06.02.2015 Views

Download this publication as PDF - Ditjen Cipta Karya - Departemen ...

Download this publication as PDF - Ditjen Cipta Karya - Departemen ...

Download this publication as PDF - Ditjen Cipta Karya - Departemen ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

LIPUTAN KHUSUS<br />

Kaw<strong>as</strong>an Agropolitan<br />

Merapi – Merbabu (KAMM) 14<br />

INFO BARU 2<br />

Rehabilit<strong>as</strong>i Bangunan Gedung<br />

Negara 19<br />

World Urban Forum (WUF)<br />

Ke-5 Brazil<br />

Indonesia Promosikan<br />

Program Permukiman<br />

Edisi 03/Tahun VIII/2010<br />

PNPM Mandiri PISEW 2010<br />

Merintis<br />

Kesuksesan 2009


daftar isi<br />

MARET 2010<br />

http://ciptakarya.pu.go.id<br />

Pelindung<br />

Budi Yuwono P<br />

Penanggung Jawab<br />

Danny Sutjiono<br />

Dewan Redaksi<br />

Antonius Budiono, Tamin M. Zakaria<br />

Amin, Susmono, Guratno Hartono,<br />

Joessair Lubis,<br />

Budi Hidayat<br />

Pemimpin Redaksi<br />

Dwityo A. Soeranto, Sudarwanto<br />

Penyunting dan Penyelar<strong>as</strong> N<strong>as</strong>kah<br />

T.M. H<strong>as</strong>an, Bukhori<br />

Bagian Produksi<br />

Djoko Karsono, Emah Sadjimah,<br />

Radja Mulana MP. Sibuea,<br />

Djati Waluyo Widodo, Aulia UI Fikri,<br />

Indah Raftiarty<br />

Bagian Administr<strong>as</strong>i & Distribusi<br />

Sri Murni Edi K, Ilham Muhargiady,<br />

Doddy Krispatmadi, A. Sihombing,<br />

Ahmad Gunawan, Didik Saukat Fuadi,<br />

Harni Widayanti, Deva Kurniawan,<br />

Mitha Aprini, Nurfhatiah<br />

Kontributor<br />

Panani Kesai, Rina Agustin Indriani,<br />

Sriningsih BZ, Hadi Sucahyono,<br />

Amiruddin, Handy B. Legowo,<br />

Endang Setyaningrum, Syamsul Hadi,<br />

Ismono Yahmo, Muhammad Abid,<br />

Siti Bellafolijani, Djoko Mursito,<br />

Ade Syaeful Rahman,<br />

Th. Srimulyatini Respati,<br />

Alex A. Chalik, Bambang Purwanto,<br />

Edward Abdurahman, Alfin B. Setiawan,<br />

Nieke Nindyaputri, Deddy Sumantri,<br />

M. Y<strong>as</strong>in Kurdi, Lini Tambajong<br />

Alamat Redaksi<br />

Jl. Patimura No. 20, Kebayoran Baru<br />

12110 Telp/Fax. 021-72796578<br />

Email<br />

publik<strong>as</strong>i_djck@yahoo.com<br />

Redaksi menerima artikel, berita,<br />

karikatur yang terkait bidang cipta<br />

karya dan disertai gambar/foto<br />

serta identit<strong>as</strong> penulis. N<strong>as</strong>kah<br />

ditulis maksimal 5 halaman A4,<br />

Arial 12. N<strong>as</strong>kah yang dimuat akan<br />

mendapat insentif.<br />

Berita Utama<br />

4 PNPM PISEW Diharapkan<br />

Channeling Program<br />

6 PNPM PISEW Kabupaten<br />

Merangin Dir<strong>as</strong>akan<br />

Ibu P<strong>as</strong>ar Hingga Anak<br />

Sekolah D<strong>as</strong>ar<br />

8 Pembangunan<br />

Infr<strong>as</strong>truktur PNPM PISEW<br />

Mem<strong>as</strong>uki Tahun ke-3<br />

(2010) Meniru Sukses<br />

Pelaksanaan 2009<br />

12 PNPM – PISEW 2010<br />

Disemin<strong>as</strong>i Penyusunan<br />

Laporan Keuangan<br />

Liputan Khusus<br />

14 Kaw<strong>as</strong>an Agropolitan Merapi<br />

– Merbabu (KAMM)<br />

Info Baru<br />

19 Rehabilit<strong>as</strong>i Bangunan<br />

Gedung Negara<br />

23 World Urban Forum (WUF)<br />

Ke-5 Brazil Indonesia<br />

Promosikan Program<br />

Permukiman<br />

Gema RPIJM<br />

27 Sinkronis<strong>as</strong>i Program<br />

Diperlukan Dalam<br />

Mendukung Pelaksanaan<br />

RPIJM Kabupaten/Kota<br />

Bidang <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong> di<br />

Daerah<br />

4<br />

Resensi<br />

27<br />

29 Membangun Desa<br />

Merajut Simpul Wilayah<br />

14


Foto Cover : Pelibatan perempuan<br />

dalam pekerjaan fisik maupun<br />

perencanaan PISEW di Desa Ter<strong>as</strong>a,<br />

Kec. Sinjai Barat. Kabupaten Sinjai<br />

Barat, Sulawesi Selatan<br />

@.....Suara Anda<br />

Kerja Praktek<br />

editorial<br />

Merajut Simpul Sosial Membangun Wilayah<br />

Sebanyak 165 ribu tenaga kerja lebih berh<strong>as</strong>il diserap dalam pelaksanaan program Pengembangan<br />

Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW) tahun 2009. Program ini diusung oleh 9.885 Lembaga Kem<strong>as</strong>yarakatan<br />

Desa (LKD) yang bisa kita sebut sebagai simpul sosial karena terdiri dari kelompok sosial yang telah ada<br />

seperti Karang Taruna, Remaja M<strong>as</strong>jid, Remaja Gereja, Koper<strong>as</strong>i, Kelompok Usaha Ekonomi seperti petani<br />

dan nelayan, bahkan PKK. Mereka lah yang mengerjakan sejumlah 9.885 paket pekerjaan yang nilainya<br />

m<strong>as</strong>ing-m<strong>as</strong>ing maksimal Rp. 50 juta dan dikerjakan menyebar di 2.293 desa.<br />

Mengapa kami sebut sebagai simpul sosial Secara sosiologis kelompok m<strong>as</strong>yarakat seperti mereka<br />

adalah ujung tombak perubahan di tengah m<strong>as</strong>yarakat, penggerak program, dan penggali ide-ide<br />

ber<strong>as</strong><strong>as</strong>kan mufakat. Bahkan ada sekitar 7,2% atau sebanyak 710 LKD beranggotakan perempuan. Mereka<br />

tergabung dalam Ibu-ibu PKK. Dari simpul - simpul ini kemudian menjadi energi besar dengan adanya<br />

PISEW di bawah payung Program N<strong>as</strong>ional Pemberdayaan M<strong>as</strong>yarakat (PNPM Mandiri). Tujuan program ini<br />

adalah mempercepat pembangunan ekonomi m<strong>as</strong>yarakat perdesaan dengan berb<strong>as</strong>is pada sumberdaya<br />

lokal. Upaya yang dilakukan diantaranya mencakup pengent<strong>as</strong>an kemiskinan, pengembangan ekonomi<br />

lokal, mengurangi kesenjangan antar wilayah, memperbaiki pengelolaan pemerintah daerah di tingkat<br />

kabupaten, kecamatan dan desa; serta penguatan institusi lokal di tingkat desa.<br />

Kesuksesan tahun pelaksanaan PISEW di tahun 2009 dicoba diulang dan ditingkatkan dengan PISEW<br />

2010. Untuk mengetahui secara jel<strong>as</strong> persiapan apa dan bagaimana bercermin dari sukses pelaksnaan<br />

2009, redaksi mengul<strong>as</strong> PISEW menjadi Berita Utama Buletin <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong> Edisi Maret 2010 ini.<br />

Tema lain yang tak bisa dikesampingkan di anataranya adalah sebuah kajian terhadap Kaw<strong>as</strong>an<br />

Agropolitan Merapi – Merbabu (KAMM) dengan <strong>as</strong>pek tingkat kemandirian menjadi fokusnya. Seorang<br />

mah<strong>as</strong>iswa doktoral mempercayakan h<strong>as</strong>il kajianya untuk dipublik<strong>as</strong>ikan dalam Buletin <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong>. H<strong>as</strong>il<br />

penelitian menunjukkan bahwa tingkat kemandirian KAMM mempunyai nilai indeks gabungan yang cukup<br />

baik, yaitu 63,31% yang berarti m<strong>as</strong>uk dalam kategori “kaw<strong>as</strong>an agropolitan” sekalipun belum mandiri.<br />

Untuk meningkatkan kemandirian KAMM perlu perbaikan terhadap dimensi agroindustri dan dimensi<br />

pem<strong>as</strong>aran. Alternatif kebijakan pembangunan di KAMM agar menjadi mandiri adalah pembangunan<br />

infr<strong>as</strong>truktur yang dapat menunjang agroindustri.<br />

Tema lain adalah tentang Rehabilit<strong>as</strong>i Bangunan Gedung Negara. Tidak banyak orang tahu apa saja<br />

<strong>as</strong>pek bangunan gedung Negara yang direhabilit<strong>as</strong>i, bagaimana, dan siapa yang melakukannya selama<br />

ini. Promosi Indonesia di ajang intern<strong>as</strong>ional World Urban Forum 5 di Rio de Janeiro menjadi oleh-oleh<br />

berharga bagi redaksi. Kebetulan pemimpin redaksi sendiri yang melawat ajang itu sambil berpromosi<br />

sedikit kepada dunia tentang program permukiman di Indonesia yang digawangi salah salah satunya oleh<br />

Direktorat Jenderal <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong>.<br />

Selamat membaca dan berkarya!<br />

Saya mah<strong>as</strong>iswa Jurusan Teknik Sipil akan melakukan kerja praktek<br />

di bulan April - Juni 2010 sebagai salah satu syarat studi S1 mohon<br />

inform<strong>as</strong>i Kontraktor yang menangani Pembangunan Gedung diat<strong>as</strong><br />

5 Lantai, dengan progress dibawah 50% agar saya dapat mendaftar<br />

kerja praktek di kontraktor yang menangani proyek Gedung di salah<br />

satu Kota di Jawa, lengkap nama konsultan dan alamat serta nomor<br />

yang dapat saya hubungi. Terima k<strong>as</strong>ih<br />

Galieh Alfianto<br />

Kepada Saudara Galih Alfianto. Untuk mengetahui gedung-gedung<br />

yang sedang melaksanakan Pembangunan Gedung diat<strong>as</strong> 5 lantai,<br />

dengan progress dibawah 50%, dapat menghubungi beberapa<br />

kontraktor-kontraktor besar seperti:<br />

1. Pembangunan Perumahan (PP):<br />

Plaza PP Wisma Subiyanto. Jl. Letjen TB Simatupang No.57, P<strong>as</strong>ar<br />

Rebo, Jakarta telp : (021) 8403883.<br />

2. Adhi <strong>Karya</strong>: Jl. Raya P<strong>as</strong>ar Minggu Km. 18 Jakarta 12510.<br />

Telp : (021) 7975312.<br />

3. Total Bangun Persada : Jl. Letjend S. Parman Kav. 106, Jakarta.<br />

Telp : (021) 5653063.<br />

4. Wijaya <strong>Karya</strong>: Jl. DI Panjaitan Kav. 9 Jakarta. Telp: (021) 8192808.<br />

5. Atau perusahaan sw<strong>as</strong>ta lainnya.<br />

Terima K<strong>as</strong>ih.(Subddit Data dan Inform<strong>as</strong>i Direktorat Bina Program,<br />

DJCK)<br />

Redaksi menerima saran maupun tanggapan terkait bidang <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong> ke email publik<strong>as</strong>i_djck@yahoo.com atau saran dan pengaduan di www.pu.go.id<br />

Buletin <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong> - 03/Tahun VIII/2010 3


Berita Utama<br />

PNPM PISEW<br />

Diharapkan Channeling Program<br />

Syamsul Hadi*)<br />

Dirjen <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong> Budi Yuwono menghimbau pemerintah<br />

daerah untuk memberikan kesempatan kepada para<br />

BKM dalam PNPM mandiri untuk melakukan channeling<br />

program<br />

Menutup program 100 hari Kabinet<br />

I ndonesia Bersatu Jilid II, Direktorat<br />

Jenderal <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong> Kementerian<br />

Pekerjaan Umum berturut-turut selama<br />

bulan Februari menayangkan Program<br />

N<strong>as</strong>ional Pemberdayaan M<strong>as</strong>yarakat bidang<br />

<strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong> di salah satu televisi sw<strong>as</strong>ta<br />

n<strong>as</strong>ional. Publik<strong>as</strong>i n<strong>as</strong>ional tersebut dalam<br />

rangka mendukung pembangunan dan<br />

mengent<strong>as</strong>kan kemiskinan serta menilai<br />

kinerja yang selama ini telah dilakukan agar<br />

dapat dijadikan evalu<strong>as</strong>i bagi pemerintah<br />

dan m<strong>as</strong>yarakat.<br />

Dalam pariwara tersebut Dirjen <strong>Cipta</strong><br />

<strong>Karya</strong> Budi Yuwono meneg<strong>as</strong>kan bahwa<br />

PNPM Mandiri adalah upaya pemerintah<br />

4 Buletin <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong> - 03/Tahun VIII/2010


BERITAUTAMA<br />

infr<strong>as</strong>truktur sosial ekonomi m<strong>as</strong>yarakat.<br />

Dalam pelaksanaannya m<strong>as</strong>yarakat<br />

diberi ruang untuk merencanakan serta<br />

melaksanakan program sendiri, sedangkan<br />

pemerintah tug<strong>as</strong>nya melakukan<br />

pembinaan dan pengaw<strong>as</strong>an. Budi Yuwono<br />

menghimbau pemerintah daerah untuk<br />

memberikan kesempatan kepada BKM –<br />

BKM (Badan Keswadayaan M<strong>as</strong>yarakat) untuk<br />

melakukan channeling program (mengakses<br />

dan menggalang ke berbagai sumberdaya<br />

serta dana yang dimiliki pemerintah, sw<strong>as</strong>ta<br />

dan kelompok peduli). Selain itu agar<br />

program lima tahunan Pronankis (Program<br />

Penanggulangan Kemiskinan) sebaiknya<br />

diadopsi oleh program daerah seperti<br />

melalui MUSREMBANGNAS atau dalam<br />

bentuk lainnya.<br />

PNPM PISEW yang diluncurkan<br />

pada tanggal 6 Agustus 2008 berupaya<br />

mempercepat pembangunan perdesaan,<br />

mengurangi kemiskinan dan mengurangi<br />

tingkat pengangguran terbuka di daerah.<br />

Infr<strong>as</strong>truktur yang dibangun meliputi<br />

infr<strong>as</strong>truktur seperti jalan, jembatan,<br />

tambatan perahu, p<strong>as</strong>ar, gudang produksi,<br />

air bersih, sanit<strong>as</strong>i, perpipaan, sumur pompa<br />

tangan dan MCK. Di bidang pendidikan<br />

meliputi rehabilit<strong>as</strong>i gedung SD, pengadaan<br />

meja belajar, papan tulis dan kursi belajar.<br />

Di bidang kesehatan meliputi rehabilit<strong>as</strong>i<br />

puskesm<strong>as</strong>, posyandu dan sarana lainnya.<br />

*)Kepala PMU PISEW,<br />

(K <strong>as</strong>ubdit Peningk atan Pemuk iman<br />

Wilayah II, Dit. Pengembangan<br />

Permukiman, <strong>Ditjen</strong> <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong>)<br />

Dalam pelaksanaannya m<strong>as</strong>yarakat diberi ruang<br />

untuk merencanakan serta melaksanakan program<br />

sendiri, sedangkan pemerintah tug<strong>as</strong>nya melakukan<br />

pembinaan dan pengaw<strong>as</strong>an.<br />

Pembangunan Rabat Beton di Kelurahan Balakia,<br />

Kecamatan Sinjai Barat, Kabupaten Sinai<br />

menurunkan angka kemiskinan melalui<br />

pembangunan infr<strong>as</strong>truktur yang terbagi<br />

dalam dua bagian yaitu pembangunan<br />

di lok<strong>as</strong>i perdesaan dan di perkotaan.<br />

Program Penanggulangan Kemiskinan<br />

di Perkotaan (P2KP) mengambil lok<strong>as</strong>i<br />

di perkotaan, sedangkan Program<br />

Pembangunan Infr<strong>as</strong>truktur Perdesaan<br />

(PPIP) dan Pengembangan Infr<strong>as</strong>truktur<br />

Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW) merupakan<br />

pembangunan infr<strong>as</strong>truktur di perdesaan.<br />

P2KP dan PPIP bertujuan untuk mendukung<br />

pertumbuhan perekonomian m<strong>as</strong>yarakat,<br />

sedangkan PISEW mendukung dibangunnya<br />

Buletin <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong> - 03/Tahun VIII/2010 5


