negara yang perlu dilindungi<br />
eksistensinya dan independensinya, terutama dari kekuasaan pihak asing.<br />
D. Kumpulan Kasus<br />
1. Rencana Merger PT. Bank Tabungan Negara (BTN) dengan PT. Bank Negara<br />
Indonesia (BNI) atau BTN dengan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah<br />
contoh ketidakmatangan pemerintah merencanakan merger bank BUMN<br />
yang pada akhirnya hanya menguras energi. Hal tersebut menimbulkan<br />
kedikpastian terhadap kegiatan usaha BTN di masa depan dan nasib para<br />
pegawai bank BUMN tersebut.<br />
2. Pada tahun 2003, PT gajah Tunggal Tbk diakuisisi oleh perusahaan<br />
Singapura, Garibaldi Venture Fund Ltd dati tangan BPPN (Badan<br />
Penyehatan Perbankan Nasional). Ketika perusahaan Singapura itu dicek,<br />
ternyata di situs resmi pemerintah Singapura, nama Garibaldi Venture Fund<br />
Ltd tidak ditemukan. Timbul isu bahwa Garibaldi merupakan perusahaan<br />
imajiner yang tidak diketahui keberadaannya. Kasus perusahaan imajiner<br />
lainnya antara lain: divestasi Chandra asri dan kasus divestasi Bank CIC.<br />
3. Akuisisi saham PT HM Sampoerna Tbk oleh Philip Morris Internasional<br />
(anak perusahaan Altria Group Inc, Amerika Serikat) menjadi kasus yang<br />
tidak kalah menarik. Pada awalnya, Philip Morris hanya mengakuisisi 40%<br />
atau sekitar 1.753.200.000 saham HM Sampoerna dari tangan keluarga<br />
Sampoerna. Namun, pada tahun 2005, Philip Morris kembali mengakuisisi<br />
saham HM Sampoerna melalui proses tender sehingga secara keseluruhan<br />
Philip Morris menguasai 97% saham HM Sampoerna. Kasus pembelian<br />
saham perusahaan nasional oleh perusahaan asing ini sempat membuat<br />
masyarakat gerah, tetapi tidak ada tindakan nyata dari pemerintah untuk<br />
menyelamatkan perusahaan nasional itu dari tangan asing tersebut.<br />
4. Perusahaan elektronik di Indonesia, PT Agis, mengakuisisi beberapa<br />
perusahaan elektronik lainnya seperti PT TT Indonesia dan PT Akira<br />
Indonesia, dalam rangka menguasai pasar elektronik di Indonesia. Selain<br />
mengakuisisi dua perusahaan elektronik lainnya, PT Agis juga melakukan<br />
merger dengan PT Electronic Solution serta membentuk perusahaan<br />
joint ventura dengan M2B Asia Pasific. Terkait dengan merger anak<br />
<strong>Untaian</strong> <strong>Pemikiran</strong> <strong>Sewindu</strong> <strong>Hukum</strong> <strong>Persaingan</strong> <strong>Usaha</strong><br />
187