Berita Utama<br />

Posyandu di Desa Pematang Kandis, Kecamatan Bangko, Kabupaten Merangin Jambi<br />

Pada Tahun Anggaran 2010 program<br />

PNPM PISEW akan dilaksanakan di 9 Provinsi,<br />

34 kabupaten dan 237 kecamatan. Dengan<br />

alok<strong>as</strong>i dana BLM dari APBN sebesar Rp.<br />

419,5 milyar. Sebelum melangkah ke tahun<br />

2010 ini, ada baiknya kita lihat salah satu<br />

h<strong>as</strong>il pelaksanaan TA 2009.<br />

Salah satu lok<strong>as</strong>i PNPM-PISEW adalah<br />

Kabupaten Merangin Provinsi Jambi.<br />

Infr<strong>as</strong>truktur yang dibangun di kabupaten<br />

ini meliputi jalan, jembatan, tambatan<br />

perahu, sumur pompa, air bersih, MCK,<br />

posyandu dan sarana pendidikan. Dalam<br />

tayangan pariwara tvOne dilakukan<br />

wawancara terhadap Bupati Merangin,<br />

camat, LKD (Lembaga Kem<strong>as</strong>yarakatan<br />

Desa), LSM (Lembaga Swadaya M<strong>as</strong>yarakat)<br />

dan m<strong>as</strong>yarakat setempat.<br />

Di Kabupaten Merangin telah dibangun<br />

sebanyak 475 paket pembangunan<br />

infr<strong>as</strong>truktur di lok<strong>as</strong>i 12 Kecamatan, dan<br />

104 Desa. Jenis infr<strong>as</strong>truktur yang dibangun<br />

meliputi p<strong>as</strong>ar, transport<strong>as</strong>i (jalan menuju<br />

ke perkebunan dan ke lingkungan),<br />

irig<strong>as</strong>i, Posyandu, Puskesdes, MCK, dan<br />

lantai jemur (kategori pertanian). Dari<br />

keseluruhan paket yang ada, dijadwalkan<br />

selesai pada periode bulan April sampai<br />

September. Namun, karena kesungguhan<br />

dan kekompakan Bupati, Tim Skeretariat,<br />

Tim Koordin<strong>as</strong>i Kabupaten, Pokja PJOK<br />

Kecamatan, dukungan para konsultan dan<br />

m<strong>as</strong>yarakat, maka pelaksanaan keseluruhan<br />

paket pembangunan infr<strong>as</strong>truktur ini<br />

berjalan lebih cepat dari yang ditargetkan,<br />

yang seharusnya selesai bulan September,<br />

pelaksanaan di Kabupaten Merangin selesai<br />

pada bulan Juni, tiga bulan lebih cepat dari<br />

yang dijadwalkan.<br />

Dukungan Bupati juga tampak nyata<br />

pada saat melakukan peletakan batu<br />

pertama pada pembangunan Posyandu di<br />

6 Buletin <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong> - 03/Tahun VIII/2010


PNPM PISEW<br />

Kabupaten Merangin<br />

Dir<strong>as</strong>akan Ibu P<strong>as</strong>ar<br />

Hingga<br />

Anak Sekolah D<strong>as</strong>ar<br />

Syamsul Hadi*)<br />

Bupati Merangin, H. Nalim, SH didampingi PPK PISEW Jauhari Sianturi ditengah-tengah m<strong>as</strong>yarakat<br />

Kabupaten Merangin<br />

Kecamatan Bangko, Desa Pematang Kandis.<br />

Ada beberapa lesson learn lainnya yang<br />

dapat diambil dari Kabupaten Merangin<br />

ini, yaitu; pertama, terjadinya percepatan<br />

pencairan dana di Kabupaten Merangin<br />

dikarenakan jam terbang Satker/PPK dalam<br />

menangani program sejenis, komitmen<br />

yang tinggi terhadap pekerjaan serta<br />

keterpaduan yang ser<strong>as</strong>i terhadap kerja<br />

tim. Hal ini perlu dijadikan pertimbangan<br />

bahwa penempatan personil dimana<br />

harus mempertimbangkan kap<strong>as</strong>it<strong>as</strong> serta<br />

komitmen terhadap pekerjaan.<br />

Kedua, adanya pelaksanaan pekerjaan<br />

sebelum pencairan uang muka dengan<br />

menggunakan modal awal LKD,<br />

mengindik<strong>as</strong>ikan bahwa partip<strong>as</strong>i dan<br />

kepedulian m<strong>as</strong>yarakat terhadap PNPM<br />

PISEW cukup baik. Hal ini perlu dijadikan<br />

pengalaman untuk memotiv<strong>as</strong>i LKD<br />

lainnya bahwa stimulus program yang<br />

telah digulirkan oleh pemerintah perlu<br />

disambut dengan gembira melalui peran<br />

serta aktif hingga terbangunnya komitmen<br />

bersama dalam melakukan pembangunan;<br />

dan ketiga, munculnya berbagai swadaya<br />

m<strong>as</strong>yarakat pada kegiatan fisik di Kabupaten<br />

Merangin.<br />

Bupati Merangin H. Nalim, SH, didampingi<br />

Kepala PIU <strong>Ditjen</strong> <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong> (DJCK), Juhari<br />

Sianturi, menyatakan terima k<strong>as</strong>ihnya<br />

kepada pemerintah dan Kementerian<br />

Pekerjaan Umum at<strong>as</strong> suksesnya pelaksanaan<br />

program PISEW yang langsung dapat<br />

dir<strong>as</strong>akan manfaatnya oleh m<strong>as</strong>yarakat<br />

Kabupaten Merangin, serta mengharapkan<br />

BERITAUTAMA<br />

program ini dapat dilaksanakan pada<br />

tahun depan dengan lebih baik lagi. Bupati<br />

berharap kepada pemerintah untuk terus<br />

memberikan pengaw<strong>as</strong>an dan petunjuk<br />

lebih baik lagi.<br />

Kepada m<strong>as</strong>yarakat Merangin, Bupati<br />

diminta untuk melaksanakan sesuai aturan<br />

dan petunjuk serta dilaksanakan secara<br />

kebersamaan. Diharapkan program ini dapat<br />

dimanfaatkan langsung oleh m<strong>as</strong>yarakat<br />

itu sendiri. Selain memberikan pernyataan,<br />

Bupati merangin melakukan wawancara<br />

langsung dengan m<strong>as</strong>yarakat untuk<br />

menanyakan manfaat dari pembangunan<br />

infr<strong>as</strong>truktur yang telah dibangun di<br />

kabupaten merangin melalui program PNPM<br />

PISEW ini.<br />

Camat Lembah M<strong>as</strong>urai, Mardansyah<br />

Saidi menyatakan adanya kendala mengenai<br />

jalan dan jembatan di wilayahnya, namun<br />

setelah adanya PNPM PISEW dapat<br />

mengat<strong>as</strong>i perm<strong>as</strong>alahan transport<strong>as</strong>i dan<br />

pengiriman h<strong>as</strong>il bumi ke kota. Hal serupa<br />

diungkapkan Ketua LKD <strong>Karya</strong> Tani Desa<br />

Sungai Kap<strong>as</strong> bahwa h<strong>as</strong>il produksi tani<br />

sebelumnya disalurkan menggunakan rakit,<br />

tetapi setelah dibangunnya jembatan oleh<br />

PNPM PISEW, semakin banyak truk dan<br />

kendaraan yang m<strong>as</strong>uk dan mengangkut<br />

h<strong>as</strong>il bumi dengan mudah.<br />

Ibu – ibu di p<strong>as</strong>ar menyatakan p<strong>as</strong>ar<br />

sebelumnya kotor dan tidak teratur, setelah<br />

dibangun p<strong>as</strong>ar oleh program PISEW, tempat<br />

penjualannya menjadi lebih teratur dan<br />

mer<strong>as</strong>a nyaman berjualan di p<strong>as</strong>ar tersebut.<br />

Di daerah kelurahan sungai m<strong>as</strong>ilir bi<strong>as</strong>anya<br />

m<strong>as</strong>yakat mandi di kali dan campur antara<br />

laki – laki dan perempuan. Tetapi setelah<br />

dibangunnya MCK dan sarana air bersih,<br />

m<strong>as</strong>yarakat dapat mandi di kamar mandi,<br />

dan mencuci pakaian dengan air yang<br />

bersih.<br />

Seorang anak sekolah mer<strong>as</strong>a senang<br />

dengan dilakukan rehabilit<strong>as</strong>i ruang kel<strong>as</strong><br />

di SD nya, dan mengharapkan dibangun<br />

satu unit lagi agar mereka dapat setiap<br />

hari sekolah pagi dengan tenang. Harapan<br />

m<strong>as</strong>yarakat adalah agar program –program<br />

seperti ini diteruskan dan diberi dukungan<br />

untuk terus diadakan karena begitu<br />

besar manfaatnya bagi m<strong>as</strong>yarakat dan<br />

pemerintah Indonesia.<br />

*)Kepala PMU PISEW,<br />

(K <strong>as</strong>ubdit Peningk atan Pemuk iman<br />

Wilayah II, Dit. Pengembangan<br />

Permukiman, <strong>Ditjen</strong> <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong>)<br />

Buletin <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong> - 03/Tahun VIII/2010 7


Berita Utama<br />

Pembangunan Infr<strong>as</strong>truktur<br />

PNPM PISEW Mem<strong>as</strong>uki Tahun<br />

ke-3 (2010)<br />

Merintis Kesuksesan<br />

PISEW 2009<br />

Jauhari Sianturi*)<br />

Guratno Hartono<br />

Direktur Pengembangan<br />

Permukiman, <strong>Ditjen</strong> <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong><br />

Dalam acara pembukaan Disemin<strong>as</strong>i<br />

Laporan Penyusunan Keuangan pertengahan<br />

Maret 2010 yang berlangsung di hotel<br />

Jayakarta, Senggigi, Lombok, penulis<br />

dan Tim Redaksi Buletin <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong><br />

berkesampatan untuk mewawancarai<br />

Direktur Pengembangan Permukiman, <strong>Ditjen</strong><br />

<strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong>, Guratno Hartono. Wawancara<br />

terkait dengan h<strong>as</strong>il pelaksanaan program<br />

Pembangunan Infr<strong>as</strong>truktur Sosial Ekonomi<br />

Wilayah (PISEW) pada tahun 2009 dan<br />

kemajuan perencanaan dan persiapan<br />

pelaksanaan tahun 2010.<br />

Dalam kesempatan ini, Direktur<br />

Pengembangan Permukiman, <strong>Ditjen</strong> <strong>Cipta</strong><br />

<strong>Karya</strong>, Guratno Hartono, menyampaikan<br />

kesuksesan pembangunan infr<strong>as</strong>truktur<br />

PNPM PISEW Tahun 2009 yang sebelumnya<br />

dicanangkan sebagai tahun implement<strong>as</strong>i<br />

PNPM PISEW. Sejauh mana kesuksesan h<strong>as</strong>il<br />

pelaksanaan infr<strong>as</strong>truktur program ini, berikut<br />

petikan wawancara.<br />

Tahun 2009 dicanangkan sebagai tahun<br />

implement<strong>as</strong>i PNPM PISEW, bagaimana<br />

h<strong>as</strong>ilnya<br />

Ya, sangat menggembirakan h<strong>as</strong>ilnya.<br />

Pelaksanaan pembangunan infr<strong>as</strong>truktur<br />

pada tahun 2009 ditargetkan untuk<br />

dilaksanakan dalam periode April sampai<br />

dengan September 2009. Semuanya<br />

terlaksana dalam periode yang ditargetkan<br />

tersebut, bahkan banyak juga yang selesai<br />

lebih cepat dari yang ditargetkan. Dalam<br />

pelaksanaan pembangunan infr<strong>as</strong>truktur ini<br />

dilaksanakan oleh sebanyak 9.885 Lembaga<br />

Kem<strong>as</strong>yarakatan Desa (LKD) untuk jumlah<br />

paket pekerjaan sebanyak 9. 885 paket<br />

dengan nilai per paket maksimal Rp.<br />

50 juta, di sejumlah 2. 293 desa.<br />

Pembangunan infr<strong>as</strong>truktur ini<br />

menyerap sebanyak 165. 206<br />

tenaga kerja. Dari pagu Bantuan<br />

Langsung M<strong>as</strong>yarakat (BLM)<br />

sebesar Rp. 419,5 juta hampir<br />

100% terkontrak, hanya tersisa<br />

Rp. 10 juta dari BLM yang<br />

diberikan ke m<strong>as</strong>yarakat.<br />

Mengingat<br />

paket yang ada adalah<br />

bidang infr<strong>as</strong>truktur<br />

yang memerlukan<br />

keahlian khusus,<br />

maka diperlukan<br />

pelaksana (LKD) yang<br />

handal, untuk itu bagaimana<br />

8 Buletin <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong> - 03/Tahun VIII/2010


BERITAUTAMA<br />

(Japan International Cooperation Agency)<br />

dan Pemerintah Indonesia yang menyatakan<br />

adanya partisip<strong>as</strong>i perempuan dalam program<br />

PNPM PISEW. Selain itu, partisip<strong>as</strong>i perempuan<br />

dalam PNPM PISEW ini juga merupakan bentuk<br />

kepedulian program terhadap pelaksanaan<br />

S<strong>as</strong>aran Pembangunan Millenium atau bi<strong>as</strong>a<br />

disebut Millenium Development Goals (MDG’s)<br />

yaitu program pemerintah yang berisikan<br />

tujuan kuantitatif yang harus dicapai dalam<br />

jangka waktu tertentu, terutama persoalan<br />

penanggulangan kemiskinan pada tahun<br />

2015, salah satunya adalah mendukung<br />

adanya persamaan gender dan Pemberdayaan<br />

Perempuan.<br />

Pelaksanaan Rabat Beton oleh LKD Al Garbiyah Al Lu’na di Desa Gunung Perak Kabupaten Sinjai ,<br />

Provinsi Sulawesi Selatan<br />

Program ini tidak akan membentuk organis<strong>as</strong>i atau<br />

kelembagaan baru, namun memanfaatkan organis<strong>as</strong>i<br />

m<strong>as</strong>yarakat yang ada yang diakui m<strong>as</strong>yarakat, atau<br />

mengaktifkan kembali organis<strong>as</strong>i m<strong>as</strong>yarakat yang<br />

mati suri.<br />

mekanisme seleksi LKD<br />

Begini, PNPM PISEW mempunyai<br />

kekh<strong>as</strong>an bahwa program ini tidak akan<br />

membentuk organis<strong>as</strong>i atau kelembagaan<br />

baru, namun memanfaatkan organis<strong>as</strong>i<br />

m<strong>as</strong>yarakat yang ada yang diakui m<strong>as</strong>yarakat,<br />

atau mengaktifkan kembali organis<strong>as</strong>i<br />

m<strong>as</strong>yarakat yang mati suri. Organis<strong>as</strong>i<br />

m<strong>as</strong>yarakat yang ada saat ini adalah Lembaga<br />

Kem<strong>as</strong>yarakatan Desa atau bi<strong>as</strong>a disebut LKD<br />

seperti Karang Taruna, Remaja M<strong>as</strong>jid, Remaja<br />

Gereja, Koper<strong>as</strong>i, Kelompok Usaha Ekonomi<br />

seperti petani dan nelayan, bahkan PKK pun<br />

yang merupakan organis<strong>as</strong>i perempuan<br />

juga diperbolehkan sebagai LKD untuk<br />

melaksanakan pembangunan infr<strong>as</strong>truktur<br />

sebagai bentuk kepedulian program PNPM<br />

PISEW dalam keterlibatan dan kesetaran<br />

perempuan (gender issue).<br />

Selanjutnya mengenai mekanisme<br />

seleksi LKD, ada panitia di desa untuk<br />

mengidentifik<strong>as</strong>i dan menyeleksi dengan<br />

beberapa <strong>as</strong>pek dan kriteria yang sudah<br />

ditentukan dari program PNPM PISEW. Setelah<br />

itu, LKD terpilih sebelum melaksanakan<br />

tug<strong>as</strong>nya akan diberikan pelatihan baik teknis<br />

maupun administr<strong>as</strong>i, serta diadakan on the<br />

job training untuk persiapan pelaksanaan<br />

tug<strong>as</strong>. Selain itu, dalam pelaksanaannya akan<br />

dibimbing, diaw<strong>as</strong>i, dan diarahkan oleh para<br />

konsultan di lapangan. Hal ini merupakan<br />

wujud peningkatan kap<strong>as</strong>it<strong>as</strong> dan partisip<strong>as</strong>i<br />

m<strong>as</strong>yarakat dalam pembangunan.<br />

Apa yang menjadi d<strong>as</strong>ar pertimbangan<br />

pengarusutamaan gender, dan bagaimana<br />

bentuk partisip<strong>as</strong>i perempuan khususnya di<br />

program PNPM PISEW ini<br />

Memang menarik, kami tidak khawatir<br />

dengan keikutsertaan PKK sebagai salah<br />

satu LKD, karena seperti yang saya sebutkan<br />

tadi, setelah terpilih sebagai LKD pemenang,<br />

dalam persiapannya akan dilatih secara<br />

teknis dan administr<strong>as</strong>i, serta diadakan on<br />

the job training dan pendampingan. Pelatihan<br />

ini merupakan cara untuk meningkatkan<br />

kap<strong>as</strong>it<strong>as</strong> perempuan. Untuk itu, perempuan<br />

harus diberikan kesempatan, kalau tidak tentu<br />

saja kemampuannya tidak akan meningkat<br />

atau berkembang. Dari h<strong>as</strong>il pelaksanaan<br />

pembangunan infr<strong>as</strong>truktur 2009, terdapat<br />

LKD dari organis<strong>as</strong>i PKK sebesar 710 dari total<br />

LKD sebanyak 9. 885. Jadi ada sekitar 7,2 %<br />

LKD PKK yang terlibat dalam pembangunan<br />

infr<strong>as</strong>truktur.<br />

Nah, yang menjadi d<strong>as</strong>ar pertimbangan<br />

kami dalam pelibatan perempuan di<br />

program PNPM PISEW adalah Memorandum<br />

of Understanding (MoU) yaitu perjanjian<br />

yang telah ditandatangani antara JICA<br />

Infr<strong>as</strong>truktur yang dibangun tentunya<br />

berd<strong>as</strong>arkan kebutuhan m<strong>as</strong>yarakat desa,<br />

jenis infr<strong>as</strong>truktur apa saja yang sudah<br />

dibangun dalam tahun implement<strong>as</strong>i<br />

pertama ini<br />

Benar, ini yang namanya pendekatan<br />

bottom up planning dimana kegiatan<br />

pembangunan infr<strong>as</strong>truktur ditentukan oleh<br />

m<strong>as</strong>yarakat sendiri sesuai kebutuhan mereka<br />

melalui penjaringan <strong>as</strong>pir<strong>as</strong>i m<strong>as</strong>yarakat,<br />

bukan ditentukan oleh Pemerintah Pusat.<br />

Infr<strong>as</strong>truktur yang dibangun dipriorit<strong>as</strong>kan<br />

untuk m<strong>as</strong>yarakat miskin yang mempunyai<br />

nilai ekonomi untuk meningkatkan sosial<br />

ekonomi wilayah. Adapun jenis infr<strong>as</strong>truktur<br />

yang sudah terbangun ada 6 kategori,<br />

berd<strong>as</strong>arkan urutan prosent<strong>as</strong>e terbesar yang<br />

sudah terbangun yaitu kategori transport<strong>as</strong>i,<br />

air bersih dan sanit<strong>as</strong>i lingkungan,<br />

peningkatan produksi pertanian, kesehatan,<br />

peningkatan pem<strong>as</strong>aran pertanian, dan<br />

pendidikan.<br />

Bagaimana dengan dukungan<br />

Pemerintah Provinsi, Kabupaten, dan<br />

m<strong>as</strong>yarakat, dan dalam bentuk apa<br />

dukungan tersebut diberikan<br />

Ya, tentu ada. Dukungan terhadap<br />

kegiatan keprograman ada dalam bentuk 1)<br />

dukungan tim pelaksana kegiatan (struktur<br />

organis<strong>as</strong>i tim pelaksana) ; 2) dukungan dana<br />

(PAP) ; dan 3) dukungan kegiatan daerah yang<br />

mendukung kegiatan program PNPM PISEW<br />

(Activity Sharing). Dukungan tim pelaksana<br />

ini sebagai contoh dengan dibentuknya<br />

dan dikeluarkannya SK (Surat Keputusan)<br />

Sekretariat, Tim Koordin<strong>as</strong>i, PPK, PJOK, dll.,<br />

baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten.<br />

Sedangkan dukungan dana berupa rupiah<br />

murni dan APBD Provinsi dan Kabupaten.<br />

Pemerintah Provinsi dan Kabupaten<br />

Buletin <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong> - 03/Tahun VIII/2010 9


Jembatan beton Desa Talang Bukit Kecamatan Sungai Bahar Utara, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi<br />

diwajibkan untuk menganggarkan dana<br />

Pembinaan dan Administr<strong>as</strong>i Proyek (PAP)<br />

untuk membiayai kegiatan-kegiatan yang<br />

harus dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah.<br />

Besaran dana PAP yang dianggarkan<br />

disesuaikan dengan kebutuhan Pemerintah<br />

Daerah untuk melaksanakan kegiatankegiatan<br />

keprograman.<br />

Selanjutnya dukungan Activity Sharing<br />

(AS) Pemerintah Kabupaten, yaitu kegiatankegiatan<br />

di Pemerintah Kabupaten yang<br />

didanai dengan APBD Kabupaten, yang<br />

mendukung atau sinkron dengan kegiatankegiatan<br />

program PNPM PISEW. Dana<br />

APBD Kabupaten dialok<strong>as</strong>ikan melalui<br />

din<strong>as</strong>/lembaga/kantor/SKPD (Satuan Kerja<br />

Perangkat Daerah) terkait untuk mebiayai<br />

kegiatan-kegiatan yang tertuang dalam<br />

dokumen MPK (Memorandum Program<br />

Koordinatif) Kabupaten dan tidak term<strong>as</strong>uk<br />

dalam kategori at<strong>as</strong> pembiayaan pinjaman<br />

JICA.<br />

Activity Sharing ini juga merupakan salah<br />

satu karakteristik PNPM PISEW dibanding<br />

dengan program-program sejenis lainnya.<br />

Karena bi<strong>as</strong>anya program-program lain<br />

mewajibkan pemerintah daerah untuk<br />

menyediakan dana Cost Sharing, yaitu<br />

alok<strong>as</strong>i dana daerah untuk mendukung<br />

kegiatan keprograman. Sedangkan PNPM<br />

PISEW tidak mewajibkan pemerintah daerah<br />

untuk mengalok<strong>as</strong>ikan cost sharing, namun<br />

mewajibkan adanya activity sharing, berupa<br />

kegiatan yang mendukung atau sinkron<br />

dengan kegiatan PNPM PISEW. Besarnya<br />

Activity Sharing minimal 13% dari nilai BLM<br />

Kabupaten. Dalam kenyataannya, tahun 2009<br />

kemarin, rata-rata persent<strong>as</strong>e Activity Sharing<br />

di 32 Kabupaten sebesar 70%.<br />

Selama proses pelaksanaan<br />

pembangunan infr<strong>as</strong>truktur kemarin,<br />

10 Buletin <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong> - 03/Tahun VIII/2010


BERITAUTAMA<br />

bagaimana pengaw<strong>as</strong>an dari segi <strong>as</strong>pek<br />

kualit<strong>as</strong> infr<strong>as</strong>truktur dan pengelolaan<br />

dana program<br />

Pengaw<strong>as</strong>annya dari unsur m<strong>as</strong>yarakat<br />

sendiri, karena mereka terlibat langsung<br />

dalam proses seleksi LKD, pelaksanaan, dan<br />

juga pemeliharaan h<strong>as</strong>il pembangunan. Dan<br />

juga pada tanggal 18 Maret 2010 kemarin,<br />

JICA sudah mengesahkan usulan dibentuknya<br />

UPM (Unit Pengaduan M<strong>as</strong>yarakat) yang<br />

akan dibentuk di wilayah kerja pusat dan di<br />

9 provinsi. Untuk memperkuat UPM tersebut,<br />

pada Agustus 2009 diluncurkan website<br />

PNPM PISEW yang salah satu tujuannya<br />

Foto At<strong>as</strong> : Pembangunan Talud di Kelurahan T<strong>as</strong>sililu, Kecamatan Sinjai, Kabupaten Sinjai, Sulsel<br />

Foto Bawah : Pembangunan jembatan di Desa Ter<strong>as</strong>a kec. Sinjai Barat , Kabupaten Sinjai<br />

adalah untuk membangun komunik<strong>as</strong>i<br />

seluruh stakeholder tim pelaksana program<br />

di seluruh wilayah PNPM PISEW.<br />

Tim auditor dari BPKP juga dalam<br />

setahun sekali akan mengaudit LKD, PPK,<br />

dan Konsultan sesuai peraturan yang berlaku.<br />

Tahun 2009, BPKP telah selesai mengaudit<br />

PPK tingkat Pusat untuk pelaksanaan<br />

program pada tahun 2008; dan pada awal<br />

tahun 2010, tim auditor BPKP sudah mulai<br />

mengaudit h<strong>as</strong>il pelaksanaan program<br />

tahun 2009 baik di pusat maupun daerah.<br />

Oleh karena itu, pertengahan Maret tahun<br />

ini, Tim Pusat mengadakan Disemin<strong>as</strong>i<br />

Penyusunan Laporan Keuangan sebagai<br />

salah satu pelatihan bagi tim di lapangan<br />

untuk mempersiapkan kebutuhan untuk<br />

audit BPKP. Selain itu, tim konsultan pusat<br />

dan daerah juga melakukan monitoring dan<br />

evalu<strong>as</strong>i pelaksanaan program.<br />

Kesuksesan pelaksanaan PNPM PISEW<br />

Tahun 2009 diharapkan berlanjut untuk<br />

tahun 2010 ini, untuk itu sejauh mana<br />

persiapan pembangunan infr<strong>as</strong>truktur di<br />

tahun pelaksanaan ke-dua ini<br />

Ya, kesuksesan tahun 2009 harus berlanjut<br />

terus, harus kita tingkatkan untuk lebih<br />

baik lagi. Untuk persiapan pembangunan<br />

infr<strong>as</strong>truktur Tahun 2010, sampai saat ini sudah<br />

tersusun Dokumen DED/RAB. Kemudian<br />

DIPA untuk 34 Kabupaten telah turun dari<br />

<strong>Departemen</strong> Keuangan. Begitu juga SK<br />

Satker/PPK PISEW untuk 34 Kabupaten telah<br />

ditandatangani oleh Menteri Pekerjaan Umum<br />

(PU). Di daerah, saat ini sudah terbentuk LKD<br />

terpilih untuk melaksanakan pembangunan<br />

infr<strong>as</strong>tuktur yang dilaksanakan dalam rentang<br />

waktu April sampai September 2010. Untuk<br />

rentang waktu pelaksanaan pembangunan<br />

infr<strong>as</strong>truktur, kita m<strong>as</strong>ih mengikuti jadwal<br />

tahun 2009, tidak ada perubahan, m<strong>as</strong>ih tetap<br />

dalam rentang April sampai September.<br />

*) Pejabat Pembuat Komitmen PISEW,<br />

<strong>Ditjen</strong> <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong><br />

Buletin <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong> - 03/Tahun VIII/2010 11


Berita Utama<br />

Saluran Irig<strong>as</strong>i di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan<br />

Disemin<strong>as</strong>i Penyusunan<br />

Laporan Keuangan PISEW:<br />

Samakan Persepsi dan<br />

Melatih Pelaku PISEW<br />

Andre<strong>as</strong> Budi Wirawan*)<br />

(KSK) sebagai pusat pengembangan<br />

ekonomi lokal; meningkatnya kap<strong>as</strong>it<strong>as</strong><br />

dan partisip<strong>as</strong>i m<strong>as</strong>yarakat dalam proses<br />

pembangunan melalui pembentukan<br />

forum Kelompok Diskusi Sektor (KDS).<br />

Serta 3 komponen program dalam PNPM<br />

PISEW yaitu: pembangunan/perbaikan<br />

infr<strong>as</strong>truktur; pilot project kredit mikro<br />

perdesaan; peningkatan kap<strong>as</strong>it<strong>as</strong><br />

Pemerintah Daerah dan pemberdayaan<br />

m<strong>as</strong>yarakat.<br />

Dalam pencapaian tujuan dan<br />

s<strong>as</strong>aran tersebut, bulan ini PNPM PISEW<br />

menyelenggarakan disemin<strong>as</strong>i penyusunan<br />

Pelaksanaan Program Pengembangan<br />

Infr<strong>as</strong>truktur Sosial Ekonomi Wilayah<br />

(PISEW) tahun 2010 diawali dengan<br />

penyiapan sumber daya manusia yang<br />

handal. Disemin<strong>as</strong>i penyusunan laporan<br />

keuangan adalah wadah yang tepat untuk<br />

menjawab tuntutan keterbukaan inform<strong>as</strong>i<br />

dan pelaporan pembangunan, baik fisik<br />

maupun keuangan.<br />

Tujuan PNPM PISEW adalah<br />

mempercepat pembangunan ekonomi<br />

m<strong>as</strong>yarakat perdesaan dengan berb<strong>as</strong>is pada<br />

sumberdaya lokal. Upaya yang dilakukan<br />

diantaranya mencakup pengent<strong>as</strong>an<br />

kemiskinan, pengembangan ekonomi local,<br />

mengurangi kesenjangan antar wilayah,<br />

memperbaiki pengelolaan pemerintah<br />

daerah di tingkat kabupaten, kecamatan<br />

dan desa; penguatan institusi lokal di tingkat<br />

desa.<br />

S<strong>as</strong>aran PNPM PISEW adalah<br />

terbangunnya infr<strong>as</strong>truktur d<strong>as</strong>ar dan<br />

ekonomi perdesaan (transport<strong>as</strong>i, produksi<br />

pertanian, pem<strong>as</strong>aran pertanian, air bersih<br />

dan sanit<strong>as</strong>i, pendidikan, kesehatan);<br />

terbentuknya Kaw<strong>as</strong>an Strategis Kabupaten<br />

12 Buletin <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong> - 03/Tahun VIII/2010


BERITAUTAMA<br />

laporan keuangan PISEW Tahun 2010 untuk<br />

34 kabupaten. Disemin<strong>as</strong>i dimaksudkan<br />

untuk menyamakan persepsi sekaligus<br />

memberikan pelatihan kepada para pelaku<br />

di daerah yang terlibat dalam pelaksanaan<br />

program PNPM PISEW sehingga setiap<br />

pelaksanaan kegiatan PISEW pada 237<br />

kecamatan yang terletak di 34 kabupaten<br />

dapat diketahui perkembangan terkini<br />

sesuai kondisi riil di lapangan dengan lebih<br />

efektif.<br />

Beberapa hal yang ingin dicapai<br />

terkait kegiatan disemin<strong>as</strong>i penyusunan<br />

laporan keuangan PISEW tersebut adalah:<br />

dipahaminya <strong>as</strong>et-<strong>as</strong>et Pemerintah term<strong>as</strong>uk<br />

yang ada di Kementerian/Lembaga melalui<br />

pencatatan, pemrosesan dan pelaporan<br />

transaksi keuangan yang konsisten sesuai<br />

dengan standard dan praktek akuntansi<br />

yang diterima secara umum; menyediakan<br />

inform<strong>as</strong>i yang akurat dan tepat waktu<br />

tentang anggaran dan kegiatan keuangan<br />

K/L, yang berguna sebagai d<strong>as</strong>ar penilaian<br />

kinerja, untuk menentukan ketaatan<br />

Su<strong>as</strong>ana penyelenggaraan Disemin<strong>as</strong>i Penyusunan Laporan Keuangan PISEW di Mataram, Maret 2010<br />

terhadap otorit<strong>as</strong> anggaran dan untuk<br />

tujuan akuntabilit<strong>as</strong>; memahami format<br />

pencatatan, pemrosesan dan pelaporan<br />

transaksi keuangan yang konsisten<br />

sesuai dengan format laporan keuangan<br />

BPKP; memahami prosedur dan tata cara<br />

penyusunan laporan sesuai dengan format<br />

BPKP; menyediakan inform<strong>as</strong>i yang akurat<br />

dan tepat waktu tentang anggaran dan<br />

kegiatan keuangan pelaksanaan program<br />

PNPM PISEW; menyediakan inform<strong>as</strong>i yang<br />

dapat dipercaya tentang posisi keuangan<br />

pelaksanaan program PNPM-PISEW;<br />

menyediakan inform<strong>as</strong>i keuangan yang<br />

berguna untuk perencanaan pengelolaan<br />

dan pengendalian kegiatan dan keuangan<br />

pemerintah sacara efisien; memahami<br />

pelaksanaan sistem monitoring melalui<br />

aplik<strong>as</strong>i komputer.<br />

Peserta disemin<strong>as</strong>i penyusunan laporan<br />

keuangan PISEW telah dihadiri oleh:<br />

Direktorat Pengembangan Permukiman,<br />

<strong>Ditjen</strong> <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong> (DJCK); PMU PNPM PISEW;<br />

Satker PPIP dan Asisten Keuangan, <strong>Ditjen</strong><br />

<strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong>; PPK dan Asisten Keuangan<br />

Sekn<strong>as</strong> PISEW Bappen<strong>as</strong>; PPK dan Asisten<br />

Keuangan PISEW <strong>Ditjen</strong> Bangda; PPK dan<br />

Asisten Keuangan PISEW <strong>Ditjen</strong> PMD; PPK<br />

dan Asisten Keuangan dari 34 Kabupaten;<br />

Konsultan Manajemen dan Advisory Pusat;<br />

Konsultan Manajemen dan Advisory Wilayah<br />

I, II dan III; Konsultan Manajemen Provinsi di<br />

9 Provinsi; Konsultan Manajemen Teknik di<br />

9 Provinsi; Asistek Teknik Kabupaten di 34<br />

Kabupaten.<br />

Direktur Pengembangan Permukiman,<br />

Guratno Hartono dalam sambutannya<br />

menjel<strong>as</strong>kan mengenai tujuan dari<br />

PNPM PISEW yang juga menjadi bagian<br />

dari PNPM MANDIRI merupakan satu<br />

program pemerintah dalam pengent<strong>as</strong>an<br />

kemiskinan. Diinform<strong>as</strong>ikan juga mengenai<br />

sumber dana dari Pemerintah Pusat,<br />

Provinsi, dan Kabupaten yang didukung<br />

oleh Loan JICA Nomor JBIC-IP 543, serta<br />

peran serta m<strong>as</strong>yarakat dan sw<strong>as</strong>ta. Selain<br />

itu penyelenggaraan disemin<strong>as</strong>i dilakukan<br />

untuk menyediakan inform<strong>as</strong>i dalam<br />

rangka pelaporan pertanggungjawaban<br />

pelaksanaan fisik dan keuangan yang secara<br />

prosedur akan diaudit oleh BPKP. Oleh karena<br />

itu dalam mengefektifkan pengumpulan<br />

data dan inform<strong>as</strong>i akan dilaksanakan sistem<br />

aplik<strong>as</strong>i e-monitoring kegiatan PISEW.<br />

*)Staf Subdit Perencanaan Teknis<br />

dan Pengaturan, Direltorat<br />

Pengembangan Permuk iman, <strong>Ditjen</strong><br />

<strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong>.<br />

Buletin <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong> - 03/Tahun VIII/2010 13


Liputan Khusus<br />

M<strong>as</strong>alah ketimpangan tak pernah berhenti<br />

antara pembangunan wilayah perkotaan<br />

sebagai pusat kegiatan dan pertumbuhan<br />

ekonomi dengan wilayah perdesaan sebagai<br />

pusat kegiatan pertanian yang m<strong>as</strong>ih jauh<br />

tertinggal. Konsep agropolitan lahir dari<br />

situ<strong>as</strong>i di at<strong>as</strong> dan dipandang paling ideal<br />

untuk dikembangkan di wilayah perdesaan<br />

potensial, terutama dengan “resources ruralb<strong>as</strong>e”<br />

yang dimilikinya yang ternyata “robust”<br />

terhadap berbagai m<strong>as</strong>alah krisis ekonomi.<br />

Agropolitan adalah model pengembangan<br />

perdesaan yang dapat mengintegr<strong>as</strong>ikan<br />

pembangunan sektor pertanian ke dalam<br />

model pengembangan wilayah. Konsep<br />

ini sangat cocok untuk mengembangkan<br />

wilayah perdesaan dalam rangka mengurangi<br />

ketimpangan pembangunan antara wilayah<br />

perkotaan sebagai pusat kegiatan dan<br />

pertumbuhan ekonomi dengan wilayah<br />

perdesaan sebagai pusat kegiatan pertanian<br />

yang berada pada kondisi yang stagnan<br />

dengan produktivit<strong>as</strong>nya yang rendah.<br />

Konsep ini juga akan menghilangkan, atau<br />

paling tidak akan meminimalkan interaksi<br />

yang saling memperlemah antara wilayah<br />

perkotaan dengan wilayah perdesaan.<br />

Agropolitan; konsep yang tepat<br />

Model pengembangan wilayah perdesaan<br />

dengan konsep agropolitan ini diharapkan<br />

dapat meminimalkan munculnya gejala<br />

urban bi<strong>as</strong> sebagai akibat kecenderungan<br />

pembangunan yang mendahulukan<br />

pertumbuhan ekonomi melalui kutubkutub<br />

pertumbuhan (growth poles). Konsep<br />

growth poles yang semula meramalkan bakal<br />

terjadinya penetesan (trickle down effect)<br />

dari kutub pusat pertumbuhan ke wilayah<br />

hinterland-nya, ternyata net-effect-nya malah<br />

menimbulkan pengur<strong>as</strong>an besar-besaran<br />

(m<strong>as</strong>sive backw<strong>as</strong>h effect).<br />

Paradigma baru juga wajib dikenalkan<br />

dalam pendekatan pembangunan yang<br />

dilakukan secara sinergis dan berimbang<br />

melalui keterkaitan pembangunan sosial<br />

ekonomi antara kota-desa (rural-urban<br />

linkages), dan diarahkan agar saling<br />

membutuhkan antara wilayah perdesaan<br />

sebagai produsen pertanian dengan wilayah<br />

14 Buletin <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong> - 03/Tahun VIII/2010


LIPUTANKHUSUS<br />

Gambar 1: Kaw<strong>as</strong>an Agropolitan Merapi - Merbabu (KAMM), Kabupaten Magelang, Jawa Tengah (latar:<br />

Gunung Merbabu)<br />

Gambar 2: Kondisi Usahatani di Kaw<strong>as</strong>an Agropolitan Merapi-Merbabu, Kabupaten Magelang<br />

Kaw<strong>as</strong>an Agropolitan<br />

Merapi – Merbabu (KAMM);<br />

Perlu Infr<strong>as</strong>truktur<br />

untuk<br />

Lebih Mandiri<br />

(Sebuah Kajian Tingkat Kemandirian Terhadap<br />

Kaw<strong>as</strong>an Agropolitan Merapi – Merbabu)<br />

Sanusi Sitorus*), M. Syamsul Maarif**), Surjono H. Sutjahjo***)<br />

Setia Hadi****)<br />

perkotaan sebagai konsumen (bersifat<br />

interdepensi).<br />

Pada d<strong>as</strong>arnya kita sudah mengenal<br />

adanya beberapa model pembangunan<br />

di wilayah perdesaan, antara lain Kimbun,<br />

Kunak, KAS, PUAP, PIK, PIP, KTP2D, dan<br />

sebagainya. Namun model pembangunan<br />

tersebut hingga saat ini relatif belum<br />

memperlihatkan h<strong>as</strong>il yang signifikan<br />

dalam mensejahterakan m<strong>as</strong>yarakat karena<br />

m<strong>as</strong>ih bersifat sektoral/tersekat-sekat dan<br />

berjalan sendiri-sendiri. Hal yang sama juga<br />

terjadi pada model pembangunan melalui<br />

pendekatan pengembangan wilayah,<br />

seperti KAPET, KADAL, KPEL, KCT, RISE, juga<br />

dir<strong>as</strong>akan relatif belum dapat menyentuh<br />

sampai ke wilayah perdesaan karena ruang<br />

lingkup programnya yang sangat lu<strong>as</strong>/<br />

makro dan dalam implement<strong>as</strong>inya tidak<br />

diikuti oleh m<strong>as</strong>ing-m<strong>as</strong>ing sektor yang<br />

umumnya berada pada departemen terkait.<br />

Konsep agropolitan menjadi konsep yang<br />

sangat tepat untuk dikembangkan saat<br />

ini karena dapat mengintegr<strong>as</strong>ikan model<br />

pembangunan sektor ke dalam model<br />

pengembangan wilayah.<br />

Uji kemandirian KAMM<br />

Untuk mendukung pengantar di at<strong>as</strong>,<br />

penulis telah melakukan kajian terhadap<br />

tingkat kemandirian Kaw<strong>as</strong>an Agropolitan<br />

Merapi-Merbabu (KAMM). KAMM adalah salah<br />

satu kaw<strong>as</strong>an agropolitan yang dif<strong>as</strong>ilit<strong>as</strong>i<br />

pemerintah dari tahun 2005 sampai 2007.<br />

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis<br />

tingkat kemandirian KAMM dalam rangka<br />

menuju kaw<strong>as</strong>an agropolitan mandiri.<br />

Metode analisis yang digunakan untuk<br />

mengetahui tingkat kemandirian kaw<strong>as</strong>an<br />

agropolitan adalah dengan metode analisis<br />

multidimensional scaling (MDS), sebagai<br />

modifik<strong>as</strong>i dari Rapfish (the rapid appraisal of<br />

the status of fisheries) (Kavanagh, 2001), serta<br />

metode analisis analytical hierarchy process<br />

(AHP) untuk menentukan alternatif kebijakan<br />

pembangunan di m<strong>as</strong>a depan.<br />

Pengembangan KAMM p<strong>as</strong>ca f<strong>as</strong>ilit<strong>as</strong>i<br />

pemerintah pusat dengan kurun waktu 3-5<br />

tahun, diharapkan dapat dilanjutkan oleh<br />

pemerintah daerah dalam kurun waktu 5-10<br />

tahun. Selanjutnya dapat dikembangkan<br />

Buletin <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong> - 03/Tahun VIII/2010 15


secara mandiri oleh m<strong>as</strong>yarakat tanpa<br />

harus mengharapkan bantuan pemerintah<br />

lagi. Mengingat saat ini KAMM sudah<br />

dif<strong>as</strong>ilit<strong>as</strong>i oleh pemerintah pusat dan daerah<br />

bahkan seharusnya sudah dikembangkan<br />

secara mandiri oleh m<strong>as</strong>yarakatnya, maka<br />

selayaknya KAMM harus sudah mandiri.<br />

Pertanyaan penelitian yang ingin dijawab<br />

adalah bagaimana tingkat kemandirian<br />

KAMM p<strong>as</strong>ca f<strong>as</strong>ilit<strong>as</strong>i Maka untuk itu perlu<br />

dilakukan kajian tingkat kemandirian KAMM.<br />

Tujuan penelitian ini adalah mengkaji tingkat<br />

kemandirian Kaw<strong>as</strong>an Agropolitan Merapi-<br />

Merbabu dalam menuju kaw<strong>as</strong>an agropolitan<br />

mandiri.<br />

H<strong>as</strong>il penelitian menunjukkan bahwa<br />

tingkat kemandirian KAMM mempunyai nilai<br />

indeks gabungan yang cukup baik, yaitu<br />

63,31% yang berarti m<strong>as</strong>uk dalam kategori<br />

“kaw<strong>as</strong>an agropolitan” sekalipun belum<br />

mandiri. Untuk meningkatkan kemandirian<br />

KAMM perlu perbaikan terhadap dimensi<br />

agroindustri dan dimensi pem<strong>as</strong>aran.<br />

Alternatif kebijakan pembangunan di KAMM<br />

agar menjadi mandiri adalah pembangunan<br />

infr<strong>as</strong>truktur yang dapat menunjang<br />

agoindustri.<br />

Mekanisme pengembangan kaw<strong>as</strong>an<br />

agropolitan dilaksanakan melalui tahapan:<br />

(1) Identifik<strong>as</strong>i Potensi Kaw<strong>as</strong>an Agropolitan,<br />

(2) Sosialis<strong>as</strong>i Pengembangan Kaw<strong>as</strong>an<br />

Agropolitan (3) Penyusunan Dokumen<br />

Rencana, berupa : Rencana Umum Tata<br />

Ruang (RUTR), M<strong>as</strong>ter Plan, serta Rencana<br />

Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)<br />

Kaw<strong>as</strong>an Agropolitan, (4) Koordin<strong>as</strong>i dan<br />

Sinkronis<strong>as</strong>i Program Lint<strong>as</strong> Sektor, baik<br />

di tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten,<br />

komodit<strong>as</strong> hortikultura. Aspek-<strong>as</strong>pek<br />

yang dikembangkan di KAMM meliputi<br />

sumberdaya manusia, sumberdaya alam, tata<br />

ruang, usaha tani, permukiman, infr<strong>as</strong>truktur,<br />

teknologi, permodalan, dan kelembagaan.<br />

Keseluruhan <strong>as</strong>pek ini harus dikembangkan<br />

secara simultan dan harmonis.<br />

Penelitian ini menggunakan data primer<br />

dan data sekunder. Pengumpulan data<br />

primer dalam rangka menggali pendapat<br />

pakar, praktisi, pelaku agribisnis, LSM, tokoh<br />

m<strong>as</strong>yarakat dan petani, dilakukan melalui<br />

wawancara mendalam (indepth interview),<br />

dan melalui kegiatan focus group discussion.<br />

Data sekunder yang dikumpulkan meliputi<br />

Tabel 1 Kategori status kemandirian kaw<strong>as</strong>an agropolitan<br />

berd<strong>as</strong>arkan nilai indeks<br />

Gambar 3 Kondisi Infr<strong>as</strong>truktur di Kaw<strong>as</strong>an Agropolitan Merapi-Merbabu berupa Sub Terminal Agropolitan di<br />

Sewukan Kabupaten Magelang<br />

Nilai Indeks<br />

Kategori<br />

0 – 24,99 Pra Kaw<strong>as</strong>an Agropolitan I<br />

25 – 49,99 Pra Kaw<strong>as</strong>an Agropolitan II<br />

50 – 74,99 Kaw<strong>as</strong>an Agropolitan<br />

75 – 100,00 Kaw<strong>as</strong>an Agropolitan Mandiri<br />

dan Kaw<strong>as</strong>an, (5) Pelaksanaan Dukungan<br />

Stimulans Pembangunan Sektor-sektor<br />

terkait, (6) Monitoring dan Evalu<strong>as</strong>i, serta (7)<br />

Pengembangan KAMM menuju Kaw<strong>as</strong>an<br />

Agropolitan Mandiri.<br />

Kaw<strong>as</strong>an Agropolitan Merapi-<br />

Merbabu (KAMM), merupakan salah satu<br />

kaw<strong>as</strong>an agropolitan by nature berb<strong>as</strong>is<br />

data dari potensi desa (Podes), kebijakankebijakan<br />

yang ada, h<strong>as</strong>il-h<strong>as</strong>il penelitian,<br />

peta rupa bumi, rencana umum tata ruang<br />

(RUTR) kabupaten/kota, m<strong>as</strong>ter plan KAMM,<br />

dan data h<strong>as</strong>il olahan lainnya.<br />

Nilai indeks tingkat kemandirian<br />

kaw<strong>as</strong>an agropolitan berd<strong>as</strong>arkan<br />

dimensi-dimensi usahatani, agroindustri,<br />

16 Buletin <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong> - 03/Tahun VIII/2010


LIPUTANKHUSUS<br />

pem<strong>as</strong>aran, infr<strong>as</strong>truktur, dan supr<strong>as</strong>truktur,<br />

dengan menggunakan metode: analisis<br />

multidimensional scaling (MDS), modifik<strong>as</strong>i<br />

dari Rapfish. Adapun untuk merumuskan<br />

arahan kebijakan terhadap dimensi-dimensi<br />

kemandirian yang m<strong>as</strong>ih perlu ditingkatkan,<br />

akan dianalisis dengan menggunakan<br />

metode : Analytical Hierarchy Process (AHP).<br />

KAMM belum cukup mandiri<br />

Tingkat kemandirian KAMM dianalisis<br />

menggunakan metode analisis multi<br />

dimensional scalling (MDS), modifik<strong>as</strong>i dari<br />

Rapfish (The Rapid Appraisal of The Status Of<br />

Fisheries) (Kavanagh, 2001) yang dinamakan<br />

sebagai Rap-agro. Analisis dilakukan melalui<br />

beberapa tahap, yaitu (1) penentuan atribut<br />

kemandirian kaw<strong>as</strong>an agropolitan; (2)<br />

penilaian setiap atribut dalam skala ordinal<br />

berd<strong>as</strong>arkan kriteria kemandirian setiap<br />

dimensi; dan (3) penyusunan indeks dan<br />

status kemandirian kaw<strong>as</strong>an agropolitan.<br />

Perangkat lunak Rapfish yang digunakan<br />

dimodifik<strong>as</strong>i menggunakan dimensi-dimensi<br />

dan atribut-atribut terkait tingkat kemandirian<br />

kaw<strong>as</strong>an agropolitan. Adapun nilai skor yang<br />

merupakan nilai indeks kemandirian setiap<br />

dimensi disajikan pada Tabel 1.<br />

Berd<strong>as</strong>arkan h<strong>as</strong>il analisis terhadap nilai<br />

indeks tingkat kemandirian KAMM, diperoleh<br />

nilai untuk dimensi usaha tani (84,62 %). yang<br />

menunjukkan bahwa tingkat kemandirian<br />

dimensi ini sudah cukup baik, namun perlu<br />

dilakukan perbaikan-perbaikan terhadap<br />

atribut-atribut yang sensitif berpengaruh,<br />

yaitu akses petani terhadap lahan,<br />

pengelolaan p<strong>as</strong>ca panen, dan ketersediaan<br />

modal usahatani (Gambar 2).<br />

Nilai indeks dimensi infr<strong>as</strong>truktur adalah<br />

73,26%. Angka ini mengindik<strong>as</strong>ikan bahwa<br />

infr<strong>as</strong>truktur secara keseluruhan sudah cukup<br />

baik, namun ada beberapa atribut pengungkit<br />

yang perlu ditingkatkan, yaitu jaringan<br />

irig<strong>as</strong>i, jaringan drain<strong>as</strong>e permukiman,<br />

dan jaringan listrik (Gambar 3). Nilai pada<br />

dimensi supr<strong>as</strong>truktur adalah 66,49 %, ini<br />

menunjukkan bahwa supr<strong>as</strong>truktur secara<br />

umum sudah cukup baik, baik itu lembaga<br />

keuangan, lembaga sosial, dan lembaga<br />

teknis lainnya cukup memadai, namun ada<br />

beberapa atribut yang perlu ditingkatkan<br />

antara lain ketersediaan lembaga penyuluhan,<br />

lembaga keuangan, dan lembaga koper<strong>as</strong>i.<br />

Nilai pada dimensi pem<strong>as</strong>aran adalah<br />

51,35 %, menunjukkan bahwa pem<strong>as</strong>aran<br />

h<strong>as</strong>il pertanian sudah cukup baik, namun<br />

perlu peningkatan terhadap; kota tujuan<br />

pem<strong>as</strong>aran, penggunaan teknologi inform<strong>as</strong>i,<br />

dan ketersediaan p<strong>as</strong>ar sarana produksi<br />

(Gambar 4). Nilai paling rendah adalah pada<br />

dimensi agroindustri yaitu 15,64 %, yang<br />

menunjukkan bahwa kegiatan agroindustri<br />

m<strong>as</strong>ih sangat rendah. Perlu peningkatan<br />

terhadap faktor pengungkit (leverage),<br />

yaitu; produk agroindustri yang dih<strong>as</strong>ilkan,<br />

kelayakan usaha agroindustri, dan vari<strong>as</strong>i<br />

jenis produk yang dih<strong>as</strong>ilkan.<br />

H<strong>as</strong>il analisis nilai indeks m<strong>as</strong>ing-m<strong>as</strong>ing<br />

dimensi divisualis<strong>as</strong>ikan dalam bentuk<br />

diagram layang-layang (kite diagram)<br />

disajikan pada Gambar 5. Nilai gabungan<br />

tingkat kemandirian KAMM menunjukkan<br />

nilai 63,31 % yang berarti bahwa KAMM<br />

term<strong>as</strong>uk ke dalam kategori “kaw<strong>as</strong>an<br />

agropolitan” sekalipun belum mandiri. Ada<br />

Gambar 4 Pem<strong>as</strong>aran Produk Hortikultura dari KAMM Kabupaten Magelang<br />

Buletin <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong> - 03/Tahun VIII/2010 17


LIPUTANKHUSUS<br />

beberapa dimensi yang perlu ditingkatkan<br />

agar kaw<strong>as</strong>an agropolitan ini mandiri,<br />

yang paling utama adalah pada dimensi<br />

agroindustri dan dimensi pem<strong>as</strong>aran.<br />

Kebijakan yang diperlukan untuk dapat<br />

meningkatkan dimensi agroindustri dan<br />

dimensi pem<strong>as</strong>aran di Kaw<strong>as</strong>an Agropolitan<br />

Merapi-Merbabu adalah dengan dukungan<br />

pembangunan infr<strong>as</strong>truktur.<br />

Kebijakan Pembangunan Infr<strong>as</strong>truktur<br />

KAMM<br />

Kebijakan pembangunan infr<strong>as</strong>truktur<br />

KAMM diarahkan untuk mendukung<br />

pengembangan kaw<strong>as</strong>an agropolitan menuju<br />

mandiri, agar tidak tergantung lagi kepada<br />

bantuan pihak lain. Metode analisis yang<br />

digunakan adalah analytical hierarchy process<br />

(AHP) yang did<strong>as</strong>arkan pada pendapat pakar<br />

(expert judgment) untuk menjaring berbagai<br />

inform<strong>as</strong>i dari beberapa elemen-elemen<br />

yang berpengaruh dalam penyelesaian suatu<br />

persoalan. Prinsip kerja AHP adalah untuk<br />

penyederhanaan suatu persoalan kompleks<br />

yang tidak terstruktur, strategik, dan dinamik<br />

menjadi bagian-bagian yang tertata dalam<br />

suatu hierarkhi. Urutan priorit<strong>as</strong> setiap<br />

elemen h<strong>as</strong>il AHP dinyatakan dalam bentuk<br />

nilai numerik atau persent<strong>as</strong>e. Dalam<br />

rangka mencapai s<strong>as</strong>aran pembangunan<br />

infr<strong>as</strong>truktur kaw<strong>as</strong>an agropolitan berb<strong>as</strong>is<br />

komodit<strong>as</strong> unggulan, maka dilakukan<br />

penentuan kriteria sub sistem yang memiliki<br />

tingkat kepentingan yang tinggi. Struktur<br />

hierarki dan pembobotan disajikan pada<br />

Gambar 6.<br />

Berd<strong>as</strong>arkan h<strong>as</strong>il analisis AHP untuk<br />

menentukan kebijakan dan strategi<br />

pembangunan infr<strong>as</strong>truktur kaw<strong>as</strong>an<br />

agropolitan, faktor yang paling penting adalah<br />

(a) kesesuaian lahan (0,471), (b) aksesibilit<strong>as</strong><br />

kaw<strong>as</strong>an (0,268), (c) sumberdaya manusia<br />

(0,143), (d) teknologi dan energi (0,075), dan<br />

(e) pembiayaan (0,044). Faktor kesesuaian<br />

lahan sangat memegang peranan penting<br />

dalam pembangunan infr<strong>as</strong>truktur kaw<strong>as</strong>an<br />

agropolitan, karena akan menentukan<br />

efektifit<strong>as</strong> dan efisiensi pembangunan<br />

infr<strong>as</strong>truktur.<br />

Aktor yang paling penting yaitu; (a)<br />

pemerintah (0,329), (b) petani (0,295), (c)<br />

pengu<strong>as</strong>aha (0,210), (d) koper<strong>as</strong>i (0,125),<br />

dan (e) perbankan (0,042). Peran pemerintah<br />

sangat diharapkan sebagai motivator dan<br />

f<strong>as</strong>ilitator dalam pembangunan infr<strong>as</strong>truktur<br />

kaw<strong>as</strong>an agropolitan, terutama Pemerintah<br />

Kabupaten Magelang yang harus berperan<br />

Gambar 5 Diagram layang-layang tingkat kemandirian KAMM<br />

sebagai stakeholder utama.<br />

Dalam menetapkan tujuan, pilihan<br />

strategis yang dipriorit<strong>as</strong>kan yaitu: (a)<br />

peningkatan pendapatan (0,324), (b) perlu<strong>as</strong>an<br />

lapangan kerja (0,298), (c) perlu<strong>as</strong>an p<strong>as</strong>ar<br />

(0,237), (d) peningkatan daya saing (0,091),<br />

dan (e) pembangunan daerah (0,051). Tujuan<br />

peningkatan pendapatan ini dipriorit<strong>as</strong>kan<br />

mengingat pendapatan para petani selalu<br />

sangat tidak memadai bahkan sering merugi,<br />

padahal kegiatan inti dari pengembangan<br />

agribisnis di kaw<strong>as</strong>an agropolitan adalah<br />

kegiatan m<strong>as</strong>yarakat dengan aktifit<strong>as</strong> utama<br />

pertanian.<br />

Dalam proses pengambilan keputusan<br />

untuk menetapkan priorit<strong>as</strong> alternatif yang<br />

paling penting adalah (a) pembangunan<br />

infr<strong>as</strong>truktur penunjang agoindustri sebesar<br />

0,340, (b) pembangunan infr<strong>as</strong>truktur<br />

penunjang pem<strong>as</strong>aran (0,277), (c)<br />

pembangunan infr<strong>as</strong>truktur penunjang<br />

usahatani (0,242), dan (d) pembangunan<br />

infr<strong>as</strong>truktur penunjang permukiman (0,140).<br />

Priorit<strong>as</strong> pertama pembangunan<br />

infr<strong>as</strong>truktur penunjang agroindustri berupa<br />

pembangunan packing house kelompok<br />

yang representatif, penyediaan air bersih,<br />

sarana air limbah dan persampahan serta<br />

jaringan listrik untuk menunjang home<br />

industry, serta pembangunan kluster industri<br />

berupa industri-industri manufaktur berb<strong>as</strong>is<br />

komodit<strong>as</strong> hortikultura. Priorit<strong>as</strong> kedua berupa<br />

pembangunan infr<strong>as</strong>truktur pem<strong>as</strong>aran yang<br />

dapat mendekatkan produksi ke konsumen<br />

akhir berupa pembangunan terminal<br />

agribisnis (TA) dan pembangunan p<strong>as</strong>arp<strong>as</strong>ar<br />

tradisional di kota-kota pem<strong>as</strong>aran<br />

akhir (outlet). Priorit<strong>as</strong> ketiga pembangunan<br />

infr<strong>as</strong>truktur penunjang usahatani berupa<br />

peningkatan jalan usahatani, saluran<br />

irig<strong>as</strong>i, dan bangunan pengumpul/tempat<br />

pengumpulan h<strong>as</strong>il sementara (TPHS).<br />

Infr<strong>as</strong>truktur penunjang<br />

Tingkat kemandirian KAMM menunjukkan<br />

nilai indeks gabungan yang cukup baik,<br />

yaitu 63,31 yang berarti m<strong>as</strong>uk dalam<br />

kategori “kaw<strong>as</strong>an agropolitan” sekalipun<br />

belum mandiri. Perlu peningkatan terhadap<br />

dimensi agroindustri untuk mendorong<br />

terjadinya proses pengolahan h<strong>as</strong>il sehingga<br />

mendapatkan nilai tambah (added value),<br />

dan peningkatan dimensi pem<strong>as</strong>aran untuk<br />

mendekatkan produksi ke konsumen akhir,<br />

serta peningkatan dimensi usahatani untuk<br />

peningkatan produksi. Adanya peningkatan<br />

dimensi infr<strong>as</strong>truktur diharapkan Kaw<strong>as</strong>an<br />

Agropolitan Merarpi-Merbabu akan menjadi<br />

kaw<strong>as</strong>an agropolitan mandiri.<br />

Alternatif kebijakan pembangunan<br />

infr<strong>as</strong>truktur di KAMM, adalah pembangunan<br />

infr<strong>as</strong>truktur penunjang agoindustri.<br />

Infr<strong>as</strong>truktur ini sangat dibutuhkan untuk<br />

memperoleh nilai tambah h<strong>as</strong>il pertanian<br />

dan dapat menimbulkan multiplier effect.<br />

*) Mah<strong>as</strong>iswa P<strong>as</strong>c<strong>as</strong>arjana Program Studi<br />

Pengelolaan Sumberdaya Alam dan<br />

Lingkungan IPB.<br />

**) Staf Pengajar Program studi PSL, Guru<br />

Besar IPB, Ketua Komisi Pembimbing.<br />

***) Staf Pengajar Program Studi PSL, Guru<br />

Besar IPB, Anggota Komisi Pembimbing.<br />

****) Staf Pengajar Program studi PSL, Dosen<br />

IPB, Anggota Komisi Pembimbing.<br />

18 Buletin <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong> - 03/Tahun VIII/2010


INFOBARU 1<br />

Info Baru 1<br />

Cagar Budaya P<strong>as</strong>eban Tri Panca Tunggal Cigugur, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat<br />

Rehabilit<strong>as</strong>i<br />

Bangunan Gedung Negara<br />

Bramono*)<br />

Apakah anda pernah mencermati<br />

bangunan Istana Jakarta jika anda<br />

berkunjung ke Bogor, dan melakukan<br />

kunjungan ke Kebun Raya Bogor, pernahkan<br />

terlint<strong>as</strong> bagaimanakah rupa kebun raya yang<br />

lain Atau bahkan bila anda berada di Makam<br />

Bung Karno Blitar, pernahkah memperhatikan<br />

pengembangan infr<strong>as</strong>truktur yang saat ini<br />

begitu megah Apakah bangunan tersebut<br />

pernah mengalami kerusakan sehingga perlu<br />

perbaikan<br />

Per tanyaan–per tanyaan tersebut<br />

mungkin menggelitik kita untuk ingin<br />

lebih tahu mengenai bangunan-bangunan<br />

tersebut, terutama apabila bangunanbangunan<br />

tersebut membutuhkan perbaikan<br />

dan rehabilit<strong>as</strong>i. Siapa yang melakukannya..<br />

Institusi yang memiliki tanggung jawab<br />

at<strong>as</strong> kegiatan tersebut adalah Satuan Kerja<br />

Rehabilit<strong>as</strong>i dan Pembangunan Gedung<br />

Negara, Direktorat Jenderal <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong>.<br />

Kegiatan ini pada awalnya dimulai pada Tahun<br />

Anggaran 2002 dengan lingkup Rehabilit<strong>as</strong>i<br />

Bangunan Eks Museum Istana (Eks Sanggar<br />

Lukisan) dan Rehabilit<strong>as</strong>i Bangunan Museum<br />

Eks Bina Graha oleh Direktorat Bina Teknik,<br />

<strong>Departemen</strong> Permukiman dan Pr<strong>as</strong>arana<br />

Wilayah, saat itu.<br />

Rehabilit<strong>as</strong>i Bangunan Gedung Negara<br />

pada prinsipnya merupak an kegiatan<br />

penyelenggaraan pembangunan, baik<br />

pembangunan baru, pemeliharaan,<br />

perawatan (renov<strong>as</strong>i) dari bangunanbangunan<br />

gedung sebagaimana tertuang<br />

dalam Instruksi Presiden Republik Indonesia<br />

Nomor 3 Tahun 2009 tanggal 27 Maret 2009<br />

tentang Pengembangan Infr<strong>as</strong>truktur Istana<br />

Kepresidenan, Kebun Raya, dan Benda Cagar<br />

Budaya Lainnya, yang ditujukan pada Menteri<br />

Buletin <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong> - 03/Tahun VIII/2010 19<br />

Mohon diatur teksnya (yang renggang2)


Sekretaris Negara, Menteri Pekerjaan Umum,<br />

Menteri Kebudayaan dan Pariwisata dan<br />

Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia<br />

yang meliputi:<br />

a. Kompleks Istana Kepresidenan ,<br />

yang terdiri at<strong>as</strong>: Istana<br />

Jakarta, Istana Cipan<strong>as</strong>, Istana<br />

Bogor term<strong>as</strong>uk Peristirahatan Tenjo<br />

Resmi pelabuhan R atu, Istana<br />

Tampaksiring dan Gedung Agung<br />

Jogjakarta;<br />

b. Kebun Raya yang terdiri at<strong>as</strong>: Kebun<br />

Raya Bogor, Cibod<strong>as</strong>, Purwodadi,<br />

Eka <strong>Karya</strong> Bali, Baturraden, Bukit Sari<br />

Jambi, Enrekang, Pucak, Katingan,<br />

Kuningan, Liwa Sungai Wain, Lombok,<br />

Samosir, Batam, Samb<strong>as</strong>, Danau Lait,<br />

Solok, Kendari dan Minah<strong>as</strong>a;<br />

c. Bangunan Cagar Budaya tertentu<br />

yang terdiri at<strong>as</strong>: Keraton Hadiningrat<br />

dan Tetirahan K<strong>as</strong>unanan Solo,<br />

Makam Bung Karno Blitar, Gedung<br />

P<strong>as</strong>eban Tri Panca Tunggal cigugur<br />

Kuningan, dan Kaw<strong>as</strong>an Monumen<br />

Panglima Besar Jenderal Sudirman,<br />

Kecamatan Nawangan, Kabupaten<br />

Pacitan.<br />

As<strong>as</strong>-<strong>as</strong><strong>as</strong> dalam pelaksanaan kegiatan<br />

Rehabilit<strong>as</strong>i Gedung Negara meliputi:<br />

1. Fungsional, efisien, menarik tetapi<br />

tidak berlebihan;<br />

2. Desain harus menekankan pada<br />

sublim<strong>as</strong>i antara fungsi teknik dan<br />

fungsi sosial bangunan dibandingkan<br />

kemewahan material;<br />

3. Biaya invest<strong>as</strong>i dan pemeliharaan<br />

bangunan harus serendah mungkin<br />

dengan bat<strong>as</strong>an tidak mengganggu<br />

produktifit<strong>as</strong> kerja;<br />

4. Proses rehabilitsi dilaksakan dalam<br />

waktu sesingkat mungkin;<br />

5. Bangunan gedung negara yang<br />

direhabilit<strong>as</strong>i<br />

tersebut<br />

diharapkan mampu meningkatkan<br />

kualit<strong>as</strong> lingkungan di sekitarnya;<br />

6. Rehabilit<strong>as</strong>i interior dan furniture<br />

yang dilakukan, lebih mengutamakan<br />

pada <strong>as</strong>pek keindahan yang bersifat<br />

abadi selain juga fungsional,<br />

berwibawa dan kuat.<br />

Lingkup Pekerjaan Saat Ini<br />

Dengan adanya priorit<strong>as</strong> pembangunan<br />

dan keterbat<strong>as</strong>an dana, maka pelaksanaan<br />

kegiatan rehabilit<strong>as</strong>i dilaksanakan secara<br />

bertahap, dengan pentahapan sebagai<br />

berikut:<br />

20 Buletin <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong> - 03/Tahun VIII/2010


INFOBARU 1<br />

Foto Kiri : Kompleks Istana Tampaksiring, Bali<br />

Foto Kanan : Proses rehabilit<strong>as</strong>i <strong>as</strong>rama mah<strong>as</strong>iswa<br />

UNHAS, Mak<strong>as</strong>sar<br />

a. Tahun 2002: meliputi: Rehabilit<strong>as</strong>i<br />

Bangunan Eks Museum Lama (eks<br />

Sanggar Lukisan) dan Rehabilit<strong>as</strong>i<br />

Museum Eks Bina Graha;<br />

b. Tahun 2003 : Lanjutan Rehabilit<strong>as</strong>i<br />

Bangunan Eks Museum Istana (Eks<br />

Sanggar Lukisan) dan Lanjutan<br />

Rehabilit<strong>as</strong>i Bangunan Eks Museum<br />

Istana (Eks Sanggar Lukisan) yang<br />

dilakukan oleh ABT TA. 2003;<br />

c. Tahun 2005 - 2007 : Istana Merdeka<br />

oleh Satuan Kerja Penataan dan<br />

Revitalis<strong>as</strong>i Kaw<strong>as</strong>an <strong>Departemen</strong><br />

Pekerjaan Umum;<br />

d. Tahun 2005-2009 meliputi:<br />

1. Istana kepresidenan Republik<br />

Indonesia: Bogor, Jakarta, Cipan<strong>as</strong>,<br />

Buletin <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong> - 03/Tahun VIII/2010 21


INFOBARU 1<br />

Jogjakarta dan Tampaksiring;<br />

2. Kebun Raya Indonesia: Bogor,<br />

Cibod<strong>as</strong>, Purwodadi dan Bedugul;<br />

3. Bangunan Gedung Negara dan<br />

Bangunan Cagar Budaya, meliputi:<br />

Bangunan Tri Panca Tunggal<br />

Cigugur Kuningan, Asrama<br />

Mah<strong>as</strong>iswa Universit<strong>as</strong> H<strong>as</strong>sanuddin<br />

Mak<strong>as</strong>sar, Revitalis<strong>as</strong>i Kompleks<br />

Perkantoran <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong> di Werdha<br />

pura Sanur Bali, dan Kantor<br />

Direktorat PBL <strong>Ditjen</strong> <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong>;<br />

4. Tahun 2010, meliputi: Istana<br />

Kepresidenan Jakarta, Rehabilit<strong>as</strong>i<br />

Gedung Arsip di Jalan Kramat<br />

Raya (Eks Direktorat Tata Bangunan),<br />

Lanjutan Revitalis<strong>as</strong>i Kompleks<br />

Perkantoran <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong> di<br />

Werdhapura Sanur Bali, dan<br />

Lanjutan Kantor Direktorat PBL<br />

<strong>Ditjen</strong> <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong>.<br />

Khususnya rehabilit<strong>as</strong>i pada bangunan<br />

Istana dan bangunan cagar budaya,<br />

pelaksanaan rehabilit<strong>as</strong>i dilakukan at<strong>as</strong> d<strong>as</strong>ar<br />

pendekatan perlindungan dan pelestarian<br />

bangunan gedung, dengan menempuh<br />

metode-metode konserv<strong>as</strong>i, dari penentuan<br />

konsep penanganan, perencanaan dan<br />

penyusunan detail engineering design,<br />

penyusunan spesifik<strong>as</strong>i hingga pelaksanaan<br />

pekerjaan, terutama pada detail-detail<br />

arsitektur bangunan <strong>as</strong>li yang direhabilit<strong>as</strong>i<br />

yang memerlukan ketelitian dan kecermatan,<br />

Saat ini tengah dilakukan proses serah<br />

terima dan alih satus barang milik negara<br />

dari pengembangan infr<strong>as</strong>truktur yang<br />

dibangun sejak tahun 2002 kepada instansi<br />

m<strong>as</strong>ing-m<strong>as</strong>ing sesuai tug<strong>as</strong> dan fungsinya<br />

berd<strong>as</strong>arkan peraturan perundang-undangan,<br />

yang saat ini tengah dilakukan proses alih<br />

satusnya kepada Sekretariat Negara.<br />

mengingat usia bangunan yang sudah tua dan<br />

dikategorikan sebagai bangunan bersejarah<br />

agar tercipta keselar<strong>as</strong>an, keser<strong>as</strong>ian<br />

dan keseimbangan dengan lingkungan<br />

sekitar. Sedangkan pada <strong>as</strong>pek mekanikal<br />

elektrikal, perencanaan dan pelaksanaan<br />

diutamakan pada sistem utilit<strong>as</strong> bangunan<br />

yang menjamin pemenuhan persyaratan<br />

keandalan bangunan gedung, antara lain<br />

sistem pencegahan dan penanggulangan<br />

kebakaran untuk menjamin keselamatan<br />

penggunanya.<br />

Rencana Tahun 2010<br />

Sesuai dengan Inpres di at<strong>as</strong> butir<br />

Keempat, kepada saat ini tengah dilakukan<br />

proses serah terima dan alih satus barang milik<br />

negara dari pengembangan infr<strong>as</strong>truktur<br />

yang dibangun sejak tahun 2002 kepada<br />

instansi m<strong>as</strong>ing-m<strong>as</strong>ing sesuai tug<strong>as</strong> dan<br />

fungsinya berd<strong>as</strong>arkan peraturan perundangundangan,<br />

yang saat ini tengah dilakukan<br />

Proses rehabilit<strong>as</strong>i Istana Bogor<br />

proses alih satusnya kepada Sekretariat<br />

Negara.<br />

Meski Inpres tersebut hanya berlaku<br />

dalam kurun waktu 2005-2009, sesuai<br />

dengan urgensi dan kebutuhan dari Istana<br />

Kepresidenan yang m<strong>as</strong>ih memerlukan<br />

penanganan, antara lain dalam menunjang<br />

kegiatan-kegiatan resmi kenegaraan seperti<br />

misalnya kunjungan Presiden Amerika<br />

Serikat Barrack Obama, maka pada tahun<br />

2010 dilakukan lanjutan kegiatan rehabilit<strong>as</strong>i<br />

pada Istana Kepresidenan Jakarta, dengan<br />

melakukan rehabilit<strong>as</strong>i dan penambahan<br />

dan penambahan f<strong>as</strong>ilit<strong>as</strong> seperti ruang<br />

dokument<strong>as</strong>i, area olahraga, mekanikal/<br />

elektrikal. Dengan demikian, keandalan<br />

bangunan gedung tersebut dalam<br />

menunjang tug<strong>as</strong>-tug<strong>as</strong> kenegaraan dapat<br />

terlaksanakan dengan baik.<br />

*)Staf Subdit Pengelolaan Gedung Negara, Dit.<br />

Penataan Bangunan dan Lingkungan<br />

22 Buletin <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong> - 03/Tahun VIII/2010


INFOBARU 2<br />

Info Baru 2<br />

www.row2travel.files.wordpress.com<br />

Patung Kristus Penebus (bah<strong>as</strong>a Portugis: Cristo Redentor) menjadi ikon Kota Rio de Janeiro dan memiliki tinggi 38 meter dan terletak di puncak Taman<br />

N<strong>as</strong>ional Hutan Tijuca,Gunung Corcovado.<br />

World Urban Forum (WUF) Ke-5 Brazil:<br />

Indonesia Promosikan Program Permukiman<br />

Dwityo A. Soeranto*)<br />

World Urban Forum (WUF)<br />

diselenggarakan PBB untuk menghadapi<br />

tantangan dan perm<strong>as</strong>alahan yang terjadi<br />

di berbagai belahan dunia. Dampak<br />

ur banis<strong>as</strong>i, perkotaan, sektor ekonomi,<br />

perubahan iklim, dan kebijakan publik adalah<br />

beberapa hal yang dibah<strong>as</strong> dalam forum ini.<br />

WUF pertama kali diadakan di Nairobi, Kenya<br />

pada 2002 dan diadakan tiap dua tahun<br />

sekali.<br />

Setelah Barcelona (2004), Vancouver<br />

(2006) dan Nanjing pada tahun (2008), WUF<br />

kelima kali ini diadakan di Rio De Janeiro Brazil<br />

22 – 26 Maret 2010. Forum yang dibuka oleh<br />

Presiden Br<strong>as</strong>il Lula da Silva tersebut dihadiri<br />

oleh kurang lebih 21.000 peserta. Tema untuk<br />

Rio 2010 ini, seperti yang telah disampaikan<br />

pada Sidang ke-22 Governing Council UN-<br />

Habitat, ditekankan pada membangun<br />

konsep kota-kota harmonis yang melingkupi<br />

hak terhadap kota tersebut dan hak untuk<br />

mendapatkan hunian yang layak seperti yang<br />

diamanatkan dalam Agenda Habitat. Tema<br />

yang diangkat adalah “The Right to the City:<br />

Bridging the Urban Divide”.<br />

WUF merupakan salah satu pertemuan<br />

skala intern<strong>as</strong>ional yang paling terbuka. Para<br />

pemangku kepentingan yang terdiri dari<br />

pemimpin pemerintahan, menteri, walikota,<br />

diplomat, anggota n<strong>as</strong>ional, regional, dan<br />

<strong>as</strong>osi<strong>as</strong>i international dari pemerintah<br />

lokal, non-pemerintah (LSM) dan organis<strong>as</strong>i<br />

komunit<strong>as</strong>, terlibat dalam dialog terbuka<br />

dan saling bertukar ide. Forum ini juga<br />

mengundang para profesional, akademisi,<br />

organis<strong>as</strong>i perempuan akar-rumput, gener<strong>as</strong>i<br />

muda, kelompok penduduk yang tinggal<br />

di permukiman kumuh, sektor sw<strong>as</strong>ta dan<br />

media sebagai mitra kerja.<br />

Secara tradisi, UN-Habitat memanfaatkan<br />

forum ini untuk meresmikan laporan dua<br />

tahunan (The State of the World’s Cities).<br />

Laporan tersebut memberikan gambaran<br />

atau kondisi kota-kota di dunia term<strong>as</strong>uk<br />

tema yang dibah<strong>as</strong> dalam forum. Tema<br />

tersebut antara lain mengenai kesenjangan<br />

kemiskinan di kota, mendorong akses<br />

terhadap permukiman, air serta sanit<strong>as</strong>i dan<br />

kota tanpa daerah kumuh. Laporan ini juga<br />

akan mem<strong>as</strong>ukkan tambahan dari gener<strong>as</strong>i<br />

muda yang akan melihat kepada tantangan<br />

perkotaan yang dihadapi oleh gener<strong>as</strong>i muda,<br />

salah satu kelompok demografi terbesar di<br />

negara-negara berkembang.<br />

Buletin <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong> - 03/Tahun VIII/2010 23<br />

Buletin <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong> - 03/Tahun VIII/2010 23


Marcos Caramuru de Paiva, Konsulat<br />

Jenderal Brazil di Shanghai mengatakan,<br />

saat ini, Brazil dan seluruh dunia, perlu<br />

memikirkan ulang dan bernegosi<strong>as</strong>i ulang<br />

mengenai fond<strong>as</strong>i d<strong>as</strong>ar tipe kota yang ingin<br />

ditinggali oleh semua manusia. “Planet <strong>as</strong>al<br />

kita hanya satu - kita mengubah alam tapi<br />

mengkonsumsi produk global yang sama,<br />

kita berjalan dengan cara yang sama, kita<br />

menggunakan sumber daya alam yang<br />

sama dan kita kembangkan bersama-sama”,<br />

katanya.<br />

Perm<strong>as</strong>alahan Abad 21<br />

Seperti apakah kondisi perkotaan abad<br />

ke-21 Kombin<strong>as</strong>i dari dampak globalis<strong>as</strong>i<br />

dan peningk atan urbanis<strong>as</strong>i adalah<br />

perubahan yang tidak bisa dikembalikan lagi,<br />

terutama dalam hal kita menggunakan lahan,<br />

air, energi, dan sumber daya alam lainnya.<br />

Dengan perencanaan dan pengelolaan yang<br />

tidak sesuai, perubahan-perubahan tersebut<br />

dapat berdampak buruk bagi lingkungan.<br />

Dengan hanya 50 persen dari popul<strong>as</strong>i<br />

dunia tinggal di kota, kota-kota sudah<br />

mengkonsumsi lebih dari dua pertiga dari<br />

semua energi. Proporsi yang sama juga ada<br />

pada kontribusi dari semua limbah term<strong>as</strong>uk<br />

emisi g<strong>as</strong> rumah kaca.<br />

Forum WUF bertujuan untuk membah<strong>as</strong><br />

perm<strong>as</strong>alahan dan mendorong pemikiran<br />

kritis tentang solusi yang dapat digunakan<br />

bersama, sehingga angka peningkatan<br />

urbanis<strong>as</strong>i dapat dimanfaatkan bersama<br />

dengan prinsip-prinsip keberlanjutan<br />

(sustainability).<br />

Tujuan lain dari Forum ini sebagai promosi<br />

mengenai hak terhadap kota sebagai upaya<br />

kolektif yang harus dicapai secara bersama<br />

oleh pemerintah, sektor sw<strong>as</strong>ta, m<strong>as</strong>yarakat<br />

sipil dan m<strong>as</strong>yarakat umum, mem<strong>as</strong>tikan<br />

bahwa kita semua bertindak secara<br />

kolektif untuk menjembatani kesenjangan<br />

perkotaan.<br />

Partisip<strong>as</strong>i Indonesia<br />

Dalam forum intern<strong>as</strong>ional ini, Indonesia<br />

berpartisip<strong>as</strong>i membagi pengalaman,<br />

pemikiran serta pengetahuan terutama<br />

mengenai permukiman kumuh. Pemerintah<br />

Republik Indonesia mengirimkan deleg<strong>as</strong>i<br />

yang terdiri dari pejabat Kementerian<br />

P e k e r j a a n U m u m , K e m e n t e r i a n<br />

Perumahan Rakyat, Badan Perencanaan<br />

dan Pembangunan N<strong>as</strong>ional (Bappen<strong>as</strong>),<br />

Kementerian Luar Negeri, Pemda DKI Jakarta<br />

dan URDI (Urban and Regional Development<br />

Institute).<br />

Duta Besar RI untuk Br<strong>as</strong>ilia, Bali Moniaga<br />

memimpin Deleg<strong>as</strong>i RI yang terdiri dari<br />

berbagai instansi tersebut. Agenda deleg<strong>as</strong>i<br />

RI meliputi pameran promosi APMCHUD,<br />

pembah<strong>as</strong>an MoU antara UN Habitat dan RI<br />

dan kunjungan lapangan ke Brazil Housing<br />

Authority dan lok<strong>as</strong>i Slum Upgrading Program<br />

di penanganan kaw<strong>as</strong>an kumuh Favella dan<br />

peninjauan sistem transport<strong>as</strong>i kereta<br />

gantung (sky lift) di Rio De Janeiro.<br />

Dalam kesempatan tersebut Indonesia<br />

berpartisip<strong>as</strong>i pada Ministerial Roundtable,<br />

berbagai dialog, networking event, pelatihan<br />

yang mengangkat berbagai tema terkait<br />

pembangunan tata kota dan tantangan terkini<br />

seperti perubahan iklim dan pembangunan<br />

kota yang berkelanjutan.<br />

Dalam Roundtable Discussion, para<br />

Menteri diharapkan dapat memberikan<br />

rekomend<strong>as</strong>i kepada Sidang Governing<br />

Council UN-Habitat, dan Konferensi Menteri<br />

Perumahan di Regional Afrika (AMCHUD),<br />

Amerika Latin dan Karibia (MINURVI), Asia<br />

P<strong>as</strong>ifik (APMCHUD), dan pertemuan lainnya<br />

yang mengharmonis<strong>as</strong>ikan urbanis<strong>as</strong>i,<br />

khususnya mengenai perm<strong>as</strong>alahan sosial<br />

dan lingkungan. Selain itu juga mem<strong>as</strong>tikan<br />

implement<strong>as</strong>i pencapaian Millenium<br />

Development Goals (MDG’s) di skala n<strong>as</strong>ional<br />

dan lokal.<br />

Beberapa isu yang dibah<strong>as</strong> dalam<br />

Pertemuan Pleno yang dipimpin oleh Co-<br />

24 Buletin <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong> - 03/Tahun VIII/2010


INFOBARU 2<br />

Chairs Menteri Perkotaan Brazil Mario Fortes<br />

dan Menteri Perumahan dan Perkotaan<br />

AS Shaun Donovan ini antara lain, hak<br />

terhadap penghidupan di kota seharusnya<br />

dapat memberikan akses bagi kaum miskin.<br />

Pemerintah daerah diharuskan mencegah<br />

pembangunan kota yang lebih memihak<br />

kepada peningkatan <strong>as</strong>et yang dimiliki oleh<br />

pemilik modal.<br />

Kemudian pembangunan wilayah<br />

perkotaan harus mempertimbangkan<br />

<strong>as</strong>pek lingkungan, kep<strong>as</strong>tian tinggal bagi<br />

m<strong>as</strong>yarakat miskin dan ancaman perubahan<br />

iklim. Seluruh pembangunan infr<strong>as</strong>truktur<br />

perkotaan ditujukan untuk memberikan<br />

kebutuhan d<strong>as</strong>ar bagi m<strong>as</strong>yarakat perkotaan<br />

dan pada saat yang sama juga harus<br />

diarahkan untuk mengurangi emisi dan polusi<br />

di wilayah perkotaan. Secara khusus, deleg<strong>as</strong>i<br />

Palestina menyampaikan kerumitan yang<br />

dihadapi akibat aneks<strong>as</strong>i ilegal pemerintah<br />

Israel terhadap lahan dan properti penduduk<br />

Palestina.<br />

Dalam rapat pleno tersebut Ketua Deleg<strong>as</strong>i<br />

RI juga menyampaikan undangan kepada<br />

negara-negara Asia P<strong>as</strong>ifik untuk menghadiri<br />

Asia Pacific Ministers Conference on Housing<br />

and Urban Development (APMCHUD) ke-3 di<br />

Solo pada tanggal 22-24 Juni 2010.<br />

”Indonesia akan menjadi tuan rumah<br />

dalam pertemuan para Menteri Bidang<br />

Pembangunan Perkotaan se-Asia P<strong>as</strong>ifik<br />

(APMCHUD) yang beranggotakan 68 negara<br />

tersebut, untuk membicarakan m<strong>as</strong>alah<br />

perkotaan dan perumahan. Dalam pertemuan<br />

itu Indonesia akan memperlihatkan best<br />

practise dalam bidang perumahan dan<br />

pembangunan perkotaan yang telah<br />

dilakukan,” kata Dirjen <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong> Budi<br />

Yuwono.<br />

Di sela-sela WUF, deleg<strong>as</strong>i RI juga<br />

berpartisip<strong>as</strong>i dalam Pertemuan South-<br />

South Cooperation. Isu yang dibah<strong>as</strong><br />

diantaranya terkait dengan perbedaan<br />

(gap) pendapatan dan ketidakadilan di<br />

kota, kemiskinan perkotaan, demokr<strong>as</strong>i<br />

partisipatif dan pengembangan perkotaan<br />

yang berkelanjutan seperti akses untuk<br />

hunian yang adil, sanit<strong>as</strong>i dan air bersih,<br />

serta pelayanan infr<strong>as</strong>truktur lainnya yang<br />

akan didiskusikan. Tujuan dari pertemuan<br />

ini adalah untuk berbagi pengetahuan dan<br />

pengalaman dalam usaha mendukung m<strong>as</strong>a<br />

depan perkotaan yang lebih keberlanjutan di<br />

kota-kota wilayah Selatan.<br />

Sesi Khusus ini mendukung Kerj<strong>as</strong>ama<br />

Selatan-Selatan dan dengan Pihak Ketiga<br />

diantara negara-negara di kaw<strong>as</strong>an<br />

Selatan untuk mencapai urbanis<strong>as</strong>i yang<br />

berkelanjutan dan penyediaan hunian untuk<br />

semua. Sesi ini juga akan fokus pada trend<br />

baru dalam pengembangan perkotaan dan<br />

Kerj<strong>as</strong>ama Selatan-Selatan<br />

Nico Barito sebagai ketua tim n<strong>as</strong>ional<br />

untuk program Environmental Defence<br />

turut berpartisip<strong>as</strong>i sebagai pembicara.<br />

Konsep ini merupakan kontribusi TNI terkait<br />

pendayagunaan militer untuk menangani<br />

bencana sekaligus menjaga kedaulatan<br />

teritorial dan lingkungan hidup. Deleg<strong>as</strong>i<br />

RI juga menghadiri diskusi tentang “rental<br />

housing” di mana ditekankan perlunya<br />

kebijakan khusus tentang rumah sewa untuk<br />

menciptakan keseimbangan kepentingan<br />

antara pemilik dan penyewa rumah.<br />

Dalam sambutan penutupannya,<br />

Direktur Eksekutif UN Habitat Anna Tibaijuka<br />

menyampaikan bahwa jumlah penduduk di<br />

kaw<strong>as</strong>an kumuh telah meningkat dari 780<br />

menjadi 820 juta dalam 10 tahun terakhir.<br />

Dalam kaitan ini, UN Habitat mencanangkan<br />

World Urban Campaign, yang merupakan<br />

kerj<strong>as</strong>ama UN Habitat dengan sektor publik<br />

dan sw<strong>as</strong>ta, serta m<strong>as</strong>yarakat sipil untuk<br />

mengangkat isu urbanis<strong>as</strong>i berkelanjutan<br />

menjadi agenda pemerintahan di seluruh<br />

dunia.<br />

Selain itu, UN Habitat telah<br />

menandatangani kerj<strong>as</strong>ama dengan<br />

perusahaan Coca Cola untuk menyediakan<br />

1 juta USD bagi pengembangan air minum<br />

di kaw<strong>as</strong>an Asia, Afrika dan Amerika Latin.<br />

UN Habitat mencanangkan World Urban Campaign,<br />

yang merupakan kerj<strong>as</strong>ama UN Habitat dengan<br />

sektor publik dan sw<strong>as</strong>ta, serta m<strong>as</strong>yarakat sipil<br />

untuk mengangkat isu urbanis<strong>as</strong>i berkelanjutan<br />

menjadi agenda pemerintahan di seluruh dunia.<br />

Foto Kiri at<strong>as</strong> : Su<strong>as</strong>ana Kongres World Urban Forum (WUF) Ke-5 pada tanggal 22-26 Maret 2010<br />

di Rio de Janeiro, Brazil<br />

Foto Kanan bawah : Dirjen <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong> Budi Yuwono (kanan) dan Staf Khusus Menteri Perumahan<br />

Rakyat (kiri) saat mengunjungi stand Pemerintah RI di ajang WUF<br />

Buletin <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong> - 03/Tahun VIII/2010 25


INFOBARU 2<br />

Kerj<strong>as</strong>ama ini dimaksudkan untuk membantu<br />

kelestarian sumber daya air dan efisiensi<br />

penggunaan air serta membantu proses daur<br />

ulang air kotor menjadi air bersih. Bantuan<br />

Coca Cola ini diharapkan dapat dilaksanakan<br />

dalam dua tahun mendatang.<br />

Agenda WUF 5<br />

A. Kampanye Perkotaan Dunia (World<br />

Urban Campaign)<br />

Penjabaran tema ‘Bridging the Urban Devide’<br />

membutuhkan lebih dari sekedar forum.<br />

Dimulai pada WUF 5, World Urban Campaign<br />

(WUC) menyediakan mekanisme untuk<br />

para mitra dan institusi untuk membangun<br />

kesepahaman pengetahuan, praktek dan<br />

pengalaman yang dih<strong>as</strong>ilkan dalam WUF<br />

untuk meningkatkan kebijakan perkotaan<br />

dalam skala global, n<strong>as</strong>ional, dan lokal. Dengan<br />

semangat yang sama, WUC membawa para<br />

mitra untuk bekerj<strong>as</strong>ama mengerjakan suatu<br />

tujuan dan s<strong>as</strong>aran yang disetujui secara<br />

umum dengan menggunakan metode dan<br />

peralatan untuk mendukung urbanis<strong>as</strong>i<br />

berkelanjutan.<br />

B. Sesi Dialog<br />

Sesi dialog yang merupakan kegiatan<br />

utama di Forum ini yang terbagi menjadi 6<br />

sesi. Beberapa diantaranya Taking Forward<br />

the Right to the City (Mengedepankan<br />

Hak at<strong>as</strong> Kota), Bridging the Urban Devide<br />

(Menjembatani Perbedaan dalam Perkotaan)<br />

dan Equal Access to Shelter (Akses Hunian<br />

yang Berkeadilan).<br />

C. Roundtables Discussion<br />

Sebanyak 12 Roundtables Discussion<br />

diselenggarakan untuk para menteri,<br />

walikota, anggota parlemen, mitra<br />

akademisi, kelompok bisnis, peneliti<br />

perkotaan, profesional Habitat, kelompok<br />

wanita dan gener<strong>as</strong>i muda, organis<strong>as</strong>i sipil,<br />

LSM, m<strong>as</strong>yarakat <strong>as</strong>li, dan Global Land Tool<br />

Network. Mayorit<strong>as</strong> diskusi terbuka untuk<br />

umum, namun terbat<strong>as</strong> di beberapa diskusi<br />

seperti di sesi para menteri yang tertutup.<br />

D. Special Sessions (Sesi Khusus)<br />

Beberapa sesi khusus mengenai beberapa<br />

topik terkait tema Forum diselenggarakan<br />

oleh UN-Habitat dan mitra kerjanya. Salah<br />

satu contoh yang baik adalah UN-Habitat<br />

Cities Lecture.<br />

E. Caucus Meetings (Pertemuan Kaukus)<br />

Caucus Meetings merupakan suatu<br />

pertemuan informal yang diadakan setiap<br />

pagi sebelum acara utama dimulai dan fokus<br />

kepada topik pembah<strong>as</strong>an hari itu.<br />

F. Side Events (Kegiatan Pendukung)<br />

Topik dari kegiatan pendukung berkaitan<br />

dengan tema WUF dan dijadualkan pada saat<br />

jam makan siang, dilaksanakan tidak lebih<br />

dari 90 menit.<br />

G. Private Sector Events (Kegiatan Sektor<br />

Sw<strong>as</strong>ta)<br />

Kondisi keuangan global saat ini sedang turun<br />

dan meningkatkan ancaman bagi lingkungan<br />

di kota, maka sektor sw<strong>as</strong>ta sebagai kunci<br />

penggerak inov<strong>as</strong>i, yang menampilkan<br />

praktek terbaik dan perdebatan solusi baru<br />

untuk perumahan, infr<strong>as</strong>truktur, energi,<br />

transport, dan kebutuhan teknologi inform<strong>as</strong>i<br />

dan komunik<strong>as</strong>i di kota-kota.<br />

H. The Business Caucus (Kaukus Bisnis)<br />

Kegiatan ini memf<strong>as</strong>ilit<strong>as</strong>i debat terbuka dan<br />

present<strong>as</strong>i dari Praktek Luar Bi<strong>as</strong>a dari sektor<br />

sw<strong>as</strong>ta terkait tema : Greening Cities, Bridging<br />

the Urban Devide.<br />

I. World Urban Youth Assembly (Sidang<br />

Pemuda Perkotaan tingkat Dunia)<br />

The World Urban Youth Assembly<br />

diselenggarakan pada tanggal 19-20 Maret<br />

2010, sesaat sebelum acara utama. Sidang ini<br />

memberikan kesempatan bagi gener<strong>as</strong>i muda<br />

untuk berkontribusi, berdiskusi dan berdebat<br />

tentang isu yang penting bagi mereka.<br />

J. Gender Equality Action Assembly (Sidang<br />

Aksi Kesetaraan Gender)<br />

UN-Habitat menjadi tuan rumah World Urban<br />

Women’s Assembly pada tanggal 19-20 Maret<br />

2010, membawa para mitra kerja untuk<br />

berdiskusi kemajuan dan tantangan dalam<br />

mengimplement<strong>as</strong>ikan Gender Equality<br />

Action Plan.<br />

K. Training at The Forum (Pelatihan)<br />

Badan PBB dan institusi lainnya<br />

menyelenggarakan serangkaian training dan<br />

seminar. Setiap training dijadualkan setiap<br />

pagi dengan maksimum peserta 40 orang.<br />

Penerimaan proposal sudah dibuka melalui<br />

website www.unhabitat.org/wuf.<br />

*) K<strong>as</strong>ubdit Data dan Inform<strong>as</strong>i, Dit. Bina<br />

Program, <strong>Ditjen</strong> <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong><br />

Slum Upgrading Program kaw<strong>as</strong>an pemukiman kumuh Favella di Rio De Janeiro<br />

26 Buletin <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong> - 03/Tahun VIII/2010


GEMARPIJM<br />

Gema RPIJM<br />

Sinkronis<strong>as</strong>i Program dalam<br />

RPIJM Kabupaten/Kota<br />

Bidang <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong><br />

P<br />

Sunarjo*)<br />

Pembangunan n<strong>as</strong>ional harus<br />

dilaksanakan secara merata di seluruh<br />

wilayah Indonesia, bersama seluruh tingkat<br />

pemerintahan dari pusat sampai dengan<br />

pemerintah daerah dengan cara yang lebih<br />

terpadu, efisien, efektif serta memberikan<br />

manfaat yang sebesar-besarnya bagi<br />

seluruh m<strong>as</strong>yarakat. Salah satu perwujudan<br />

pembangunan n<strong>as</strong>ional tersebut adalah<br />

pelaksanaan pembangunan infr<strong>as</strong>truktur<br />

yang disiapkan secara lebih cerd<strong>as</strong>,<br />

terencana dan terpadu sesuai dengan kaidah<br />

pembangunan berkelanjutan.<br />

Buletin <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong> - 03/Tahun VIII/2010 27


no<br />

ProVinsi<br />

Status Penyiapan RPIJM Kab/Kota di Tiap Provinsi (per Maret 2010)<br />

JUMLAH<br />

TOTAL<br />

KAB/KOTA<br />

Tahun 2008<br />

sTaTUs PenYUsUnan doKUmen rPiJm<br />

Tahun 2009<br />

Rencana<br />

Aktual<br />

Rencana<br />

Aktual<br />

Jumlah % Jumlah % Jumlah %<br />

GEMARPIJM<br />

Jumlah<br />

Dokumen<br />

M<strong>as</strong>uk s/d<br />

Persent<strong>as</strong>e<br />

Dok RPIJM<br />

yang m<strong>as</strong>uk<br />

saat ini (%)<br />

1 Prov. nanggroe aceh darussalam 23 14 60% 18 78% 5 40% 1 20% 19 83%<br />

2 Prov. sumatera Utara 33 20 60% 20 61% 13 40% 0 0% 20 61%<br />

3 Prov. sumatera barat 19 11 60% 19 100% - 100% 0 100% 19 100%<br />

4 Prov. riau 12 7 60% 8 67% 4 40% 0 0% 8 67%<br />

5 Prov. Jambi 11 7 60% 5 45% 6 40% 6 100% 11 100%<br />

6 Prov. sumatera selatan 15 9 60% 13 87% 2 40% 0 0% 13 87%<br />

7 Prov. bengkulu 11 7 60% 10 91% 1 100% 0 100% 10 91%<br />

8 Prov. lampung 14 8 60% 6 43% 8 40% 0 0% 6 43%<br />

9 Prov. Kep. bangka belitung 7 4 60% 6 86% 1 40% 1 100% 7 100%<br />

10 Prov. Kepulauan riau 7 4 60% 4 57% 3 40% 3 100% 7 100%<br />

11 Prov. d K i Jakarta 1 1 60% 0 0% 1 40% 0 0% 0 0%<br />

12 Prov. Jawa barat 26 16 60% 26 100% - 100% 0 100% 26 100%<br />

13 Prov. Jawa Tengah 35 21 60% 34 97% 1 40% 1 100% 35 100%<br />

14 Prov. d i Yogyakarta 5 3 60% 5 100% - 100% 0 100% 5 100%<br />

15 Prov. Jawa Timur 38 23 60% 34 89% 4 40% 4 100% 38 100%<br />

16 Prov. banten 8 5 60% 6 75% 2 40% 0 0% 6 75%<br />

17 Prov. bali 9 5 60% 9 100% - 100% 0 100% 9 100%<br />

18 Prov. nusa Tenggara barat 10 6 60% 10 100% - 100% 0 100% 10 100%<br />

19 Prov. nusa Tenggara Timur 21 13 60% 12 57% 9 40% 8 89% 20 95%<br />

20 Prov. Kalimantan barat 14 8 60% 14 100% - 100% 0 100% 14 100%<br />

21 Prov. Kalimantan Tengah 14 8 60% 9 64% 5 40% 1 20% 10 71%<br />

22 Prov. Kalimantan selatan 13 8 60% 11 85% 2 40% 0 0% 11 85%<br />

23 Prov. Kalimantan Timur 16 10 60% 13 81% 3 40% 0 0% 13 81%<br />

24 Prov. sulawesi Utara 15 9 60% 12 80% 3 40% 3 100% 15 100%<br />

25 Prov. sulawesi Tengah 11 7 60% 7 64% 4 40% 1 25% 8 73%<br />

26 Prov. sulawesi selatan 24 14 60% 21 88% 3 40% 0 0% 21 88%<br />

27 Prov. sulawesi Tenggara 12 7 60% 9 75% 3 40% 1 33% 10 83%<br />

28 Prov. gorontalo 6 4 60% 6 100% - 100% 0 100% 6 100%<br />

29 Prov. sulawesi barat 5 3 60% 5 100% - 100% 0 100% 5 100%<br />

30 Prov. maluku 11 7 60% 11 100% - 100% 0 100% 11 100%<br />

31 Prov. maluku Utara 9 5 60% 5 56% 4 40% 3 75% 8 89%<br />

32 Prov. Papua barat 11 7 60% 8 73% 3 40% 0 0% 8 73%<br />

33 Prov. Papua 30 18 60% 14 47% 16 40% 4 25% 18 60%<br />

Jumlah 496 298 60% 390 79% 106 40% 37 7% 427 86%<br />

Untuk mewujudkan hal tersebut perlu<br />

disiapkan perencanaan program infr<strong>as</strong>truktur<br />

yang dapat mendukung kebutuhan ekonomi,<br />

sosial dan lingkungan secara terpadu.<br />

Kementeraian Pekerjaan Umum melalui<br />

<strong>Ditjen</strong> <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong> mengambil inisiatif untuk<br />

mendukung provinsi, kabupaten/kota agar<br />

bisa menyiapkan perencanaan program yang<br />

dimaksud khususnya bidang PU/<strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong><br />

sebagai cikal bakal terwujudnya perencanaan<br />

program infr<strong>as</strong>truktur yang lebih lu<strong>as</strong>.<br />

Dengan adanya Rencana Program<br />

Invest<strong>as</strong>i Jangka Menengah (RPIJM) Bidang<br />

PU/<strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong> diharapkan kabupaten/kota<br />

dapat menggerakkan semua sumber daya<br />

yang ada untuk memenuhi kebutuhannya<br />

dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi<br />

dan penanggulangan kemiskinan serta<br />

mewujudkan lingkungan yang layak huni<br />

(livable).<br />

Rencana Program Invest<strong>as</strong>i Jangka<br />

Menengah (RPIJM) Kabupaten/Kota Bidang<br />

<strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong> merupakan dokumen teknis<br />

perencanaan dan penganggaran daerah di<br />

bidang cipta karya yang memuat skenario<br />

pengembangan perkotaan, rencana<br />

infr<strong>as</strong>truktur bidang cipta karya, analisis<br />

kemampuan keuangan daerah, kelembagaan<br />

dan memorandum program.<br />

Pelaksanaan pendampingan penyusunan<br />

RPIJM Kabupaten/Kota Bidang <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong><br />

telah dilaksanakan pada tiga tahun terakhir<br />

ini kepada 33 provinsi di seluruh Indonesia.<br />

Sampai pada awal tahun 2010 progres<br />

penyusunan RPIJM Kab/Kota Bidang <strong>Cipta</strong><br />

<strong>Karya</strong> ini telah mencapai 427 kabupaten/kota<br />

atau ± 86% dari total jumlah kabupaten/kota<br />

di seluruh Indonesia.<br />

Namun kita ketahui bersama produk<br />

RPIJM daerah (kabupaten atau kota) yang<br />

telah disampaikan ke <strong>Ditjen</strong> <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong><br />

mempunyai kualit<strong>as</strong> yang beraneka ragam,<br />

bahkan banyak ditemui kekurang sesuaian<br />

antara usulan program daerah yang ada<br />

di RPIJM dengan yang diusulkan di RKAKL.<br />

Sehingga banyak yang diberi tanda bintang<br />

pada POK/DIPA-nya. Hal ini sebagai<br />

konsekuensi dalam pelaksanaan RPIJM<br />

Bidang <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong> Kabupaten/Kota.<br />

Sehubungan dengan hal tersebut diat<strong>as</strong>,<br />

dipandang perlu untuk dilakukan sinkronis<strong>as</strong>i<br />

program dan dilakukan pula review/justifik<strong>as</strong>i<br />

secara terus-menerus terhadap seluruh<br />

dokumen yang telah m<strong>as</strong>uk dalam rangka<br />

pelaksanaan RPIJM Kabupaten/Kota Bidang<br />

<strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong>.<br />

*)Staf Subdit Kebijakan dan Strategi, Dit. Bina<br />

Program, <strong>Ditjen</strong> <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong><br />

28 Buletin <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong> - 03/Tahun VIII/2010


RESENSI<br />

Resensi<br />

Membangun Desa<br />

Merajut<br />

Simpul Wilayah<br />

Pada bulan Agustus 2008 telah diluncurkan program<br />

Pengembangan Infr<strong>as</strong>truktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW) yang<br />

merupakan bagian dari Program N<strong>as</strong>ional Pemberdayaan M<strong>as</strong>yarakat<br />

Mandiri (PNPM Mandiri). Program ini selanjutnya dikenal dengan<br />

PNPM-PISEW.<br />

Tujuan dari PNPM-PISEW adalah mempercepat pembangunan<br />

ekonomi m<strong>as</strong>yarakat pedesaan yang berb<strong>as</strong>is sumberdaya lokal,<br />

mengurangi kesenjangan antar wilayah, penanggulangan kemiskinan,<br />

perkuatan institusi di tingkat daerah, di tingkat kabupaten, kecamatan<br />

dan desa.<br />

Buku ini disusun sebagai wahana inform<strong>as</strong>i pelaksanaan<br />

program bagi m<strong>as</strong>yarakat lu<strong>as</strong>. Hal ini dimaksudkan agar h<strong>as</strong>ilh<strong>as</strong>il<br />

pembangunan dapat secara langsung diketahui oleh banyak<br />

kalangan dan bahwa program-program tersebut telah menunjang<br />

perkembangan sosial ekonomi m<strong>as</strong>yarakat khususnya di perdesaan.<br />

Untuk itu langkah-langkah dan upaya yang telah dilaksanakan<br />

PNPM-PISEW sejak tahun 2008 hingga saat ini perlu diketahui dan<br />

dipahami oleh m<strong>as</strong>yarakat lu<strong>as</strong> untuk menunjukkan keseriusan<br />

pemerintah dalam penyediaan infr<strong>as</strong>truktur Sosial Ekonomi Wilayah.<br />

Buku setebal 119 halaman ini merupakan gambaran pelaksanaan<br />

PNPM-PISEW di 9 provinsi, 32 kabupaten (sekarang 34 kabupaten), 237<br />

kecamatan yang memerlukan perhatian untuk peningkatan kinerja di<br />

waktu mendatang.<br />

Buku ini berisi 5 bab. Bab pertama membangun harapan yang<br />

berisi latar belakang, tujuan dan s<strong>as</strong>aran, serta esensi dan komponen.<br />

Bab II tentang arah PNPM-PISEW. Bab ini berisi deskripsi konsepsi<br />

pengembangan ekonomi lokal melalui pengembangan Kaw<strong>as</strong>an<br />

Strategi Kabupaten dan Kecamatan (KSK) Pembentukan, Kelompok<br />

Pemanfaat dan Pemelihara (KPP) infr<strong>as</strong>truktur dan Disain Mikro Kredit<br />

Perdesaan.<br />

Bab III tentang Pengembangan Perdesaan. Dalam bab ini berisi<br />

bagaimana menata fond<strong>as</strong>i kemandirian ekonomi yang berkelanjutan,<br />

kemitraan dalam pengembangan perdesaan, lembaga kem<strong>as</strong>yarakatan<br />

desa pelaksana pembangunan desa dan sebagainya.<br />

Bab IV tentang geliat membangun negeri. Dalam bab ini berisi data<br />

jumlah kecamatan, desa dan juga item perkerjaan baik di Wilayah I<br />

yang meliputi (Sumut, Jambi, Bengkulu dan Bangka Belitung), Wilayah<br />

II (Kalbar dan Kalsel) dan Wilayah III yang meliputi (Sulbar, Sulsel dan<br />

NTB). Dan bab terakhir berisi tentang tantangan dan harapan.<br />

Beberapa tantangan PNPM-PISEW ke depan diantaranya adalah<br />

perlu peningkatan peran para aparat dalam melaksanakan program<br />

sesuai dengan jadual yang telah ditentukan, perlunya dorongan untuk<br />

sinkronis<strong>as</strong>i program pembangunan pembangunan di daerah dengan<br />

Program PISEW serta perlunya sosialis<strong>as</strong>i yang lebih efektif.<br />

Harapan ke depan untuk program PISEW adalah model yang<br />

diterapkan dalam pelaksanaan PNPM-PISEW seharusnya sudah<br />

mengakar di Pemerintah Daerah dan m<strong>as</strong>yarakat. Demikian juga<br />

halnya dengan infr<strong>as</strong>truktur sosial dan ekonomi yang sudah dibangun,<br />

seharusnya terus dimanfaatkan dan dipelihara secara baik oleh<br />

m<strong>as</strong>yarakat melalui KPP, baik di tingkat kecamatan maupun di KSK.<br />

Buku ini disusun agar menjadi perhatian kita dalam rangka<br />

pencapaian pengembangan infr<strong>as</strong>truktur sosial dan ekonomi wilayah<br />

yang diselenggarakan oleh Direktorat Pengembangan Permukiman.<br />

Buku ini penting dibaca oleh Direktorat Pengembangan Permukiman<br />

pada khususnya dan <strong>Ditjen</strong> <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong> pada umumnya.<br />

Buletin <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong> - 03/Tahun VIII/2010 29


SEPUTARKITA<br />

Seputar Kita<br />

Kuliah Akbar Pengembangan<br />

Kota Berkelanjutan<br />

Ikatan Arsitektur Indonesia (IAI) bekerj<strong>as</strong>ama dengan Kementerian<br />

Pekerjaan Umum menyelenggarakan kuliah akbar dengan tema<br />

“Sustainable Urban Development” di Jakarta, (3/3). Selaku pembicara<br />

adalah Louise Cox AM , Presiden Union of International Architects (UIA).<br />

UIA merupakan <strong>as</strong>osi<strong>as</strong>i arsitek yang meliputi 124 negara dengan<br />

anggota lebih dari 1,5 juta arsitek bersertifikat.<br />

Dalam paparannya, Lousie Cox mengemukakan, terdapat sembilan<br />

strategi yang akan diusung oleh UIA guna menata perkembangan kota<br />

yang ideal. Beberapa diantaranya adalah perlunya komitmen dengan<br />

stakeholder yang ada dalam pengembangan kota, memperhatikan<br />

m<strong>as</strong>alah lingkungan dan efisiensi energi serta teknologi, menggunakan<br />

pendekatan kearifan lokal , penggunaan material yang sehat dan<br />

sebagainya.<br />

Menteri PU<br />

Ajak Semua Komponen<br />

Peduli M<strong>as</strong>alah Kualit<strong>as</strong> Air<br />

Peringatan Hari Air Dunia tahun (2010) “COMMUNICATING<br />

Water Quality Challenges and Opportunities” tidak terlep<strong>as</strong><br />

dari perm<strong>as</strong>alahan sumber daya air (SDA) yang cenderung<br />

memprihatinkan setiap tahun. Melalui peringatan HAD ini<br />

diharapkan kesadaran sekaligus kepedulian dari semua komponen<br />

terkait akan tercipta. Dengan demikian, ke depan m<strong>as</strong>alah<br />

buruknya kualit<strong>as</strong> air dapat ditangani secara berkesinambungan<br />

dan terpadu.<br />

Demikian arahan Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto,<br />

saat memberikan sambutan pada peringatan HAD ke- 18 yang<br />

dipusatkan di Kelurahan Rawajati, Pancoran, Jakarta Timur, Sabtu<br />

(20/3),.<br />

Ia menambahkan, meningkatnya popul<strong>as</strong>i penduduk<br />

dan industri akan menambah sumber polusi baru yang juga<br />

menurunkan keseimbangan antara ketersediaan dan kebutuhan<br />

air bersih. Padahal, kualit<strong>as</strong> air yang memadai sangat diperlukan<br />

untuk meningkatkan produktivit<strong>as</strong> dan kualit<strong>as</strong> kehidupan.<br />

<strong>Ditjen</strong> <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong><br />

Akan Bangun 270 Rusunawa<br />

Selama satu periode pemerintahan kedepan, <strong>Ditjen</strong> <strong>Cipta</strong><br />

mentargetkan pembangunan 270 Rumah Susun Sederhana Sewa<br />

(Rusunawa) di seluruh Indonesia. Untuk tahun 2010 ini, target<br />

pembangunan sebanyak 60 twin blok (TB) dengan anggaran sebesar<br />

Rp 290 miliar. Pembangunan dilakukan secara multiyears dengan<br />

anggaran setiap twin blok rusunawa sebesar Rp 12 miliar.<br />

Pembangunan rusunawa tahun 2010, saat ini sampai dengan<br />

tahap penetapan lok<strong>as</strong>i. Dirjen <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong> Budi Yuwono mengatakan,<br />

pembangunan rusunawa ditujukan bagi m<strong>as</strong>yarakat berpengh<strong>as</strong>ilan<br />

rendah di perkotaan. Dimana dipriorit<strong>as</strong>kan pada kaw<strong>as</strong>an perkotaan<br />

metropolitan yang jumlah penduduknya lebih besar dari 1,5 juta jiwa,<br />

dengan berpegang pada prinsip “membangun tanpa menggusur”.<br />

“Dalam pembangunan rusunawa ada tiga hal penting. Pertama,<br />

persiapan baik lahan maupun penguninya. Kedua, teknologi yang<br />

digunakan serta desain arsitektur yang tepat. Terakhir, fungsi rusunawa<br />

adalah sebagai revitalis<strong>as</strong>i kaw<strong>as</strong>an yaitu meningkatkan kualit<strong>as</strong><br />

lingkungan permukiman. Jangan sampai pembangunan rusunawa<br />

justru menciptakan lingkungan kumuh baru,” katanya saat membuka<br />

acara Workshop Percepatan Penetapan Lok<strong>as</strong>i Pengembangan<br />

Rusunawa di Jakarta, Sel<strong>as</strong>a (9/3).<br />

30 Buletin <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong> - 03/Tahun VIII/2010


Segenap Pimpinan dan Staf Direktorat Jenderal <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong><br />

Mengucapkan<br />

Selamat<br />

Hari Raya Nyepi<br />

Tahun Baru Saka 1932

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!